PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ABSTRACT
DEVELOPMENT OF STUDY MATERIAL ORIENTED CONTEXTUAL
LEARNING IN BUSINESS VOCATIONAL LESSON
FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL
By
AWALIA RATU

The purpose of this research are to (1) describe condition and potency of
vocational high school to develop business vocational module for twelfth grade of
vocational high school, (2) describe the development of business vocational
module for twelfth grade of vocational high school, (3) analyze the effectivity of
business vocational module for twelfth grade of vocational high school, (4)
analyze the interest of business vocational module for twelfth grade of vocational
high school.
This research is using the design of research and development. The population are
students of vocational high schools of the twelfth grade in South Lampung. The
sample for product test is taken by cluster random sampling technique. Data is
gained by using objective test instrument, then analyzed by using test and
normalized gain comparison.
The conclusions of this research are: (1) business vocational module can be
developed for the material of students in twelfth grade of vocational high school,

(2) product of business vocational module is validated by the experts of material,
language and design; (3) product of business vocational module is effective with
the average score of students achievement whom using business vocational
module is 86.20 > the average score of students achievement who did not using
business vocational module is 70.36, and (4) the interest of business vocational
module is very interesting, with average score of interest is 4.34.
Key words: business vocational module, oriented contextual learning

iii

ABSTRAK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA
PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Oleh
AWALIA RATU
Tujuan penelitian ini untuk (1) mendeskripsikan kondisi dan potensi SMK untuk
dikembangkan bahan ajar berupa modul prakarya dan kewirausahaan pada kelas
XII SMK, (2) mengembangkan modul prakarya dan kewirausahaan yang sesuai

dengan materi kelas XII SMK, (3) menganalisis efektivitas modul prakarya dan
kewirausahaan pada kelas XII SMK, (4) menganalisis daya tarik bahan ajar
berupa modul prakarya dan kewirausahaan pada kelas XII SMK.
Pendekatan penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Populasi adalah siswa
Sekolah Menengah Kejuruan kelas XII di Lampung Selatan. Sampel untuk uji
produk diambil dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan
menggunakan instrumen tes bentuk objektif lalu dianalisis dengan menggunakan
tes dan perbandingan gain ternormalisasi.
Kesimpulan penelitian adalah: (1) modul Prakarya dan Kewirausahaan dapat
dikembangkan untuk materi bagi siswa kelas XII SMK, (2) produk modul
Prakarya dan Kewirausahaan yang dihasilkan divalidasi ahli materi, bahasa dan
desain, (3) produk modul Prakarya dan Kewirausahaan yang dihasilkan efektif
dengan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan modul Prakarya
dan Kewirausahaan yaitu 86,20 > rata-rata prestasi belajar siswa yang tidak
menggunakan modul Prakarya dan Kewirausahaan yaitu 70,36, dan (4) daya tarik
modul prakarya dan kewirausahaan sangat menarik, dengan skor rata-rata daya
tarik adalah 4,34.
Kata kunci: modul prakarya dan kewirausahaan, berorientasi pembelajaran
kontekstual


ii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA
PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh
AWALIA RATU

Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERORIENTASI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA
PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Tesis)

Oleh
AWALIA RATU

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 18 Desember
1963. Anak pertama dari tujuh bersaudara ini merupakan anak
dari pasangan Bapak Choiruddin Rahman, BA. dan Ibu

Roihana. Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah di Sekolah Dasar Negeri
Teladan Kalianda Lampung Selatan yang diselesaikan pada tahun 1975, Sekolah
Menengah Pertama Negeri Kalianda Lampung Selatan diselesaikan pada tahun
1979, Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta diselesaikan pada
tahun 1982, Perguruan Tinggi Akademi Manajemen Indonesia (AKMI)
Yogyakarta pada Program Studi Diploma 3 Jurusan Manajemen Program Studi
Manajemen Perusahaan yang diselesaikan pada tahun 1986, Perguruan Tinggi
Universitas Bandar Lampung (UBL) pada Jurusan Manajemen Program Studi
Manajemen Perusahaan diselesaikan pada tahun 1994. Penulis mengambil Akta
Mengajar di Universitas Terbuka dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun
2012 penulis melanjutkan pendidikan Program Pascasarjana Magister Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Lampung.
Sejak tahun 1989 sampai dengan sekarang menjadi guru Produktif Akuntansi di
SMK Muhammadiyah 1 Kalianda Lampung Selatan. Tahun ( 2012 – 2016 )
menjadi Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kalianda Lampung Selatan.
Menikah pada tanggal 20 Februari 1991 dengan Muhail dan telah dikarunia dua
orang putra dan satu orang putri.

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 18 Desember 1965. Anak pertama
dari tujuh bersaudara ini merupakan anak dari pasangan Bapak Choiruddin

Rahman, BA. dan Ibu Roihana. Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah di
Sekolah Dasar Negeri Teladan Kalianda Lampung Selatan yang diselesaikan pada
tahun 1975, Sekolah Menengah Pertama Negeri Kalianda Lampung Selatan
diselesaikan pada tahun 1979, Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1
Yogyakarta diselesaikan pada tahun 1982, Perguruan Tinggi Akademi Manajemen
Indonesia (AKMI) Yogyakarta pada Program Studi Diploma 3 Jurusan
Manajemen Program Studi Manajemen Perusahaan yang diselesaikan pada tahun
1986, Perguruan Tinggi Universitas Bandar Lampung (UBL) pada Jurusan
Manajemen Program Studi Manajemen Perusahaan diselesaikan pada tahun 1994.
Penulis mengambil Akta Mengajar di Universitas Terbuka dan diselesaikan pada
tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis diterima di Perguruan Tinggi Universitas
Lampung pada Program Studi Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Jurusan
Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan hingga
sekarang.

MOTTO

Janganlah engkau berputus asa dari Rahmat Alloh
Q.S Yusuf 87
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Maka

apabila engkau telah selesai dari satu urusan tetaplah
bekerja keras untuk urusan yang lain
Q.S Asy.syarah 6 ,7

PERSEMBAHAN

Teriring rasa bahagia dan syukur kepada ALLAH SWT kupersembahkan karya
tulis ini sebagai tanda bakti dan cintaku kepada:

1.

Suami dan anak-anakku tersayang yang tak pernah bosan memberiku
semangat, bimbingan, nasehat serta doa yang senantiasa mengiringi
langkahku untuk kebahagiaan dan keberhasilanku.

2.

Keluarga Besarku yang selalu mengharapkan keberhasilanku.

3.


Almamater Universitas Lampung.

4.

Rekan-rekan seprofesi guru yang selalu memotivasi dan mendoakan
keberhasilanku.

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan ridho dan rahmatNya
penulisan tesis ini dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan yang berarti,
penulisan tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan di
Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Pendidikan pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1.

Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitno Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dan inovasi guna
membangun Universitas Lampung.

2.

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Lampung.

3.

Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selaku Ketua Program Pascasarjana Magister
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung dan selaku pembahas proposal tesis peneliti.

5.


Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku Sekretaris Program Pascasarjana Magister
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

6.

Dr. Budi Koestoro, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing
penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

7.

Dr. Eddy Poernomo, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah membimbing
penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

8.

Bapak/Ibu dosen pengampu mata kuliah di Program Pascasarjana Magister
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, yang telah memberikan motivasi demi kelancaran penulisan tesis.


9.

Seluruh dewan guru dan peserta didik kelas XII SMK di Lampung Selatan
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Magister Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
yang telah banyak memberikan masukan dan sumbang saran kepada penulis
serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi kita semua yang membaca demi kemajuan dunia pendidikan
kita, Amin.
Lampung Selatan, Januari 2015
Penulis

Awalia Ratu

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xvii
I.

PENDAHULUAN ................................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................

8

1.3 Batasan Masalah .............................................................................

9

1.4 Rumusan Masalah ...........................................................................

10

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................

10

1.6 Kegunaan Penelitian .......................................................................

11

1.6.1 Kegunaan Teoritis ……………………………………………

11

1.6.2 Kegunaan Praktis ……………………………………………

11

1.7 Spesifikasi Produk ..........................................................................

12

1.8 Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Modul .................

14

1.9 Batasan Istilah .................................................................................

14

II. KAJIAN TEORETIK
2.1 Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran .....................................

16

2.1.1 Teori Belajar dan Pembelajaran .............................................

16

2.1.1.1 Teori Belajar Behavior ………………………………

16

2.1.1.2 Teori Belajar Kontruktivistik ………………………

18

2.1.1.3 Teori Belajar Kognitif ………………………………

20

2.1.1.4 Aplikasi teori Kognitivisme …………………………

23

2.1.2 Pembelajaran Keterampilan ...................................................

24

2.1.3 Prinsip Belajar Mandiri ..........................................................

25

2.1.4 Pengembangan Bahan Ajar dalam Teori Pembelajaran .........

28

2.1.4.1 Hakekat Bahan Ajar ………………………………..

29

2.1.4.2 Jenis Bahan Ajar ……………………………………

31

2.1.4.3 Sistematika Penyusunan Bahan Ajar ………………

33

2.1.4.4 Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar……………

36

Pendekatan Pembelajaran ....................................................

37

2.1.5

2.2 Karakteristik Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ........

37

2.2.1 Pengertian Kewirausahaan ..................................................

38

2.2.2 Tujuan Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ........

41

2.2.3 Ruang Lingkup Kewirausahaan ..........................................

42

2.2.4 Konsep Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan .......... ...

43

2.3 Pengembangan Bahan Ajar ........................................................

45

2.3.1

Model pengembangan ...................................................

45

2.3.2

Karakteristik bahan ajar ....................................................

46

2.3.3

Komponen bahan ajar ...................……............................

49

2.3.4 Dasar pemilihan pengembangan ...........................................

49

2.3.5 Perencanaan desain produk pembelajaran ...........................

52

2.3.5.1 Analisis kebutuhan modul ………………………….

52

2.3.5.2 Langkah-langkah mendesain produk ……………….

52

2.4 Prosedur pengembangan desain bahan ajar dalam bentuk modul… …56
2.4.1 Identifikasi tujuan pembelajaran ..........................................

57

2.4.2 Analisis pembelajaran ............................................................

57

2.4.3 Identifikasi tingkah laku masukan .......................................

59

2.4.4 Merumuskan tujuan pembelajaran ................................. … .

59

2.4.5 Mengembangkan butir tes acuan patokan ...........................

60

2.4.6 Mengembangkan strategi pembelajaran ..............................

61

2.4.7 Mengembangkan materi pembelajaran ................................

62

2.4.8 Melakukan evaluasi formatif ……………………………

63

2.4.9 Revisi ………………………………………………………

64

2.5 Pendekatan pembelajaran kontekstual ..........................................

64

2.5.1 Pengertian pendekatan pembelajaran kontekstual ...............

65

2.5.2 Landasan pendekatan pembelajaran kontekstual ..................

67

2.5.3 Fokus pembelajaran kontekstual ...........................................

68

2.6 Kajian hasil penelitian yang relevan ................................................

69

2.7 Kerangka konseptual ........................................................................

70

III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian .....................................................................

72

3.2 Tempat dan waktu uji coba ..........................................................

73

3.3 Prosedur pengembangan dan uji coba bahan ...............................

73

3.3.1 Penelitian pendahuluan ........................................................

74

3.3.2 Perencanaan pengembangan bahan ajar...............................

74

3.3.3 Menyusun dan menulis bahan ajar modul..........................

79

3.3.3.1 Petunjuk penulisan modul .....................................

79

3.3.3.2 Bab 1 Pendahuluan .................................................

79

3.3.3.3 Petunjuk penggunaan modul .................................

80

3.3.4 Validasi, evaluasi dan revisi bahan ajar..................................

85

3.3.4.2 Pertemuan dengan kolaborasi …………………

85

3.3.4.3 Uji coba model pembelajaran ...............................

86

3.4 Prosedur uji coba draf bahan ajar …………………………………..

101

3.4.1 Uji terbatas satu-satu ...............................................................

101

3.4.2 Uji Coba Terbatas kelompok kecil .........................................

101

3.4.3 Uji terbatas kelas ......................................................................

102

3.4.4 Uji Coba Lapangan....................................................................

102

3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ……………………..

103

3.5.1 Definisi Konseptual ………………………………………….

103

3.5.2 Definisi Operasional ………………………………………….

103

3.6 Revisi Produk ………………………………………………………

104

3.7 Penyempurnaan Produk ……………………………………………

104

IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...............................................................................

105

4.1.1

Kondisi dan potensi Pengembangan Bahan Ajar....................

105

4.1.2

Proses pengembangan bahan ajar .........................................

107

4.1.2.1 Melakukan penelitian pendahuluan …………………..

108

4.1.2.2 Perencanaan …………………………………………..

109

4.1.2.3 Pengembangan produk awal ………………………… .

109

4.1.2.4 Hasil uji produk awal terbatas ………………………..

112

4.1.2.4.1 Uji ahli materi …………………………….

112

4.1.2.4.2 Uji ahli desain pembelajaran …………….

115

4.1.2.4.3 UJi ahli bahasa ……………………………

118

4.1.2.4.4 Penilaian individu ( guru Prakarya dan
kewirausahaan ) ……………………………

120

4.1.2.4.5 Hasil uji terbatas coba satu-satu …………. ..

122

4.1.2.4.6 Hasil uji coba terbatas kelompok kecil……..

123

4.1.2.4.7 Hasil uji coba terbatas kelas …………….. . .

124

4.1.2.5 Revisi produk awal …………………………………. .

125

4.1.2.6 Hasil uji lapangan ……………………………………

127

4.1.2.7 Penyempurnaan produk ………………………………

128

4.1.2.8 Produk akhir …………………………………………..

128

4.1.2.9 Diskripsi isi produk ………………………………….. .

128

4.1.2.10 Revisi produk utama menghasilkan produk operasional
modul………………………………………………… 129
4.1.3 Efektifitas modul pembelajaran ………………………………

129

4.1.4 Daya tarik ( kemenarikan ) pembelajaran dengan modul ……

131

4.2 Pembahasan ………………………………………………………….

132

4.2.1 Potensi dan kondisi pengembangan bahan ajar …………….

132

4.2.2 Proses pengembangan bahan ajar modul ……………………

134

4.2.3 Aspek efektifitas produk ……………………………………..

135

4.2.4

Aspek daya tarik ……………………………………………

138

4.2.5

Keunggulan produk hasil pengembangan …………………

139

4.2.6

Kelemahan Produk Modul ………………………………….

139

4.2.7

Keterbatasan produk hasil pengembangan ………………….

140

4.2.8

Keterbatasan dalam penelitian ……………………………

140

V.SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .........................................................................................

142

5.2 Implikasi .........................................................................................

143

5.3 Saran ...............................................................................................

144

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

145

LAMPIRAN ………………………………………………………………

149

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Pencapaian Hasil Siswa untuk Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan pada Kelas XII SMKN 1 Kalianda ................................

4

3.1 Pembuatan bahan ajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan ......

84

3.2 Kisi-kisi Instrumen uji coba satu..............................................................

88

3.3 Kisi-kisi instrumen uji coba kelompok kecil ..........................................

89

3.4 Kisi-kisi instrument uji coba terbatas kelas ..............................................

90

3.5 Kisi-kisi instrument validasi ahli desain ahli pembelajaran......................

91

3.6 Kisi-kisi instrument validasi ahli materi mengelola usaha kecil ...............

91

3.7 Hasil validasi instrumen angket daya tarik ( kemenarikan) modul ……..

94

3.8 Hasil uji validasi angket daya tarik modul menggunakan program SPSS.. 94
3.9 Hasil Validasi soal mengelola usaha kecil dengan SPSS …...….. ..........

95

3.10 Hasil uji Reabilitasi Intrumen angket kemenarikan dengan menggunakan
SPSS ........................... …………………………………………………... 96
3.11Hasil uji Reabilitasi soal mengelola usaha kecil dengan menggunakan
SPSSValidasi Intrumen Angket Kebutuhan Siswa.................................

96

3.12 Uji normalisasi nilai Pre-test dan Pos-test ............................................ .

97

3.13 Validasi Intrumen Soal Angket Kemenarikan .......................................

100

4. 1 Draf Produk Awal Pengembangan Modul Prakarya dan Kewirausahaan
materi mengelola usaha Kecil dan Mengevaluasi Hasil Usaha ......

110

4.2 Hasil Uji Ahli Materi..............................................................................

112

4.3 Saran , masukan dan komentar ahli materi ............................................

115

4.4 Penilaian Ahli Desain untuk Uji Terbatas terhadap Pengembangan Modul
Prakarya dan Kewirausahaan .................................................................

116

4.5 Saran, masukan dan komentar ahli Desain Pembelajaran …………….

117

4.6 Penilaian Uji Ahli Bahasa ……………………………………………..

118

4.7 Saran, masukan dan komentar ahli Bahasa ……………………………

120

4.8 Penilaian Individu ( Guru Prakarya dan Kewirausahaan )…………….

121

4.9 Hasil Analisis Angket Kemenarikan Modul ………………………….

122

4.10 Hasil Analisis Angket Kemenarikan Modul Pada Uji Coba Kelas Terbatas
Kecil……………………………………………………………………… 123
4.11 Draf Produk Awal Pengembangan Pembelajaran Modul ……………

125

4.12 Nilai Rata-rata Pre-test pada Uji Lapangan …………………………

129

4.13 Hasil Uji dengan Paired Sample T-test untuk Modul Mengelola
usaha Kecil……………………………………………………………...

130

4.14 Rekapitulasi Hasil Angket Daya Tarik pada Uji Lapangan ……………

131

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi angket untuk analisis kebutuhan (siswa) ……………

149

Lampiran 2 Angket siswa untuk analisis kebutuhan ………………………

150

Lampiran 3 Kisi-kisi angket guru untuk analisis kebutuhan ………………

152

Lampiran 4 Angket bagi guru untuk analisis kebutuhan ………………….

153

Lampiran 5 Rekapitulasi hasil angket siswa untuk analisis kebutuhan …..

155

Lampiran 6 Rekapitulasi angket guru untuk analisis kebutuhan ….. …….

156

Lampiran 7 Silabus mengelola usaha kecil ………………………………

157

Lampiran 8 Validasi ahli materi mengelola usaha kecil………………….

161

Lampiran 9 Instrumen validasi ahli materi ………………………………

162

Lampiran 10 Kisi-kisi validasi ahli desain pembelajaran …………………

165

Lampiran 11 Instrumen validasi ahli desain pembelajaran ………………..

166

Lampiran 12 Kisi-kisi validasi ahli bahasa ………………………………..

168

Lampiran 13 Instrumen validasi ahli bahasa ………………………………

169

Lampiran 14 Kisi-kisi instrument uji coba satu-satu ………………………

171

Lampiran 15 Instrument uji coba terbatas satu-satu ……………………….

172

Lampiran 16 Kisi-kisi instrument uji kelompok kecil………………………

174

Lampiran 17 Instrumen uji kelompok kecil ………………………………..

175

Lampiran 18 Kisi-kisi instrument uji coba terbatas kelas ………………….

177

Lampiran 19 Instrumen uji coba terbatas kelas …………………………….

178

Lampiran 20 kisi-kisi soal pre-test dan post-test …………………………..

180

Lampiran 21 Soal pre-test dan post-test mengelola usaha kecil ……………

181

Lampiran 22 Kunci jawaban dan skor soal Pre-test dan Post-test mengelola uasha
Kecil …………………………………………………………

182

Lampiran 23 Rekapitulasi uji coba terbatas satu-satu ……………………...

186

Lampiran 24 Rekapitulasi angket uji kelompok kecil ………………………

187

Lampiran 25 Rekapitulasi angket uji coba terbatas kelas SMK N 1 Kalianda. 188
Lampiran 26 Rekapitulasi angket uji coba terbatas kelas SMK M 1 Kalianda. 189
Lampiran 27 Rekapitulasi angket uji coba terbatas kelas SMK Cahaya Kartika
Palas ………………………………………………………….

190

Lampiran 28 Kisi-kisi angket daya tarik ( kemenarikan ) …………………

191

Lampiran 29 Angket daya tarik ( kemenarikan ) …………………………..

192

Lampiran 30 Hasil gain score ………………………………………………

193

Lampiran 31 Hasil uju statistic SPSS uji-t …………………………………

194

Lampiran 32 Hasil uji coba soal mengelola usaha kecil ……………………

195

Lampiran 33 Hasil uji coba angket daya tarik (kemenarikan modul)……….

196

Lampiran 34 Hasil pre-test dan post-tes soal mengelola usaha kecil ……….

197

Lampiran 35 Hasil uji normalisasi pre-test dan post-tes soal mengelola usaha
Kecil…………………………………………………………… 198
Lampiran 36 Uji- t untuk pre-test dan post-tes soal mengelola usaha kecil... 199
Lampiran 37 Rekapitulasi hasi uji lapangan angket kemenarikan di SMK
Muhammadiyah 1 Kalianda ………………………………….. 200
Lampiran 38 Penjabaran KD ………………………………………………

201

Lampiran 39 Rencana Pelaksana Pembelajaran ……………………………

202

Lampiran 40 Intrumen Penilaian ……………………………………………

214

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong
tumbuhnya sektor industri semakin pesat dengan berbagai macam produk yang
dihasilkan.

Semakin pesatnya pertumbuhan sektor industri tentunya semakin banyak
memerlukan tenaga kerja yang dilibatkan. Melihat fenomena tersebut, maka salah
satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan mendirikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk
menjadi pelaku sektor industri, baik sebagai tenaga kerja maupun berusaha secara
mandiri.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada program keahlian pemasaran
mempunyai tujuan utama mempersiapkan siswa menjadi pemasar tingkat
menengah yang produktif, mampu bersaing dalam menangkap peluang bisnis dan
mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.

2

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
mempunyai karakteristik yang berbeda dari sekolah umum yaitu terdapat mata
pelajaran produktif atau praktik. Mata pelajaran praktik adalah kelompok mata
diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau
standar kompetensi yang disepakati oleh lembaga yang mewakili dunia usaha atau
industri. Pelajaran praktik diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap
program keahlian. Pelajaran produktif (praktik) mempunyai jumlah jam yang
banyak dibandingkan dengan jumlah jam pelajaran normatif atau adaptif (teori)
(GBPP, 2004: 8). Pembelajaran di SMK sebesar 70 % diisi dengan praktik dan
hanya 30 % teori, dikarenakan lulusan SMK dituntut memiliki keahlian tertentu.
Mata pelajaran produktif lebih menekankan pada aspek psikomotor peserta didik.

SMK sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan diharapkan mampu
menghasilkan calon pencipta lapangan kerja produktif serta mempunyai daya
saing tinggi dalam menciptakan peluang bisnis di dalam dan luar negeri. SMK
diharapkan juga sekaligus mampu menghasilkan calon-calon wirausahawan yang
siap untuk berusaha sendiri dan tidak menggantungkan kehidupan mereka pada
lowongan kerja di dunia kerja/ industri yang semakin lama semakin sempit. Calon
pencipta lapangan kerja atau tamatan yang dihasilkan SMK diharapkan mampu
dan memiliki keberanian untuk memproduksi barang dan jasa, memasarkan baik
secara mandiri maupun kelompok, berkomunikasi dengan bahasa asing serta
bekerjasama untuk mendukung pengembangan karir yang berkaitan dengan usaha
mandiri.

3

Kurikulum pendidikan bervisi kewirausahaan dapat diartikan sebagai kurikulum
pendidikan yang mengajarkan kemampuan dan menumbuhkan kewirausahaan
pada peserta didik secara terintegrasi, sehingga keluarannya diharapkan dapat
berwirausaha, mandiri serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya dan
masyarakat.

Selama ini pembelajaran prakarya dan kewirausahaan menggunakan bahan ajar
berupa buku teks yang jenisnya sangat terbatas dan tidak menggunakan lembar
kerja siswa sehingga sumber belajar untuk mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan dirasakan belum memadai.

Bahan ajar yang digunakan dalam mengikuti program pendidikan di SMK adalah
bahan ajar cetak dan non cetak. Oleh karena itu, untuk menyiapkan tenaga kerja
menengah siap pakai, maka dalam proses pembelajaran harus ditunjang dengan
bahan ajar yang relevan agar siswa memiliki banyak pengalaman belajar.

Kegiatan ini hampir selalu dirasakan sebagai beban, siswa kurang berpartisipasi
secara aktif dalam pembelajaran, hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap hasil
dan ketuntasan belajar siswa.

Pencapaian hasil siswa untuk mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan pada
kelas XII SMK di Lampung Selatan, dapat diketahui bahwa yang memenuhi
kriteria ketuntasan dengan nilai  7,0 sebesar 36 % dan yang belum mencapai
kriteria nilai tersebut sebesar 64 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa persentase
siswa yang tidak kompeten ternyata lebih besar dibanding yang berkompeten.

4

Tabel 1.1 Pencapaian Hasil Siswa untuk Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan pada kelas XII SMKN 1 Kalianda
Pencapaian Hasil

Perolehan KKM (%)

Jumlah siswa

Siswa yang memenuhi
KKM

36 %

112

Siswa yang belum
memenuhi KKM

64 %

200

Jumlah

312

Sumber: SMK N 1 Kalianda
Besarnya siswa yang belum mencapai KKM merupakan masalah yang perlu dikaji
untuk mencari faktor penyebabnya. Permasalahan di atas menjadi menarik untuk
dicermati tentang bagaimana upaya untuk dicarikan solusinya.

Sehubungan dengan pengembangan bahan ajar (Priowirjanto, 2001: 18)
mengemukakan bahwa untuk mendukung pembelajaran yang optimal diperlukan
bahan ajar yang didesain dan dikemas sesuai pendekatan belajar individual,
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Dengan adanya perubahan kurikulum SMK, bahan ajar yang akan
dipergunakan di dalam proses pembelajaran belum ada karena selama ini guru
mengajar hanya mempergunakan buku paket yang ada di pasaran. Sedangkan
sumber pembelajaran berupa buku cetak prakarya dan kewirausahaan yang
beredar saat ini menurut sebagian besar siswa masih terlalu luas dan rumit
pembahasannya sehingga siswa masih membutuhkan bantuan orang lain (guru
atau orang tua) untuk menjelaskan kandungan isinya.

Sebelum penelitian pada Sekolah Menengah Kejuruan di Lampung Selatan,
seperti SMK Negeri 1 Kalianda, SMK Muhammadiyah 1 Kalianda dan SMK

5

Cahaya Kartika Palas, terlebih dahulu dilakukan observasi dan penyebaran angket
analisis kebutuhan pada guru dan siswa di SMK Negeri 1 Kalianda Lampung
Selatan. Menurut hasil penelitian awal 86,5% siswa memerlukan modul untuk
dijadikan sebagai media pembelajaran siswa; 80,4% menyatakan bahwa mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sulit dipahami. Sebesar 76,1% siswa
menyatakan buku paket di sekolah terlalu luas materinya, 48,3% siswa
menyatakan buku paket lebih sulit dipelajari oleh siswa, dan 59,1% siswa
menyatakan bahwa buku paket di sekolah tidak menarik untuk dilihat dikarenakan
tampilannya yang kurang memikat.

Hasil analisis kebutuhan yang diberikan terhadap 2 orang guru mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan diperoleh hasil bahwa 100% guru menyatakan buku
paket yang ada telah sesuai dengan kurikulum 2013 dan 50% guru menyatakan
bahwa buku paket yang ada belum memberikan solusi terhadap mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan, serta 100% guru menyatakan bahwa buku paket
yang ada belum mencukupi secara jumlah atau kuantitas bagi siswa. Sehingga
100% guru menyatakan setuju bahwa perlu dibuat/ dikembangkan modul
Prakarya dan Kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual bagi siswa.

Menurut pengamatan lapangan, buku pegangan guru dalam mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan masih sangat minim. Permasalahan yang timbul
mengenai sumber pembelajaran berupa buku cetak yang tersedia di sekolah sangat
terbatas, sehingga siswa lelah mencatat dan tidak dapat optimal dalam
pembelajaran. Buku ajar yang ada juga kajiannya terlalu luas sehingga sulit
dipahami oleh siswa. Buku paket prakarya dan kewirausahaan kelas XII SMK

6

yang tersedia jumlahnya hanya ada 110 buah dengan murid sebanyak 312 siswa,
sehingga tidak mencukupi kebutuhan siswa yang ada.
Era globalisasi seperti sekarang ini, peran guru sebagai penyampai pesan
pendidikan memerlukan sumber belajar yang bervariasi agar pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar siswa. Banyak sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar siswa. Modul prakarya dan kewirausahaan ini dibuat agar dapat
memenuhi kebutuhan siswa akan media pembelajaran yang dapat membantu dan
merangsang siswa untuk memiliki keterampilan wirausaha yang dibutuhkan untuk
hidup di masyarakat dikarenakan belum ada satupun bahan ajar yang efektif
sebagai pegangan siswa dalam pembelajaran. Minat serta motivasi siswa masih
kurang sehingga berpengaruh terhadap hasil dan ketuntasan belajar siswa. Sumber
pembelajaran modul prakarya dan kewirausahaan diharapkan akan dapat
menghasilkan efektivitas belajar siswa. Tanpa modul, belajar mengajar siswa
menjadi kurang efektif dan efisien karena daya ingat dan penyerapan siswa
terbatas dan juga siswa memiliki tipe belajar yang berbeda.

Salah satu unsur Contextual Teaching and Learning (CTL), yaitu siswa menggali
sendiri materi yang dipelajari agar memperoleh kompetensi yang akan dicapai.
Oleh karena itu, untuk memudahkan siswa dalam mencari materi yang diperlukan
perlu dibuat modul sebagai salah satu sumber belajar.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan siswa dalam pembelajaran prakarya dan kewirausahaan yang

7

berorientasi pada pendekatan pembelajaran kontekstual diperlukan bahan ajar
yang relevan.

Menurut Pannen dan Purwanto (2001: 1) bahwa bahan ajar dapat digunakan untuk
membantu guru dan siswa dalam pembelajaran, sehingga guru tidak perlu terlalu
banyak menyajikan materi di kelas. Hal ini akan berdampak positif, yaitu guru
lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa. Bahan ajar juga
dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga siswa tidak tergantung
kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi.

Teknologi

pembelajaran bertujuan untuk

memecahkan masalah

belajar.

Pengembangan bahan ajar merupakan bagian dari teknologi pembelajaran yang
bertujuan memecahkan masalah belajar. Guna meningkatkan efisiensi dan
efektifitas proses pembelajaran perlu adanya perancangan dan pengembangan
bahan ajar yang merupakan fungsi yang sangat penting dalam teknologi
pembelajaran. Jika pembelajaran dapat dicapai dengan baik tentunya akan dapat
menunjang terhadap kualitas pendidikan, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap.

Salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran adalah dengan
merancang bahan ajar yang mengacu pada model pengembangan. Bahan ajar
perlu dirancang untuk memudahkan pembelajaran dalam belajar agar memahami
bahan yang dipelajari.

Kenyataan untuk sementara ini menunjukkan bahwa belum ada bahan ajar yang
dilengkapi dengan soal aplikasi untuk kepentingan pembelajaran, tanpa

8

memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lebih khusus
lagi perubahan kurikulum.

Berdasarkan kondisi obyektif tersebut di atas, cukup beralasan dan bahkan
menarik sehingga dipandang perlu adanya pengembangan bahan ajar prakarya dan
kewirausahaan yang berorientasi pembelajaran kontekstual untuk siswa kelas XII
SMK.

Pengembangan bahan ajar prakarya dan kewirausahaan penting dilakukan agar
dapat mengatasi kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi riil. Kondisi ideal
yang dimaksud adalah tersedianya bahan ajar SMK kelas XII. Sedangkan kondisi
riil yang dihadapi belum tersedianya bahan ajar yang dilengkapi dengan latihan
soal aplikasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1.2.1 Terbatasnya sarana bahan ajar mata pelajaran/ mata diklat prakarya dan
kewirausahaan.
1.2.2 Buku cetak yang selama ini digunakan sebagai sumber pembelajaran
masih sangat sedikit.
1.2.3 Bahan ajar yang tersedia masih terlalu luas dan rumit pembahasannya.
1.2.4 Belum ada satupun bahan ajar yang efektif sebagai pegangan siswa dalam
pembelajaran.
1.2.5 Siswa memerlukan bahan ajar yang praktis serta mudah dipahami siswa.

9

1.2.6 Siswa memiliki tipe belajar yang berbeda-beda sehingga memerlukan
bahan ajar yang kontekstual.
1.2.7 Minat serta motivasi siswa masih kurang sehingga berpengaruh terhadap
hasil dan ketuntasan belajar siswa.
1.2.8 Banyak siswa yang gagal memenuhi kriteria ketuntasan minimum.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini membatasi pada:
1.3.1

Perlunya mengetahui potensi SMK untuk dikembangkan desain bahan
ajar berupa modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi pembelajaran
kontekstual, untuk membantu guru di Sekolah Menengah Kejuruan dalam
kemampuan menguasai keterampilan prakarya dan kewirausahaan.

1.3.2

Perlu uji prosedur pengembangan bahan ajar berupa modul prakarya dan
kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual, untuk membantu
guru di Sekolah Menengah Kejuruan dalam kemampuan menguasai
keterampilan prakarya dan kewirausahaan

1.3.3

Perlu uji efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual, untuk membantu guru di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam kemampuan menguasai keterampilan prakarya dan
kewirausahaan.

1.3.4

Perlu uji daya tarik modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual, untuk membantu guru di Sekolah Menengah
Kejuruan dalam kemampuan menguasai keterampilan prakarya dan
kewirausahaan.

10

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian
pengembangan ini adalah:
1.4.1 Bagaimana kondisi dan potensi SMK untuk dikembangkan desain bahan
ajar berupa modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi pembelajaran
kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung Selatan?
1.4.2 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar berupa modul prakarya
dan kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual pada kelas XII
SMK di Lampung Selatan?
1.4.3 Bagaimana efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung Selatan?
1.4.4 Bagaimana daya tarik modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk:
1.5.1 Mendiskripsikan potensi dan kondisi siswa dan desain bahan ajar berupa
modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual
pada kelas XII SMK di Lampung Selatan.

11

1.5.2 Menghasilkan bahan ajar berupa modul prakarya dan kewirausahaan
berorientasi pembelajaran kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung
Selatan.
1.5.3 Menganalisis efektivitas modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung Selatan.
1.5.4 Menganalisis daya tarik modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi
pembelajaran kontekstual pada kelas XII SMK di Lampung Selatan.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1 Kegunaan Teoritis
Secara teori hasil penelitian ini mengembangkan konsep, teori, praktek dan
prosedur teknologi pendidikan kawasan pengembangan, desain dan pemanfaatan
modul prakarya dan kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual yang
mampu memberikan kemudahan bagi guru dalam mengelola pembelajaran.
Produk hasil pengembangan termasuk dalam sumber pembelajaran bagi peserta
didik dan pendidik dalam mengatasi permasalahan belajar dan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih dan menyajikan pembelajaran prakarya dan
kewirausahaan berorientasi pembelajaran kontekstual.

1.6.2

Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:
1.6.2.1 Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan.

12

b. Pembelajaran lebih efektif dan efisien karena modul dilengkapi dengan
media pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kontekstual.
c. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan
diri serta memperbaiki kekurangannya.
d.

Sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat belajar
sesuai dengan kompetensi masing-masing.

1.6.2.2 Bagi Guru
a. Tersedia bahan ajar prakarya dan kewirausahaan yang berorientasi
pembelajaran kontekstual, mudah dipelajari, efektif dan menarik.
b. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c. Meningkatkan aktivitas siswa belajar prakarya dan kewirausahaan.
d. Melengkapi referensi buku teks prakarya dan kewirausahaan yang
sudah ada.
1.6.2.3 Bagi Sekolah Menengah Kejuruan
a.

Memberikan referensi kepada guru-guru yang lain, untuk lebih
mengembangkan diri dalam proses pembelajaran di sekolah sesuai
dengan mata pelajaran masing-masing.

b.

Sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan di semua jenjang kelas
dan mata pelajaran sehingga mutu prestasi siswa akan meningkat
seiring dengan berkembangnya fisik dan psikis dari siswa sendiri.

1.7 Spesifikasi Produk
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan, maka pengembangan ini
akan menghasilkan sebuah produk berupa modul bagi siswa yang digunakan

13

untuk kepentingan pembelajaran siswa selama satu semester untuk kelas XII
SMK. Modul ini didesain dengan logika dan prosedur yang sederhana dengan
mengoptimalkan fungsi modul itu sendiri, yakni sebagai bahan ajar, suplemen,
komplemen dan substitusi pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Modul prakarya dan kewirausahaan ini digunakan oleh siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan terdiri dari dua kompetensi, yaitu: kompetensi satu
sampai kompetensi dua.

Kompetensi yang terdapat pada modul ini adalah:
1. Peta modul dicantumkan pada bagian awal untuk mengetahui kompetensi dan
sub kompetensi serta lamanya waktu yang digunakan.
2. Prasyarat yaitu kemampuan awal siswa sebelum mempelajari modul.
3. Petunjuk penggunaan modul dimaksudkan memberikan pedoman yang jelas
bagi siswa untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam
mempelajari modul.
4. Tujuan kegiatan belajar pada setiap modul diharapkan dapat memberikan
arahan bagi siswa dalam kegiatan belajarnya.
5. Uraian materi diorganisasikan berdasarkan tujuan kegiatan belajar pada setiap
kompetensi dan sub kompetensi.
6. Rangkuman

diberikan

pada

setiap

akhir

kegiatan

belajar

untuk

mengemukakan ide-ide pokok yang telah disajikan.
7. Soal latihan untuk mengukur hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
sesuai dengan indikator pencapaian atau belum tercapai.
8.

Kunci jawaban disajikan pada akhir kegiatan belajar agar siswa dapat
mencocokan hasil jawaban dengan kunci jawaban.

14

9. Lembar penilaian disajikan agar siswa mengetahui pembobotan dalam
memperoleh nilai.
10. Glosarium disajikan untuk mengetahui arti kata-kata sulit yang terdapat
dalam setiap modul.
11. Daftar pustaka dicantumkan pada setiap akhir modul dengan maksud
memberikan informasi kepada siswa dan untuk mendapat wawasan lebih jauh
tentang materi pelajaran yang disajikan.

1.8 Pentingnya Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Modul
Manfaat dari pembangunan bahan ajar yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Melengkapi kekurangan bahan ajar kelas XII. Dengan pengembangan ini,
diharapkan mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan dapat diterapkan
dalam meningkatkan hasil belajar dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual.
2. Tersedianya bahan ajar yang dilengkapi dengan latihan soal aplikasi.
3. Tersedianya bahan ajar yang mudah ditangkap pesannya, lebih interaktif dan
mudah digunakan.

1.9 Batasan Istilah
Perlu adanya penjelasan terhadap beberapa istilah yang terdapat pada judul
sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam
bentuk fisik, yang berkaitan dengan cara yang sistematis dalam
mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, melaksanakan analisis

15

pembelajaran, mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik
pebelajar, mengembangkan tes acuan patokan, mengembangkan strategi
pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, merancang dan melaksanakan
soal-soal latihan, dan melakukan revisi pembelajaran.
2. Bahan pembelajaran prakarya dan kewirausahaan berupa paket yang
Identik dengan modul karena bahan ajar ini merupakan suatu satuan
kompetensi yang disusun secara operasional dan sistematis

untuk

digunakan pembelajar dengan disertai panduan pembelajar.
3. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan adalah penginternalisasian
nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga diperoleh
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha
dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta
didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di
dalam maupun di luar kelas.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Teori Belajar dan Pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran dapat digolongkan menjadi beberapa antara lain:
teori belajar kognitif, konstruktivistik, humanistik, sosiokultural dan kecerdasan
ganda (multiple intelligence), yang penting untuk dimengerti dan diterapkan
sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran. Masing-masing teori memiliki
kelemahan dan kelebihan. Pada penelitian ini, penulis membatasi pada teori
belajar behavior, konstruktivistik dan teori belajar motorik yang ada kaitannya
dengan penyusunan bahan ajar.

2.1.1.1 Teori Belajar Behavior
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku
individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu
belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavioris lebih
dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil

17

belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh
lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau
jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana
perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau
reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya.
Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa
merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk
merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan
kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi
pengetahuan

menjadi

bagian-bagian kecil

yang ditandai

dengan suatu

keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki,
dari yang sederhana sampai yang komplek.

Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun
dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya
terhadap

perkembangan

teori

belajar

behavioristik.

Program-program

pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan
program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan
stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),

18

merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang
dikemukakan Skinner. Menurut Suciati (2001: 41) aplikasi teori behavioristik
dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan
pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif
yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu,
para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan
standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para
pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada
hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati
kurang dijangkau dalam proses evaluasi.

2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa atas
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan
struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh
karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya
proses pembentukan t