Penentuan Kesadahan Total Air Minum Isi Ulang Dan Air Bersih Dari Sumur Bor Secara Titrimetris Di Laboratorium Dinas Kesehatan Medan
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL PADA AIR MINUM DAN
AIR BERSIH PADA SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS
DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN
KARYA ILMIAH
NURHAMIDAH SAGALA
092401039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
(2)
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN
AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI
LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
NURHAMIDAH SAGALA 092401039
DEPERTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
(3)
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR
MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI
LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN
Nama : NURHAMIDAH SAGALA
Nomor Induk Mahasiswa : 092401039
Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA ANALIS
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di Medan, Juli 2012
Diketahui/Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua Pembimbing
DR. Rumondang Bulan, M S Drs.JohanesH Simorangkir, M S NIP. 19540830198503200 NIP. 195307141980031004
(4)
PERNYATAAN
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI LABORATORIUM
DINAS KESEHATAN MEDAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2012
Nurhamidah Sagala 092401039
(5)
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRIS DI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN”. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan salawat beriring salam untuk nabi Muhammad SAW yang telah menerangi setiap jalan kehidupan manusia.
Dalam penulisan karya ilimiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, petunjuk serta arahan dari berbagai pihak sehingga karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih dan teristimewa buat ibunda tercinta J.Pasaribu yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, serta doa restunya yang senantiasa kepada penulis.
Dan tidak lupa pula penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Sutarman, MSc selaku dekan FMIPA USU.
2. Ibu DR. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA USU 3. Drs. Johanes H Simorangkir, M S, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan senantiasa memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sifatnya membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik.
4. Seluruh dosen dan pegawai Program Diploma lll Kimia Analis FMIPA USU yang telah bnayak berjasa selama perkuliahan penulis.
5. Seluruh staf dan pegawai LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN, yang telah banyak membantu penulis selama PKL dan membantu dalam pemberian data-data yang dibutuhkan penulis.
6. Buat kakak dan abang-abangku tersayang yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis yang telah memberikan semangat kepada penulis dan seluruh keluarga yang telah banyak membantu sehingga selesainya karya ilmiah ini dengan baik.
7. Buat teman-teman senasib dan perjuangan khususnya selama PKL yang banyak membantu penulis selama ini, Mai, Masriana, Ulfa, Yana, Yesi dan seluruh teman-teman D-III Kimia Analis angkatan 2009, dan seluruh junior
(6)
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, semoga kiranya Allah SWT membalasnya. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan karya ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2012
Penulis
(7)
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kesadahan total pada air minum isi ulang dan air bersih dari sumur bor di LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN. Analisa kesadahan total dilakukan secara titrimetris. Dimana hasil dari analisa kesadahan total air minum isi ulang adalah berkisar 4,0 mg/l – 19,2 mg/l dan untuk air bersih dari sumur bor adalah berkisar 9,2 mg/l- 86,8 mg/l Bila dibandingkan dengan peraturan menteri kesehatan No. 492/ Menkes/ Per/ IV/2010 kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kesadahan total pada air minum dan air bersih adalah 500 mg/l, maka hasil analisa tersebut masih berada dalam standart yang telah ditentukan.
(8)
DETERMINATION OF TOTAL HARDNESS AT DRINKS WATER AND CLEANS WATER FROM ARTESIAN WELL WITH TITRATION IN
DEPARTEMEN RESEARCH LABORATORY
ABSTRACT
Determination of total hardness at drinks water and cleans water choosed which is artesian well in Depatement Research Laboratory Medan has been carried out by titration. The result is obtained. The total hardness for drinks water range 4,0 mg/l- 19,2 mg/l and for cleans water range 9,2 mg/l – 86,8mg/l. This is result is appropriate with rule of minister of Health Republic Indonesia No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 maximum rate enabled for the total hardness at drinking water and clean water, still stay in govermant regulation.
(9)
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Air 4
2.1.1 Sumber-sumber Air 5
2.2 Syarat-Syarat Air Minum 9
2.2.1 Timjauan Tentang Standar Kualitas Air Minum 9
2.2.1 Kualitas Air Minum 11
2.3 Jenis Air 11
2.3.1 Penentuan Kesadahan Air 15
2.3.2 Cara-cara Titrasi EDTA 16
2.3.3 Kerugian Air Sadah 17
2.3.4 Penghilangan Kesadahan Air 18
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 20
3.1 Alat-alat 20
3.2 Bahan-bahan 21
3.3 Prosedur 21
3.4 Data 22
3.5 Perhitungan 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAAN 25
4.1 Data Percobaan 25
4.2 Pembahasaan 26
BAB V KESIMPULAN 27
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 27
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4.1 Hasil Percobaan 22
(11)
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kesadahan total pada air minum isi ulang dan air bersih dari sumur bor di LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN. Analisa kesadahan total dilakukan secara titrimetris. Dimana hasil dari analisa kesadahan total air minum isi ulang adalah berkisar 4,0 mg/l – 19,2 mg/l dan untuk air bersih dari sumur bor adalah berkisar 9,2 mg/l- 86,8 mg/l Bila dibandingkan dengan peraturan menteri kesehatan No. 492/ Menkes/ Per/ IV/2010 kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kesadahan total pada air minum dan air bersih adalah 500 mg/l, maka hasil analisa tersebut masih berada dalam standart yang telah ditentukan.
(12)
DETERMINATION OF TOTAL HARDNESS AT DRINKS WATER AND CLEANS WATER FROM ARTESIAN WELL WITH TITRATION IN
DEPARTEMEN RESEARCH LABORATORY
ABSTRACT
Determination of total hardness at drinks water and cleans water choosed which is artesian well in Depatement Research Laboratory Medan has been carried out by titration. The result is obtained. The total hardness for drinks water range 4,0 mg/l- 19,2 mg/l and for cleans water range 9,2 mg/l – 86,8mg/l. This is result is appropriate with rule of minister of Health Republic Indonesia No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 maximum rate enabled for the total hardness at drinking water and clean water, still stay in govermant regulation.
(13)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air merupakan salah salah satu kebutuhan penting hidup manusia, dimana tubuh manusia terdiri dari air, kira-kira 60- 70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan
hidup, manusia membutuhkan air yang jumlahnya tergantung pada berat badannya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme,
mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Selain untuk diminum air juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri dan lain-lain. Oleh sebab itu Laboratorium Dinas Kesehatan Medan mengadakan pemeriksaan terhadap parameter-parameter yang terdapat di dalam standart mutu air, baik itu yang digunakan untuk minum maupun air bersih dari berbagai sumur bor di beberapa wilayah di kota Medan.Salah satunya adalah analisa kesadahan total air.
(14)
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion(kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air.Katin-kation penyebab utama dari kesadahan Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Sedangkan anion-anion yang biasa terdapat dalam air adalah HCO3-,
SO4, NO3- dan SiO32-.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan.Pada umumnya air sadah berasal dari daerah di mana lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur.Air lunak berasal dari daerah di mana lapisan tanah atas tipis, dan pembentukan batu kapur jarang atau tidak ada.
Yang dimaksud dengan kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama.Ini disebabkan karena kebanyakan kesadahan dalam air alam adalah disebabkan oleh dua kation tersebut. Ketentuan standart dari Dep. Kes untuk kesadahan pada air minum adalah 5-100C. (Sutrisno, 1991)
Air sadah dapat menyebabkan kerak pada pipa-pipa dan dapat membentuk endapan yang dapat mengurangi luas penampang pipa dan dapat menyebabkan berkurangnya daya kerja sabun sehingga pemakaian sabun akan bertambah. Kesadahan air yang tinggi juga dapat merusak peralatan-peralatan yang terbuat dari besi yaitu melalui proses perkaratan, yang dapat menyebabkan proses industri
(15)
terganggu.Karena air yang di anggap bermutu baik adalah air yang mempunyai kesadahan yang rendah.
Oleh karena pentingnya mengetahui kadar kesadahan di dalam air, maka penulis mengambil judul “PENENTUAN KESADAHAN TOTAL AIR MINUM
ISI ULANG DAN AIR BERSIH DARI SUMUR BOR SECARA TITRIMETRI
DI BALAI LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN”.
1.2.Permasalahan
Pada umumnya jumlah kesadahan air harus rendah,karena air sadah yang mengandung ion kalsium dan magnesium dengan konsentrasi yang tinggi tidak baik digunakan karena dapat menyebabkan kerak pada dinding peralatan pada sistem pemanasan sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan industri.Permasalahannya apakah air tersebut telah memenuhi standar mutu dari pemerintah dan layak untuk digunakan ataupun dikonsumsi masyarakat.
1.3.Tujuan
(16)
bor di beberapa daerah di kota Medan
- Untuk mengetahui kualitas air minum dan air bersih yang digunakan, apakah telah memenuhi standart kualitas air yang layak digunakan
1.4 Manfaat
- Mengetahui apakah air yang kita minum atau yang digunakan benar-benar telah memenuhi standar kualitas air yan telah ditentukan
- Mengetahui akibat-akibat dari tingginya kesadahan pada air minum dan air bersih - Mengetahui proses pelunakan air sadah sehingga air tersebut layak dikonsumsi maupun digunakan oleh masyarakat.
(17)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Air
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia,yang berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia.Tubuh manusia sebagian terdiri dari air, kira-kira 60-70 % dari berat badannya.
Kegunaan air bagi tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan,metabolisme, mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan.Apabila tubuh kehilangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian.Selain untuk dikonsumsi, air juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain-lain.
Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi kebutuhan
(18)
akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Dimana-mana air sudah tercemar, dan ini berarti harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit ( Sutrisno,2006).
2.1.1 Sumber-Sumber Air
Secara garis besar sumber-sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Air laut
2. Air Atmosfir, air materiologik 3. Air permukaan
4. Air tanah
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3%.Dengan keadaan ini; maka air laut tak dapat memnuhi syarat untuk air minum.
(19)
Untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran
Selain itu air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan sebagainya.
Air permukaan ada 2 macam yakni : a. Air sungai
b. Air rawa/ danau
a. Air sungai
Dalam penggunaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat
(20)
pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organis yang telah membusuk.
Dengan adanya pembusukan ini maka kadar zat organis tinggi, maka umumnya Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali
(anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Dan untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa.
4.Air Tanah Terbagi atas : a. Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air di permukaan tanah.Air tanah dangkal dapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas cukup dan tergantung pada musim.
(21)
b. Air tanah dalam
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Kualitas dari air tanah dalam :
Pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempuran dan bebas dari bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui kapur, maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca (HCO3 )2 dan Mg (HCO3)2. Dan jika melalui batuan granit , maka air itu lunak dan
agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3 ). ( Sutrisno, 2006).
Disebut pula air tanah dalam yaitu air yang tersimpan di dalam lapisan tanah; termasuk air sumur gali dan sumur bor.
1. Sumur gali
Diameter sumur gali antara 0,8-1 meter; lazim 0,8 meter, kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah.
Keadaan/sifat sumur gali :
- Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 meter dari dasar sumur.
- Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil, tergantung musim.
(22)
- Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada : tanah sawah airnya kekuning-kuningan; tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk; tanah liat airnya terasa sedikit sepat; tanah kapur airnya terasa sedikit sepat, dan warnannya kehijau-hijauan.
- Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur. - Mengandung bakteri cukup banyak.
2. Sumur bor
Sumur yang terbentuk melalui pengeboran disebut sumur bor. Keadaan/sifat sumur bor :
- Air jernih dan rasa sejuk
- Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi - Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali - Jumlah algae jauh lebih kecil ( Gabriel, 2001).
c. Mata air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan , tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/ kualitasnya sama dengan keaadaan air dalam
Berdasarkan keluarnya( munculnya permukaan tanah ) terbagi atas : - rembesan, di mana air keluar dari lereng-lereng
(23)
- umbul, di mana air keluar ke permukaan pada suatu dataran.
2.2 Syarat-Syarat Air Minum
Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi : a. Syarat fisik
- Air tak boleh berwarna - Air tak boleh berasa - Air tak boleh berbau
- Suhu air hendaknya di bawah sela udara ( sejuk ± 250C) - Air harus jernih
b. Syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
c. Syarat-syarat bakteriologik
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit(patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.
(24)
2.2.1 Tinjauan Tentang Standar Kualitas Fisik Air Minum
Dalam standart persyaratan fisis air-minum tampak adanya unsur persyaratan meliputi; suhu, warna, bau, rasa, dan kekeruhan.
1. Suhu
Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 500F-600F atau 100C -150C, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air, dan jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur ini.
2. Warna
Bahan-bahan yang menimbulkan warna pada air tersebut dihasilkan dari kontak antara air dengan reruntuhan organis seperti daun, duri pohon jarum dan kayu, yang semuanya berbagai tingkat-tingkat pembusukan.
Bahan-bahan tersebut berisikan kentalan tumbuh-tumbuhan dalam variasi yang besar. Tannin, asam humus, dan bahan-bahan yang berasal dari humus , bahan dekomposisi lignin, di anggap sebagai bahan yang memberi warna yang paling utama.
(25)
3. Bau dan Rasa
Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air adalah: a. Serupa dengan unsur warna ,dengan air minum yang berbau dan berasa ini, masyarakat akan mencari sumber-sumber air lain yang kemungkinan besar bahkan tidak”safe”
b. Ketidaksempurnaan usaha untuk menghilangkan bau dan rasa pada cara pengolahan yang mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksi.
4. Kekeruhan
Air dikatakan keruh , apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor.
Standart yangg ditetapkan oleh U.S. public Health Service mengenai kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm (Sutrisno, 2006)
2.2.2 Kualitas Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estesis, dan dapat
(26)
merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air ( Slamet, 1994)
2.3 Jenis Air
Menurut kandungan mineralnya, air dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu air sadah dan air lunak. Air sadah adalah air yang mengandung beberapa garam-garam mineral yang konsentrasinya cukup tinggi. Sedangkan air lunak adalah air yang sedikit sekali mengandung garam-garam mineral seperti kalsium dan magnesium.
Kesadahan (hadrness) adalah gambaran kation logam divalen (valensi dua). Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun (soap) membentuk endapan (presipitasi) maupun dengan anion-aniaon yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam.
Pada perairan tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium. Kalsium dan magnesium berikatan dengan anion penyusun alkalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat.
(27)
Kesadahan pada awalnya ditentukan dengan titrasi menggunakan sabun standar yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA (ethylene diaminine tetra acetic acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium.
Kesadahan perairan berasal dari kontak air dengan tanah dan bebatuan. Air hujan sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melarutkan ion-ion penyusun kesadahan yang banyak terikat di dalam tanah dan batuan kapur (limestone), meskipun memiliki kadar karbondioksida yang relatif tinggi. Larutnya ion-ion yang dapat meningkatkan nilai kesadahan tersebut lebih banyak disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam tanah, yang banyak mengeluarkan karbondioksida.
Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya merupakan perairan yang berada di wilayah yang memiliki lapisan tanah pucuk (top soil) tebal dan batuan kapur. Perairan lunak berada pada wilayah dengan lapisan tanah atas tipis dan batuan kapur relatif sedikit atau bahkan tidak ada.
Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion logam (metal)
dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam. Berdasarkan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan kalsium dan magnesium. Berdasarkan anion
(28)
yang berasosiasi dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat dan kesadahan non-karbonat (Efendi, 2001)
1. Kesadahan Kalsium dan Magnesium
Kesadahan perairan dikelompokkan menjadi kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium karena pada perairan alami kesadahan lebih banyak disebabkan oleh kation kalsium dan magnesium. Kesadahan kalsium dan magnesium sering kali perlu diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam proses pelunakan air.
Pada penentuan nilai kesadahan(baik kesadahan total, kesadahan kalsium, maupun kesadahan magnesium), keberadaan besi dan mangan dianggap sebagai pengganggu karena dapat bereaksi dengan pereaksi yang digunakan. Oleh karena itu, kesadahan kalsium menjadi lebih besar daripada kadar ion magnesium.
2. Kesadahan Karbonat dan Non-karbonat
Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan ion CO32- dan
HCO3-. Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan
SO42-, Cl-, dan NO3. Kesadahan karbonat sangat sensitif terhadap panas dan
mengendap dengan mudah pada suhu tinggi. Oleh karena itu kesadahan karbonat disebut juga kesadahan sementara.
(29)
Kesadahan non-karbonat disebut kesadahan permanen karena kalsium dan magnesium yang berikatan dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai kesadahan tidak berubah meskipun pada suhu yang tinggi.
Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa. Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi.
Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan mengedap. Pada kondisi ini, air mengalami pelunakan (softening) atau penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun.
Perairan yang berada di sekitar batuan karbonat memiliki nilai kesadahan tinggi.Perairan lunak yang bersifat asam memiliki kandungan kalsium, magnesium, karbonat dan sulfat yang rendah. Jika dipanaskan, perairan lunak akan mengakibatkan terjadinya korosi pada perairan logam. Pada perairan sadah (hard) kandungan kalsium, magnesium, karbonat, dan sulfat biasanya tinggi. Jika dipanaskan perairan sadah akan membentuk deposit.
(30)
Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan
Kesadahan(mg/liter CaCO3) Klasifikasi Perairan
< 50 50 – 150 150 – 300 > 300
Lunak(soft)
Menengah(moderately hard)
Sadah(hard)
Sangat sadah(very hard)
Nilai kesadahan air diperlukan dalam penilaian kelayakan perairan untuk kepentingan domestik dan industri. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik dari logam berat karena kation-kation penyusun kesadahan( kalsium dan magnesium) membentuk senyawa kompleks dengan logam berat tersebut.
Air permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil daripada air tanah. Perairan dengan nilai kesadahan kurang dari 120 mg/liter CaCO3 dan lebih dari
500 mg/liter CaCO3 dianggap kurang baik bagi peruntukan domestik, perairan, dan
industri. Namun, air sadah lebih disukai oleh organisme daripada air lunak (Efendi, 2001)
(31)
2.3.1 Penentuan Kesadahan Air
Kesadahan pada awalnya ditentukan dengan titrasi menggunakan sabun standart yang dapat bereaksi dengan ion penyusun kesadahan. Dalam perkembangannya, kesadahan ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan EDTA(ethylene diamine tetra acetic
acid) atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan kalsium dan magnesium, dan
dengan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut. Kesadahan juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan ion Ca2+ dan Mg2+ ( Santika, 1987)
Pada penetuan kesadahan air, diperlukan sedikit motivasi dari cara titrasi langsung Mg – Ca murni, karena dalam air sering dijumpai sedikit pengotoran oleh ion besi dan logam-logam lain, dan bila digunakan Erio Black T sebagai indikator akan terjadi blocking indikator oleh ion besi. Maka ditambahkanlah buffer pH 10 dalam titrasi ini dapat menyingkirkan besi sebagai endapan.
Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau dengan membentuk molekul netral yang terisosiasi dalam larutan. Kalsium dapat ditetapkan dengan adanya Mg (magnesium) dengan menggunakan EDTA sebagaititran karena tetapan kestabilan untuk kompleks EDTA kira-kira 1x1011, dan untuk MgEDTA kira-kira 1x105, jadi magnesium tidak mengganggu reagensia.
(32)
Eriochrom Black T (EBT) adalah jenis indikator yang berwarna merah muda dan apabila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.
2.3.2 Cara-cara Titrasi EDTA
1. Cara tirasi langsung
Cara ini terbatas pada kation yang bereaksi cepat dengan EDTA. Contoh cara ini adalah penentuan kesadahanan air.
2. Cara titrasi kembali
Cara ini digunakan untuk kation yang bereaksi dengan EDTA atau apabila terdapat indikator yang cocok. Dalam cara ini analat yang diberi larutan baku EDTA berlebih lalu kelebihan itu ditentukan dengan menitrasinya dengan larutan baku suatu kation yang cocok, misalnya larutan baku untuk titrasi kembali itu larutan Mg2+ dengan indikator Eriochrom Blact T (EBT).
3. Cara tidak langsung
Cara tidak langsung digunakan pada penentuan sulfat dengan menambahkan larutan baku barium berlebih dan menitrasi kelebihan tersebut dengan EDTA.
(33)
4. Cara pergeseran
Cara ini baik untuk kation yang membentuk khelat-EDTA yang lebih kuat dari Mg-EDTA atau Zn-Mg-EDTA.
5. titrasi alkalimetri
Dalam metode ini ditambahkan larutan Na2H2Y berlebih kepada larutan analat yang
bereaksi netral. Ion hidrogen yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku basa. (Hardjadi, 2001)
2.3.3 Kerugian Air Sadah
1. Bila sabun digunakan dalam air sadah maka tidak akan timbul busa secara mudah, sebagai gantinya hanya terbentuk “scum”.Sabun tersusun oleh garam natrium dari asam lemak. Bila sabun ditempatkan dalam air sadah, beberapa sabun akan bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air dan membentuk garam kalsium dan magnesium dari asam lemak yang tidak larut. Garam-garam tersebut melekat pada serat-serat tekstil dan membentuk “scum” pada permukaan air yang mengakibatkan pemborosan sabun ini dapt diatasi dengan penggunaan bahan pembersih buatan.
(34)
2. Bila air yang mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat dipanaskan, akan terbentuk garam kalsium dan magnesium karbonat yang tidak larut.Karbonat yang tidak larut nampak sebagai kerak dalam ketel.
3. Air sadah tidak cocok untuk digunakan dalam industri tertentu misalnya industri tekstil.
2.3.4 Penghilangan Kesadahan Air
1. Pendidihan
Jika air didihkan, hanya kesadahan sementara yang dapat dihilangkan. Bikarbonat dipecah menjadi karbonat, air dan karbondioksida
Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
Kalsium kalsium air karbon
bikarbonat karbonat dioksida
2. Penambahan kapur mati (proses Clark)
Kapur mati (kalsium hidroksida) juga hanya memisahkan kesadahan
sementara. Kapur harus ditambahkan pada jumlah yang telah diperhitungkan sehingga kapur tersebut hanya cukup menetralkan bikarbonat. Terbentuk kalsium karbonat yang tidak larut.
(35)
Ca(HCO3) + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Kalsium Kalsium kalsium air
Bikarbonat Hidroksida karbonat
(air sadah) (kapur mati) (tidak larut)
3. Penambahan soda pencuci
Metoda ini menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Soda pencuci(natrium karbonat) bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut dan garam kalsium dan magnesium yang tidak larut, yang tertinggal sebagai endapan.
CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4
Kalsium natrium kalsium sodium
Sulfat karbonat karbonat sulfat
(air sadah) (soda pencuci) (tidak larut) (larut)
4. Proses Penukaran ion
Metoda ini digunakan dalam rumah tangga dan industri untuk menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Proses ini meliputi penggunaan
resin alami dan resin buatan seperti permutit dan zeolit. Air sadah dilewatkan melalui kolom yang diisi resin dan ion-ion
(36)
kalsium dan magnesium dalam air ditukar dengan ion natrium dalam resin.
5. Penggunaan agensia pengikat logam
Agensia pengikat logam seperti natrium heksametafosfat bila ditambahkan pada air sadah akan membalut ion kalsium dan magnesium dalam bentuk kompleks yang stabil dan bersifat larut tetapi tidak bereaksi dengan sabun (Gaman, 1981)
(37)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-Alat
- Erlenmeyer - Gelas ukur - Pipet volume - Buret digital - Spatula
- Botol aquadest - Bola karet
3.2 Bahan-Bahan
- Sampel air minum isi ulang - Sampel air bersih sumur bor - Larutan standart Na2EDTA
(38)
- Larutan penyangga(buffer pH 10) - Aquadest
3.3.Prosedur
- Diambil 25 ml contoh uji, dimasukkan ke dalam erlenmeyer - Ditambahkan 1 ml sampai 2 ml larutan penyangga pH 10 ± 0,2 - Ditambahkan seujung spatula( 30 mg sampai 50 mg indikator EBT)
- Dititrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 N secara perlahan sampai terjadi
perubahan warna dari Keunguan menjadi biru
- Dicatat volume larutan baku Na2EDTA yang terpakai
(39)
3.4 Data
Hasil analisis kesadahan total dinyatakan sebagai CaCO3 pada air minum dan air
bersih yang dianalisa di LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4.1 Hasil Percobaan
NO SAMPEL
Ml EDTA
0,01N yang
terpakai pada
air minum
ML EDTA
0,01N yang
terpakai pada
air bersih
Kesadahan Air Minum
(mg/L)
Kesadahan Air bersih
(mg/L)
1 SAMPEL A 0,10 0,23 4,0 9,2
2 SAMPEL B 0,24 2,17 9,6 86,8
3 SAMPEL C 0,38 0,3 15,4 12
4 SAMPEL D 0,22 1,76 9,0 70,4
5 SAMPEL E 0,12 0,60 5,1 24
6 SAMPEL F 0,35 1,57 14,32 62,8
(40)
3.5. Perhitungan
Kesadahan total mg CaCO3/L
Sampel V.
1000
V.EDTA x M EDTA x 100
Keterangan :
- V EDTA = Volume rata-rata larutan baku Na2EDTA (ml)
- M EDTA= Konsentrasi larutan baku Na2EDTA (mmol/ml)
Contoh :
- Sampel A (air minum) Diketahui :
V EDTA 0,10 ml M EDTA 0,01 N Penyelesaian :
=
100025 x 0,10 ml x 0,01 N x 100=
4,0 mg/l CaCO3- Sampel A (air bersih) Diketahui :
V EDTA 0,23 ml M EDTA 0,01 ml
(41)
Penyelesaian : = 1000
25 x 0,23 ml x 0,01 N x 100 = 9,2 mg/CaCO3
Dengan cara yang sama diperoleh nilai kesadahan air pada sampel B, sampel C, sample D, sampel E, sampel F, dan sampel G seperti yang tertera pada tabel di atas.
(42)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan
NO SAMPEL
Ml EDTA
0,01N yang
terpakai pada
air minum
ML EDTA
0,01N yang
terpakai pada
air bersih
Kesadahan
Air Minum
(mg/L)
Kesadahan
Air bersih
(mg/L)
1 SAMPEL A 0,10 0,23 4,0 9,2
2 SAMPEL B 0,24 2,17 9,6 86,8
3 SAMPEL C 0,38 0,3 15,4 12
4 SAMPEL D 0,22 1,76 9,0 70,4
5 SAMPEL E 0,12 0,60 5,1 24
6 SAMPEL F 0,35 1,57 14,32 62,8
(43)
4.2 Pembahasan
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kadar kesadahan total pada air minum dan air bersih yang di analisa di BALAI LABORATORIUM KESEHATAN MEDAN masih memenuhi standar yakni untuk air minum sekitar 4,0 mg/l- 19,2 mg/l dan air bersih berkisar antara 8,8 mg/l- 86,8 mg/l. Dimana menurut peraturan menteri kesehatan No. 492/ Menkes/ Per/IV/ 2010 kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kesadahan total pada air minum adalah 500 mg/l. Ini berarti bahwa kesadahan air tersebut masih memenuhi standar dan layak untuk digunakan dan dikonsumsi. Dari data terlihat bahwa kesadahan air minum lebih rendah dibandingkan dengan kesadahan air bersih, hal ini dikarenakan air bersih dari sumur bor lebih mudah tercemar oleh bakteri karena kondisi dan tempatnya, sementara air minum isi ulang sudah dikemas dalam kemasan yang bersih sehingga kontaminasi bakteri lebih kecil. Dimana kita ketahui semakin banyak jumlah bakteri dalam air maka semakin tinggi nilai kesadahannya.
(44)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Dari hasil analisis yang dilakukan pada LABORATORIUM DINAS
KESEHATAN MEDANmenunjukkan bahwa kesadahan yang diperoleh untuk air minum : 4,0 mg/L- 19,2 mg/L dan untuk air bersih sebesar 8,8 mg/L- 86,8 mg/L.
- Air minum dan air bersih dari sumur bor yang telah di analisa di LABORATORIUM DINAS KESEHATAN MEDAN dari segi kesadahan telah memenuhi persyaratan kualitas air minum dan air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 dan layak untuk
digunakan dan dikonsumsi.
5.2 Saran
- Diharapkan dilakukan percobaan secara duplo atau triplo pada analisa kesadahan total agar hasil yang diproleh benar-benar akurat
(45)
- Mengingat adanya pengaruh tingginya kadar kesadahan dalam air, maka sebaiknya kesadahan pada air itu harus tetap diperhatikan
- Sebaiknya dilakukan pengenceran terlebih dahulu apabila sampel terlalu pekat, agar tidak mengganggu analisanya
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kalsius.
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Hipokrates.
Gaman, M. 1981. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrbiologi. Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hardjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia.
Santika, S. S. 1987. Metodologi Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Bandung : Gadjah Mada University Press.
Sutrisno, C. T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Keenam. Jakarta : PT. Rineka Cipta
(47)
(48)
Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan
NOMOR : 492/ Menkes/ Per/ 2010 Tanggal : 19 April 2010
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM DAN AIR BERSIH
No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum
yang diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan a.Parameter Mikrobiologi
1. E.Coli Jumlah per 100 ml sampel
0 2. Total Bakteri Koloform Jumlah per 100 ml
sampel
0 b. Kimia an-organik mg/l
1. Arsen mg/l 0,01
2. Fluorida mg/l 1,5
3.Total Kromium mg/l 0,05
4. Kadmium mg/l 0,003
5. Nitrit, (Sebagai NO2-) mg/l 3
6. Nitrat, (Sebagai NO3-) mg/l 50
7. Sianida mg/l 0,07
8. Selenium mg/l 0,01
2 Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
1. Bau Tidak berbau
2. Warna TCU 15
3.Total zat padat terlarut(TDS) Mg/l 500
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak berasa
6. Suhu 0C Suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
1. Aluminium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
(49)
4. Khorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0,4
6. pH mg/l 6,5-8,5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
(50)
PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM
27 Mei 2010
PERMENKES TENTANG STANDAR KUALITAS AIR BERSIH DAN AIR MINUM
NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990
TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990
Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar
maksimum yang diperbolehkan Keterangan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan A. FISIKA
Bau - - Tidak berbau - Tidak berbau Jumlah padat
terlarut (TDS)
mg/L 1.000 1.500
Kekeruhan skala NTU 5 25
Rasa - - Tidak berasa - Tidak berasa Suhu oC Suhu udara±3oC Suhu
udara±3oC
Warna skala TCU 15 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Air Raksa mg/L 0,001 0,001 Aluminium mg/L 0,2 -
Arsen mg/L 0,05 0,05
Barium mg/L 1,0
Besi mg/L 0,3 1,0
Fluorida mg/L 1,5 1,5 Kadmium mg/L 0,005 0,005 Kesadahan (Ca
CO3)
mg/L 500 500
Klorida mg/L 250 600 Kromium Valensi
6
mg/L 0,05 0,05
Mangaan mg/L 0,1 0,5 Natrium mg/L 200 200
(51)
Nitrat, sebagai N mg/L 10 10 Nitrit, sebagai N mg/L 1,0 1,0 Perak mg/L 0,05 0,05 pH 6,5-8,5 merupakan
batas max dan min
6,5-9,0 merupakan batas max dan min
Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar
maksimum yang diperbolehkan Keterangan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan
Selenium mg/L 0,01 0,01
Seng mg/L 5,0 15
Sianida mg/L 0,1 0,1 Sulfat mg/L 400 400 Sulfida sebagai
H2S
mg/L 0,05 -
Tembaga mg/L 1,0 -
Timbal mg/L 0,05 0,05 a. Kimia Organik
Aldrin Dan Dieldrin
mg/L 0,0007 0,0007
Benzene mg/L 0,01 0,01 Benzo(A) Pyrene mg/L 0,00001 0,00001 Chlordane (Total
Isomer)
mg/L 0,0003 0,007
Chloroform mg/L 0,03 0,03 2,4 – D mg/L 0,1 0,1
DDT mg/L 0,03 0,03
Detergent mg/L 0,05 0,5 1,2-
Dichloroetane
mg/L 0,01 0,01
1,1-
Dichloroetene
mg/L 0,0003 0,0003
Heptachlor dan Heptachlor Epoxide
mg/L 0,003 0,003
Hexachlorbenzen e
mg/L 0,00001 0,00001
Gamma-HCH (lindane)
mg/L 0,004 0,004
(52)
Pentachloropheno l
mg/L 0,01 0,01
Pestisida total mg/L 0,1 0,1 2,4,6
trichlorophenol
mg/L 0,01 0,01
Zat organik (kmno4)
mg/L 10 10
c. Mikrobiologik
Koliform tinja Jumlah/1000 ml
Persyaratan air minum Persyaratan air bersih Parameter Satuan Kadar
maksimum yang diperbolehkan Keterangan Kadar maksimum yang diperbolehkan Keterangan
Total koliform Jumlah/1000 ml 95% dari sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang boleh ada 3 per 100ml sampel air, tetapi tidak berturut turut
5010 bukan air perpipaanair perpipaan
d. Radio aktifitas Aktifitas alpha (Gross Alpha activity)
Bq/L 0,1 0,1
Aktifitas beta (Gross Alpha activity)
(53)
Lampiran I
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 29 Juli 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
1. BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan Kadar
Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1. Air minum
E. Coli atau fecal coli
Kuman per 100 ml sampel
0
1. Air yang masuk distribusi
E. coli atau fecal coli
Total bakteri Coliform
Kuman per 100 ml sampel
Kuman per 100 ml sampel
0
0
1. Air pada sistem distribusi
E. coli atau fecal coli
Total bakteri Coliform
Kuman per 100 ml sampel
Kuman per 100 ml sampel 0 0
(54)
2. KIMIAWI
2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan
a. Bahan Anorganik
Parameter Satuan Kadar
Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
Antimon mg/liter 0,005 Air raksa mg/liter 0,001 Arsenic mg/liter 0,01 Barium mg/liter 0,7
Boron mg/liter 0,3
Kadmium mg/liter 0,003 Kromium ( val. 6 ) mg/liter 0,05
Tembaga mg/liter 2
Sianida mg/liter 0,07 Fluorida mg/liter 1,5 Timbal mg/liter 0,01 Molybdenum mg/liter 0,07 Nikel mg/liter 0,02 Nitrat ( sebagai NO3 ) mg/liter 50 Nitrit ( sebagai NO 2 ) mg/liter 3 Selenium mg/liter 0,01
(55)
b. Bahan Organik
Parameter Satuan Kadar Naksimum yang
diperbolehkan
Keterangan
Chlorinated alkanes Carbon tetrachloride mg/liter 2 Dichloromethane mg/liter 20 1,2- dichloroethane mg/liter 30 1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000 Chlorinated Ethenes Vinyl Chloride mg/liter 5 1,1-dichloroethene mg/liter 30 1,2-trichloroethene mg/liter 50 Trichloroethene mg/liter 70 Tetrachloroethene mg/liter 40 Aromatic hydrocarbons Benzene mg/liter 10 Toluen mg/liter 700 Xylene mg/liter 500 Benzo(a)pyrene mg/liter 0.7 Chlorinated benzenes Monochlorobenzene mg/liter 300 1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000 1,4-dichlorobenzene mg/liter 300 Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20
Lain lain
Di(2 –ethylhexiny)adipate mg/liter 80 Di(2-ethylhexyl)phtalate mg/liter 8 Acrylamide mg/liter 0.5 Epichlorohydrin mg/liter 0.4 Hexachlorobutadiene mg/liter 0.6 Edetic Acid (EDTA) mg/liter 200 Tributyltin oxide mg/liter 2
(56)
Pestisida
Parameter Satuan Kadar
maksimum yang diperbolehkan
keterangan
Alachlor g/liter 20 Aldicarb g/liter 10 Aldrin/dieldrin g/liter 0.03 Atrazine g/liter 2 Bentazone g/liter 30 Carbofuran g/liter 2 Chlordane g/liter Chlorotoluron g/liter 1
DDT g/liter 30
1,2-dibromo-3-chloropropane g/liter 20 2,4-D1,2-dichloropropane g/liter 20 1,3-dichloropropene g/liter Heptachlor and heptachlor
epoxide
g/liter 0.03
Hexachlorobenzene g/liter 1 Isoproturon g/liter 9
Lindane g/liter 2
MCPA g/liter 2
Methoxychlor g/liter 20 Metolachlor g/liter 10 Molinate g/liter 6 Pendimethaline g/liter 20 Pentachlorophenol g/liter 9 Permetrine g/liter 20 Propanil g/liter 20 Pyridate g/liter 100 Simazine g/liter 2 Trifuraline g/liter 20
Chlorophenoxy
Herbicides
Selain 2,4 D dan MCPA g/liter 90 2,4-DB dichlorprop g/liter 100 Fenoprope g/liter 9
(57)
Mecoprop g/liter 10
2,4,5-T g/liter 9
1. desinfektan dan hasil sampingannya
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Keterangan
Monochloromaine 3
Chlorine mg/l 5
Bromate mg/l 25
Chlorite mg/l 200
Chlorophenol mg/l 2,4,6-trichlorophenol mg/l 200 Formaldehyde mg/l 900 Trihalomethanes Bromoform mg/l 100 Dibromochloromethane mg/l 100 Bromodichloromethane mg/l 60 Chloroform mg/l 200 Chlorinated acetic aid Dichloroacetic acid mg/l 50 Tricholoracetic acid mg/l 100 Chloral hydrate Trichloroacetaldehyde mg/l 10 Halogenated acetonitriles Dichloroacetonitrile mg/l 90 Dibromoacetonitrile mg/l 100 Trichloroacetonitrile mg/l 1 Cyanogen chloride (sebagai CN ) mg/l 70
(1)
Pentachloropheno l
mg/L 0,01 0,01
Pestisida total mg/L 0,1 0,1
2,4,6
trichlorophenol
mg/L 0,01 0,01
Zat organik (kmno4)
mg/L 10 10
c. Mikrobiologik
Koliform tinja
Jumlah/1000
ml
Persyaratan air minum Persyaratan air bersih
Parameter Satuan Kadar
maksimum yang
diperbolehkan
Keterangan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Keterangan
Total koliform
Jumlah/1000
ml
95% dari sampel yang diperiksa selama setahun kadang-kadang boleh ada 3 per 100ml sampel air, tetapi tidak berturut turut
5010 bukan air
perpipaanair perpipaan
d. Radio aktifitas Aktifitas alpha (Gross Alpha activity)
Bq/L
0,1
0,1
Aktifitas beta (Gross Alpha activity)
(2)
Lampiran I
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal : 29 Juli 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
1. BAKTERIOLOGIS
Parameter Satuan Kadar
Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1. Air minum E. Coli atau fecal coli
Kuman per 100 ml sampel
0
1. Air yang masuk distribusi E. coli atau fecal coli
Total bakteri Coliform
Kuman per 100 ml sampel
Kuman per 100 ml sampel
0 0
1. Air pada sistem distribusi E. coli atau fecal coli
Total bakteri Coliform
Kuman per 100 ml sampel
Kuman per 100 ml sampel
0 0
(3)
2. KIMIAWI
2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan a. Bahan Anorganik
Parameter Satuan Kadar
Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
Antimon mg/liter 0,005
Air raksa mg/liter 0,001
Arsenic mg/liter 0,01
Barium mg/liter 0,7
Boron mg/liter 0,3
Kadmium mg/liter 0,003
Kromium ( val. 6 ) mg/liter 0,05
Tembaga mg/liter 2
Sianida mg/liter 0,07
Fluorida mg/liter 1,5
Timbal mg/liter 0,01
Molybdenum mg/liter 0,07
Nikel mg/liter 0,02
Nitrat ( sebagai NO3 ) mg/liter 50
Nitrit ( sebagai NO 2 ) mg/liter 3
Selenium mg/liter 0,01
(4)
b. Bahan Organik
Parameter Satuan Kadar Naksimum
yang
diperbolehkan
Keterangan
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mg/liter 2
Dichloromethane mg/liter 20
1,2- dichloroethane mg/liter 30
1,1,1-trichloroethane mg/liter 2000
Chlorinated Ethenes
Vinyl Chloride mg/liter 5
1,1-dichloroethene mg/liter 30
1,2-trichloroethene mg/liter 50
Trichloroethene mg/liter 70
Tetrachloroethene mg/liter 40
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg/liter 10
Toluen mg/liter 700
Xylene mg/liter 500
Benzo(a)pyrene mg/liter 0.7
Chlorinated benzenes
Monochlorobenzene mg/liter 300
1,2-dichlorobenzene mg/liter 1000
1,4-dichlorobenzene mg/liter 300
Trichlorobenzenes (togal ) mg/liter 20
Lain lain
Di(2 –ethylhexiny)adipate mg/liter 80
Di(2-ethylhexyl)phtalate mg/liter 8
Acrylamide mg/liter 0.5
Epichlorohydrin mg/liter 0.4
Hexachlorobutadiene mg/liter 0.6
Edetic Acid (EDTA) mg/liter 200
(5)
Pestisida
Parameter Satuan Kadar
maksimum yang diperbolehkan
keterangan
Alachlor g/liter 20
Aldicarb g/liter 10
Aldrin/dieldrin g/liter 0.03
Atrazine g/liter 2
Bentazone g/liter 30
Carbofuran g/liter 2
Chlordane g/liter
Chlorotoluron g/liter 1
DDT g/liter 30
1,2-dibromo-3-chloropropane g/liter 20
2,4-D1,2-dichloropropane g/liter 20
1,3-dichloropropene g/liter
Heptachlor and heptachlor epoxide
g/liter 0.03
Hexachlorobenzene g/liter 1
Isoproturon g/liter 9
Lindane g/liter 2
MCPA g/liter 2
Methoxychlor g/liter 20
Metolachlor g/liter 10
Molinate g/liter 6
Pendimethaline g/liter 20
Pentachlorophenol g/liter 9
Permetrine g/liter 20
Propanil g/liter 20
Pyridate g/liter 100
Simazine g/liter 2
Trifuraline g/liter 20
Chlorophenoxy
Herbicides
Selain 2,4 D dan MCPA g/liter 90
2,4-DB dichlorprop g/liter 100
(6)
Mecoprop g/liter 10
2,4,5-T g/liter 9
1. desinfektan dan hasil sampingannya
Parameter Satuan Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
Keterangan
Monochloromaine 3
Chlorine mg/l 5
Bromate mg/l 25
Chlorite mg/l 200
Chlorophenol mg/l
2,4,6-trichlorophenol mg/l 200
Formaldehyde mg/l 900
Trihalomethanes
Bromoform mg/l 100
Dibromochloromethane mg/l 100
Bromodichloromethane mg/l 60
Chloroform mg/l 200
Chlorinated acetic aid
Dichloroacetic acid mg/l 50
Tricholoracetic acid mg/l 100
Chloral hydrate
Trichloroacetaldehyde mg/l 10
Halogenated acetonitriles
Dichloroacetonitrile mg/l 90
Dibromoacetonitrile mg/l 100
Trichloroacetonitrile mg/l 1
Cyanogen chloride