HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional Dengan Semangat Kerja Pada Karyawan Cv. Ar Rahman.
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV AR RAHMAN
Yang diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Skripsi
tanggal
Drs. M. Amir, M.Si
iii
2014
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV AR RAHMAN
Yang diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal, 13 Desember 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
……………..
Drs. M. Amir, M.Si
Penguji Pendamping I
……………..
Yudhi Satria Restu, SE, S.Psi, M.Si
Penguji Pendamping II
……………..
Achmad Dwityanto , S.Psi, M.Si
Surakarta, 13 Desember 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan,
(Taufik, M.Si. Ph.D)
iv
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
Drs. M. Amir, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk menumbuhkan
keunggulan daya saing global bagi produk-produk maupun layanan-layanan yang
dihasilkan baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional.. Karyawan yang memiliki
semangat dan gairah kerja yang tinggi maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan.
Kepemimpinan transformasional yang tinggi perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, agar
dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik dan akan meningkatkan semangat karyawan
dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya
kepemimpinan transformasional dengan semangat kerja pada karyawan CV. Ar Rahman.
Hipotesis yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara gaya kepemimpinan
transformasional dengan semangat kerja pada karyawan CV. Ar Rahman.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Ar Rahman yang berjumlah 70
karyawan.Penelitian ini meneliti semua subjek yang ada dalam populasi, dengan alasan
bahwa subjek yang diteliti terbatas sehingga apabila penelitian menggunakan sampel
dikhawatirkan sampel tersebut tidak representatis atau tidak mewakili populasi, oleh karena
itu peneliti ini menggunakan studi populasi.Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap
variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala semangat kerja, dan (2)
skala gaya kepemimpinan transformasional. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis korelasi product moment diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,655 dengan p = 0,000 (p ≤ 0,01) artinya ada hubungan positif
yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan semangat kerja. Hasil
menunjukkan hipotesis diterima. Sumbangan efektif variabel gaya kepemimpinan
transformasional terhadap semangat kerja sebesar 42.9% yang ditunjukkan oleh koefisien
determinan (r²) = 0,429025. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
semangat kerja yaitu sebesar 57.1%. Rerata empirik variabel gaya kepemimpinan
transformasional sebesar 84.03 dan rerata hipotetik sebesar 75 yang berarti gaya
kepemimpinan transformasional subjek tergolong tinggi. Rerata empirik semangat kerja
sebesar 71.29 dan rerata hipotetik sebesar 62.5 yang berarti semangat kerja subjek tergolong
tinggi pula.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Transformasional, Semangat Kerja
v
perhatian dari manajemen (Tohardi,
PENDAHULUAN
Permasalahan
oleh
beberapa
yang
dihadapi
organisasi
2002) antara lain, semangat kerja yang
adalah
tinggi,
membuat
pekerjaan yang
masalah pengelolaan pengembangan
ditugaskan
sumber daya manusia.Sumber daya
diselesaikan dengan waktu yang lebih
manusia memegang peranan penting
singkat,
dapat
bagi tercapainya tujuan organisasi.
absensi
(bolos)
Karyawan yang memiliki semangat
membuat
karyawan
dan gairah kerja yang tinggi maka
(senang) bekerja, tiga hal ini akan
pekerjaan
akan
diselesaikan,
kepadanya
mengurangi
karena
merasa
dapat
angka
malas,
betah
lebih
cepat
memperkecil kemungkinan karyawan
kerusakan
dapat
untuk pindah kerja ke tempat lain.
dikurangi, absensi dapat diperkecil,
Karyawan yang bekerja sesuai
keluhan dan peringatan dapat dihindari
dengan
dan pemogokan dapat ditiadakan. Jadi
kepadanya, merasa nyaman dan cocok
semangat dan gairah kerja yang tinggi
dengan pekerjaan yang telah diberikan
dikalangan
akan
kepadanya maka akan meningkatkan
menyebabkan kesenangan karyawan
semangat karyawan. Sebuah organisasi
dalam melaksanakan tugas. Semangat
harus menyadari bahwa manusia pada
kerja karyawan merupakan komponen
dasarnya memiliki berbagai macam
penting dalam menentukan kemajuan
kebutuhan yang semakin lama semakin
perusahaan
bertambah,
karyawan
atau
organisasi,
ada
tugas
yang
untuk
dilimpahkan
itu
seorang
beberapa alasan mengapa semangat
pemimpin
kerja
kesejahteraan pegawainya baik berupa
karyawan
perlu
mendapat
1
harus
memperhatikan
material maupun imaterial, hal ini akan
komunikasi
meningkatkan
diharapkan terjalin hubungan antara
semangat
kerja
pegawai.
atasan
Contohnya yang terjadi di SPBU
organisasi
dengan
seimbang,
yang
bawahan
sehingga
apa
baik
yang
yang
44.502.05 atau yang lebih dikenal
dikomunikasikan
dengan nama SPBU Pandanaran yang
dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan
terletak
dikota
Semarang
bahwa
dengan penuh semangat.
tingkat
kinerja
belum
optimal
dapat
dimengerti,
Carlaw, Deming & Friedman
dikarenakan dalam praktek dilapangan
(2003)
pihak
menjadi cirri-ciri semangat kerja yang
SPBU
kurang
memberikan
menyatakan
bahwa
yang
komunikasi yang harmonis diantara
tinggi adalah sebagai berikut :
pimpinan
a. Tersenyum dan tertawa. Senyum
dengan
bawahan,
serta
kurangnya motivasi yang diberikan
dan
yang menyebabkan semangat kerja
kebahagiaan
pegawai
bekerja. Walaupun individu tidak
rendah
dan
berakibat
tawa
mencerminkan
individu
dalam
menurunnya kinerja pegawai (Fahmi,
memperlihatkan
2009).
tawanya, tetapi di dalam dirinya
Yulianta (2001) mengungkapkan
individu
merasa
senyum
tenang
dan
dan
bahwa semangat kerja pegawai dapat
nyaman bekerja serta menikmati
tumbuh
tugas yang dilaksanakannya.
apabila
terjalin
suatu
hubungan yang harmonis antara atasan
dengan
itu,dengan
bawahan.
adanya
Oleh
b. Memiliki inisiatif. Individu yang
sebab
memiliki semangat kerja yang
pelaksanaan
tinggi akan memiliki kemauan diri
2
untuk bekerja tanpa pengawasan
lain untuk mempermudah atau
dan tanpa perintah dari atasan.
mempertahankan kualitas kerja.
c. Berfikir kreatif dan luas. Individu
h. Berinteraksi
dengan
atasan.
mempunyai ide-ide baru, dan tidak
Individu berinteraksi dengan atasan
mempunyai
hambatan
untuk
dengan nyaman tanpa ada rasa
menyalurkan
ide-idenya
dalam
takut dan tertekan.
menyelesaikan tugas.
d. Menyenangi
sedang
menjadi salah satu pusat perhatian.
dilakukan. Individu lebih fokus
Perkembangan teknologi di bidang
terhadap
daripada
perusahaan,
memeperlihatkan gangguan selama
pelaksanaan
pemimpin
melakukan pekerjaan.
diharapkan
dapat
e. Tertarik
Individu
apa
Pada suatu organisasi, pemimpin
yang
pekerjaan
dengan
pekerjaannya.
menaruh
minat
semangat
pada
khususnya
perusahaan
meningkatkan
kerja
mempersiapkan
dalam
dan
supaya
karyawan
yang
pekerjaan karena sesuai keahlian
profesional
dan keinginan.
adalah perilaku dan strategi, sebagai
f. Bertanggung
jawab.
bersungguh-sungguh
Individu
hasil
dalam
Gaya
kombinasi
kepemimpinan
dari
falsafah,
ketrampilan, sifat, sikap, yang sering
melakukan pekerjaan.
diterapkan seorang pemimpin ketika ia
g. Memilki kemauan bekerjasama.
mencoba
mempengaruhi
kinerja
Individu memilki kesediaan untuk
bawahannya
bekerja sama dengan individu yang
Bass (2013) Seorang pemimpin dapat
dikatakan
3
(Tampubolon,
sebagai
2007).
pemimpin
transformasional
hubungannya
diukur
dengan
dalam
menimbulkan
pengaruh
hormat
dan
kepercayaan, dan meningkatkan
pemimpin terhadap bawahan. Upaya
optimisme.
pemimpin
karismatik membuat anak buah
transformasional
dalam
Pemimpin
mempengaruhi bawahan dapat melalui
bersemangat,
tiga
mendorong
terinspirasi.
bawahan lebih sadar akan pentingnya
b. Inspirasional
cara,
yaitu
(1)
terangsang
yang
dan
(Inspirational
hasil suatu pekerjaan, (2) mendorong
Leadirship)
bawahan untuk lebih mementingkan
memberikan inspirasi atau menjadi
organisasi
daripada
sumber
individual,
(3)
kepentingan
Pemimpin
inspirasi
bagi
dapat
anak
mengaktifkan
buahnya
kebutuhan-kebutuhan bawahan pada
Dimensi
tingkat yang lebih tinggi.
kapasitas seorang pemimpin untuk
Menurut
Veithzal
Rivai,
bertindak
inspirasi
sebagai
mencakup
model
atau
Bachtiar, Rafli (2013) terdapat empat
panutan
karakteristik
Tindakan itu dapat juga berupa
kepemimpinan
transformasional yakni:
a. Karisma
bagi
pengikutnya.
cara mengkomunikasikan visi dan
(charisma)
Pemimpin
penggunaan
simbol-simbol
tersebut memiliki karisma yang
sehingga anak buah dapat bekerja
diakui oleh pengikutnya
dan berusaha secara fokus.
Karisma ditandai dengan kekuatan
c. Perhatian
visi dan penghayatan akan misi,
(individualized
memunculkan
Perilakunya
kebanggaan,
4
Individual
consideration)
dan
perhatiannya
terhadap anak buah yang sifatnya
Stimulus
individual
merangsang
Perhatian individual dapat berupa
permasalahan,
aktivitas
cara berpikirnya selama ini dan
pembimbingan
mentoring,
yang
dan
intelektual
ini
kesadaran
akan
merangsang
merupakan
kesadaran
akan
imajinasi.
Oleh
proses pemberian feedback yang
karena itu, stimulus intelektual ini
berkelanjutan dan pengkaitan misi
meningkatkan penghargaan anak
organisasi
dengan
buah
individual
bawahan.
kebutuhan
terhadap
keyakinan
dan
Dengan
nilai-nilai sang pemimpin. Adanya
demikian bawahan akan merasa
stimulus intelektual dapat dilihat
pentingnya berusaha dan bekerja
dari kemampuan bawahan dalam
semaksimal mungkin karena itu
hal konseptualisasi, pemahaman
terkait
komprehensif,
langsung
dengan
analisis
permasalahan, serta pemecahan
kebutuhannya sendiri.
masalah yang mereka lakukan.
d. Stimulus Intelektual (intelektual
stimulation)
dan
dapat
Berdasarkan uraian yang telah
menstimulasi pemikiran atau ide-
disampaikan, maka rumusan masalah
ide dari bawahannya
pada penelitian ini adalah “apakah
Dimensi
Pemimpin
stimulus
ditandai
oleh
terdapat
intelektual
hubungan
kepemimpinan
kemampuan
antara
gaya
transformasional
pemimpin untuk mencetuskan ide-
dengan semangat kerja karyawan?”
ide
yang
merangsang
dari rumusan masalah tersebut peneliti
pemikiran
dan
memberikan
tertarik untuk mengadakan penelitian
tantangan
untuk
pemecahan
berjudul “Hubungan antara gaya
segar
permasalahan
dengan
yang
cara-cara
berbeda
kepemimpinan
yang lazim.
transformasional
dengan semangat kerja karyawan”
5
agar
TUJUAN PENELITIAN
1. Hubungan
antara
kepemimpinan
dengan
gaya
kerja
b. Bagi
pada
semangat
kerja
pada
menerapkan
dalam
pekerjaan
juga akan membuat bangga dan
transformasional
pada akhinya semangat kerja
juga tinggi.
gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap
METODE
semangat kerja pada karyawan.
Subjek
yang
diambil
dalam
penelitian adalah karyawan CV. Ar
MANFAAT
Rahman
1. Manfaat Teoritis
masukan
ilmuwan
dalam
bagi
psikologi
psikologi
khususnya
70
dengan alasan bahwa subjek yang
diteliti
terbatas
penelitian
industri.
sehingga
menggunakan
apabila
sampel
dikhawatirkan sampel tersebut tidak
2. Manfaat Praktis
representatis
a. Bagi perusahaan yakni untuk
merangsang
berjumlah
subjek yang ada dalam populasi,
usaha
ilmu-ilmu
yang
orang.Penelitian ini meneliti semua
para
mengembangkan
lebih
produktivitas
gaya
pada karyawan
Sebagai
lebih
dai diri sendiri bahwa dengan
berprestasi
kepemimpinan
4. Peranan
agar
agar ada semangat kerja namun
karyawan
3. Kekuatan
karyawan
meningkatkan
karyawan.
2. Tingkat
semangat
terhadap pekerjaannya.
transformasional
semangat
mempunyai
atau
tidak
mewakili
populasi, oleh karena itu peneliti ini
karyawan
6
menggunakan studi populasi.Metode
transformasional maka semakin tinggi
pengumpulan data menggunakan skala
pula semangat kerja karyawan, begitu
gaya kepemimpinan transformasional
juga
dan skala semangat kerja. Teknik
kepemimpinan
transformasional
analisis data menggunakan korelasi
semakin
pula
product moment dari pearson.
kerjanya.Sumbangan efektif variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
gaya kepemimpinan transformasional
Berdasarkan
hasil
analisis diperoleh
sebaliknya
rendah
semakin
buruk
semangat
terhadap semangat kerja sebesar 42.9%
perhitungan
yang
nilai koefisien
ditunjukkan
oleh
koefisien
korelasi (r) sebesar 0,655 dengan p =
determinan (r²) = 0,429025. Hasil
0,000 (p ≤ 0,01) artinya ada hubungan
penelitian
positif yang signifikan antara gaya
bahwa
kepemimpinan
transformasional
dengan
semangat
transformasional
gaya
mengungkapkan
kepemimpinan
juga
dapat
Hasil
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
menunjukkan hipotesis diterima.Hal
luar semangat kerja yaitu sebesar
ini seperti yang dikemukakan oleh
57.1%. Rerata empirik variabel gaya
(Imran and Haque (dalam Komang
kepemimpinan
&Made Surya 2013)Kepemimpinan
sebesar 84.03 dan rerata hipotetik
transformasional perlu dimiliki oleh
sebesar
seorang
kepemimpinan
pemimpin,
kerja.
tersebut
agar
dapat
75
transformasional
yang
berarti
gaya
transformasional
meningkatkan upaya bawahan untuk
subjek tergolong tinggi. Rerata empirik
mencapai
yang
semangat kerja sebesar 71.29 dan
optimal.Semakin baik kepemimpinan
rerata hipotetik sebesar 62.5 yang
hasil
kerja
7
berarti
semangat
kerja
subjek
fenomena
tergolong tinggi pula.
secara
lebih
objektif
berkaitan dengan semangat kerja.
Hasil penelitianmenunjukkan ada
hubungan
positif
yang
sangat
signifikan antara gaya kepemimpinan
transformasional
dengan
semangat
kerja. Generalisasi dari hasil-hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini terbatas pada populasi
dimana
penelitian
sehingga
ini
penerapan
lingkup
yang
lebih
KESIMPULAN
dilakukan,
pada
luas
Berdasarkan hasil analisis data
ruang
dan pembahasan, maka dapat diambil
dengan
kesimpulan sebagai berikut :
karakteristik yang berbeda kiranya
1. Ada hubungan positif yang sangat
perlu dilakukan penelitian lagi.Alat
signifikan
ukur
kepemimpinan
yang
digunakan
pengumpulan
data
hanya
dalam
antara
gaya
transformasional
skala
dengan semangat kerja karyawan.
sehingga belum mampu mengungkap
Hal ini dapat dilihat dari hasil
secara
perhitungan
mendalam
karakteristik
Oleh karena itu peneliti lain lebih
korelasi
memperhatikan hal tersebut serta dapat
observasi,
dengan
mengungkapkan
lebih
agar
r sebesar
= 0,655 dan
signifikansi (p) = 0,000; (p
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV AR RAHMAN
Yang diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Skripsi
tanggal
Drs. M. Amir, M.Si
iii
2014
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV AR RAHMAN
Yang diajukan oleh:
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
F 100 090 115
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal, 13 Desember 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
……………..
Drs. M. Amir, M.Si
Penguji Pendamping I
……………..
Yudhi Satria Restu, SE, S.Psi, M.Si
Penguji Pendamping II
……………..
Achmad Dwityanto , S.Psi, M.Si
Surakarta, 13 Desember 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan,
(Taufik, M.Si. Ph.D)
iv
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL
DENGAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN CV. AR RAHMAN
ZAENAB RACHMA YUSI ISNAYNI
Drs. M. Amir, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk menumbuhkan
keunggulan daya saing global bagi produk-produk maupun layanan-layanan yang
dihasilkan baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional.. Karyawan yang memiliki
semangat dan gairah kerja yang tinggi maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan.
Kepemimpinan transformasional yang tinggi perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, agar
dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik dan akan meningkatkan semangat karyawan
dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya
kepemimpinan transformasional dengan semangat kerja pada karyawan CV. Ar Rahman.
Hipotesis yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara gaya kepemimpinan
transformasional dengan semangat kerja pada karyawan CV. Ar Rahman.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Ar Rahman yang berjumlah 70
karyawan.Penelitian ini meneliti semua subjek yang ada dalam populasi, dengan alasan
bahwa subjek yang diteliti terbatas sehingga apabila penelitian menggunakan sampel
dikhawatirkan sampel tersebut tidak representatis atau tidak mewakili populasi, oleh karena
itu peneliti ini menggunakan studi populasi.Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap
variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala semangat kerja, dan (2)
skala gaya kepemimpinan transformasional. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis korelasi product moment diperoleh nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,655 dengan p = 0,000 (p ≤ 0,01) artinya ada hubungan positif
yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan semangat kerja. Hasil
menunjukkan hipotesis diterima. Sumbangan efektif variabel gaya kepemimpinan
transformasional terhadap semangat kerja sebesar 42.9% yang ditunjukkan oleh koefisien
determinan (r²) = 0,429025. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa gaya
kepemimpinan transformasional juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
semangat kerja yaitu sebesar 57.1%. Rerata empirik variabel gaya kepemimpinan
transformasional sebesar 84.03 dan rerata hipotetik sebesar 75 yang berarti gaya
kepemimpinan transformasional subjek tergolong tinggi. Rerata empirik semangat kerja
sebesar 71.29 dan rerata hipotetik sebesar 62.5 yang berarti semangat kerja subjek tergolong
tinggi pula.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan Transformasional, Semangat Kerja
v
perhatian dari manajemen (Tohardi,
PENDAHULUAN
Permasalahan
oleh
beberapa
yang
dihadapi
organisasi
2002) antara lain, semangat kerja yang
adalah
tinggi,
membuat
pekerjaan yang
masalah pengelolaan pengembangan
ditugaskan
sumber daya manusia.Sumber daya
diselesaikan dengan waktu yang lebih
manusia memegang peranan penting
singkat,
dapat
bagi tercapainya tujuan organisasi.
absensi
(bolos)
Karyawan yang memiliki semangat
membuat
karyawan
dan gairah kerja yang tinggi maka
(senang) bekerja, tiga hal ini akan
pekerjaan
akan
diselesaikan,
kepadanya
mengurangi
karena
merasa
dapat
angka
malas,
betah
lebih
cepat
memperkecil kemungkinan karyawan
kerusakan
dapat
untuk pindah kerja ke tempat lain.
dikurangi, absensi dapat diperkecil,
Karyawan yang bekerja sesuai
keluhan dan peringatan dapat dihindari
dengan
dan pemogokan dapat ditiadakan. Jadi
kepadanya, merasa nyaman dan cocok
semangat dan gairah kerja yang tinggi
dengan pekerjaan yang telah diberikan
dikalangan
akan
kepadanya maka akan meningkatkan
menyebabkan kesenangan karyawan
semangat karyawan. Sebuah organisasi
dalam melaksanakan tugas. Semangat
harus menyadari bahwa manusia pada
kerja karyawan merupakan komponen
dasarnya memiliki berbagai macam
penting dalam menentukan kemajuan
kebutuhan yang semakin lama semakin
perusahaan
bertambah,
karyawan
atau
organisasi,
ada
tugas
yang
untuk
dilimpahkan
itu
seorang
beberapa alasan mengapa semangat
pemimpin
kerja
kesejahteraan pegawainya baik berupa
karyawan
perlu
mendapat
1
harus
memperhatikan
material maupun imaterial, hal ini akan
komunikasi
meningkatkan
diharapkan terjalin hubungan antara
semangat
kerja
pegawai.
atasan
Contohnya yang terjadi di SPBU
organisasi
dengan
seimbang,
yang
bawahan
sehingga
apa
baik
yang
yang
44.502.05 atau yang lebih dikenal
dikomunikasikan
dengan nama SPBU Pandanaran yang
dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan
terletak
dikota
Semarang
bahwa
dengan penuh semangat.
tingkat
kinerja
belum
optimal
dapat
dimengerti,
Carlaw, Deming & Friedman
dikarenakan dalam praktek dilapangan
(2003)
pihak
menjadi cirri-ciri semangat kerja yang
SPBU
kurang
memberikan
menyatakan
bahwa
yang
komunikasi yang harmonis diantara
tinggi adalah sebagai berikut :
pimpinan
a. Tersenyum dan tertawa. Senyum
dengan
bawahan,
serta
kurangnya motivasi yang diberikan
dan
yang menyebabkan semangat kerja
kebahagiaan
pegawai
bekerja. Walaupun individu tidak
rendah
dan
berakibat
tawa
mencerminkan
individu
dalam
menurunnya kinerja pegawai (Fahmi,
memperlihatkan
2009).
tawanya, tetapi di dalam dirinya
Yulianta (2001) mengungkapkan
individu
merasa
senyum
tenang
dan
dan
bahwa semangat kerja pegawai dapat
nyaman bekerja serta menikmati
tumbuh
tugas yang dilaksanakannya.
apabila
terjalin
suatu
hubungan yang harmonis antara atasan
dengan
itu,dengan
bawahan.
adanya
Oleh
b. Memiliki inisiatif. Individu yang
sebab
memiliki semangat kerja yang
pelaksanaan
tinggi akan memiliki kemauan diri
2
untuk bekerja tanpa pengawasan
lain untuk mempermudah atau
dan tanpa perintah dari atasan.
mempertahankan kualitas kerja.
c. Berfikir kreatif dan luas. Individu
h. Berinteraksi
dengan
atasan.
mempunyai ide-ide baru, dan tidak
Individu berinteraksi dengan atasan
mempunyai
hambatan
untuk
dengan nyaman tanpa ada rasa
menyalurkan
ide-idenya
dalam
takut dan tertekan.
menyelesaikan tugas.
d. Menyenangi
sedang
menjadi salah satu pusat perhatian.
dilakukan. Individu lebih fokus
Perkembangan teknologi di bidang
terhadap
daripada
perusahaan,
memeperlihatkan gangguan selama
pelaksanaan
pemimpin
melakukan pekerjaan.
diharapkan
dapat
e. Tertarik
Individu
apa
Pada suatu organisasi, pemimpin
yang
pekerjaan
dengan
pekerjaannya.
menaruh
minat
semangat
pada
khususnya
perusahaan
meningkatkan
kerja
mempersiapkan
dalam
dan
supaya
karyawan
yang
pekerjaan karena sesuai keahlian
profesional
dan keinginan.
adalah perilaku dan strategi, sebagai
f. Bertanggung
jawab.
bersungguh-sungguh
Individu
hasil
dalam
Gaya
kombinasi
kepemimpinan
dari
falsafah,
ketrampilan, sifat, sikap, yang sering
melakukan pekerjaan.
diterapkan seorang pemimpin ketika ia
g. Memilki kemauan bekerjasama.
mencoba
mempengaruhi
kinerja
Individu memilki kesediaan untuk
bawahannya
bekerja sama dengan individu yang
Bass (2013) Seorang pemimpin dapat
dikatakan
3
(Tampubolon,
sebagai
2007).
pemimpin
transformasional
hubungannya
diukur
dengan
dalam
menimbulkan
pengaruh
hormat
dan
kepercayaan, dan meningkatkan
pemimpin terhadap bawahan. Upaya
optimisme.
pemimpin
karismatik membuat anak buah
transformasional
dalam
Pemimpin
mempengaruhi bawahan dapat melalui
bersemangat,
tiga
mendorong
terinspirasi.
bawahan lebih sadar akan pentingnya
b. Inspirasional
cara,
yaitu
(1)
terangsang
yang
dan
(Inspirational
hasil suatu pekerjaan, (2) mendorong
Leadirship)
bawahan untuk lebih mementingkan
memberikan inspirasi atau menjadi
organisasi
daripada
sumber
individual,
(3)
kepentingan
Pemimpin
inspirasi
bagi
dapat
anak
mengaktifkan
buahnya
kebutuhan-kebutuhan bawahan pada
Dimensi
tingkat yang lebih tinggi.
kapasitas seorang pemimpin untuk
Menurut
Veithzal
Rivai,
bertindak
inspirasi
sebagai
mencakup
model
atau
Bachtiar, Rafli (2013) terdapat empat
panutan
karakteristik
Tindakan itu dapat juga berupa
kepemimpinan
transformasional yakni:
a. Karisma
bagi
pengikutnya.
cara mengkomunikasikan visi dan
(charisma)
Pemimpin
penggunaan
simbol-simbol
tersebut memiliki karisma yang
sehingga anak buah dapat bekerja
diakui oleh pengikutnya
dan berusaha secara fokus.
Karisma ditandai dengan kekuatan
c. Perhatian
visi dan penghayatan akan misi,
(individualized
memunculkan
Perilakunya
kebanggaan,
4
Individual
consideration)
dan
perhatiannya
terhadap anak buah yang sifatnya
Stimulus
individual
merangsang
Perhatian individual dapat berupa
permasalahan,
aktivitas
cara berpikirnya selama ini dan
pembimbingan
mentoring,
yang
dan
intelektual
ini
kesadaran
akan
merangsang
merupakan
kesadaran
akan
imajinasi.
Oleh
proses pemberian feedback yang
karena itu, stimulus intelektual ini
berkelanjutan dan pengkaitan misi
meningkatkan penghargaan anak
organisasi
dengan
buah
individual
bawahan.
kebutuhan
terhadap
keyakinan
dan
Dengan
nilai-nilai sang pemimpin. Adanya
demikian bawahan akan merasa
stimulus intelektual dapat dilihat
pentingnya berusaha dan bekerja
dari kemampuan bawahan dalam
semaksimal mungkin karena itu
hal konseptualisasi, pemahaman
terkait
komprehensif,
langsung
dengan
analisis
permasalahan, serta pemecahan
kebutuhannya sendiri.
masalah yang mereka lakukan.
d. Stimulus Intelektual (intelektual
stimulation)
dan
dapat
Berdasarkan uraian yang telah
menstimulasi pemikiran atau ide-
disampaikan, maka rumusan masalah
ide dari bawahannya
pada penelitian ini adalah “apakah
Dimensi
Pemimpin
stimulus
ditandai
oleh
terdapat
intelektual
hubungan
kepemimpinan
kemampuan
antara
gaya
transformasional
pemimpin untuk mencetuskan ide-
dengan semangat kerja karyawan?”
ide
yang
merangsang
dari rumusan masalah tersebut peneliti
pemikiran
dan
memberikan
tertarik untuk mengadakan penelitian
tantangan
untuk
pemecahan
berjudul “Hubungan antara gaya
segar
permasalahan
dengan
yang
cara-cara
berbeda
kepemimpinan
yang lazim.
transformasional
dengan semangat kerja karyawan”
5
agar
TUJUAN PENELITIAN
1. Hubungan
antara
kepemimpinan
dengan
gaya
kerja
b. Bagi
pada
semangat
kerja
pada
menerapkan
dalam
pekerjaan
juga akan membuat bangga dan
transformasional
pada akhinya semangat kerja
juga tinggi.
gaya
kepemimpinan
transformasional
terhadap
METODE
semangat kerja pada karyawan.
Subjek
yang
diambil
dalam
penelitian adalah karyawan CV. Ar
MANFAAT
Rahman
1. Manfaat Teoritis
masukan
ilmuwan
dalam
bagi
psikologi
psikologi
khususnya
70
dengan alasan bahwa subjek yang
diteliti
terbatas
penelitian
industri.
sehingga
menggunakan
apabila
sampel
dikhawatirkan sampel tersebut tidak
2. Manfaat Praktis
representatis
a. Bagi perusahaan yakni untuk
merangsang
berjumlah
subjek yang ada dalam populasi,
usaha
ilmu-ilmu
yang
orang.Penelitian ini meneliti semua
para
mengembangkan
lebih
produktivitas
gaya
pada karyawan
Sebagai
lebih
dai diri sendiri bahwa dengan
berprestasi
kepemimpinan
4. Peranan
agar
agar ada semangat kerja namun
karyawan
3. Kekuatan
karyawan
meningkatkan
karyawan.
2. Tingkat
semangat
terhadap pekerjaannya.
transformasional
semangat
mempunyai
atau
tidak
mewakili
populasi, oleh karena itu peneliti ini
karyawan
6
menggunakan studi populasi.Metode
transformasional maka semakin tinggi
pengumpulan data menggunakan skala
pula semangat kerja karyawan, begitu
gaya kepemimpinan transformasional
juga
dan skala semangat kerja. Teknik
kepemimpinan
transformasional
analisis data menggunakan korelasi
semakin
pula
product moment dari pearson.
kerjanya.Sumbangan efektif variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN
gaya kepemimpinan transformasional
Berdasarkan
hasil
analisis diperoleh
sebaliknya
rendah
semakin
buruk
semangat
terhadap semangat kerja sebesar 42.9%
perhitungan
yang
nilai koefisien
ditunjukkan
oleh
koefisien
korelasi (r) sebesar 0,655 dengan p =
determinan (r²) = 0,429025. Hasil
0,000 (p ≤ 0,01) artinya ada hubungan
penelitian
positif yang signifikan antara gaya
bahwa
kepemimpinan
transformasional
dengan
semangat
transformasional
gaya
mengungkapkan
kepemimpinan
juga
dapat
Hasil
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
menunjukkan hipotesis diterima.Hal
luar semangat kerja yaitu sebesar
ini seperti yang dikemukakan oleh
57.1%. Rerata empirik variabel gaya
(Imran and Haque (dalam Komang
kepemimpinan
&Made Surya 2013)Kepemimpinan
sebesar 84.03 dan rerata hipotetik
transformasional perlu dimiliki oleh
sebesar
seorang
kepemimpinan
pemimpin,
kerja.
tersebut
agar
dapat
75
transformasional
yang
berarti
gaya
transformasional
meningkatkan upaya bawahan untuk
subjek tergolong tinggi. Rerata empirik
mencapai
yang
semangat kerja sebesar 71.29 dan
optimal.Semakin baik kepemimpinan
rerata hipotetik sebesar 62.5 yang
hasil
kerja
7
berarti
semangat
kerja
subjek
fenomena
tergolong tinggi pula.
secara
lebih
objektif
berkaitan dengan semangat kerja.
Hasil penelitianmenunjukkan ada
hubungan
positif
yang
sangat
signifikan antara gaya kepemimpinan
transformasional
dengan
semangat
kerja. Generalisasi dari hasil-hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian ini terbatas pada populasi
dimana
penelitian
sehingga
ini
penerapan
lingkup
yang
lebih
KESIMPULAN
dilakukan,
pada
luas
Berdasarkan hasil analisis data
ruang
dan pembahasan, maka dapat diambil
dengan
kesimpulan sebagai berikut :
karakteristik yang berbeda kiranya
1. Ada hubungan positif yang sangat
perlu dilakukan penelitian lagi.Alat
signifikan
ukur
kepemimpinan
yang
digunakan
pengumpulan
data
hanya
dalam
antara
gaya
transformasional
skala
dengan semangat kerja karyawan.
sehingga belum mampu mengungkap
Hal ini dapat dilihat dari hasil
secara
perhitungan
mendalam
karakteristik
Oleh karena itu peneliti lain lebih
korelasi
memperhatikan hal tersebut serta dapat
observasi,
dengan
mengungkapkan
lebih
agar
r sebesar
= 0,655 dan
signifikansi (p) = 0,000; (p