PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI KURSI DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP ) DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA.

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI KURSI
DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP )
DI PT. KHARISMA ESA ARDI--SURABAYA

SKRIPSI

Dia j u k a n O leh :

REZAFANI ALFIN
NPM.0732010101

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
penelitian

dengan

judul

“PERENCANAAN

KAPASITAS

WAKTU

PRODUKSI KURSI DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY
PLANNING (RCCP) DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA
Penelitian ini merupakan tugas wajib dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

3.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri


4.

Ibu Ir Iriani, MMT selaku dosen pembimbing I

5.

Bapak Ir. M.T. Safirin, MT selaku dosen pembimbing II

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

6.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7.


Kedua Orang Tua Penulis yang senantiasa dan selalu memberikan dukungan
baik materi maupun moriil.

8.

Seluruh angkatan 2007 TI dari paralel A sampai D, serta semua pihak yang
telah membantu, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi

maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.

Surabaya, 17 Februari 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………... vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. x
ABSTRAKSI …………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………..……………………………....... 1

1.2. Perumusan Masalah …………..…………………………....... 2
1.3. Batasan Masalah ..………….……………….……………...... 2
1.4. Asumsi - asumsi ..…………………………….…………........ 3
1.5. Tujuan Penelitian ….………………………………….…....... 3
1.6. Manfaat Penelitian ………………………………………....... 3
1.7. Sistematika Penulisan ……………………………………...... 4

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Kapasitas Produksi…………………………...... 6
2.1.1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek…….……......... 7
2.1.2. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah …………..... 7
2.1.3. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek ……. ……....... 8
2.2. Perencanaan Kapasitas Kasar (Rought Cut Capacity Planning 9
2.2.1. Teknik-Teknik RCCP…………….....……………........ 10
2.3. Peramalan……………………... …………………………...... 15

2.3.1. Jenis-Jenis Peramalan ………………...……………..... 16
2.3.2. Prosedur Peramalan ……………………...………….... 17
2.3.3. Metode Peramalan …………………….…………........ 18
2.3.3.1 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan………........... 20
2.4. Perencanaan Produksi …………………………………........... 23
2.4.1. Sifat-sifat Perencanaan Produksi…………………...... 24
2.4.2. Jenis – Jenis Perencanaan Produksi………………...... 24
2.4.3. Perencanaan Produksi Agregat……………………...... 25
2.5. Uji Kondisi diluar Kendali (MRC)………………………...... 28
2.6. Jadwal Induk Produksi (MPS)…... …………………….......... 30
2.7. Pengukuran Waktu Kerja…... ……………………………...... 33
2.7.1. Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti………...... 34
2.7.2. Persiapan Awal Pengukuran Waktu Kerja…………...... 36
2.7.3. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Kerja……...... 37

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2.7.4. Langkah-langkah Dalam Melaksanakan Pengukuran Waktu
Kerja …………….. ………………………………...... 38
2.7.5. Melakukan Pengukuran Kerja …….………………...... 41
2.7.6. Perhitungan Waktu Kerja …………………………...... 45
2.7.7. Penyesuaian dan Kelonggaran..……………………...... 46
2.7.7.1. Faktor Kelonggaran (Allowance)…………...... 46
2.7.7.2. Faktor Penyesuaian (Rating Performance)...... 50
2.8. Waktu Produksi Tersedia…………. ……………………….. 52
2.9. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas .……………………........ 53
2.10.Penelitian Terdahulu…………….. .……………………........ 54

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. 60
3.2. Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ......………………. 60
3.3. Metode Pengumpulan Data......................………………....... 71
3.4. Metode Pengolahan dan Analisa Data.............…………....... 73

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data................................................................... 77
4.1.1. Data Jumlah Tenaga Kerja dan Mesin Produksi........... 77

4.1.2. Data Perincian Jam Kerja dan Hari Kerja Karyawan..... 78
4.1.3. Data Permintaan Produk Kursi lipat

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(Januari 2009 – Desember 2010)................................................78
4.2. Pengukuran Waktu Kerja.......................................................... 79
4.3. Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Pekerja Tiap Kegiatan
Kerja.......................................................................................... 81
4.4. Uji Keseragaman Data, Kecukupan Data dan Perhitungan Waktu
Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku................................... 82
4.5. Peramalan Permintaan Tahun 2011 dan 2013........................... 87
4.5.1. Membuat Plot Diagram Permintaan............................... 88
4.5.2. Penetapan Metode Peramalan......................................... 88
4.5.3. Menghitung Masing-masing Kesalahan Peramalan........ 88
4.5.4. Memilih Metode Dengan Nilai Kesalahan Peramalan
Terkecil..................................................................................... 89

4.5.5. Uji Verifikasi Data Dengan MRC
(Moving Range Chart)................................................... 89
4.5.6. Hasil Peramalan Dengan Metode Yang Dipilih............ 92
4.6. Jadwal Induk Produksi (JIP).................................................... 93
4.7. Matrik Produksi ....................................................................... 93
4.8. Matrik Waktu Baku ................................................................. 94
4.9. Rough Cut Capacity Planning (RCCP) ................................... 94
4.9.1. Perhitungan RCCP Pada Proses Pengukuran .................. 95
4.10. Waktu Produksi Tersedia (Rated Production Time) .............. 96
4.10.1. Proses Pengukuran ....................................................... 97

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.11. Hasil dan Pembahasan ............................................................ 103
4.11.1. Peramalan ................................................................... 103
4.11.2. Perencanaan Waktu Produksi ..................................... 103


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 106
5.2. Saran ........................................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.

Pengukuran Waktu Kerja ………………………………...... 8

Tabel 2.2.

Performance Rating dengan Sistem Westing House …….... 17

Tabel 2.3.

Matriks Pendekatan RCCP dan BOL ……………………... 31

Tabel 4.1.

Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Mesin ............................. 78

Tabel 4.2.

Data Perincian Jam dan Hari Kerja Karyawan .................... 78

Tabel 4.3.

Data Permintaan PT. KHARISMA ESA ARDI ................... 79

Tabel 4.4.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Pengukuran ...................... 80

Tabel 4.5.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Pemotongan ..................... 80

Tabel 4.6.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Penghalusan .....................80

Tabel 4.7.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Assembling ...................... 80

Tabel 4.8.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Pengecatan .......................81

Tabel 4.9.

Tabel Pengamatan Waktu Proses Finishing........................... 81

Tabel 4.10.

Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran Pekerja Tiap Kegiatan
Kerja .................................................................................... 82

Tabel 4.11.

Tabel Pengolahan Data Proses Pengukuran .......................... 83

Tabel 4.12.

Hasil Uji Keseragaman Data ............................................... 86

Tabel 4.13.

Hasil Uji Kecukupan Data ................................................... 86

Tabel 4.14.

Perhitungan Waktu Normal, Waktu Siklus dan
Waktu Baku ......................................................................... 87

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.15.

Nilai Kesalahan Peramalan Dari Berbagai Metode
Peramalan ............................................................................ 89

Tabel 4.16.

Perhitungan Moving Range ................................................. 90

Tabel 4.17.

Data Hasil Peramalan Permintaan Produk .......................... 91

Tabel 4.18.

Jadwal Induk Produksi Produk ............................................ 92

Tabel 4.19.

Matrik Produksi Tahun 2011 .............................................. 94

Tabel 4.20.

Matrik Waktu Baku ............................................................. 94

Tabel 4.21.

Hasil RCCP Dalam Satuan Jam .......................................... 96

Tabel 4.22.

Tabel Perbandingan Kapasitas Waktu Produksi RCCP Dengan
Kapasitas Waktu Produksi Tersedia .................................... 99

Tabel 4.23.

Kapasitas Produksi Pada Stasiun Kerja Yang Mengalami Jam
Lembur ................................................................................ 100

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan
Perencanaan / Pengendalian Produksi ……......................... 24

Gambar 2.2.

Proses Perencanaan Penjadwalan Produksi …………......... 25

Gambar 2.3.

Gambar JIP .............................

Gambar 2.4.

Peranan RCCP dalam Perencanaan dan Pengendalian

26

Kapasitas............................................................................... 34
Gambar 2.5.

Moving Range Chart ........................................................... 42

Gambar 3.1.

Flow Chart Pemecahan Masalah ......................................... 63

Gambar 4.1.

Grafik Uji Keseragaman Data Proses Forming ................... 84

Gambar 4.2.

Plot Diagram Permintaan
PT. KHARISMA ESA ARDI...............................................88

Gambar 4.3.

Peta Kendali Moving Range ................................................ 91

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN II

: PENGUKURAN WAKTU KERJA

LAMPIRAN III

: PERHITUNGAN PENYESUAIAN DAN
KELONGGGARAN

LAMPIRAN IV

: HASIL PERAMALAN DENGAN SOFTWARE
WIN-QSB

LAMPIRAN V

: PERHITUNGAN ROUGH CUT CAPACITY
PLANNING (RCCP)

LAMPIRAN VI

: PERHITUNGAN WAKTU TERSEDIA

LAMPIRAN VII

: TABEL ALLOWANCE

LAMPIRAN VIII

: TABEL APENNDIX

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKS
PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI KURSI
DENGAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING ( RCCP )
(Studi Kasus Di PT. KHARISMA ESA ARDI – Sur abaya)
Oleh :
REZAFANI ALFIN

PT. KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA adalah perusahaan yang
bergerak dibidang furniture dan mampu memasok furniture di Indonesia. Didalam
proses produksi dalam pembuatan kursi terdapat enam stasiun kerja mulai dari
Pengukuran, pemotongan, Penghalusan, Assembling, Pengecatan, Finishing dan
dari ke enam stasiun kerja tersebut proses Pengecatan memakan waktu yang
paling lama sehinga perusahaan tidak dapat melakukan produksi dengan tepat dan
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diterapkan metode Rought
Cut Capacity Planning (RCCP). Rought Cut Capacity Planning merupakan
“analisis untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia
didalam memenuhi jadwal induk produksi (Master Production Schedule) yang
telah ditetapkan” dengan Teknik Bill Of Labor (BOL).
Hasil penelitian, dari enam stasiun kerja di PT. KHARISMA ESA ARDISURABAYA ; Proses
Pengukuran sebesar 178.36
jam/bulan, Proses
Pemotongan sebesar 168.11 jam/bulan, Proses Penghalusan sebesar 176.03
jam/bulan, Proses Assembling sebesar 168.11 jam/bulan atau, Proses Pengecatan
sebesar 175.86 jam/bulan, dan Proses Finishing sebesar 174.77 jam/bulan.
Perbandingan antara kapasitas waktu produksi RCCP (teknik Bill of
Labor) dengan kapasitas waktu produksi tersedia di PT. KHARISMA ESA ARDISURABAYA terdapat 2 stasiun kerja yang tidak memenuhi yaitu pada stasiun
kerja proses Assembling dan Pengecatan bulan Juni 2011 sampai dengan Mei
2013 berturut-turut sebesar Assembling : 10.81, 12.06., 12.06, dan seterusnya ,
12.06. dan Pengecatan : 14.627, 15.964, 15.964, dan seterusnya 15.964.
Kata Kunci : Kapasitas waktu, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut
Capacity Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

xi

ABSTRACT
TIME CAPACITY PLANNING PRODUCTION FOR CHAIR
WITH METHOD ROUGHT CUT PLANNING CAPACITY (RCCP)
(Case Study In PT. KHARISMA ESA ARDI – Sur abaya)
By:
REZAFANI ALFIN

PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA is a company engaged in the
furniture and capable of supplying furniture in Indonesia. In the production
process in the manufacture of chairsthere were six work stations start of
measurement, cutting, refinement, Assembling, Painting, Finishing And of the six
work stations are painting process takes the longest so that companies can not
perform properly and production can not meet demand the consumer.
To anticipate that problem the company uses the Rought Cut Capacity
Planning (RCCP)-method. Rought Cut Capacity Planning (RCCP)-method is “a
way to analyze and examine an availability of the capacity of the facility process
that available in case of filling Master Production Schedule (MPS) that
established “with Bill of Labor-technique (BOL).
The result of the research from those six working-stations in PT.
KHARISMA ESA ARDI for the Measurement-Process 178.36’ hour/month,
Cutting-Process 168.11’ hour/month, Refinement-Process 176.03’ hour/month,
Assembling-Process 168.11’ hour/month, Painting-Process 175.86’ hour/month
and the last Finishing-Process 174.77’ hour/month.
Comparison between
the capacity
of production
time RCCP
(engineering Bill of Labor) with a capacity of production timeavailable in
the PT. ARDI-SURABAYA KHARISMA ESA there are 2 stations that do
not meet the work onworkstations and Painting Assembling process in June 201
to May2013 respectively for Assembling: 10.81, 12:06.,12:06, and so on, 12:06.
and Painting: 14,627, 15,964,15,964, 15,964 and so on.
Key words: Time Capacity, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut
Capacity Planning (RCCP), Bill of Labor (BOL).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

xii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kapasitas adalah jumlah dari keluaran maksimum yang bisa dihasilkan

oleh suatu fasilitas dalam satu periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam
jumlah keluaran per satuan waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan akan produk
oleh konsumen, perusahaan perlu memperhatikan Perencanaan kapasitas dan
pengendalian aktivitas produksi yang harus dilakukan dalam pemenuhan order di
pasar. Karena tanpa adanya perencanaan kapasitas dan pengendalian aktivitas
produksi yang tepat maka bukan tidak mungkin akan terjadi over produksi
(produksi yang berlebihan) ataupun low produksi (kekurangan produksi) dalam
proses produksinya.
PT. KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA adalah perusahaan yang
bergerak dibidang furniture dan mampu memasok furniture di Indonesia. Produk
furniture yang dihasilkan oleh PT. KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA
memiliki berbagai jenis produk furniture, yaitu kursi, meja, lemari, sofa. Dan lainlain.

Disamping itu

PT.

KHARISMA

ESA

ARDI-SURABAYA

pada

kenyataannya melakukan perencanaan produksi, tetapi pelaksanaanya tersebut
hanya berdasarkan hasil penjualan periode sebelumnya, sehingga memungkinkan
terjadinya waktu produksi yang tidak optimal dan mengharuskan adanya
penambahan waktu produksi (jam lembur). Maka kendala yang di hadapi adalah
apakah kapasitas waktu produksi yang ada sudah dapat memenuhi permintaan
konsumen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diterapkan metode Rought
Cut Capacity Planning (RCCP). Rought Cut Capacity Planning merupakan
“analisis untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia
didalam memenuhi jadwal induk produksi (Master Production Schedule) yang
telah ditetapkan”. Dengan kata lain, proses ini akan menghasilkan jadwal induk
produksi yang telah disesuaikan, karena telah memberikan gambaran tentang
ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi yang disusun dalam
jadwal induk produksi. Waktu produksi secara umum diukur dalam bentuk waktu
(jam/bulan) yang ditunjukkan berdasarkan kemampuam manusia dengan bantuan
mesin yang tersedia setiap periode operasi. Dengan menggunakan metode Rought
Cut Capaciy Planning tersebut diharapkan perusahaan mampu membuat
perencanaan produksi yang tepat sehingga

dapat memenuhi permintaan

konsumen.

1.2

Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah yang

ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Berapa kapasitas waktu produksi kursi ditiap- tiap stasiun kerja agar dapat
memenuhi permintaan konsumen?”

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini:

1.

Data permintaan di PT. KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA yang diambil
adalah periode bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2010.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.

Perencanaan kapasitas produksi hanya dilakukan secara kasar dengan
menggunakan metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP) berdasarkan
Bill Of Labour (BOL).

3.

1.4

Pada penelitian ini tidak memperhitungkan biaya (financial yang terkait).

Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut:

1. Tidak adanya perubahan komposisi produk selama periode perencanaan.
2. Material dan bahan – bahan penunjang lainnya selalu tersedia.
3. Fasilitas produksi berjalan pada kondisi normal dan lancar

1.5

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1 Menentukan kapasitas waktu produksi tersedia untuk memenuhi kapasitas
produksi
2 Menganalisa kapasitas waktu produksi RCCP (teknik Bill of labor) di tiap –
tiap stasiun kerja di PT. KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA sehingga
dapat memenuhi permintaan konsumen

1.6

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Penulis
Untuk menambah pengetahuan mengenai perencanaan kapasitas dan
pengendalian aktivitas produksi dengan menggunakan metode Rough Cut
Capacity Planning (RCCP) serta studi banding antara pengetahuan secara teori
dan kenyataan dilapangan.
2. Perusahaan
Dapat mengetahui waktu produksi yang ada dalam perusahaan guna
mencukupi waktu produksi yang diperlukan berdasarkan hasil peramalan
permintaan konsumen pada masa mendatang dengan menggunakan metode
RCCP dengan teknik Bill Of Labour (BOL).
3. Universitas
Sebagai referensi bagi mahasiswa aktif dan sebagai alat perbandingan untuk
melakukan penelitian ini lebih lanjut oleh mahasiswa teknik industri
selanjutnya, khususnya mengenai perencanaan kapasitas dan pengendalian
aktivitas produksi dengan mengunakan metode RCCP dengan teknik Bill Of
Labour (BOL) .

1.7

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian sesuai dengan dengan sistematika

penulisan yang ditetapkan oleh pihak fakultas untuk memudahkan penelitian
adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN
Berisi gambaran umum masalah yang terdiri dari Latar Belakang,
Tujuan, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Asumsi, Manfaat
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori yang menjadi refrensi atau acuan
yang akan digunakan untuk melakukan pembahasan dan analisa
masalah nantinya, yang berisi teori-teori metode RCCP serta teoriteori pendukung lainnya.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai tempat dan waktu penelitian, langkahlangkah pemecahan masalah yang mencakup identifikasi dan
perumusan masalah, metode pengumpulan dan pengolahan data,
serta analisa dan kesimpulan.

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi analisa dan pembahasan data yang didasarkan atas teori
yang telah diuraikan di atas dengan menggunakan data-data yang
telah didapat selama penelitian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini menyimpulkan dan memberikan saran dari hasil
penelitian dan pengolahan data tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Perencanaan Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah output ( produk ) maksimum yang dapat

menghasilkan suatu fasilitas produksi dalam selang waktu tertentu. Dari definisi
tersebut, kapasitas terbagi atas tiga perspektif yaitu :
a. Kapasitas Desain
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di mana
tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau cacat,
dan perawatan hanya yang rutin.
b. Kapasitas Efektif
Kapasitas ini menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu.
Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain.
c. Kapasitas Aktual
Kapasitas ini menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas
produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan
kapasitas efektif.
Perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor
produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusa –
keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor –

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan
utilitasnya, adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan kapasitas
efektif ialah rancangan produk, kualitas bahan yang digunakan, sikap dan motifasi
tenaga kerja, perawatan mesin / fasilitas, serta rancangan pekerjaan.

2.1.1. Perencanaan Kapasitas J angka Pendek
Dalam jangka pendek perencanaan kapasitas digunakan untuk pengendalian
produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah sesuia dengan
rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan kapasitas jangka pendek inidilakukan
dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan kedepan.

2.1.2. Perencanaan Kapasitas J angka Menengah
Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat
apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang
telah ditetapkan. Proses disagregasi telah mengahsilkan sutu jadwal induk produksi
yang “ kasar “. Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas, maka jadwal
tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang lebih realistis.
Kurun waktu perencanaan kapasitas produksi yang dicakup ialah satu bulan
sampai dengan satu tahun kedepan. Perencanaan dalam tahap jangka menengah ini
diperlukan tambahan tools, waktu lembur, waktu shift kerja tambahan, dilakukannya
subkontrak, atau penjadwalan yang lebih ketat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3. Perencanaan Kapasitas J angka Panjang
Dalam jangka panjang ( dengan kurun satu sampai dengan lima tahun ke
depan ) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomisasi fasilitas
produksi. Hal yang terpentik dalam perencanaan kapasitas jangka panjang ini ialah
fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau produk – produk baru
yang akan dibuat. Adapun hubungan aktivitas Perencanaan Kapasitas Produksi
dengan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dapat dilihat pada bagan berikut ini :
( Kusuma, 2004 )
Jangka Panjang

Perencanaan Kebutuhan
Sumber Daya

Perencanaan Produksi

Peramalan

Perencanaan Kapasitas
Rought - Cut

Jadwal Induk Produksi

Perencanaan
Disagregat

Perencanaan Produksi
Jangka Menengah

Perencanaan Kebutuhan
Kapasitas

Perencanaan Kebutuhan Bahan

Jangka Pendek

Pengendalian
input / output

Pengendalian Aktivitas
Produksi

Penjadwalan Produksi

Gambar. 2.1.
Hubungan Aktivitas Perencanaan Kapasitas dengan
Perencanaan / Pengendalian Produksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Perencanaan Kapasitas Kasar ( Rougt Cut Capacity Planning )
Rought Cut Capacity Planning ( RCCP ) digunakan untuk menetapkan
kapasitas yang diperlukan untuk membuat MPS ( Jadwal Induk Produksi ). Jangka
waktu perencanaan RCCP ini sama dengan MPS, biasanya 1 – 3 tahun kedepan.
Sama seperti MPS, RCCP mendapatkan laporan yang dirubah pada saat
produksi. Bagaimanapun, RCCP tidak mendapatkan komponen persediaan yang
sudah diproduksi dan disimpan atau pada saat diproses, sehingga kapasitas yang
dibutuhkan untuk proyek jangka pendek akan bermasalah. Sumber lain yang
berpotensial untuk menjadi masalah adalah jika jadwal induk produksi tidak
mengandung informasi tentang perencanaan pemesanan. Rought Cut Capacity
Planning digunakan untuk membuat keputusan dalam mengatur kapasitas pada
jangka waktu tertentu. Keputusan mungkinakan meliputi standart mesin dan
subkontrak. ( Smith, 1989 )
Dalam jangka panjang, perhitungan dan perencanaan kebutuhan kapasitas
dilakukan dengan metode Rougt Cut Capacity Planning. Analisis ini dilakukan
untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia di dalam
memenuhi jadwal induk produksi ( MPS ) yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
proses ini akan menghasilkan jadwal induk produksi yang telah disesuaikan., karena
telah memberikan gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target
produksi yang disusun dalam jadwal induk produksi. Hali ini dilakukan mengingat
rencana induk produksi diturunkan dari optimasi ongkos – ongkos produksi sehingga
tidak mencerminkan realita kebutuhan kapasitas sebenarnya. Pada kenyataanya,
keputusan – keputusan penambahan fasilitas baru, lembur atau subkontrak pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

hakikatnya dihasilkan pada tahap ini. Jadi tujuan MPS adalah mewujudkan
perencanaan agregat menjadi suatu perencanaan terpisah untuk masing – masing
item individu . selain itu MPS juga dapat mengevaluasi jadwal – jadwal alternative
dalam hal kebutuhan kapasitas, menyediakan input sistem dan membantu manajer
produksi untuk mengahasilakn prioritas – prioritas untuk penjadwalan produksi.
Untuk melakukan perhitungan kebutuhan kapasitas dengan menggunakan
metode Rought Cut Capacity Planning ( RCCP ) dibutuhkan masukan berupa :
• Ramalan permintaan dan rencana produksi yang dihasilkan dari proses peramalan,
perencanaan agregat, serta proses diisagregasi.
• Struktur produk dan bill of material-nya.
• Waktu Set Up dan waktu proses suatu produk di suatua departemen.
• Jumlah produksi yang ekonomis dari produk tersebut ( EPQ : Economic
Production Quantity ).
Keempat macam data tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung
kebutuhan kapasitas periode per periode. Tahapan perhitungan kapasitas dengan
menggunakan metode Rought Cut Capacity Planning ialah sebagai sebagai berikut :
Step 1 : Menentukan rencana produksi melalui proses peramalan dan proses
perencanaan produksi.
Step 2 : Membuat struktur produk dan bill of material produk.
Step 3 : Menghitung standart waktu kerja ( Standart Run Hours : SRH )
denganmenggunakan persamaan berikut :
SRH =

SetupTime
EPQ

+ RunTime

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keterangan : SRH : Menghitung standart waktu kerja
EPQ : Jumlah produksi yang paling ekonomis
( dalam satuan waktu per menit ). SRH ini menunjukkan total waktu yang
dibutuhkan untuk membuat satu unit produk pada suatu kelompok mesin.
Step 4

: Menghitung kebutuhan sumber daya ( Bill of Resource ).

Step 5

: Menghitung kebutuhan kasar kapasitas. ( Kusuma, 2004 )
RCCP merupakan urutan kedua dari hierarki perencanaan prioritas kapasitas

yang berperan dalam mengembangkan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap
MPS yang juga menempati urutan kedua dalam herarki perencanaan prioritas
produksi. Guna menetapkan sumber – sumber spesifik tertentu khususnya yang
diperkirakan akan menjadi hambatan potensial ( potensial bottleneck ) adalah untuk
melaksanakan MPS. Dengan demikian kita dapat membatu manajemen untuk
melaksanakan RCCP, dengan memberikan informasi tentang tingkat produksi di
masa mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Jadi penyesuaian MPS akan dilakukan berdasarkan hasil dari analisa RCCP
ini. Salah satu teknik pada proses RCCP adalah perencanaan kapasitas dengan
menggunakan faktor – faktor keseluruhan. Teknik ini mengalokasikan kebutuhan –
kebutuhan kapasitas untuk departemen – departemen, individu atau mencakup
periode waktu 3 bulanan.
Apabila permintaan konsumen melebihi kapasitas produksi yang ada maka
akan berdampak seperti :
• Material terlanjur dibeli dan dibawa ke shop kemudian dikerjakan atau diproses.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

• Terjadi antrian.
• Lead time tinggi ( waktu menyelesaikan produk ).
Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Manajemen Demand

Jadwal Induk Produksi

Perencanaan Kapasitas Kasar
( RCCP )

Perencanaan Material

Perencanaan Kapasitas

Pengendalian Material

Pengendalian Kapasitas

Jangka Menengah
Pengend. Input / output
Jangka
Pendek

Siklus Operasi

Gambar 2.2. Peranan RCCP dalam perencanaan dan pengendalian produksi

2.2.1. Teknik – Teknik RCCP
Ada 3 teknik yang dipakai untuk mengembangkan laporan pembebanan mesin
dalam menentukan kapasitas yang diperlukan, adalah :
• Bill Of Capacity
Bill Of Capacity ( BOC ) merupakan kapasitas yang dibutuhkan untuk membuat
suatu produk. Data yang dibutuhkan untuk menyusun Bill Of Capacity ini dapat
ditemukan pada Bill Of Material dan Routing Data. Kelebihan dari Bill Of
Capacity ( BOC ) ini adalah pada conversion Faktor dikembangkan secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

langsung untuk membuat 1 unit dan distribusi work centernya lebih banyak serta
perubahan yang terjadi pada saat produksi dapat masuk kedalam laporan.
• Perencanaan Kapasitas mengganti seluruh factor ( Capacity Planning Using
Overall Factor, COPF )
Perencanaan kapasitas ini membutuhkan data input sebagai berikut :
-

MPS

-

Waktu yang diperlukan bagi keseluruhan pabrik dalam memproduksi 1 typical
part.

-

Data historis tentang perbandingan antara waktu produksi di masing – masing
mesin.

Total Waktu Produksi = typical time x jumlah produksi ( MPS )
Waktu produksi pada tiap mesin atau sumber daya kunci.

= total waktu produksi x proporsi

WaktuMe sin
WaktuTotal

Bill of Labor
Yaitu daftar waktu penyelesaian suatu produk pada setiap work center. Data yang
diperlukan adalah :
-

MPS

-

Matrik – matrik yaitu matrik waktu dan matrik produksi

-

RCCP = ( Matrik Waktu ) x ( Matrik Produksi )

Berikut ini adalah tabel matrik pendekatan Rought Cut Capacity Planning
( RCCP ) dan Boll of Labour ( BOL ) :( Smith, 1989 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.1.
Matrik Pendekatan Rought Cut Capacity Planning (RCCP) dan
Bill Of Labour ( BOL )

Matrik Waktu
Produk

P

WC

1
2
3
.
.
.

a11
a12
a13
.
.
.

Matrik Produksi
Bulan

J

P

M

A

M

J

J

A

S

O

N

D

b13

b14

b15

b16

b17

b18

b19

b110

b111

b112

Produk

P1

b11

b12

Contoh Bill of Labour : 2 Produk, 2 bulan, 2 work center
Matrik Waktu

Matrik Produksi

P1

P2
Produk

P1

P2

WC

WC1

a11

a12

WC1

b11

b12

WC2

a21

a22

WC2

b21

b22

RCCP
P1

P2

WC1

c11

c12

WC2

c21

c22

Produk

WC

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c11 = a11 . b11 + a12 . b21
c12 = a11 . b12 + a12 . b22
c21 = a22 . b11 + a22 . b21
c22 = a21 . b12 + a22 . b22
n

cij = ∑ aik bkj
k =1

dimana :
Cii = Waktu Produksi yang direncanakan pada waktu work center k periode j.
Aii = Waktu Baku k di work center i.
Bkj = Produk k pada periode j.
w w w .t i.it b.ac.id/ .../ (pak%20oyo)%20RCCP%20BARU%202008.ppt

2.3

Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa

datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi
yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan ataupun jasa.
Peramalan akan menunjukkan kecenderungan – kecenderungan dalam kebutuhan
manufaktur dikemudian hari. Kebijakan – kebijakan pergantian regu kerja, rencana
untuk peningkatan atau penurunan aktivitas manufaktur, atau kemungkinan perluasan
pabrik sering dapat didasarkan pada ramalan – ramalan tersebut. Setiap kebijakan
perusahaan tidak akan terlepas dari usaha untuk meningkatkan kesejateraan
masyarakat atau meningkatkan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya
pada masa akan dating. ( Nasution, 2006 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.1 J enis – J enis Peramalan
Dalam hubungannya dengan waktu peramalan, maka peramalan bisa
diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu :
1. Peramalan jangka panjang
Peramalan ini umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini digunakan untuk
merencanakan produk dan perencanaan sumber – sumber daya.
2. Peramalan jangka menengah
Peramalan ini umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih
mengkhususus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan
untuk menentukan aliran kas, perencanaan peroduksi, dan penentuan anggran.
3. Peramalan jangka pendek
Peramalan ini umumnya 1 sampai 5 tahun minggu. Peramalan ini digunakan
untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan
kerja, dan lain – lain keputusan kontrol jarak pendek.
Apabila dilihat dari sifat penyususunan maka peramalan dapat
dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Peramalan subjektif
Merupakan peramalan yang lebih menekankan pada keputusan –
keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan intuisi seseorang yang
melakukannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Peramalan objektif
Merupakan peramalan yang didasrka atas data yang relevan dengan
masalah , dengan mengunakan teknik dan penganalisaan data tersebut.

2.3.2.

Prosedur Peramalan
Untuk lebih memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai

taraf ketepatan yang optimal, maka beberapa prosedur yang yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa data masa lalu, yang dilakukan dengan cara mmbuat tabulasi
dari data masa lalu. Dari tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data
tersebut.
2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah
metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan
nilai kenyataan yang sekecil mungkin.
3. Memproyeksikan data masa lalu dengan menggunakan metode yang
dipergunakan, mempertimbangkan beberapa faktor.faktor – faktor
perubahan tersebut antara lain terdiri dari perubahan kebijakan – kebijakan
yang mungkin terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah,
perkembangan teknologi dan penemuan – penemuan baru dan perbedaan
dengan hasil ramalan yang ada dengan kenyataanya.( Nasution, 2006 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.3. Metode Peramalan
Untuk membuat peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode
tertentu. Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu
menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data
dimasa akan datang. ( Baroto, 2004 )
Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang
terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu.
Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh :
1. Pengetahuan teknik tentang informasi data masa lalu yang dibutuhkan,
informasi ini berisikan data kuatitatif.
2. Teknik dan metode peramalan.
Baik tidanya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh
metode yang dipergunakan, juga ditentukan oleh baik tidaknya informasi
kuantitatif yang dipergunakan. Selama informasi yang dipergunakan tidak
dapat meyakinkan, maka hasil peramalan sukar dapat dipercaya
ketepatanya.
Adapun kegunaan dari metode peramalan adalah sebagai berikut :
1.

Untuk menentukan kebijaksanaan dalam penyusunan anggaran.

2.

Untuk mengendalikan persediaan bahan baku.

3. Untuk membantu kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi
4. Untuk mengadakan rencana perluasan perusahaan
5. Untuk pengawasan atas pembelanjaan.
( Nasution, 2006 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Berdasarkan pola data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka metode
peramalan yang tepat untuk digunakan adalah :
a. Simple Average (SA)
Metode ini digunakan jika diagram dari data masa lalu cenderung naik dan
membentuk garis lurus. Adapun nilai dari trend tersebut diperoleh dengan rumus :
Ft = a + bt
a,b

konstanta yang didapat berdasarkan rumus :

b

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
N ∑ X 2 − (∑ X ) 2

a

∑Y
∑X
−b
N
N

( Makridakis, 2005 )
b. Metode Single dan Double Exponensial Smoothing With Trend
Metode

ini

menjelaskan

sekelompok

metode

yang

menunjukkan

pembobotan secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua. Oleh karena
itu metode ini disebut prosedur pemulusan (smoothing) eksponensial.
Dalam penukisan penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan metode
pemulusan (smoothing) eksponensial tunggal (single) dan ganda (double).
1.

Adapun persamaan dari metode Single Exponensial Smoothing wih trend ini
adalah sebagai berikut :

X 
X
Ft +1 = Ft  t − t − N 
N 
N

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dimana :
Ft = nilai peramalan
Xt = data permintaan aktual periode t
Xt –1 = data permintaan aktual lama
N

= jumlah data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan

2. Dan juga persamaan Metode Double Exponensial Smoothing with trend adalah :
Ft + m = a1 + b1 m
Dimana m adalah jumlah periode ke muka yang diramalkan dan a, b adalah
konstanta yang didapat dengan rumus :
a1 = ( S’t - S’’t ) = 2S’t – S”t
b1 =

α
( S 't − S " t )
1−α

dimana :
S’t = nilai pemulusan eksponensial tunggal
S”t = nilai pemulusan eksponensial ganda
α = faktor smoothing ( 0 < α > 1 )
( Makridakis, 2005 )

2.3.3.1. Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Ukuran statistik standart yang sering digunakan untuk pengukuran ketepatan
metode peramalan dimana terdapat nilai pengamatan dan ramalan untuk n periode
serta n buah kesalahan adalah :
1. Kesalahan Rata – rata (ME) dan Kesalahan Rata – rata Kuadrat (MSE).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kesalahan rata – rata dapat dirumuskan sebagai berikut :
n

ME =

∑A −F
t

t −1

t

n

dimana :
At = permintaan actual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan
pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara
matematis MSE dapat dirumuskan sebagai berikut :

MSE = ∑

( At − Ft )2
n −1

2. Standart Deviasi Kesalahan (SDE) dan Deviasi Absolute Rata – rata (MAD).
Rumus dari standart deviasi kesalahan adalah :

∑ (A − F )

2

SDE =

t

t

n −1

dimana :
At = permintaan aktTual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

MAD merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu
tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
disbanding kenyataanya.
Secara sistematis MAD dapat dirumuskan sebagai berikut :
MAD = ∑

At − F t
n

3. Kesalahan persentase (Pei) dan Kesalahan Persentase Rata – rata (MPE).
Kesalahan persentase dirumuskan sebagai berikut :

PEt =

At − Ft
x100%
At

dimana :
At = permintaan aktual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
Sedangkan rumus dari kesalahan persentase rata – rata adalah :
n

MPE =


i =1

PEi
n

4. Kesalahan Persentase Absolute Rata – rata (MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti
dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil peramalan
terhadap permintaan aktual selama periode tertentu atau terlalu rendah. Secara
sistematis MAPE dapat dinyatakan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

n

MAPE =

∑ PE

1

i −1

n

F
 100 
atau MAPE = 
∑ At − t
At
 n 

dimana :
PEi = Kesalahan Persentase (Pei)
At = permintaan aktual pada periode t
Ft = ramalan permintaan untuk periode t
n = Jumlah periode yang digunakan untuk peramalan
( Safirin, 2003 )

2.4

Perencanaan Produksi
Perencanaan

produksi merupakan kegiatan yang bertujuan arah awal dari

tindakan – tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan harus melakukan. Oleh karena itu
perencanaan tidak akan selalu memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dalam
rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara
berkala dengan jalan melakukan pengendalian.
Pekerjaan pengendalian produksi akan sangat bergantung pada ada tidaknya
penyimpangan dalam pelaksanan produksi terhadap rencana produksi yang telah
dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka perlu
diadakan tindakan – tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpangan yang
terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan ini akan menjadikan dasar dalam
menyusun rencana produksi selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dengan mempersiapkan rencana produksi, kita harus memikirkan bahwa jika ada
permintaan yang harus dipenuhi, maka terdapat terdapat tiga macam sumber yang
dapat digunakan dalam mempersiakan rencana produksi yaitu :
1. Persediaan yang ada atau yang sedang dilakukan.
2. Persediaan yang ada atau yang masih digudang.
3. Produksi dan persediaan yang masih ada.
( Nasution, 2006 )

2.4.1. Sifat – sifat Perencanaan Produksi
Peranan perencanaan produksi adalah mengkoordinasikan

kegiatan dari

bagian – bagian yang langsung dan tidak langsung menjadwalkan, dan
mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai
output yang dihasilkan sehingga perusahaan betul – bertul dapat menghasilkan barang
dan jasa dengan efektif dan efisien.
Dalam menjadwalkan kegiatan produksi tersebut maka tahap perencanaanya
harus mempunyai sifat berjangka waktu, berjenjang, terpadu, terukur, berkelanjutan,
realistis, akurat, dan menantang.

2.4.2. J enis – jenis Perencanaan Produksi
Dalam perencanaan produksi terdapat tiga jenis perencanaan berdasarkan
periode waktu yang dicakup perencanaan produksi tersebut, yaitu :
1. Perencanaan produksi jangka panjang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perencanaan biasanya melihat 5 tahun atau lebih kedepan. Dalam artian
perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek apa yang muncul
dimasa mendatang terhadap tujuan sistem dan tindakan apa yang diperlukan dalam
menyesuaikan terhadap perubahan tersebut.
2. Perencanaan produksi jangka menengah
Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon antara 1 sampai
12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah ditetapkan pada
perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan ini didasarkan pada peramalan
permintaan tahunan dari bulan dan sumber daya produktif yang ada ( jumlah tenaga
kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier, dan subkontraktor ),
dengan asumsi kapasitas produksi relatif tetap.
3. Perencanaan produksi jangka pendek
Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang
dari 1 bulan, dan bentuk perencanaanya adalah berupa jadwal produksi. Tujuan
dari dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan actual

( yang

dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima ) dengan sumber daya yang
tersedia ( jumlah departemen, waktu shift yang tersedia, banyaknya operator,
tingkat persediaan yang dimiliki dan peralatan yang ada ), sesuai batasan – batasan
yang ditetapkan pada perencanaan agregat.( Nasution, 2006 ).

2.4.3

Perencanaan produksi agregat
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup

persediaan, penjadwalan kapasitas, dan sumber daya. Semakin besar fasilitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

industry, masalah perencanaan dan pengendalian menjadi semakin sukar. Bagian
perencanaan dan pengendalian produksi harus menjadwalkan produksi untuk
memenuhi permintaan berbagai produk yang berbeda, sehingga jadwal induk yang
memenuhi kebijaksanaa