ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP.

(1)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

KELAS XI SEMESTER GENAP SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

oleh:

Khoerinissa Puspita Sari 0905854

Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Halaman Hak Cipta

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif

pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

bagi Siswa Sekolah Menengah Atas

(SMA) Kelas XI Semester Genap

Oleh

Khoerinissa Puspita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Khoerinissa Puspita 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

LEMBAR PENGESAHAN KHOERINISSA PUSPITA SARI

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS

XI SEMESTER GENAP

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si NIP: 196205051987031003

Pembimbing II,

Hj. Tina Safaria, M.Si NIP: 197303172001122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si NIP: 196305011988031002


(5)

Feasibility Analysis of Interactive Multimedia in Human Reproductive System for High School Students Class XI Semester Two

Dadang Machmudin, Tina Safaria, Khoerinissa P.S

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) explained that each education unit must provide facilities and infrastructures that fulfill the needs of education. The standard of facilities must include furniture, education equipment, education media, books and other learning source, consumable materials, and other equipment which required to support the regular and sustainable learning process. The government now able to provide education media, such as interactive multimedia by giving special an allocation fund and/or block grant, but according to Morgan & Shade (1994) in Munir (2012), the fact said interactive multimedia that available in market, there were only 20%-25% which qualified and feasible to be used for educational purposes and the remaining were disorientated and difficult operated program. Therefore, we required to hold a research which analyze interactive multimedia learning. The assessment was considering two aspects, media and pedagogy aspects. Interactive multimedia that is used in this research contains biology subject in class XI semester 2, but in this study researcher focused in one subject topic, that was human reproductive system. Both students and teachers agreed that the existence of interactive multimedia was useful. The results of this research showed that media aspects in multimedia get percentage about 81% which means it was well worth using, and pedagogy aspects which get percentage about 78% which means worth using.


(6)

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Analisis Kelayakan Multimedia Pembelajaran Interaktif pada Materi Sistem Reproduksi Manusia bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI Semester

Genap

Dadang Machmudin, Tina Safaria, Khoerinissa P.S

Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan. Standar sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Saat ini pemerintah mampu menyediakan media pendidikan berupa multimedia interaktif dengan memberikan Dana Alokasi Khusus dan/atau Block Grant, namun menurut Morgan & Shade (1994) dalam Munir (2012), kenyataannya multimedia pembelajaran interaktif yang beredar di pasaran ternyata hanya 20-25% yang dikategorikan memenuhi syarat serta layak untuk digunakan untuk keperluan pendidikan, sementara sisanya mengelirukan dan susah dioperasikan. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk menganalisis multimedia pembelajaran interaktif tersebut. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan dua aspek, yaitu aspek media dan pedagogi. Multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan disini berisi materi Biologi pada kelas XI Semester Genap, namun pada penelitian ini fokus pada satu materi yaitu sistem reproduksi pada manusia. Baik siswa maupun guru setuju bahwa keberadaan multimedia interaktif dinilai bermanfaat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aspek media pada multimedia mendapatkan persentase sebesar 81% yang berarti sangat layak digunakan, dan aspek pedagogi yang mendapatkan persentase nilai sebesar 78% yang berarti layak digunakan.


(7)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH………. iii

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Pertanyaan Penelitian... 7

D. Batasan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 9

BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA A. Pengertian Media Pembelajaran... 10

B. Klasifikasi dan Jenis Media Pembelajaran... 12

C. Manfaat Media Pembelajaran... 13

D. Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran... 14

E. Pengertian Multimedia Interaktif... 15

F. Kelebihan Multimedia Interaktif... 17

G. Kekurangan Multimedia Interaktif... 19

H. Kriteria Multimedia Interaktif menurut Beberapa Ahli... 19


(8)

vi

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 30

B. Definisi Operasional... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian... 31

D. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Prosedur Penelitian... 38

G. Teknik Pengumpulan Data... 40

H. Analisis Pengolahan Data... 41

1. Analisis Data Penilaian terhadap MPI……….. 41

2. Analisis Data Hasil Angket……….. 43

3. Analisis Data Wawancara……… 44

J. Alur Penelitian... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Lembar Penilaian Multimedia Interaktif……….. 45

B. Hasil Angket Evaluasi Multimedia Pembelajaran Interaktif Guru 59 C. Hasil Angket Evaluasi Multimedia Pembelajaran Interaktif Siswa 63 D. Hasil Wawancara Siswa……….. 68

E. Hasil Wawancara Guru………... 69

F. Pembahasan………. 71

1. Technical Quality... 71

a. Portabilitas ... 71

b. Instalasi ... 72

c. Kelancaran Pengoperasian... 73

d. Dokumentasi (Petunjuk Penggunaan)... 73

2. Usability……….. 73

a. Konsistensi ………. 74


(9)

a. Teks……… 74

b. Keselarasan warna teks dan background……… 75

c. Ilustrasi (Gambar, Video, dan Animasi)………. 75

4. Elemen Media Audio ... 77

a. Narasi ... 77

b. Sound Effects ... 77

c. Backsound... 78

5. Interaktivitas... 78

G. Kelayakan Multimedia Interaktif Aspek Pedagogi... 78

1. Pembelajaran ... 79

a. Keselarasan Ilustrasi Visual dan Deskripsi... 79

b. Penekanan Pembelajaran... 80

c. Evaluasi………... 81

2. Standar Isi... 81

a. Akurasi (Kebenaran Informasi)... 81

b. Kebenaran gambar……….. 82

c. Kebenaran Animasi dan Video………... 82

d. Kesesuaian dengan Kurikulum yang Berlaku………. 83

e. Tujuan Pembelajaran………... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 85

B. Saran... 86

C. Rekomendasi……… 86

DAFTAR PUSTAKA... 87

LAMPIRAN... 90 RIWAYAT HIDUP


(10)

viii

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Daftar Tabel

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Anderson... 12 2.2 Standar Kompetensi& Kompetensi Dasar... 22 2.3 Karakteristik & Deskripsi Materi Sistem Reproduksi Manusia 23 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media...………….... 32 3.2 Kisi-Kisi Angket Evaluasi Media Pembelajaran untuk Siswa... 35 3.3 Kisi-Kisi Angket Evaluasi Media Pembelajaran untuk Guru… 36 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa... 37

3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru ………... 38

3.6 Skala Validasi Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI)…... 41 3.7 Interpretasi Tingkat Kelayakan MPI……….. 42 4.1 Perolehan Skor Analisis Kebenaran Informasi MPI………….. 47 4.2 Perolehan Skor Analisis Kebenaran Gambar pada MPI……… 50 4.3 Perolehan Skor Analisis Kebenaran Animasi/Video pada MPI 51 4.4 Perolahan Skor dan Rata-rata Penilaian MPI ………... 53 4.5 Tingkat Kesepakatan Antar Rater……….. 54 4.6 Rekapitulasi Data Angket Evaluasi MPI oleh Guru………….. 59 4.7 Rekapitulasi Data Angket Evaluasi MPI oleh Siswa…………. 63

4.8 Hasil Wawancara Guru tentang MPI………. 68


(11)

Daftar Gambar

Tabel Halaman

1.1 Konsep Multimedia………. 4

2.1 Hubungan Antara Pesan dan Media……… 11

2.2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale………. 11

2.3 Organ Reproduksi Pria……… 23

2.4 Struktur Penis………. 24

2.5 Struktur Testis……….. 24

2.6 Organ Reproduksi Eksterna Wanita………….………... 25

2.7 Bagian-Bagian Organ Reproduksi Wanita ……… 25

2.8 Spermatogenesis……….. 26

2.9 Pembentukan Sel Ovum…..……… 26

2.10 Siklus Menstruasi……….……… 27

2.11 Perkembangan Fetus Manusia………. 28

3.1 Teknik Triangulasi Data……….. 40

3.2 Garis kontinum Penilaian MPI……… 42

3.3 Garis Kontinum Angket Siswa dan Guru……… 44

3.4 Skema Alur Penelitian………. 45

4.1 Garis Kontinum Kebenaran Informasi……… 49

4.2 Garis Kontinum Kebenaran Gambar……….. 51

4.3 Garis Kontinum Kebenaran Animasi/Video……… 52

4.4 Garis Kontinum Kelayakan MPI………. 54

4.5 Garis Kontinum Angket Guru………. 62


(12)

x

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Daftar Lampiran

Lampiran Halaman

A.1 Lembar Observasi Penilaian MPI……… 95

A.2 Rubrik Penilaian MPI………. 97

A.3 Angket Penilaian MPI (Guru)………... 106

A.4 Angket Penilaian MPI (Siswa)….………. 110

A.5 Wawancara pada Siswa……… 113

A.6 Wawancara pada Guru………. 113

B.1 Akurasi/Kebenaran Informasi ………. 115

B.2 Analisis Gambar………... 140

B.3 Analisis Video dan Animasi……… 142

B.4 Hasil Observasi Aspek Media MPI………. 152

B.5 Hasil Observasi Aspek Pedagogi MPI……… 153

B.6 Pengolahan Data Observasi Penilaian MPI….………… 155

B.7 Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa ……...…… 157


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup (Rahadi, 2003). Perilaku yang relatif permanen, perubahan yang diharapkan (tentu saja perubahan ke arah yang positif) merupakan hasil dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Begitu eratnya kaitan antara kegiatan belajar dan mengajar sehingga keduanya sulit dipisahkan. Sering ada suatu anggapan bahwa dalam setiap kegiatan belajar selalu ada orang yang mengajar, begitupun sebaliknya. Namun ternyata anggapan tersebut belum tentu benar. Artinya, dalam setiap kegiatan belajar tidak harus selalu ada orang yang mengajar. Kegiatan belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitupun sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar. Oleh karena itu, kegiatan mengajar dikatakan berhasil apabila dapat mengakibatkan/menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa (Rahadi, 2003).

Untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar, alat/media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Sebab alat/media pendidikan merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan.

Adanya media pembelajaran bahkan dapat mempercepat proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien dalam suasana yang kondusif karena dapat membuat pemahaman peserta didik lebih cepat (Hardianto, 2005). Manfaat media dalam pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985) yaitu: 1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, 8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.


(14)

2

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Salah satu manfaat yang dijelaskan diatas menyebutkan bahwa media dapat membantu proses pembelajaran sehingga menjadi lebih interaktif, media dapat melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran (Rahadi, 2003). Selain itu manfaat praktis lainnya adalah media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit.

Permasalahan konsep yang abstrak ini banyak ditemukan dalam pelajaran Biologi, sehingga siswa sering mengalami kesulitan untuk memvisualisasikan suatu konsep. Materi yang terdapat dalam pelajaran Biologi memiliki konsep yang dinilai kompleks dan beberapa konsep yang esensial diantaranya bahkan bersifat abstrak. Konsep-konsep tersebut harus dikuasai siswa dan hal tersebut melibatkan proses yang cukup sulit untuk diamati secara langsung sehingga tidak memungkinkan jika menggunakan metode yang tradisional, dikarenakan adanya faktor pembatas seperti waktu, bahan, dan biaya ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pemanfaatan media pembelajaran disini perlu dilakukan.

Dalam kesehariannya media yang sering digunakan saat pelajaran Biologi diantaranya adalah media asli seperti preparat segar, tumbuhan, hewan, dan lain-lain. Media-media berupa torso, mikroskop, serta peralatan praktikum lainnya juga sering digunakan dalam pembelajaran. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa beberapa materi seperti sistem tubuh pada manusia, merupakan suatu materi yang dinilai abstrak. Beberapa konsepnya sulit untuk dijelaskan, contohnya pada materi Sistem Reproduksi Manusia pada manusia ini. Salah satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai adalah siswa mampu mendeksripsikan struktur dan fungsi organ reproduksi baik pada pria maupun wanita. Konsep seperti inilah yang dianggap abstrak, guru tidak akan mungkin menjelaskan materi tersebut dengan media asli, sehingga diciptakanlah media lain seperti torso ataupun gambar. Sama seperti konsep gametogenesis yang dinilai kompleks dan abstrak karena proses ini terjadi didalam tubuh manusia, sulit untuk diamati secara langsung. Itulah fungsi dari media pembelajaran dalam bidang pendidikan Biologi.


(15)

3

Dalam BSNP (2006) dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Standar prasarana pendidikan mencakup persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan tempat/ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang terautur dan berkelanjutan. Standar sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Seiring berkembangnya jaman, maka sistem pendidikan pun tentu saja harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Di jaman Informasi dan Teknologi ini, manusia dituntut untuk menguasai komputer dan sistem-sistemnya, salah satunya dengan pengadaan media pembelajaran berbasis komputer.

Keberadaan teknologi komputer yang saat ini digunakan dalam dunia pendidikan belakangan ini menjadi sorotan utama. Pemanfaatan terhadap teknologi komputer terutama teknologi multimedia saat ini merupakan hal yang menarik untuk dikembangkan dalam dunia pendidikan. Teknologi multimedia dikenalkan pada khalayak ramai pada tahun 1990-an dalam bentuk sistem CAL (Computer Assisted Learning) dan hiperteks, namun sistem CAL dan hiperteks masih terbatas dalam media yang terpisah-pisah belum digabungkan seperti multimedia yang memiliki makna gabungan berbagai media: teks, suara, gambar, animasi, dan video dalam satu paket (Jacob, 1992, dalam Munir & Zaman, 1999)

Pembelajaran seperti ini dibantu dengan komputer. Multimedia interaktif terdiri dari beberapa objek yang harus diperhatikan, diantaranya teks, image, animasi, audio, video, dan interaktif link (Sutopo, 2003).


(16)

4

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Gambar 1.1 Konsep Multimedia Sumber: Munir & Zaman (1999)

Penggunaan multimedia dalam dunia pendidikan dinilai dapat membantu guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. D’Lgnazio (Bairley, 1996 dalam Munir & Zaman,1999) mengatakan bahwa multimedia adalah teknologi baru yang dapat memberikan banyak manfaat perkembangan dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia ini cenderung lebih berkesan karena dalam penggunaannya setiap panca indera siswa dilibatkan. Selain itu, siswa dapat mempelajari ilmu yang ada sesuai dengan minat, kesukaan, bakat, keperluan, pengetahuan, dan emosi masing-masing.

Magidson (1978) dalam Munir & Zaman (1999) menyatakan bahwa sikap peserta didik yang menggunakan Computer Aided Learning memberikan respon lebih positif pada pelajaran Bahasa Inggris dibandingkan pada pelajaran Biologi. Selain itu, Koch (1973) dalam Munir & Zaman (1999) juga menyatakan bahwa CAL ini lebih berkesan diterapkan pada bidang bahasa asing dibandingkan dengan bidang sains. Wang dan Seleman (1994) dalam Munir dan Zaman (1999) menyatakan bahwa dengan menggunakan multimedia pelajaran sains lebih berkesan dua kali dibandingkan belajar dengan metode tradisional.

Multimedia interaktif merupakan salah satu contoh media pembelajaran yang melibatkan manusia (user) dan komputer (Fitria, 2010). Menurut DeVoogd & Kritt (1997) dalam Munir dan Zaman (1999) dijelaskan bahwa multimedia tidak mengajar, sebab yang mengajar tetap guru, sehingga hal yang perlu diingatkan dalam pembelajaran menggunakan teknologi multimedia ini adalah


(17)

5

penggunaannya yang dapat digunakan secara mandiri. Belajar mandiri disini bukan berarti lepas dari bimbingan guru maupun orang dewasa. Peranan guru dalam membimbing siswa disini masih dinilai sangat penting, namun adanya multimedia ini dapat meringankan tugas guru untuk mengulang materi yang ada. Dengan adanya multimedia ini, siswa mampu mengulang pembelajaran secara mandiri sehingga siswa dapat memahami materi.

Multimedia yang digunakan saat ini dinilai memiliki banyak kelebihan, akan tetapi kekurangannya pun harus dipertimbangkan. Kekurangan multimedia yang paling sering ditemukan adalah dalam hal persiapannya yang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Selain itu, penggunaan multimedia ini memerlukan suatu perencanaan yang matang dan tenaga operasional yang professional di bidangnya (Kurniawan, 2011). Sebelum suatu multimedia resmi digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tentu perlu melewati suatu proses evaluasi dari tim ahli yang mampu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, sehingga penggunaan multimedia tersebut dapat membantu proses pembelajaran di kelas.

Menurut Saputro (2012), media pembelajaran berbasis interaktif yang beredar dipasaran masih ditemukan beberapa aspek yang kurang diperhatikan oleh programer. Contohnya masih ditemukan software yang hanya bisa digunakan pada komputer dengan OS Windows saja, padahal di zaman ini perkembangan sedang sangat tumbuh dengan pesat. Adanya OS Android dan Mac seharusnya membuat para programer lebih giat mengembangkan multimedia interaktif. Selain dari segi media, ternyata aspek kualitas pembelajaran seperti masih ditemukannya suatu halaman yang memuat terlalu banyak teks.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah/madrasah pendidikan umum disebutkan bahwa standar sarana dan prasarana tersebut disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Salah satu standar sarana dan prasarana ini mencakup tentang kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan


(18)

6

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi komunikasi dan informasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh sekolah/madrasah.

Dalam peraturan yang disebutkan dalam buku BSNP ini istilah sarana memiliki arti perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Dari pernyataan tersebut, berarti multimedia interaktif termasuk dalam satu kesatuan sarana yang harus dimiliki oleh sekolah. Dalam peraturan tersebut terdapat istilah sumber belajar lainnya, disinilah posisi multimedia pembelajaran interaktif tersebut. Beberapa sekolah telah mengembangkan sarana dan prasarana menjadi lebih baik. Seperti membangun laboratorium komputer atau bahkan ruangan multimedia. Sekolah harus dapat memanfaatkan prasarana yang telah dibangun semaksimal mungkin. Keberadaan laboratorium atau ruangan multimedia tersebut dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya kegiatan pembelajaran yang menggunakan software multimedia interaktif.

Multimedia pembelajaran interaktif ini dapat diperoleh dari program Dana Alokasi Khusus (DAK) atau/dan Block Grant berupa bantuan khusus dari pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan dalam rangka pengadaan media belajar terutama multimedia pembelajaran. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2013 pada Pasal 1 ditetapkan bahwa DAK bidang pendidikan menengah tahun anggaran 2013 digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dengan urutan prioritas: a) penggandaan dan distribusi buku pelajaran, b) rehabilitasi ruang belajar rusak berat, c) pengadaan sarana dan prasarana peningkatan mutu pendidikan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada pasal 1 huruf c, pengadaan sarana dan prasarana tersebut meliputi: a) pengadaan peralatan laboratorium, b) pengadaan buku referensi, c) pembangunan laboratorium, dan d) pembangunan perpustakaan. Pengadaan MPI ini termasuk ke dalam salah satu upaya pengadaan sarana dan prasarana seperti yang disebutkan pada pasal 1 huruf c. Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah ini adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


(19)

7

(APBN) yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan menengah yang belum mencapai standar pendidikan atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan menengah.

Pengadaan media belajar seperti MPI ini dilakukan oleh lembaga pendidikan, dengan Dana Alokasi Khusus, sehingga pemanfaatannya pun harus optimal. Ditengah perkembangan multimedia yang pesat, memang seharusnya hal tersebut menjadi kabar gembira bagi penggunanya. Ternyata menurut Morgan & Shade (1994) dalam Munir (2012) dari sekian banyak program yang beredar di pasaran hanya 20-25% yang dikategorikan memenuhi syarat serta layak untuk digunakan untuk keperluan pendidikan, sementara sisanya 75%-80% program mengelirukan dan susah dioperasikan bahkan beberapa diantaranya cenderung hanya menampilkan games dan hiburan.

Beranjak dari masalah tersebut, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif dalam Materi Sistem Reproduksi Manusia bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI Semester Genap.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana kelayakan multimedia interaktif dalam materi Sistem Reproduksi Manusia bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI Semester Genap?”

C. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Apakah multimedia interaktif yang digunakan dalam materi Sistem Reproduksi Manusia di Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester Genap sesuai dengan aspek media?

2. Apakah multimedia interaktif yang digunakan dalam materi Sistem Reproduksi Manusia di Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester Genap sesuai dengan aspek pedagogi?


(20)

8

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah penelitian dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Aspek analisis yang diteliti adalah kelayakan suatu multimedia interaktif dalam pembelajaran di kelas. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya aspek media dan pedagogi. Kriteria yang digunakan disini merupakan hasil adaptasi dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian hasil karya Saputro S.A (2012) dan Crozat et al (1999). Aspek media ini dibagi lagi menjadi lima sub aspek, yaitu technical quality, usability, elemen media visual, dan elemen media audio. Sub aspek tersebut dibagi lagi menjadi beberapa indikator. Hal ini berlaku pula pada aspek pedagogi yang juga terbagi menjadi beberapa sub aspek yaitu interaktivitas, pembelajaran, dan standar isi. Dari setiap sub aspek tersebut juga dibagi lagi menjadi beberapa indikator. Indikator-indikator inilah yang akan diamati oleh peneliti.

2. Multimedia yang digunakan merupakan multimedia pembelajaran interaktif berupa CD interaktif yang berisi tentang materi dan beberapa soal evaluasi pelajaran Biologi pada tingkat SMA kelas XI. Multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian ini diproduksi oleh PT Optima Solusindo Informatika.

3. Materi Sistem Reproduksi Manusia dalam penelitian ini mencakup struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel gamet (gametogenesis), ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada Sistem Reproduksi Manusia.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif dalam materi Sistem Reproduksi Manusia di Sekolah Menengah Atas Kelas XI Semester Genap.


(21)

9

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru:

a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi guru untuk memilih suatu multimedia yang digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas. b. Dapat digunakan sebagai dasar evaluasi multimedia pembelajaran,

sehingga baik guru maupun developer dapat mengembangkan multimedianya, terutama pada materi Sistem Reproduksi Manusia pada jenjang SMA kelas XI.

2. Bagi siswa:

a. Membantu untuk mempermudah kegiatan belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

b. Memberikan informasi tambahan mengenai multimedia yang digunakan di sekolah, sehingga menambah wawasan tentang pelajaran Biologi, terutama pada materi Sistem Reproduksi Manusia.

3. Bagi peneliti:

a. Sebagai calon guru, dapat menambah pengalaman dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang media pembelajaran.

b. Dapat mempertimbangkan media yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran.

c. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat inovasi dalam bidang media pembelajaran.


(22)

30

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena mengungkap keadaan sebenarnya. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian untuk mendeskripsikan atau menggambarkan objek-objek yang diteliti melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009).

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis kelayakan suatu multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan di satu sekolah. CD pembelajaran interaktif ini merupakan salah satu bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Menurut Sukmadinata (2007) dalam Bachri (2010) penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk diinterpretasikan. Oleh karena itu, peneliti nantinya akan menginterpretasikan semua hasil observasi pada objek dan subjek penelitian. B. Definisi Operasional

Analisis kelayakan dalam penelitian ini merupakan salah satu jenis analisis penilaian terhadap kualitas aplikasi multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah multimedia interaktif digunakan oleh sekolah tersebut telah memenuhi standar kelayakan multimedia yang ada. Penilaian dilihat dari berbagai aspek, secara umum kriteria yang diperhatikan adalah dari segi aspek media dan aspek pedagogik.

Multimedia interaktif merupakan suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan suara, teks dan data suara secara interaktif yang dikendalikan dengan program komputer, berisi materi untuk latihan atau praktik, tutorial, atau simulasi sehingga membantu guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.


(23)

31

C. Objek dan Subjek Penelitian

Teknik pemilihan objek dan subjek yang dilakukan peneliti adalah dengan mencari informasi tentang sekolah yang telah menggunakan fasilitas yang diberikan oleh dinas pendidikan jawa barat yaitu media belajar berupa multimedia interaktif.

Adapun objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang diproduksi oleh PT. Optima Solusindo Informatika dengan materi Sistem Reproduksi Manusia. Dan subjek penelitian diambil secara paralel. Subjek akan dipilih empat kelas dengan guru yang berbeda namun menggunakan CD yang sama. guru A mengajar di kelas IPA 1 dan IPA 3 serta guru B mengajar di kelas IPA 4 dan IPA 5. Jadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas yang menggunakan CD pembelajaran interaktif tersebut.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : SMA Negeri 1 Cikalong Wetan Waktu : Mei

E. Instrumen Penelitian

Data keseluruhan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan beberapa instrumen, yaitu data dari pedoman lembar penilaian hasil observasi, wawancara, dan angket. Data-data tersebut digunakan untuk menganalisis aplikasi multimedia interaktif dalam materi Sistem Reproduksi.

1. Pengisian format penilaian multimedia interaktif yang diisi oleh peneliti. Pedoman observasi ini digunakan untuk menilai multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Penilaian disusun berdasarkan cara mengevaluasi multimedia interaktif dari dua sumber. Format penilaian ini disebut juga sebagai skala penilaian, menurut Surakhmad (1989). Skala penilaian merupakan sebuah daftar yang hampir menyerupai daftar cek, digunakan untuk mengecek dan sekaligus menetapkan nilai suatu faktor. Skala penilaian digunakan untuk menilai dan mengamati situasi secara kualitatif.


(24)

32

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media

No Aspek Sub Aspek Indikator Deskripsi Jumlah Item

1.

Media

Technical Quality

a. Portabilitas MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif) dapat dioperasikan pada lingkungan

perangkat keras dan atau perangkat lunak yang berbeda-beda

4

1

b. Instalasi MPI dapat

disinkronisasi dengan perangkat keras 2 c. Kelancaran pengoperasia n

MPI dapat berjalan lancar tanpa ada hang, lag, atau crash

3 d. Dokumentasi Dalam MPI terdapat

petunjuk penggunaan yang lengkap

4

Usability

a. Konsistensi Posisi dan bentuk navigasi serta bentuk tombol dalam MPI konsisten, memiliki warna dan fungsi yang sama pada setiap screen

1 5

Elemen Media Visual

a. Teks Komposisi teks (ukuran, warna, dan jenis teks) jelas, sehingga mudah dibaca 3 6 b. Keselarasan warna teks dan background Keterpaduan antara warna teks dan background sehingga informasi yang disampaikan terlihat jelas 7 c. Ilustrasi (gambar, video animasi) Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam tata letak, ukuran, dan warna


(25)

33

Elemen Media Audio

a. Narasi Penyampaian

informasi dalam MPI berupa audio dengan intonasi yang jelas dan tempo yang tidak terlalu cepat atau lambat

3

9

b. Sound effect Efek audio dalam MPI dapat menarik perhatian dan tidak mengganggu

konsentrasi pengguna

10 c. Backsound Efek audio yang

muncul selama pengoperasan MPI tidak mengganggu konsentrasi pengguna dan tidak menutupi narasi

11

2. Pedagogi

Interaktivitas

a. Interaktivitas MPI memberikan umpan balik pada setiap perlakuan yang diberikan oleh pengguna, sehingga dalam proses pembelajaran terdapat hubungan timbal balik antara pengguna dan MPI

1 12

Pembelajaran a. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi Ilustrasi visual (gambar, video, dan animasi) disertai dengan penjelasan sehingga informasi yang disampaikan kepada pengguna dapat dipahami dengan mudah 5 13 b. Penekanan pembelajaran Informasi penting dalam MPI, ditampilkan dalam bentuk yang berbeda dari informasi yang lainnya

14 Lanjutan tabel 3.1


(26)

34

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

c. Evaluasi Evaluasi pada MPI sesuai dengan indikator yang terdapat pada RPP

15 d. Kebenaran

gambar

Gambar pada MPI representatif dilihat dari bentuk dan warna dalam keadaan yang sebenarnya

16

e. Kebenaran animasi/video

Alur dalam animasi atau video pada MPI benar dan berkaitan dengan informasi yang disajikan 17 Standar Isi a. Akurasi (kebenaran informasi)

Informasi dalam MPI benar, tidak

menimbulkan penafsiran yang salah, serta

penjelasan langsung pada inti materi

3 18 b. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku Informasi yang terdapat pada MPI sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku

19

c. Tujuan Pembelajaran

MPI memuat tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa

20

2. Pengisian angket oleh guru dan siswa dilakukan setelah mereka menggunakan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran.

Teknik pengambilan data ini sering disebut kuesioner, dimana sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis. Dalam teknik ini, peneliti tidak berhadapan langsung dengan responden.


(27)

35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Evaluasi Media Pembelajaran Untuk Siswa

No Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah Item 1 Media Kemanfaatan Sistem Reproduksi Manusia

a. Merasakan manfaat sistem reproduksi manusia dalam pembelajaran

1 1

Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

a. Informasi diberikan melalui ilustrasi dan deskripsi

1 2

b.Ilustrasi mempermudah

memahami informasi 1 3

c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah dengan deskripsi yang jelas dan lengkap

2

4,5

Penekanan-penekanan pembelajaran

a. Warna membedakan informasi-informasi penting

1 6

b.Ada bentuk seperti kotak atau border untuk

informasi yang penting

1 7

2

Standar Isi

Akurasi a. Kejelasan informasi 1 8

b.Representasi kalangan, ras, dan latar belakang budaya

1 9

c. Pemahaman siswa terhadap informasi pada media

1 10

d.Ada kata yang asing bagi

siswa 1 11

Appropriatesness a.Informasi relevan

terhadap pengguna 3

12,13, 14 3 Pembelajaran Technical Quality

(Kualitas Media secara Teknis)

a. Program berjalan dengan

baik 1 15

b.Toleransi kesalahan 1 16

Usability (Kemudahan penggunaan)

a. Kemudahan

pengoperasian program oleh pengguna (guru)

1 17

Elemen Media a. Ukuran huruf 1 18

b.Kejelasan narasi 1 19


(28)

36

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Evaluasi Media Pembelajaran Untuk Guru

No Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah Item 1 Pembelajaran Kemanfaatan Sistem Reproduksi Manusia

a. Merasakan manfaat Sistem Reproduksi Manusia dalam

pembelajaran 1 1

Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

a. Informasi diberikan melalui

ilustrasi dan deskripsi 1 2 b.Ilustrasi mempermudah

memahami informasi 1 3

c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah dengan deskripsi yang jelas dan lengkap

3 4,5,6

Penekanan-penekanan pembelajaran

a. Warna membedakan informasi-informasi penting

1 7

b.Ada bentuk seperti kotak atau border untuk

informasi yang penting

1 8

2 Standar isi Akurasi a. Informasi benar 1 9

b. Informasi tidak

menimbulkan 2 atau lebih penafsiran

1 10

c. Representasi kalangan, ras,

dan latar belakang budaya 1 11 Appropriatesness a. Informasi relevan terhadap

pengguna 1 12

b. Informasi relevan terhadap

kurikulum yang berlaku 1 13 c. Interaksi relevan terhadap

pengguna 1 14

3 Media Technical Quality (Kualitas Media secara Teknis)

a. Program berjalan dengan

baik 1 15

b. Toleransi kesalahan 1 16

c. Kesederhanaan

pengoperasian 1 17

d. Dokumentasi (petunjuk penggunaan)memudahkan pengguna


(29)

37

No Aspek Sub Aspek Indikator Jumlah Item Media Usability

(Kemudahan penggunaan)

a. Peletakkan elemen media 1 19 b. Warna sama pada elemen

dengan fungsi sama 1 20

c. Posisi navigasi konsisten 1 21 d. Ikon, simbol dan tombol

konsisten 1 22

Elemen Media a. Ukuran huruf 1 23

b. Kejelasan narasi 1 24

c. Interaktivitas program 1 25

3. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa untuk mengetahui penilaian secara tersirat mengenai multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran. Wawancara merupakan komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek atau sampel (Surakhmad, 1989). Untuk melakukan wawancara, baik peneliti maupun responden harus menggunakan bahasa dan pengertian yang sama, dapat menyampaikan dan menerima suatu pertanyaan atau pendapat dengan jelas, dan berada dalam keadaan yang biasa tanpa adanya tekanan, bujukan, dan gangguan dari luar.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara survey, menurut Surakhmad (1989), wawancara survey yaitu apabila yang dicari adalah data yang representatif untuk suatu kelompok populasi.

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa

No Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan Multimedia Interaktif

Apakah Guru selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem reproduksi?

2 Kesan terhadap

multimedia interaktif

 Apa yang kamu sukai dari multimedia interaktif yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?

 Apa yang kamu tidak sukai dari multimedia interaktif yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?


(30)

38

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

No Aspek Pertanyaan

3 Keterbantuan memahami materi

Apakah anda mampu memahami konsep sistem reproduksi manusia dalam multimedia interaktif yang digunakan?

4. Manfaat multimedia interaktif

Apakah manfaat yang anda rasakan melalui pembelajaran menggunakan multimedia interaktif?

5 Kemudahan memahami ilustrasi

Apakah anda mengetahui maksud dari semua gambar dan animasi yang ada dalam

multimedia interaktif? Jika tidak, bagian gambar dan animasi mana yang anda tidak mengerti maksudnya?

Tabel 3.5 Tabel Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan Multimedia Interaktif

Apakah Bapak/ Ibu selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem reproduksi?

2 Ketertarikan siswa terhadap multimedia interaktif

Menurut pendapat Bapak/ Ibu, bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan multimedia interaktif tersebut? 3 Kelebihan multimedia

dalam pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelebihan multimedia interaktif tersebut?

4 Kekurangan multimedia dalam pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu,apa saja kekurangan multimedia interaktif tersebut?

5 Informasi tambahan Menurut Bapak/ Ibu, Apakah perlu mencantumkan alamat situs pada tampilan multimedia interaktif?

6. Ketersediaan hardware Pendukung

Menurut Bapak/Ibu, Apakah menyediakan hardware untuk mendukung keberlangsungan media?

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir.

Tahap persiapan:

1. Menganalisis studi pustaka, merumuskan masalah, dan menentukan tujuan.

2. Mencari kajian pustaka tentang penilaian multimedia interaktif. Lanjutan tabel 3.4


(31)

39

3. Melakukan studi pendahuluan dengan wawancara kepada guru biologi secara informal tentang multimedia interaktif yang digunakan di sekolah. 4. Menyusun kisi-kisi format penilaian multimedia interaktif berdasarkan

beberapa aspek dan kriteria dari berbagai sumber, angket untuk guru dan siswa, serta pedoman wawancara untuk guru dan siswa.

5. Membuat format penilaian multimedia interaktif untuk dipegang oleh peneliti, angket untuk guru dan siswa, dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa.

6. Menyiapkan surat perizinan untuk dibawa ke instansi sekolah.

7. Melaksanakan judgement instrumen penelitian kepada dosen pembimbing. Tahap pelaksanaan:

1. Menganalisis keakuratan informasi pada multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan oleh sekolah

2. Menganalisis gambar, video, dan animasi pada multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan oleh sekolah

3. Memberikan penilaian terhadap multimedia pembelajaran interaktif sesuai dengan standar yang telah disusun sebelumnya

4. Menganalisis penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas

5. Melaksanakan pembelajaran dalam kelas sesuai dengan skenario pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. 6. Menganalisis kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

bantuan multimedia pembelajaran interaktif

7. Mencatat segala hal faktual yang terjadi dalam kelas saat pembelajaran dilaksanakan.

8. Meminta siswa untuk mengisi angket penilaian multimedia pembelajaran interaktif.

9. Melakukan wawancara pada beberapa siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.


(32)

40

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

10. Meminta guru untuk mengisi angket penilaian multimedia pembelajaran interaktif

11. Melaksanakan wawancara pada guru tentang multimedia pembelajarann interaktif.

Tahap akhir:

1. Menganalisis hasil penilaian terhadap multimedia pembelajaran secara keseluruhan

2. Mengolah data hasil penilaian yang dilakukan oleh responden, angket dan wawancara yang dilakukan pada siswa dan guru.

3. Mendeskripsikan data kualitatif dari hasil penilaian dan angket, serta wawancara.

4. Menarik kesimpulan G. Teknik Pengumpulan Data

Setelah objek dan subjek penelitian ditentukan, selanjutnya diperlukan teknik pengumpulan data agar mendapatkan data sesuai dengan tujuan dari penelitian dan memenuhi sumber data yang dibutuhkan. Di dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan).

Gambar 3.1. Teknik Triangulasi Data Sumber: Sugiyono (2011)

Berikut ini adalah beberapa cara teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Observasi langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi berupa penilaian dan analisis pada CD Multimedia Pembelajaran

Objek Penelitian

Observasi Wawancara


(33)

41

Interaktif yang digunakan oleh sekolah. Penilaian pada multimedia pembelajaran interaktif ini dilakukan oleh lima orang responden yang memang memiliki kemampuan di bidang multimedia dan biologi.

2. Angket diberikan pada subjek penelitian yaitu siswa dari empat kelas dan dua orang guru biologi di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan. Data diperoleh dengan mengambil sampel pada subjek penelitian yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cikalong Wetan beserta 2 orang guru Biologi yang menggunakan multimedia interaktif.

H. Analisis Data

1. Analisis Data Penilaian terhadap Multimedia Pembelajaran Interaktif Penilaian kuesioner untuk aspek pengetahuan responden, dilakukan dengan rating scale. Menurut Sugiyono (2011), responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitif yang telah disediakan. data mentah yang diperoleh berupa angka nantinya akan ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

Yang terpenting dalam rating scale ini adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen (Sugiyono: 2012). Dalam penelitian ini peneliti telah membuat skala penilaian pada setiap angka untuk menjawab setiap itemnya. Tipe cara pemberian bobot nilai, yaitu:

Tabel 3.6 Skala Validasi Multimedia Pembelajaran Interaktif Penilaian Skor

Sangat baik 4

Baik 3

Sedang 2

Buruk 1


(34)

42

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Untuk perhitungan digunakan rumus:

Keterangan:

K= Kelayakan media

F= Jumlah jawaban responden N= Skor tertinggi

I= Jumlah item R= Jumlah responden

Jumlah skor yang dihasilkan dari rumus tersebut merupakan nilai atau kualitas dari kelayakan suatu multimedia interaktif. Hal tersebut secara kontinu dibuat kedalam suatu kategori sebagai berikut:

<20% 21-40% 41-60% 61-80% 81-100%

Gambar 3.2 Garis Kontinum Penilaian Multimedia Pembelajaran Interaktif Sumber: Sanjaya & Trisanti (2012)

Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kelayakan MPI Kategori Persentase (%) Kualifikasi

A 0 - 20 Sangat lemah

B 21 - 40 Lemah

C 41 - 60 Cukup

D 61 - 80 Baik/Layak

E 81 - 100 Sangat baik/Sangat layak

Berdasarkan tabel 3.7, suatu multimedia pembelajaran interaktif dikatakan layak jika mencapai persentase sebesar ≥61%. Jika perolehan persentasenya kurang dari angka tersebut maka multimedia pembelajaran interaktif tersebut masih dikatakan kurang layak.

Sangat lemah

Lemah Cukup Baik/

Layak

Sangat Baik/Sangat Layak


(35)

43

Dalam penelitian ini digunakan lima rater untuk menilai kelayakan MPI. Jika pengukuran dilakukan pada lebih dari dua pengukur, menyangkut variabel berskala kontinyu, maka reliabilitas dinilai dengan menggunakan Intra Class Correlation (ICC) atau koefisien korelasi intra kelas (Murti, 2011). Rumus yang digunakan dalam pengukuran ini adalah:

= Ukuran variasi

s = Subjek (indikator penilaian MPI) o = Objek (Rater)

e = Random error

Pada penelitian ini digunakan SPSS untuk menganalisis ICC. Berikut ini merupakan tabel interpretasi dari hasil koefisien ICC menurut Statstodo.

Nilai Koefisien Kekuatan Kesepakatan

0-0.2 Sangat Lemah

0.3-0.4 Lemah

0.5-0.6 Cukup

0.7-0.8 Kuat

>0.8 Sangat kuat

2. Analisis Data Hasil Angket Siswa dan Guru

Data hasil angket siswa dan guru menggunakan skala likert sehingga data yang diperoleh dari masing-masing pilihan jawaban berupa data kualitatif. Menurut Sugiyono (2011), skala Likert ini digunakan untuk mengukur pendapat atau persepsi seseorang tentang suatu fenomena. Jawaban setiap item yang menggunakan skala Likert ini mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif. Setiap indikator dijawab dengan menggunakan kata-kata seperti sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Jawaban setiap item tersebut kemudian diberi skor, misalnya:

Sangat setuju diberi skor 4 Tidak setuju diberi skor 2 Setuju diberi skor 3 Sangat tidak setuju diberi skor 1 Untuk perhitungan digunakan rumus:


(36)

44

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Setelah hasil perhitungan diketahui, lalu hasil tersebut diinterpretasikan ke dalam skala interpretasi. Skala interpretasi diperoleh dari membagi jumlah skor ideal menjadi empat secara kontinu, skor ideal jika dalam bentuk persen berarti 100%, artinya semua responden mengategorikan baik.

<25% 26-50% 51-75% 76-100%

Gambar 3.3 Garis Kontinum Angket Siswa dan Guru Sumber: Sugiyono (2012)

3. Analisis Hasil Wawancara Siswa dan Guru

Data hasil wawancara terhadap siswa dan guru dianalisis secara deskriptif sesuai dengan jawaban yang diperoleh dari responden. Dengan begitu, jawaban dari siswa dan guru dapat ditafsirkan terhadap respon dalam penggunaan multimedia interaktif (Sugiyono, 2012).

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju Sangat


(37)

45

I. Alur Penelitian

Gambar 3.4 Skema alur penelitian Persiapan penelitian

Analisis materi, studi pendahuluan, dan kajian pustaka

Penyusunan instrumen (format penilaian, angket, pedoman wawancara)

Penyusunan RPP dan Skenario Pembelajaran Judgement oleh dosen ahli

Pelaksanaan penelitian Pengisian format penilaian peneliti

Pengisian angket siswa dan guru Pelaksanaan wawancara siswa dan guru

Pengolahan data Pembahasan dan analisis


(38)

85

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Analisis tingkat kelayakan multimedia pembelajaran interaktif pada materi sistem reproduksi pada manusia kelas XI semester genap ini dilakukan dengan menilai dua aspek, yaitu aspek media dan aspek pedagogi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil skor penilaian, sekitar 81% responden menyatakan bahwa aspek media pada multimedia pembelajaran interaktif ini dinyatakan baik. Begitupun pada aspek pedagogi, sekitar 78% responden menyatakan bahwa aspek pedagogi dalam multimedia pembelajaran interaktif ini telah memenuhi syarat yang ada. Dari lima orang rater yang menganalisis kelayakan MPI materi sistem reproduksi manusia ini, semuanya sepakat bahwa aspek pedagogi dalam MPI masuk ke dalam kategori layak. Berbeda dengan aspek media, dari kelima rater, dua orang menyatakan bahwa aspek media dalam MPI masuk kategori sangat layak dan tiga orang lainnya menyatakan bahwa aspek media layak Selain itu, hasil angket yang diperoleh dari guru dan siswa pun menyatakan hal yang sama. multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan dalam kelas sudah layak pakai.

Pada kenyataan selama kegiatan belajar dan mengajar berlangsung, multimedia pembelajaran interaktif ini memiliki banyak manfaat bagi siswa dan guru. Selain siswa dapat dengan mudah memahami materi sistem reproduksi pada manusia ini, siswa juga merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Begitupun dengan guru yang menggunakan software ini, guru merasa lebih terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran sistem reproduksi. Keberadaan satu paket multimedia pembelajaran interaktif yang berisikan hampir semua materi kelas XI ini sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Meskipun multimedia pembelajaran interaktif ini telah layak digunakan, masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Berdasarkan hasil analisis data perolehan skor penilaian, persentase nilai aspek media lebih besar daripada aspek


(39)

86

pedagogi. Hal-hal yang harus diperhatikan kembali adalah akurasi konsep yang harus disampaikan pada materi sistem reproduksi pada manusia kelas XI ini. B. SARAN

Saat penelitian, penulis menyusun kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif dari dua sumber, sehingga harus dikombinasikan seproporsional mungkin. Untuk penelitian berikutnya, lebih baik dalam menentukan kriteria penilaian pada multimedia pembelajaran interaktif ini bisa diambil dari satu sumber yang pasti. Dalam menentukan standar untuk mengevaluasi multimedia pembelajaran interaktif pun sebaiknya ditentukan oleh seseorang yang memang ahli dalam bidangnya tersebut, dalam hal ini yaitu bidang multimedia.

Penelitian tentang media pembelajaran berbasis komputer ini masih perlu terus dikembangkan, karena zaman pun telah berubah. Siswa akan dituntut lebih mandiri dalam belajar dan guru hanya akan membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik dan memahami materi yang disampaikan. C. REKOMENDASI

Hasil penelitian analisis kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem reproduksi kelas XI ini menyatakan bahwa sebagian besar observer menyatakan bahwa MPI ini layak digunakan dalam pembelajaran, bahkan pada salah satu aspek yaitu aspek media, beberapa rater menyatakan sangat layak digunakan. Dengan mempertimbangkan beberapa indikator yang belum tercapai, peneliti merekomendasikan kepada para pengguna untuk tidak menggunakan MPI ini terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena beberapa indikator yang dinilai penting, seperti kebenaran informasi, kebenaran gambar, dan kebenaran animasi atau video masih dinilai kurang sesuai dengan indikator yang harus dicapai ketika pembelajaran.


(40)

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. R.H (1976). Selecting & Developing Media for Instruction. Wescosin: American Society for Training and Development

Bachri. B.S. (2010). Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi Data pada Penelitian Kualitatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 10 No 1 April

Bobak, I.M. & Jensen, M.D. 2005. Maternity and gynecologic care: The nurse and the family. St. Louis: Mosby.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal. Jakarta: Dharma Bhakti

Campbell. N.A, Reece. J.B, Mitchell. L.G. (2004). Biologi. Edisi kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Crozet, S. Hû, O. Trigano, P. (1999). A Method of Evaluating Multimedia Learning Software.Compiègne: UTC

Dahar. R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Cetakan Kedua. Bandung: Erlangga Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT Satu Nusa

Fitria, D. (2010). Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi tentang Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia bagi Siswa Kelas VII. Jakarta Hamalik, O. (1986). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hardianto, D. (2005).Media Pendidikan Sebagai Sarana Pembelajaran yang Efektif. Majalah Ilmiah Pembelajaran 1, Vol. 1.

Hasibuan, ZA. (2006). Integrasi Aspek Pedagogi dan Teknologi dalam E-Learning *) Studi Kasus: Pengembangan E-Learning di Fakultas Ilmu Komputer, UI. Konvensyen Teknologi Pendidikan ke-19, Lengkawi, Kedah, Malaysia, 9 – 11 September, 2006

Heinich. Molenda, & Russell. (1985). Instructional Media and The New Technological of Instruction. New York: Mac Millan

IDAI. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI


(41)

Kemp, J.E. & Dayton, D.K. (1985). Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publishers.

Kimball, J. (1992) Biologi: Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Kurnadi, K.A. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI

Latuheru, D.J. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Mulya. M & Sukemi. (2009). Penggunaan DII Untuk Meningkatkan Modularitas dan Portabilitas Perangkat Lunak yang Dikembangkan dengan Paradigma Berorientasi Obyek. Jurnal Ilmiah Generic Volume 4 Nomor 1.

Munir & Zaman. H.B (1999). Aplikasi Multimedia dalam Pendidikan. Selangor: Jurnal BTP Bil. 1

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Murti, B. (2011). Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Nandi. (2006). Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi Di Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.1, April

Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta

Rahadi, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Sadiman A.S, Rahardjo R, Haryono A, Rahardjito. (2008). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Saputro S.A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http//eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317


(42)

Khoerinissa Puspita Sari, 2013

Sarwiko, D. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi).Laporan Hasil Penelitian, Jurusan Sistem Informasi Ilmu Komputer Universitas Gunadarma. Depok: Universitas Gunadarma

Soewolo, Basoeki. S, Yudani. T, Goenarso. D, Machmudin.D, Rahayu. T, Kuswanti. N, Kirana. T. (2003). Common Textbook: Fisiologi Manusia. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Malang

Statstodo. (2011). ICC Explain. [Online]. Tersedia: http://www.statstodo.com/ICC_Exp.php [3 Oktober 2013]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sungkono, (2008). Evaluasi Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/sungkono-mpd/evaluasi-media.pdf [20 November 2012]

Surakhmad. W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito

Sutopo. H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu Suyanto, M. (2001). Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: ANDI

Tate, P. (2009) Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology. Second Edition. New York: McGraw Hill

Thorn. (2006). Points to Consider when Evaluating Interactive Multimedia. [Online]. Tersedia: http://iteslj.org/Articles/Thorn-EvalueConsider.html [7 Desember 2012]

Wahono, (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Multimedia. [Online]. Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ [7 Desember 2012]


(1)

45

I. Alur Penelitian

Gambar 3.4 Skema alur penelitian Persiapan penelitian

Analisis materi, studi pendahuluan, dan kajian pustaka

Penyusunan instrumen (format penilaian, angket, pedoman wawancara)

Penyusunan RPP dan Skenario Pembelajaran Judgement oleh dosen ahli

Pelaksanaan penelitian

Pengisian format penilaian peneliti

Pengisian angket siswa dan guru

Pelaksanaan wawancara siswa dan guru

Pengolahan data

Pembahasan dan analisis


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Analisis tingkat kelayakan multimedia pembelajaran interaktif pada materi sistem reproduksi pada manusia kelas XI semester genap ini dilakukan dengan menilai dua aspek, yaitu aspek media dan aspek pedagogi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil skor penilaian, sekitar 81% responden menyatakan bahwa aspek media pada multimedia pembelajaran interaktif ini dinyatakan baik. Begitupun pada aspek pedagogi, sekitar 78% responden menyatakan bahwa aspek pedagogi dalam multimedia pembelajaran interaktif ini telah memenuhi syarat yang ada. Dari lima orang rater yang menganalisis kelayakan MPI materi sistem reproduksi manusia ini, semuanya sepakat bahwa aspek pedagogi dalam MPI masuk ke dalam kategori layak. Berbeda dengan aspek media, dari kelima rater, dua orang menyatakan bahwa aspek media dalam MPI masuk kategori sangat layak dan tiga orang lainnya menyatakan bahwa aspek media layak Selain itu, hasil angket yang diperoleh dari guru dan siswa pun menyatakan hal yang sama. multimedia pembelajaran interaktif yang digunakan dalam kelas sudah layak pakai.

Pada kenyataan selama kegiatan belajar dan mengajar berlangsung, multimedia pembelajaran interaktif ini memiliki banyak manfaat bagi siswa dan guru. Selain siswa dapat dengan mudah memahami materi sistem reproduksi pada manusia ini, siswa juga merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Begitupun dengan guru yang menggunakan software ini, guru merasa lebih terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran sistem reproduksi. Keberadaan satu paket multimedia pembelajaran interaktif yang berisikan hampir semua materi kelas XI ini sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Meskipun multimedia pembelajaran interaktif ini telah layak digunakan, masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Berdasarkan hasil analisis data perolehan skor penilaian, persentase nilai aspek media lebih besar daripada aspek


(3)

86

pedagogi. Hal-hal yang harus diperhatikan kembali adalah akurasi konsep yang harus disampaikan pada materi sistem reproduksi pada manusia kelas XI ini. B. SARAN

Saat penelitian, penulis menyusun kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif dari dua sumber, sehingga harus dikombinasikan seproporsional mungkin. Untuk penelitian berikutnya, lebih baik dalam menentukan kriteria penilaian pada multimedia pembelajaran interaktif ini bisa diambil dari satu sumber yang pasti. Dalam menentukan standar untuk mengevaluasi multimedia pembelajaran interaktif pun sebaiknya ditentukan oleh seseorang yang memang ahli dalam bidangnya tersebut, dalam hal ini yaitu bidang multimedia.

Penelitian tentang media pembelajaran berbasis komputer ini masih perlu terus dikembangkan, karena zaman pun telah berubah. Siswa akan dituntut lebih mandiri dalam belajar dan guru hanya akan membimbing dan memfasilitasi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik dan memahami materi yang disampaikan.

C. REKOMENDASI

Hasil penelitian analisis kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem reproduksi kelas XI ini menyatakan bahwa sebagian besar observer menyatakan bahwa MPI ini layak digunakan dalam pembelajaran, bahkan pada salah satu aspek yaitu aspek media, beberapa rater menyatakan sangat layak digunakan. Dengan mempertimbangkan beberapa indikator yang belum tercapai, peneliti merekomendasikan kepada para pengguna untuk tidak menggunakan MPI ini terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena beberapa indikator yang dinilai penting, seperti kebenaran informasi, kebenaran gambar, dan kebenaran animasi atau video masih dinilai kurang sesuai dengan indikator yang harus dicapai ketika pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. R.H (1976). Selecting & Developing Media for Instruction. Wescosin: American Society for Training and Development

Bachri. B.S. (2010). Meyakinkan Validitas Data melalui Triangulasi Data pada Penelitian Kualitatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 10 No 1 April

Bobak, I.M. & Jensen, M.D. 2005. Maternity and gynecologic care: The nurse and the family. St. Louis: Mosby.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal. Jakarta: Dharma Bhakti

Campbell. N.A, Reece. J.B, Mitchell. L.G. (2004). Biologi. Edisi kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Crozet, S. Hû, O. Trigano, P. (1999). A Method of Evaluating Multimedia Learning Software. Compiègne: UTC

Dahar. R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Cetakan Kedua. Bandung: Erlangga Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT Satu Nusa

Fitria, D. (2010). Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi tentang Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia bagi Siswa Kelas VII. Jakarta Hamalik, O. (1986). Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hardianto, D. (2005).Media Pendidikan Sebagai Sarana Pembelajaran yang Efektif. Majalah Ilmiah Pembelajaran 1, Vol. 1.

Hasibuan, ZA. (2006). Integrasi Aspek Pedagogi dan Teknologi dalam E-Learning *) Studi Kasus: Pengembangan E-Learning di Fakultas Ilmu Komputer, UI. Konvensyen Teknologi Pendidikan ke-19, Lengkawi, Kedah, Malaysia, 9 – 11 September, 2006

Heinich. Molenda, & Russell. (1985). Instructional Media and The New Technological of Instruction. New York: Mac Millan

IDAI. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI


(5)

Kemp, J.E. & Dayton, D.K. (1985). Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publishers.

Kimball, J. (1992) Biologi: Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Kurnadi, K.A. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia, Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI

Latuheru, D.J. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Mulya. M & Sukemi. (2009). Penggunaan DII Untuk Meningkatkan Modularitas dan Portabilitas Perangkat Lunak yang Dikembangkan dengan Paradigma Berorientasi Obyek. Jurnal Ilmiah Generic Volume 4 Nomor 1.

Munir & Zaman. H.B (1999). Aplikasi Multimedia dalam Pendidikan. Selangor: Jurnal BTP Bil. 1

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Murti, B. (2011). Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Nandi. (2006). Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi Di Persekolahan. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6, No.1, April

Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta

Rahadi, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Sadiman A.S, Rahardjo R, Haryono A, Rahardjito. (2008). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Saputro S.A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http//eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317


(6)

Sarwiko, D. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem Informasi).Laporan Hasil Penelitian, Jurusan Sistem Informasi Ilmu Komputer Universitas Gunadarma. Depok: Universitas Gunadarma

Soewolo, Basoeki. S, Yudani. T, Goenarso. D, Machmudin.D, Rahayu. T, Kuswanti. N, Kirana. T. (2003). Common Textbook: Fisiologi Manusia. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Malang

Statstodo. (2011). ICC Explain. [Online]. Tersedia: http://www.statstodo.com/ICC_Exp.php [3 Oktober 2013]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Sungkono, (2008). Evaluasi Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/sungkono-mpd/evaluasi-media.pdf [20 November 2012]

Surakhmad. W. (1989). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito

Sutopo. H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu Suyanto, M. (2001). Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

Yogyakarta: ANDI

Tate, P. (2009) Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology. Second Edition. New York: McGraw Hill

Thorn. (2006). Points to Consider when Evaluating Interactive Multimedia. [Online]. Tersedia: http://iteslj.org/Articles/Thorn-EvalueConsider.html [7 Desember 2012]

Wahono, (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Multimedia. [Online]. Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ [7 Desember 2012]