UJI DIAGNOSTIK CARDIAC TROPONIN T DIBANDINGKAN EKOKARDIOGRAFI DALAM MEMANTAU EFEK KARDIOTOKSIK PEMBERIAN DOKSORUBISIN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA.

Penelitian Akhir
UJI DIAGNOSTIK CARDIAC TROPONIN T DIBANDINGKAN EKOKARDIOGRAFI
DALAM MEMANTAU EFEK KARDIOTOKSIK PEMBERIAN DOKSORUBISIN
PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

Oleh
Fauzil

Pembimbing
Dr. Wirsma Arif H, SpB(K) Onk
Dr. Yerizal Karani, SpPD,SpJP (K)
Dr. Erkadius, Msc

BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RS DR M DJAMIL PADANG
2014

ABSTRAK

UJI DIAGNOSTIK CARDIAC TROPONIN T DIBANDINGKAN EKOKARDIOGRAFI

DALAM MEMANTAU EFEK KARDIOTOKSIK PEMBERIAN DOKSORUBISIN PADA
PASIEN KANKER PAYUDARA
Fauzil, Wirsma Arif, Yerizal Karani*, Erkadius**
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RS.DR.M Djamil Padang

Latar belakang : Kemoterapi doksorubisin masih merupakan pilihan utama dalam penatalaksanaan kanker
payudara yang penggunaannya dibatasi oleh efek samping terutama terhadap jantung. Pemantauan efek
kardiotoksik merupakan cara yang efektif untuk mencegah efek samping ini menggunakan penilaian fraksi
ejeksi ventrikel kiri dengan ekokerdiografi sebagai standar pemeriksaan. Akhir-akhir ini, pemeriksaan
biomarker cTroponin T mulai dikembangkan untuk mendeteksi efek kardiotaksik pemberian doksorubisin.
Penelitian ini melakukan uji diagnostik cTroponin T dibandingkan ekokardiografi dalam memantau efek
kardiotoksik pemberian doksorubisin pada kemoterapi kanker payudara
Metode : Merupakan penelitian prospektif dengan disain uji diagnostik pada 20 pasien kanker payudara yang di
kemoterapi doksorubisin. dilakukan penilaian cTroponin T dan ekokardiografi baseline lalu dinilai lagi
perubahannya setelah kemoterapi 3 siklus. Dinilai uji diagnostik pemeriksaan cTroponin T dibandingkan
ekokardiografi. Dinilai juga pengaruh usia, stadium, jenis histopatologi, kombinasi dan dosis kumulatif terhadap
kejadian kardiotoksik ini.
Hasil : Dari 20 pasien yang diteliti, angka kejadian kerdiotoksik berdasarkan pemeriksaan ekokardigrafi adalah
35%, berdasarkan pemeriksaan cTroponinT adalah 25%. Tidak terdapat hubungan faktor usia, stadium, jenis
histopatologi, kombinasi dan dosis kumulatif terhadap kejadian kardiotoksik. Terdapat hubungan peningkatan

cTroponinT dengan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada ekokardigrafi pada pasien yang mengalami
kardiotoksik. Sensitifitas cTroponiT dibandingkan ekokardiografi adalah 71,4%, spesifisitas 100%, nilai
prediksi positif 100%, nilai prediksi negatif 86% dan akurasi 90%.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara peningkatan cTroponinT dengan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri
pada pemeriksaan ekokardiografi. Pemeriksaan cTroponinT memiliki sensitivitas rendah tetapi spesifisitas dan
akurasi yang tinggi untuk memantau efek kardiotoksik pada kemoterapi doksorubisin.
Kata kunci : Kanker payudara, doksorubisin, cTroponinT, ekokardiografi, uji diagnostik

* Konsultan Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK Unand/RS DR M Djamil Padang
**Dosen Bagian Fisiologi Kedokteran FK Unand

ABSTRACT
DIAGNOSTIC TESTS COMPARED CARDIAC TROPONIN T WITH ECHOCARDIOGRAPHYIN
MONITORING CARDIOTOXIC EFFECTS OF DOXORUBICIN
IN BREAST CANCER PATIENTS
Fauzil , Wirsma Arif , Yerizal Karani * , Erkadius **
Departement of Surgery Faculty of Medicine, University of Andalas / RS.DR.M Djamil Padang
Background : Chemotherapy of doxorubicin is still the primary choice in the management of breast cancer
whose use is limited by side effects , especially on the heart . Cardiotoxic effects monitoring is an effective way
to prevent these side effects using a left ventricular ejection fraction assessment by ekokerdiografi as a standard

examination . Lately , biomarker screening cTroponin T was developed to detect the effect of doxorubicin
administration kardiotaksik . This study performs a diagnostic cTroponin T compared echocardiography in
monitoring the administration of cardiotoxic effects of doxorubicin on breast cancer chemotherapy
Methods : A prospective study to design a diagnostic test in 20 breast cancer patients in chemotherapy of
doxorubicin . T cTroponin assessment and baseline echocardiography and assessed again changes after 3 cycles
of chemotherapy . Assessed the diagnostic test cTroponin T compared echocardiographic examination . Also
assessed the effect of age , stage , histopathologic type , combination and cumulative dose to the cardiotoxic
events .
Results : Of the 20 patients studied , the incidence ekokardigrafi kerdiotoksik based examination is 35 % ,
based on the examination is 25 % cTroponinT . There was no correlation between age , stage , histopathologic
type , combination and cumulative dose on the incidence of cardiotoxic . There is an increase cTroponinT
relationship with decreased left ventricular ejection fraction in patients with ekokardigrafi cardiotoxic .
CTroponiT sensitivity than echocardiography was 71.4 % , specificity 100 % , positive predictive value 100 % ,
negative predictive value 86 % and accuracy of 90 % .
Conclusion : There is a relationship between increased cTroponinT with decreased left ventricular ejection
fraction on echocardiography . CTroponinT examination has a low sensitivity but high specificity and accuracy
for monitoring the cardiotoxic effects of doxorubicin chemotherapy .
Key words : breast cancer , doxorubicin , cTroponinT , echocardiography , diagnostic test

* Consultant Departement of Cardiology and Vascular Medicine FK Unand Padang

**Lecturer in Departement of Medical Physiology FK Unand Padang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu masalah utama kesehatan wanita di dunia. Di
Amerika Serikat, pada tahun 2012 diperkirakan sekitar 192.370 kasus baru kanker payudara
invasif yang didiagnosis pada wanita, dan 62.280 kasus kanker payudara in situ. Di
Indonesia, kanker payudara telah menjadi tumor ganas tertinggi diikuti tumor ganas leher
rahim dengan insiden sebesar 100 per 100.000 perempuan. Data registrasi kanker di RS
Kanker Dharmais dari tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan
kanker ganas dengan frekuensi terbanyak dari seluruh kanker yang ditemukan. Di antara
keganasan pada wanita, kanker payudara menempati hampir 42% sedangkan kanker leher
rahim sebesar 19%.Di Rumah Sakit DR M Djamil (RSMDJ) Padang, kanker payudara
merupakan kanker tersering dari semua jenis kanker. Dilaporkan bahwa terdapat 96 kasus
baru kanker payudara pada tahun 2012.1,2,3
Terapi kanker payudara dapat digolongkan menjadi pembedahan, kemoterapi
radioterapi,dan terapi hormonal. Kemoterapi (adjuvan/neoadjuvan/primer) memiliki peranan
penting terhadap penatalaksaan kanker payudara. Efek samping kemoterapi timbul karena

obat-obat kemoterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang selsel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat. Efek samping kemoterapi bervariasi
tergantung regimen kemoterapi yang diberikan. 4,5
Doksorubisin adalah obat antikanker yang efektif dansering digunakanuntukagen
kemoterapiberbagai keganasantermasuk kanker payudara. Kombinasi kemoterapi yang
mengandung antrasiklin (misal FAC)saat ini merupakan pilihan untuk first line kemoterapi.

Namun pengobatan dengan golongan ini sering mengakibatkan efek yang tidak
menguntungkan bagi jantungyang dapat membatasipenggunaannya.Jika telah terjadi
doksorubisinkardiomiopati, biasanya prognosis selalu burukdanseringberakibat fatal.. Dengan
demikian, pengobatan preventif lebih banyak berperan termasuk pemantauan efek
kardiotoksik selama kemoterapi.6,7,8
Doksorubisin dapat menyebabkan gagal jantung kongestif pada dosis kumulatif
sebesar 100 mg/m2. Swain dkk. Melaporkan insidens akan meningkat sesuai dosis kumulatif.
Nousiainen dkk. Mendapatkan terjadinya penurunan LVEF pada dosis kumulatif 200/mg2.13
Cottin dan Schmitt menemukan dengan dosis doxorubicin sebesar 138 ± 26 mg/m2 telah
dapat ditemukan gangguan fungsi diastolik pada penderita-penderita yang mendapat
doxorubicin jangka pendek (kurang dari 3 siklus).16
Prosedur diagnostik untuk mendeteksi efekini adalah pemantauan fungsi ventrikel kiri
dengan ekokardiografi maupun angiokardiografi. Pemeriksaan Left Ventricular Ejection
Fraction(LVEF) menggunakan ekokardiografi dijadikan standar untuk memantau efek

kardiotoksisitas setelah pemberian doksorubisin. Saat ini mulai dikembangkan pemeriksaan
biomarker seperti cardiac Troponin(cTnT/cTnI) yang sebelumnya merupakan pemeriksaan
standar untuk pasien infark miokardium. Beberapa penelitian melaporkan bahwa peningkatan
kadar cTnT/cTnI dapat digunakan untuk deteksi dini terjadinya kerusakan miokardium yang
disebabkan doksorubisin.

9,10

Di RS M Djamil, pemeriksaan ekokardiografi dijadikan standar

untuk pemantauan efek kardiotoksik pemberian doksorubisin maupun jenis kemoterapi yang
lain. Pemeriksaan ekokardiografi dilakukan di Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler/
SMF Jantung dan Pembuluh Darah sebelum dan sesudah pemberian kemoterapi. Pemeriksaan
ini memerlukan operator ahli ( Kardiologist ), penjadwalan, waktu dan biaya. Sedangkan
dengan pemeriksaan cTnT lebih praktis dan dapat di interprestasikan oleh semua ahli.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimanakah uji
diagnostik cardiac Troponin T dibandingkan ekokardiografi dalam memantau efek
kardiotoksik pemberian doksorubisin pada pasien kanker payudara?
1.2 Perumusan masalah

1.2.1 Bagaimanakah hasil pemantauan dengan ekokardiografi terhadap efek kardiotoksik
pemberian doksorubisin pada pasien kanker payudara?
1.2.2 Bagaimanakah hasil pemantauan dengan cardiac Troponin T terhadap efek kardiotoksik
pemberian doksorubisin pada pasien kanker payudara?
1.2.3 Bagaimanakah uji diagnostik cardiac Troponin T dibandingkan ekokardiografi dalam
memantau efek kardiotoksik pemberian doksorubisin pada pasien kanker payudara?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui uji diagnostik cardiac Troponin T dibandingkan ekokardiografi dalam memantau
efek kardiotoksik pemberian doksorubisin pada pasien kanker payudara.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil pemantauan ekokardiografi terhadap efek kardiotoksik pemberian
doksorubisin pada pasien kanker payudara.
b. Mengetahui hasil pemantauan cardiac Troponin T terhadap efek kardiotoksik pemberian
doksorubisin pada pasien kanker payudara.
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efek kardiotoksikpemberian doksorubisin
pada pasien kanker payudara
1.4 Manfaat penelitian
a. Memberikan alternatif pemeriksaan dalam memantau efek kardiotoksik pemberian
doksorubisin pada pasien kanker payudara terutama dalam deteksi dini

b. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya