Aspek-Aspek Hukum Internasional Mengenai Penambangan Mineral Dan Bahan Tambang Lainnya Di Ruang Angkasa.

Aspek – Aspek Hukum Internasional Mengenai Penambangan Mineral
Dan Bahan Tambang Lainnya Di Ruang Angkasa.
Abstrak
Teknologi keruangangkasaan yang semakin berkembang pesat dari
tahun ke tahun menyebabkan semakin meluasnya pengeksplorasian yang
dilakukan oleh umat manusia bukan hanya untuk tujuan penelitian saja,
bahkan untuk tujuan komersial seperti penambangan mineral dan bahan
tambang lainnya yang terdapat di ruang angkasa sebagai contoh asteroid
yang berada dekat dari bumi. Terdapat permasalahan mengenai
keabsahan dan legalitas mengenai kegiatan penambangan mineral serta
bahan tambang lainnya di ruang angkasa secara besar–besaran untuk
tujuan komersial.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif
dengan pendekatan juridis normatif, karena menggunakan data primer,
sekunder, dan tersier. Kemudian data dianalisis secara juridis kualitatif,
sehingga menghasilkan data deskriptif analisis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penambangan mineral dan
bahan tambang lainnya di ruang angkasa tidak bertentangan dengan
prinsip non-appropriation dalam pasal 2 Outer Space Treaty 1967
sepanjang entitas yang melakukan penambangan tersebut tidak
mengklaim objek yang ditambang tersebut. Kerangka pengaturan untuk

mengakomodasi penambangan di ruang angkasa ini dapat ditemukan di
Corpus Iuris Spatialis seperti Outer Space Treaty 1967 dan Moon
Agreement 1979 walaupun pengaturan tersebut belum dapat mengatur
kegiatan penambangan di ruang angkasa secara spesifik maupun
keseluruhan. Oleh karena itu, pengaturan yang sudah ada harus ditunjang
dengan pengaturan yang lain. Dalam hal ini, UNCLOS 1982 dan Antarctic
Treaty System dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengaturan
tersebut.

iv