Studi Kenyamanan Antropometri Pengguna Kursi Roda Pada jalur Dan Ruang Tunggu Unit Rehabilitasi Medik Rumah sakit Immanuel Bandung.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Rumah sakit pada umumnya untuk memperbaiki kondisi ruang tunggu, perlu dibangun sebuah rancangan yang memperhatikan kenyamanan bagi orang-orang yang dalam kondisi tidak sehat dan dalam kondisi keterbatasan tertentu ( hamil, kaki patah, dll ). Perancangan tersebut harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan ergonomi, flow activity, material, dan keamanannya.

Kondisi yang lebih khusus seperti misalnya pada ruang tunggu unit rehabilitasi medik masalah jangkauan dan clearance perlu mendapat perhatian yang lebih, misalnya pada masalah penataan layout furniture yang harus memperhatikan keleluasaan gerak kursi roda. Selain itu masalah lebar pintu, lebar koridor juga harus memperoleh perhatian khusus. Sesungguhnya pada unit rehabilitasi medik bukan hanya kursi roda yang perlu mendapat perhatian tetapi alat bantu gerak yang lain perlu juga mendapat perhatian dalam perancangan ruang tunggu tersebut, misalnya walkers, tongkat, penopang, dan hewan. Hal itu memerlukan desain secara spesifik agar memenuhi persyaratan studi kenyamanan antropometri.

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, melakukan observasi, penelitian kepustakaan. Penelitian ini membahas mengenai proses analisa dan perancangan sebuah ruang tunggu yang memenuhi standar kenyamanan dan keamanan di sebuah rumah sakit.

Pengguna kursi roda agar dapat merasa nyaman dan mandiri dalam melakukan aktivitas pada jalur dan ruang tunggu di rumah sakit.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Hospitals in general to improve the condition of the waiting room, have built a design that takes into account comfort for people who are in unhealthy conditions and within certain limited conditions (pregnancy, a broken leg, etc.). The design must consider matters relating to the ergonomics, flow activity, materials, and safety.

More specific conditions such as for example in medical rehabilitation unit waiting room coverage and clearance issues deserve more attention, for example at about the arrangement of furniture layout should consider the range of motion wheelchair. Also the door wide problem, the width of the corridor also should get special attention. Indeed the medical rehabilitation unit is not only wheelchair that need attention but another tool of the motion should also get attention in the design of the waiting room, such as Walkers, cane, crutch, and animals. It requires specifically designed to meet the requirements of comfort anthropometric study.

This research was conducted by way of case studies using qualitative methods. Data was collected by interview, observation, library research. This study discusses the process of analysis and design of a waiting room that meets the standards of comfort and security in a hospital.

Wheelchair users to feel comfortable and independent in performing activities on track and in the hospital waiting room.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

COVER DEPAN...i

DATA PENULIS...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

LEMBAR PERNYATAAN...iv

LEMBAR PUBLIKASI...v

KATA PENGANTAR...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang...1

1.2Batasan Masalah...3

1.3Rumusan Masalah...4

1.4Tujuan Penelitian...4

1.5Manfaat Penelitian...4

1.6Metode Penelitian dan Teknik Penelitian...5

1.7Kerangka Penelitian...6

1.8Hipotesis...7

1.9Sistematika Penulisan...7

BAB II ERGONOMI DAN KENYAMANAN SPASIAL PADA RUANG TUNGGU...8


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.13 Ukuran Kursi Pengguna Umum...27

Tabel 2.27 Ukuran Standar...38

Tabel 2.4.1 Clearance Kursi Roda...39

Tabel 2.4.2 Clearance Kursi Roda + Zona/Area Manusia...40

Tabel 3.7.1 Flow Aktivitas Pengguna Kursi Roda...57

Tabel 3.7.2 Ukuran Existing Rumah Sakit Immanuel...65

Tabel 4.1 Ukuran Standar Pada Lift, Koridor, Railing, dan Kursi...69

Tabel 4.2 Standar Perbandingan Existing (Jalur Datang dan Pergi)...71

Tabel 4.3 Persepsi Kenyaman User ...73

Tabel 4.4 Standar Perbandingan Existing (Ruang Tunggu)...75

Tabel 4.5 Persepsi Kenyamanan User...76

Tabel 4.6 Standar Perbandingan Existing (Jalur Rehabilitasi Medik)...78


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tubuh Manusia/Ukuran Tebal dan Rentang dan

Antrian/Area Zona Perlindungan...18

Gambar 2.2 Ukuran Berdasarkan Atas Sumbu Mayor Rentang Tubuh dan Sumbu Minor Tebal Tubuh ...19

Gambar 2.3 Garis-Garis Antrian/Perbandingan Kepadatan Termasuk Kursi Roda di Dalamnya...20

Gambar 2.4 Pengguna Kursi Roda dan Orang tanpa Cacat Tubuh Tampak Samping...21

Gambar 2.5 Pengguna Kursi Roda dan Orang tanpa Cacat Tubuh...22

Gambar 2.6 Area Dalam Lift & Ukuran Lebar Lift...23

Gambar 2.7 Area Dalam Lift & Alternative Lokasi Tombol...23

Gambar 2.8 Bagian Luar Pada Lift & Keterangan Tombol...24

Gambar 2.9 Koridor (Berada Ditikungan)...25

Gambar 2.10 Koridor (Dua Kursi Roda)...25

Gambar 2.11 Koridor (Kursi Roda Berbelok)...25

Gambar 2.12 Railing...26

Gambar 2.13 Kursi untuk pengguna umum...27

Gambar 2.14 Pintu (Bahan)...28

Gambar 2.15 Pintu...28

Gambar 2.16 Pintu Sliding Door & Folding Door...29

Gambar 2.17 Frontal Approach ...29

Gambar 2.18 Kursi Roda Melewati Pintu...30

Gambar 2.19 Kursi Roda Melewati Pintu Ganda...30

Gambar 2.20 Pintu dan Keterangan...31

Gambar 2.21 Tampak Samping, Tampak Depan, Tampak Depan...32

Gambar 2.22 Pengguna Penopang...33

Gambar 2.23 Pengguna Tongkat...34

Gambar 2.24 Pengguna Walkers...35

Gambar 2.25 Pengguna Hewan...36

Gambar 2.26 Alternatif Radius Putar dari Kursi Roda...37

Gambar 2.27 Tampak Samping...37

Gambar 2.28 Tampak Depan...38


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...87 Lampiran 2...88 Lampiran 3...89


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seperti kita ketahui, saat ini pembangunan gedung-gedung untuk berbagai kepentingan masyarakat tumbuh dengan sangat pesat. Berbagai gedung baru seperti gedung perkantoran, mall, apartemen, rumah sakit, dan lain-lain bermunculan dimana-mana. Banyak hal yang ikut tumbuh seiring maraknya pembangunan tersebut, salah satunya adalah desain interior.

Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa pembangunan gedung-gedung baru lebih memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan keberadaan dan fungsi gedung tersebut. Seperti dijelaskan oleh Abraham Maslow dalam teorinya yang dikenal sebagai Hierarchy Of Needs, bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan manusia maka semakin tinggi pula tuntutannya dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Saat ini tingkat kesejahteraan masyarakat sudah meningkat sedemikian rupa, sehingga tuntutannya pada kualitas interior


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

desain dari sebuah ruang meningkat pula. Berbagai ruang dalam gedung dirancang secara lebih baik untuk dapat memenuhi fungsi ruang tersebut serta memperhatikan aspek kenyamanan dari orang-orang yang menggunakan ruang tersebut. Misalnya ruang rapat di gedung-gedung baru dirancang dengan memperhatikan aspek akustik yang baik agar kegunaan ruang tersebut untuk rapat dapat terpenuhi dengan baik. Demikian pula kursi dirancang dengan baik agar nyaman. Dengan demikian, banyak hal dalam desain interior turut berkembang sebagai faktor penunjang kenyamanan pengguna ruang.

Rumah sakit, termasuk lingkungan binaan yang juga berkembang cukup pesat. Berbagai gedung rumah sakit lama direnovasi, sementara rumah sakit baru bermunculan. Rumah sakit harus memberikan pelayanan bagi orang-orang yang dalam keadaan sakit atau dalam kondisi keterbatasan tertentu ( misalnya wanita hamil, orang patah kaki/tangan, dll ). Oleh karena itu perancangan interior ruang harus benar-benar memperhatikan keadaan user. Perancangan interior yang tidak baik hanya akan menambah kesulitan atau masalah kepada user dengan keterbatasan tersebut.

Perancangan interior yang baik pada sebuah rumah sakit tidak hanya menimbulkan kesan tentang estetika tetapi lebih jauh dari itu menunjukan profesionalisme sebuah rumah sakit. Perancangan interior yang baik dalam sebuah rumah sakit harus mampu menciptakan rasa tenang, rasa nyaman yang akan mengurangi beban kegelisahan, ketidaknyamanan, stress pasien yang sedang dalam keadaan yang tidak baik.

Salah satu area dalam dari rumah sakit yang juga memerlukan perhatian adalah ruang tunggu. Ruang tunggu rumah sakit merupakan bagian yang penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Di dalam ruang tunggu tersebut, berbagai jenis orang dengan berbagai kepentingan dan berbagai masalah kadangkala harus duduk menunggu dalam waktu cukup lama, bahkan berjam-jam menunggu dilayani. Dengan demikian, ruang tunggu rumah sakit harus dirancang sedemikian rupa agar user dapat merasa nyaman selama menunggu. Aspek yang perlu jadi perhatian penting mencakup hal-hal sebagai berikut :

- aspek ergonomis - aspek flow activity - aspek material kursi


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

- aspek keamanan : material lantai, ketinggian trap, dll.

Salah satu bagian dari Rumah Sakit Immanuel adalah klinik rehabilitasi medik. Secara umum dapat dijelaskan bahwa rehabilitasi medik adalah suatu pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan dan mempertahankan kemampuan fungsi tubuh dan kemandirian seseorang akibat suatu penyakit, trauma atau kelainan bawaan dengan pendekatan medis, psikososial, edukasi, vokasional sehingga dapat beraktivitas dengan hambatan seminimal mungkin dan kembali ke dalam masyarakat.

Agak berbeda dari ruang tunggu klinik-klinik ruang tunggu pada rehabilitasi medik akan memerlukan perhatian yang lebih tentang masalah interaksi, gerak dan ruang-ruang yang perlu diberikan untuk pasien dengan hambatan-hambatan khusus, misalnya pengguna kursi roda, tongkat, dan lain-lain. Menjadi sebuah bahasan yang menarik dalam studi desain interior. Oleh karena itu penulis memilih topik studi antropometri sebagai elemen penunjang kenyamanan pada ruang tunggu fisioterapi di Rumah Sakit Immanuel. Keadaan pengguna kursi roda saat ini masih sangat tergantung pada orang lain, sehingga tidak adanya kemandirian untuk melakukan aktivitas di area publik.

1.2Batasan Masalah

Batasan penelitian yang akan dilakukan sebagai objek studi adalah a. Pemilihan ruang rehabilitasi medik sebagai objek studi :

- Rehabilitasi medik berkaitan dengan pemulihan keterbatasan mobilitas dan pergerakan tubuh yang berdampak langsung terhadap jangkauan dan clearance. - Ruang tunggu rehabilitasi medik dipilih karena ruang tunggu adalah ruang yang menjadi transisi atau persinggahan sementara untuk menuju ke ruangan rehabilitasi medik, dimana diruang tersebut masalah jangkauan dan clearance menjadi perhatian khusus. Adanya jalur yang dilewati untuk menuju ruang tunggu rehabilitasi medik dilihat dari aktivitas yang dilakukan pengguna kursi roda pada saat datang dan pergi, diruang tunggu, dan untuk menuju ruang rehabiltasi medik. Pada saat jalur tersebut dilewati adanya pertemuan dengan area lift, koridor, railing, kursi dan pintu.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

Penulis bermaksud memilih Rumah Sakit Immanuel, yang berlokasi di Jl. Kopo no 161 Bandung sebagai tempat objek penelitian untuk meneliti hal-hal yang telah diuraikan diatas. Rumah Sakit Immanuel merupakan rumah sakit besar yang telah berdiri sejak lama, dengan jumlah user yang banyak, sehingga dipandang tepat sebagai objek penelitian.

c. Pemilihan masalah antropometri :

Ruang Tunggu harus memiliki perancangan yang sesuai standar ergonomis ruangan sehingga menimbulkan suasana yang baik dan nyaman, setiap ruang tunggu memiliki kebutuhan atau kegunaan yang berbeda-beda sesuai dengan ruang-ruang yang ada. Adapun elemen-elemen desain yang membentuk sebuah perancangan adalah bentuk, warna, pola, tekstur, skala dan cahaya. Dalam penelitian ini, masalah antropometri dibatasi pada lingkup skala (jangkauan dan clearance).

1.3Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas di dalam karya tulis ini meliputi :

- Apakah jalur dan area ruang tunggu rehabilitasi medik Rumah Sakit Immanuel dapat memenuhi kebutuhan pengguna terhadap kenyamanan fisik khususnya antropometri ?

1.4Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah :

1. Membuktikan apakah ruang tunggu rehabilitasi medik yang ada di R.S. Immanuel sudah memenuhi persyaratan standar kenyamanan antropometri. 2. Menganalisa kenyamanan pengguna pada ruang tunggu rehabilitasi medik

berdasarkan faktor antropometri.

1.5 Manfaat Penelitian


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

1. Bagi Institusi

Karya tulis ini dapat dijadikan masukan bagi manajemen R.S Immanuel bilamana suatu saat memerlukan referensi bagi perbaikan desain interior yang akan dilakukan.

2. Bagi Bidang Desain Interior

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan inspirasi bagi penelitian lanjutan tentang standar antropometri yang bermanfaat dikemudian hari.

3. Bagi Masyarakat Luas

Dalam penelitian ini menjadi sarana yang bermanfaat. Masyarakat yang berkepentingan langsung dengan ruang tunggu termaksud, di mana pengguna kursi roda dapat beraktivitas dengan nyaman dan mandiri (universal design).

1.6Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). [Strauss dan Corbin (1997:11-13)], dengan jenis penelitian studi kasus (evaluasi responden) untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga diperoleh informasi yang dapat dianalisis dan sebagai data pendukung.

1.6.2 Teknik Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, mencakup survey lapangan, studi literatur baik dari buku maupun internet, serta wawancara dengan dokter dan pasien untuk memperoleh data pendukung tingkat kenyamanan yang dicapai.


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.7Kerangka Penelitian

Latar Belakang

Problem

Pencarian Data

Tahap 1

` Tahap 2

Hasil/Out put

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian Sumber : Pribadi

Perkembangan Kompleksitas lingkungan binaan manusia

seiring tuntutan kebutuhan manusia

Tuntutan Kualitas & Profesionalisme

Rumah Sakit

Kenyamanan Antropometri Pengguna kursi roda di jalur & Ruang Tunggu rehabilitasi medik

Standar Antropometri pengguna kursi pada jalur & ruang tunggu

(jangkauan & clearance)

Objek studi : Jalur & Ruang Tunggu Rehabilitasi medik Rumah

sakit immanuel vs Pengguna kursi roda Wawancara dengan Pasien Simpulan dan Saran Hipotesis : Belum Tercapainya Kenyamanan Antropometri


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.8 Hipotesis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, yaitu

Pada keadaan saat ini diruang tunggu rehabilitasi medik RS.Immanuel masih belum memiliki tingkat kenyamanan yang memadai khususnya pada faktor-faktor yang menjadi masalah dari penelitian ini.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini, yaitu :

BAB I. PENDAHULUAN, terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian, kerangka penelitian, langkah penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II. ERGONOMI DAN KENYAMANAN SPASIAL PADA RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT, berisi tentang teori ruang publik, rumah sakit, teori spasial ruang tunggu umum rumah sakit, standar ruang tunggu rehabilitasi medik menurut antropometri pengguna.

BAB III. RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, berisi tentang profil Rumah Sakit Immanuel, Keadaan Ruang Tunggu Unit Rehabilitasi Medik Berdasarkan Flow Aktivitas Pengguna Kursi Roda Di Ruang Tunggu.

BAB IV. ANALISIS KENYAMANAN ANTROPOMETRI PENGGUNA KURSI RODA PADA JALUR DAN RUANG TUNGGU UNIT REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, berisi tentang aktivitas pada jalur datang dan pergi, aktivitas pada ruang tunggu, dan aktivitas pada jalur rehabilitasi medik.


(15)

82 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian dan analisis terhadap data-data yang didapatkan dari literatur serta wawancara kepada dokter dan user, dapat disimpulkan rangkaian hasil penelitian sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Kajian dalam karya tulis ini berupaya menemukan jawaban atas persoalan apakah tingkat

kenyamanan ruang tunggu rehabilitasi medik RS.Immanuel memenuhi standar atau tidak dan nyaman atau tidak nyaman. khususnya yang berkaitan dengan masalah jangkauan dan clearance yang berada dalam wilayah bidang studi antropometri. Untuk mencari jawab atas persoalan diatas, ada beberapa aktivitas yang diteliti pada jalur datang dan pergi, ruang tunggu, dan jalur rehabilitasi medik, yaitu

- Pada aktivitas jalur datang dan pergi, user melalui lift, koridor dan menuju ruang tunggu. Setelah dianalisis,ternyata keadaan existing tidak sesuai standar dan


(16)

83

Universitas Kristen Maranatha

dirasakan tidak nyaman. Karena ruang rehabilitasi medik berada dilantai 3, oleh sebab itu di area lantai 3 tidak hanya ruang rehabilitasi medik saja, adanya ruang praktek lainnya. Jadi tidak terlalu memperhatikan bagi orang yang mengalami cacat tubuh yaitu khususnya pengguna kursi roda.

- Pada aktivitas di ruang tunggu, user berada di area ruang tunggu. Data yang sudah diteliti di Rumah Sakit Immanuel, yang sudah dibandingkan dengan standar dari literatur, hasilnya tidak sesuai dengan standar dan dirasakan tidak nyaman. Karena kursi yang ada tidak memperhatikan bahan dan bentuk kursi yang sesuai dengan orang yang mengalami cacat tubuh khususnya pengguna kursi roda. dan tidak adanya area khusus bagi kursi roda untuk menunggu.

- Pada aktivitas jalur rehabilitasi medik, user dari area ruang tunggu menuju pintu ruang rehabilitasi medik. Data dari Rumah Sakit Immanuel dengan dibandingkan standar dari literatur, hasilnya tidak sesuai dengan standar dan dirasakan tidak nyaman. Karena di area ruang tunggu tidak memperhatikan bahan dan bentuk kursi yang sesuai dengan orang yang mengalami cacat tubuh khususnya kursi roda. Tidak adanya area khusus bagi pengguna kursi roda untuk menunggu. Pintu yang ada di Rumah Sakit Immanuel sering terjadinya persentuhan.

5.2 Saran

5.2.1 Rumah Sakit Immanuel

Ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yang kiranya dapat bermanfaat untuk perbaikan tingkat kenyamanan di ruang tunggu Rumah Sakit Immanuel. Secara umum tingkat kenyamanan yang dicapai masih rendah. Untuk meningkatkannya perlu beberapa hal dilakukan antara lain : dirancang dan disediakan area khusus pengguna kursi roda, dilengkapi fasilitas-fasilitas yang memenuhi standar jangkauan dan clearance. Dari pengamatan yang dilakukan jelas terlihat ketiadaan tempat khusus untuk kursi roda menyebabkan gangguan sirkulasi di ruang tersebut. Jadi perancangan ruang tersebut tampaknya menjadi sesuatu hal yang perlu dilakukan.

Menurut standar perancangan yang baik sebuah rumah sakit wajib menyediakan railing sebagai bagian dari standar keamanan, namun tampaknya di RS.Immanuel belum menjadi standar, sehingga diruang tunggu rehabilitasi medik tidak tampak adanya railing.


(17)

84

Universitas Kristen Maranatha

Oleh karenanya untuk memenuhi standar keamanan yang baik hendaknya railing segera dipasang. Khususnya diarea umum (rehabilitasi medik).

Hal lain yang ditemukan adalah lebar ruang koridor yang kurang memenuhi standar. Koridor RS.Immanuel terbagi menjadi dua yaitu area 1 dan 2 dengan ukuran 2.03 m pada area 1, dan 2.55 m pada area 2. Standar ukuran lebar seharusnya 2,767 m. Kekurangan dari standar tersebut dirasa sangat-sangat menggangu, karena ini adalah ruang khusus pengguna kursi roda. Jika terjadi pertemuan kursi roda dari dua arah yang berlawanan mengakibatkan persinggungan. Lebar koridor harus diperbaiki lagi.

Pintu Double swing yang ada 2 x 80 cm. Sementara ukuran standar lebar pintu adalah 2 x 116,8 cm. Kekurangan dari standar ini menyebabkan kesulitan kursi roda melewati pintu tanpa bantuan orang lain. Jadi sebaiknya pintu double swing dibuka saja kedua daun pintu, jangan seperti sekarang dibuka satu daun pintu.

Beberapa saran ini disarankan dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kenyamanan diruang tunggu rehabilitasi medik RS. Immanuel. Semoga saran-saran ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.2 Masyarakat Luas

Bagi masyarakat yang berkepentingan langsung dengan ruang tunggu termaksud, diharapkan pengguna kursi roda dapat beraktivitas dengan nyaman dan mandiri (universal design).


(18)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius. 1979. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

http://www.rsimmanuel.com/ [diakses: 7 oktober 2010]

K. Ballast, David, A.I.A. 1992. Interior Design Reference Manual. United States of America: Professional Publications, Inc.

Hardiman, F. Budi. Ruang Publik. Melacak “Pertisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace.

Lorena Lehman, Maria. Sensing Architecture.

Ministry of Social Affairs National Committee for the Disabled. Accessibility for the Disabled A Design Manual for a Barrier Free Environment.United Nations

Economic and Social Commission for Western Asia.

Tan, Jackson C. Practiacal Manual Of Physical Medicine And Rehabilitation. Diagnostic, Therapeutics, and Basic Problems.

Soemarjono, Arif, dr., Sprm., Facsm.

Nordquist, Richard. about.com:Grammar&composition. http://grammar.about. com/od/pq/g/paralinguisticsterm.htm/2010.

www.SAINS Institute.com/2010.

Arsitektur Rumah Sakit, MAP Organiser dan PT.Global Rancang Selaras/2009. Dictionary.com. http://dictionary.reference.com/browse/physical+therapy/2010.

Medical Construction & Design, September/Oktober. 2009. Don’t Wait on waiting room. http://www.mcdmag.com/2010.


(1)

1.7Kerangka Penelitian Latar Belakang Problem Pencarian Data Tahap 1

` Tahap 2

Hasil/Out put

Bagan 1.1 Kerangka Penelitian Sumber : Pribadi

Perkembangan Kompleksitas lingkungan binaan manusia

seiring tuntutan kebutuhan manusia

Tuntutan Kualitas & Profesionalisme

Rumah Sakit

Kenyamanan Antropometri Pengguna kursi roda di jalur & Ruang Tunggu rehabilitasi medik

Standar Antropometri pengguna kursi pada jalur & ruang tunggu

(jangkauan & clearance)

Objek studi : Jalur & Ruang Tunggu Rehabilitasi medik Rumah

sakit immanuel vs Pengguna kursi roda Wawancara dengan Pasien Simpulan dan Saran Hipotesis : Belum Tercapainya Kenyamanan Antropometri


(2)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.8 Hipotesis

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, yaitu

Pada keadaan saat ini diruang tunggu rehabilitasi medik RS.Immanuel masih belum memiliki tingkat kenyamanan yang memadai khususnya pada faktor-faktor yang menjadi masalah dari penelitian ini.

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini, yaitu :

BAB I. PENDAHULUAN, terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian, kerangka penelitian, langkah penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II. ERGONOMI DAN KENYAMANAN SPASIAL PADA RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT, berisi tentang teori ruang publik, rumah sakit, teori spasial ruang tunggu umum rumah sakit, standar ruang tunggu rehabilitasi medik menurut antropometri pengguna.

BAB III. RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, berisi tentang profil Rumah Sakit Immanuel, Keadaan Ruang Tunggu Unit Rehabilitasi Medik Berdasarkan Flow Aktivitas Pengguna Kursi Roda Di Ruang Tunggu.

BAB IV. ANALISIS KENYAMANAN ANTROPOMETRI PENGGUNA KURSI RODA PADA JALUR DAN RUANG TUNGGU UNIT REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, berisi tentang aktivitas pada jalur datang dan pergi, aktivitas pada ruang tunggu, dan aktivitas pada jalur rehabilitasi medik.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian dan analisis terhadap data-data yang didapatkan dari literatur serta wawancara kepada dokter dan user, dapat disimpulkan rangkaian hasil penelitian sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Kajian dalam karya tulis ini berupaya menemukan jawaban atas persoalan apakah tingkat kenyamanan ruang tunggu rehabilitasi medik RS.Immanuel memenuhi standar atau tidak dan nyaman atau tidak nyaman. khususnya yang berkaitan dengan masalah jangkauan dan clearance yang berada dalam wilayah bidang studi antropometri. Untuk mencari jawab atas persoalan diatas, ada beberapa aktivitas yang diteliti pada jalur datang dan pergi, ruang tunggu, dan jalur rehabilitasi medik, yaitu


(4)

83

Universitas Kristen Maranatha dirasakan tidak nyaman. Karena ruang rehabilitasi medik berada dilantai 3, oleh sebab itu di area lantai 3 tidak hanya ruang rehabilitasi medik saja, adanya ruang praktek lainnya. Jadi tidak terlalu memperhatikan bagi orang yang mengalami cacat tubuh yaitu khususnya pengguna kursi roda.

- Pada aktivitas di ruang tunggu, user berada di area ruang tunggu. Data yang sudah diteliti di Rumah Sakit Immanuel, yang sudah dibandingkan dengan standar dari literatur, hasilnya tidak sesuai dengan standar dan dirasakan tidak nyaman. Karena kursi yang ada tidak memperhatikan bahan dan bentuk kursi yang sesuai dengan orang yang mengalami cacat tubuh khususnya pengguna kursi roda. dan tidak adanya area khusus bagi kursi roda untuk menunggu.

- Pada aktivitas jalur rehabilitasi medik, user dari area ruang tunggu menuju pintu ruang rehabilitasi medik. Data dari Rumah Sakit Immanuel dengan dibandingkan standar dari literatur, hasilnya tidak sesuai dengan standar dan dirasakan tidak nyaman. Karena di area ruang tunggu tidak memperhatikan bahan dan bentuk kursi yang sesuai dengan orang yang mengalami cacat tubuh khususnya kursi roda. Tidak adanya area khusus bagi pengguna kursi roda untuk menunggu. Pintu yang ada di Rumah Sakit Immanuel sering terjadinya persentuhan.

5.2 Saran

5.2.1 Rumah Sakit Immanuel

Ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yang kiranya dapat bermanfaat untuk perbaikan tingkat kenyamanan di ruang tunggu Rumah Sakit Immanuel. Secara umum tingkat kenyamanan yang dicapai masih rendah. Untuk meningkatkannya perlu beberapa hal dilakukan antara lain : dirancang dan disediakan area khusus pengguna kursi roda, dilengkapi fasilitas-fasilitas yang memenuhi standar jangkauan dan clearance. Dari pengamatan yang dilakukan jelas terlihat ketiadaan tempat khusus untuk kursi roda menyebabkan gangguan sirkulasi di ruang tersebut. Jadi perancangan ruang tersebut tampaknya menjadi sesuatu hal yang perlu dilakukan.

Menurut standar perancangan yang baik sebuah rumah sakit wajib menyediakan railing sebagai bagian dari standar keamanan, namun tampaknya di RS.Immanuel belum menjadi standar, sehingga diruang tunggu rehabilitasi medik tidak tampak adanya railing.


(5)

Oleh karenanya untuk memenuhi standar keamanan yang baik hendaknya railing segera dipasang. Khususnya diarea umum (rehabilitasi medik).

Hal lain yang ditemukan adalah lebar ruang koridor yang kurang memenuhi standar. Koridor RS.Immanuel terbagi menjadi dua yaitu area 1 dan 2 dengan ukuran 2.03 m pada area 1, dan 2.55 m pada area 2. Standar ukuran lebar seharusnya 2,767 m. Kekurangan dari standar tersebut dirasa sangat-sangat menggangu, karena ini adalah ruang khusus pengguna kursi roda. Jika terjadi pertemuan kursi roda dari dua arah yang berlawanan mengakibatkan persinggungan. Lebar koridor harus diperbaiki lagi.

Pintu Double swing yang ada 2 x 80 cm. Sementara ukuran standar lebar pintu adalah 2 x 116,8 cm. Kekurangan dari standar ini menyebabkan kesulitan kursi roda melewati pintu tanpa bantuan orang lain. Jadi sebaiknya pintu double swing dibuka saja kedua daun pintu, jangan seperti sekarang dibuka satu daun pintu.

Beberapa saran ini disarankan dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kenyamanan diruang tunggu rehabilitasi medik RS. Immanuel. Semoga saran-saran ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.2 Masyarakat Luas

Bagi masyarakat yang berkepentingan langsung dengan ruang tunggu termaksud, diharapkan pengguna kursi roda dapat beraktivitas dengan nyaman dan mandiri (universal design).


(6)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Panero, Julius. 1979. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

http://www.rsimmanuel.com/ [diakses: 7 oktober 2010]

K. Ballast, David, A.I.A. 1992. Interior Design Reference Manual. United States of America: Professional Publications, Inc.

Hardiman, F. Budi. Ruang Publik. Melacak “Pertisipasi Demokratis” dari Polis sampai Cyberspace.

Lorena Lehman, Maria. Sensing Architecture.

Ministry of Social Affairs National Committee for the Disabled. Accessibility for the Disabled A Design Manual for a Barrier Free Environment.United Nations

Economic and Social Commission for Western Asia.

Tan, Jackson C. Practiacal Manual Of Physical Medicine And Rehabilitation. Diagnostic, Therapeutics, and Basic Problems.

Soemarjono, Arif, dr., Sprm., Facsm.

Nordquist, Richard. about.com:Grammar&composition. http://grammar.about. com/od/pq/g/paralinguisticsterm.htm/2010.

www.SAINS Institute.com/2010.

Arsitektur Rumah Sakit, MAP Organiser dan PT.Global Rancang Selaras/2009. Dictionary.com. http://dictionary.reference.com/browse/physical+therapy/2010.

Medical Construction & Design, September/Oktober. 2009. Don’t Wait on waiting room. http://www.mcdmag.com/2010.