Perhitungan Parameter Gelombang Suara Untuk Sumber Berbentuk Sembarang Menggunakan Metoda Elemen Batas Dengan Program Matlab.
i
Universitas Kristen Maranatha
PERHITUNGAN PARAMETER GELOMBANG SUARA
UNTUK SUMBER BERBENTUK SEMBARANG
MENGGUNAKAN METODA ELEMEN BATAS
DENGAN PROGRAM MATLAB
Garry Paulin Setiawan
Email : garrypsetiawan@yahoo.com
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65
Bandung 40164, Indonesia
ABSTRAK
Metoda Elemen Batas telah digunakan untuk memecahkan berbagai masalah pada bidang akustik, seperti pada industri otomotif yang melibatkan radiasi suara dari mesin yang bergetar, prediksi medan akustik pada interior ruang kendaraan, medan akustik pada rongga muffler, dan sebagainya. Keunggulan dari Metoda Elemen Batas adalah penurunan dimensi persoalan yang dihadapi. Persoalan dimensi tiga yang melibatkan volume diperlakukan seperti persoalan dua dimensi yang hanya melibatkan permukaan benda.
Pada tugas akhir ini dibuat program dengan MATLAB untuk menghitung nilai parameter gelombang suara yang melibatkan benda berbentuk sembarang dengan menggunakan Metoda Elemen Batas. Parameter akustik yang terlibat adalah kecepatan potensial dan kecepatan partikel. Program dibuat untuk penyelesaian masalah radiasi dan penghamburan gelombang suara dari sumber yang bergetar serta masalah invers untuk menentukan parameter akustik pada sumber berdasarkan informasi akustik di titik-titik medan. Di samping itu program yang dibuat juga melibatkan kasus ruang setengah tak berhingga untuk radiasi dan penghamburan gelombang suara dari sumber yang bergetar. Program dibuat berdasarkan program FORTRAN yang sudah ada. Uji kasus yang
(2)
ii
Universitas Kristen Maranatha
dilakukan meliputi masalah radiasi dan penghamburan dengan melibatkan beberapa bentuk geometri sumber benda (bola, kubus, silinder).
Hasil uji kasus menunjukkan kesesuaian antara hasil dari program MATLAB dengan hasil dari program FORTRAN. Program MATLAB juga menyajikan pembuatan grafik secara langsung dari hasil perhitungan program (output) yaitu pembuatan pola radiasi tekanan dan distribusi tekanan pada permukaan benda atau di titik-titik medan yang dikehendaki.
(3)
iii
Universitas Kristen Maranatha
CALCULATION OF ACOUSTIC PARAMETERS
INVOLVING BODIES OF ARBITRARY SHAPE
USING BOUNDARY ELEMENT METHOD
WITH MATLAB PROGRAM
Garry Paulin Setiawan
Email : garrypsetiawan@yahoo.com
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH 65
Bandung 40164, Indonesia
ABSTRACT
Boundary Element Method (BEM) has been used to solve various problems in acoustics, such as in automotive industry involving sound radiation from vibrating engines, the prediction of acoustic field on the vehicle interior space, the acoustic field in the cavity of muffler, and so forth. The advantage of BEM is the reduction of the dimension of the problems. Three-dimensional problems involving volume is treated as two-dimensional problems which involves only the surface of the body.
In this project, a program was made in MATLAB code to calculate the acoustic parameters involving bodies of arbitrary shape using Boundary Element Method. The acoustic parameters involved are velocity potential and particle velocity. The program was made for solving problems involving radiation and scattering of acoustic waves from vibrating bodies and inverse problems to determine the acoustic parameters on the body based on the acoustic information in the field points. In addition the program also handles half space problems for radiation and scattering of acoustic waves from vibrating bodies. The program was developed based on an existing FORTRAN program. Test cases including radiation and scattering problems involving some shapes of the bodies were conducted (sphere, cube, cylinder).
(4)
iv
Universitas Kristen Maranatha
Good aggrement was obtained between the MATLAB program calculation and those yield by the FORTRAN program calculation. MATLAB also provides post processing for plotting the result of the calculation such as the radiation pattern of pressure and pressure distribution on the surface of bodies or on the desired field points.
(5)
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...v
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR GAMBAR ...xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan ... 1
1.4 Batasan Masalah ... 1
1.5 Spesifikasi Alat Yang Digunakan ... 1
1.6 Sistematika Pembahasan ... 2
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Akustik Dasar ... 5
2.2 Formulasi Metoda Elemen Batas ... 6
2.3 Persamaan Integral Helmholtz pada Penghamburan Gelombang Akustik ... 8
2.4 Persamaan Integral Helmholtz untuk Ruang Setengah Tak Berhingga (Half Space) ... 9
(6)
ix
2.5 Metode CHIEF (Combined Helmholtz Integral Equation Formulation)
... 10
2.6 Diskritisasi Permukaan dengan Elemen Isoparametrik ... 11
2.7 Implementasi Numerik ... 13
2.8 Solusi Persamaan Matriks ... 14
2.9 MATLAB VS FORTRAN ... 17
BAB III. ALUR KERJA PROGRAM DAN DISKRITISASI PERMUKAAN 3.1 Alur Kerja Program Direct BEM ... 19
3.2 Alur Kerja Program Inverse BEM ... 20
3.3 Alur Kerja Program Halfspace BEM ... 22
3.4 Diskritisasi Permukaan ... 22
3.4.1 Diskritisasi permukaan bola ... 22
3.4.2 Diskritisasi permukaan kubus... 23
3.4.3 Diskritisasi permukaan silinder ... 24
BAB IV. UJI KASUS 4.1 Bola Bergetar Homogen ... 26
4.2 Bola Berosilasi ... 27
4.3 Penghamburan Gelombang Bidang pada Bola Keras ... 29
4.4 Radiasi Kubus Bergetar ... 31
4.5 Radiasi Silinder Bergetar ... 32
4.6 Radiasi Bola Bergetar Homogen dengan Kehadiran Bola Diam di Dekatnya ... 34
(7)
x
4.7 Radiasi Bola Bergetar Homogen dengan Kehadiran Kubus Diam ... 42
4.8 Radiasi Silinder Bergetar Homogen dengan Kehadiran Silinder Diam 47 4.9 Radiasi Kubus Bergetar pada Salah Satu Sisinya ... 51
4.10 Kasus Radiasi dari Dua Bola Bergetar Homogen... 53
4.11 Kasus Radiasi Bola Homogen pada Ruang Setengah Tak Hingga (Half Space) ... 55
4.12 Kasus Penghamburan Gelombang Bidang Terhadap Bola Keras pada Ruang Setengah Tak Hingga (Half Space) ... 57
4.13 Pola Radiasi Kubus Bergetar pada Ruang Setengah Tak Hingga (Half Space) ... 59
4.14 Kasus Silinder Bergetar pada Ruang Setengah Tak Hingga (Halfspace) ... 60
4.15 Kasus Inversi Bola Bergetar Homogen ... 61
4.16 Kasus Inversi Bola Berosilasi ... 62
4.17 Kasus Inversi untuk Penghamburan Gelombang Bidang pada Bola Keras ... 63
4.18 Kasus Inversi pada Kubus Bergetar ... 64
4.19 Kasus Inversi untuk Penghamburan pada Kubus Diam ... 65
4.20 Kasus Inversi untuk Bola Bergetar Homogen dan Bola Diam ... 65
4.21 Kasus Inversi pada Dua Kubus Bergetar ... 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67
(8)
xi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran A ...A-1 Lampiran B ...B-1
(9)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi kasus eksterior (kiri) dan kasus interior (kanan) ... 7
Gambar 2.2 Ilustrasi kasus penghamburan gelombang akustik ... 8
Gambar 2.3. Ilustrasi kasus akustik pada ruang setengah tak berhingga ... 9
Gambar 2.4 Elemen isoparametrik dan koordinat lokal tiap node ... 11
Gambar 3.1. Alur kerja program direct BEM ... 19
Gambar 3.2. Alur kerja program inverse BEM ... 21
Gambar 3.3. Diskritisasi permukaan bola ... 23
Gambar 3.4. Diskritisasi permukaan kubus ... 23
Gambar 3.5. Diskritisasi permukaan silinder ... 24
Gambar 4.1. Konfigurasi bola bergetar homogen ... 26
Gambar 4.2. Pola radiasi kecepatan potensial bola bergetar homogen pada penampang bidang yz, R=1, r=2, untuk (a) k=1, (b) k= 3.14159 .... 27
Gambar 4.3. Konfigurasi bola berosilasi... 28
Gambar 4.4. Pola radiasi kecepatan potensial bola berosilasi pada penampang bidang yz, k=1 dan r=2 ... 28
Gambar 4.5. Konfigurasi penghamburan gelombang bidang pada bola keras (rigid) yang diam ... 29
Gambar 4.6. Pola radiasi kecepatan potensial penghamburan gelombang bidang pada bola diam pada penampang bidang xz, r=5 untuk (a) k=1 dan (b) k=0.1... 30
(10)
xiii
Gambar 4.7. Pola radiasi kecepatan potensial penghamburan gelombang bidang pada bola diam pada penampang bidang xz, r=5 untuk (a) k=2 dan (b) k=3.14159... 30 Gambar 4.8. Pola radiasi kecepatan potensial penghamburan gelombang bidang
pada bola diam pada penampang bidang xz dengan 354 node pada r=5 untuk (a) k=2 dan (b) k=3.14159 ... 31 Gambar 4.9 Tekanan pada permukaan kubus bergetar untuk k=1 ... 32 Gambar 4.10 Konfigurasi silinder bergetar ... 33 Gambar 4.11. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar pada
penampang bidang yz, r=3 untuk (a) k=1 dan (b) k=2 ... 33 Gambar 4.12. Konfigurasi bola bergetar homogen dengan kehadiran bola diam . 34 Gambar 4.13. Ilustrasi uji kasus bola bergetar dengan kehadiran bola diam dengan
(a) jari-jari kedua bola sama (R1=R2=1), (b) jari-jari bola kedua lebih kecil (R2=0.5,R1=1), (c) jari-jari bola kedua lebih besar (R2=2,R1=1) ... 35 Gambar 4.14. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, r=2, R1=R2=1, k=1, untuk jarak (a) d=3, (b) d=4 (c) d=5 (d) d=6 ... 36 Gambar 4.15. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, r=2, R1=1,R2=2 k=1, untuk jarak (a) d=3, (b) d=5 (c) d=6 (d) d=7 ... 37 Gambar 4.16. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, r=2, R1=1,R2=0.5 k=1, untuk jarak (a) d=3, (b) d=4 ... 38
(11)
xiv
Gambar 4.17. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=1, k=1, jarak d=3, untuk jarak titik ukur (a) r=1.75, (b) r=1.5, (c) r=1.25 ... 39 Gambar 4.18. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=1, k=1, jarak d=2.5, untuk jarak titik ukur (a) r=1.75, (b) r=1.5, (c) r=1.25 39 Gambar 4.19. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=2, k=1, jarak d=3, untuk jarak titik ukur (a) r=2, (b) r=1.5, (c) r=1.25 ... 40 Gambar 4.20. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=2, k=1, jarak d=2.5, untuk jarak titik ukur (a) r=1.5, (b) r=1.25 ... 40 Gambar 4.21. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=0.5, k=1, jarak d=3, untuk jarak titik ukur (a) r=2, (b) r=1.5 ... 41 Gambar 4.22. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran bola diam pada penampang bidang yz, R1=1,R2=2, k=1, jarak d=2.5, untuk jarak titik ukur (a) r=1.5, (b) r=1.25 ... 41 Gambar 4.23. Konfigurasi bola bergetar dengan kehadiran kubus diam ... 42 Gambar 4.24. Ilustrasi uji kasus bola bergetar dengan kehadiran kubus diam untuk jari-jari bola pertama (a) R1=1, (b) R1=2, (c) R1=0.5 ... 43 Gambar 4.25. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=1, k=1, jarak titik ukur r=2, untuk jarak kedua benda (a) d=3, (b) d=5, (c) d=7 ... 44
(12)
xv
Gambar 4.26. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=2, k=1, jarak titik ukur r=3, untuk jarak kedua benda (a) d=4, (b) d=5, (c) d=6 ... 44 Gambar 4.27. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=0.5, k=1, jarak titik ukur r=1.5, untuk jarak kedua benda (a) d=4, (b) d=6, (c) d=7 ... 45 Gambar 4.28. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=1, k=1, jarak kedua benda d=3, untuk jarak titik ukur (a) r=1.75, (b) r=1.5, (c) r=1.25 ... 46 Gambar 4.29. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=2, k=1, jarak kedua benda d=4, untuk jarak titik ukur (a) r=3, (b) r=2.75, (c) r=2.25 ... 46 Gambar 4.30. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar dengan
kehadiran kubus diam pada penampang bidang yz, R1=0.5, k=1, jarak kedua benda d=2.5, untuk jarak titik ukur (a) r=1.5, (b) r=1, (c) r=0.75 ... 47 Gambar 4.31. Konfigurasi silinder bergetar homogen (silinder 1) dan silinder
diam (silinder 2) ... 47 Gambar 4.32. Ilustrasi uji kasus silinder dengan kehadiran silinder kedua yang
diam dengan (a) besar kedua silinder sama, (b) silinder kedua lebih besar, (c) silinder kedua lebih kecil ... 48
(13)
xvi
Gambar 4.33. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar dengan kehadiran silinder diam pada penampang bidang yz, R1=R2=2, L1=L2=4, k=1, jarak titik ukur r=3, untuk jarak kedua benda (a) d=4, (b) d=7, (c) d=9 ... 49 Gambar 4.34. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar dengan
kehadiran silinder diam pada penampang bidang yz, R1=2,R2=4, L1=4,L2=8, k=1, jarak titik ukur r=3, untuk jarak kedua benda (a) d=7, (b) d=9, (c) d=12 ... 50 Gambar 4.35. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar dengan
kehadiran silinder diam pada penampang bidang yz, R1=2,R2=1, L1=4,L2=2, k=1, jarak titik ukur r=3, untuk jarak kedua benda (a) d=4, (b) d=5, (c) d=6 ... 50 Gambar 4.36. Ilustrasi kubus yang bergetar pada salah satu sisinya dengan sisi
yang bergetar adalah sisi yang diarsir ... 51 Gambar 4.37. Pola radiasi kecepatan potensial dari kubus bergetar satu sisi untuk
penampang (a) bidang xy, (b) bidang xz, (c) bidang yz ... 51 Gambar 4.38. Pola radiasi kecepatan potensial dari kubus bergetar dua sisi untuk
penampang (a) bidang xy, (b) bidang xz, (c) bidang yz ... 52 Gambar 4.39. Pola radiasi kecepatan potensial dari kubus bergetar tiga sisi untuk
penampang (a) bidang xy, (b) bidang xz, (c) bidang yz ... 52 Gambar 4.40. Pola radiasi kecepatan potensial dari kubus bergetar empat sisi
untuk penampang (a) bidang xy, (b) bidang xz, (c) bidang yz ... 52 Gambar 4.41. Pola radiasi kecepatan potensial dari kubus bergetar lima sisi untuk
(14)
xvii
Gambar 4.42. Konfigurasi dua bola bergetar homogen ... 53 Gambar 4.43. Pola radiasi kecepatan potensial dari dua bola bergetar homogen
pada penampang bidang yz, R1=R2=1, k=1, r=2, untuk jarak (a) d=3, (b) d=4, (c) d=5 ... 54 Gambar 4.44. Grafik nilai tekanan terhadap posisi titik y untuk x=0,z=0, pada
kasus dua bola bergetar homogen, R1=R2=1, d=12. ... 54 Gambar 4.45. Konfigurasi bola bergetar homogen pada Halfspace ... 55 Gambar 4.46. Pola radiasi kecepatan potensial dari radiasi bola bergetar homogen
pada Halfspace untuk penampang bidang yz, B=3, k=1, untuk (a) r=2 , (b) r=3 ... 56 Gambar 4.47. Pola radiasi kecepatan potensial dari radiasi bola bergetar homogen
pada Halfspace untuk penampang bidang yz, k=1, r=2,untuk (a) B=10, (b) B=30, (c) B=50 ... 56 Gambar 4.48. Konfigurasi penghamburan gelombang bidang terhadap bola keras
pada Halfspace ... 57 Gambar 4.49. Pola radiasi kecepatan potensial dari penghamburan gelombang
bidang terhadap bola keras (rigid) pada Halfspace untuk penampang bidang xz, B=3, k=1, untuk (a) r=2 , (b) r=3 ... 58 Gambar 4.50. Pola radiasi kecepatan potensial dari penghamburan gelombang
bidang terhadap bola keras (rigid) pada Halfspace untuk penampang bidang xz, B=30, r=5, untuk (a) k=1 , (b) k=0.1 ... 58 Gambar 4.51. Konfigurasi kubus bergetar pada Halfspace... 59
(15)
xviii
Gambar 4.52. Pola radiasi kecepatan potensial dari radiasi kubus bergetar pada Halfspace untuk penampang bidang yz, k=1, r=2, untuk (a) B=2, (b) B=10, (c) B=30 ... 59 Gambar 4.53. Konfigurasi silinder bergetar pada Halfspace ... 60 Gambar 4.54. Pola radiasi kecepatan potensial dari radiasi silinder bergetar pada
Halfspace untuk penampang bidang yz, k=1, r=3, untuk (a) B=4, (b) B=10, (c) B=50 ... 60 Gambar 4.55. Pola radiasi kecepatan potensial dari radiasi silinder bergetar pada
Halfspace untuk penampang bidang yz, k=2, r=3, untuk (a) B=4, (b) B=10, (c) B=50 ... 61 Gambar 4.56. Distribusi kecepatan potensial pada sumber bola yang bergetar
homogen k=1 ... 62 Gambar 4.57. Distribusi kecepatan potensial pada sumber bola yang bergetar
homogen k=3.14159 ... 62 Gambar 4.58. Distribusi kecepatan potensial pada sumber bola yang berosilasi
k=1 ... 63 Gambar 4.59. Distribusi kecepatan potensial pada bola untuk kasus penghamburan
gelombang bidang terhadap bola keras, k=1 ... 64 Gambar 4.60. Distribusi kecepatan potensial pada kubus bergetar k=1 ... 64 Gambar 4.61. Distribusi kecepatan potensial pada kubus untuk kasus
penghamburan, k=1 ... 65 Gambar 4.62. Distribusi kecepatan potensial pada bola untuk kasus bola bergetar
(16)
xix
Gambar 4.63. Distribusi kecepatan potensial pada kasus dua kubus bergetar, k=1 ... 66
(17)
A-1
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN A
PERBANDINGAN HASIL DARI PROGRAM FORTRAN
DENGAN MATLAB
Berikut adalah perbandingan beberapa hasil dari program BEM Fortran dengan hasil program MATLAB. Konfigurasi kasus sama seperti pada bab IV.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.1. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar homogen k=1,
r=2.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.2. Pola kecepatan potensial tekanan dari bola bergetar homogen
k=3.14159, r=2, dengan satu titik CHIEF pada titik pusat.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.1 0.2
0.3 0.4
0.05 0.1
0.15 0.2
0.05 0.1 0.15
(18)
A-2
Universitas Kristen Maranatha
FORTRAN MATLAB
Gambar A.3. Pola kecepatan potensial yang terhambur dari penghamburan
gelombang bidang pada bola diam r=5, untuk k=1
FORTRAN MATLAB
Gambar A.4. Pola kecepatan potensial yang terhambur dari penghamburan
gelombang bidang pada bola diam r=5, untuk k=0.1.
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1
0.001 0.002
0.003
0.001 0.002
(19)
A-3
Universitas Kristen Maranatha
FORTRAN MATLAB
Gambar A.5. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar homogen
pada selimutnya r=3, untuk k=1.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.6. Pola radiasi kecepatan potensial dari silinder bergetar homogen
pada selimutnya r=3, untuk k=2.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5
0.1 0.2
0.3 0.4
0.1 0.2
0.3 0.4
(20)
A-4
Universitas Kristen Maranatha
FORTRAN MATLAB
Gambar A.7. Distribusi kecepatan potensial pada kasus inverse untuk kubus
bergetar dengan diskritisasi 20 node dan 6 elemen pada k=1.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.8. Distribusi kecepatan potensial pada kasus inverse untuk bola
(21)
A-5
Universitas Kristen Maranatha
FORTRAN MATLAB
Gambar A.9. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar homogen pada
ruang setengah tak berhingga (Half Space) untuk B=3, r=2, k=1.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.10. Pola radiasi kecepatan potensial dari bola bergetar homogen pada
ruang setengah tak berhingga untuk B=3, r=3, k=1.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5
0.1 0.2
0.3 0.4
(22)
A-6
Universitas Kristen Maranatha
FORTRAN MATLAB
Gambar A.11. Pola kecepatan potensial terhambur dari penghamburan
gelombang bidang pada bola keras pada ruang setengah tak berhingga untuk B=3, r=2, k=1.
FORTRAN MATLAB
Gambar A.12. Pola kecepatan potensial terhambur dari penghamburan
gelombang bidang pada bola keras pada ruang setengah tak berhingga untuk B=3, r=3, k=1.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
0.05 0.1
0.15 0.2
0.05 0.1 0.15
(23)
B-1
Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN B
GEOMETRI PERMUKAAN BENDA DAN TITIK UKUR
B.1 Bola dengan Diskritisasi 50 Node dan 24 Elemen
Permukaan bola didiskritisasi menjadi 50 node dan 24 elemen seperti pada gambar 3.3b. Nomor global masing-masing node diberikan pada gambar B.1.
(a) (b)
Gambar B.1. Nomor global tiap node dilihat dari atas. (a) Node 29 adalah node
(24)
B-2
Universitas Kristen Maranatha
B.1.1 Nomor global dan koordinat titik bola dengan 50 node
NGN adalah nomor global node yang diberikan pada gambar B.1.
NGN x y z NGN x y z
1 0 1 0 26 -0.32506 -0.32506 -0.88807
2 -0.70711 0.70711 0 27 0.32506 -0.32506 -0.88807
3 -1 0 0 28 0.32506 0.32506 -0.88807
4 -0.70711 -0.70711 0 29 0 0 -1
5 0 -1 0 30 -0.32506 0.88807 0.32506
6 0.70711 -0.70711 0 31 -0.88807 0.32506 0.32506
7 1 0 0 32 -0.88807 -0.32506 0.32506
8 0.70711 0.70711 0 33 -0.32506 -0.88807 0.32506
9 -0.32506 0.88807 -0.32506 34 0.32506 -0.88807 0.32506
10 -0.88807 0.32506 -0.32506 35 0.88807 -0.32506 0.32506
11 -0.88807 -0.32506 -0.32506 36 0.88807 0.32506 0.32506
12 -0.32506 -0.88807 -0.32506 37 0.32506 0.88807 0.32506
13 0.32506 -0.88807 -0.32506 38 0 0.70711 0.70711
14 0.88807 -0.32506 -0.32506 39 -0.57735 0.57735 0.57735
15 0.88807 0.32506 -0.32506 40 -0.70711 0 0.70711
16 0.32506 0.88807 -0.32506 41 -0.57735 -0.57735 0.57735
17 0 0.70711 -0.70711 42 0 -0.70711 0.70711
18 -0.57735 0.57735 -0.57735 43 0.57735 -0.57735 0.57735
19 -0.70711 0 -0.70711 44 0.70711 0 0.70711
20 -0.57735 -0.57735 -0.57735 45 0.57735 0.57735 0.57735
21 0 -0.70711 -0.70711 46 -0.32506 0.32506 0.88807
22 0.57735 -0.57735 -0.57735 47 -0.32506 -0.32506 0.88807
23 0.70711 0 -0.70711 48 0.32506 -0.32506 0.88807
24 0.57735 0.57735 -0.57735 49 0.32506 0.32506 0.88807
(25)
B-3
Universitas Kristen Maranatha
B.1.2 Nomor elemen dan hubungan nomor lokal dengan nomor global node
Kasus Eksterior
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
1 1 3 3 18 9 2 3 10
2 20 3 3 5 12 11 3 4
3 22 5 5 7 14 13 5 6
4 1 24 24 7 8 16 24 15
5 1 18 18 29 17 9 18 25
6 18 3 3 29 25 10 3 19
7 29 3 3 20 26 19 3 11
8 29 20 20 5 21 26 20 12
9 29 5 5 22 27 21 5 13
10 29 22 22 7 23 27 22 14
11 24 29 29 7 15 28 29 23
12 1 29 29 24 16 17 29 28
13 39 3 3 1 30 31 3 2
14 5 3 3 41 33 4 3 32
15 5 43 43 7 6 34 43 35
16 45 1 1 7 36 37 1 8
17 50 39 39 1 38 46 39 30
18 50 3 3 39 46 40 3 31
19 41 3 3 50 47 32 3 40
20 5 41 41 50 42 33 41 47
21 5 50 50 43 34 42 50 48
22 43 50 50 7 35 48 50 44
23 50 45 45 7 44 49 45 36
(26)
B-4
Universitas Kristen Maranatha
B.2 Bola dengan Diskritisasi 354 Node dan 128 Elemen
Permukaan bola didiskritisasi menjadi 354 node dan 128 elemen seperti pada gambar 3.3a. Nomor global masing-masing node diberikan pada gambar B.2 dan B.3.
Gambar B.2. Nomor global tiap node dilihat dari atas. Node 193 adalah node
(27)
B-5
Universitas Kristen Maranatha
Gambar B.3. Nomor global tiap node dilihat dari atas. Node 354 adalah node
(28)
B-6
Universitas Kristen Maranatha
B.2.1 Nomor global dan koordinat titik bola dengan 354 node
NGN x y z NGN x y z
1 1 0 0 31 0.9239 -0.3827 0
2 0.9808 0.1951 0 32 0.9808 -0.1951 0
3 0.9239 0.3827 0 33 0.9808 0 0.1951
4 0.8315 0.5556 0 34 0.9061 0.3753 0.1951
5 0.7071 0.7071 0 35 0.6935 0.6935 0.1951
6 0.5556 0.8315 0 36 0.3753 0.9061 0.1951
7 0.3827 0.9239 0 37 0 0.9808 0.1951
8 0.1951 0.9808 0 38 -0.3753 0.9061 0.1951
9 0 1 0 39 -0.6935 0.6935 0.1951
10 -0.1951 0.9808 0 40 -0.9061 0.3753 0.1951
11 -0.3827 0.9239 0 41 -0.9808 0 0.1951
12 -0.5556 0.8315 0 42 -0.9061 -0.3753 0.1951
13 -0.7071 0.7071 0 43 -0.6935 -0.6935 0.1951
14 -0.8315 0.5556 0 44 -0.3753 -0.9061 0.1951
15 -0.9239 0.3827 0 45 0 -0.9808 0.1951
16 -0.9808 0.1951 0 46 0.3753 -0.9061 0.1951
17 -1 0 0 47 0.6935 -0.6935 0.1951
18 -0.9808 -0.1951 0 48 0.9061 -0.3753 0.1951
19 -0.9239 -0.3827 0 49 0.9239 0 0.3827
20 -0.8315 -0.5556 0 50 0.9061 0.1802 0.3827
21 -0.7071 -0.7071 0 51 0.8536 0.3536 0.3827
22 -0.5556 -0.8315 0 52 0.7682 0.5133 0.3827
23 -0.3827 -0.9239 0 53 0.6533 0.6533 0.3827
24 -0.1951 -0.9808 0 54 0.5133 0.7682 0.3827
25 0 -1 0 55 0.3536 0.8536 0.3827
26 0.1951 -0.9808 0 56 0.1802 0.9061 0.3827
27 0.3827 -0.9239 0 57 0 0.9239 0.3827
28 0.5556 -0.8315 0 58 -0.1802 0.9061 0.3827
29 0.7071 -0.7071 0 59 -0.3536 0.8536 0.3827
(29)
B-7
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
61 -0.6533 0.6533 0.3827 91 -0.5879 -0.5879 0.5556
62 -0.7682 0.5133 0.3827 92 -0.3182 -0.7682 0.5556
63 -0.8536 0.3536 0.3827 93 0 -0.8315 0.5556
64 -0.9061 0.1802 0.3827 94 0.3182 -0.7682 0.5556
65 -0.9239 0 0.3827 95 0.5879 -0.5879 0.5556
66 -0.9061 -0.1802 0.3827 96 0.7682 -0.3182 0.5556
67 -0.8536 -0.3536 0.3827 97 0.7071 0 0.7071
68 -0.7682 -0.5133 0.3827 98 0.6935 0.1379 0.7071
69 -0.6533 -0.6533 0.3827 99 0.6533 0.2706 0.7071
70 -0.5133 -0.7682 0.3827 100 0.5879 0.3928 0.7071
71 -0.3536 -0.8536 0.3827 101 0.5 0.5 0.7071
72 -0.1802 -0.9061 0.3827 102 0.3928 0.5879 0.7071
73 0 -0.9239 0.3827 103 0.2706 0.6533 0.7071
74 0.1802 -0.9061 0.3827 104 0.1379 0.6935 0.7071
75 0.3536 -0.8536 0.3827 105 0 0.7071 0.7071
76 0.5133 -0.7682 0.3827 106 -0.1379 0.6935 0.7071
77 0.6533 -0.6533 0.3827 107 -0.2706 0.6533 0.7071
78 0.7682 -0.5133 0.3827 108 -0.3928 0.5879 0.7071
79 0.8536 -0.3536 0.3827 109 -0.5 0.5 0.7071
80 0.9061 -0.1802 0.3827 110 -0.5879 0.3928 0.7071
81 0.8315 0 0.5556 111 -0.6533 0.2706 0.7071
82 0.7682 0.3182 0.5556 112 -0.6935 0.1379 0.7071
83 0.5879 0.5879 0.5556 113 -0.7071 0 0.7071
84 0.3182 0.7682 0.5556 114 -0.6935 -0.1379 0.7071
85 0 0.8315 0.5556 115 -0.6533 -0.2706 0.7071
86 -0.3182 0.7682 0.5556 116 -0.5879 -0.3928 0.7071
87 -0.5879 0.5879 0.5556 117 -0.5 -0.5 0.7071
88 -0.7682 0.3182 0.5556 118 -0.3928 -0.5879 0.7071
89 -0.8315 0 0.5556 119 -0.2706 -0.6533 0.7071
(30)
B-8
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
121 0 -0.7071 0.7071 151 0.1464 0.3536 0.9239
122 0.1379 -0.6935 0.7071 152 0.0747 0.3753 0.9239
123 0.2706 -0.6533 0.7071 153 0 0.3827 0.9239
124 0.3928 -0.5879 0.7071 154 -0.0747 0.3753 0.9239
125 0.5 -0.5 0.7071 155 -0.1464 0.3536 0.9239
126 0.5879 -0.3928 0.7071 156 -0.2126 0.3182 0.9239
127 0.6533 -0.2706 0.7071 157 -0.2706 0.2706 0.9239
128 0.6935 -0.1379 0.7071 158 -0.3182 0.2126 0.9239
129 0.5556 0 0.8315 159 -0.3536 0.1464 0.9239
130 0.5133 0.2126 0.8315 160 -0.3753 0.0747 0.9239
131 0.3928 0.3928 0.8315 161 -0.3827 0 0.9239
132 0.2126 0.5133 0.8315 162 -0.3753 -0.0747 0.9239
133 0 0.5556 0.8315 163 -0.3536 -0.1464 0.9239
134 -0.2126 0.5133 0.8315 164 -0.3182 -0.2126 0.9239
135 -0.3928 0.3928 0.8315 165 -0.2706 -0.2706 0.9239
136 -0.5133 0.2126 0.8315 166 -0.2126 -0.3182 0.9239
137 -0.5556 0 0.8315 167 -0.1464 -0.3536 0.9239
138 -0.5133 -0.2126 0.8315 168 -0.0747 -0.3753 0.9239
139 -0.3928 -0.3928 0.8315 169 0 -0.3827 0.9239
140 -0.2126 -0.5133 0.8315 170 0.0747 -0.3753 0.9239
141 0 -0.5556 0.8315 171 0.1464 -0.3536 0.9239
142 0.2126 -0.5133 0.8315 172 0.2126 -0.3182 0.9239
143 0.3928 -0.3928 0.8315 173 0.2706 -0.2706 0.9239
144 0.5133 -0.2126 0.8315 174 0.3182 -0.2126 0.9239
145 0.3827 0 0.9239 175 0.3536 -0.1464 0.9239
146 0.3753 0.0747 0.9239 176 0.3753 -0.0747 0.9239
147 0.3536 0.1464 0.9239 177 0.1951 0 0.9808
148 0.3182 0.2126 0.9239 178 0.1802 0.0747 0.9808
149 0.2706 0.2706 0.9239 179 0.1379 0.1379 0.9808
(31)
B-9
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
181 0 0.1951 0.9808 211 0.9061 0.1802 -0.3827
182 -0.0747 0.1802 0.9808 212 0.8536 0.3536 -0.3827
183 -0.1379 0.1379 0.9808 213 0.7682 0.5133 -0.3827
184 -0.1802 0.0747 0.9808 214 0.6533 0.6533 -0.3827
185 -0.1951 0 0.9808 215 0.5133 0.7682 -0.3827
186 -0.1802 -0.0747 0.9808 216 0.3536 0.8536 -0.3827
187 -0.1379 -0.1379 0.9808 217 0.1802 0.9061 -0.3827
188 -0.0747 -0.1802 0.9808 218 0 0.9239 -0.3827
189 0 -0.1951 0.9808 219 -0.1802 0.9061 -0.3827
190 0.0747 -0.1802 0.9808 220 -0.3536 0.8536 -0.3827
191 0.1379 -0.1379 0.9808 221 -0.5133 0.7682 -0.3827
192 0.1802 -0.0747 0.9808 222 -0.6533 0.6533 -0.3827
193 0 0 1 223 -0.7682 0.5133 -0.3827
194 0.9808 0 -0.1951 224 -0.8536 0.3536 -0.3827
195 0.9061 0.3753 -0.1951 225 -0.9061 0.1802 -0.3827
196 0.6935 0.6935 -0.1951 226 -0.9239 0 -0.3827
197 0.3753 0.9061 -0.1951 227 -0.9061 -0.1802 -0.3827
198 0 0.9808 -0.1951 228 -0.8536 -0.3536 -0.3827
199 -0.3753 0.9061 -0.1951 229 -0.7682 -0.5133 -0.3827
200 -0.6935 0.6935 -0.1951 230 -0.6533 -0.6533 -0.3827
201 -0.9061 0.3753 -0.1951 231 -0.5133 -0.7682 -0.3827
202 -0.9808 0 -0.1951 232 -0.3536 -0.8536 -0.3827
203 -0.9061 -0.3753 -0.1951 233 -0.1802 -0.9061 -0.3827
204 -0.6935 -0.6935 -0.1951 234 0 -0.9239 -0.3827
205 -0.3753 -0.9061 -0.1951 235 0.1802 -0.9061 -0.3827
206 0 -0.9808 -0.1951 236 0.3536 -0.8536 -0.3827
207 0.3753 -0.9061 -0.1951 237 0.5133 -0.7682 -0.3827
208 0.6935 -0.6935 -0.1951 238 0.6533 -0.6533 -0.3827
209 0.9061 -0.3753 -0.1951 239 0.7682 -0.5133 -0.3827
(32)
B-10
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
241 0.9061 -0.1802 -0.3827 271 -0.5879 0.3928 -0.7071
242 0.8315 0 -0.5556 272 -0.6533 0.2706 -0.7071
243 0.7682 0.3182 -0.5556 273 -0.6935 0.1379 -0.7071
244 0.5879 0.5879 -0.5556 274 -0.7071 0 -0.7071
245 0.3182 0.7682 -0.5556 275 -0.6935 -0.1379 -0.7071
246 0 0.8315 -0.5556 276 -0.6533 -0.2706 -0.7071
247 -0.3182 0.7682 -0.5556 277 -0.5879 -0.3928 -0.7071
248 -0.5879 0.5879 -0.5556 278 -0.5 -0.5 -0.7071
249 -0.7682 0.3182 -0.5556 279 -0.3928 -0.5879 -0.7071
250 -0.8315 0 -0.5556 280 -0.2706 -0.6533 -0.7071
251 -0.7682 -0.3182 -0.5556 281 -0.1379 -0.6935 -0.7071
252 -0.5879 -0.5879 -0.5556 282 0 -0.7071 -0.7071
253 -0.3182 -0.7682 -0.5556 283 0.1379 -0.6935 -0.7071
254 0 -0.8315 -0.5556 284 0.2706 -0.6533 -0.7071
255 0.3182 -0.7682 -0.5556 285 0.3928 -0.5879 -0.7071
256 0.5879 -0.5879 -0.5556 286 0.5 -0.5 -0.7071
257 0.7682 -0.3182 -0.5556 287 0.5879 -0.3928 -0.7071
258 0.7071 0 -0.7071 288 0.6533 -0.2706 -0.7071
259 0.6935 0.1379 -0.7071 289 0.6935 -0.1379 -0.7071
260 0.6533 0.2706 -0.7071 290 0.5556 0 -0.8315
261 0.5879 0.3928 -0.7071 291 0.5133 0.2126 -0.8315
262 0.5 0.5 -0.7071 292 0.3928 0.3928 -0.8315
263 0.3928 0.5879 -0.7071 293 0.2126 0.5133 -0.8315
264 0.2706 0.6533 -0.7071 294 0 0.5556 -0.8315
265 0.1379 0.6935 -0.7071 295 -0.2126 0.5133 -0.8315
266 0 0.7071 -0.7071 296 -0.3928 0.3928 -0.8315
267 -0.1379 0.6935 -0.7071 297 -0.5133 0.2126 -0.8315
268 -0.2706 0.6533 -0.7071 298 -0.5556 0 -0.8315
269 -0.3928 0.5879 -0.7071 299 -0.5133 -0.2126 -0.8315
(33)
B-11
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
301 -0.2126 -0.5133 -0.8315 328 -0.1464 -0.3536 -0.9239
302 0 -0.5556 -0.8315 329 -0.0747 -0.3753 -0.9239
303 0.2126 -0.5133 -0.8315 330 0 -0.3827 -0.9239
304 0.3928 -0.3928 -0.8315 331 0.0747 -0.3753 -0.9239
305 0.5133 -0.2126 -0.8315 332 0.1464 -0.3536 -0.9239
306 0.3827 0 -0.9239 333 0.2126 -0.3182 -0.9239
307 0.3753 0.0747 -0.9239 334 0.2706 -0.2706 -0.9239
308 0.3536 0.1464 -0.9239 335 0.3182 -0.2126 -0.9239
309 0.3182 0.2126 -0.9239 336 0.3536 -0.1464 -0.9239
310 0.2706 0.2706 -0.9239 337 0.3753 -0.0747 -0.9239
311 0.2126 0.3182 -0.9239 338 0.1951 0 -0.9808
312 0.1464 0.3536 -0.9239 339 0.1802 0.0747 -0.9808
313 0.0747 0.3753 -0.9239 340 0.1379 0.1379 -0.9808
314 0 0.3827 -0.9239 341 0.0747 0.1802 -0.9808
315 -0.0747 0.3753 -0.9239 342 0 0.1951 -0.9808
316 -0.1464 0.3536 -0.9239 343 -0.0747 0.1802 -0.9808
317 -0.2126 0.3182 -0.9239 344 -0.1379 0.1379 -0.9808
318 -0.2706 0.2706 -0.9239 345 -0.1802 0.0747 -0.9808
319 -0.3182 0.2126 -0.9239 346 -0.1951 0 -0.9808
320 -0.3536 0.1464 -0.9239 347 -0.1802 -0.0747 -0.9808
321 -0.3753 0.0747 -0.9239 348 -0.1379 -0.1379 -0.9808
322 -0.3827 0 -0.9239 349 -0.0747 -0.1802 -0.9808
323 -0.3753 -0.0747 -0.9239 350 0 -0.1951 -0.9808
324 -0.3536 -0.1464 -0.9239 351 0.0747 -0.1802 -0.9808
325 -0.3182 -0.2126 -0.9239 352 0.1379 -0.1379 -0.9808
326 -0.2706 -0.2706 -0.9239 353 0.1802 -0.0747 -0.9808
(34)
B-12
Universitas Kristen Maranatha
B.2.2 Nomor elemen dan hubungan nomor lokal dengan nomor global node
Kasus Eksterior
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
1 1 49 51 3 2 33 50 34
2 3 51 53 5 4 34 52 35
3 5 53 55 7 6 35 54 36
4 7 55 57 9 8 36 56 37
5 9 57 59 11 10 37 58 38
6 11 59 61 13 12 38 60 39
7 13 61 63 15 14 39 62 40
8 15 63 65 17 16 40 64 41
9 17 65 67 19 18 41 66 42
10 19 67 69 21 20 42 68 43
11 21 69 71 23 22 43 70 44
12 23 71 73 25 24 44 72 45
13 25 73 75 27 26 45 74 46
14 27 75 77 29 28 46 76 47
15 29 77 79 31 30 47 78 48
16 31 79 49 1 32 48 80 33
17 49 97 99 51 50 81 98 82
18 51 99 101 53 52 82 100 83
19 53 101 103 55 54 83 102 84
20 55 103 105 57 56 84 104 85
21 57 105 107 59 58 85 106 86
22 59 107 109 61 60 86 108 87
23 61 109 111 63 62 87 110 88
24 63 111 113 65 64 88 112 89
25 65 113 115 67 66 89 114 90
26 67 115 117 69 68 90 116 91
27 69 117 119 71 70 91 118 92
28 71 119 121 73 72 92 120 93
29 73 121 123 75 74 93 122 94
30 75 123 125 77 76 94 124 95
31 77 125 127 79 78 95 126 96
(35)
B-13
Universitas Kristen Maranatha
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
33 97 145 147 99 98 129 146 130
34 99 147 149 101 100 130 148 131
35 101 149 151 103 102 131 150 132
36 103 151 153 105 104 132 152 133
37 105 153 155 107 106 133 154 134
38 107 155 157 109 108 134 156 135
39 109 157 159 111 110 135 158 136
40 111 159 161 113 112 136 160 137
41 113 161 163 115 114 137 162 138
42 115 163 165 117 116 138 164 139
43 117 165 167 119 118 139 166 140
44 119 167 169 121 120 140 168 141
45 121 169 171 123 122 141 170 142
46 123 171 173 125 124 142 172 143
47 125 173 175 127 126 143 174 144
48 127 175 145 97 128 144 176 129
49 145 193 193 147 146 177 193 178
50 147 193 193 149 148 178 193 179
51 149 193 193 151 150 179 193 180
52 151 193 193 153 152 180 193 181
53 153 193 193 155 154 181 193 182
54 155 193 193 157 156 182 193 183
55 157 193 193 159 158 183 193 184
56 159 193 193 161 160 184 193 185
57 161 193 193 163 162 185 193 186
58 163 193 193 165 164 186 193 187
59 165 193 193 167 166 187 193 188
60 167 193 193 169 168 188 193 189
61 169 193 193 171 170 189 193 190
62 171 193 193 173 172 190 193 191
63 173 193 193 175 174 191 193 192
(36)
B-14
Universitas Kristen Maranatha
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
65 1 3 212 210 194 2 195 211
66 3 5 214 212 195 4 196 213
67 5 7 216 214 196 6 197 215
68 7 9 218 216 197 8 198 217
69 9 11 220 218 198 10 199 219
70 11 13 222 220 199 12 200 221
71 13 15 224 222 200 14 201 223
72 15 17 226 224 201 16 202 225
73 17 19 228 226 202 18 203 227
74 19 21 230 228 203 20 204 229
75 21 23 232 230 204 22 205 231
76 23 25 234 232 205 24 206 233
77 25 27 236 234 206 26 207 235
78 27 29 238 236 207 28 208 237
79 29 31 240 238 208 30 209 239
80 31 1 210 240 209 32 194 241
81 210 212 260 258 242 211 243 259
82 212 214 262 260 243 213 244 261
83 214 216 264 262 244 215 245 263
84 216 218 266 264 245 217 246 265
85 218 220 268 266 246 219 247 267
86 220 222 270 268 247 221 248 269
87 222 224 272 270 248 223 249 271
88 224 226 274 272 249 225 250 273
89 226 228 276 274 250 227 251 275
90 228 230 278 276 251 229 252 277
91 230 232 280 278 252 231 253 279
92 232 234 282 280 253 233 254 281
93 234 236 284 282 254 235 255 283
94 236 238 286 284 255 237 256 285
95 238 240 288 286 256 239 257 287
(37)
B-15
Universitas Kristen Maranatha
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
97 258 260 308 306 290 259 291 307
98 260 262 310 308 291 261 292 309
99 262 264 312 310 292 263 293 311
100 264 266 314 312 293 265 294 313
101 266 268 316 314 294 267 295 315
102 268 270 318 316 295 269 296 317
103 270 272 320 318 296 271 297 319
104 272 274 322 320 297 273 298 321
105 274 276 324 322 298 275 299 323
106 276 278 326 324 299 277 300 325
107 278 280 328 326 300 279 301 327
108 280 282 330 328 301 281 302 329
109 282 284 332 330 302 283 303 331
110 284 286 334 332 303 285 304 333
111 286 288 336 334 304 287 305 335
112 288 258 306 336 305 289 290 337
113 306 308 308 354 338 307 308 339
114 308 310 310 354 339 309 310 340
115 310 312 312 354 340 311 312 341
116 312 314 314 354 341 313 314 342
117 314 316 316 354 342 315 316 343
118 316 318 318 354 343 317 318 344
119 318 320 320 354 344 319 320 345
120 320 322 322 354 345 321 322 346
121 322 324 324 354 346 323 324 347
122 324 326 326 354 347 325 326 348
123 326 328 328 354 348 327 328 349
124 328 330 330 354 349 329 330 350
125 330 332 332 354 350 331 332 351
126 332 334 334 354 351 333 334 352
127 334 336 336 354 352 335 336 353
(38)
B-16
Universitas Kristen Maranatha
B.3 Kubus dengan Diskritisasi 74 Node dan 24 Elemen
Permukaan kubus didiskritisasi menjadi 74 node dan 24 elemen seperti pada gambar 3.4. Nomor global masing-masing node diberikan pada gambar B.4.
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
Gambar B.4. Nomor global pada sisi kubus, (a) sisi depan kubus, (b) sisi kiri
kubus, (c) sisi atas kubus, (d) sisi belakang kubus, (e) sisi kanan kubus, (f) sisi bawah kubus.
(39)
B-17
Universitas Kristen Maranatha
B.3.1 Nomor global dan koordinat titik kubus dengan 74 node
NGN x y z NGN x y z
1 1 -1 -1 38 -1 1 0
2 1 -0.5 -1 39 -1 0.5 0
3 1 0 -1 40 -1 0 0
4 1 0.5 -1 41 -1 -0.5 0
5 1 1 -1 42 -1 -1 0
6 0.5 1 -1 43 -0.5 -1 0
7 0 1 -1 44 0 -1 0
8 -0.5 1 -1 45 0.5 -1 0
9 -1 1 -1 46 1 -1 0.5
10 -1 0.5 -1 47 1 0 0.5
11 -1 0 -1 48 1 1 0.5
12 -1 -0.5 -1 49 0 1 0.5
13 -1 -1 -1 50 -1 1 0.5
14 -0.5 -1 -1 51 -1 0 0.5
15 0 -1 -1 52 -1 -1 0.5
16 0.5 -1 -1 53 0 -1 0.5
17 0 -0.5 -1 54 1 -1 1
18 0 0 -1 55 1 -0.5 1
19 -0.5 0 -1 56 1 0 1
20 0.5 0 -1 57 1 0.5 1
21 0 0.5 -1 58 1 1 1
22 1 -1 -0.5 59 0.5 1 1
23 1 0 -0.5 60 0 1 1
24 1 1 -0.5 61 -0.5 1 1
25 0 1 -0.5 62 -1 1 1
26 -1 1 -0.5 63 -1 0.5 1
27 -1 0 -0.5 64 -1 0 1
28 -1 -1 -0.5 65 -1 -0.5 1
29 0 -1 -0.5 66 -1 -1 1
30 1 -1 0 67 -0.5 -1 1
31 1 -0.5 0 68 0 -1 1
32 1 0 0 69 0.5 -1 1
33 1 0.5 0 70 0 -0.5 1
34 1 1 0 71 0 0 1
35 0.5 1 0 72 -0.5 0 1
36 0 1 0 73 0.5 0 1
(40)
B-18
Universitas Kristen Maranatha
B.3.2 Nomor elemen dan hubungan nomor lokal dengan nomor global node
Kasus Eksterior
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
1 1 3 18 15 16 2 20 17
2 3 5 7 18 20 4 6 21
3 15 18 11 13 14 17 19 12
4 18 7 9 11 19 21 8 10
5 1 15 44 30 22 16 29 45
6 15 13 42 44 29 14 28 43
7 13 11 40 42 28 12 27 41
8 11 9 38 40 27 10 26 39
9 30 44 68 54 46 45 53 69
10 44 42 66 68 53 43 52 67
11 42 40 64 66 52 41 51 65
12 40 38 62 64 51 39 50 63
13 1 30 32 3 2 22 31 23
14 3 32 34 5 4 23 33 24
15 5 34 36 7 6 24 35 25
16 7 36 38 9 8 25 37 26
17 30 54 56 32 31 46 55 47
18 32 56 58 34 33 47 57 48
19 34 58 60 36 35 48 59 49
20 36 60 62 38 37 49 61 50
21 54 68 71 56 55 69 70 73
22 56 71 60 58 57 73 74 59
23 68 66 64 71 70 67 65 72
(41)
B-19
Universitas Kristen Maranatha
B.4 Kubus dengan Diskritisasi 290 Node dan 96 Elemen
Permukaan kubus didiskritisasi menjadi 290 node dan 96 elemen seperti pada gambar 3.4. Nomor global masing-masing node diberikan pada gambar B.5, B.6 dan B.7.
(a) (b)
Gambar B.5. Nomor global tiap node pada setiap sisi kubus. (a) Sisi depan
(42)
B-20
Universitas Kristen Maranatha
(a) (b)
Gambar B.6. Nomor global tiap node pada setiap sisi kubus. (a) Sisi kiri kubus,
(b) Sisi kanan kubus.
(a) (b)
Gambar B.7. Nomor global tiap node pada setiap sisi kubus. (a) Sisi atas kubus,
(43)
B-21
Universitas Kristen Maranatha
B.4.1 Nomor global dan koordinat titik kubus dengan 290 node
NGN x y z NGN x y z
1 1 -1 -1 26 1 0 -0.25
2 1 -0.75 -1 27 1 0.5 -0.25
3 1 -0.5 -1 28 1 1 -0.25
4 1 -0.25 -1 29 1 -1 0
5 1 0 -1 30 1 -0.75 0
6 1 0.25 -1 31 1 -0.5 0
7 1 0.5 -1 32 1 -0.25 0
8 1 0.75 -1 33 1 0 0
9 1 1 -1 34 1 0.25 0
10 1 -1 -0.75 35 1 0.5 0
11 1 -0.5 -0.75 36 1 0.75 0
12 1 0 -0.75 37 1 1 0
13 1 0.5 -0.75 38 1 -1 0.25
14 1 1 -0.75 39 1 -0.5 0.25
15 1 -1 -0.5 40 1 0 0.25
16 1 -0.75 -0.5 41 1 0.5 0.25
17 1 -0.5 -0.5 42 1 1 0.25
18 1 -0.25 -0.5 43 1 -1 0.5
19 1 0 -0.5 44 1 -0.75 0.5
20 1 0.25 -0.5 45 1 -0.5 0.5
21 1 0.5 -0.5 46 1 -0.25 0.5
22 1 0.75 -0.5 47 1 0 0.5
23 1 1 -0.5 48 1 0.25 0.5
24 1 -1 -0.25 49 1 0.5 0.5
(44)
B-22
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
51 1 1 0.5 76 -1 -0.5 -0.75
52 1 -1 0.75 77 -1 0 -0.75
53 1 -0.5 0.75 78 -1 0.5 -0.75
54 1 0 0.75 79 -1 1 -0.75
55 1 0.5 0.75 80 -1 -1 -0.5
56 1 1 0.75 81 -1 -0.75 -0.5
57 1 -1 1 82 -1 -0.5 -0.5
58 1 -0.75 1 83 -1 -0.25 -0.5
59 1 -0.5 1 84 -1 0 -0.5
60 1 -0.25 1 85 -1 0.25 -0.5
61 1 0 1 86 -1 0.5 -0.5
62 1 0.25 1 87 -1 0.75 -0.5
63 1 0.5 1 88 -1 1 -0.5
64 1 0.75 1 89 -1 -1 -0.25
65 1 1 1 90 -1 -0.5 -0.25
66 -1 -1 -1 91 -1 0 -0.25
67 -1 -0.75 -1 92 -1 0.5 -0.25
68 -1 -0.5 -1 93 -1 1 -0.25
69 -1 -0.25 -1 94 -1 -1 0
70 -1 0 -1 95 -1 -0.75 0
71 -1 0.25 -1 96 -1 -0.5 0
72 -1 0.5 -1 97 -1 -0.25 0
73 -1 0.75 -1 98 -1 0 0
74 -1 1 -1 99 -1 0.25 0
(45)
B-23
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
101 -1 0.75 0 126 -1 0 1
102 -1 1 0 127 -1 0.25 1
103 -1 -1 0.25 128 -1 0.5 1
104 -1 -0.5 0.25 129 -1 0.75 1
105 -1 0 0.25 130 -1 1 1
106 -1 0.5 0.25 131 0.75 -1 1
107 -1 1 0.25 132 0.75 -0.5 1
108 -1 -1 0.5 133 0.75 0 1
109 -1 -0.75 0.5 134 0.75 0.5 1
110 -1 -0.5 0.5 135 0.75 1 1
111 -1 -0.25 0.5 136 0.5 -1 1
112 -1 0 0.5 137 0.5 -0.75 1
113 -1 0.25 0.5 138 0.5 -0.5 1
114 -1 0.5 0.5 139 0.5 -0.25 1
115 -1 0.75 0.5 140 0.5 0 1
116 -1 1 0.5 141 0.5 0.25 1
117 -1 -1 0.75 142 0.5 0.5 1
118 -1 -0.5 0.75 143 0.5 0.75 1
119 -1 0 0.75 144 0.5 1 1
120 -1 0.5 0.75 145 0.25 -1 1
121 -1 1 0.75 146 0.25 -0.5 1
122 -1 -1 1 147 0.25 0 1
123 -1 -0.75 1 148 0.25 0.5 1
124 -1 -0.5 1 149 0.25 1 1
(46)
B-24
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
151 0 -0.75 1 176 -0.75 0.5 1
152 0 -0.5 1 177 -0.75 1 1
153 0 -0.25 1 178 0.75 -1 -1
154 0 0 1 179 0.75 -0.5 -1
155 0 0.25 1 180 0.75 0 -1
156 0 0.5 1 181 0.75 0.5 -1
157 0 0.75 1 182 0.75 1 -1
158 0 1 1 183 0.5 -1 -1
159 -0.25 -1 1 184 0.5 -0.75 -1
160 -0.25 -0.5 1 185 0.5 -0.5 -1
161 -0.25 0 1 186 0.5 -0.25 -1
162 -0.25 0.5 1 187 0.5 0 -1
163 -0.25 1 1 188 0.5 0.25 -1
164 -0.5 -1 1 189 0.5 0.5 -1
165 -0.5 -0.75 1 190 0.5 0.75 -1
166 -0.5 -0.5 1 191 0.5 1 -1
167 -0.5 -0.25 1 192 0.25 -1 -1
168 -0.5 0 1 193 0.25 -0.5 -1
169 -0.5 0.25 1 194 0.25 0 -1
170 -0.5 0.5 1 195 0.25 0.5 -1
171 -0.5 0.75 1 196 0.25 1 -1
172 -0.5 1 1 197 0 -1 -1
173 -0.75 -1 1 198 0 -0.75 -1
174 -0.75 -0.5 1 199 0 -0.5 -1
(47)
B-25
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
201 0 0 -1 226 0 -1 -0.75
202 0 0.25 -1 227 -0.5 -1 -0.75
203 0 0.5 -1 228 0.75 -1 -0.5
204 0 0.75 -1 229 0.5 -1 -0.5
205 0 1 -1 230 0.25 -1 -0.5
206 -0.25 -1 -1 231 0 -1 -0.5
207 -0.25 -0.5 -1 232 -0.25 -1 -0.5
208 -0.25 0 -1 233 -0.5 -1 -0.5
209 -0.25 0.5 -1 234 -0.75 -1 -0.5
210 -0.25 1 -1 235 0.5 -1 -0.25
211 -0.5 -1 -1 236 0 -1 -0.25
212 -0.5 -0.75 -1 237 -0.5 -1 -0.25
213 -0.5 -0.5 -1 238 0.75 -1 0
214 -0.5 -0.25 -1 239 0.5 -1 0
215 -0.5 0 -1 240 0.25 -1 0
216 -0.5 0.25 -1 241 0 -1 0
217 -0.5 0.5 -1 242 -0.25 -1 0
218 -0.5 0.75 -1 243 -0.5 -1 0
219 -0.5 1 -1 244 -0.75 -1 0
220 -0.75 -1 -1 245 0.5 -1 0.25
221 -0.75 -0.5 -1 246 0 -1 0.25
222 -0.75 0 -1 247 -0.5 -1 0.25
223 -0.75 0.5 -1 248 0.75 -1 0.5
224 -0.75 1 -1 249 0.5 -1 0.5
(48)
B-26
Universitas Kristen Maranatha
NGN x y z NGN x y z
252 -0.25 -1 0.5 272 0.5 1 0
253 -0.5 -1 0.5 273 0.25 1 0
254 -0.75 -1 0.5 274 0 1 0
255 0.5 -1 0.75 275 -0.25 1 0
256 0 -1 0.75 276 -0.5 1 0
257 -0.5 -1 0.75 277 -0.75 1 0
258 0.5 1 -0.75 278 0.5 1 0.25
259 0 1 -0.75 279 0 1 0.25
260 -0.5 1 -0.75 280 -0.5 1 0.25
261 0.75 1 -0.5 281 0.75 1 0.5
262 0.5 1 -0.5 282 0.5 1 0.5
263 0.25 1 -0.5 283 0.25 1 0.5
264 0 1 -0.5 284 0 1 0.5
265 -0.25 1 -0.5 285 -0.25 1 0.5
266 -0.5 1 -0.5 286 -0.5 1 0.5
267 -0.75 1 -0.5 287 -0.75 1 0.5
268 0.5 1 -0.25 288 0.5 1 0.75
269 0 1 -0.25 289 0 1 0.75
(49)
B-27
Universitas Kristen Maranatha
B.4.2 Nomor elemen dan hubungan nomor lokal dengan nomor global node
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
1 1 3 185 183 178 2 179 184
2 3 5 187 185 179 4 180 186
3 5 7 189 187 180 6 181 188
4 7 9 191 189 181 8 182 190
5 183 185 199 197 192 184 193 198
6 185 187 201 199 193 186 194 200
7 187 189 203 201 194 188 195 202
8 189 191 205 203 195 190 196 204
9 197 199 213 211 206 198 207 212
10 199 201 215 213 207 200 208 214
11 201 203 217 215 208 202 209 216
12 203 205 219 217 209 204 210 218
13 211 213 68 66 220 212 221 67
14 213 215 70 68 221 214 222 69
15 215 217 72 70 222 216 223 71
16 217 219 74 72 223 218 224 73
17 1 183 229 15 10 178 225 228
18 183 197 231 229 225 192 226 230
19 197 211 233 231 226 206 227 232
20 211 66 80 233 227 220 75 234
21 15 229 239 29 24 228 235 238
22 229 231 241 239 235 230 236 240
23 231 233 243 241 236 232 237 242
24 233 80 94 243 237 234 89 244
25 29 239 249 43 38 238 245 248
26 239 241 251 249 245 240 246 250
27 241 243 253 251 246 242 247 252
28 243 94 108 253 247 244 103 254
29 43 249 136 57 52 248 255 131
30 249 251 150 136 255 250 256 145
31 251 253 164 150 256 252 257 159
(50)
B-28
Universitas Kristen Maranatha
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
33 66 68 82 80 75 67 76 81
34 68 70 84 82 76 69 77 83
35 70 72 86 84 77 71 78 85
36 72 74 88 86 78 73 79 87
37 80 82 96 94 89 81 90 95
38 82 84 98 96 90 83 91 97
39 84 86 100 98 91 85 92 99
40 86 88 102 100 92 87 93 101
41 94 96 110 108 103 95 104 109
42 96 98 112 110 104 97 105 111
43 98 100 114 112 105 99 106 113
44 100 102 116 114 106 101 107 115
45 108 110 124 122 117 109 118 123
46 110 112 126 124 118 111 119 125
47 112 114 128 126 119 113 120 127
48 114 116 130 128 120 115 121 129
49 1 15 17 3 2 10 16 11
50 3 17 19 5 4 11 18 12
51 5 19 21 7 6 12 20 13
52 7 21 23 9 8 13 22 14
53 15 29 31 17 16 24 30 25
54 17 31 33 19 18 25 32 26
55 19 33 35 21 20 26 34 27
56 21 35 37 23 22 27 36 28
57 29 43 45 31 30 38 44 39
58 31 45 47 33 32 39 46 40
59 33 47 49 35 34 40 48 41
60 35 49 51 37 36 41 50 42
61 43 57 59 45 44 52 58 53
62 45 59 61 47 46 53 60 54
63 47 61 63 49 48 54 62 55
(51)
B-29
Universitas Kristen Maranatha
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
65 57 136 138 59 58 131 137 132
66 59 138 140 61 60 132 139 133
67 61 140 142 63 62 133 141 134
68 63 142 144 65 64 134 143 135
69 136 150 152 138 137 145 151 146
70 138 152 154 140 139 146 153 147
71 140 154 156 142 141 147 155 148
72 142 156 158 144 143 148 157 149
73 150 164 166 152 151 159 165 160
74 152 166 168 154 153 160 167 161
75 154 168 170 156 155 161 169 162
76 156 170 172 158 157 162 171 163
77 164 122 124 166 165 173 123 174
78 166 124 126 168 167 174 125 175
79 168 126 128 170 169 175 127 176
80 170 128 130 172 171 176 129 177
81 9 23 262 191 182 14 261 258
82 191 262 264 205 196 258 263 259
83 205 264 266 219 210 259 265 260
84 219 266 88 74 224 260 267 79
85 23 37 272 262 261 28 271 268
86 262 272 274 264 263 268 273 269
87 264 274 276 266 265 269 275 270
88 266 276 102 88 267 270 277 93
89 37 51 282 272 271 42 281 278
90 272 282 284 274 273 278 283 279
91 274 284 286 276 275 279 285 280
92 276 286 116 102 277 280 287 107
93 51 65 144 282 281 56 135 288
94 282 144 158 284 283 288 149 289
95 284 158 172 286 285 289 163 290
(52)
B-30
Universitas Kristen Maranatha
B.5 Silinder dengan Diskritisasi 42 Node dan 16 Elemen
Permukaan silinder didiskritisasi menjadi 42 node dan 16 elemen seperti pada gambar 3.3b. Nomor global masing-masing node diberikan pada gambar B.8.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar B.8. Nomor global pada silinder, (a) tutup silinder atas, (b) tutup silinder
(53)
B-31
Universitas Kristen Maranatha
B.5.1 Nomor global dan koordinat titik silinder dengan 42 node
NGN x y z NGN x y z
1 1 0 -2 22 0.5 0 2
2 0.70711 0.70711 -2 23 0 0.5 2
3 0 1 -2 24 -0.5 0 2
4 -0.7071 0.70711 -2 25 0 0 2
5 -1 0 -2 26 0.5 0 -2
6 1 0 -1 27 0 0.5 -2
7 0 1 -1 28 -0.5 0 -2
8 -1 0 -1 29 0 0 -2
9 1 0 0 30 0 -0.5 -2
10 0.70711 0.70711 0 31 0.70711 -0.7071 -2
11 0 1 0 32 0 -1 -2
12 -0.7071 0.70711 0 33 -0.7071 -0.7071 -2
13 -1 0 0 34 0 -1 -1
14 1 0 1 35 0.70711 -0.7071 0
15 0 1 1 36 0 -1 0
16 -1 0 1 37 -0.7071 -0.7071 0
17 1 0 2 38 0 -1 1
18 0.70711 0.70711 2 39 0.70711 -0.7071 2
19 0 1 2 40 0 -1 2
20 -0.7071 0.70711 2 41 -0.7071 -0.7071 2
(54)
B-32
Universitas Kristen Maranatha
B.5.2 Nomor elemen dan hubungan nomor lokal dengan nomor global node
Kasus Eksterior
No El. Node 1 Node 2 Node 3 Node 4 Node 5 Node 6 Node 7 Node 8
1 1 3 3 29 26 2 3 27
2 29 3 3 5 28 27 3 4
3 1 9 11 3 2 6 10 7
4 3 11 13 5 4 7 12 8
5 9 17 19 11 10 14 18 15
6 11 19 21 13 12 15 20 16
7 17 25 25 19 18 22 25 23
8 19 25 25 21 20 23 25 24
9 21 25 25 40 41 24 25 42
10 40 25 25 17 39 42 25 22
11 17 9 36 40 39 14 35 38
12 40 36 13 21 41 38 37 16
13 9 1 32 36 35 6 31 34
14 36 32 5 13 37 34 33 8
15 1 29 29 32 31 26 29 30
(55)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akustik merupakan cabang yang penting dari sains fisika. Medan akustik terdapat pada berbagai media di mana gelombang suara merambat. Persamaan gelombang akustik linier dapat digunakan untuk memodelkan masalah akustik dalam media udara atau air. Pada banyak situasi gelombang akustik yang ada pada medan akustik adalah gelombang harmonik terhadap waktu, sehingga persamaan gelombang akustik linier dapat diturunkan menjadi persamaan Helmholtz [12].
Persamaan Helmholtz merupakan persamaan diferensial parsial. Solusi analitik dapat dicari dalam permasalahan tertentu yang melibatkan sumber suara atau objek dengan bentuk geometris yang reguler seperti bola atau tabung. Untuk benda-benda yang tidak reguler (tidak teratur) bentuk geometrisnya, solusi analitik sulit diperoleh. Dalam hal ini untuk dapat mencari solusi permasalahan digunakan metoda numerik.
Metoda numerik tersebut misalnya adalah Metoda Elemen Hingga (Finite Element Method), Metoda Elemen Batas (Boundary Element Method) dan lain-lain. Metoda Elemen Batas (MEB) hanya melibatkan permukaan benda atau sumber yang terkait sedangkan Metode Elemen Hingga melibatkan seluruh volume benda. Dengan Metoda Elemen Batas persoalan tiga dimensi yang melibatkan volume diperlakukan seperti persoalan dua dimensi yang hanya melibatkan permukaan benda. Jadi Metoda Elemen Batas dapat menurunkan dimensi persoalan yang harus dipecahkan.
MEB telah digunakan untuk memecahkan berbagai masalah pada bidang akustik, seperti pada industri otomotif yang melibatkan radiasi suara dari mesin atau benda yang bergetar, penghamburan suara dari permukaan yang tidak reguler, prediksi medan akustik ruang penumpang dari suatu kendaraan, medan akustik pada rongga muffler [2,8], dan sebagainya. MEB juga dapat
(56)
2
Universitas Kristen Maranatha
menyelesaikan permasalahan radiasi dan penghamburan suara pada ruang setengah tak berhingga [7] dan yang menyangkut benda axisymmetric [5].
Formulasi MEB dalam akustik berdasarkan pada persamaan integral Helmholtz permukaan. Pada awal perkembangan metoda ini, implementasi numerik dari persamaan integral Helmholtz mengasumsikan variabel akustik memiliki besar yang konstan pada tiap elemen. Setelah melalui perkembangan terus-menerus, para ilmuwan (A.F.Seybert, B.Soenarko, F.J.Rizzo dan D.J.Shippy), memperkenalkan implementasi numerik yang menggunakan elemen isoparametrik [6] dengan memanfaatkan fungsi interpolasi (fungsi bentuk) yang sama untuk variabel-variabel akustik maupun permukaan geometris. Fungsi interpolasi yang digunakan diadopsi dari Metoda Elemen Hingga yaitu fungsi interpolasi kuadratik.
Perangkat lunak (Software) yang sudah ada untuk menyelesaikan perhitungan akustik dari benda yang tidak reguler (tidak teratur) bentuk geometrisnya kebanyakan dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Fortran. Salah satunya adalah BEMAP (Boundary Element Methods for Acoustic Prediction) untuk menghitung radiasi suara dari benda yang bergetar [9]. Bahasa Fortran merupakan bahasa pemrograman yang sudah dari dulu digunakan di kalangan ilmuwan karena kemampuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang teknik dan sains. Akan tetapi seiring dengan bermunculannya bahasa pemrograman yang baru seperti pascal, C, dan masih banyak lainnya, perkembangan bahasa Fortran tersebut menjadi lambat (terakhir sampai versi Fortran 2008). Dewasa ini berkembang program MATLAB (Matrix Laboratory), di mana MATLAB sendiri mempunyai kemampuan yang sama dengan bahasa Fortran akan tetapi mekanisme pemrogramannya lebih mudah dan sederhana. Oleh karena itu melalui tugas akhir ini, akan dibuat perangkat lunak tersebut dengan menggunakan MATLAB.
(57)
3
Universitas Kristen Maranatha
1. 2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah :
Bagaimana mengembangkan pemograman MATLAB untuk dapat memecahkan persoalan perhitungan parameter gelombang suara dari radiasi dan hamburan yang melibatkan sumber berbentuk sembarang menggunakan metode elemen batas.
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat perangkat lunak (Software) menggunakan MATLAB untuk perhitungan parameter gelombang suara yang ditimbulkan oleh radiasi dan hamburan dari benda berbentuk sembarang dengan menggunakan Metoda Elemen Batas (Boundary Element Method). Perangkat lunak yang akan dibuat bersumber pada bahasa pemrograman Fortran dari program yang sudah ada.
1.4 Batasan Masalah
Ada pun batasan – batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Persoalan yang dibahas adalah dalam lingkup akustik linier.
2. Massa jenis medium dianggap uniform.
3. Sumber dianggap diam atau tidak bergerak.
4. Medium dalam keadaan diam (tidak ada aliran).
5. Uji kasus yang dilakukan hanya meliputi masalah eksterior.
1.5 Spesifikasi Alat Yang Digunakan
Perangkat lunak (Software) yang digunakan pada tugas akhir ini adalah MATLAB.
(58)
4
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada laporan tugas akhir ini adalah
BAB I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, tujuan tugas
akhir, rumusan masalah, batasan masalah, alat yang digunakan dan sistematika pembahasan.
BAB II Landasan teori, membahas tentang formulasi Metoda Elemen
Batas, metoda CHIEF, solusi persamaan matriks dan penyelesaian persamaan matriks dengan metoda faktorisasi LU dan SVD.
BAB III Memberikan penjelasan tentang tiga program yang dibuat yaitu
program Direct BEM, Inverse BEM, dan Halfspace BEM. Selain itu memberikan macam-macam disktritisasi yang digunakan pada tugas akhir ini.
BAB IV Membahas beberapa uji kasus yang dilakukan untuk kasus radiasi,
penghamburan untuk beberapa geometri(bola,kubus,silinder). Uji kasus radiasi dan penghamburan juga dilakukan untuk kasus Halfspace.
BAB V Memberikan kesimpulan dari tugas akhir ini dan saran untuk
pengembangan lebih lanjut.
Lampiran A Memberikan perbandingan hasil-hasil dari program FORTRAN dengan program MATLAB untuk pola radiasi dan penghamburan pada beberapa kasus.
Lampiran B Memberikan koordinat node dan hubungan antara nomor global dan nomor lokal node dari beberapa geometri yang digunakan (bola, kubus, silinder).
(59)
67
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada tugas akhir ini telah dibuat program dalam MATLAB untuk menghitung parameter akustik yaitu kecepatan potensial dan kecepatan partikel dengan menggunakan Metoda Elemen Batas. Program yang dibuat dapat menyelesaikan masalah direct akustik, masalah inversi akustik, dan masalah direct akustik pada ruang setengah tak berhingga. Uji kasus meliputi masalah radiasi dan penghamburan dengan melibatkan beberapa bentuk geometri sumber benda yang terkait. Dari hasil tugas akhir ini dapat disimpulkan
1. Program perhitungan parameter akustik dengan menggunakan Metoda
Elemen Batas telah berhasil dibuat ke dalam MATLAB. Program yang dibuat berdasarkan program dalam bahasa Fortran yang telah ada. Simulasi uji kasus yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang sesuai antara hasil dari program MATLAB dengan hasil dari program Fortran.
2. Kemudahan dari program MATLAB telah dimanfaatkan yakni pembuatan
grafik secara langsung baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Grafik dua dimensi yaitu pola radiasi kecepatan potensial dan pola penghamburan dapat langsung dibuat dari data hasil perhitungan program. Selain itu distribusi tekanan pada permukaan benda dapat divisualisasikan dengan baik menjadi grafik tiga dimensi.
(60)
68
Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah
1. Metoda Elemen Batas sangat bermanfaat untuk kasus-kasus frekuensi rendah.
Pada kasus frekuensi tinggi diperlukan diskritisasi yang semakin banyak. Hal ini akan berimbas pada sistem persamaan matriks yang semakin besar yang kemudian akan menyebabkan waktu komputasi yang semakin lama. Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah metoda untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah metoda Multilevel Fast Multipole Method (MLFMM) di mana elemen-elemen hasil diskritisasi dikelompokkan ke dalam cluster-cluster[1]. Metoda ini dengan Metoda Elemen Batas diyakini dapat mengurangi waktu komputasi tanpa mengurangi keakuratan hasil.
2. Pembuatan program dengan MATLAB dapat dilanjutkan pada
(61)
69
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bapat, M.S., L. Shen, Y.J. Liu, Adaptive fast multipole boundary element method for three-dimensional half-space acoustic wave problems. Engineering Analysis with Boundary Elements 33, Mei 2009, hal 1113-1123.
[2] Cheng, C. Y. R. dan A. F. Seybert, Recent Applications of The Boundary Element Method to Problems in Acoustics, Proceedings SAE Noise and Vibration Conference, Tranverse City, Michigan, 1987, hal 389-398.
[3] Juhl, Peter, The Boundary Element Method for Sound Field Calculations, Disertasi Ph.D., The Acoustics Laboratory, Technical University of Denmark, 1993.
[4] Kreyzig, Erwin, Advanced Engineering Mathematics, Edisi 9, John Wiley &
Sons, Singapur, 2006.
[5] Seybert, A.F. dan B.Soenarko, A Special Integral Equation Formulation for
Acoustic Radiation and Scattering for Axisymmetric Bodies and Boundary Conditions. J. Acoust. Soc. Am. 80(4), Oktober 1986, hal 1241-1247.
[6] Seybert, A.F., B.Soenarko, F.J.Rizzo dan D.J.Shippy, An Advanced
Computational Method for Radiation and Scattering of Acoustic Waves in Three Dimensions., J. Acoust. Soc. Am. 77(2), February 1985, hal 362-368.
[7] Seybert, A.F. dan B.Soenarko, Radiation and Scattering of Acoustic Waves
from Bodies of Arbitrary Shape in a Three Dimensional Half Space, Transaction of the ASME, Februari 1988.
[8] Seybert, A.F. dan C.Y.R.Cheng, Application of the Boundary Element
Method to Acoustic Cavity Response and Muffler Analysis. Journal of Vibration, Acoustics, Stress and Reliability in Design, January 1987, hal 15-21.
[9] Seybert, A. F. dan R. Khurana, Calculation of The Sound Intensity and Sound Radiation Efficiency of Structures From Vibration Data, International Modal Analysis Conference, Februari 1988.
(62)
70
Universitas Kristen Maranatha
[10] Trucco, Emanuele, Introductory Techniques for 3-D Computer Vision,
Prentice Hall, 1998.
[11] Wibowo, Bong Juwono, Solusi Masalah Invers Akustik Tiga Dimensi
dengan Menggunakan Metoda Elemen Batas, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Fisika, Intitut Teknologi Bandung, 1997.
[12] Wu, T. W., Boundary Element Acoustics: Fundamentals and Computer
(1)
1. 2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah :
Bagaimana mengembangkan pemograman MATLAB untuk dapat memecahkan persoalan perhitungan parameter gelombang suara dari radiasi dan hamburan yang melibatkan sumber berbentuk sembarang menggunakan metode elemen batas.
1.3 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat perangkat lunak (Software) menggunakan MATLAB untuk perhitungan parameter gelombang suara yang ditimbulkan oleh radiasi dan hamburan dari benda berbentuk sembarang dengan menggunakan Metoda Elemen Batas (Boundary Element Method). Perangkat lunak yang akan dibuat bersumber pada bahasa pemrograman Fortran dari program yang sudah ada.
1.4 Batasan Masalah
Ada pun batasan – batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Persoalan yang dibahas adalah dalam lingkup akustik linier.
2. Massa jenis medium dianggap uniform.
3. Sumber dianggap diam atau tidak bergerak. 4. Medium dalam keadaan diam (tidak ada aliran).
5. Uji kasus yang dilakukan hanya meliputi masalah eksterior.
(2)
4
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada laporan tugas akhir ini adalah
BAB I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, tujuan tugas
akhir, rumusan masalah, batasan masalah, alat yang digunakan dan sistematika pembahasan.
BAB II Landasan teori, membahas tentang formulasi Metoda Elemen
Batas, metoda CHIEF, solusi persamaan matriks dan penyelesaian persamaan matriks dengan metoda faktorisasi LU dan SVD.
BAB III Memberikan penjelasan tentang tiga program yang dibuat yaitu
program Direct BEM, Inverse BEM, dan Halfspace BEM. Selain itu memberikan macam-macam disktritisasi yang digunakan pada tugas akhir ini.
BAB IV Membahas beberapa uji kasus yang dilakukan untuk kasus radiasi,
penghamburan untuk beberapa geometri(bola,kubus,silinder). Uji kasus radiasi dan penghamburan juga dilakukan untuk kasus Halfspace.
BAB V Memberikan kesimpulan dari tugas akhir ini dan saran untuk
pengembangan lebih lanjut.
Lampiran A Memberikan perbandingan hasil-hasil dari program FORTRAN dengan program MATLAB untuk pola radiasi dan penghamburan pada beberapa kasus.
Lampiran B Memberikan koordinat node dan hubungan antara nomor global dan nomor lokal node dari beberapa geometri yang digunakan (bola, kubus, silinder).
(3)
5.1 Kesimpulan
Pada tugas akhir ini telah dibuat program dalam MATLAB untuk menghitung parameter akustik yaitu kecepatan potensial dan kecepatan partikel dengan menggunakan Metoda Elemen Batas. Program yang dibuat dapat menyelesaikan masalah direct akustik, masalah inversi akustik, dan masalah direct akustik pada ruang setengah tak berhingga. Uji kasus meliputi masalah radiasi dan penghamburan dengan melibatkan beberapa bentuk geometri sumber benda yang terkait. Dari hasil tugas akhir ini dapat disimpulkan
1. Program perhitungan parameter akustik dengan menggunakan Metoda
Elemen Batas telah berhasil dibuat ke dalam MATLAB. Program yang dibuat berdasarkan program dalam bahasa Fortran yang telah ada. Simulasi uji kasus yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang sesuai antara hasil dari program MATLAB dengan hasil dari program Fortran.
2. Kemudahan dari program MATLAB telah dimanfaatkan yakni pembuatan
grafik secara langsung baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Grafik dua dimensi yaitu pola radiasi kecepatan potensial dan pola penghamburan dapat langsung dibuat dari data hasil perhitungan program. Selain itu distribusi tekanan pada permukaan benda dapat divisualisasikan dengan baik menjadi grafik tiga dimensi.
(4)
68
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut adalah
1. Metoda Elemen Batas sangat bermanfaat untuk kasus-kasus frekuensi rendah.
Pada kasus frekuensi tinggi diperlukan diskritisasi yang semakin banyak. Hal ini akan berimbas pada sistem persamaan matriks yang semakin besar yang kemudian akan menyebabkan waktu komputasi yang semakin lama. Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah metoda untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah metoda Multilevel Fast Multipole Method (MLFMM) di mana elemen-elemen hasil diskritisasi dikelompokkan ke dalam cluster-cluster[1]. Metoda ini dengan Metoda Elemen Batas diyakini dapat mengurangi waktu komputasi tanpa mengurangi keakuratan hasil.
2. Pembuatan program dengan MATLAB dapat dilanjutkan pada
(5)
[1] Bapat, M.S., L. Shen, Y.J. Liu, Adaptive fast multipole boundary element
method for three-dimensional half-space acoustic wave problems.
Engineering Analysis with Boundary Elements 33, Mei 2009, hal 1113-1123.
[2] Cheng, C. Y. R. dan A. F. Seybert, Recent Applications of The Boundary
Element Method to Problems in Acoustics, Proceedings SAE Noise and
Vibration Conference, Tranverse City, Michigan, 1987, hal 389-398.
[3] Juhl, Peter, The Boundary Element Method for Sound Field Calculations, Disertasi Ph.D., The Acoustics Laboratory, Technical University of Denmark, 1993.
[4] Kreyzig, Erwin, Advanced Engineering Mathematics, Edisi 9, John Wiley & Sons, Singapur, 2006.
[5] Seybert, A.F. dan B.Soenarko, A Special Integral Equation Formulation for
Acoustic Radiation and Scattering for Axisymmetric Bodies and Boundary Conditions. J. Acoust. Soc. Am. 80(4), Oktober 1986, hal 1241-1247.
[6] Seybert, A.F., B.Soenarko, F.J.Rizzo dan D.J.Shippy, An Advanced
Computational Method for Radiation and Scattering of Acoustic Waves in Three Dimensions., J. Acoust. Soc. Am. 77(2), February 1985, hal 362-368.
[7] Seybert, A.F. dan B.Soenarko, Radiation and Scattering of Acoustic Waves
from Bodies of Arbitrary Shape in a Three Dimensional Half Space,
Transaction of the ASME, Februari 1988.
[8] Seybert, A.F. dan C.Y.R.Cheng, Application of the Boundary Element
Method to Acoustic Cavity Response and Muffler Analysis. Journal of
(6)
15-70
[10] Trucco, Emanuele, Introductory Techniques for 3-D Computer Vision, Prentice Hall, 1998.
[11] Wibowo, Bong Juwono, Solusi Masalah Invers Akustik Tiga Dimensi
dengan Menggunakan Metoda Elemen Batas, Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Fisika, Intitut Teknologi Bandung, 1997.
[12] Wu, T. W., Boundary Element Acoustics: Fundamentals and Computer