Pengembangan Model Performing Art Anak Jalanan Kota Surakarta melalui Scaffolding Learning Berbasis Seni Tradisional.

Pengembangan Model Performing Art Anak Jalanan Kota Surakarta melalui
Scaffolding Learning Berbasis Seni Tradisional
Fuadi, Amir; Sumarwati; Widiyastuti, Endang
LPPM UNS, Pengabdian, BOPTN UNS, KKN Tematik, 2012
Pengembangan minat dan bakat anak jalanan penting, mengingat sebagian besar
anak jalanan memiliki emosi yang tidak stabil, mudah bosan, dan tidak suka
dikekang. Jadi, ketika anak jalanan memiliki hobi dan minat tertentu yang
dikembangkan sesuai keinginan mereka, maka dimungkinkan mereka akan stabil
mengikuti kegiatan ini. Dan yang terpenting keluaran dari eksplorasi bakat dan minat
anak jalanan yang diharapkan dapat tercapai. Permasalahan kegiatan estetik yang
masih terpisah-pisah dan belum terarah disebabkan kurang adanya rasa menjiwai
dunia seni dan sastra. Anak jalanan memiliki wadah nyata dalam mengapresiasi musik
yang baik dan menyenangkan. Tujuan dari kegiatan ini meliputi (1) Adanya perbaikan
kualitas fisik anak jalanan dan psikis yang lebih berdaya tahan; (2) Mewujudkan
kualitas bermusik yang lebih enak didengar oleh masyarakat, (3) Masyarakat mampu
menerima kegiatan jalanan sebagai satu budaya masyarakat Solo yang indah; (4)
Meningkatkan pendapatan anak jalanan. Berawal dari hal tersebut, diperlukan adanya
perubahan cara untuk mewujudkan sebuah performing art. Perubahan ini dilakukan
dengan menerapkan model scaffolding learning untuk mengembangkan kegiatan
bernyanyi anak. Melalui scaffolding learning akan membuka peluang anak jalanan
untuk mengembangkan potensi yang lebih layak jual. Kelompok sasaran program

KKN-PPM ini adalah anak jalanan di kota Surakarta yang terdiri dari 30 orang anak.
Jumlah 30 tersebut dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari
5 anak. Pelatihan yang sudah berjalan sampai saat ini yang sudah berjalan meski
barang yang direalisasikan belum semua jadi. Latihan diadakan di sekitar Pasar
Ledoksari, Taman Balekambang, Wilayah Tirtonadi, dan beberapa tempat lainnya
yang diadakan 4 kali seminggu yang diampu oleh Bapak Mulad. Kemudian kegiatan
juga didukung alat apa saja yang akan direlisassikan yaitu: 3 Gitar gembung, gitar
bass 1, jimbe besar, cak, cuk, dan keyboard. Setelah pelatihan rutin, anak jalanan
mendapatkan pekerjaan menjadi pengisi acara musik, penghibur acara lokal, dan
mengisi pertunjukkan di Taman Balekambang (Agustus) dan mereka mendapatkan
apresiasi positif dari masyarakat, termasuk ketika konser di area sekitaran Manahan
dalam acara buka bersama anak jalanan. Saat ini, mereka terus mendapatkan pelatihan
di Bina Bakat Mojosongo sebagai mitra.