PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOMODITAS UNGGULAN KENTANG DI KABUPATEN SOLOK.

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOMODITAS UNGGULAN
KENTANG DI KABUPATEN SOLOK

TESIS

OLEH
RIKA DESPICA, S.Pd
10212020008

PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PEDESAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
1

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOMODITAS UNGGULAN
KENTANG DI KABUPATEN SOLOK
Oleh : Rika Despica, S.Pd
(Dibawah Bimbingan: Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc dan Dr. Ir. Nofialdi, M.Si)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi produk agroindustri
komoditas unggulan kentang yang dikembangkan di Kabupaten Solok, (2)
Memilih kawasan pengembangan lokasi pabrik agroindustri kentang di
Kabupaten, (3) Menentukan strategi alternatif pengembangan agroindustri
kentang di Kabupaten Solok. Penelitian ini memakai pendekatan deskriptif yang
berusaha untuk menemukan pemecahan masalah berdasarkan data yang ada
dilapangan. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE)
Hasil penelitian menunjukkan produk agroindustri yang dikembangakan
adalah (a) Keripik kentang sebagai prioritas produk agroindustri pertama, (b) Stik
kentang sebagai alternatif kedua, (c) Dodol kentang alternatif ketiga, (d)
Serundeng sebagai alternatif ke empat. Sedangkan untuk kawasan pengembangan
agroindustri kentang terpilih empat alternatif pengembangan lokasi yaitu Salayo
Tanang sebagai alternatif pertama, Alahan Panjang alternatif ke dua, Sungai
Nanam sebagai alternatif ke tiga dan air Tawar Utara sebagai alternatif ke empat.
Alasan dari pemilihan dipengaruhi oleh faktor jarak yang dekat dengan lokasi
produksi dan pemasaran. Strategi pengembangan agroindustri yaitu: (1)
Pemberdayaan lembaga keuangan dan permodalan, (2) Meningkatkan investasi
untuk memperluas pangsa pasar serta membangun kekuatan perusahaan, (3)
Pembangunan sentra produk olahan kentang dan mengganti varietas bibit kentang,

(4) Melakukan kegiatan pemasaran yang intensif dan lebih agresif, (5)
Peningkatan kualitas SDM dan teknologi melalui pelatihan-pelatihan, (6)
Melakukan pola kemitraan dan kerjasama dengan petani kentang yang berada di
daerah sekitar perusahaan
Untuk keberhasilan pengembangan usaha agroindustri kentang pada derah
ini, maka diperlukan : (1) Modal yang bisa di akses oleh pengusaha agroindustri
di Kabupaten Solok, (2) Promosi yang dibantu oleh pemerintah untuk agroindustri
di Kabupaten Solok, (3) Pelatihan untuk peningkatan mutu produk berupa
kemasan dengan bantuan mesin untuk pengolahan agroindustri

Kata Kunci : Agroindustri, Kentang,Strategi, MPE

2

DEVELOPMENT OF POTATOES AS MAIN AGROINDUSTRY
COMMODITY IN SOLOK DISTRICT
By: Rika Despica, S.Pd
(Under Guidance: Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc and Dr. Ir. Nofialdi, M.Si)
ABSTRACT
This study aims to: (1) Identify the leading commodity potato agroindustry products developed in Solok, (2) Selecting plant location agro-industry

development area in the district of potatoes, (3) Determine alternative strategies
for potato agroindustry development in Solok. The study used a descriptive
approach that seeks to solving the problems using existing data from the field.
Data analysis using Exponential Comparison Method
The results showed that the products developed agro-industry are (a)
Potato chips as the first priority of agro-products, (b) Potato sticks as a second
alternative, (c) Dodol potato as the third alternative and (d) Serundeng as an
alternative to four. The alternative priority area for potato agroindustry
development located in Salayo Tanang, Alahan Panjang, Sungai Nanam and Air
Tawar Utara. The selection area based on the distance of production and
marketing area. The agroindustry development strategy namely: (1)
Empowerment the financial institutions and capital, (2) Increase investment to
expand market share and build corporate strength, (3) Development centers
processed potato products and good quality of potato seed varieties , (4) Intensive
marketing activities, (5) Improving the quality of human resources and technology
through training, (6) Conducting a partnership and cooperation with potato
growers who were in the area around the company.
To the success of the potato agroindustry enterprises and this area, it is
ncessary: (1) Capital which can be acced by the agroindustry entreprenaurs in
Solok regency, (2) Promotion which asisted by the goverment for agroindustri in

Solok regency, (3)Training to inplove the quality of the product packaging which
the aid of machines for processing agroindustri.
.
Keywords: Agroindustry, Potatoes, Strateg, Exponential Comparison Method

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumberdaya alamnya.
Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan
ragam hasil pertanian. Hasil tersebut tersebar di berbagai daerah dengan
kesesuaian lahan dan iklim dari masing-masingnya. Keberadaan hasil pertanian
yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah menyebabkan komoditi pertanian
yang dihasilkan menjadi spesifik untuk setiap daerah. Pertanian dipedesaan yang
menghasilkan bahan makanan merupakan tulang punggung bagi kehidupan
sebuah penduduk dimana terdapat 2 macam pertanian yaitu pertanian untuk
konsumsi sendiri (subsistence agricultural) dan pertanian niaga (commercial

agricultural) yaitu pertanian yang menghasilkan barang dagangan diantaranya
padi, teh dan kopi, (Fellman dan Getis 2003 cit Todaro 2006).
Perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia hingga saat ini telah
menghasilkan berbagai komoditas unggulan. Komoditas unggulan merupakan
komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan dan diproduksi secara terus
menerus dalam jumlah dan mutu yang baik dan mempunyai pasar yang jelas
dengan tingkat harga yang wajar. (Sailah et al, 1999 cit Nurmalawati, (2001).
Untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas unggulan dapat melalui
agroindustri.

19

Agroindustri adalah proses pengolahan bahan baku yang bersumber dari
tanaman atau hewan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa
proses transformasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi,
penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan
sederhana seperti pembersihan, pemilihan atau grading dan pengepakan hasil
segar atau dapat pula berupa pengolahan yang lebih canggih, (Austin, 1992 cit
Nurmalawati 2001).
Agroindustri mempunyai peran yang sangat besar dalam pembangunan

pertanian di Indonesia terutama dalam rangka transformasi struktur perekonomian
dan dominasi sektor pertanian ke dominasi sektor agroindustri. Indonesia telah
menggalakkan pembangunan agroindustri dengan mendorong dan menyediakan
kemudahan investasi dalam sektor ini. Namun, banyak permasalahan yang timbul.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembangunan dan pertumbuhan
agroindustri menghadapi permasalahan bahan baku, regulasi dan deregulasi sektor
perdagangan yang tidak mendukung dan arah pertumbuhan sektor agroindustri
yang tidak sesuai dengan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bangsa.
Misalnya ada sekelompok agroindustri yang berkembang menuju padat modal
padahal yang seharusnya padat karya sehingga agroindustri ini tidak dapat
menyediakan lapangan kerja yang luas. Pada sisi lain ada sekelompok
agroindustri yang memenuhi sebagian kebutuhan bakunya dari impor padahal
seharusnya agroindustri itu terkait dengan pertanian dalam negeri (Kustanto,
1999).

20

Komoditi kentang di Indonesia cocok di daerah dengan ketinggian 1000
m di atas permukaan laut, jenis kentang yang berkembang di Indonesia adalah
Granola hasil breeding Jerman yang menyebar diseluruh bumi termasuk daerah

tropis yang panas dan lembab. Kentang di Indonesia dianggap sebagai sayuran
bukan sebagai salah satu makanan pokok. Kentang paling banyak dipasaran yang
paling dikenal oleh ibu-ibu dan digunakan secara luas untuk dihidangkan di meja
makan keluarga Indonesia.
Berdasrakan pemanfaatannya, kentang bisa digunakan untuk sayuran,
kentang goreng, kripik dan tepung. Sementara dari jenis yang bisa digunakan
petani dari jenis Granola banyak dipakai karena tahan virus, bentuknya menarik,
umbi berwarna kuning, bibit bisa digunakan hingga lima genarasi. Produksi
kentang di Indonesia bisa mencapai 850.000 ton dengan luas lahan 60.000 hektar,
Indonesia mengekspor sekitar 21.000 ton per tahun dengan nilai devisa 10 juta
dolar AS. Kentang yang di konsumsi dalam negeri 829.000 ton pertahun (Idawati,
2012).
Kebanyakan kentang di Indonesia digunakan untuk sup, rendang dan
pargedel. Untuk restoran siap saji populer seperti Kentucky

Fried Chicken

(KFC), California Fried Chicken (CFC), Mc. Donald, Texas dan sebagainya
semuanya masih melakukan impor kentang dari luar negeri yang disebut Frozen
French Fries. Hingga saat ini Indonesia belum bisa memproduksi kentang jenis

ini karena iklim dan investasi mesin produksi French Fries yang harganya cukup
tinggi. Keripik kentang produksi pabrik seperti Chitato dan Lays hampir semua

21

bahan bakunya masih impor, sementara kripik kentang rumah tangga banyak juga
menggunakan kentang lokal Granola.
Kentang merupakan salah satu komoditi unggulan hortikultura di
Kabupaten Solok yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sentra produksi
ini terdapat pada Kecamatan Lembah Gumanti, Lembang Jaya, Danau Kembar,
Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan Tigo Lurah. Telah terjadi peningkatan
luas areal tanaman kentang di Kabupaten Solok, untuk luas lahan, produksi dan
produktifitas kentang di Kabupaten Solok dapat dilihat pada Tabel 1.1. Salah
satunya disebabkan masyarakat setempat melihat tanaman ini mempunyai prospek
yang lebih baik untuk diusahakan.
1.2 Perumusan Masalah
Ansofino (2011) menyatakan Kabupaten Solok mempunyai komoditi
unggulan yaitu padi sawah dan untuk komoditi unggulan hortikultura meliputi
kentang, bawang dan terong. Sentra produksi untuk komoditas unggulan
hortikultura tersebut seperti: di daerah Lembah Gumanti, Lembang Jaya, Danau

Kembar, dan Gunung Talang. Berdasarkan kondisi saat ini, potensi yang dimiliki
dari komoditas unggulan oleh Kabupaten Solok perlu dikembangkan untuk
memberikan nilai tambah dari produk yang dihasilkan dengan agroindustri
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani setempat.

22

Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen dan Produktifitas Kentang di Kabupaten
Solok.
Kecamatan

Luas Tanam
(Ha)

Luas Panen
(Ha)

Produksi
(Ton)


Produktivitas
(Ton/Ha)

Lembah Gumanti

854

775

15.284,1

19,72

Payung Sekaki

41

48

850.5


17,72

Tigo Lurah

8

10

80,4

8,04

Lembang Jaya

255

255

4.846,3

19,91

Danau Kembar

302

315

5.956,0

18,91

Gunung Talang

48

57

1.013,5

17,78

Kab. Solok 2010

1,508

1,460

28.030,8

19,20

Kab. Solok 2009

1,246

1,335

25,075.8

18,78

Kab. Solok 2008

1,44

1,486

27,369.6

18,42

Sumber: Data Base Potensi Produksi Pangan Kabupaten Solok Tahun 2010
Saat ini kentang dapat dikembangkan menjadi berbagai jenis makanan
yang mempunyai cita rasa yang beraneka ragam. Prospek pengembangan dari
agroindustri untuk tanaman kentang di Kabupaten Solok tentunya dapat
meningkatkan perekonomian petani. Saat ini tanaman kentang belum banyak
diolah masyarakat selain untuk bahan makanan, padahal kentang mempunyai
prospek besar untuk diolah menjadi makanan ringan yang berpotensi dipasarkan
di daerah tersebut. Permasalahan saat ini adalah tidak banyak masyarakat yang
merupakan sentra penghasil kentang yang langsung mengolah kentang menjadi
berbagai makanan ringan. Hal ini diduga dikarenakan tidak siapnya produksi lokal
bersaing dangan produksi daerah lain seperti makanan kemasan. Sebenarnya
produk ini bisa mempunyai daya saing apabila adanya pengembangan yang lebih
matang dan dibantu oleh teknologi sehingga dapat memberikan karakteristik
daerah itu sendiri.

23

Agroindustri dapat menjadi jembatan antara hasil pertanian sebagai
bahan baku dan teknologi untuk mengolah hasil pertanian. Akan tetapi
perkembangan agroindustri selama ini masih dalam kondisi pertumbuhan yang
lemah dan lambat. Nainggolan, (1999) cit Nurmalawati (2001), menyebutkan
penyebab lemahnya agroindustri nasional tersebut adalah pengembangannya yang
kurang berorientasi bahan baku dan tidak dibangun menyatu dengan petani
produsen. Kondisi tersebut menyebabkan industri hasil pertanian kesulitan untuk
memperoleh pasokan bahan baku yang kontiniu baik dalam mutu maupun dalam
jumlahnya, padahal bahan baku merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan efisiensi dan efektivitas suatu proses produksi dan akhirnya
menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh.
Pengembangan agroindustri berbahan baku kentang, merupakan peluang
yang cukup tinggi bagi Kabupaten Solok dan sekitarnya untuk dikembangkan,
karena bisnis ini tidaklah memakan modal yang sangat besar, pengerjaannya
relatif mudah dan untungnya lumayan, kentang dapat dijadikan industri rumah
tangga dengan berbagai jenis makanan ringan. Agroindustri kentang yang ada saat
ini di Kabupaten Solok misalnya kripik kentang, serundeng, dodol kentang, stik
kentang, briket kentang, cake kentang dan donat kentang produk-produk tersebut
mulai di pasarkan ke dearah lain seperti Kota Padang. Saat ini harga jual masih
rendah dikarenakan kemasan yang kurang elegan dan daya tarik yang cukup
rendah.

24

Agroindustri di anggap sebagai sektor yang diharapkan mampu
meningkatkan perekonomian pedesaan, maka pertumbuhan agroindustri pedesaan
perlu direkayasa dan dikembangkan dengan prinsip dasar:
1. Mengacu pada keunggulan kompotitif produk komoditi serta komparatif
wilayah
2. Mengacu pada peningkatan sumberdaya manusia dan pertumbuhan
agroindustri yang sesuai dengan kondisi setempat
3. Memperluas kawasan sentra-sentra komoditas unggulan yang nantinya
akan berfungsi sebagai pemasok bahan baku yang berkelanjutan
4. Memacu pertumbuhan subsistem lainya yang menghadirkan berbagai
sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan (Suprapto, 1997)
Melihat kondisi dan permasalahan di atas, maka kentang mempunyai
prospek yang bisa dikembangkan dengan menentukan produk agroindustri
kentang terlebih dahulu dengan memaparkan pohon industri kentang sehingga
muncul produk agroindustri kentang terpilih kemudian menentukan kawasan
pengembangan dan lokasi pabrik agroindustri dan menentukan strategi
pengembangan agroindustri kentang di daerah Kabupaten Solok.
Agar tercapainya sasaran dalam pengembangan agroindustri di
Kabupaten Solok yang menjadi daerah penelitian maka dilakukan dengan
pendekatan kewilayahan yang mensyaratkan adanya keterpaduan komoditas lokal
dan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki yaitu:
1. Identifikasi jenis-jenis produk yang layak dikembangkan disuatu wilayah
yang potensial

25

2. Koordinasi antar sektor industri dan sektor lainya sebagai upaya untuk
menjamin keputusan sistem penyediaan bahan baku, pelaksanaan produksi
dan sistem pemasaran
3. Promosi dan penyediaan informasi peluang usaha kepada dunia usaha
4. Pengembangan sistem pendukung, baik sumberdaya manusia, teknologi,
prasarana fisik, sistem insentif, kelembagaan maupun berbagai jasa lain.
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian ini adalah :
1.

Apa saja produk agroindustri komoditas unggulan kentang yang
dikembangkan di Kabupaten Solok?

2.

Dimana lokasi pabrik pengembangan agroindustri kentang di Kabupaten
Solok?

3.

Apa strategi yang digunakankan untuk pengembangan agroindustri
komoditas unggulan kentang di Kabupaten Solok?
Dari keterangan sebelumnya dapat kita ambil kesimpulan bahwa

pengembangan agroindustri komoditas unggulan kentang di Kabupaten Solok
perlu dikembangkan karena mempunyai peluang untuk ditingkatkan produksi
pertanian dan mempunyai nilai tambah pada komoditas itu sendiri untuk dijadikan
berbagai macam makanan olahan berbahan baku dari kentang.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Pengembangan Agroindustri Komoditas Unggulan Tanaman
Kentang di Kabupaten Solok”.
1.3 Tujuan Penelitian

26

Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi produk agroindustri kentang yang dikembangkan di
Kabupaten Solok
2. Mengidentifikasi kawasan pengembangan dan lokasi pabrik agroindustri
kentang di Kabupaten Solok.
3. Memformulasikan strategi pengembangan agroindustri kentang di
Kabupaten Solok
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sumbangan bagi kepentingan penelitian untuk menambah wawasan dan
pemahaman agroindustri sehingga nantinya dapat dijadikan referensi bagi
peneliti yang akan mengangkat masalah yang sama, mungkin dengan
ruang lingkup yang berbeda.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi institusi perguruan tinggi khususnya
Universitas Andalas dalam pembentukan fakultas, jurusan ataupun
penyusunan kurikulum.
3. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebijakan atau pimpinan
dalam merumuskan berbagai langkah kerja yang tepat berkaitan dengan
strategi pengembangan pada agroindustri di Sumatera Barat

27