Aktivitas Antimikroba Air Perasan dan Ekstrak Etanol Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)In Vitro.

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIMIKROBA AIR PERASAN DAN EKSTRAK ETANOL BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)

TERHADAP BEBERAPA BAKTERI PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

in vitro

Yoseph Arif Putra, 2011. Pembimbing I : Fanny Rahardja,dr., M.Si Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes

Latar Belakang ISPA merupakan penyebab 3.9 juta kematian di dunia. Di Indonesia ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian. WHO memperkirakan 80% penduduk dunia bergantung pada pengobatan herbal sebagai bagian utama dari pengobatan dan penjagaan kesehatan. Banyak obat-obat herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan ISPA.

Tujuan penelitian Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas anti-mikroba dari air perasan dan ekstrak etanol buah jeruk nipis terhadap beberapa bakteri penyebab ISPA dibandingkan dengan zona hambat dari antibiotik standar (ampicilin dan gentamicin).

Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode yang digunakan “disc diffusion” dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang ditimbulkan oleh air perasan dan ekstrak etanol jeruk nipis.

Hasil Dari rata-rata diameter zona hambat, didapatkan air perasan jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus adalah resisten sampai intermediate. Dan dari rata-rata zona hambat ekstrak etanol buah jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, , Staphylococcus aureus menunjukkan hasil sensitif sedangkan terhadap Klebsiella pneumonia menunujukkan hasil intermediate.

Simpulan Dari rata-rata diameter zona hambat dari air perasan dan ekstrak etanol buah jeruk nipis didapatkan bakteri yang paling sensitif adalah Corynebacterium diphtheria dan yang paling resisten adalah Klebsiella pneumonia.


(2)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF THE JUICE AND ETHANOL EXTRACT OF LIME FRUIT(Citrus aurantifolia) AGAINST SOME BACTERIA CAUSING ACUTE RESPIRATORY TRACT INFECTION(ARI) IN VITRO

Yoseph Arif Putra, 2011. 1st Tutor : Fanny Rahardja,dr., M.Si 2nd Tutor : Sijani Prahastuti, dr. M.Kes

Background ARI is a leading cause of 3.9 million deaths in the world. In Indonesia ARI is still an important health problem because it causes death. WHO estimates that 80% of the world's population relies on herbal medicine as a major part of treatment and health care. Many herbal medicines can be used for the treatment of ARI.

Objective In order to know the presence or absence of anti-microbial activity of the juice and ethanol extract of lime fruit against the bacterial causing acute respiratory infection compared with the zone of inhibition of standard antibiotics (ampicilin and gentamicin).

Method This research applies an experimental laboratory. The method used in this research is called "disc diffusion" by making the observation of zone

inhibition caused by the juice and extract ethanol of lime.

Result From the average diameter of inhibitory zone that obtained from lime juice against Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus showed resistant to intermediate result. And the average zone of inhibition of ethanol extract of lime fruit against Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa,

Corynebacterium diphtheriae, Staphylococcus aureus showed sensitive result and Klebsiella pneumonia showed intermediate results.

Conclusion From the average diameter of inhibitory zone of the juice and ethanol extracts of lime fruit obtained that the most sensitive were Corynebacterium diphtheriae and the most resistant were Klebsiella pneumonia.


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metodologi ... 5

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antimikroba ... 6

2.1.1 Antimikroba yang Menghambat Metabolisme Sel Mikroba... 7

2.1.2 Antimikroba yang Menghambat Sintesis Dinding Sel Mikroba ... 7

2.1.3 Antimikroba yang Menghambat Metabolisme Sel Mikroba... 8

2.1.4 Antimikroba yang Menghambat Sintesis Dinding Sel Mikroba ... 8

2.1.5 Antimikroba yang Menghambat Metabolisme Sel Mikroba... 8

2.2 Mikroba Penyebab ISPA ... 10

2.2.1 Streptococcus pneumoniae... 10

2.2.1.1 Morfologi dan Identifikasi ... ... 11

2.2.1.2 Kultur ... 11

2.2.1.3 Karakteristik Pertumbuhan... 12

2.2.1.4 Struktur Antigen ... 12

2.2.1.5 Patogenesis ... ... 12

2.2.2 Corynebacterium diphteriae ... 13

2.2.2.1 Morfologi dan Identifikasi ... ... 13

2.2.2.2 Patogenesis ... 15


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3.1 Morfologi dan Identifikasi ... ... 16

2.2.3.2 Kultur ... 17

2.2.3.3 Karakteristik Pertumbuhan... 18

2.2.3.4 Patogenesis ... ... 18

2.2.4 Streptococcus pneumoniae... 18

2.2.4.1 Morfologi dan Identifikasi ... ... 19

2.2.4.2 Kultur ... 19

2.2.4.3 Karakteristik Pertumbuhan... 20

2.2.4.4 Struktur Antigen dan Toksin ... 20

2.2.4.5 Patogenesis ... ... 21

2.2.5 Klebsiella pneumoniae... 22

2.2.5.1 Morfologi dan Identifikasi ... ... 22

2.2.5.2 Kultur ... 22

2.2.5.3 Karakteristik Pertumbuhan... 23

2.2.5.4 Patogenesis ... ... 23

2.3 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) ... 24

2.3.1 Klasifikasi Tumbuhan... 25

2.3.2 Nama Daerah... 25

2.3.3 Kandungan dan Khasiat Tumbuhan ... 26

2.3.4 Penyakit yang Dapat Diobati ... 29

2.4 Uji Aktivitas Antimikroba ... 29

2.4.1 Metode Difusi dengan Cakram Kirby Bauer ... 29

2.4.2 Metode Pengenceran Agar ... 30

BAB I I I BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 32

3.1.1 Bahan Penelitian... 32

3.1.2 Subjek Penelitian ... 33

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.2 Metode Penelitian ... 34

3.2.1 Desain Penelitian ... 34

3.2.2 Variabel Penelitian ... 34

3.2.3 Prosedur Kerja... 34

3.2.3.1 Persiapan Mikroorganisme Uji ... 34

3.2.3.2 Sterilisasi Alat ... 36

3.2.3.2.1 Sterilisasi Kering ... ... 36

3.2.3.2.2 Sterilisasi Basah ... 36

3.2.3.3 Persiapan Bahan Uji... 37

3.2.3.4 Persiapan Kontrol Pembanding ... 38

3.2.3.5 Persiapan Media Agar... 38

3.2.4 Metode Analisis... 39

3.2.4.1 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme Uji ... ... 39 3.2.4.2 Pengujian Aktivitas Sediaan Ekstrak dan Etanol Buah


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa,

Corynebacterium diptheriae, Klebsiella pneumoniae,

Staphylococcus aureus) ... 39 3.2.4.3 Pengamatan dan Pencatatan Hasil Penelitian ... 40 BAB I V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 41 4.1.1 Pengamatan Diameter Zona Hambat Air Perasan dan Ekstrak Etanol

Buah Jeruk Nipis terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diptheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus)...41 4.1.2 Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba ( Kontrol Positif) ... 42 4.1.3 Hasil Tes Pengaruh Jeruk Nipis Terhadap Media Agar ( Kontrol Negatif) ... 43 4.2 Pembahasan ... 43 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 46 5.2 Saran ... 46


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengaruh Perasan dan Ekstrak Jeruk Nipis terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diptheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus... 41 Tabel 4.2 Hasil Tes Kontrol Positif dengan Antibiotik yang Sesuai... 42 Tabel 4.3 Hasil Tes Kontrol Negatif... 43


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Streptococcus pneumoniae... 10

Gambar 2.2 Kultur Streptococcus pneumoniae... 11

Gambar 2.3 Corynebacterium diptheriae ... 14

Gambar 2.4 Kultur Corynebacterium diptheriae ... 15

Gambar 2.5 Staphylococcus aureus... 17

Gambar 2.6 Kultur Staphylococcus aureus... 17

Gambar 2.7 Pseudomonas aeruginosa ... 19

Gambar 2.8 Kultur Pseudomonas aeruginosa ... 20

Gambar 2.9 Klebsiella pneumoniae... 22

Gambar 2.10 Kultur Klebsiella pneumoniae... 22


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERSIAPAN BAKTERI UJI ... 52

LAMPIRAN 2 PERSIAPAN BAHAN UJI ... 54

LAMPIRAN 3 HASIL PERCOBAAN... 55


(9)

52

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 1


(10)

53


(11)

54

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2


(12)

55

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 3


(13)

56


(14)

57


(15)

58

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 4


(16)

59

Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP

Nama : Yoseph Arif Putra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0810122

Tempat dan Tanggal Lahir : Pematang siantar, 22 November 1990 Alamat : Jl. Sutomo no.242, Pematang siantar

Email : yoseph_chen@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

• Tahun 1996 : lulus TK swasta Kristen Methodist, Pematang Siantar • Tahun 2002 : lulus SD swasta Kristen Methodist, Pematang Siantar • Tahun 2005 : lulus SMP Kristen Methodist, Pematang Siantar • Tahun 2008 : lulus SMA Sutomo 1, Medan

• Tahun 2008 – sekarang : Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(17)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekspirasi yang kuat merupakan salah satu mekanisme perlindungan untuk membersihkan cabang tracheobronchial dari sekret dan benda asing. (Aditiawarman). Hampir semua orang di dunia pernah mengalami batuk/tussis. Infeksi pada saluran napas akut atau sering disingkat ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) merupakan penyebab batuk yang tersering (Lilik, 2009).

ISPA merupakan penyebab 3.9 juta kematian di dunia (WHO, 2002). Di Indonesia ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami tiga sampai enam episode ISPA setiap tahunnya. 40-60 % dari kunjungan di Puskesmas disebabkan oleh penyakit ISPA. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat, sering disertai penyulit-penyulit dan keadaan kurang gizi (Rasmaliah, 2004).

Salah satu penyakit ISPA adalah pneumonia. Pneumonia dibagi menjadi 4 golongan besar yaitu community-acquired pneumonia, hospital acquired pneumonia, aspiration pneumonia, pneumonia by opportunistic bacteria, other pathogens (Mayoclinic). Community-acquired pneumonia merupakan kejadian yang paling sering dimana mikroba penyebab utamanya adalah Streptococcus pneumoniae. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Hal ini didukung oleh data penelitian di lapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %). Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % per tahun, ini berarti setiap tahun jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta. Diperkirakan bahwa hampir setengah dari penderita pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6 bulan (Rasmaliah, 2004).


(18)

2

Universitas Kristen Maranatha Sudah sejak ribuan tahun yang lalu, obat herbal maupun pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia, jauh sebelum obat-obatan modern dikenal masyarakat. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat atau herbal kini telah diakui dunia dan telah memberikan kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature). Agar peranan herbal ini lebih dapat ditingkatkan, perlu didorong upaya pengenalan, penelitian, pengujian, pengembangan khasiat dan keamanan suatu tumbuhan berkhasiat obat dengan disertakan uji klinis serta ilmu lainnya, sehingga akan menghapus anggapan yang salah (Muhammad,2008).

Obat herbal yang disebut juga obat botanikal atau fitofarmaka merupakan suatu bentuk penggunaan dari biji, buah, akar, daun, batang atau bunga-bunga dari tumbuhan untuk kepentingan medis. Penggunaan herbal memiliki tradisi yang panjang di luar dari pengobatan konvensional. Dalam perkembangan dalam analasis dan kontrol kualitas bersama dengan kemajuan dalam penelitian klinik menunjukan bahwa pengobatan herbal dapat menunjukkan nilai yang berharga dalam mengobati dan mencegah penyakit (Anonymous, 2009).

Tumbuhan-tumbuhan sudah digunakan untuk keperluan medis jauh sebelum sejarah yang dicatat. China kuno dan Mesir menulis deskripsi tentang penggunaan tumbuhan sebagai obat. Afrika dan suku asli Amerika menggunakan herbal dalam ritual penyembuhan mereka, disaat yang lainnya mengembangkan sistem pengobatan tradisional seperti pengobatan tradisional China. Penelitian menemukan bahwa manusia di bagian berbeda dari dunia memiliki kencenderungan menggunakan tumbuhan yang sama untuk tujuan yang sama juga (Anonymous, 2009).

Pada awal abad 19, ketika analisis kimia mulai tersedia, para peneliti mulai membuat ekstrak dan memodifikasi zat aktif dari tumbuh-tumbuhan. Selanjutnya, para kimiawan mulai membuat susunan zat dari tumbuhan dengan versi mereka sendiri, dan waktu ke waktu penggunaan obat herbal membantu dalam pengobatan (Anonymous, 2009).

Akhir-akhir ini, badan kesehatan dunia atau World Health Organisation (WHO) memperkirakan bahwa 80% dari manusia di dunia bergantung pada pengobatan herbal sebagai bagian utama dari pengobatan dan penjagaan


(19)

3

Universitas Kristen Maranatha kesehatan. Di Jerman, sekitar 600-700 obat yang berasal dari tumbuhan yang tersedia dan diresepkan oleh lebih dari 70% dokter di Jerman. Selama dua puluh tahun terakhir di Amerika Serikat adanya ketidakpuasan publik akan biaya resep obat dan adanya ketertarikan untuk kembali ke alam meningkatkan penggunaan obat herbal (Anonymous, 2009).

Secara empiris, banyak masyarakat di dunia yang menggunakan jeruk nipis sebagai obat tradisional. Jeruk nipis dikenal dapat mengobati batuk rejan, batu empedu, bronkhitis menahun/kronis, haid yang tidak teratur, demam, panas, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya (Francisa Desiana, 2006). Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa jeruk nipis memiliki sifat antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri dan efek antifungal terhadap beberapa jenis fungi. Dalam penelitian tersebut, dibuktikan bahwa buah dari tanaman Citrus aurantifolia memiliki efek bakterisidal yang cukup baik (D.E Okwu et al, 2006). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efek antimikroba air perasan dan ekstrak etanol Citrus aurantifolia terhadap

Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium

diphtheriae, Klebsiella pneumoniae,dan Staphylococcus aureus.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah • Apakah air perasan dan ekstrak etanol buah jeruk nipis mempunyai aktivitas

antimikroba terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus. • Apakah zona hambat yang dihasilkan air perasan dan ekstrak etanol dari buah


(20)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penilitian adalah untuk mencari pengobatan alternatif dalam mengobati infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas anti-mikroba dari air perasan dan ekstrak etanol buah jeruk nipis terhadap

Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium

diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus in vitro.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan kedokteran mengenai kegunaan jeruk nipis sebagai antimikroba.

Manfaat praktis adalah masyarakat dapat menggunakan jeruk nipis sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati infeksi Streptococcus pneumoniae, Corynebacterium diphtheriae, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa bila efektivitasnya terbukti.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam seratus gram jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide. Hesperidin bermanfaat sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan dapat menghambat sintesis prostaglandin (CCRC UGM).

Hesperidin dari jeruk nipis memiliki efek antimikroba. Alkaloid beserta hesperidin akan menyebabkan efek antiinflamasi dan antimikroba, yaitu dengan cara menghambat perkembangan bakteri dan menghambat pengeluaran atau


(21)

5

Universitas Kristen Maranatha sintesis prostaglandin (D.E Okwu et al, 2006). Dengan efek antimikroba dari jeruk nipis, maka diharapkan jeruk nipis dapat dijadikan pengobatan alternatif ISPA.

1.6 Metodologi

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Metode yang digunakan “disc diffusion” dengan melakukan pengamatan zona inhibisi yang ditimbulkan oleh air perasan dan ekstrak etanol buah jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus.

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian : Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


(22)

46

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Rata-rata zona hambat air perasan jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus adalah resisten sampai intermediate. Dan dari rata-rata zona hambat ekstrak etanol buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Staphylococcus aureus menunjukkan hasil sensitif sedangkan terhadap Klebsiella pneumonia menunujukkan hasil intermediate.

Zona hambat yang dihasilkan air perasan dan ekstrak etanol jeruk nipis tidak lebih besar dibandingkan zona hambat yang dihasilkan oleh antibiotik standar.

5.2 Saran

• Perlu dilakukan penelitian untuk menentukan MIC jeruk nipis dan mengkombinasikannya dengan antibiotik.


(23)

47

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2009. Herbal medicine. http://www.umm.edu/altmed/articles/herbal-medicine-000351.htm. Diunduh 8 Agustus 2011

Anonymous. 2009. Microdilution.

http://www.microbiologyprocedure.com/biotechnology-in-agriculture/the-new-green-revolution.html. Diunduh 6 September 2011

Anonymous.2011. Tinjauan yuridis terhadap konsumen ataas beredarnya obat tradisional yang tidak mencantumkan label berbahasa indonesia pada kemasannya.

http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=80:obat-tradisional&catid=12:konsumen&Itemid=135 Diunduh 27 Juli 2011

Anonymous. 2011. Bronchitis.

http://www.mayoclinic.com/health/bronchitis/DS00031. Diunduh 27 Juli 2011

Aibinu I., Adenipekun T., Adelowotan T., Ogunsanya T., Odugbemi T. 2007. Evaluation of the anti-microbial properties of different parts of citrus aurantifolia (lime fruit) as used locally. Afr J Trad CAM (2007) 4(2): 185-190. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2816438/pdf/AJT0402-0185.pdf. Diunduh 13 Desember 2010

Association of Official Analytical Chemists. 1995. Bacteriological analytical manual, 8th ed., App. 3.08-3.09. AOAC International, Gaithersburg, MD.


(24)

48

Universitas Kristen Maranatha Azizal R. 2010. Faktor risiko kolonisasi Streptococcus pneumoniae pada

nasofaring anak. FK universitas Diponegoro 1-4.

http://eprints.undip.ac.id/23139/1/Azilzal.pdf. Diunduh 17 Desember 2010

Brooks F .G., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A. 2007. Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology. 24th ed. McGraw-Hill Companies. P

BrownJ. H. 1919. The use of blood agar for the study of streptococci. NY Monograph No. 9. The Rockefeller Institute for Medical Research. http://www.sigmaaldrich.com/etc/medialib/docs/Fluka/Datasheet/70133dat. Par.0001.File.tmp/70133dat.pdf. Diunduh 1 Agustus 2011

CCRCUGM. Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia).

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/?s=jeruk+nipis. Diunduh 3 Januari 2011.

Contini T.S.H., Salvador J.M., Wtanabe E., Ito Y.I, Olivera D.C.R., 2003. Antimicrobial activity of flavanoid and steroid isolated from two chromolaena species. RBCF . 39:4. www.scielo.br/pdf/rbcf/v39n4/07.pdf Diunduh 1 Agustus 2011

Didik G. Jeruk nipis.2008. http://obtrando.files.wordpress.com/2010/05/tan-jeruk-nipis.pdf. Diunduh 17 Desember 2010

Elva I.Y. 2008. Pengaruh pemberian obat herbal. FMIPA UI 1-4.

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126127-FAR.052-08-Pengaruh%20pemberian-HA.pdf. Diunduh 3 Janurai 2011

Forbes A.B., Sahm D.F., Weissfeld A.S. 2007. Laboratory methods and strategies for antimicrobial susceptibility testing. In Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. 20th ed. Mosby elsevier. P 193-197.


(25)

49

Universitas Kristen Maranatha Katzung G.B., Masters S.B., Trevor A.J. 2007. Basic & Clinical pharmacology.

11th ed. Mc-Graw-Hill companies.

Lafuante G.A., Guillamon E., Villares A., Rostagno A.M., Martinez J.A. 2009. Flavanoid as anti-inflmatory agents: Implication in cancer and cardiovascular disease. Inflamation research. 58:537-552. http://www.unav.es/departamento/preventiva/files/file/documentos/predimed /articulos/2009/Inflamm-Res_2009-58-537-52.pdf. Diunduh 2 Agustus 2011

Lilik K., Israr A.Y. 2009. Pneumonia pada dewasa. FK UNRI.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/9062496/Belibis_A17-Pneumonia_pd_Dewasa.pdf.html. Diunduh 4 Januari 2011

Lee K.A., Moon H.S., Kim K.T., Mendonca F.A., Paik D.H.2010. Antimicrobial effects of various flavanoid on Escherichia coli O157:H7 cell growth and lipopolysaccharide production. Food sci.Biotechnol. 19 (1): 257-261. http://ezproxy.library.uph.ac.id:2061/content/261j68037388113q/fulltext.pdf Diunduh 2 Agustus 2011

Mandalari G., Bennett R.N., Bisignano G., Trombetta D., Saija A., Faulds C.B.,et al. 2007. Antimicrobial activity of flavanoids extracted from bergamot (Citrus bergamia Risso) peel, a byproduct of essential ethanol industry.

JAM. 10.11:1364-2672.

http://ezproxy.library.uph.ac.id:2104/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=463cd 786-8bf9-4870-8d0d-5c3fea179102%40sessionmgr110&vid=1&hid=110. Diunduh 1 Agustus 2011


(26)

50

Universitas Kristen Maranatha Manthey J.A. 2000. Biological properties of flavanoids pertaining to inflamation.

Microcirculation.7:529-534.

http://ezproxy.library.uph.ac.id:2104/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=7cbf4f 6b-2eab-45d3-af60-26023defdaf8%40sessionmgr111&vid=1&hid=110. Diunduh 3 Agustus 2011

Marshall K.J., Musher D.M., Mason Jr D.W.E.O. 1993. American society for Microbiology 31(5): 1246-1247.

Okwu D.E., Emenike I.N.2006. Evaluation of the phytonutrients and vitamins content of citrus fruits. International journal of molecular medicine and

advance sciences. 2(1):1-6.

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ijmmas/2006/1-6.pdf. Diunduh 3 Agustus 2011

Piddock J.V.L. 1990. Techniques used for the determination of antimicrobial resistance and sensitivity in bacteria. Journal of applied bacteriology. 68:307-318.

http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1111/j.1365-

2672.1990.tb02880.x/asset/j.1365-2672.1990.tb02880.x.pdf?v=1&t=gtlj6m6f&s=5bfca7b564c31aa2cb31d092 386671c078792da8. Diunduh 3 Agustus 2011

Rasmaliah. 2004. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penanggulangannya. Fakultas Kesehatan Masyrakat USU 1-2. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rasmaliah9.pdf. Diunduh 12 Januari 2011

Setiabudy R.,Vincent H.S. 2007. Antimikroba. Dalam Farmakologi dan terapi.5th ed. Jakarta: Gaya baru. P 571-583.


(27)

51

Universitas Kristen Maranatha

WHO. 2002. Acute respiratory infections.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/ Diunduh 15 Desember 2010.

WHO. 2010. Pneumonia.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/index.html. Diunduh 15 Desember 2010


(1)

46

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Rata-rata zona hambat air perasan jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus adalah resisten sampai intermediate. Dan dari rata-rata zona hambat ekstrak etanol buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Staphylococcus aureus menunjukkan hasil sensitif sedangkan terhadap Klebsiella pneumonia menunujukkan hasil intermediate.

Zona hambat yang dihasilkan air perasan dan ekstrak etanol jeruk nipis tidak lebih besar dibandingkan zona hambat yang dihasilkan oleh antibiotik standar.

5.2 Saran

• Perlu dilakukan penelitian untuk menentukan MIC jeruk nipis dan mengkombinasikannya dengan antibiotik.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2009. Herbal medicine. http://www.umm.edu/altmed/articles/herbal-medicine-000351.htm. Diunduh 8 Agustus 2011

Anonymous. 2009. Microdilution.

http://www.microbiologyprocedure.com/biotechnology-in-agriculture/the-new-green-revolution.html. Diunduh 6 September 2011

Anonymous.2011. Tinjauan yuridis terhadap konsumen ataas beredarnya obat tradisional yang tidak mencantumkan label berbahasa indonesia pada kemasannya.

http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=80:obat-tradisional&catid=12:konsumen&Itemid=135 Diunduh 27 Juli 2011

Anonymous. 2011. Bronchitis.

http://www.mayoclinic.com/health/bronchitis/DS00031. Diunduh 27 Juli 2011

Aibinu I., Adenipekun T., Adelowotan T., Ogunsanya T., Odugbemi T. 2007. Evaluation of the anti-microbial properties of different parts of citrus aurantifolia (lime fruit) as used locally. Afr J Trad CAM (2007) 4(2): 185-190. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2816438/pdf/AJT0402-0185.pdf. Diunduh 13 Desember 2010

Association of Official Analytical Chemists. 1995. Bacteriological analytical manual, 8th ed., App. 3.08-3.09. AOAC International, Gaithersburg, MD.


(3)

48

Universitas Kristen Maranatha Azizal R. 2010. Faktor risiko kolonisasi Streptococcus pneumoniae pada

nasofaring anak. FK universitas Diponegoro 1-4.

http://eprints.undip.ac.id/23139/1/Azilzal.pdf. Diunduh 17 Desember 2010

Brooks F .G., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A. 2007. Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology. 24th ed. McGraw-Hill Companies. P

BrownJ. H. 1919. The use of blood agar for the study of streptococci. NY Monograph No. 9. The Rockefeller Institute for Medical Research. http://www.sigmaaldrich.com/etc/medialib/docs/Fluka/Datasheet/70133dat. Par.0001.File.tmp/70133dat.pdf. Diunduh 1 Agustus 2011

CCRCUGM. Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia).

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/?s=jeruk+nipis. Diunduh 3 Januari 2011.

Contini T.S.H., Salvador J.M., Wtanabe E., Ito Y.I, Olivera D.C.R., 2003. Antimicrobial activity of flavanoid and steroid isolated from two chromolaena species. RBCF . 39:4. www.scielo.br/pdf/rbcf/v39n4/07.pdf Diunduh 1 Agustus 2011

Didik G. Jeruk nipis.2008. http://obtrando.files.wordpress.com/2010/05/tan-jeruk-nipis.pdf. Diunduh 17 Desember 2010

Elva I.Y. 2008. Pengaruh pemberian obat herbal. FMIPA UI 1-4.

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126127-FAR.052-08-Pengaruh%20pemberian-HA.pdf. Diunduh 3 Janurai 2011

Forbes A.B., Sahm D.F., Weissfeld A.S. 2007. Laboratory methods and strategies for antimicrobial susceptibility testing. In Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. 20th ed. Mosby elsevier. P 193-197.


(4)

Katzung G.B., Masters S.B., Trevor A.J. 2007. Basic & Clinical pharmacology. 11th ed. Mc-Graw-Hill companies.

Lafuante G.A., Guillamon E., Villares A., Rostagno A.M., Martinez J.A. 2009. Flavanoid as anti-inflmatory agents: Implication in cancer and cardiovascular disease. Inflamation research. 58:537-552. http://www.unav.es/departamento/preventiva/files/file/documentos/predimed /articulos/2009/Inflamm-Res_2009-58-537-52.pdf. Diunduh 2 Agustus 2011

Lilik K., Israr A.Y. 2009. Pneumonia pada dewasa. FK UNRI.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/9062496/Belibis_A17-Pneumonia_pd_Dewasa.pdf.html. Diunduh 4 Januari 2011

Lee K.A., Moon H.S., Kim K.T., Mendonca F.A., Paik D.H.2010. Antimicrobial effects of various flavanoid on Escherichia coli O157:H7 cell growth and lipopolysaccharide production. Food sci.Biotechnol. 19 (1): 257-261. http://ezproxy.library.uph.ac.id:2061/content/261j68037388113q/fulltext.pdf Diunduh 2 Agustus 2011

Mandalari G., Bennett R.N., Bisignano G., Trombetta D., Saija A., Faulds C.B.,et al. 2007. Antimicrobial activity of flavanoids extracted from bergamot (Citrus bergamia Risso) peel, a byproduct of essential ethanol industry.

JAM. 10.11:1364-2672.

http://ezproxy.library.uph.ac.id:2104/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=463cd 786-8bf9-4870-8d0d-5c3fea179102%40sessionmgr110&vid=1&hid=110. Diunduh 1 Agustus 2011


(5)

50

Universitas Kristen Maranatha Manthey J.A. 2000. Biological properties of flavanoids pertaining to inflamation.

Microcirculation.7:529-534.

http://ezproxy.library.uph.ac.id:2104/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=7cbf4f 6b-2eab-45d3-af60-26023defdaf8%40sessionmgr111&vid=1&hid=110. Diunduh 3 Agustus 2011

Marshall K.J., Musher D.M., Mason Jr D.W.E.O. 1993. American society for Microbiology 31(5): 1246-1247.

Okwu D.E., Emenike I.N.2006. Evaluation of the phytonutrients and vitamins content of citrus fruits. International journal of molecular medicine and

advance sciences. 2(1):1-6.

http://docsdrive.com/pdfs/medwelljournals/ijmmas/2006/1-6.pdf. Diunduh 3 Agustus 2011

Piddock J.V.L. 1990. Techniques used for the determination of antimicrobial resistance and sensitivity in bacteria. Journal of applied bacteriology. 68:307-318.

http://onlinelibrary.wiley.com/store/10.1111/j.1365-

2672.1990.tb02880.x/asset/j.1365-2672.1990.tb02880.x.pdf?v=1&t=gtlj6m6f&s=5bfca7b564c31aa2cb31d092 386671c078792da8. Diunduh 3 Agustus 2011

Rasmaliah. 2004. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penanggulangannya. Fakultas Kesehatan Masyrakat USU 1-2. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rasmaliah9.pdf. Diunduh 12 Januari 2011

Setiabudy R.,Vincent H.S. 2007. Antimikroba. Dalam Farmakologi dan terapi.5th ed. Jakarta: Gaya baru. P 571-583.


(6)

WHO. 2002. Acute respiratory infections. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/ Diunduh 15 Desember 2010.

WHO. 2010. Pneumonia.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/index.html. Diunduh 15 Desember 2010


Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Chrism.) Swingle) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis Secara In Vitro

9 149 61

Pertubuhan Eksplan Kotileon Jeruk Keprok ( Citrus Nobilis Lour.) Dengan Kultur In Vitro Pada Media MS (Murahige & Skoog) Dengan BAP (Benzyl Amino Purin)

0 33 80

Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Pencegahan Pembentukan, Penghambatan Pertumbuhan, dan Penghancuran Biofilm Staphylococcus aureus Secara In Vitro

0 11 105

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 4 14

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 3 14

I. PENDAHULUAN Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Saluran Akar Secara In Vitro.

0 3 5

Efek Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Linn.) terhadap Aktivitas Motorik Mencit Swiss Webster.

1 12 19

Aktivitas Antimikroba Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Escherichia coli secara In Vitro.

2 4 16

Pengaruh Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus viridans Secara In Vitro.

3 6 19