PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

(1)

KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas PadaSiswa Kelas VI di SDN Cisitu 2 Kota Bandung)

Oleh AgusSopian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© AgusSopian2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(2)

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN DIRI SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas PadaSiswa Kelas VI di SDN Cisitu 2 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr.H. YunyunYudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

SuhermanSlamet, M. Pd NIP. 197603062005011010

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002


(3)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penerapan Gaya MengajarPeriksaDiri(Self Check Style)DalamPembelajaran Bola TanganGunaMeningkatkanKepercayaanDiriSiswa

AgusSopian

Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M. Pd Pembimbing II Suherman Slamet, M. Pd

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran permainan bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Penelitian dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin yang terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan terhadap 41 Siswa kelas VI SDN Cisitu 2 Kota Bandung yang terdiri atas 16 orang siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap tindakan menggunakan berbagai tugas gerak yang dikemas dalam bentuk permainan yang berlevel dan bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen GPAI, catatan lapangan, dokumentasi, dan angket. Kemudian semua data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil proses pembelajaran siswa pada pra observasi 43,76%, pada siklus 1 tindakan 1 47,82%, siklus 1 tindakan 2 59,34%, siklus 2 tindakan 1 66,39%, dan pada siklus 2 tindakan 2 77,23%sedangkan dari hasil angket 4807 menjadi 5177.Dari hasil analisis data, didapat kesimpulan melalui penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style)dalam pembelajaran bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Sebagai saran dari hasil penelitian, dalam pemberian materi pembelajaran bola tangan, hendaknya diberikan secara bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit, penyampaian materi pembelajaran permainan bola tangan khususnya permainan lempar dan tangkap, dapat menggunakan tugas gerak yang dititik beratkan pada pengembangan gerak manipulatif. Sehingga keterampilan lempar dan tangkap dapat ditingkatkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya, sampai mencapai hasil yang optimal dan dapat dilakukan penelitian yang membandingkan keterampilan permainan lempar dan tangkap siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan menerapkan modifikasi permainan.


(4)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Application of Teaching Style Check Yourself (Self Check Style) In Learning Handball Students to Improve Self Confidence

AgusSopian

Pembimbing I Dr. H. Yunyun Yudiana, M. Pd Pembimbing II Suherman Slamet, M. Pd (FPOK Indonesian University Of Education)

Abstract

This study aims to reveal whether the application of the teaching style check themselves (self check style) in a game of handball learning can increase student confidence. The research was conducted by the method of action research using research design developed by Kurt Lewin consisting of stages of action planning, action, observation and reflection. The research was conducted on 41 students of class VI SDN Cisitu 2 Bandung consisting of 16 male students and 25 female students. The research process is divided into two cycles of four actions. Each action uses a variety of motion tasks are packaged in the form of game-level and gradually from the easiest to the most difficult. Data was collected using GPAI instruments, field notes, documentation, and questionnaires. Then all the collected data are analyzed using percentages. Based on the research results obtained in the learning process of students pre observation 43.76% in cycle 1 1 47.82% action, action cycle 1 2 59.34%, cycle 2 measures 1 66.39%, and in cycle 2 action 2 77.23% while the results of the questionnaire 4807 into 5177. From the analysis of the data, the conclusions obtained through the implementation of teaching style check themselves (self check style) in the learning of handball can increase the confidence of students. As a suggestion from the research results, in the provision of learning materials handball, should be given gradually from the easiest to the most difficult, the delivery of learning materials in particular hand the game ball throwing and catching games, can use the motion tasks that put emphasis on the development of manipulative motion. Thus throwing and catching skills can be improved, in order to obtain better results, should be continued with the next cycle, to achieve optimal results and can be done a study comparing the skills of throwing and catching games male students and female students to apply modifications to the game.


(5)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu


(6)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR KURVA ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. TujuanPenelitian ... 7

E. ManfaatPenelitian ... 8

F. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 11

1. KepercayaanDiri ... 11

a. Aspek-aspekKepercayaanDiri ... 12

b. Faktor-faktorKepercayaanDiri ... 13

2. Gaya Mengajar ... 15


(7)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Macam-macam Gaya Mengajar... 16

3. Gaya PeriksaDiri ... 17

a. Penetapan GayaPeriksaDiri ... 18

b. Implikasi Gaya PeriksaDiri ... 19

4. Belajardan Pembelajaran ... 20

5. PendidikanJasmani ... 23

a. HakikatPendidikanJasmani………. ... 23

b. TujuanPendidikanJasmani……… ... 24

6. HakikatBelajar Bola Tangan ... 26

a. PengertianPermainan Bola Tangan ... 26

b. PerlengkapanPermainan Bola Tangan ... 36

7. KarakteristikSiswakelas IV SD ... 38

8. PenelitianTindakan Kelas………...40

B. Kerangka Berpikir ………... ... 43

C. Hipotesis Tindakan………... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancangan Penelitian ... 47

B. WaktudanTempatPenelitian ... 48

C. SubjekPenelitian ... 49

D. VariabelPenelitian ... 49

E. ProsedurPenelitian... 50

F. RencanaTindakan ... 50

1. Perencanaan……… 51

2. PelaksanaanTindakan……… . 52

3. Observasi……….... 61

4. Refleksi………... 61


(8)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengumpulan Data ... 82

I. TeknikAnalisis Data ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 84

1. Deskripsi Data ... 84

2. Hasil Data PraObservasi ... 84

3. Analisisdan Refleksi ... 87

B. Pembahasan Penelitian ... 88

1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 89

2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 92

3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 96

4. Hasil Siklus 2 Tindakan 2 ... 101

5. Angket dan Kuisioner ... 107

C. RefleksidanKesimpulan Proses Penelitian ... 108

D. DiskusiPenemuan……… . 109

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 111

B. Implikasi ... 111

C. Rekomendasi ... 112

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA


(10)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Dilihat dari sudut pandang tertentu pendidikan mempunyai pengertian yang berbeda akan tetapi maksud dari pengertian pendidikan akan sama tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan tidak akan lepas dari kehidupan manusia, karena pendididkan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spriritual, material, maupun kematangan berpikir. Menurut Soegarda Poerbakawatja (dalam Rasyidin dkk, 2010, hlm. 26) menyebutkan bahwa :

Pengertian pendidikan dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usulan dari generasi tua untuk pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Dalam arti sempit pendidikan sama halnya dengan pengajaran, walaupun demikian di dalam proses pendidikan akan tercakup pula pengajaran sebagai salah satu bentuk kegiatan pendidikan.

Selain itu pendidikan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok seperti yang tercantum didalam UUD nomor 20 tahun 2003 dalam Bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional (dalam http://fadlolymasterteacher.wordpress.com [28 Februari 2015]) menyatakan :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam fungsi pendidikan nasional dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mengembangkan kemampuan aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan membentuk


(11)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demonkratis serta bertanggung jawab.

Dalam fungsi dan tujuan pendidikan tersebut pada kenyataannya masih belum terlaksana secara optimal, masih banyak persoalan mengenai fungsi dan tujuan pendidikan yang dilontarkan baik dilihat dari rata-rata tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah, maupun dilihat dari karakter, moral, dan akhlak yang akhir-akhir ini cukup gencar diperbincangkan. Banyak cara dalam meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui pendidikan formal. Pendidikan formal disekolah khususnya di SD memiliki banyak mata pelajaran yang dapat digunakan untuk mendidik siswa seperti mata pelajaran IPS, IPA, Matematika, PAI, Seni, dan Pendidikan Jasmani. Setiap mata pelajaran memiliki keragaman untuk mengembangkan potensi peserta didik. Salah satunya dengan mata pelajaran pendidikan jasmani, pendidikan jasmani berbeda dengan mata pelajaran lainnya karena mencangkup aspek keseluruhan yaitu aspek afektif, aspek kognitif serta aspek psikomotor sedangkan mata pelajaran lain hanya memfokuskan pada aspek pengetahuan intelektual siswa saja. Secara spesifik, pendidikan jasmani merupakan salah satu bidang studi yang juga tidak luput dari sorotan diatas. Maka dari itu pendidikan jasmani jika diselenggarakan sesuai dengan kaidah, karakteristiknya dan senantiasa memiliki muatan-muatan positif yang berpeluang besar untuk berkontribusi terhadap pencapaian kualitas sumber daya manusia yang diharapkan suatu bangsa.

Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan potensi peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai suatu tujuan secara utuh serta menyeluruh. Namun pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia, lebih khusus lagi penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya.


(12)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Seperti yang dikemukakan oleh Mahendra (2009, hlm. 3) pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah:

Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Sesuai dengan keadaan pendidikan jasmani pada masa sekarang, pendidikan jasmani lebih diarahkan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat. Pendidikan jasmani harus bisa membentuk karakter-karakter positif pada diri siswa, dan bisa merangsang motivasi siswa untuk berbuat lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya maupun ketika dalam proses pembelajaran disekolah. Setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan karakter yang akan dibentuk melalui proses pembelajaran tersebut dan tujuannya adalah sesuai dengan kurikulum yang telah ada.

Keunikan pendidikan jasmani terletak pada fungsi atau manfaat yang tidak hanya terfokus terhadap perkembangan fisik semata melainkan aspek lainnya yaitu aspek kognitif dan afektif. Menurut Gabbard, Leblanc dan Lowy (dalam Sukintaka, 1992, hlm. 10) mengutarakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan belajar lewat aktifitas jasmani akan mempengaruhi :

1. Ranah kognitif

Kemampuan berfikir (bertanya, kreatif, dan menghubungkan),

kemampuan memahami (“perceptual ability”), menyadari gerak, dan

penguatan akademik. 2. Ranah psikomotor

Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, juga menyangkut kesehatan, keterampilan gerak, dan peningkatan keterampilan gerak.

3. Ranah efektif

Rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap aktifitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualisasi diri), menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri.


(13)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Peranan pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting yakni memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan sistematis. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, harus mampu menjadi alat untuk mendidik anak menjadi lebih terdidik, menjadi manusia yang mampu secara mandiri serta bertanggung jawab pribadi dan masyarakat, mengembangkan aspek aktivitas jasmani dan keterampilan gerak.

Pentingnya pendidikan jasmani selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Hal ini serupa dengan pendapat Abduljabar (2009, hlm. 77-84), penelaahan tentang manusia merajuk pada berbagai aspek tujuan terkait, seperti :

1. Perkembangan fisik.

Tujuan perkembangan fisik berkaitan dengan program aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan kekuatan individu melalui perkembangan berbagai sistem dan organ tubuh.

2. Perkembangan sistem syaraf (neuromuscular).

Tujuan perkembangan syaraf-otot memusatkan diri pada pengembangan kesadaran tubuh membuat tujuan gerak yang dilakukan dengan sedikit energi yang diperlukan, menjadi akurat, indah, dan aestetik. Ini berimplikasi pada kerja, bermain, dan aktivitas lainnya yang membutuhkan gerak fisik.

3. Perkembangan kognitif.

Tujuan perkembangan kognitif berkaitan dengan akumulasi pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berinterpretasi terhadap pengetahuan itu sendiri.

4. Perkembangan sosial – kognitif – afektif.

Tujuan Perkembangan sosial-emosional-afektif berkaitan dengan upaya membantu siswa mampu melakukan penyesuaian individu maupun kelompok, dan penyesuaian sebagai anggota masyarakat. Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani menawarkan kesempatan untuk melakukan penyesuain yang sudah dijelaskandiatas jika manjemen pengajarnya di tata dengan rapih.

Melalui pendidikan jasmani disekolah anak menemukan banyak kesempatan untuk bergerak bebas, meraih kembali keceriaannya dan secara tidak langsung


(14)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

aspek perkembangan jiwa dan raganya dapat berkembang secara menyeluruh. Untuk memberikan kesempatan tersebut, pendidikan jasmani tentunya memiliki banyak cara melalui materi pembelajaran yang ada. Seperti aktivitas atletik, aktivitas senam, aktivitas aquatik dan aktivitas permainan bola besar. Khususnya permainan bola besar seperti sepak bola, bola basket, bola tangan, dan lain-lain.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, trampil meningkatkan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia. Salah satu contoh aktifitas fisik dalam pendidikan jasmani terdapat pada suatu pola permainan olahraga diantaranya bola tangan.

Permainan bola tangan merupakan hasil rekayasa dari permainan sepak bola dan bola basket. Aturan mainnya pun memiliki kemiripan dengan menetapkan pemenang adalah regu yang berhasil memasukan bola ke gawang sebanyak mungkin. Secara umum permainan bola tangan ini memerlukan tempo waktu yang cepat, sehingga diperlukan kualitas fisik prima. Namun permainan bola tangan mini di modifikasi dari permainan bola tangan yang sesungguhnya. Permainan ini di sesuaikan dengan karakteristik anak dengan mengubah aturan-aturan permainan dan pemain yang bermainnya.

Menurut pendapat Mahendra, (2000 : hlm. 6) bola tangan adalah permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Dari hakekat karakteristik dan struktur geraknya, bola tangan dianggap kegiatan fisik yang sangat cocok untuk menjadi alat pendidikan jasmani, karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kualitas motorik dan kualitas fisik anak secara sekaligus. Kualitas tersebut dikembangkan melalui unsur gerak yaitu manipulative, non lokomotor, dan lokomotor. Dilihat dari struktur pola gerak lokomotor, bola tangan bisa meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum dan khusus. Begitu pula unsur gerak manipulative dan non lokomotor dapat dikembangkan kemampuan geraknya melalui bola tangan. Menurut Rowland, 1979 (dalam Didin Budiman dan Yudiana, 2008, hlm. 2) mengungkapkan bahwa:


(15)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia. Peralatan utama yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah satu buah bola dan dua buah gawang. Sehingga pada dasarnya permainan bola tangan adalah permainan yang sangat sederhana dan dapat dimainkan dan disenangi oleh semua tingkatan keterampilan semua orang. Karakteristik permainan bola tangan seperti halnya gerakan dalam kehidupan keseharian seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, menghindar dan sebagainya. Sehingga dalam mengajarkan keterampilan teknik memainkan bola sangat tergantung pada tingkat perkembangan anak didik.

Namun didalam pembelajaran permainan bola tangan masih sangat banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor antara lain adalah sebagai berikut: yaitu gaya mengajar yang terlalu monoton membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang cenderung diam, kurang bersemangat, kurang percaya diri, kemudian minimnya sarana dan prasarana di sekolah. Pada kenyataan di lapangan, kondisi kepercayaan diri siswa berbeda-beda, sementara disisi lain siswa butuh komunikasi secara verbal. Menurut pendapat Angelis (2003, hlm.10) menyatakan bahwa :

Percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan dibutuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dalam keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.

Penerapan gaya mengajar yang tidak bervariatif mengakibatkan guru kesulitan mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, Juliantine dkk (2012, hlm.38) menjelaskan bahwa “gaya mengajar berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dilakukan guru baik sebelum, selama, maupun setelah proses

pembelajaran”. Lutan (2001, hlm.47) bahwa “Gaya mengajar adalah suatu siasat untuk meningkatkan partisipasi siswa untuk dapat melaksanakan tugas ajar”.


(16)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kurangnya pengetahuan guru mengenai bentuk-bentuk gaya mengajar, merupakan salah satu permasalahan yang ada di sekolah, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai gaya mengajar periksa diri (self check style).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode mengajar merupakan suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar, sebab dengan begitulah siswa akan aktif dalam melakukan kegiatan gerak olahraga. Dengan aktifnya siswa mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, maka dengan sendirinya kebugaran jasmani pada siswa akan lebih baik dan dengan begitulah proses pembelajaran pendidikan jasmani akan terlaksana dengan baik. Sesuai dalam uraian diatas dibutuhkan metode mengajar yang diharapkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa yang berbeda-beda.

Gaya mengajar periksa diri adalah salah satu cara gaya mengajar, dimana siswa menilai penampilannya sendiri agar siswa memiliki kepercayaan diri dan menerima keterbatasannya.

Menurut (Mosston, 1994, hlm.103) Gaya periksa sendiri (Self Check Style) : Dalam gaya ini, setiap individu melakukan tugas seperti dalam praktek gaya tugas dan kemudian membuat keputusan postimpact untuk diri sendiri. Keterampilan gaya resiprokal membandingkan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan yang digunakan oleh setiap pelajar untuk memeriksa kinerja sendiri.

Gaya ini memungkinkan siswa menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan tugasnya. Keputusan gaya latihan ini tetap dipertahankan dan tentang penilaian dari gaya resiprokal bergeser dari mengamati teman ke mengamati diri sendiri.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Gaya Mengajar Periksa Diri

(Self Check Style) Dalam Pembelajaran Bola Tangan Guna Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VI di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota Bandung.


(17)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang percaya diri dan antusias dalam mengikuti pembelajaran permainan bola tangan.

2. Kurangnya variasi pembelajaran yang digunakan guru penjas.

3. Siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk berfikir bagaimana menilai gerakannya sendiri.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah : untuk mengetahui sejauh mana penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pemebelajaran bola tangan guna meningkatkan kepercayaan diri siswa di kelas VI di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam belajar permainan bola tangan.

b) Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran permainan bola tangan dengan penerapan gaya mengajar periksa diri (self


(18)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c) Adakah pengaruh dari penerapan gaya mengajar periksa diri (self check

style) dalam pemebelajaran bola tangan terhadap peningkatan kepercayaan

diri siswa kelas VI di SDN Cisitu 2 Kecamatan Coblong Kota Bandung.

E.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Memberikan manfaat bagaimana cara penyampaian materi dengan menggunakan gaya mengajar periksa diri (self check style) sehingga materi dari pembelajaran bola tangan dapat tersampaikan dengan lebih mudah.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti bagi semua pihak terutama kepada yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, diantaranya :

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif, selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan pengajaran permainan bola tangan di sekolah.

b. Bagi Siswa

Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih menarik sehingga mampu meningkatkan pengetahuan pemahaman materi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani, serta diharapkan penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan motivasi untuk terus meningkatkan latihan diluar sekolah karena pengetahuan dan keterampilan yang optimal sangat diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk diterapkan dimasyarakat.


(19)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Peneliti dapat mengetahui salah satu alternatif pembelajaran mata pembelajaran pendidikan jasmani, yaitu dengan menggunakan penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) serta mengetahui seberapa besar kemampuan siswa setelah mengikuti pelaksanaan pembelajaran tersebut.

F. Struktur Organisasi Bab I. Pendahuluan

a) Latar belakang penelitian b) Rumusan masalah penelitian c) Tujuan penelitian

d) Manfaat penelitian

e) Struktur organisasi skripsi

Bab II. Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan Bab III. Metodologi penelitian

a) Metode penelitian

b) Waktu dan tempat penelitian c) Subjek penelitian

d) Variabel penelitian e) Prosedur penelitian f) Rencana tindakan

g) Instrumen penelitian dan pengumpulan data h) Teknik pengolahan dan analisis data

i) Penilaian kepercayaan diri j) Proses pengembangan instrumen

Bab IV. Pemaparan data dan hasil penelitian Bab V. Simpulan, Implikasi dan saran


(20)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang disusun secara sistematis untuk menguji suatu permasalahan. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian.

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Arikunto (2009, hlm. 3) mendefinisikan PTK Sebagai:

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

PTK adalah salah satu penelitian yang umumnya dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, memperbaiki mutu pembelajaran serta menerapkan atau mencoba hal-hal baru yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran. Pada pelaksanaan PTK ini peneliti akan melakukan pembelajaran dalam dua siklus, setiap siklus dan tindakan-tindakan terdiri dari perencanaan pengajaran, tindakan pengajaran, observasi dan refleksi. Rancangan penelitian disebut juga rencana atau struktur dalam penelitian yang akan dilakukan, disusun sedemikian rupa agar peneliti memperoleh jawaban dari penelitiaannya, selain itu dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.

Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, alasannya karena model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, rancangan modelnya sederhana dan lebih mudah dipahami,


(21)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tindakan kelas. Menurut Lewin (dalam Hidayat, 2011, hlm. 34) “rancangan model PTK terdiri atas empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Merencanakan

(Planning)

Refleski Melakukan tindakan

(Reflecting) (Action)

Mengamati

(Observing)

Gambar 3.1

Rancangan PTK (Sumber: Hidayat, hlm. 35)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu selama bulan sepetember tahun 2015 yang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Penelitian dilakukan selama empat minggu (empat kali pertemuan). Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SDN Cisitu 2 Kota Bandung, Jln Sangkuriang no 87. Kota Bandung.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian di sekolah tersebut karena penulis pernah menjadi pengajar di sekolah tersebut dalam program pengalaman lapangan (PPL) dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas VI, dengan demikian penulis sangat memahami karakteristik dari masing-masing siswa


(22)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tersebut, lingkungan belajar di sekolah, serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas VI B SDN Cisitu 2 Kota Bandung, Jln.Sangkuriangno. 87 yang berjumlah 41 siswa dengan 16 siswa laki – laki dan 25 siswa perempuan. Peserta didik di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, orang tua mereka berasal dari profesi yang berbeda-beda pula, ada yang berprofesi sebagai pedagang, guru, karyawan, aparat pemerintah, dan lain-lain.

Sampel Jumlah

Laki-laki 16 Siswa

Perempuan 25 Siswa

Tabel 3.1

Tabel Subjek Penelitian

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm.60) mendefinisikan variabel sebagai “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam PTK ada tiga variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses dan variabel output.

1. Variabel input

Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas VI B SDN Cisitu 2 Kota Bandung

2. Variabel proses

Variabel proses dalam penelitian ini adalah penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan yang berhubungan dengan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran yang bertujuan untuk dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kepercayaan diri siswa.


(23)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel output dari penelitian ini adalah meningkatkan kepercayaan diri siswa yang dipengaruhi oleh adanya variabel input dan output dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan sehingga terjadi perubahan dalam bentuk meningkatnyakepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

Sehubungan Penelitian tindakan kelas ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kurt Lewin maka prosedur PTK merujuk pada rancangan penelitian tersebut yang dirancang secara bertahap yaitu tahap menentukan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Tahap-tahapan ini bersifat daur ulang atau siklus, berikut ini disajikan gambar pentahapannya:

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan tindakan 1&2

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Ulang Tindakan 3&4

Refleksi

Gambar 3.2

Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, (Sumber: Hidayat, Y. 2011, hlm. 37) SIKLUS


(24)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu F. Rencana Tindakan

Rencana pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan haruslah tersusun dengan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi. Seperti yang diungkapkan oleh Kunandar (2008, hlm. 91)

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus perspektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa tidak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas atau teman sejawat) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan.

Pada tahap ini peneliti menentukan suatu perencanaan tindakan sebagai langkah awal sebelum melangkah ke pelaksanaan penelitian. Peneliti adalah guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, sedangkan observer adalah guru mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDN Cisitu 2 Kota Bandung dan teman sejawat. Dalam penelitian ini perencanaan program tindakan terdiri dari dua siklus dan tindakan-tindakan dengan empat pertemuan pengajaran berupa proses pembelajaran yang akan difokuskan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui penerapan gaya mengajar periksa diri (self check style) dalam pembelajaran bola tangan.Tahap ini juga disebut sebagai tahap pra lapangan, dalam pra lapangan peneliti melakukan observasi di lapangan dengan cara mengamati kondisi dalam proses belajar mengajar antara siswa dan guru.

Dalam tahap ini pula peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan atau tindakan sebagai pedoman untuk melakukan proses pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(25)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan modifikasi peraturan permainan dan variasi bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran gerak mengoperkan bola dan penguasaan bola dalam pembelajaran permainan bola tangan.

b. Membuat lembar observasi yaitu:

1) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan data dan analisis data.

2) Dengan menggunakan alat elektronik (Handphone atau camera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.

c. Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

d. Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan, rangkaian siklus dan tindakan dilaksanakan selama empat minggu. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

a. Peneliti berencana menerapkan pembelajaran dengan modifikasi peraturan permainan dan bentuk tugas gerak yang sistematis berupa pembelajaran gerak mengoperkan bola dan penguasaan bola pada permainan bola tangan yang telah dirancang dalam satu pengajaran (skenario pembelajaran).


(26)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.

Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

Siklus I

Skenario tindakan pembelajaran

a. Tindakan satu permainanlempardantangkapdalamformasi(4 vs 4)dan(5 vs 5).

1. Pendahuluan

1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2) Menertibkan siswa dengan berbaris

3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4) Guru men-cek kehadiran siswa.

5) Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.

Tabel 3.2 2. Kegiatan Inti

TUJUAN/INDIK


(27)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

arming ups ermainan

dalampembelaj aran.

Warming ups ermainan dalam

pembelajaran.

Guru menjelaskan cara bermain

sentuh lutut.

Guru

menjelaskan cara bermain.

Siswa

salingberpasangan dan berhadapan,

siswamelakukan permainan sentuh lutut.

Permainan ini dilakukan dengan beberapa

kelompok kecil, cara bermainnya yaitu terdiri dari 2 orang yang menjadi kucing dan sisanya menjadi tikus, kucing berusaha merebut bola dengan cara ditepis atau bahkan ditangkap dan tikus berusaha mengoper bola kepada tikus lainnya. Bola tidak boleh jatuh, ditepis oleh tikus dan bahkan ditangkap, bila itu terjadi maka tikus berubah menjadi kucing dan juga sebaliknya.


(28)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tangkap bola.

Cara lempar dan tangkap bola serta mendukung teman dalam permainan Ten Ball 4 vs 4.

Guru

membariskan iswa, selanjutnya menjelaskan

danmendemost rasikan

caralempar dan tangkap.

Guru

menjelaskan ara bermain.

Siswaberbaris dan memperhatikan guru dan

sekaligus bertanya jawab.

ermainan ini dilakukan secara

berkelompok,deng an di mainkan oleh 2 tim, masing-masing tim dalam mendapatkan angka harus melakukan 10 lemparan terhadap teman yang berbeda, yang menang adalah tim yang paling cepat

mendapatkan 3poin. Bola tiak


(29)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tangkap bola serta mendukung teman dalam permainanEnd Zone 5 VS 5.

Guru menjelaskan ara bermain.

boleh jatuh ke lantai dan tertepis lawan, bila itu terjadi maka bola diberikan ke lawan.

ermainan End Zone ini

dilakukan secara berkelompok, dengan

di

mainkan oleh 2 tim, masing-masing tim mempunyai garis akhir. Permainan ini dilakukan dengan cara di lempar ke kawannya, dalam mencetak angka siswa harus menaruh bola tepat di garis End Zone. Sebelum itu siswa melakukan


(30)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup

1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.

2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa(pengetahuan, sikap dan keterampilan).

3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.

4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.

b. Tindakan duapermainanlempardantangkapdalamformasi (3 vs 2)dan(3 vs 3).

1. Pendahuluan

1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2) Menertibkan siswa dengan berbaris.

3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4) Guru men-cek kehadiran siswa.

5) Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.

Tabel 3.3 2. Kegiatan inti

lemparan sebanyak 5 kali lalu boleh mencetak angka.

TUJUAN/IN DIKATOR


(31)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Warming ups Permainan dalam pembelajaran . Warming ups Permainan dalam pembelajaran . Guru menjelaskan cara bermain hitamdanhij au. Gurumenjel askan Permainan KucingSent uh tikus. Pemanasan dengan permainan hitam dan hijau. Ketika guru menyebutkan hitam maka hitam harus lari kedaerah aman sedangkan hijau harus berusaha menangkap. Ketika guru menyebutkan hijau maka hijau harus lari kedaerah aman dan hitam harus berusaha menangkap hijau. Permainaninidilakuk an denganbeberapakelo mpokkecil, carabermainnyayaitut erdiridari 2 orang yang menjadikucingdansis anyamenjaditikus, kucingberusahamere but bola dengancaraditepisata ubahkanditangkapda ntikusberusahameng oper bola


(32)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tangkap bola.

Drill

lempardantan gkapmelalui dinding.

Guru membariska n siswa, selanjutnya menjelaskan dan

mendemostr asikan cara lempar dan tagkap bola.

Guru

menjelaskan cara

lempardanta ngkap

kepadatikuslainnya. Bola tidakbolehjatuh, ditepisolehkucingdan bahkanditangkap, bilaituterjadimakatik usberubahmenjadiku cing.

Siswa berbaris dan memperhatikan guru dan sekaligus

bertanya jawab.

Siswa melakukan gerakanmelempar dan menagkap kembali melalui bola yang di pantulkan ke tembokjika dalam permainan

sebelumnya banyak melakukan kesalahan dalam mempraktikan lempar dan tangkap


(33)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Caralempar dan tangkap bola serta mendukung teman dalam permainan 3 VS 2.

Guru menjelaskan carabermain .

ermainan ini adalah permainan dimana

adaregupenyerang yang berada di luargaris dan regu bertahan yangberada di dalam garis, regupenyerang berusaha melemparbola ketengah lingkaran yang terdapat tiga bola

sebagaitargetmenceta k skor dengancara berdiri di

belakanggarisdengan berbagaicaralempara n danbola dapat di operkan

padatemannya agar menyulitkanregu bertahan,

regubertahanmenjaga agar bola ygberada di dalamlingkaran agar tidakterkenalemparan regupenyerangdenga ncaramenepis,mengh alangi,dan


(34)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup

1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.

Cara lempar dan tagkap bola serta mendukung teman dalam permainan 3 VS 3.

Guru menjelaskan carabermain .

menangkap bola. Sebelum itu siswa harus melakukan lemparan sebanyak 5 kali.

Permainan ini dilakukansecara berkelompok, dengan

di mainkan oleh 2 tim,masing-masing tim

dalammendapatkan angka

harusmelakukan 5 lemparan terlebih dahulu terhadap teman yang berbeda, dalam mencetak angka setiap tim harus menjatuhkan botol di dalam lingkaran lawan. Setiap poin di hitug berapa jumlah botol yang jatuh. Waktu permainan 5menit.


(35)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).

3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.

4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.

1. Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman sejawat). Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas dan efektivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan.

2. Refleksi

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi (pemaknaan) terhadap data yang didapat dari hasil observasi, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi

apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat

meningkatkankepercayaandirisiswadalam mengikuti pembelajaran permainan

denganpenerapangayamengajarperiksadiri (self check style)

dalampembelajaranpermainan bola tangan. Pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya.

Penelitiantindakankelasiniakandilakukandenganduasiklus,

dalamsatusiklusterdapatduatindakan. Berikut di bawahiniadalahlangkah-langkahpembelajaransikluspelaksanaantindakandalampenelitiantindakankelas.

Siklus II:

a. Tindakantigapermainanlempardantangkapdalamformasi (4 vs 4). 1. Pendahuluan


(36)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Mengecekkesiapanbelajarsiswa, lapangan, dan media yang akandigunakandalampembelajaran.

2) Menertibkansiswadenganberbaris

3) Guru bersamasiswaberdoabersama-sama. 4) Guru men-cekkehadiransiswa.

5) Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.

Tabel 3.4 2. Kegiatan Inti

TUJUAN/INDI KATOR

GURU SISWA FORMASI

Warming ups Permainan dalampembelajar an.

Warming ups Permainan dalampembelajar an.

Guru

menjelaskan cara bermain sentuhlutut.

Guru

menjelaskancar abermain.

Siswa

salingberpasanga n danberhadapan, siswa

melakukanpermai nansentuhlutut.

Pemanasan dengan

permainan jala ikan dengan. Cara memainkannya adalah dengan membentuk kelompok kecil


(37)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tangkap bola.

Cara lempar dan tangkapbola serta mendukung teman dalam permainan4 VS 4.

Guru

membariskan siswa,

selanjutnya menjelaskan dan

mendemostrasi kan cara lempar dan tangkapbola. Guru

menjelaskancar abermain.

yang saling berpegangan tangan dan berperan sebagai jala yang bertugas menangkap temannya yang berperan sebagai ikan.

Siswa berbaris dan

memperhatikan guru dan sekaligus

bertanya jawab.

Siswa terbagi dalam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri dari 8 orang. 4 bertahan dan 4 penyerang.Dalam


(38)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tangkapbola serta

Guru

menjelaskancar abermain.

penyerang melakukan operan lempar tangkap dan berusaha memantulkan bola ke dalam lingkaran untuk mencetak skor dan yang bertahan berusaha merebut bola dari

penyerang. Dalam permainan ini jika bola belum 5 kali lemparan atau operan maka tidak bisa membuat skor. Bola tidak boleh di bawa lari melainkan harus saling mengoper. Setiap terjadi skor maka regu lawan berganti

memainkan bola.

Permainanmasihs ama,


(39)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup

1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.

2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).

3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.

4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya

b. Tindakan empatpermainanlempardantangkapdalamformasi ( 4 vs 3)dan(5 vs 5).

1. Pendahuluan

1) Mengecek kesiapan belajar siswa, lapangan, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2) Menertibkan siswa dengan berbaris. 3) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. 4) Guru men-cek kehadiran siswa.

5) Apersepsi

 Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

mendukung teman dalam permainan4 VS 4.


(40)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

 Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bola tangan.

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran Pemanasan dengan permainan.

Tabel 3.5 2. Kegiatan inti

TUJUAN/ID IKATOR

GURU SISWA FORMASI

Warming ups Permainan dalam pembelajaran .

Warming ups Permainan dalam pembelajaran .

Guru

menjelaskan cara bermain.

Guru

menjelaskanc arabermain.

Pemanasan dengan permainan estafet bola. Cara

memainkannya adalah dengan saling mengoper bola kebelakang dengan tangan lalu orang yang paling belakang berlari kedepan dan kembali kebarisan paling depan dan mulai mengoperkan bola lagi

kebelakang.

Permainaninidilakuk andenganbeberapake lompok,

carabermainnyayaitu dengan 1 lawan 1.


(41)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tagkap bola.

Cara lempar dan tagkap bola serta mendukung teman dalam permainan4 VS 3.

Guru

membariskan siswa,

selanjutnya menjelaskan.

Guru

menjelaskanc arabermain.

Setiapsiswaberusaha merebut bola lalumencetakangkak egawanglawan. Bola tidakbolehdibawalar i.

Siswa berbaris dan memperhatikan guru dan sekaligus

bertanya jawab.

Goalballadalahperm

ainantim yang didalamnyaterdapat 1 joker, joker hanyabertugaskepad atimpenyerangtetapi tidakbolehmencetak angka. Siswa di bagimenjadiduatima taukelompok yang salingbertanding. Bola hanya di mainkandengankedu atangandengancara mengoperkan bola keteman, bola tidakboleh di


(42)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cara lempar dan tagkap bola serta mendukung teman dalam permainan5 VS 5.

Guru

menjelaskanc arabermain.

bawalari.Setiaptimh arusmempunyaipem ain yang

bertugassebagaipenj agagawang.

Permainaninimerupa kangabungandariper mainansepak bola dengan bola basket. Lama

permainanadalah 2 x 8 menit.

Game

inisepertibermain bola

tangansesungguhnya siswa di

bagimenjadiduatima taukelompok yang salingbertanding. Cara membawa bola yaitudenganmendrib le

melangkahsebanyak 3

langkahsambalmem egangbolaterusmeng oper bola. Bola hanya di


(43)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3. Penutup

1) Pengalaman belajar siswa, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal hal yang baru dipelajari.

2) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan).

3) Apresiasi yaitu memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.

4) Tindak lanjut pembiasaan dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan pembelajaran berikutnya.

1. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus I tindakan ke satu dan ke dua.

2. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.Dalammelaksanakankegiatantindakanpenelitianinipenelitimemberikanmateriper mainanbola

mainkandengankedu atangan.

Setiaptimharusmem punyaipemain yang bertugassebagaipenj agagawang.


(44)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tangandenganempatpertemuanyaitudenganbentukmaterimodifikasipermainan.Pen elitimembuatkelompokkecildalampermainanagar

pembelajarantidakmembosankan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang menjadi alat pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Arikunto (2002, hlm. 134) “instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hasil peningkatan keterampilan dan kepercayaan diri siswa dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen pengamatan GPAI (Game Performance Assessment Instrument).

MenurutOslin ,dkk (1998) dalamMemmertdan Harvey (2008, hlm. 221) mengembangkan GPAI untukmengukurpenampilanbermainyangmenunjukkan

pemahamataktis, serta kemampuanpemainuntuk memecahkan

masalahtaktisdengan memilihdan menerapkanketerampilan yang sesuai. Dari

pendapatdiatasjelasbahwa GPAI dapat di

sesuaikandengantingkatketerampilangerakdarimateri pelajaran yang diberikan.

Guru bebasmenentukantugasgerakmana yang

akandiberipenilaianuntukdijadikanbahanevaluasipembelajaran yang

akanditingkatkan. Guru

melakukanpenilaiantersebutpadasaatpembelajaranberlangsung.

Berikutiniadalahbeberapakomponen GPAI yang

dapatdigunakansebagaibahanpenilaian:

Tabel 3.6

Komponen GPAI


(45)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keputusan yang diambil(Decision

Marking)

Membuat pilihan yang sesuai mengenai apa yang harus dilakukan dengan bola selama permainan.

Melaksanakan keterampilan(Skill

Execution)

Penampilan yang efisien darikemampuan teknik dasar.

Penyesuaian (Adjust)

Pergerakan dari pemain, baik dalammenyerang atau bertahan, seperti yangdiinginkan pada permainan. Melindungi

(Cover)

Menyediakan bantuan perlindunganbagi pemain yang

sedang memainkanbola atau menggerakkan bola Memberi dukungan

(Support)

Memposisikan pergerakan bola padaposisi menerima k etika temanmemiliki bola.

Menjaga/ menandai (Guard/ Mark)

Bertahan dari lawan yang mungkinmemiliki atu tidak memiliki bola.

Perlindungan (Base)

Menyediakan bantuan perlindunganbagi pemain yang sedang memainkanbola atau menggerakkan bola

(Sumber : The Game Performance AssessmentInstrument (GPAI): Some Concerns and Solutions for Further Development, Memmert dan Harvey, 2008, hlm. 220)

Dari ke tujuh komponen GPAI tersebut, peneliti menidentifikasi yang akan diaplikasikan ke dalam penerapan gaya mengajar periksa diri (self check

style)dalam pembelajaran permainan bola tangan guna meningkatkan kepercayaan

diri siswa, dalam hal ini peneliti fokus dalam tiga aspek penampilan dari beberapa komponen yaitu keputusan yang diambil/ Decision Marking(sesuai, tidak sesuai), Melaksanakan keterampilan/Skill Execution(efektif, tidak efektif) dan memberi dukungan/ support (sesuai, tidak sesuai). Setelah itu peneliti melakukan observasi setiap penampilan siswa dalam pembelajarandan mencatat


(46)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sesuai atau ketidak sesuaian dan efisien atau ketidak efisiennya pada suatu kejadian atau penampilan yang dilakukannya pada komponen-komponen tertentu.

Tabel 3.7

Aspek yang diambil dari beberapa komponen

Komponen Kriteria

1. Keputusan yang di ambil (Decision Marking).

 Pemain berusaha mengoper ke teman yang berdiri bebas

 Pemain berusaha menghindari atau menjauhi dari kawalan lawan 2. Melaksanakan keterampilan(Skill

Execution)

Melempar

 Operan terkendali

 Bola operan mengenai sasaran

Menangkap

 Bola tertangkap tanpa terjatuh

 Dapat menyesuaikan dengan arah bola yang akan datang

3. Memberi dukungan (support).

Dalam permainan, pemain

membantu teman sekelompok yang

lebih menguntungkan untuk

mencetak skor

 Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola

 Pemain bergerak mendekati lawan danberusahamerebut bola

Berikut ini format GPAI yang digunakan untuk menilai keterampilan lempar dan tangkap.

Tabel 3.8

Format Penilaian GPAI

No Nama

Keputusan yang diambil

Melaksanakan keterampilan

Memberi Dukungan/su

pport

Jml Nilai

Akhir


(47)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jumlah Rata-rata Keterangan :

S = Sesuai (Appropiate) TS = Tidak Sesuai (Inappropiate) E = Efektif (Effective) TE = Tidak Efektif (Ineffective) a. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto – foto ketika proses pembelajaran berlangsung, absensi siswa untuk mengetahui nama dan jumlah anak.

b. Catatan lapangan

Membuat catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama pembelajaran baik itu mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang diberikan anak terhadap pembelajaran yang diberikan, dan lain-lain dicatat oleh observer dalam catatan data lapangan.


(48)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Catatan Lapangan

Tindakan :

Hari/tgl :

Waktu :

Pengajar :

... ... ... ... ... ... ...

Observer

Bagan 3.1

Format Catatan Data Lapangan

c. Penilaian Kepercayaan Diri

Variabel kepercayaan diri siswa diukur melalui angket atau kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2013, hlm. 199) adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penggunaan angket dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa dengan menggunakan angket, maka dapat diberikan secara serempak pada seluruh responden, yang tentu akan mempercepat waktu penelitian.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa soal atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah disediakan peneliti untuk diisi oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SDN Cisitu 2 Kota Bandung. Dalam penyusunan butir-butir pertanyaan kuesioner penulis berpedoman pada penjelasan Sugiyono (2013, hlm. 200):


(49)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Isi dan tujuan pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti

2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden

3. Tipe dan bentuk pertanyaan dapat terbuka atau tertutup

4. Pertanyaan tidak mendua sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring ke jawaban yang baik dan jelek saja 7. Panjang pertanyaan

8. Urutan pertanyaan dimulai dari hal yang umum hingga spesifik 9. Prinsip pengukuran, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel 10.Penampilan fisik angket

a) Angket Kepercayaan Diri

Untuk memperoleh data tentang kepercayaan diri siswa untuk maka butir-butir pertanyaan harus dibuat secara ringkas, jelas dan tegas. Untuk itu penulis terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket penelitian pada tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Instrumen Kepercayaan Diri Siswa SDN Cisitu 2 Kota Bandung

Definisi Konsep Sub

Komponen Indikator

Nomor Butir Pernyataan No. Butir + No. Butir - Menurut Perry (2005), kepercayaan diri adalah kemampuan untuk mempercayai kemampuan sendiri. 1.Keyakinan kemampuan diri a.Mempunyai tujuan dan kemauan

29, 40 28, 59,

b.Menghargai diri sendiri

1, 51, 52 12, 18, 30

c.Bersosialisasi


(50)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.Optimis a.Berpikir positif 5, 19, 31, 42,

2, 15, 43, 60,

b.Berusaha keras 33, 53, 32, 44,

Objektif a.Mengambil

keputusan

22, 24 , 45,

4, 11, 34, 54

b.Memberi dan menerima pendapat

20, 22, 23, 25,

6, 26, 27, 34

Bertanggungja wab

a.Mempunyai keberanian

7, 55, 46,

b. Mentaati aturan 35, 56,

c. Konsekuen terhadap tugas

47, 57, 36,

Rasional dan realistis

a. Mengendalikan diri

10, 21, 37,

8, 17, 48

b. Menganalisis menggunakan akal sehat

39, 49, 58


(51)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dari tabel diatas, kisi-kisi mengenai instrumen kontribusi penerapangayamengajarperiksadiri(self check style)dalampembelajaran bola tangangunameningkatkankepercayaandirisiswa di SDN Cisitu 2 Kota Bandung tampak komponen, sub komponen, dan indikator untuk membuat butir pernyataan. Setiap butir pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang diberikan bobot skor dengan menggunakan skala Likert.Menurut Amirin, (2010, hlm.3): Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisoner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Psikometrik adalah bidang yang berkaitan dengan teori dan teknik dalam pengukuran pendidik dan psikologis, mencakup pengukuran pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat kepribadian. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidikan dan ahli psikologi Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat ditahun 1932. Kelebihan Skala Likert:

 Skala Likert lebih mudah membuatnya dibandingkan skala yang lain.

 Terdapat kebebasan dalam memasukan pertanyaan-pertanyaan, asalkan sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.

 Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu yang dipertanyakan.

Skala Likert menurut Sugiyono (2013, hlm. 134):

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert,maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa skala likert merupakan metode perhitungan kuisoner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui


(52)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

skala sikap objek tertentu. Dalam pembuatan skala likert, peneliti membuat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan suatu isu atau permasalahan, lalu subjek atau responden diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuam atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori pemberian skor sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pertanyaan positif yaitu, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =1. Kategori untuk pertanyaan negatif yaitu, Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju =4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori tersebut ada dalam tabel berikut.

Tabel 3.10

Kriteria Pemberian Skor

No Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-ragu (R) 3 3


(1)

111

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelahdilaksanakanpenelitiandengan 2 siklusdimanasetiapsiklusterdapat 2

tindakan, di

dapatkanhasilbahwadaritindakansatusampaitindakanterakhiradapeningkatankeperc ayaan diri siswa dalam pembelajaran permainanbola tanganpadasiswakelas VI B SDN Cisitu 2 Kota Bandung. Hal initerlihatdarihasil data yang penelitihitungmenggunakanalatukurlembarobservasi,

catatanlapangan,danangket.Peningkatandari hasil observasi43,76% menjadi 77,23%, sedangkan dari hasil angket 4807 menjadi 5177. Maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan penerapan gayamengajarperiksadiri(self check

style) dalam pembelajaran bola tangan dapat meningkatkan kepercayaandirisiswa

kelas VI B SDN Cisitu 2 Kota Bandung. B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh setelahmenggunakanpenerapangaya-gayamengajarperiksadiri(self check style)dalampembelajaran bola tangangunameningkatkan kepercayaan diri

siswa. Hal tersebut diperkuat oleh (Mosston, 1994, hlm. 103) Gaya periksasendiri (Self Check Style):Dalamgayaini,

setiapindividumelakukantugassepertidalampraktekgayatugasdankemudianme mbuatkeputusanpostimpactuntukdirisendiri.

Keterampilangayaresiprokalmembandingkan, menjelaskan,

danmenarikkesimpulan yang

digunakanolehsetiappelajaruntukmemeriksakinerjasendiri”.Sehingga dalam proses pembelajaran begitu efektif karena tidak banyak waktu yang terbuang. 2. Dengan metodelogi penelitian yang penulis gunakan, hasil penelitian


(2)

112

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalampembelajaran bola tanganmemberikan pengaruh yang sangat baik terhadapkepercayaan diri siswa pada pembelajaran. Bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut diharapkan melakukan kajian yang lebih kompleks.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut: 1. Guru pendidikanjasmani, disarankan untuk selalu mengembangkan

pembelajaran aktivitas permainan bola tangan dan inovasi-inovasi baru dalam pendidikanjasmani melalui berbagai kegiatan pendidikan maupun non pendidikan, seperti memperluas keilmuan tentang pendidikanjasmani baik melalui kegiatan literature, media masa dan forum-forum ilmiah lainnya. 2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap

proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.

3. Bagi orang tua, diharapkan dapat membantu untuk mendukung siswa dengan memberikan motivasi belajar. Karena waktu di rumah lebih banyak dibandingkan dengan waktu siswa di sekolah.


(3)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

BukuSumber:

Abduljabar, B. (2009). ManajemenPendidikanjasmanidanOlahraga.Bandung: FPOK UPI

Abduljabar&Darajat.(2013). AplikasiStatistikaDalamPenjas. Bandung: UPI.

Alwisol.(2004). PengertianPercayaDiri. [online].

Tersediadalamhttp://miklotof.wordpress.com/2010/06/23/pengertian-percaya-diri/

Anthony. (1992). KepercayaanDiri. [online].

Tersediadalamhttp://tulisantabtim.wordpress.com/2012/07/04/tugas-makalahpsikologi-percaya-diri/

Arikunto, Suharsimi. (2010). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.

Jakarta: PT. RinekaCipta

Arikunto, S Dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pt Bumi Aksara Budiman&Hidayat.(2011) PsikologiAnakdalamPendidikanJasmani.Bandung:

FPOK – UPI.

Budiman, D, dkk.(2008). Pengembangan Model Pembelajaran Bola TanganPadaKelasBesar.JurnalRiset Bola Tangan.8-9.

De Angelis, Barbara. (2003). Self Confident:PercayaDiriSumberKesuksesanDan

Kemandirian. Jakarta.:GramediaPustaka.

FitraFauziRahmat. (2014).

Pengaruhpenggunaangayamengajarresiprokalterhadappeningkatankeperca yaandirisiswapadasaatpembelajaranpermainansepakbola.Skripsi.


(4)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hidayah, N. (2013). PanduanPraktisPenyusunandanPelaporan PTK. Jakarta: PrestasiPusaka.

Hidayat, Y. Dkk. (2014),

PedomanPenulisanPenelitianTindakanKelasDalampendidikanJasmani, Olahraga, dankesehatan. Bandung: FPOK-UPI

Haris, R. (1986). Permainan Bola Tangan. Bandung: Adil.

Juliantine, T. Subroto, T., Yunyun, Y, (2012). Belajar Dan Pembelajaran Penjas, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusuma.(2005). PercayaDiridalamPsikologi.[online].

Tersediadalamhttp://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html?m=1

Lauster.(1997). KepercayaanDiri. [online].

Tersediadalamhttp://decungkringo.wordpress.com/2012/03/31/kepercayaan-diri-selfconfidence/

Lauter.(2002). PengertianPercayaDiri. [online].

Tersediadalamhttp://miklotof.wordpress.com/2010/06/23/pengertian-percaya-diri/

Mahendra, A. (2009). Azas Dan FalsafahPendidikanJasmani. Jakarta: Depdiknas, DirjenPendidikanDasar Dan MenengahTenagaKependidikan.

Mahendra, A. (2000),Pembelajaran BolaTangan. Jakarta: Depdiknas

MuskaMosston. (1994). Teaching Physical Eduction. USA:Mcmilan College Publish Company

Perry, Martin. (2005). Confidence Boosters :PendongkrakkepercayaanDiri. Jakarta: Erlangga

Rahayu, E. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Implementasi pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani), Olahraga, dan Kesehatan.Bandung: Alfabeta.


(5)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rasyidin, W. dkk. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDU Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala,S. (2010).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman.(2011). Interaksi&MotivasiBelajarMengajar.Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Slameto.(2010). Belajar&Faktor-faktorYangaMempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Sugiyono. (2013). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka, (1992).TeoriBermain . Jakarta: DepartemenPendidikan Dan KebudayaanDirektoratJenderalPendidikanTinggiProyekPembinaanTenagaK erjaPendidikan

Suntoda,.Andi,.dkk. (2013). ModulTesdanPengukuranPenjas. Bandung: Prodi PJKR FPOK UPI

Tatang M. Amirin, 2010, Skala Likert: Penggunaannya dan Analisi Data.[online] Tersedia dalam https://syehaceh.wordpress.com/2013/06/01/pengukuran-sikap-skala-likert/

Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Thantaway.(2005). KamusistilahBimbingandanKonseling. [online]. Tersediadalamhttp://belajarpsikologi.com/pengertian-kepercayaan-diri

Vealey& Chase.(2008). PengertianKepercayaanDiri. [online].

Tersediadalamhttp://tulisantantim.wordpress.com/2012/07/04/tugas-makalah-psikologipercaya-diri/


(6)

Agus Sopian, 2015

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN GUNA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Online:

MuskaMosston,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/GAYA%20MENGAJAR%20MOSSTON.p df

http://fadlolymasterteacher.wordpress.com [28 Februari 2015]

http://www.academia.edu/7663298/Modifikasi_Pembelajaran_penjasorkesBerbasi s_PAIKEM_Pada_Standar_Proses


Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI DAN GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 TAMBANGAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN KAB.MADINA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUALA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRNG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 21

PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT (HOP STEEP AND JUMP) SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI KABANJAHE T.A 2013/2014.

0 2 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR PERIKSA DIRI (SELF CHECK STYLE) PADA SISWA KELAS VIII SMP 14 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 23

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAKBOLA.

0 3 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAK BOLA.

0 2 41

PENDAHULUAN Pelatihan Empower Mother’s Parenting Style Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Dalam Pengasuhan Anak.

0 3 8

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM KETE (1)

0 0 8