PENGARUH METODA MENGAJAR DAN KINERJA PELAYANAN DIKLAT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SERTA KEPUASAN PESERTA P4TK-BMTI BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……….. i

ABSTRAK ………. ii

LEMBAR PERNYATAAN ……….. iii

KATA PENGANTAR ………... iv

UCAPAN TERIMAKASH ………... vi

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 9

1.3 Perumusan Masalah ………. 10

1.4 Definisi Operasional ………. 10

1.4.1 Metoda Mengajar Andragogig ……….……….... 10

1.4.2 Kualitas Penyelenggaraan Diklat ………... 11

1.4.3 Motivasi Belajar ………... 13

1.4.4 Kepuasan Peserta Diklat ………... 13

1.4 Tujuan Penelitian ………. 15

1.5 Manfaat Penelitian ………... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Metoda Mengajar Orang Dewasa (Andragogig) ..……… 17

2.2 Kualitas Pelayanan ………... 28

2.2.1 Pengertian Kualitas ………. 28

2.2.2 Pengertian Layanan ………. 29


(2)

2.2.4 Pengertian dan Karakteristik Jasa ………... 31

2.3 Motivasi Belajar ………... 32

2.4 Kepuasan Pelanggan ……….... 35

2.4.1 Definisi Kepuasan Pelanggan ………. 35

2.4.2 Tingkat Kepentingan Pelanggan ………. 36

2.5 Profil Institusi ………... 39

2.5.1 Visi dan Misi ………... 40

2.5.2 Struktur Organisasi P4TK B MTI Bandung ………... 41

2.6 Kerangka Berpikir ……… 42

2.7 Hasil Penelitian yang Relevan ………. 44

2.8 Hipotesis Penelitian ……….. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda dan Disain Penelitian ……….. 48

3.1.1 Metoda ………. 48

3.1.2 Disain ……….. 48

3.2 Lokasi Penelitian dan Objek Penenelitian....………. 49

3.2.1 Lokasi Penelitian ………. 49

3.2.2 Objek Penelitian ……….. 49

3.3 Instrumen Penelitian ………. 50

3.3.1 Instrumen Pengumpul Data ………. 50

3.3.2 Kisi-Kisi Penelitian ………. 52

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………... 54

3.5 Uji Coba Instrumen ………... 55

3.6 Uji Validitas Instrumen ………. 56

3.6.1 Hasil Uji Validitas Variabel Metoda Mengajar (X1) ... 58

3.6.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pelayanan Diklat (X2) ... 59

3.6.3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Peserta Diklat (Y1).. 60

3.6.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y2) ……… 60


(3)

3.8 Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data ………. 63

3.8.1 Prosedur Penelitian ………... 63

3.8.2 Prosedur Pengolahan Data ………... 63

3.8.3 Teknis Analisis Data ………... 64

3.8.3.1 Tahap Deskripsi Data ………. 64

3.8.3.2 Tahap Uji Persyaratan Analisis ………... 64

3.8.3.3 Tahap Pengujian Hipotesis ………. 65

3.8.3.3.1 Uji Normalitas ...……….. 65

3.8.3.3.2 Uji Homogenitas………. 65

3.8.3.3.3 Uji Korelasi Person Product Momen (PPM)………. 66

3.8.3.3.4 Uji Linieritas………... 68

3.8.3.3.5 Uji Regresi………... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasannya ……….. 72

4.1.1 Analisis Deskriptif Data Variabel ………... 72

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Antar Variabel (X1, X2, Y1, dan Y2) ……. 72

4.2.1.1 Variabel Metode Mengajar (X1) ……… 73

4.2.1.2 Variabel Kinerja Pelayanan Diklat (X2) ……… 75

4.2.1.3 Variabel Motivasi Belajar (Y1) ………. 77

4.2.1.4 Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y2) ………. 79

4.2.2 Uji Persyaratan Analisis ……….. 81

4.2.2.1 Pengujian Normalitas ………. 81

4.2.2.2 Pengujian Homogenitas ………. 82

4.3.1 Uji Koefisien Korelasi ……….……… 82

4.3.1.1 Perhitungan Koefisien Korelasi X1 dengan Y1 ………... 83

4.3.1.2 Kontribusi Variable X1 terhadap Y1 ……….…….. 84

4.3.1.3 Uji Signifikansi X1 dengan Y1 ………..…….. 85

4.3.2.1 Perhitungan Koefisien Korelasi (X2) dengan (Y1)…… ……. 85


(4)

4.3.2.3 Uji Signifikansi X2 dengan Y1 ………..…….. 87

4.3.3.1 Perhitungan Koefisien Korelasi X1 dengan X2 …….……….. 88

4.3.3.2 Kontribusi Variabel X1 terhadap X2 ……….…….. 89

4.3.3.3 Uji Signifikansi X1 dengan X2 ………..…….. 90

4.3.4.1. Perhitungan Koefisien Korelasi X1 dengan Y2 ………... 90

4.3.4.2 Kontribusi Variabel X1 terhadap Y2 ……….…….. 92

4.3.4.3 Uji Signifikansi X1 dengan Y2 ………..…….. 92

4.3.5.1 Perhitungan Koefisien Korelasi X2 dengan Y2 ……… 93

4.3.5.2 Kontribusi Variable X2 terhadap Y2 ……….…….. 94

4.3.5.3 Uji Signifikansi X2 dengan Y2 ………..…….. 95

4.3.6.1 Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda X1, X2 dengan Y1 …. 95 4.3.6.2 Kontribusi Variabel X1, X2, terhadap Y1 ……… 96

4.3.6.4 Uji Signifikansi X1 X2 dengan Y1 ……….……. 96

4.3.7.1 Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda X1, X2 dengan ……. 97

4.3.7.2 Kontribusi Variabel X1, X2, terhadap Y2 ……… 98

4.3.7.3 Uji Signifikansi X1 X2 dengan Y2 ……….……. 98

4.4.1 Uji hipotesis Penelitian ……….…….……… 99

4.4.1.1 Uji Regresi Linear Sederhana. X1 terhadap Y1 . . . …… 99

4.4.1.2 Uji Regresi Linear Sederhana. X2 terhadap Y1. . . …… 103

4.4.1.3 Uji Regresi Linear Sederhana. X1 terhadap Y2 . . . …….. 107

4.4.1.4 Uji Regresi Linear Sederhana. X2 terhadap Y2. . . …….. 111

4.4.2.1 Uji Analisis Regresi Ganda X1, X2 terhadap Y1 …….……… 115

4.4.2.1.1 Perhitungan Regresi Ganda X1, X2 terhadap Y1…….. 115

4.4.2.1.2 Perhitungan koefisien korelasi ganda X1, X2 terhadap Y1. . . ... . . . . . . . . 119

4.4.2.1.3 Kontribusi variabel X1, X2, terhadap Y1. . . . . . 119

4.4.2.1.4 Uji Signifikansi X1, X2 terhadap Y1... . . .. . . 119

4.4.3.1 Uji Analisis Regresi Ganda X1, X2 terhadap Y2 . . . . . . 121

4.4.3.1.1 Perhitungan Regresi Ganda X1, X2 terhadap Y2 .... . . .. 121


(5)

4.4.3.1.3 Kontribusi Variabel X1, X2 terhadap Y2 .... . . . . .. 125

4.4.3.1.4 Uji Signifikansi X1, X2 terhadap Y2 ... . . .. . . 125

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian . . . . .. . . ... . . ……….. 128

4.2.1 Pengaruh metoda mengajar dengan motivasi belajar peserta diklat 128 4.2.2 Pengaruh kinerja pelayanan diklat dengan motivasi belajar peserta diklat ………... 132 4.2.3 Pengaruh metoda mengajar dengan kepuasan peserta diklat ………. 135

4.2.4 Pengaruh kinerja pelayanan diklat dengan kepuasan peserta diklat .. 139

4.2.5 Pengaruh secara bersama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat …………. 142 4.2.6 Pengaruh secara bersama-sama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat……..………… 147 BAB V KESIMPULAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………... 153

5.2 Saran ...……… 154

DAFTAR PUSTAKA ……… 157


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pola Penskoran Pernyataan ………... 52

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ……….. 53

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi ………. 57

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Metoda Mengajar (X1)………. 58

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pelayanan Diklat X2)…… . 59

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar (Y1) ……….. 60

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y2) ……. 61

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, Y1 dan Y2 ……… 63

Tabel 3.9. Uji Signifikasi dan Linearitas X dengan Y……… 69

Tabel 4.1. Variabel Metoda Mengajar (X1) 73 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Metoda Mengajar ……….…….. 74

Tabel 4.3. Variabel Kinerja Pelayanan Diklat (X2) ……….……... 75

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pelayanan Diklat ... …….. 76

Tabel 4.5. Variabel Motivasi Belajar (Y1) ………. 77

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ………... 78

Tabel 4.7. Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y2) ……… 79

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Peserta Diklat ……….. 80

Tabel 4.9. Rangkuman Uji Normalitas Variabel Penelitian ……….. 81

Tabel 4.10. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel X1, X2, Y1 Dan Y2 ……. 82

Tabel 4.11. Tabel Penolong Variabel X1 dengan Y1 ………. 83

Tabel 4.12. Tabel Penolong Variabel X2 dengan Y1 ………. 86

Tabel 4.13. Tabel Penolong Variabel X1 dengan X2 ………. 88

Tabel 4.14. Tabel Penolong Variabel X1 dengan Y2 ………. 91

Tabel 4.15. Tabel Penolong Variabel X2 dengan Y2 ………. 93

Tabel 4.16. Tabel Penolong Variabel X1 terhadap Y1 ………. 100

Tabel 4.17. Uji Signifikan Dan Linearitas X1 terhadap Y1 ……….. 102

Tabel 4.18. Tabel Penolong Variabel X2 terhadap Y1 ………. 104


(7)

Tabel 4.20. Tabel Penolong Variabel X1 terhadap Y2 ………. 108

Tabel 4.21. Uji Signifikan dan Linearitas X1 terhadap Y2………. 110

Tabel 4.22. Tabel Penolong Variabel X2 terhadap Y2 ………. 112

Tabel 4.23. Uji Signifikan dan Linearitas X2 terhadap Y2 ……….. 114

Tabel 4.24. Tabel Penolong Variabel X1, X2 terhadap Y1………... 116

Tabel 4.25. Tabel Penolong Variabel X1, X2 terhadap Y2 ………... 122


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Motivasi ………. 32

Gambar 2.2. Konsep Kepuasan Pelanggan ……… 36

Gambar 2.3. Proses Kepuasan Konsumen ………. 39

Gambar 2.4. Struktur Organisasi P4TK Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung ……… 41

Gambar 2.5. Kerangka Berpikir ……… 44

Gambar 3.1. Desain Penelitian ……….. 49

Gambar 4.1. Histogram Metode Mengajar 74 Gambar 4.2. Histogram Kinerja Pelayanan Diklat ……….. 76

Gambar 4.3. Histogram Motivasi Belajar ……….. 78

Gambar 4.4. Histogram Kepuasan Peserta Diklat ……….. 80

Gambar 4.5. Garis persamaan Regresi Variabel X1–Y1 ………. 101

Gambar 4.6. Garis persamaan Regresi Variabel X2–Y1 ………. 105

Gambar 4.7. Garis persamaan Regresi Variabel X1–Y2 ………. 109

Gambar 4.8. Garis persamaan Regresi Variabel X2–Y2 ……….. 113


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Coba Kuisioner Penelitian ………. 159

Lampiran 2. Tabulasi Data Uji Coba ……… 167

Lampiran 3. Pengujian Validitas ……… 172

Lampiran 4. Kuisioner Penelitian ……….………… 182

Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian ……… 190

Lampiran 6. Uji Normalitas……….…….. 195

Lampiran 7. UjiHomogenitas……….…. 203


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Saat ini persaingan tenaga kerja semakin ketat karena adanya globalisasi, untuk memenangkan persaingan tenaga kerja yang dimaksud tertentu sekolah-sekolah kejuruan kita harus mampu mencetak tenaga-tenaga terampil yang berkelas dunia. Karakteristik lulusan seperti sudah merupakan keharusan, bahkan bila perlu tentunya lulusan sekolah kejuruan kita dapat menjadi barometer keunggulan keterampilan pada tingkat dunia. Walaupun untuk mencapai hal ini sangat berat, tetapi kita harus tetap optimis bahwa tenaga kerja kita suatu saat akan unggul dengan tenaga kerja bangsa lain. Kuncinya tentu saja sekolah-sekolah kejuruan kita harus konsisten dan tetap berkomitmen untuk selalu meningkatkan tingkat ketrampilan lulusan.

Untuk memasuki era globalisasi tersebut kelihatannya bangsa kita harus serius mempersiapkan tenaga kerjanya sehingga mampu bersaing di dunia internasional. Persoalannya sekarang adalah tantangan ini bukan hal yang mudah untuk diwujudkan, apalagi tenaga terampil yang akan dibentuk diharapkan berkelas dunia (world class). Masalahnya adalah lembaga-lembaga pendidikan khususnya yang bergerak dalam bidang teknologi dan kejuruan yang selama ini telah berkiprah kelihatannya belum siap untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan. Salah satu penyebabnya mengapa sekolah-sekolah kejuruan kita belum mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas adalah karena belum


(11)

meratanya kemampuan guru-guru produktif sesuai dengan bidang yang diajarkannya. Masih terlalu banyak guru-guru kejuruan kita sampai saat ini belum memiliki kompetensi. Kondisi ini tentunya merupakan penghambat bagi sekolah-sekolah kejuruan di dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan.

Peraturan Pemerintahan Nomor 29 tahun 1990 merumuskan bahwa “Pendidikan Menengah Kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional”. Tugas lembaga pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia tersebut juga selaras dengan tujuan pendidikan nasional kita seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang berbunyi bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk memenangkan persaingan tenaga kerja yang dimaksud, sekolah-sekolah kejuruan kita harus mampu mencetak tenaga-tenaga terampil yang berkelas dunia. Karakteristik lulusan sekolah-sekolah kejuruan sepertinya sudah merupakan keharusan, bahkan bila perlu lulusan sekolah-sekolah kejuruan kita dapat menjadi barometer keunggulan keterampilan pada tingkat dunia. Walaupun untuk mencapai hal ini sangat berat, tetapi kita harus tetap optimis bahwa tenaga kerja kita suatu saat akan unggul dengan tenaga kerja bangsa lain. Kuncinya tentu


(12)

saja sekolah-sekolah kejuruan kita harus konsisten dan tetap berkomitmen untuk selalu meningkatkan tingkat ketrampilan lulusan.

Wardiman (1999: 32-33) mengemukakan ada beberapa alasan pentingnya tenaga terampil:

a. Tenaga kerja terampil, adalah orang yang terlibat langsung dalam proses produksi barang maupun jasa, karena itu menduduki peranan penting dalam menentukan tingkat mutu dan biaya produksi.

b. Tenaga kerja terampil sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan industrialisasi suatu Negara.

c. Persaingan global berkembang semakin ketat dan tajam. Tenaga kerja terampil adalam merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan global.

d. Kemajuan teknologi adalah faktor penting dalam meningkatkan keunggulan. Dan peranan teknologi supaya berperan menjadi faktor keunggulan tergantung kepada tenaga kerja terampil menguasai dan mengaplikasikannya.

e. Orang yang memiliki ketrampilan memiliki peluang tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin banyak warga suatu bangsa yang terampil dan produktif maka semakin kuat kemampuan ekonomi negara yang bersangkutan.

Untuk mengatasi masalah yang diuraikan di atas, tidak ada jalan lain kecuali sekolah-sekolah kejuruan berupaya meningkatkan kualitas guru-guru sehingga semuanya memiliki kompetensi dalam bidangnya masing-masing. Tanpa upaya seperti itu kelihatannya berbagai program yang dilakukan oleh pemerintah akan sulit berhasil apabila guru sebagai motor dan ujung tombak pendidikan tidak memenuhi syarat.

Pemerintah (dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional) telah menyadari akan lemahnya sumber daya manusia yang ada di sekolah-sekolah kejuruan. Salah satui upaya untuk mengatasi masalah itu adalah dengan


(13)

digalakkannya pelatihan bagi guru-guru produktif di berbagai lembaga pelatihan. Salah satu lembaga pelatihan yang digunakan jasanya oleh pemerintah adalah P4TK BMTI Bandung (sebelumnya dikenal dengan Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung.

P4TK BMTI Bandung dalam tupoksinya mempunyai tugas utama sebagai lembaga diklat terutama bagi guru-guru sekolah kejuruan, baik sekolah negeri maupun swasta. Tupoksi tersebut tertuang dalam Profil P4TK BMTI Bandung (2008 : 4) sebagai berikut :

a. Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Pengelolaan data dan informasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

c. Fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

d. Evaluasi program dan fasilitasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Pelaksanaan urusan administrasi P4TK

P4TK BMTI Bandung adalah sebuah lembaga diklat yang sudah tergolong tua, dan merupakan lembaga pelatihan guru-guru teknologi milik pemerintah yang pertama di Indonesia. Lembaga ini telah menghasilkan ribuan lulusan diklat yang telah tersebar di seluruh Indonesia.

P4TK BMTI Bandung sebagai lembaga diklat sebetulnya mempunyai reputasi baik, terutama pada era tahun 80-an sampai dengan 90-an. Belakangan diketahui bahwa reputasi baik tersebut sudah mulai luntur, hal ini diakui oleh beberapa pimpinan dan staf lembaga itu sendiri. Keefektifan pelaksanaan diklat


(14)

di P4TK BMTI Bandung dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya adalah kepuasan peserta diklat dan motivasi belajar peserta. Kedua hal ini secara umum dipengaruhi oleh pelaksanaan metoda mengajar dan kinerja pelaksanan diklat itu sendiri.

Pembelajaran orang dewasa merupakan pembelajaran yang berpola non-otoriter, lebih bersifat informal yang pada umumnya bertujuan untuk menemukan pengertian pengalaman dan/atau pencarian pemikiran guna merumuskan perilaku standar. Dengan demikian, teknik pembelajaran orang dewasa adalah bagaimana membuat pembelajaran menjadi selaras dengan kehidupan nyata. Metoda yang biasa digunakan dalam pendidikan orang dewasa adalah metoda pertemuan. Pemilihan jenis pertemuan yang memuaskan tergantung pada apa yang ingin diselesaikan. Jenis-jenis pertemuan yang dipilih dalam melaksanakan pendidikan orang dewasa perlu diperhatikan karena pemilihan metoda mengajar yang sesuai akan maningkatkan motivasi belajar dan kepuasan peserta pembelajaran.

Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Sehubungan dengan diklat, kualitas pelayanan diklat merupakan pemenuhan kebutuhan dan keinginan peserta diklat serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan peserta diklat. Jika harapan peserta diklat dapat tercapai maka peningkatan motivasi belajar dan kepuasan peserta diklat akan dapat terwujud.


(15)

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa–siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Uno, 2008 : 23).

Kotler (1997 : 36)) menandaskan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kepuasan peserta diklat adalah perbandingan antara harapan yang diinginkan para peserta diklat pada saat mereka mendaftar menjadi peserta diklat, dengan apa yang mereka rasakan setelah mengikuti pelajaran. Pelayanan diklat yang baik tentu akan mengarah pada kesesuaian harapan peserta diklat dengan apa yang dirasakan peserta diklat setelah mengikuti pelajaran. Kepuasan peserta diklat ini sangat penting untuk diwujudkan agar sasaran kegiatan diklat dapat tercapai secara efektif.

Dari pengamatan sepintas ditemukan fakta bahwa masih banyak di antara peserta pelatihan menyatakan ketidakpuasannya atas pelayanan yang diterima selama mengikuti diklat. Pelayanan yang dimaksudkan di sini adalah hubungannya dengan metode mengajar dan kinerja pelayanan diklat. Perihal


(16)

metode mengajar misalnya peserta pelatihan mengatakan bahwa para widyaiswara masih banyak yang belum menerapkan metoda khusus untuk orang dewasa (andragogig). Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi proses dan hasil dari kegiatan diklat. Hal-hal seperti ini semestinya tidak perlu terjadi, karena setiap widyaiswara yang baik seharusnya sudah paham bahwa metoda pembelajaran untuk orang dewasa tidak bisa disamakan dengan metode pembelajaran untuk anak-anak sekolah.

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta diklat yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku,. hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Namun yang terjadi saat ini adalah para peserta diklat di P4TK BMTI Bandung ada yang kurang bermotivasi mengikuti diklat dikarenakan metoda mengajar yang digunakan bukan metoda andragogig melainkan metoda pedagogig. Hal ini tentu saja akan mengurangi kepuasan peserta diklat dan pada akhirnya berpengaruh pada efektifitas hasil pembelajaran yang dicapai.

Hal lain yang mempengaruhi kepuasan peserta diklat P4TK BMTI Bandung adalah kinerja pelayanan diklat itu sendiri baik yang berkaitan langsung dengan proses diklat mapun sarana dan prasarana pendukung. .Sebagai contoh bahwa bahan-bahan praktik uintuk kegiatan diklat sering sekali kurang sesuai dengan kebutuhan diklat. Kondisi ini tentunya sangat mempengaruhi hasil diklat karena kegiatan praktik dapat dikatakan inti dalam proses pembentukan keterampilan bagi peserta diklat.


(17)

Dengan adanya kondisi seperti yang telah dikemukakan di atas, apabila dibiarkan berlarut-larut maka tentunya dapat menimbulkan kekecewaan bagi peserta diklat. Peserta diklat yang pada awalnya mempunyai citra positif terhadap kinerja pelayanan diklat dan metode mengajar yang digunakan, tetapi fakta yang ditemui di lapangan sangat bertolak belakang maka dampak yang timbul bagi peserta pelatihan adalah ketidakpuasan . Kinerja pelayanan diklat yang dilaksanakan oleh P4TK BMTI Bandung walaupun tidak mampu memberikan kepuasan lebih dari yang diharapkan oleh peserta pelatihan, paling tidak harus mampu memberikan pelayanan sesuai dengan harapan sebelum mengikuti pelatihan. Oleh karena itu, kepuasan yang diperoleh peserta pelatihan yang sesuai dengan harapannya dapat dikatakan sebagai batas minimal yang harus diupayakan oleh P4TK BMTI Bandung.

Pencapaian kepuasan peserta diklat yang memenuhi harapan minimal merupakan sebuah keniscayaan bagi P4TK BMTI Bandung. Dalam proses pencapaiannya, P4TK BMTI Bandung tidak bisa lagi hanya berpatokan pada standar-standar kepuasan yang dibuat sendiri tetapi justru harus berpedoman kepada standar kepuasan yang sesuai dengan harapan peserta pelatihan. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan harus berpusat kepada kebutuhan peserta diklat.

Kepuasan peserta diklat adalah perbandingan antara harapan yang diinginkan para peserta diklat pada saat mereka mendaftar menjadi peserta diklat, dengan apa yang mereka rasakan setelah mengikuti pelajaran. Kinerja pelayanan diklat yang baik tentu akan mengarah pada kesesuaian harapan peserta diklat


(18)

dengan apa yang dirasakan peserta diklat setelah mengikuti pelajaran. Kepuasan peserta diklat ini sangat penting untuk diwujudkan agar sasaran kegiatan diklat dapat tercapai secara efektif.

Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah Pengaruh Metoda dan Kinerja Pelayanan Diklat terhadap Motivasi Belajar serta Kepuasan Peserta pada P4TK- BMTI Bandung.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut:

1. Metode mengajar yang digunakan di P4TK BMTI Bandung saat ini belum mengacu pada pendidikan orang dewasa.

2. Kinerja pelayanan diklat di P4TK BMTI Bandung belum didukung oleh fasilitas diklat yang memadai

3. Motivasi belajar para peserta diklat umumnya rendah karena metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat tidak sesuai dengan harapan peserta diklat

4. Belum optimalnya kinerja pelayanan diklat menyebabkan motivasi belajar peserta diklat menjadi rendah

5. Adanya kesenjangan informasi mengenai metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat menyebabkan motivasi belajar peserta diklat menjadi rendah.


(19)

6. Adanya kesenjangan informasi mengenai metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat menyebabkan kepuasan peserta diklat menjadi rendah. 1.3.Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh metoda mengajar terhadap motivasi belajar peserta diklat.

2. Bagaimana pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat.

3. Bagaimana pengaruh metoda mengajar terhadap kepuasan peserta diklat. 4. Bagaimana pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar

peserta diklat.

5. Bagaimana pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat.

6. Bagaimana pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat.

1.4. Definisi Operasional

Operasional dari variabel-variabel penelitian, adalah : 1.4.1. Metoda Mengajar Andragogig

Uno (2008 : 56) menuliskan:

Pembelajaran orang dewasa mencerminkan suatu proses di mana orang dewasa menjadi perduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya. Untuk itu, pembelajaran orang dewasa tidak dimulai dengan mempelajari materi pelajaran, tetapi berdasarkan harapan bahwa pembelajaran dimulai dengan memberikan perhatian pada masalah-masalah yang terjadi/ditemukan dalam kehidupannya (lingkungan pekerjaan, masyarakat, dan lain-lain.


(20)

Metode mengajar orang dewasa adalah pembelajaran yang berpola non otoriter, mencerminkan suatu proses sehingga orang dewasa menjadi perduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya, lebih bersifat informal yang pada umumnya bertujuan untuk menemukan pengertian pengalaman dan/atau pencarian pemikiran guna merumuskan perilaku standar.

Pemilihan jenis metoda mengajar yang sesuai tergantung pada apa yang ingin dicapai. Jenis-jenis pertemuan yang dipilih dalam melaksanakan pendidikan orang dewasa perlu diperhatikan karena pemilihan metoda mengajar yang tidak sesuai justru akan menurunkan motivasi belajar dan kepuasan peserta pembelajaran. Metoda mengajar andragogig adalah penerimaan individu melalui indera terhadap metoda mengajar yang berpola non-otoriter, mencerminkan suatu proses di mana orang dewasa menajdi perduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya yang dipengaruhi oleh keadaan stimulus, situasi atau keadaan atau keadaan orang yang mempersepsi.

1.4.2. Kualitas Pelayanan Diklat

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. (Kotler dalam Tjiptono, 2000 :121). Maka kualitas pelayanan diklat adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan peserta diklat.

Konsep kualitas berdasarkan produk jasa atau service menurut Zeithmal dan Bitner dalam (Fandy Tjiptono, 2000 :132) adalah :


(21)

a. Realibility (keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

b. Responsiveness (Daya tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jas secara cepat.

c. Assurance (jaminan), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan rasa aman bagi para pelangganya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu besikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

d. Empaty (perhatian), berarti perusahaan memahami masalah para

pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

e. Tangibles (bukti langsung), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.


(22)

1.4.3 Motivasi Belajar

Motivasi didefinisikan sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman, 2008 : 73).

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta diklat yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2008 : 23):

1. adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2. adanya dorongan dan kebutuhan belajar; 3. adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4. adanya penghargaan dalam belajar;

5. adanya kegiatan yang menarik dalambelajar;

6. adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

1.4.4. Kepuasan Peserta Diklat

Kotler (1997 : 36) menandaskan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi dengan demikian, kepuasan dapat juga dikatakan sebagai perasaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara harapan dan hasil yang diperoleh atau yang dilaminya. Seorang pelanggan akan merasa puas bilamana hasil yang diperoleh sesuai dengan harapannya atau bahkan melebihi harapannya. Pelayanan diklat seperti P4TK BMTI Bandung


(23)

walaupun tidak mampu memberikan kepuasan lebih dari yang diharapkan oleh peserta diklat, paling tidak harus mampu memberikan pelayanan sesuai dengan harapan sebelum mengikuti diklat. Oleh karena itu, kepuasan yang diperoleh peserta diklat yang sesuai dengan harapannya dapat dikatakan sebagai batas minimal yang harus diupayakan oleh P4TK BMTI Bandung.

Pencapaian kepuasan peserta diklat yang memenuhi harapan minimal merupakan sebuah keniscayaan bagi P4TK BMTI Bandung. Dalam proses pencapaiannya, P4TK BMTI Bandung tidak bisa lagi hanya berpatokan pada standar-standar kepuasan yang dibuat sendiri tetapi justru harus berpedoman kepada standar kepuasan yang sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu pelayanan yang diberikan harus berpusat kepada kebutuhan peserta diklat. Ukuran kualitas pelayanan tidak lagi berdasarkan apa yang baik bagi kinerja pelayanan diklat, tetapi harus berdasarkan apa yang baik menurut peserta diklat. Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan (Rangkuti, 2008 : 23). Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terjadi setelah pelanggan melakukan evaluasi terhadap suatu jasa atau produk dengan membandingkan antara harapan sebelumnya dengan kinerja sesudahnya. Definisi tersebut juga menyiratkan pesan bahwa peserta diklat selama mengikuti pelatihan juga melakukan evaluasi dan menilai setiap aspek dalam kinerja pelayanan diklat yang diberikan . Penilaian yang dilakukan peserta diklat akan menjadi catatan tersediri yang pada akhirnya terakumulasi dalam bentuk puas atau tidak puas. Oleh karena itu P4TK BMTI Bandung dalam proses melakukan kinerja


(24)

pelayanan diklat harus memperhatikan secara detail setiap aspek yang mempengaruhi kepuasan peserta diklat, mulai pelayanan sebelum dilakukan diklat dan pelayanan pascadiklat.

1.5.Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada, maka dengan demikian tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metoda mengajar terhadap motivasi belajar peserta diklat

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kinerja penyelenggaraan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat

3. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metoda mengajar terhadap kepuasan peserta diklat

4. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh kinerja penyelenggaraan diklat terhadap kepuasan peserta diklat

5. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metoda mengajar dan kinerja penyelenggaraan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat

6. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metoda mengajar dan kinerja penyelenggaraan diklat terhadap kepuasan peserta diklat

1.6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, diharapkan menjadi bahan kajian peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap motivasi belajar dan kepuasan peserta diklat.


(25)

2. Manfaat bagi P4TK BMTI Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi pimpinan P4TK BMTI Bandung guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan diklat.

3. Bagi penulis, menambah pengalaman sebagai peneliti dan meningkatkan kepedulian terhadap proses penyelenggaraan pendidikan dimana penulis juga sebagai staf pengajar di P4TK BMTI Bandung.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metoda dan Desain Penelitian. 3.1.1 Metoda.

Sugiyono (2009: 2) menyatakan bahwa “ Metoda penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu; variabel metoda mengajar,kinerja pelayanan diklat, motivasi belajar, dan kepuasan peserta diklat di P4TK-BMTI Bandung. Studi korelasi akan menggunakan analisis korelasi dan regresi (Statistik parametris (analisis multi regresi jika variabel-variabel penelitiannya berdistribusi normal ).

3.1.2 Desain.

Penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan dua variabel terikat , variabel bebas yaitu metoda mengajar (X1), dan kinerja pelayanan diklat (X2) dan variabel terikat yaitu motivasi belajar (Y1) dan kepuasan peserta diklat (Y2).


(27)

Gambar 3.1 . Desain penelitian Keteranagan:

X1 = Metoda Mengajar

X2 = Kinerja Pelayanan Diklat Y1 = Motivasi Belajar

Y2 = Kepuasan Peserta Diklat 3.2 Lokasi dan Objek Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian adalah di P4TK-BMTI Bandung Jalan Pesantren KM 2 Cimahi, Jawa Barat, P4TK-BMTI Bandung adalah sebagai lembaga diklat guru-guru sekolah kejuruan baik negeri maupun swasta.

3.2.2 Objek Penelitian.

Berdasarkan judul maka responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peserta diklat di P4TK BMTI Bandung, tahun anggaran 2008 dan 2009 yakni sebesar 120 orang.

Sugiyono (2009 : 81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.. Pengambilan sampel secara

X1

X2

Y1

rx1 y1

Y2

rx2 y2

rx1 y2

rx2 y1

Rx1x2 y1

Rx1x2 y2 Rx1x2 y2


(28)

acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

1 . 2+

=

d N

N

n Yamane dalam Riduwan ( 2008 : 65)

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi.

D = Presisi yang ditetapkan (5 %)

Dalam penentuan sampel ini peneliti menggunakan estimasi penyimpangan terhadap populasi sebesar 10%, dengan demikian penetapan banyaknya sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

n = = = 54,55 ∞ 54 (responden)

Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dari 120 populasi.

3.3 Instrumen Penelitian.

3.3.1. Instrumen Pengumpul Data.

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi (data) mengenai variabel-variabel dalam penelitian serta data pendukung lainnya yang dianggap relevan meliputi :

a. Data variabel bebas metoda mengajar (X1), dan kinerja pelayanan diklat (X2)

b. Data variabel terikat motivasi belajar (Y1) dan kepuasan peserta diklat (Y2).

Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan variabel yang akan diukur. Jenis instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

120 120(0.12) + 1

120 1+120(0.12)


(29)

1. Kuisioner (angket).

Kuisioner (angket) merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008: 162). Angket pada umumnya digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku responden dalam suatu peristiwa. Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang tentang metoda mengajar, kinerja pelayanan diklat, motivasi belajar dan kepuasan peserta diklat. Model skala pengukuran yang digunakan untuk menjaring data pada variabel-variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel metoda mengajar: menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skala Likert.

2. Variabel kinerja pelayanan diklat: menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skala Likert.

3. Variabel motivasi belajar: menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skala Likert.

4. Variabel kepuasan peserta diklat: menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skala Likert.

Angket dirancang menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban, maka responden hanya diminta memilih alternatif jawaban yang telah tersedia. Pola penskorannya (scoring) adalah sebagai berikut :


(30)

TABEL 3.1

POLA PENSKORAN PERNYATAAN

No. Opsi Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif

1 Sangat setuju/selalu/sangat baik 5 1

2 Setuju/sering/baik 4 2

3 Ragu-ragu/kadang-kadang/cukup baik 3 3

4 Tidak setuju/jarang/kurang baik 2 4

5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/tidak baik 1 5 2. Dokumentasi/Observasi.

Observasi. ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi data guru dan motivasi belajar.

Instrumen disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka.

3.3.2. Kisi-kisi Penelitian.

Penelitian terdiri dari 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas (independen) terdiri dari persepsi tentang metoda mengajar sebagai variabel independen (X1), dan kinerja penyelenggaraan diklat (X2), variabel terikat atau dependen (Y) adalah motivasi belajar (Y1), dan kepuasan peserta diklat (Y2). Keempat variabel tersebut kemudian dibuatkan kisi-kisi penelitian yang terdiri dari variabel/subvariabel dan dimensi. Dimensi instrumen penelitian diperinci menjadi bentuk butir-butir pernyataan.


(31)

TABEL 3.2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Aspek Indikator Item

1 2 3 4

Metoda Mengajar

Ragam Metoda Mengajar

1. Penggunaan metoda 2. Kemampuan memilih

metoda

3. Kemampuan penguasaan metoda

1, 2

3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10 Kinerja Penyelenggaraan Diklat A. Realiability B. Responsiveness C. Assurance D. Emphaty E. Tangibles

1. Waktu pelaksanaan diklat

2. Kecepatan proses pelayanan

3. Tingkat kehadiran 1. Tanggap terhadap situasi 1. Kemampuan

berkomunikasi 2. Pelayanan prima

(menyeluruh) 1. Perhatian khusus

terhadap peserta diklat 1. Peralatan dan

perlengkapan

2. Kebersihan penginapan 3. Keindahan Kampus 4. Kondisi Peralatan bi

bengkel/laboratorium 5. Kelengkapan dan

kejelasan bahan ajar 6. Kelengkapan media

pendidikan 7. Pelayanan teknisi

terhadap peserta diklat 1 2, 3, 4 5

6, 7, 8, 9, 10 11, 13 12,14,15 16, 17, 18 19, 20, 21, 22

23 24 25

26, 27, 28, 29

30, 31 32 33


(32)

Motivasi Belajar Motivasi mengikuti diklat

1. Mengikuti diklat karena dorongan dari luar 2. Adanya dorongan dan

kebutuhan belajar 3. Adanya penghargaan

dalam belajar

4. Adanya kegiatan yang menarik dalambelajar 5. Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

1, 2, 3 4, 5, 6, 7, 8 9,10 11,12 13, 14, 15 Kepuasan

Penyelenggaraan Diklat

Standar operasional pelayanan diklat

1. Pelayanan Prima 2. Materi diklat

disesuiakan dengan kebutuhan

3. Disiplin

4. Ketersediaan bahan ajar & bahan praktek

5. Keberadaan fasilitas di bengkel/ laboratorium 6. Perpustakaan sebagai

sumber belajar 7. Keidahan kampus 8. Pelayanan kesehatan 9. Lingkungan

10.Keamanan didalam kampus 1,2,3,4,5 6,7,8 9,10 11,12 13,14,15 16 17 18 19 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data.

Data yang dikumpulkan pada penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan peneliti (atau melalui petugas yang dilibatkan) dari sumber pertamanya. Data sekunder adalah merupakan data pendukung , yakni berupa dokumen-dokumen dan data/informasi lainnya.

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:


(33)

1. Observasi (Pengamatan Langsung) dan Dokumentasi.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki. Peneliti melakukan observasi pasif karena peneliti tidak ikut serta dalam aktivitas guru baik dalam memilih dan mengembangkan bahan kajian, menyusun dan merencanakan proses belajar mengajar.Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas sehari-hari semua yang terlibat dalam populasi penelitian. Kegiatan observasi akan difokuskan pada pengamatan persepsi tentang metoda mengajar, kinerja penyelenggaraan diklat, motivasi belajar dan kepuasan peserta diklat.

2. Kueioner.

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan sekumpulan pertanyaan tertulis kepada responden yang telah ditetapkan sasaran dan jumlahnya (Sugiyono 2008 : 162).Kuisioner pada umumnya digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku responden dalam suatu peristiwa. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan di uji cobakan yakni meliputi uji validitas dan reliabilitas. 3.5 Uji Coba Instrumen.

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan betul-betul mengukur yang seharusnya diukur dan untuk melihat konsistensi dari instrumen tersebut dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda (Sugiyono 2008 : 137).


(34)

Sebelum kuisioner disebarkan kepada responden, maka dilakukan uji coba terhadap alat pengumpul data tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yang mungkin terjadi, sehingga dengan uji coba instrumen pengumpul data ini derajat validitas maupun reliabilitasnya dapat diketahui. Untuk uji coba kuisioner, penulis melakukannya terhadap 45 orang peserta pelatihan yang sedang mengikuti pelatihan di P4TK BMTI Bandung

Langkah-langkah uji coba angket dilaksanakan sebagai berikut :

1. Setelah Item pertanyaan disusun, kemudian diteliti untuk melihat apakah indikator telah terwadahi dalam butir-butir pertanyaan.

2. Item atau butir instrumen dikonsultasikan dengan ahlinya (pembimbing), apakah sudah sesuai dengan ruang lingkup dan kedalaman variabel yang akan diukur.

3. uji coba dilaksanakan terhadap kelompok peserta diklat yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden yang akan diteliti.

4. Selanjutnya hasil uji coba diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

3.6 Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2008: 137) bahwa instrumen yang valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Jadi yang dimaksud dengan dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Oleh karena itu sebelum


(35)

instrumen tersebut digunakan hingga dapat mengungkap data yang sesungguhnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen, hasilnya dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment seperti berikut :

Dimana :

= Koefisien Korelasi ∑x = Jumlah skor item

∑y = Jumlah skor total (seluruh item)

Setelah perhitungan selesai dan instrumen valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

TABEL 3.3.

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Untuk menguji signifikansi hubungan apakah hubungan yang ditemukan berlaku untuk seluruh populasi adalah berjumlah 45 orang, maka perlu diuji signifikansinya. Rumus uji signifikansi korelasi product moment adalah sebagai berikut :

xy

r

Siregar (2005: 304)

(

) (

)

(

)

}

{

( )

}

=

2 2 2 2

y

x

x

n

y

x

y

x

n

r

xy

n

y

{

2 1 2

r

n

r

t

− −

=


(36)

Dimana :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel, untuk kesalahan 5%. (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusan :

jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya

thitung < ttabel berarti tidak valid.

3.6.1. Hasil Uji Validitas Variabel Metoda Mengajar l(X1)

Variabel ini terdiri dari 10 butir/item pertanyaan. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa dari 10 butir pertanyaan yang diajukan, satu butir dinyatakan tidak valid, yaitu butir nomor 3. Item yang dinyatakan tidak valid selanjutnya tidak dipakai karena dianggap indikator sudah dapat diwakili dari item yang lain.

TABEL 3.4

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL METODA MENGAJAR (X1)

Nomor Item Koef. Korelasi ( r hitung )

Korelasi PM ( t hitung )

Harga ( t tabel )

Keputusan

1 0.408 2.13 2.017 V

2 0.309 2.13 2.017 V

3 0.202 1.35 2.017 TV

4 0.640 5.47 2.017 V

5 0.485 3.64 2.017 V

6 0.510 3.89 2.017 V

7 0.366 2.58 2.017 V

8 0.503 3.81 2.017 V

9 0.390 2.77 2.017 V

10 0.644 5.20 2.017 V


(37)

3.6.2. Hasil Uji Validitas Kinerja Pelayanan Diklat (X2)

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa dari 36 butir pertanyaan yang diajukan, tiga butir dinyatakan tidak valid, yaitu butir nomor 18, 21, dan 26. Item yang dinyatakan tidak valid selanjutnya tidak digunakan.

TABEL 3.5.

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PELAYANAN DIKLAT (X2) Nomor Item

Koef. Korelasi ( t hitung )

Korelasi PM ( t hitung )

Harga ( t tabel )

Keputusan

1 0.374 2.64 2.017 V

2 0.333 2.31 2.017 V

3 0.336 2.34 2.017 V

4 0.505 3.84 2.017 V

5 0.296 2.03 2.017 V

6 0.509 3.88 2.017 V

7 0.318 2.20 2.017 V

8 0.332 2.31 2.017 V

9 0.552 4.35 2.017 V

10 0.313 2.16 2.017 V

11 0.456 3.36 2.017 V

12 0.543 4.24 2.017 V

13 0.324 2.25 2.017 V

14 0.581 4.68 2.017 V

15 0.525 4.05 2.017 V

16 0.516 3.95 2.017 V

17 0.374 2.65 2.017 V

18 0.278 1.89 2.017 TV

19 0.438 3.19 2.017 V

20 0.414 2.98 2.017 V

21 -0.328 -2.28 2.017 TV

22 0.737 7.15 2.017 V

23 0.387 2.76 2.017 V

24 0.513 3.91 2.017 V

25 0.421 3.04 2.017 V

26 -0.271 -1.85 2.017 TV

27 0.640 5.47 2.017 V

28 0.548 4.30 2.017 V

29 0.626 5.27 2.017 V

30 0.560 4.44 2.017 V

31 0.620 5.19 2.017 V


(38)

33 0.562 4.45 2.017 V

34 0.434 3.16 2.017 V

35 0.630 5.32 2.017 V

36 0.680 6.08 2.017 V

(Lampiran 3: 174)

3.6.3. Hasil Uji Validitas Item Motivasi Belajar (Y1)

Instrumen variabel motivasi belajar (Y1) berupa kuisioner yang mempunyai pertanyaan 15 butir/item. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa dari 15 butir pertanyaan yang diajukan, tiga butir dinyatakan tidak valid, yaitu butir nomor 12, 14, dan 15. Item yang dinyatakan tidak valid selanjutnya tidak digunakan.

TABEL 3.6

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR (Y1)

Nomor Item Koef. Korelasi ( t hitung )

Korelasi PM ( t hitung )

Harga ( t tabel )

Keputusan

1 0.41 6 3.00 2.017 V

2 0.365 2.57 2.017 V

3 0.388 2.76 2.017 V

4 0.380 2.70 2.017 V

5 0.304 2.09 2.017 V

6 0.325 2.25 2.017 V

7 0.320 2.22 2.017 V

8 0.311 2.14 2.017 V

9 0.534 4.14 2.017 V

10 0.554 4.36 2.017 V

11 0.470 3.49 2.017 V

12 -0.072 -0.47 2.017 TV

13 0.349 2.44 2.017 V

14 0.108 0.71 2.017 TV

15 -0.091 -0.60 2.017 TV

(Lampiran 3: 178)

3.6.4. Hasil Uji Validitas Item Kepuasan Peserta Diklat (Y2)

Instrumen variabel kepuasan peserta diklat (Y2) berupa kuisioner yang mempunyai pertanyaan 20 butir/item. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil


(39)

bahwa dari 20 butir pertanyaan yang diajukan, dua butir dinyatakan tidak valid, yaitu butir nomor 4 dan 6. Item yang dinyatakan tidak valid selanjutnya tidak digunakan.

TABEL 3.7

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KEPUASAN PESERTA (Y2)

Nomor Item Koef. Korelasi ( t hitung )

Korelasi PM ( t hitung )

Harga ( t tabel )

Keputusan

1 0.391 2.78 2.017 V

2 0.553 4.35 2.017 V

3 0.753 7.49 2.017 V

4 -0.045 -0.29 2.017 TV

5 0.326 2.26 2.017 V

6 -0.035 -0.23 2.017 TV

7 0.629 5.30 2.017 V

8 0.490 3.69 2.017 V

9 0.679 6.06 2.017 V

10 0.707 6.55 2.017 V

11 0.688 6.21 2.017 V

12 0.778 8.12 2.017 V

13 0.719 6.78 2.017 V

14 0.658 5.74 2.017 V

15 0.673 5.97 2.017 V

16 0.671 5.93 2.017 V

17 0.309 2.13 2.017 V

18 0.584 4.72 2.017 V

19 0.346 2.41 2.017 V

20 0.663 5.81 2.017 V

(Lampiran 3: 180)

3.7 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Dengan demikian dapat diartikan bahwa reliabilitas instrumen adalah sebagai keajegan (konsistensi) alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, sehingga kapanpun alat itu digunakan akan memberikan hasil


(40)

yang relatif sama. Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Oleh karena itu instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Terdapat beberapa teknik atau cara menghitung reliabilitas instrumen. Namun penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. “Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert (1 sampai 5).”         −     −

=

2

2 1 1 x i S S k k α Keterangan :

K : Jumlah item Instrumen pertanyaan

2 i

S : Jumlah varians dari tiap instrumen 2

x

S : Varians Keseluruhan Instrumen

Data pengujian selanjutnya dihitung dengan bantuan Microsoft Excel (Lihat lampiran 3: 169). Untuk patokan penentuan reliabilitas digunakan kriteria dari Guilford sebagai berikut :

≤ 0,19 : tidak reliabel

0,20 – 0,39 : reliabilitas rendah 0,40 – 0,69 : reliabilitas sedang 0,70 – 0,89 : reliabilitas tinggi


(41)

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

TABEL 3.8.

HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL X1, X2, Y1 DAN Y2 Variabel Nilai Alpha Keputusan Metoda Mengajar 0,7046 reliabilitas tinggi

Kinerja Pelayanan Diklat 0,8308 reliabilitas tinggi

Motivasi Belajar 0,8628 reliabilitas tinggi

Kepuasan Peserta Diklat 0,5340 reliabilitas tinggi

3.8 Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data. 3.8.1 Prosedur Penelitian.

Prosedur pengumpulan data ini termasuk pada saat pengambilan data uji coba instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah:(1) penggandaan instrumen, (2) konsultasi dengan pembimbing (3) konsultasi dengan pakar (4) mempersiapkan surat izin melaksanakan penelitian. (5) penyebaran kuisioner.

3.8.2 Prosedur Pengolahan data.

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Hasil pengolahan data dapat memberikan makna data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitianpun segera diketahui. Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian adalah :

1. Menyeleksi (editing) data yang telah dikumpulkan dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang mungkin


(42)

terjadi. Memberi skor terhadap item-item kuisioner berdasarkan pola skor ke dalam tabel rekapitulasi data (tabulasi).

2. Menganalisis data kemudian diinterpretasikan untuk dapat menarik kesimpulan.

3.8.3 Teknis Analisa Data.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan tahapan pengujian hipotesis.

3.8.3.1 Tahap Deskripsi Data.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat tabulasi data untuk setiap variabel, mengurutkan data secara interval dan menyusunnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, mencari modus, median, rata-rata (mean), dan simpangan baku. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel

3.8.3.2 Tahap Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak. Uji persyaratan analisis yang akan dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors, sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Bartleth yang diolah dengan bantuan Microsoft Excel.


(43)

3.8.3.3. Tahap Pengujian Hipotesis.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan pengujian persyaratan analisis ststistik parametris dengan asumsi-asumsi data harus berdistribusi normal, homogen, dan linier untuk uji nkorelasi dan regresi.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan teknik analisis korelasi dan regresi linear sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis keempat digunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.

3.8.3.3.1Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Menurut Sugiyono (2008 : 199), penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Bila tidak normal, maka teknik analisis parametrsi tidak dapat digunakan untuk alat analisis.

Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors. Kriterianya adalah sebagai berikut :

1. Tolak hipotesis nol, jika Lhitung > Ltabel yang berarti populasi tidak berdistribusi normal.

2. Terima hipotesis nol, jika Lhitung < Ltabel yang berarti populasi berdistribusi normal

3.8.3.3.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. uji homogenitas menggunakan uji Bartleth dengan rumus:


(44)

Dalam penelitian ini uji homogenitas akan diolah dengan bantuan Microsoft Excel.

Langkah-langkah uji homogenitas dengan uji Bartleth a. Membuat tabel penolong

b. Menghitung varians (S) gabungan →

n n n n n n S n S n S n S ... ) . ...( ) . ( ) . ( 2 1 2 2 1 1 + + + + =

c. Menghitung Log S

d. Menghitung nilai B → B=(LogS).

(ni −1)

e. Menghitung nilai χhitung2 → χhitung2 = (lon10).(B

(dk)LogS f. Membandingkan nilaiχhitung2 dengan

2 tabel

χ

3.8.3.3.3. Uji Korelasi Person Product Momen (PPM)

Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y1; X2 dengan Y1; X1 dengan Y2; dan X2 dengan Y2 digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment berikut:

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi

∑x = Jumlah skor item

(

) (

)

(

)

}

{

( )

}

=

2 2 2 2

y

x

x

n

y

x

y

x

n

r

xy

n

y

{


(45)

∑y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah sampel

1 2 1X Y X

R =

+

2 1 2 2 1 1 1 y y x b y x b

Nilai korelasi PPM dilambangkan (r), apabila nilai r telah diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel interpretasi (tabel 3.3).

Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

Dimana :

KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi

Untuk uji signifikansi variabel X terhadap Y digunakan rumus seperti dibawah ini, sedangkan mencari ttabel menggunakan bantuan Microsoft Excel.

Dimana :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

KD = r2 x 100% Riduwan (2004:139)

Sugiyono (2005: 214)

2 1 2

r

n

r

t

− −

=


(46)

3.8.3.3.4. Uji Linieritas

Langkah-langkah uji linier, yaitu menghitung :

a.

( )

n Y JK g a

2 ) ( Re

=

b.

( ) ( )

      − =

n Y X XY b

JK gb a

. . ) / ( Re

c JKRes=

2

Y - JKReg(b/a) - JKReg(a)

d RJKReg = JKReg(a)

e RJKReg(b/a)= JKReg(b/a)

f 2 Re Re − = n JK

RJK s s

g

( )

        − = k E n Y Y JK 2 2

h JKTC =JKResJKE

i 2 − = k JK RJK TC TC j k n JK

RJKE E

− = k E TC hitung RJK RJK F =

l Ftabel = F(1α) (dkTC.dkE) = F(1α)(dk=k2,dk=nk)


(47)

Kaidah pengujian linearitas :

Fhitung ≥ Ftabel, maka terima H0, dan tolak Ha artinya data berpola tidak linear. Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak H0 , terima Ha artinya data berpola linear.

TABEL 3.9

UJI SIGNIFIKAN DAN LINEARITAS X DENGAN Y

Sumber Variasi df JK RJK F

Total n ∑Y12 ∑Y12 -

Koefisien regresi (a) I (∑Y1)2/n ∑Y12/n -

Regresi (b/a) I Jkreg = JK (b/a) S2 reg = JK (b/a) S2REG/ S2 res

Sisa N -

2 Jres = ∑(Y-Y)

2 S2 res = (Y-Y)2/n-2

Tuna cocok((TC) k-2 JK (TC) S2TC = JK(TC)/k-2 S2TC/ S2E

Error n - k JK (E) S2E = JK(E)/n-k

3.8.3.3.5. Uji Regresi

Uji regresi dalam penelitian ini berupa hubungan kausal. Menurut Sugioyan (2008), hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, bila X maka Y. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat menunjukkan pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat serta kepuasan peserta diklat.

Uji regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel indenpenden dinaikan maupun diturunkan.

Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel digunakan metoda regresi :


(48)

1. Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y.

Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus: bX

a

Y

= +

Dimana :

Y

= Variabel terikat (variabel yang diduga) X = Variabel bebas

a = Intersep b = Koefisien regresi

Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu melalui persamaan berikut : 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 ) ( ) )( ( ) )( ( X x n Y X X X Y a ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = 2 1 2 1 1 1 1 1 ) ( ) )( ( X x n Y X Y X n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikansi) arah koefisien dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) yang diolah dengan bantuan Microsoft Excel.

2. Regresi Ganda

Uji regresi ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh fungsional atau kausal antara variabel bebas metoda mengajar (X1), dan kinerja pelayanan diklat (X2) terhadap motivasi belajar peserta diklat (Y1)


(49)

dan kepuasan peserta diklar (Y2). Pengujian data dilakukan menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Persamaan regresi ganda dinyatakan dalam rumus:

2 2 1 1

1 a b X b X

Y

∧ = + + dan

2 2 1 1

2 a b X b X


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: kesimpulan dan saran hasil penelitian

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan pertama, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara metoda mengajar yang digunakan widyaiswara terhadap motivasi belajar peserta diklat.

Kesimpulan kedua, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat

Kesimpulan ketiga, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara metoda mengajar yang digunakan widyaiswara terhadap kepuasan peserta diklat.

Kesimpulan keempat, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat

Kesimpulan kelima, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat


(51)

Kesimpulan keenam, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan belajar peserta diklat.

5.2. Saran

Saran pertama, karena ada pengaruh antara metoda mengajar terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka sebaiknya widyaiswara dapat memilih metoda mengajar pembelajaran orang dewasa (andragogig) yang disesuaikan dengan meteri diklat yang akan diajarkan, contohnya metoda demontrasi, metoda diskusi, dan problem solving.

Saran kedua, karena ada pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka sebaiknya P4TK BMTI Bandung, baik tingkat pimpinan, karyawan karyawati maupun widyaiswara dapat memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada peserta diklat, contohnya pelayanan pada saat penerimaan peserta diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan ketersediaan bahan untuk praktek dan sebagainya sehingga dengan terpenuhuinya keingnan peserta diklat maka motivasi belajar peserta diklatpun akan semangkin tinggi.

Saran ketiga, karena ada pengaruh metoda mengajar terhadap kepuasan peserta diklat, maka sebaiknya widyaiswara dapat memilih metoda mengajar yang tepat sesuai dengan materi diklat yang akan disampaikan serta dapat memperhatikan tingkat umur dari peserta diklat itu sendiri, karena pembelajaran orang dewasa (andragogig) tidak sama dengan pembelajaran anak remaja (pedagogig), pembelajaran orang dewasa adalah mencerminkan suatu proses di mana orang dewasa menjadi peduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya,


(52)

sedangkan kepuasan adalah tingkat keperasaan sesorang setelah membandingkan hasil yang ia rasakan dengan harapannya.

Saran keempat, karena ada pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat, maka sebaiknya P4TK BMTI Bandung dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta diklat, karena kualitas pelayan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhui keinginan peserta diklat. Contohnya pelayanan pada saat penerimaan peserta diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan ketersediaan bahan untuk praktek dan sebagainya sehingga dengan terpenuhuinya keingnan peserta diklat maka kepuasan peserta diklatpun akan semangkin tinggi.

Saran kelima, karena adanya pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat secara bersama terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka P4TK BMTI Bandung sebaiknya: pertama, widyaiswara dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta diklat yang umumnya sudah dewasa, kedua, menyiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat di lapangan, ketiga, menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, baik secara tercetak maupun dalam bentuk digital, keempat, memilih tenaga pengajar professional, dan kelima, menyediakan akomodasi, pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat.

Saran keenam, karena adanya pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat secara bersama terhadap kepuasan peserta diklat, maka P4TK


(53)

BMTI Bandung sebaiknya: pertama, widyaiswara dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta diklat yang umumnya sudah dewasa, kedua, menyiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat di lapangan, ketiga, menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, baik secara tercetak maupun dalam bentuk digital, keempat, memilih tenaga pengajar professional, dan kelima, menyediakan akomodasi, pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2008). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka cipta Arif, Zainudin.(1986). Andragogi. Bandung : Angkasa.

As’ad, Mohammad. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.

De Vito. Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books

Djojonegoro, Wardiman. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Balai Pustaka.

Gunawan, Enjang.(2008), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Teknik Bangunan Bagi Guru-Guru SMK Di PPPPTK-BMTI Bandung, Artikel Jurnal PPPPTK-BMTI Bandung Indonesia. (2003) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Sistem Pendidikan

Nasional,Jakarta

Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Jilid I dan 2 (Terjemahan Jakarta Implementasi dan Kontrol, Edisi kesembilan. PT Prenhallindo).

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujiman, Haris. (2007). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

PMPT BMTI. (2008), Profif Lembaga, Bandung,

Rangkuti, Freddy. (2008 , Measuring Custemer Satifaction. Teknik Mungukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.


(55)

Sardiman, A.M. (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Sugiyono. (2009). Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Suprijanto. (2009), Pendidikan orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2007), Service, Quality and Satisfaction, Yogyakarta :Andi Offset.

Uno, Hamzah B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. (2008) , Model Pembelajaran: Mencipatakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: kesimpulan dan saran hasil penelitian

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan pertama, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara metoda mengajar yang digunakan widyaiswara terhadap motivasi belajar peserta diklat.

Kesimpulan kedua, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat

Kesimpulan ketiga, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara metoda mengajar yang digunakan widyaiswara terhadap kepuasan peserta diklat.

Kesimpulan keempat, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat

Kesimpulan kelima, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat


(2)

Kesimpulan keenam, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan belajar peserta diklat.

5.2. Saran

Saran pertama, karena ada pengaruh antara metoda mengajar terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka sebaiknya widyaiswara dapat memilih metoda mengajar pembelajaran orang dewasa (andragogig) yang disesuaikan dengan meteri diklat yang akan diajarkan, contohnya metoda demontrasi, metoda diskusi, dan problem solving.

Saran kedua, karena ada pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka sebaiknya P4TK BMTI Bandung, baik tingkat pimpinan, karyawan karyawati maupun widyaiswara dapat memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada peserta diklat, contohnya pelayanan pada saat penerimaan peserta diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan ketersediaan bahan untuk praktek dan sebagainya sehingga dengan terpenuhuinya keingnan peserta diklat maka motivasi belajar peserta diklatpun akan semangkin tinggi.

Saran ketiga, karena ada pengaruh metoda mengajar terhadap kepuasan peserta diklat, maka sebaiknya widyaiswara dapat memilih metoda mengajar yang tepat sesuai dengan materi diklat yang akan disampaikan serta dapat memperhatikan tingkat umur dari peserta diklat itu sendiri, karena pembelajaran orang dewasa (andragogig) tidak sama dengan pembelajaran anak remaja (pedagogig), pembelajaran orang dewasa adalah mencerminkan suatu proses di mana orang dewasa menjadi peduli dan mengevaluasi tentang pengalamannya,


(3)

sedangkan kepuasan adalah tingkat keperasaan sesorang setelah membandingkan hasil yang ia rasakan dengan harapannya.

Saran keempat, karena ada pengaruh kinerja pelayanan diklat terhadap kepuasan peserta diklat, maka sebaiknya P4TK BMTI Bandung dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta diklat, karena kualitas pelayan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhui keinginan peserta diklat. Contohnya pelayanan pada saat penerimaan peserta diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan ketersediaan bahan untuk praktek dan sebagainya sehingga dengan terpenuhuinya keingnan peserta diklat maka kepuasan peserta diklatpun akan semangkin tinggi.

Saran kelima, karena adanya pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat secara bersama terhadap motivasi belajar peserta diklat, maka P4TK BMTI Bandung sebaiknya: pertama, widyaiswara dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta diklat yang umumnya sudah dewasa, kedua, menyiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat di lapangan, ketiga, menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, baik secara tercetak maupun dalam bentuk digital, keempat, memilih tenaga pengajar professional, dan kelima, menyediakan akomodasi, pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat.

Saran keenam, karena adanya pengaruh metoda mengajar dan kinerja pelayanan diklat secara bersama terhadap kepuasan peserta diklat, maka P4TK


(4)

BMTI Bandung sebaiknya: pertama, widyaiswara dapat memilih metode mengajar yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta diklat yang umumnya sudah dewasa, kedua, menyiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat di lapangan, ketiga, menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, baik secara tercetak maupun dalam bentuk digital, keempat, memilih tenaga pengajar professional, dan kelima, menyediakan akomodasi, pelayanan administrasi, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan dan sebagainya yang sesuai dengan kebutuhan peserta diklat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2008). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka cipta Arif, Zainudin.(1986). Andragogi. Bandung : Angkasa.

As’ad, Mohammad. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.

De Vito. Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books

Djojonegoro, Wardiman. 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT Balai Pustaka.

Gunawan, Enjang.(2008), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Teknik Bangunan Bagi Guru-Guru SMK Di PPPPTK-BMTI Bandung, Artikel Jurnal PPPPTK-BMTI Bandung Indonesia. (2003) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Sistem Pendidikan

Nasional,Jakarta

Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Jilid I dan 2 (Terjemahan Jakarta Implementasi dan Kontrol, Edisi kesembilan. PT Prenhallindo).

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujiman, Haris. (2007). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

PMPT BMTI. (2008), Profif Lembaga, Bandung,

Rangkuti, Freddy. (2008 , Measuring Custemer Satifaction. Teknik Mungukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.


(6)

Sardiman, A.M. (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistik Terapan untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Sugiyono. (2009). Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Suprijanto. (2009), Pendidikan orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. (2007), Service, Quality and Satisfaction, Yogyakarta :Andi Offset.

Uno, Hamzah B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. (2008) , Model Pembelajaran: Mencipatakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara