PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL Pemeriksaan Mikrobiologi Dan Parameter Total Dissolved Solid Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL
DISSOLVED SOLID AIR MINUM ISI ULANG
DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
RISKA DWI CAHYANI
K100090065

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015

1

2

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DAN PARAMETER TOTAL DISSOLVED
SOLID AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO

MICROBIOLOGY TEST AND PARAMETER TOTAL DISSOLVED SOLID OF
REFILLED DRINKING WATER IN THE DISTRICT KARTASURA, SUKOHARJO
Riska Dwi Cahyani*#, Ratna Yuliani
*Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Jl A Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura 57102
#E-mail :chaylie11@ymail.com
ABSTRAK

DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) merupakan salah satu badan usaha yang
menyediakan air minum dalam bentuk eceran dan harganya terjangkau. Air minum perlu
diperiksa kualitasnya antara lain dengan mendeteksi cemaran Coliform dan zat-zat yang
terlarut didalamnya (TDS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cemaran Coliform dan
jumlah Total Dissolved Solid serta kelayakan air minum isi ulang di kecamatan Kartasura,
Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan sampel air minum isi ulang dari 12
DAMIU di kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pemeriksaan Coliform
menggunakan Most Probable Number (MPN). Pemeriksaan cemaran Total Dissolved Solid
mengunakan TDS meter. Pemeriksaan bau, rasa, dan warna menggunakan indera
penglihat, perasa dan penciuman. Hasil pemeriksaan mikrobiologi 12 sampel air minum isi
ulang menunjukkan bahwa nilai MPN sampel < 3 MPN per mL atau tidak tercemar
Coliform. Pemeriksaan TDS 12 sampel air minum isi ulang rata-rata hasilnya < 300 mg/L.

Hasil pemeriksaan bau, rasa, dan warna menunjukkan bahwa semua sampel air minum isi
ulang tidak berwarna, berasa tawar, dan tidak berbau. Berdasarkan parameter mikrobiologi,
TDS, bau, rasa, dan warna sampel air minum isi ulang dari 12 DAMIU di kecamatan
Kartasura, Sukoharjo memenuhi syarat layak konsumsi.
Kata kunci: DAMIU, Coliform, Total Dissolved Solid (TDS).
ABSTRACT
DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) is one of a bussiness entity that provide
drinking water in the form of retail and affordable price. The quality of drinking water
need to be examined which include the detection of Coliform contaminant and Total
Dissolved Solid (TDS). Therefore, the research aimed to the detect Coliform contaminant,
TDS, and advisability of refilled drinking water in Kartasura, Sukoharjo, Central Java.
This study used samples of refilled drinking water from 12 DAMIU in the district
Kartasura, Sukoharjo, Central Java. Microbiological test was carried out using Most
Probable Number (MPN). TDS was determined using TDS meter. Smell, taste, and colour
test were done using sense of sight, smell, and taste. The result of microbiological test from
12 refilled drinking water sample showed that MPN value of all samples were < 3 MPN
per mL or no Coliform contaminant. TDS test of 12 refilled drinking water samples
showed average results of TDS were < 300 mg/L. The results of smell, taste, and colour
test. Based on microbiology, TDS, Smell, taste, and colour test 12 samples at refilled
drinking water from DAMIU in Kartasura, Sukoharjo were consumable.

Keywords : DAMIU, Coliform, TDS (Total Dissolved Solid).
1

PENDAHULUAN
Air sangat penting demi kelangsungan kehidupan semua makhluk hidup tanpa
terkecuali. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan,
metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu
tubuh, dan menjaga tubuh tidak kekeringan (Widyastuti, 2011). Tidak hanya itu air juga
merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air
merupakan salah satu media dari berbagai penularan, terutama penyakit perut (Sutrisno,
2006). Peradaban yang semakin berkembang serta semakin bertambahnya penduduk di
dunia ini menyebabkan kebutuhan akan air minum semakin meningkat. Seiring
meningkatnya konsumsi air minum maka bisnis air minum isi ulang makin menjamur
karena harganya yang murah tetapi belum tentu sesuai standart mutu air minum.
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) merupakan salah satu badan usaha yang
menyediakan air minum dalam bentuk eceran dan harganya lebih terjangkau dari air
minum kemasan. Tetapi akhir-akhir ini kualitasnya menurun karena sterilitas peralatan
yang kurang atau kurangnya pemahaman pengusaha air minum dengan peralatan yang
digunakan (Suprihatin, 2008). Perhatian mengenai keamanan air minum saat ini diperlukan
untuk mengurangi kemungkinan adanya cemaran bakteri Coliform, Escherichia coli, dan

zat-zat yang terlarut didalamnya (Nester, 2012).
Parameter pemeriksaan air minum meliputi parameter mikrobiologi dan parameter
Total Dissolved Solid/TDS (jumlah garam inorganik atau organik yang terlarut dalam air)
(WHO, 2011). Penentuan kualitas air secara mikrobiologi dilakukan dengan Most
Probable Number Test. Jika di dalam 100 mL sampel air minum didapatkan sel bakteri
Coliform memungkinkan terjadinya diare dan gangguan pencernaan lain (Suriawiria,
2008). Air minum yang mengandung TDS dapat mempengaruhi efek kesehatan yaitu
memberikan rasa tidak enak pada lidah, rasa mual yang disebabkan karena natrium sulfat
dan magnesium sulfat, terjadinya penyakit jantung serta toksaemia pada ibu hamil
(Sutrisno, 2006). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum
pada depo air minum menjadi tugas dan tanggung jawab dinas kesehatan kabupaten/kota
itu sendiri (Departemen Kesehatan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk mengukur
cemaran bakteri Coliform dengan menggunakan metode MPN dan TDS dalam air minum
isi ulang di kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

2

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan

Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol gelap 250 mL dan 150 mL
yang sudah disterilkan, alat-alat gelas, autoklaf (Pressure Steam Sterilizer MA 672), oven
(Memmert), inkubator (Memmert), TDS meter (HM Digital TDS 3), tabung Durham, LAF
(Laminar Air Flow) (CV Srikandi), dan lampu spiritus.
Bahan : Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air minum isi ulang
dari DAMIU yang ada di kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Sampel yang diambil sebanyak
12 sampel dari 12 DAMIU yaitu DAMIU BK di Gonilan, DAMIU SN di Gumpang,
DAMIU AR di Kartasura, DAMIU ST di Kertonatan, DAMIU BN di Ngemplak, DAMIU
EA di Pucangan, DAMIU AN di Makam Haji, DAMIU BE di Wirogunan, DAMIU LS di
Ngadirejo, DAMIU AL di Singopuran, DAMIU SR di Ngabeyan, DAMIU MN di Pabelan,
media Lactose Broth (LB) dan Buffered Peptone Water (BWP), akuades, etanol 70%,
yellow tip (Italiana Spa).
Jalannya Penelitian
Pengambilan Sampel
Diambil dengan membersihkan kran dibersihkan dengan alkohol 70% lalu air
dialirkan ke botol gelap steril, mulut botol dipanaskan dengan nyala api kemudian ditutup
dengan alumunium foil dan dipanaskan lagi dengan nyala api. Sampel air minum isi ulang
diambil 200 mL dari masing-masing DAMIU.
Pembuatan Media
Media Lactose Broth

Serbuk Lactose Broth ditimbang sebanyak 3,25 g dilarutkan dengan akuades sampai
250 mL dalam erlenmeyer sambil diaduk hingga serbuk benar-benar larut. Larutan yang
sudah tercampur selanjutnya disterilisasi basah (autoklaf) selama 20 menit pada suhu
121˚C. Media Lactose Broth dituang dalam tabung reaksi masing-masing 5 mL.
Buffered Peptone Water
Serbuk Buffered Peptone Water (BPW) ditimbang sebanyak 5 g dilarutkan dengan
akuadessampai 250 mL dalam erlenmeyer sambil diaduk hingga serbuk benar-benar larut.
Larutan yang sudah tercampur selanjutnya disterilisasi basah (autoklaf) selama 20 menit
pada suhu 121˚C.

3

Pengujian Jumlah Coliform dengan Metode MPN
Tahap Pendugaan
Sampel dihomogenisasi dan dilakukan pengenceran sampel dalam larutan BPW
didapatkan hasil pengenceran 10 kali, 100 kali, dan 1000 kali. Pengenceran 10 kali
dilakukan dengan cara 1 mL sampel air minum dimasukkan dalam labu takar campur
dengan larutan BPW sampai 10 mL kemudian dihomogenisasi. Hasil dari pengenceran 10
kali diambil 1 mL untuk melakukan pengenceran 100 kali selanjutnya dimasukkan dalam
labu takar campur dengan larutan BPW sampai 10 mL kemudian dihomogenisasi.

Pengenceran 1000 kali dengan mengambil 1 mL dari hasil pengenceran 100 kali,
dimasukkan dalam labu takar campur dengan BPW sampai 10 mL kemudian
dihomogenisasi.
Sebanyak 1 mL larutan sampel 10-1 dipipet ke dalam tabung reaksi yang masingmasing berisi tabung Durham terbalik dan 5 mL media lactose broth. Perlakuan yang sama
juga diberikan terhadap larutan pengenceran 100 kali pada 3 deret tabung kedua dan 1000
kali pada 3 deret tabung ketiga. Setelah 24 jam dicatat jumlah tabung yang membentuk gas
pada masing-masing pengenceran dan tabung yang tidak membentuk gas diinkubasi
kembali selama 24 jam, kemudian dicatat jumlah tabung yang membentuk gas (Radji,
2011).
Pengukuran Total Dissolved Solid
Sampel air minum isi ulang diambil 100 mL dimasukkan dalam Beaker glass. Alat
TDS meter dicelupkan dalam air minum (kira-kira kedalamannya 5 cm). Saat pencelupan
TDS meter pertama akan muncul angka pada display tetepi angka tersebut belum stabil,
ditunggu kira-kira 2-3 menit sampai angka pada display yang ditampilkan stabil. Satuan
dalam display yang ditampilkan adalah satuan dalam ppm (mg/L). Syarat-syarat
diterimanya jumlah zat yang terlarut dalam air minum sebagai berikut : air dikatakan lebih
baik jika < 300 mg/L, baik antara 300 dan 600 mg/L, kurang diterima antara 900-1200
mg/L, tidak diterima jika > 1200 mg/L (WHO, 2003).
Pemeriksaan Bau, Rasa, dan Warna
Pemeriksaan air minum isi ulang meliputi bau, rasa, dan warna. Proses pemeriksaan

masing-masing menggunakan indera perasa, penciuman, dan penglihatan. Sampel air
minum dimasukkan dalam Beaker glass 250 mL diperiksa bau, warna, dan rasanya.
Pemeriksaan rasa dilakukan dengan meneteskan sampel air minum dalam mulut ditahan
beberapa detik tanpa menelan sampel air minum. Pemeriksaan bau dilakukan dengan
memasukkan sampel air minum dalam Beaker glass 250 mL bebas bau selanjutnya sampel
4

air minum dibaui. Pemeriksaan warna pada sampel air minum isi ulang dilakukan dengan
memasukkan sampel dalam Beaker glass 250 mL lalu diamati dibawah cahaya yang terang
untuk mengetahui ada/tidaknya benda-benda yang ikut terlarut dalam sampel air minum isi
ulang (Departemen Kesehatan, 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Air merupakan lingkungan yang paling banyak tercemar oleh bakteri. Penelitian
terhadap air sangat diperlukan untuk mencegah pencemaran sebelum air digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari terutama air minum. Penelitian air minum yang dilakukan adalah
pemeriksaan dengan menggunakan 3 metode yaitu standard plate count (SPC), metode
tabung fermentasi/MPN, dan metode membran penyaring. Metode MPN paling umum
digunakan sebab lebih cocok dan tepat. Pemeriksaan mikrobiologi air minum isi ulang
menggunakan metode MPN dengan 2 langkah uji antara lain uji pendugaan, dan uji
penegasan. Sampel air minum isi ulang berasal dari 12 DAMIU yang ada di kecamatan

Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengambilan 12 sampel air minum isi dilakukan
secara steril dengan menggunakan botol yang sudah disterilkan sebelumnya. Selanjutnya
dilakukan uji pendugaan pada sampel air minum isi ulang.
Uji pendugaan ini dilakukan untuk menghitung jumlah sementara bakteri yang
terkandung dalam air minum dengan media lactose broth. Media lactose broth dipilih
untuk pemeriksaan sampel air minum isi ulang pada uji pendugaan karena media tersebut
mengandung laktosa. Bila sampel air minum isi ulang terkontaminasi Coliform, maka
bakteri Coliform akan memfermentasi laktosa menjadi gas atau asam (Waluyo, 2009).
Sampel air minum isi ulang yang akan diuji jumlah bakterinya diambil dari 12 DAMIU di
kecamatan Kartasura. Sampel pertama yang diuji pendugaan adalah sampel MN yang
berasal dari daerah Pabelan serta sampel BK yang berasal dari Gonilan. Sampel air minum
isi ulang yang diambil secara steril dicampurkan dalam 9 tabung reaksi yang berisi media
lactose broth dan di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik. Sebelum dicampur dengan
media lactose broth sampel diencerkan 10 kali, 100 kali, dan 1000 kali dengan larutan
pengencer BPW. Sampel air minum isi ulang dari DAMIU MN dan BK yang sudah
diinkubasi selam 24-48 jam pada suhu 37˚C menunjukkan bahwa kedua sampel tersebut
tidak terbentuk gas artinya sampel MN dan BK tidak terkontaminasi bakteri Coliform dan
layak konsumsi.
Pengambilan sampel air minum isi ulang selanjutnya didaerah Makam Haji DAMIU
AN dan di daerah Ngadirejo DAMIU LS. Setelah pengujian pada kedua sampel tidak

terbentuk gas artinya sampel air minum isi ulang AN dan LS tidak terkontaminasi bakteri
5

Coliform dan layak untuk dikonsumsi. Setelah dilakukan uji sampel dari 12 DAMIU di
daerah kecamatan Kartasura hasilnya semua air minum isi ulang negatif atau tidak
terbentuk gelembung/gas artinya air minum tersebut tidak terkontaminasi bakteri Coliform
dan layak untuk dikonsumsi (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil pengujian jumlah Coliform dengan metode MPN
No.

Sampel

1.

DAMIU BK di kelurahan Gonilan

2.

DAMIU SN di kelurahan Gumpang


3.

DAMIU AR di kelurahan Kartasura

4.

DAMIU ST di kelurahan Kertonatan

5.

DAMIU BN di kelurahan Ngemplak

6.

DAMIU EA di kelurahan Pucangan

7.

DAMIU AN di kelurahan Makam Haji

8.

DAMIU BE di kelurahan Wirogunan

9.

DAMIU LS di kelurahan Ngadirejo

10.

DAMIU AL di kelurahan Singopuran

11.

DAMIU SR di kelurahan Ngabeyan

12.

DAMIU MN di kelurahan Pabelan

1 : 10 1 : 100

1 : 1000

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

MPN
per mL

Keterangan