Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Local Government Original receipt is source of local revenu that can be used by each region for implement administration and regional development. Local Government Original Receipt can be obtained from taxes and levies. The purpose of this study is to determine the effect of hotel tax revenue and restaurant tax revenue on local government original receipt at Bandung city both partially and simultaneously. This study uses the method of hypothesis testing. Data are taken from the realization report of local government original receipt the city of Bandung in 2009-2011. Data are analyzed using multiple linear regression analysis. The results show that partially hotel tax revenue does not have a significant effect on local government original receip, while the restaurant tax revenues have a significant effect on local government original receip. The tax hotel and restoran taxes have a significant influence simultaneously on local government original receipt.

Key words : Local Government Original Receipt, Hotel Tax Revenues, and Restaurant Tax Revenue


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. PAD dapat diperoleh dari pajak dan retribusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data diambil dari laporan realisasi pendapatan asli daerah Kota Bandung tahun 2009-2011. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial penerimaan pajak hotel tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah, sedangkan penerimaan pajak restoran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan secara simultan penerimaan pajak hotel dan restoran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan Pajak Hotel, dan Penerimaan Pajak Restoran.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Perpajakan ... 7

2.1.1.1 Pengertian Pajak ... 7

2.1.1.2 Fungsi Pajak ... 9

2.1.1.3 Jenis Pajak ... 10

2.1.1.4 Unsur-Unsur Pajak ... 12

2.1.14 Hukum Pajak ... 13


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.1 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 14

2.1.2.2 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 15

2.1.2.3 Syarat Pemungutan Pajak ... 17

2.1.2.4 Asas Pemungutan Pajak ... 18

2.1.2.5 Sistem Pemungutan Pajak ... 19

2.1.2.6 Tarif Pajak ... 19

2.1.3 Pajak Daerah ... 20

2.1.3.1 Pengertian Pajak Daerah ... 20

2.1.3.2 Sumber-Sumber Penerimaan Pajak Daerah ... 21

2.1.3.3 Jenis Pajak Daerah ... 22

2.1.4 Pajak Hotel dan Pajak Restoran ... 25

2.1.4.1 Pajak Hotel ... 25

2.1.4.1.1 Pengertian Pajak Hotel ... 25

2.1.4.1.2 Objek Pajak Hotel ... 25

2.1.4.1.3 Subjek Pajak Hotel dan Wajib Pajak Hotel ... 26

2.1.4.2 Pajak Restoran ... 26

2.1.4.2.1 Pengertian Pajak Restoran ... 26

2.1.4.2.2 Objek Pajak Restoran... 27

2.1.4.2.3 Subjek Pajak Restoran dan Wajib Pajak Restoran ... 27

2.1.5 Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Hotel dan Restoran... 27

2.1.6 Masa Pajak dan Saat Terutang Pajak Hotel dan Restoran ... 28

2.1.7 Penetapan Pajak Hotel dan Restoran... 28

2.1.8 Tata Cara Perhitungan Pajak Hotel dan Restoran ... 29

2.1.9 Tata Cara Pembayaran Pajak Hotel dan Restoran... 31

2.1.10 Kadaluarsa ... 31

2.1.11 Keberatan dan Banding ... 32

2.1.12 Pemeriksaan ... 33

2.2 Ketentuan Sanksi ... 34


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.2.2 Sanksi Pidana ... 34

2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 35

2.3.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah ... 35

2.3.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ... 36

2.3.3 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ... 37

2.3.4 Peran Pendapatan Asli Daerah ... 37

2.3.5 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ... 38

2.4 Kerangka Pemikiran ... 40

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Objek Penelitian ... 46

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 46

3.1.2 Visi, Misi, dan Motto Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 48

3.1.2.1 Visi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 48

3.1.2.2 Misi Dinas Pendapatan Kota Bandung... 49

3.1.2.3 Motto Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 49

3.1.3 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 50

3.1.3.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 50

3.1.3.1 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 51

3.1.3.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 51

3.1.3.3 Fungsi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 51

3.1.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 51

3.1.4.1 Tujuan Dinas Pendapatan Kota Bandung... 51

3.1.4.2 Sasaran Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 52

3.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 53

3.2 Metode Penelitian ... 61


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.4 Populasi dan Sampel ... 62

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 63

3.6 Analisis Data ... 64

3.6.1 Uji Normalitas ... 65

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas ... 66

3.6.3 Uji Autokorelasi... 67

3.6.4 Uji Multikolinieritas ... 68

3.6.5 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 69

3.6.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1 Hasil Penelitian ... 72

4.2 Pembahasan ... 74

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 74

4.2.1.1 Uji Multikolinieritas ... 74

4.2.1.2 Uji Autokorelasi ... 75

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas... 76

4.2.1.4 Uji Normalitas ... 77

4.2.2 Persamaan Metode Regresi ... 78

4.2.2.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 79

4.2.2.1.1 Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel Terhadap PAD ... 79

4.2.2.1.2 Pengaruh Penerimaan Pajak Restoran Terhadap PAD ... 80

4.2.2.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan ... 81

4.2.2.3 Koefisien Korelasi Parsial ... 82

4.2.2.4 Koefisien Determinasi Simultan ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN ... 91 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE) ... 92


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 45 Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 54


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Per jenis Pendapatan

Kota Bandung Tahun 2006-2010 ... 44

Tabel II Anova ... 71

Tabel III Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran serta PAD di Kota Bandung Periode Tahun 2009-2011... 72

Tabel IV Uji Multikolonieritas ... 75

Tabel V Uji Autokorelasi ... 76

Tabel VI Uji Heteroskedastisitas ... 77

Tabel VII Uji Normalitas ... 77

Tabel VIII Koefisien Regresi ... 78

Tabel IX Pengujian Koefisien Regresi ... 82


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Surat Permohonan Penelitian ………...………..… 91


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemandirian pembangunan diperlukan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah pusat dengan kebijaksanaannya. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan membiayai pembagunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi yang nyata.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah otonom memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan daerahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan Otonomi Daerah memberikan wewenang yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengelola urusan pemerintahan daerah serta menggali dan mengelola sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara maksimal.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 1999, definisi dari Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatnya penerimaan yang diperoleh daerah yang


(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha berasal dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan oleh masing-masing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Tapi pada kenyataannya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Selama ini dominasi sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar. Oleh karenanya untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah.

Kota Bandung adalah salah satu kota dan provinsi Jawa Barat yang pemerintah daerahnya senantiasa berupaya meningkatkan pendapatan dan pembangunan daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah kota bandung, pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun pemerintah pusat. Salah satu sumber pendapatan dan pembiayaan pembangunan Kota Bandung dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut bersumber dari pajak, oleh sebab itu dari tahun ke tahun Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung terus berupaya untuk mengoptimalkan pemasukan pajak.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat diperoleh dari Pajak dan Retribusi. UU No. 28 Tahun 2009 membahas semua hal tentang pajak dan retribusi daerah yang dapat dijadikan pedoman daerah untuk mengelola aset daerahnya dalam merinci dan memungut pendapatan bagi daerahnya. Jenis pajak dan retribusi menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 ini dikelompokkan menjadi Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: pajak kendaraan bermotor, Bea Balik


(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (http://vitonews.com).

Kota Bandung telah menjadi daerah tujuan wisata populer bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara karena terdapat banyak daya tarik wisata yang ditawarkan seperti area rekreasi dan bermain keluarga (Kampung Gajah dan Trans Studio), wisata belanja, wisata kuliner, wisata sejarah dan pemandangan alam yang indah serta hawa sejuk yang menyelimuti Kota Bandung. Akses jalan menuju Kota Bandung pun relatif mudah, terlebih dengan adanya jalan tol Cipularang yang membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk perjalanan Jakarta menuju Bandung, serta dibukanya jalur pesawat terbang dari Kuala Lumpur menuju Bandung membuat wisatawan mancanegara datang untuk berwisata ke Kota Bandung. Berkembangnya Kota Bandung sebagai Kota Jasa memberikan dampak yang positif bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah salah satunya berasal dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Semakin maraknya perkembangan hotel dan restoran, serta banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahun ke kota Bandung, menjadikan Pajak Hotel dan Pajak Restoran sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berpotensi cukup besar dalam mendukung perekonomian daerah Kota Bandung. Pajak Hotel dan Restoran merupakan salah satu jenis pajak daerah tingkat II yang dikenakan terhadap pelayanan atas jasa hotel dan restoran. Selain tempat istirahat


(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha atau sekadar makan dan minum, hotel juga menyediakan fasilitas yang dapat memudahkan para pelaku usaha diantaranya dengan tersedianya tempat atau ruang untuk konfensi atau rapat dan fasilitas lainnya. Pajak Hotel dan Restoran mempunyai peranan penting terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ali Nurjaman (2012) dengan judul “Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandung, pada periode tahun 2006-2010. Menurut penelitiannya, jumlah penerimaan pajak hotel di Kota Bandung setiap tahunnya mengalami perkembangan dan besar kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung 44,10%. Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri Wulan S (2012) mengenai pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang dilakukan pada periode tahun 2006-2010 dimana hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa penerimaan Pajak Hotel dan Restoran memiliki pengaruh yang besar terhadap pendapatan asli daerah.

Berdasarkan hasil uraian di atas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik untuk membahas tentang pajak hotel dan restoran di Kota Bandung dan ingin mengetahui seperti apa pengaruhnya terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung, apakah berpengaruh signifikan dilihat dari semakin berkembang dan semakin banyaknya hotel dan restoran di Kota Bandung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan pada periode tahun yang berbeda, yaitu pada periode tahun 2009-2011 dan variabel yang digunakan adalah pajak hotel bulanan dan pajak restoran bulanan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :


(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha “Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kota Bandung” (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota

Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tata cara pemungutan pajak hotel dan restoran di kota Bandung. 2. Berapa besar jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Bandung. 3. Apakah penerimaan pajak hotel dan restoran berpengaruh terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) di kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah di kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana tata cara pemungutan pajak hotel dan restoran di kota Bandung.

2. Mengetahui berapa besar jumlah penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Bandung.

3. Mengetahui apakah penerimaan pajak hotel dan restoran berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran

terhadap pendapatan asli daerah di kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi pihak instansi (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung) untuk lebih meningkatkan penerimaannya dan dalam upaya melakukan pembukuan atau pembuatan laporan keuangan serta meningkatkan kinerja kegiatan perhitungan pajak terutang yang harus dibayarkan.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan wawasan atau informasi penulis dalam bidang perpajakan, khususnya mengenai pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan pajak restoran serta pengaruhnya terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya, khususnya sebagai bahan referensi dan pembanding bagi mereka yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut di bidang ini.


(17)

85 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung: Survey Pada Dinas Pendapatan Daerah di Kota Bandung. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda dan uji asumsi klasik serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.

1. Sistem pemungutan pajak hotel dan restoran di kota Bandung dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Self Assesment dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sistem pemungutan ini digunakan bagi pengusaha atau pemilik hotel dan restoran yang sudah menggunakan sistem komputerisasi.

2. Official Assesment pemerintah yang menetapkan pajak terutang dengan

datang ketempat hotel atau restoran berada. Sistem pemungutan ini digunakan untuk pengusaha atau pemilik hotel dan restoran yang belum menggunakan sistem komputerisasi.

2. Berdasarkan tabel III pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan pajak hotel di Kota Bandung pada tahun 2009 adalah sebesar RP


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 86

Universitas Kristen Maranatha 72.445.540.886,00; tahun 2010 sebesar Rp 87.611.335.427,00; tahun 2011 sebesar Rp 111.118.415.833,00; dan jumlah penerimaan pajak restoran pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 65.230.364.050,00; Rp 73.573.789.261,00 pada tahun 2010; dan Rp 85.192.607.148,00. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa, baik penerimaan pajak hotel maupun penerimaan pajak restoran pada periode tahun 2009-2011 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. 3. Pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah

di Kota Bandung secara parsial maupun simultan.

1. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak hotel secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung, ini mungkin disebabkan para wisatawan yang datang atau berkunjung ke Kota Bandung memutuskan untuk tidak berlama-lama berada di Kota Bandung, hanya sekedar untuk berwisata kuliner ataupun mengunjungi tempat rekreasi seperti trans studio Bandung.

2. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak restoran secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung, dengan syarat tidak terjadi perubahan pada penerimaan pajak hotel.

3. Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak hotel dan restoran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung untuk periode 2009-2011.


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 87

Universitas Kristen Maranatha 4. Besarnya pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran baik secara parsial

maupun simultan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung.

1. Pengaruh penerimaan pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah adalah lemah, karena besarnya hanya 5.5696 %. Nilai yang tidak signifikan ini mungkin dikarenakan sedikitnya wisatawan yang memutuskan berada dalam waktu yang cukup lama di Kota Bandung ataupun masih kurang efektif dan efisiennya pemungutan pajak hotel yang dilakukan dinas pendapatan daerah di kota bandung padahal penerimaan pajak hotel terus meningkat setiap tahunnya.

2. Pengaruh penerimaan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah adalah kuat, karena besarnya 23.1361 %. Nilai yang signifikan ini mungkin dipengaruhi oleh wisata kuliner yang ada di Kota Bandung. 3. Pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli

daerah yaitu sebesar 39.9%. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pendapatan asli daerah, dan sisanya sebesar 60.1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Kota Bandung

1. Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan


(20)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 88

Universitas Kristen Maranatha pajak hotel dan restoran di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap terhadap subjek maupun objek pajak baik pajak hotel maupun pajak restoran sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Memajukan sektor pariwisata yang ada sehingga menarik orang-orang dari luar kota datang ke Kota Bandung untuk melakukan rekreasi atau liburan dan diharapkan akan menambah penerimaan pajak hotel dan pajak restoran.

3. Meningkatkan kesadaran dari pengusaha hotel dan restoran dalam membayar pajak diantaranya dengan cara meningkatkan pelayanan pada saat memungut pajak hotel dan pajak restoran dari wajib pajak sehingga menghindari wajib pajak mempunyai sikap malas karena pelayanan yang kurang baik.

2. Bagi pengusaha Hotel dan Restoran

Sebaiknya memenuhi kewajibannya sebagai objek dan subjek pajak sesuai peraturan yang ditetapkan sehingga bisa saling menguntungkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tempat penelitian yang berbeda.

2. Sebaiknya memperluas periode penelitian dengan periode lebih dari 5 (lima) tahun agar pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah dapat lebih terlihat pengaruhnya.

3. Sebaiknya peneliti juga mengubah atau menambah variabel penelitian seperti pajak parkir, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak lainnya


(21)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 89

Universitas Kristen Maranatha sehingga hubungan yang saling mempengaruhi akan lebih terlihat dan lebih signifikan.


(22)

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung: Survey Pada Dinas Pendapatan Daerah di Kota Bandung. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda dan uji asumsi klasik serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.

1. Sistem pemungutan pajak hotel dan restoran di kota Bandung dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Self Assesment dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Sistem pemungutan ini digunakan bagi pengusaha atau pemilik hotel dan restoran yang sudah menggunakan sistem komputerisasi.

2. Official Assesment pemerintah yang menetapkan pajak terutang dengan

datang ketempat hotel atau restoran berada. Sistem pemungutan ini digunakan untuk pengusaha atau pemilik hotel dan restoran yang belum menggunakan sistem komputerisasi.

2. Berdasarkan tabel III pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan pajak hotel di Kota Bandung pada tahun 2009 adalah sebesar RP


(2)

72.445.540.886,00; tahun 2010 sebesar Rp 87.611.335.427,00; tahun 2011 sebesar Rp 111.118.415.833,00; dan jumlah penerimaan pajak restoran pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 65.230.364.050,00; Rp 73.573.789.261,00 pada tahun 2010; dan Rp 85.192.607.148,00. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa, baik penerimaan pajak hotel maupun penerimaan pajak restoran pada periode tahun 2009-2011 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. 3. Pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah

di Kota Bandung secara parsial maupun simultan.

1. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak hotel secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung, ini mungkin disebabkan para wisatawan yang datang atau berkunjung ke Kota Bandung memutuskan untuk tidak berlama-lama berada di Kota Bandung, hanya sekedar untuk berwisata kuliner ataupun mengunjungi tempat rekreasi seperti trans studio Bandung.

2. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak restoran secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung, dengan syarat tidak terjadi perubahan pada penerimaan pajak hotel.

3. Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak hotel dan restoran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung untuk periode 2009-2011.


(3)

4. Besarnya pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran baik secara parsial maupun simultan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung.

1. Pengaruh penerimaan pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah adalah lemah, karena besarnya hanya 5.5696 %. Nilai yang tidak signifikan ini mungkin dikarenakan sedikitnya wisatawan yang memutuskan berada dalam waktu yang cukup lama di Kota Bandung ataupun masih kurang efektif dan efisiennya pemungutan pajak hotel yang dilakukan dinas pendapatan daerah di kota bandung padahal penerimaan pajak hotel terus meningkat setiap tahunnya.

2. Pengaruh penerimaan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah adalah kuat, karena besarnya 23.1361 %. Nilai yang signifikan ini mungkin dipengaruhi oleh wisata kuliner yang ada di Kota Bandung. 3. Pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli

daerah yaitu sebesar 39.9%. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pendapatan asli daerah, dan sisanya sebesar 60.1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Kota Bandung

1. Jika dilihat dari pengaruh penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kota Bandung yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan


(4)

pajak hotel dan restoran di Kota Bandung dengan melakukan pendataan ulang yang lebih lengkap terhadap subjek maupun objek pajak baik pajak hotel maupun pajak restoran sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

2. Memajukan sektor pariwisata yang ada sehingga menarik orang-orang dari luar kota datang ke Kota Bandung untuk melakukan rekreasi atau liburan dan diharapkan akan menambah penerimaan pajak hotel dan pajak restoran.

3. Meningkatkan kesadaran dari pengusaha hotel dan restoran dalam membayar pajak diantaranya dengan cara meningkatkan pelayanan pada saat memungut pajak hotel dan pajak restoran dari wajib pajak sehingga menghindari wajib pajak mempunyai sikap malas karena pelayanan yang kurang baik.

2. Bagi pengusaha Hotel dan Restoran

Sebaiknya memenuhi kewajibannya sebagai objek dan subjek pajak sesuai peraturan yang ditetapkan sehingga bisa saling menguntungkan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan dengan tempat penelitian yang berbeda.

2. Sebaiknya memperluas periode penelitian dengan periode lebih dari 5 (lima) tahun agar pengaruh penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah dapat lebih terlihat pengaruhnya.

3. Sebaiknya peneliti juga mengubah atau menambah variabel penelitian seperti pajak parkir, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak lainnya


(5)

sehingga hubungan yang saling mempengaruhi akan lebih terlihat dan lebih signifikan.


(6)