ANALIS KELAYAKAN WEB EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KBS.

(1)

METODE

ANALISA RESIKO

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Jurusan Teknik Informaika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1

Disusun Oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ″VETERAN″ JAWA TIMUR

SURABAYA 2011


(2)

ANALISA RESIKO

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ″VETERAN″

JAWA TIMUR

SURABAYA

2011


(3)

ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI

KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE

ANALISA RESIKO

Disusun Oleh :

EKO

NPM. 0634 015 075

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT Budi Nugroho, S.KOM NPT. 19651109 199103 1002 NPT. 3800 9050 205

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si., MT NPT. 36907 060 209


(4)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJIAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini: Nama : Eko

NPM : 0634 015 075 Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang V, TA 2010/2011 dengan judul:

″ ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA

RESIKO

Surabaya, 15 Juni 2011 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Ir. Kemal Wijaya, MT

NIP. 1959 0925 1987 031 001

2) Rangsang Purnama, S.Kom, M.Kom NIDN. 071187301

3) Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT Budi Nugroho, S.KOM NPT. 19651109 199103 1002 NPT. 308 090 540 205

{

}

{

}


(5)

ANALISIS WEBSITE EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI

KEBUN BINATANG SURABAYA MENGGUNAKAN METODE

ANALISA RESIKO

Disusun Oleh : EKO 0634 150 075

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 10 Juni 2011 Pembimbing :

1.

Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT NPT. 19651109 199103 1002

Tim Penguji : 1

Ir. Kemal Wijaya, MT

NIP. 1959 0925 1987 031 001

2

Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205

2

Rangsang Purnama, S.Kom, M.Kom NIDN. 0711087301

3.

Budi Nugroho, S.Kom NPT. 308 090 540 205

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur, Surabaya

Ir. Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1 101


(6)

Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom Penyusun : Eko

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur semata ditujukan ke hadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga memungkinkan penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS

WEBSITE EDUKASI FLORA FAUNA DI KEBUN BINATANG

SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISA RESIKO”

Tugas Akhir yang memiliki beban sebesar 4 SKS ini, disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata satu (S-1) pada jurusan Teknik Informatika di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama proses perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari bahwa dalam karya Tugas Akhir ini masih mengandung kekurangan di sana-sini sehingga dengan segala kerendahan hati Penulis masih dan insya Allah akan tetap terus masih mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Dengan tak bosannya penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberi kemudahan, kesempatan dan petunjuk atas terselesaikannya buku ini. Di kesempatan ini, Penulis hendak


(7)

maupun material dan langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Terima kasih kepada keluarga Bapak dan Ibu yang telah memberi doa dan dukungan yang sangat besar kepada penulis selama ini hingga dapat menyelesaikan tugas akhirnya.

2. Bapak Ir.Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, semoga FTI dapat terus maju dan berkembang.

3. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT, selaku Ketua Jurusan semoga Teknik Informatika semakin maju dan berkembang di bawah kepemimpinan beliau.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT, selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan banyak bimbingan dan banyak masukan bagi tugas akhir ini.

5. Bapak Budi Nugroho, S.Kom, selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan ide bagi pengerjaan tugas akhir serta memberikan banyak bimbingan dan masukan bagi tugas akhir ini.

6. Bapak Ir.Mu`tasim Billah,MS, Selaku wakil dekan I yang telah memberikan support dan telah memberikan dukungan kepada saya untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini

7. Semua dosen jurusan Teknik Informatika yang telah membagikan ilmunya selama penulis menjalani masa perkuliahan.

8. Seluruh staf TU FTI dan karyawan jurusan Teknik Informatika yang selalu siap membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.


(8)

mengijinkan penulis untuk menganalisa web Edukasi Flora dan Fauna Kebun Binatang Surabaya.

10.Bu Sri Pentawati, makasih bu setiap saya telpon atau saya ke kantor ibu tidak bosan dan sangat membantu. Para siswa korespondensi dan juga para pegawai KBS, terima kasih atas partisipasinya dalam membantu proses pengumpulan data, Serta selalu bersahabat ketika penulis berada disana.

11.Terima kasih spesial buat sahabat terbaikku Pia Setyopratiwi, S.kom dan Eka Yudha Sulistyo yang telah memberi dukungan dan motivasi tersendiri bagi penulis.

12.Makasih buat temen-temen seperjuangan dan semua pihak yang memfasilitasi dan mendukung, Ibu Fetty Tri Angraeny, S.kom terima kasih mempercayai menjalankan UIBI sehingga bisa buat untuk saya tumpangan untuk mengerjakan dan untuk tempat singgah temen – temen TF 06, Norman, Ari Supriono,Skom, Dikri Syeban,Skom , Farli, Akhmad Dhani,S.kom , Angga matur nuwun dulur Serta teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam halaman ini. Tiada untaian kata yang cukup yang dapat penulis sampaikan sebagai balas atas jasa yang penulis terima melainkan hanya harapan semoga ALLAH SWT membalas semua amal tersebut. Jazakumullah Khairan Katsiran.

Surabaya, 1 Juni 2011


(9)

ABSTRAK………...….. i

KATA PENGANTAR………....……... ii

DAFTAR ISI………....……. v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN………..……….…... 1

1.1 Latar Belakang……….……. 1

1.2 Perumusan Masalah……….……….……..………. 3

1.3 Batasan Masalah……….……….……. 3

1.4 Tujuan ……….……….………. 4

1.5 Manfaat………..…….…………... 4

1.6 Metodologi……….…….…………... 5

1.7 Sistematika Penulisan………...……..……. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...……..….…. 8

2.1 Kebun Binatang Surabaya...………..……... 8

2.1.1. Profil Kebun Binatang Surabaya ...….………...…...…….. 8

2.1.2. Sejarah Kebun Binatang Surabaya .……...……..……….. 9

2.1.3. Struktur Organisasi Kebun Binatang Surabaya ………….….. 11


(10)

2.3. Konsep Dasar Informasi………...………..………...…… 30

2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi…………...……..………...… 31

2.4.1. Komponen dan Elemen Sistem Informasi..….………...…. 32

A. Komponen sistem informasi..……...…………..………... 32

B. Elemen sistem informasi..………....………..……... 34

2.5. Arsitektur Sistem Informasi..………....……….……...… 37

2.6. Pengertian Resiko..…..……….….. 38

2.6.1. Macam Risiko…..……….…... 39

2.6.2. Manajemen Risiko...………....…… 40

2.6.3. Proses Penilaian Risiko…………...………...……... 42

2.6.4. Proses Pengurangan Risiko…...…...……...…...…... 44

2.6.5. Proses Evaluasi Risiko…...…...………..…... 46

2.7. Framework Manajemen Risiko ...………..….. 46

2.7.1. Model Framework Manajemen Risiko ..……….... 49

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR…………...………...…. 51

3.1 Metodologi Analisa Risiko. …………..………...… 51


(11)

4.2 Proses Penilaian Risiko...………...………… 54

4.2.1. Menentukan Karakteristik Sistem.………...…...………… 54

4.2.2. Mengidentifikasi ancaman-ancaman... 61

4.2.3. Identifikasi Kelemahan………..……...…….. 62

A. Uji Implementasi Desain dan Sistem……...…………... 62

B. Uji Implementasi Koneksi Internet……...…………... 67

C. Internal Kontrol………...…………... 68

4.2.4. Analisa Pengawasan………....…….……. 68

4.3 Identifikasi dan Analisa Resiko. ………... 73

4.4 Respon Manajemen...………...…..….. 84

4.4.1. Tahap Rekomendasi Kontrol... 84

4.4.2. Dokumentasi hasil pekerjaan... 85 

4.4.3. Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)... 85

4.4.4. Optimalisasi Penanganan Transaksi... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...…….... 91

5.1. Kesimpulan………...………....…... 91


(12)

(13)

Gambar 2.1 Sturktural Organisasi Tim Pelaksana Sementara KBS... 11

Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi... 16

Gambar 2.4 Contoh Tombol Home... 16

Gambar 2.5 Contoh External Link... 18

Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map... 19

Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian... 20

Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link... 20

Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link... 21

Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi... 37

Gambar 2.11 Framework Managemen Risiko... 46

Gambar 2.12 Model Framework Manajemen Risiko... 49

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan Website Edukadi KBS... 53

Gambar 4.2 Anti Virus AVG 8.5 Free Edition... 55

Gambar 4.3 Sistem Perangkat Di Dalam komputer... 55

Gambar 4.4 Hasil Survey Tentang Keberadaan Website Edukasi KBS... 58

Gambar 4.5 Hasil Survey Tingkat Dibutuhkannya Website Edukasi KBS... 58


(14)

Gambar 4.9 Peringatan Halaman Login Admin... 63

Gambar 4.10 Control Panel Administrator... 63

Gambar4.11 Halaman Berita... 64

Gambar 4.12 Halaman Galeri... 65

Gambar 4.13 Halaman Guestbook... 65

Gambar 4.14 Halaman Edit Gusetbook... 66

Gambar 4.15 Pesan Peringatan Username Salah pada Halaman Admin... 79

Gambar 4.16 Pesan Peringatan Password Salah Pada Halaman Admin... 71

Gambar 4.17 Risk Matrix and Risk Score... 78


(15)

Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko... 40

Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko... 41

Tabel 4.1 Kondisi Saat Ini... 56

Tabel 4.2 Kondisi Eksisting SDM... 61

Table 4.3 Pengawasan Secara Teknis... 69

Tabel 4.4 Pengawasan Secara Non Teknis... 69

Tabel 4.5 Kategori Risiko... 72

Tabel 4.6 Total Kategori Risiko... 74

Tabel 4.7 Matriks Peluang Risiko... 74

Tabel 4.8 Matriks Besaran Risiko... 75

Tabel 4.9 Matriks Tingkatan Risiko... 76

Tabel 4.10 Matriks Frekuensi... 79

Tabel 4.11 Matriks Nilai Besaran... 80

Tabel 4.12 Matriks Nilai Sensivitas... 81


(16)

Penyusun : Eko

ABSTRAK

Kehadiran teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas, interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko bagi perusahaan ataupun instansi pendidikan informal.

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi pendidikan informL yang telah berpartisipasi dalam media online dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi dan yang juga dilengkapi dengan sebuah informasi program dari KBS yang menjadikan nilai tambah dalam sebuah web edukasi ,akan tetapi penggunaan dan pengelolaan website juga mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi.

Diperlukan audit TI dengan menggunakan metode pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah sesuai dengan tujuan dalam proses belajar mengajar diluar jam sekolah, sehingga mampu menjaga integritas data, membantu pencapaian tujuan instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien.

Kata Kunci : media online, website edukasi, audit TI.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman teknologi maju saat ini manajemen informasi cenderung kearah publikasi elektronis dan berangsur - angsur meninggalkan publikasi secara analog (non elektronik). Kehadiran teknologi media online dapat meningkatkan kompleksitas, interkonektivitas dan exposure suatu produk, sehingga pengembangan media online menimbulkan berbagai macam risiko bagi perusahaan ataupun instansi yang menggunakan media online. Diantaranya adalah pengadaan sebuah website. Website yang efektif merupakan bagian dari strategi yang harus dijalankan oleh organisasi atau instansi yang akan berpartisipasi melalui media online.

Media Online seperti website dapat dimanfaatkan di berbagai

bidang untuk promosi, memberikan informasi yang bermanfaat, dan menyajikan hiburan. Media Online mempunyai kemampuan yang luar biasa, yaitu dapat menyajikan sesuatu menurut kepentingan user. Penyajian multimedia tidak hanya mencakup informasi dari

broadcast TV atau tape, tetapi administrator dapat mengembangkan

sendiri, image, video, dan lain-lain.

Dengan adanya teknologi Sistem Informasi Website itu, berbagai kepentingan di bidang bisnis, pendidikan dan hiburan dalam mencapai tujuannya akan lebih mudah. Salah satu proses ini


(18)

digunakan oleh Kebun binatang surabaya untuk memberikan informasi tentang satwa dan tumbuhan sekaligus memberikan informasi tentang program hiburan yang telah dijadwalkan oleh internal.

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu instansi pendidikan di luar jam belajar reguler yang telah berpartisipasi dalam media online, yang akan mempermudah untuk memperkenalkan dan mempromosikan lingkungan alam, pendidikan saling mengasihi antar makhluk hidup kepada masyarakat pada umumnya dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi. Seiring dengan kebutuhan dan pengembangan metode proses belajar mengajar maka, web Edukasi Flora dan Fauna juga dilengkapi dengan keterangan hewan dan tumbuhan untuk pengetahuan akan makhluk hidup juga sebuah peta yang menjadikan nilai tambah dalam sebuah web edukasi.

Namun, penggunaan dan pengelolaan website juga mempertimbangkan integrasi dimana perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat manusia membangun intergrasi. Sehingga diperlukan audit Teknologi Informasi dengan menggunakan metode pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti berupa data atau informasi untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah sesuai dengan tujuan dalam proses promosi khususnya diluar jam kerja, mampu menjaga integritas data, membantu pencapaian tujuan


(19)

instansi secara efektif, serta penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Apa risiko dari penggunaan web Edukasi Flora dan Fauna Di Kebun Binatang Surabaya saat online ?

2) Bagaimana penanganan risiko terhadap ancaman yang mungkin akan terjadi ?

3) Untuk keselurahan tampilan website apakah menjadi

kendala bagi masyarakat dalam pengoperasian ?

1.3 Batasan Masalah

Pada Studi Kelayakan Web Edukasi Flora dan Fauna ini perlu didefinisikan batasan masalah, antara lain :

1) Dalam studi kelayakan implementasi web Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini hanya ditinjau pada aspek risiko.

2) Penulis tidak membahas tentang pemrograman yang sudah di gunakan digunakan pada web Edukasi Flora dan Fauna Di Kebun Binatang Surabaya.

3) Penulis menilai tentang kelayakan mutu dari website Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya.


(20)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari analisa kelayakan implementasi web Edukasi Flora Fauna Di Kebun Binatang Surabaya ini adalah :

1) Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan ataupun memenuhi acceptance

criteria.

2) Mengetahui apakah pemakai atau user telah siap menggunakan sistem tersebut.

3) Mengetahui apakah outcome atau hasil sesuai dengan harapan manajemen.

4) Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang ada dan akan terjadi, juga saran untuk penanganannya.

5) Masukan – masukan atau saran tersebut dimasukkan dalam agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis untuk anggaran pada periode berikutnya.

1.5 Manfaat

Manfaat dari studi kelayakan implementasi web Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini adalah sebagai laporan yang menginformasikan risiko dari kondisi yang dihadapi dalam penerapan web Edukasi saat ini. Laporan ini juga dapat digunakan sebagai masukan atau rekomendasi untuk pengembangan web Edukasi Flora dan Fauna agar penerapannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.


(21)

Meningkatkan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan bagi para generasi muda di luar jam belajar reguler melalui media online.

1.6 Metodologi Pembuatan Tugas Akhir

Metodologi yang dipakai dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah :

1) Metode literatur, metode mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memperolehnya dari buku-buku maupun artikel yang tersedia

2) Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan sistem website secara langsung melaui internet. Tujuan observasi dilakukan agar dapat diperoleh informasi secara lengkap dan akurat.

3) Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab (wawancara) kepada pihak yang terkait.

4) Kuisioner, yaitu dengan melakukan jajak pendapat tentang website Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya

1.7 Sistematika Penulisan

Pada sub bab ini akan menjelaskan secara lengkap tentang ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI WEB EDUKASI FLORA DAN FAUNA DI KEBUN BINATANG SURABAYA.


(22)

Agar lebih memahami materi, laporan ini dibagi menjadi enam bab yang dilengkapi dengan penjelasan pada tiap bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang yang menjelaskan tentang pentingnya kerja praktek yang dilakukan, latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan kerja praktek, manfaat metodologi, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan landasan teori yang akan digunakan sebagai penyelesaian permasalahan yang dibuat.

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR

Pada bab ini akan diuraikan metode-metode yang digunakan dalam pelaksanakan Tugas Akhir di Jurusan Informatika - FTI UPN “Veteran” Jawa Timur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil Tugas Akhir beserta pembahasannya.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan Tugas Akhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran penulis.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan dalam pembutan laporan Tugas Akhir ini.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori dasar sebagai penunjang penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: penjelasan tentang Kebun Binatang Surabaya, konsep dasar sistem, konsep dasar informasi, konsep dasar sistem informasi, komponen dan elemen sistem informasi, arsitektur dan klasifikasi sitem informasi, risiko, manajemen risiko.

2.1 Kebun Binatang Surabaya

Kebun binatang surabaya adalah hiburan yang sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar surabaya yang semua golongan bisa berekreasi di sana.

2.1.1 Profil Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya adalah salah satu aset yang sangat berharga bagi kota Surabaya. KBS bukan hanya sekedar sebagai tempat rekreasi saja tapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota. Apalagi lokasinya yang ada di tengah kota, membuat nilai KBS semakin tinggi. Dari letaknya di tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh angkutan umum membuat KBS semakin diminati oleh masyarakat. KBS dipertahankan sebagai sarana rekreasi keluarga yang murah, sarana pendidikan, sekaligus sebagai paru-paru kota. Sehingga banyak juga siswa siswi berbagai sekolah dari tingkat PLAYGROUP/ TK sampai SMA dan banyak juga dari calon


(25)

– calon dokter hewan dari universitas ternama yang mengadakan penelitian di KBS(Brosur KBS, 2011).

2.1.2 Sejarah Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan berdasar SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 No. 40, dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) atas jasa seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Dari segi finansial H.F.K Kommer mendapat bantuan dari beberapa orang yang mempunyai modal cukup.(Brosur KBS, 2011) Susunan Pengurus Pertama Kebun Binatang Surabaya :

 Ketua: J.P Mooyman

 Sekretaris: A.H. de Wildt

 Bendahara: P Egos, dibantu 6 orang anggotanya yaitu : 1. F.C. Frumau

2. A. Lenshoek 3. H.C. Liem 4. J. Th. Lohmann 5. Edw. H. Soesman 6. M.C. Valk

Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo. Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa OOST-JAVA STOOMTRAM


(26)

MAATSCHAPPIJ atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan

lokasi seluas 30.500 m2.

Untuk pertama kali pada bulan April 1918, KBS dibuka namun dengan membayar tanda masuk (karcis). Kemudian akibat biaya operasional yang tinggi, maka pada tanggal 21 Juli 1922 kebun botani / KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan, tetapi beberapa dari anggotanya tidak setuju. Pada tahun ini pula. Dalam rapat pengurus diputuskan untuk membubarkan KBS, tetapi dicegah oleh pihak Kotamadya Surabaya pada waktu itu. ( Brosur KBS, 2011 )

Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru, dan ditunjuk W.A. Hompes untuk menggantikan J.P. Mooyman, salah seorang pendiri KBS dan mengurus segala aktivitas kebun sebagai pimpinan. Bantuan yang besar untuk kelangsungan hidup pada waktu tahun 1927 adalah dari Walikota Dijkerman dan anggota dewan A. van Gennep dapat membujuk DPR Kota Surabaya untuk meraih perhatian terhadap KBS, dengan SK DPR tanggal 3 Juli 1927 dibelilah tanah yang seluas 32.000 m3 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Tahun 1939 sampai sekarang luas KBS meningkat menjadi 15 hektar dan pada tahun 1940 selesailah pembuatan taman yang luasnya 85.000 m2.( Brosur KBS, 2011).

Dalam perkembangannya KBS telah berubah fungsinya dari tahun ke tahun. Kebun Binatang Surabaya yang dahulu hanya


(27)

sekedar untuk tempat rekreasi telah dikembangkan fungsinya menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian dan rekreasi. Binatang-binatang yang menjadi koleksi KBS dari tahun ke tahun jumlah dan jenisnya terus bertambah dan tidak ada juga yang meninggal dikarenakan sudah umur, baik berasal dari luar negeri maupun yang berasal dari dalam negeri. Untuk saat ini jumlah pengunjung diperkirakan untuk rata-rata 1 bulan ± antara 9.500 – 10.000 pengunjung (Sri Pentawati, 2011).

2.1.3 Struktur Organisasi Kebun Binatang Surabaya

Menurut SK/472/Menhut-IV/2010 tentang pembentukan Tim Pengelola Sementara KBS. Berikut ini adalah struktur organisasinya :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tim Pengelola Sementara KBS (Sumber :


(28)

2.1.4 Visi, Misi dan Strategi Kebun Binatang Surabaya

VISI :

Lembaga konservasi Kebun Binatang Surabaya menjadi pusat konservasi, pendidikan, penelitian & rekreasi yang berkualitas dan ikut mengikuti perkembangan zaman.

MISI :

1) Secara aktif mendukung konservasi melalui kegiatan konservasi populasi jenis terancam bahaya ( Endengered

Spesies ) in-situ dan x-situ, termasuk didalamnya konservasi

habitat biotop dan ekosistem alamnya.

2) Memberikan dukungan dan fasilitas guna meningkatkan pengetahuan dan penelitian yang bermanfaat bagi konservasi, serta membantu komunitas konservasi dengan membagi pengetahuan dan pengalaman yang relevan .

3) Menggalakkan peningkatan kesadaran masyarakat dan pengambilan kebijakan tentang pentingnya konservas, pelestarian Sumber Daya Alam dan keseimbangan antara ketentuan hidup manusia dengan pelestarian alam.

4) Menciptakan sebuah institusi yang dapat membantu mengembangkan apresiasi tentang kehidupan liar beserta lingkungannya, terutama yang ada di Indonesia.

STRATEGI :

Meningkatkan sarana prasarana, Sumber Daya Manusiadan kerjasama antar instansi. ( Sri Pentawati, 2011 )


(29)

2.2 Konsep Dasar Sistem

Dalam mendefinisikan sebuah sistem terdapat dua buah metode pendekatan yang sering digunakan. Yang pertama adalah pngertian sistem berdasarkan komponen atau elemen-elemen yang menyusun sistem tersebut, dan yang kedua adalah pengertian sistem berdasarkan prosedurnya. Pengertian sistem berdasarkan komponen atau elemen yang menyusunnya dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen–elemen yang saling terkait satu sama lainnya dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau tujuan yang sudah direncanakan. Sedangkan pengertian sistem berdasarkan prosedurnya menurut Tata Sutabri, 2004 adalah :

Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Tujuan umum dari pengembangan sebuah sistem adalah menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama atau untuk memperbaiki sistem yang lama baik secara keseluruhan maupun sebagian. Sistem yang lama perlu diperbaiki karena beberapa faktor, antara lain:

1) Munculnya masalah pada sistem yang lama

Permasalahan yang biasanya timbul adalah ketidak sesuaian pada sistem yang lama sehingga menyebabkan sistem tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan harapan, dan kebutuhan sebuah organisasi terhadap informasi semakin


(30)

meningkat sehingga menyebabkan jumlah pengolahan data yang dibutuhkan juga semakin meningkat. Hal seperti ini akan menyebabkan sebuah sistem baru harus dibangun.

2) Untuk meraih kesempatan

Melihat teknologi komputer dan informasi yang semakin berkembang dengan baik sehingga sebuah organisasi dapat memanfaatkan keadaan ini untuk meningkatkan kualitas dan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan dengan tepat. Karena dengan pengambilan keputusan serta tindakan–tindakan yang cepat dan tepat, sebuah organisasi dapat meraih peluang untuk meningkatkan pendapatan atau pelanggan, bahkan meraih peluang bisnis yang baru.

3) Adanya instruksi

Instruksi penggunaan sistem yang baru biasanya berasal dari pemimpin ataupun kekuatan dari luar organisasi misalnya seperti peraturan pemerintah.

2.2.1 Konsep Dasar Sebuah Web

Menurut Slamet Riyanto, 2006 terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah website :

1) Dapat Digunakan (Usability)

Usabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam merancang web (web design). Memang sangat baik jika memiliki sebuah website dinamis yang nampak profesional dan bagus,


(31)

namun jika perlu waktu yang sangat lama untuk mendownload sebuah artikal atau penggunaan navigasinya sangat rumit maka tidak heran jika pengguna akan “hengkang” dari website yang dikunjungi dan tidak akan kembali lagi. Perlu diketahui, umumnya pengguna (user) ingin mendapatkan informasi secara cepat meskipun tampilan website-nya biasa saja. Jika terlalu lama saat mencari informasi maka para pengguna akan langsung menutup halaman web tersebut. Ingat, jangan mengorbankan aspek usabilitas dalam mendesain website.

2) Navigasi (Navigation)

Navigasi juga menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah website yang berfungsi untuk membantu pengguna (user) dalam menjelajah website kita untuk mencari informasi yang diinginkan secara mudah. Navigasi yang bagus mencerminkan struktur website yang sangat baik. Kadangkala ditemukan beberapa format navigasi, diantaranya:

1) Papan Navigasi (Navigation Panel)

a. Bisanya dalam bentuk menu-menu yang tersusun rapi. b. Sebaiknya diatur link pada bagian kiri (dari tangan

pengguna) atau di bagian atas dari sebuah halaman web. c. Dapat berupa teks maupun grafik.

d. Harus mengambil ruang yang tidak terlalu banyak.

e. Posisi navigasi sebaiknya konsisten pada setiap halamannya. Jika terpaksa menggunakan warna yang


(32)

berbeda, pastikan bagian tersebut masih merupakan satu kesatuan.

Gambar 2.3 Contoh Papan Navigasi 2) Tombol Home (Home Button) :

a. Tombol ini sangat familiar di kalangan pengembang web. Fungsi utama tombol ini adalah untuk kembali ke halaman utama (homepage).

b. Tombol home dapat ditempatkan pada setiap halaman web kecuali halaman utama (homepage).

c. Tombol home maupun logo perusahaan dapat berfungsi sebagai navigasi dan sebaiknya diletakkan di bagian kiri atas (dari tangan pengguna).

d. Pastikan tombol home maupun logo ada pada setiap halaman (kecuali halaman utama) agar pengunjung (visitor) lebih familiar dengan navigasi tersebut.

Gambar 2.4 Contoh Tombol Home 3) Link

a. Jika teks memiliki hyperlink sebaiknya diberi garis bawah (underlined).


(33)

b. Pengunjung mestinya tidak harus disajikan dalam bentuk mouse over atau hover pada sebuah link untuk menyadarkan pengunjung bahwa teks tersebut adalah sebuah link – buatlah link yang nyata.

c. Sediakanlah lebih banyak teks link (textual link) dalam sebuah website untuk mengijinkan pengunjung ke informasi referensi secara silang.

d. Usahakan menyediakan daftar susunan link secara nyata dibandingkan hidden (adanya hal yang tersembunyi) dalam sebuah teks. Adanya link dalam sebuah teks mengakibatkan proses membaca sedikit lambat, namun hal ini mungkin saja menjadi hal yang bagus dengan tujuan menandai (highlight) kata-kata yang khusus.

e. Buatlah perbedaan antara internal link (link dalam satu website) dengan external link (link dengan website lain). f. Jika link tersebut masih dalam satu website (internal link)

buatlah link menggunakan teks yang simple. Jika link tersebut mengarah ke website lain (external link) usahakan memasukkan alamat lengkap website tersebut dalam teks (misal: http://www.websitelain.com). Hal itu akan memberikan informasi kepada pengunjung tentang website yang berbeda sebelum mengklik link tersebut.


(34)

Gambar 2.5 Contoh External Link

g. Apabila menyertakan link eksternal dalam website Anda, jangan membuat link dengan cara membuka jendela baru (new window) menggunakan target “_blank”. Ini dapat mengakibatkan pengunjung merasa terganggu.

h. Hindari tombol kembali (back button) – yang merupakan perintah umum untuk kembali ke halaman sebelumnya. i. Jika memiliki link dalam bentuk file berukuran besar

seperti .avi atau .pdf, sediakan ukuran dalam bentuk KB dalam tanda kurung untuk memberikan informasi kepada pengunjung tentang ukuran file tersebut sebelum mendownloadnya.

j. Buatlah kepastian pengunjung untuk mengetahui tentang link yang sudah dikunjungi (diklik) dengan cara memberi warna yang berbeda. Misalkan dari warna biru ke merah (artinya: warna biru memberi arti link tersebut belum dibuka sedangkan warna merah menandakan link tersebut telah dikunjungi / dibuka).


(35)

4) Judul html (HTML Title)

a. Umumnya berada pada tag html header.

b. Judul html (sebagai header) masih relevan dengan halaman sekarang.

c. Ditampilkan di bagian atas (top title bar) pada sebuah browser.

d. Judul html sangat berguna bagi yang membutuhkan sebagai bookmark situs Anda.

5) Peta situs (Site Map)

a. Site map merupakan salah satu bagian dari halaman website yang memberikan informasi tentang peta situs. b. Site map merupakan struktur yang hirarkis dari sebuah

situs dengan link untuk seluruh halaman yang relevan. c. Memiliki link yang menyolok ke peta situs dari setiap

halaman.

Gambar 2.6 Contoh Tombol Site Map 6) Fasilitas Pencarian (Search Facility)

a. Beberapa pengunjung/pengguna lebih memilih fasilitas pencarian sebelum menggunakan navigasi lain yang disediakan.

b. Ada juga beberapa pengguna menggunakan fasilitas pencarian sebagai fasilitas terakhir yang akan digunakan.


(36)

c. Pastikan situs Anda memiliki sebuah fasilitas pencarian (search facility).

d. Letakkan kotak pencarian dalam posisi yang menyolok pada setiap halamannya.

Gambar 2.7 Contoh Fasilitas Pencarian

7) Grafik sebagai Navigasi dan / atau Link (Graphic as

Navigation and / or Link)

a. Sebagian pengembang web menggunakan grafik / gambar sebagai link maupun navigasi. Berhati-hatilah jika melakukan hal tersebut.

b. Jika garis tepi (border=”0”) pada tag grafik, hal itu mungkin menjadi jalan yang tidak jelas bagi pengunjung ketika memberitahukan bahwa gambar tersebut merupakan sebuah link.

c. Jika grafik / gambar tersebut bukan dalam mouseover, pengunjung mungkin tidak akan melihat kursor berubah menjadi sebuah tangan.

Gambar 2.8 Contoh Navigasi atau Link

d. Usahakan dan sediakan link teks (textual link) untuk informasi yang sama sebagai grafik.


(37)

Gambar 2.9 Contoh Menu Textual Link

e. Jika nilai estetika lebih penting, berilah garis tepi (border=”1”) pada grafik/gambar sebagai link.

8) Ruang Komentar

Ruangan komen membolehkan pengunjung meminta pendapat yang diperlukan secara "online". Sehingga, admin hanya perlu menjawab setiap pertanyaan melalui email ataupun surat. Bukan hanya tempat mendapatkan informasi, ruangan ini juga bertindak sebagai alat untuk memperbaiki semua kelemahan yang terdapat di dalam halaman Web. Informasi-informasi di dalam halaman Web dapat dilengkapi berdasarkan komen-komen dari pengunjung.

9) Permasalahan Umum (FAQ - frequently asked question) Dengan mewujudkan ruangan FAQ, admin dapat menghemat waktu untuk menjawab persoalan yang sama berulang-ulang. Kebanyakan halaman Web yang mengandung ruangan FAQ ini, biasanya akan menampilkan persoalan-persoalan popular di bagian atas tampilan dengan membuat link untuk jawaban-jawabannya. Pengunjung hanya perlu meng-klik pada masalah tersebut, dan mereka akan dihubungkan dengan jawaban masalah yang bersangkutan.


(38)

10)Berita

Halaman Web yang baik senantiasa memberikan berita terkini kepada pengunjung. Penggunaan teks ataupun ikon "New" dapat memberikan pengunjung tentang informasi terbaru yang telah masuk ke dalam halaman Web. Atau memberikan satu tampilan khas untuk menyampaikan berita-berita terbaru. Setelah berlalu satu jangka waktu yang ditetapkan maka, diperlukan pemindahan informasi yang bersangkutan ke dalam kategori yang sesuai dan menggantikannya dengan berita yang baru. Tampilan waktu terakhir dalam meng-up-date halaman Web dapat memberikan informasi kepada pengunjung untuk mengetahui apakah berita terkini dalam halaman web merupakan berita yang benar-benar terbaru ataukah sudah lapuk. Penetapan update halaman web dapat dilakukan dalam jangka waktu setiap minggu atau dua kali seminggu.

11)Link yang sesuai (relevan)

Salah satu komponen utama Website ialah koleksi

link dengan Web-site lain yang berhubungan. Suatu halaman

Web yang bagus ialah halaman Web yang menawarkan link ke halaman Web lain yang merujuk kepada topik yang sama. Penyertaan ringkasan yang terkandung di dalam link website dapat memudahkan pengunjung untuk memilih topik halaman Web yang yang diinginkan.


(39)

3) Konsep Penulisan (Writing Concept)

Teknik penulisan dalam web berbeda dengan penulisan untuk publikasi (cetak). Waktu merupakan hal sangat penting bagi mereka yang menggunakan Internet, sehingga para pengguna Internet tidak akan membuang waktunya hanya untuk membaca teks yang sangat banyak sekali. Riset membuktikan bahwa para pengguna cenderung meneliti teks dalam layar monitor. Selain itu, lebih cepat membaca di layar monitor dibandingkan membaca di atas kertas. Terdapat beberapa konsep penulisan dalam sebuah web, yaitu:( Slamet Riyanto, 2006 )

a. Sedikit itu lebih baik – pertahankan konsistensi: buatlah struktur kalimat sesederhana mungkin, atau buatlah kalimat yang pendek.

b. Seringlah menyorot (highlight) kata atau ungkapan yang penting.

c. Buatlah bullet atau nomor jika perlu.

d. Buatlah panjang halamannya lebih pendek – hindari terlalu banyak menggulung layar (vertical scroll).

e. Gunakan link untuk menyorot (highlight) dan mengambil pengguna untuk informasi lebih lanjut.

f. Hindari penggunaan ungkapan yang tidak deskriptiv, seperti “klik di sini” - coba dan gunakan kata deskriptiv untuk link.


(40)

g. Hindari penggunaan tag <hr> (Horizontal Rule), untuk memisahkan badan teks: gunakan banyak judul, subheading, dan ruang putih sebagai gantinya (hal ini akan nampak lebih bagus dan mudah dibaca, tag <hr> juga banyak yang tidak menyukai.

h. Hindari perataan teks di tengah-tengah (center) – tidak nyaman untuk dibaca.

i. Jangan menggunakan semua huruf kapital – tidak nyaman untuk dibaca juga.

j. Hindari teks miring (italic) secara berlebihan – hal ini juga tidak nyaman untuk dibaca.

k. Pertahankan isi (content) dari style – gunakan style sheet dan masukakan file lain yang mendukung.

4) Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan merupakan hal penting dalam membuat sebuah web profesional. Sederhana di sini bukan dalam arti tampilan sebuah situs, namun lebih mengarah ke teknik penulisannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar konsep kesederhanaan tetap dipertahankan, yaitu:

a. Gunakan Heading dan Sub Heading untuk memisahkan bagian teks.

b. Gunakan ruang kosong dengan warna putih secara bijaksana. c. Pastikan Anda memiliki tidak lebih 12 kata dalam setiap


(41)

d. Tulislah isi secara singkat – bukan sebuah karangan. e. Sorot (highlight) kata-kata yang penting.

f. Gunakan warna latar belakang pucat (terang) jika menggunakan teks utama dengan warna gelap.

g. Gunakan warna latar belakang gelap jika teks utama berwarna terang.

h. Hindari penggunaan warna yang terlalu banyak, terutama kombinasi yang tajam bagi mereka yang buta warna dalam membaca teks.

5) Mudah di Akses (Accessibility)

Suatu hal yang mudah diakses ke semua orang dengan mengabaikan browser, paltform, sistem operasi, tersambung atau putus merupakan hal yang sangat utama untuk mempertimbangkan ketika merancang sebuah website. Anda tidak perlu menghalangi seorang pengguna web keluar, siapa saja bisa menjadi potensi menjadi pengunjung / pelanggan. Setelah sebuah website mudah diakses, membuat penggunaan website Anda akan banyak diakses oleh pengguna / pengunjung. Mudah digunakan = Pengunjung akan kembali. Sulit digunakan = Pengunjung akan “kapok”. “Kekuatan Web adalah disukainya web tersebut oleh pengguna di seluruh dunia (Universality). Akses oleh semua orang dengan mengabakan kekurangannya adalah aspek yang sangat penting”. (Tim Berners –


(42)

kemudahan dalam mengakses sebuah website perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum merancang web, di antaranya :

a. Pastikan website Anda mudah digunakan oleh browser utama.

b. yang sering digunakan banyak orang maupun web browser lainnya.

c. Pastikan website Anda mudah digunakan tanpa harus mendownload sebuah plug-in tertentu.

d. Ujilah website Anda pada tahap pengembangan untuk memeriksa kinerja pada berbagai sistem operasi dengan versi browser berbeda.

e. Gunakan style sheet untuk memisahkan style dan content. f. Gunakan etika tag html untuk menampilkan teks yang

dimaksud sehingga memungkinkan pengguna yang masih awam dapat membaca teks secara jelas dengan cara: menggunakan tag <em> atau <strong> pada Heading, usahakan selalu menetapkan teks alternatif untuk grafik (<img src=”gambar.gif” width=”25” height=”35” alt=”keterangan gambar”>)

g. Periksa penggunaan warna yang kurang bagus dengan berbagai format kebutaan warna (color blindness): jika ragu-ragu – desaturate (buatlah hitam dan putih) rancangan untuk melihatnya.


(43)

h. Apabila masih perlu pertimbangan, jangan menggunakan warna sebagai indikasi adanya perubahan (misal: bagian baru), selalu menggarisbawahi suatu teks berupa link.

6) Kebutaan Warna (Color Blindness)

Sekitar satu dari sebelas orang mungkin tidak mampu menggunakan website Anda berkaitan dengan beberapa format kebutaan warna (color blindness). Yang terbaik, website Anda tidak akan Nampak pada orang yang buta warna seperti yang telah Anda rancang. Sialnya lagi, hal ini bisa jadi teks tidak terbaca, navigasi yang sulit digunakan dan elemen lain yang tersembunyi. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan warna agar website Anda dapat digunakan oleh mereka yang buta warna, yaitu:

a. Kebanyakan orang yang buta warna tidak bisa membedakan antara warna merah dengan hijau.

b. Warna yang teduh akan nampak terang jika dilihat oleh orang yang buta warna.

c. Format kebutaan warna yang umum adalah: Protanopia tidak mampu menerima warna merah dan Deuteranopia tidak mampu menerima warna hijau, sedangkan Tritanopia tidak mampu warna biru.

Bagaimana cara menetralkan kondisi tersebut?

a. Jangan menggunakan warna sebagai satu-satunya kunci rahasia, oleh karena itu gunakan selalu garis bawah


(44)

(underline) jika merupakan sebuah link, sediakan pula arti lain untuk membedakan antar bagian.

b. Hindari penggunaan warna merah atau hijau saja secara monoton pada website.

c. Pertahankan tingkat kontras antara teks dan latar belakang. d. Gunakan selalu “alt” (teks alternatif) pada setiap grafik.

7) Grafik (Graphic)

Unsur grafik sangat diperlukan dalam sebuah website, karena memiiki beberapa fungsi. Namun jika terlalu banyak menggunakan grafik, bisa jadi website kita akan menimbulkan berbagai masalah. Untuk mengatasi berbagai hal yang tidak diinginkan ketika mendesain web, perlu mempertimbangkan berbagai sudut pandang dalam penggunaan grafik, diantaranya:

a. Tambahkan grafik seperlunya karena bisa menambah waktu ketika pengguna mendownload artikel yang diinginkan. b. Ambillah yang terkecil dalam hal ukuran fisik dan file jika

memungkinkan.

c. Jangan menggunakan navigasi dalam bentuk grafik jika ingin dijadikan beberapa bahasa – hal ini memerlukan pemeliharaan ekstra.

d. Usahakan selalu mencantumkan spesifikasi tinggi dan lebar dalam tag <img src>.


(45)

e. Usahakan selalu mencantumkan nilai border=”1” dalam tag <img src> atau beberapa browser akan menampilkan warna biru di sekitar tepi gambar jika grafik tersebut merupakan sebuah link.

f. Usahakan selalu menetapkan teks alternatif dalam tag <img src=”gambar.gif” alt=”keterangan”>. Sebagian orang akan mematikan grafik agar proses koneksi lebih cepat. Jika grafik dimatikan, dan tidak memasukkan teks alternatif maka pengguna tidak mengetahui gambar tersebut.

8) Teknologi Baru (New Technology)

Perkembangan internet yang begitu pesat membuat beberapa developer menambahkan teknologi baru dapat menampilkan aplikasi yang dibutuhkan. Sebagai seorang web developer, tentu saja harus selalu mengikuti perkembangan di dunia maya agar ketika merancang web tidak timbul masalah akibat dari pengguaan teknologi yang sudah kadaluwarsa. Berikut ini terdapat beberapa bahan pertimbangan tentang teknologi yang digunakan ketika merancang sebuah website, yaitu:

a. Hindari penggunaan teknologi yang sudah lebih dari dua tahun.

b. Hindari pembuatan website yang memaksa pengguna / pengunjung harus mendownload software tertentu terlebih dulu.


(46)

c. Jika Anda memiliki teknologi baru dalam sebuah situs, buatlah alamat situs mirror-nya dengan cara memberi pilihan kepada para pengguna sebelum memasuki situs Anda – jangan menggunakan sebuah plug-in browser yang terdeteksi adanya pengalihan jalur link.

d. Gunakan perencanaan pada situs Anda untuk melihat jika para pengguna menyukai html atau menggunakan teknologi baru yang terpasang dalam situs – tinggalkan teknologi baru jika tidak populer.

e. Jika Anda membuat website menggunakan teknologi baru, cari tahu tentang usabilitas (kemudahan penggunaan) dari semua jenis website yang ada.

f. Periksa statistik website Anda untuk melihat berapa banyak pengguna memiliki plug-in terakhir sebelum Anda merancang website.

2.3 Konsep Dasar Informasi

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan ( Rachmawati Aprilia, 2008 ).


(47)

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Di dalam suatu instansi atau perusahaan, informasi merupakan sesuatu yang memiliki arti yang sangat penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi yang menerimanya.

Menurut Raymond Mcleod, 2007 : “ Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat mendatang ”

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian yang sering terjadi adalah transaksi perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.( Raymond Mcleod, 2007 )


(48)

2.4.1 Komponen Dan Elemen Sistem Informasi

Keterangan dan elemen sistem informasi sangat diperlukan apabila akan membangun sistem informasi suatu instansi atau perusahaan berikut adalah keterangan lebih lanjut.

A Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.( Anonymous, 2011 )

a. Komponen Input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input

disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar. b. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(49)

c. Komponen Output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

d. Komponen Teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, meghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Komponen Hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.

f. Komponen Software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung

dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.

g. Komponen Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak


(50)

untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management

System).

h. Komponen Kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan kesalahan dapat langsung cepat diatasi. ( Anonymous, 2011 )

B. Elemen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari elemenelemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik. ( Billy N Mahamudu, 2011 )


(51)

a. Orang

Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi / EDP.

b. Prosedur

Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer.

c. Perangkat keras

Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan / keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan / keluaran.

d. Perangkat lunak

Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama :

1) Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer.

2) Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan.

3) Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.


(52)

e. Basis data

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.

f. Jaringan komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data.

g. Komunikasi data

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.


(53)

Gambar 2.10 Hubungan Elemen Sistem Informasi (Billy N Mahamudu, 2011 )

2.5 Arsitektur Sistem Informasi

Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masingmasing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi. Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. (Anonymous, 2011)

Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut :

Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan. Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.

Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem. Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan


(54)

sesuai dengan design

Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semula.

Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang ada.

2.6 Pengertian Risiko

Pengertian risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat

dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya mnyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :

a. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).

b. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, Smith, Young, 1995).

c. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007)

2.6.2 Macam Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali factor-faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang


(55)

tentunya dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut Trieschman, Gustavon, Hoyt, (2001), antara lain :

a. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena perubahan waktu).

 Risiko Statis, yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang tidak brubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis : menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis : ketidakpastian dari terjadinya samabaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (secara

random)

 Risiko Dinamis, yaitu risiko yang timbul karena terjadi perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubaha undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.

b. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif  Risiko Subyektif

Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami ragu-ragu atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu.


(56)

Probabilita penyimpangan actual dari yang diharapkan (dari rata-rata) sesuai pengalaman.

2.6.3 Manajemen Risiko

Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Adapun beberapa definisi manajemen risiko dari berbagai literatur yang didapat, dapat dilihat pada Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko.

Tabel 3.1 Definisi Manajemen Risiko

Definisi Manajemen Risiko Sumber Referensi

Manajemen risiko merupakan pengenalan, pengukuran, dan perlakuan terhadap kerugian dari kemungkinan kecelakaan yang muncul.

Williams dan Heins, 1985

Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi terjadinya kerugian yang dialami oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk menangfani kejadian tersebut.

Redja, 2008

Manajemen risiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon sebuah risiko secara sistematis, sepanjang jalannya proyek, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima, dalam hal mengeliminasi risiko atau control risiko.

Al Bahar dan Crandall, 1990

Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi

Williams, Smith, Young, 1995


(57)

Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen risiko. Terdapat beberapa ahli yang mengemukakakan pendapat mengenai tahapan-tahapan dalam manajemen risiko. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko

Tabel 3.2 Tahapan Manajemen Risiko

Tahapan Manajemen Risiko Sumber Referensi

a. Mengidentifikasi risiko

b. Menafsir dan menganalisa risiko c. Mengontrol risiko

Loosemore, Raftery, Reily, Higgon, 2006

a. Identifikasi risiko

b. Analisa risiko dan proses evaluasi

c. Respon manajemen d. Administrasi sistem

Al Bahar, dan Crandall, 1990

Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dipakai tahapan-tahapan, manajemen risiko yang dikemukakan oleh Al Bahar dan Crandall (1990).

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang idlakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut : (Anonymous, 2011)


(58)

1) Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).

2) Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, Smith, Young, 1995).

3) Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi atau akibatnya (Siahaan, 2007).

2.6.4 Proses Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Terdapat sembilan langkah dalam proses penilaian risiko yaitu : ( A.Dorofee C.Alberts, 2002)

1) Mengetahui karakteristik dari sistem TI : Hardware, software, sistem antarmuka (koneksi internal atau eksternal), data dan informasi, orang yang mendukung atau menggunakan sistem, arsitektur keamanan sistem, topologi jaringan sistem.

2) Identifikasi Ancaman yang mungkin menyerang kelemahan sistem TI. Sumber ancaman bisa berasal dari alam, manusia dan lingkungan.

3) Identifikasi kekurangan atau kelemahan (vulnerability) pada prosedur keamanan, desain, implementasi, dan internal kontrol terhadap sistem sehingga menghasilkan pelanggaran terhadap kebijakan keamanan sistem.

4) Menganalisa kontrol - kontrol yang sudah diimplementasikan atau direncanakan untuk diimplementasikan oleh organisasi untuk


(59)

mengurangi atau menghilangkan kecenderungan (kemungkinan) dari suatu ancaman menyerang sistem yang vulnerable.

5) Penentuan kecenderungan (likelihood) dari kejadian bertujuan untuk memperoleh penilaian terhadap keseluruhan kecenderungan yang mengindikasikan kemungkinan potensi

vulnerability diserang oleh lingkungan ancaman yang ada.

6) Analisa dampak yang kurang baik yang dihasilkan dari suksesnya ancaman menyerang vulnerability. Seperti loss of integrity, loss

of availability, dan loss of confidentiality. Pengukuran dampak

dari risiko TI dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Dampak tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : high, medium dan low.

7) Penentuan Level Risiko. Penentuan level risiko dari Sistem TI yang merupakan pasangan ancaman / vulnerability merupakan suatu fungsi :

a. Kecenderungan suatu sumber ancaman menyerang

vulnerability dari sistem TI.

b. Besaran dampak yang akan terjadi jika sumber ancaman sukses menyerang vulnerability dari sistem TI.

c. Terpenuhinya perencanaan kontrol keamanan yang ada untuk mengurangi dan menghilangkan risiko.

8) Rekomendasi - rekomendasi untuk mengurangi level risiko sistem TI dan data sehingga mencapai level yang bisa diterima.


(60)

2.6.5 Proses Pengurangan Risiko (Risk Mitigation)

Strategi di dalam melakukan pengurangan risiko misalnya dengan menerima risiko (risk assumption), mencegah terjadinya risiko (risk avoidance), membatasi level risiko (risk limitation), atau mentransfer risiko (risk transference). Metodologi pengurangan risiko berikut menggambarkan pendekatan untuk mengimplementasikan kontrol :( A.Dorofee C.Alberts, 2002 )

1) Memprioritaskan aksi. Berdasarkan level risiko yang ditampilkan dari hasil penilaian risiko, implementasi dari aksi diprioritaskan. Output dari langkah pertama ini adalah ranking aksi-aksi mulai dari tinggi hingga rendah.

2) Evaluasi terhadap kontrol yang direkomendasikan. Pada langkah ini, Kelayakan (misal kompatibilitas, penerimaan dari user) dan efektifitas (misal tingkat proteksi dan level dari pengurangan risiko) dari pilihan-pilihan kontrol yang direkomendasikan dianalisa dengan tujuan untuk meminimalkan risiko. Output dari langkah kedua adalah membuat daftar kontrol-kontrol yang layak.

3) Melakukan cost-benefit analysis. Suatu cost-benefit analysis dilakukan, untuk menggambarkan biaya dan keuntungan jika mengimplementasikan atau tidak mengimplementasikan kontrol - kontrol tersebut.


(61)

4) Memilih kontrol. Berdasarkan hasil cost-benefit analysis, manajemen menentukan kontrol dengan biaya paling efektif untuk mengurangi risiko terhadap misi organisasi.

5) Memberikan tanggung jawab. Personil yang sesuai (personil dari dalam atau personil yang dikontrak dari luar) yang memiliki keahlian dan ketrampilan ditugaskan untuk mengimplementasikan pemilihan kontrol yang diidentifikasi, dan bertanggung jawab terhadap yang ditugaskan.

6) Mengembangkan rencana implementasi safeguard yang minimal mengandung informasitentang risiko (pasangan vulnerability / ancaman) dan level risiko (hasil dari laporan penilaian risiko), kontrol yang direkomendasikan (hasil dari laporan penilaian risiko, aksi-aksi yang diprioritaskan (dengan prioritas yang diberikan terhadap pilihan level risiko tinggi atau sangan tinggi), pilih kontrol yang telah direncanakan (tentukan berdasarkan kelayakan, efektifitas, keuntungan terhadap organisasi dan biaya), sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan pilihan kontrol yang telah direncanakan, buat daftar staf dan personil yang bertanggung jawab, tanggal dimulainya implementasi, tanggal target penyelesaian untuk implementasi dan kebutuhan untuk perawatan.

7) Implementasikan kontrol yang dipilih. Tergantung pada situasi tertentu, kontrol yang dipilih akan menurunkan risiko tetapi tidak


(62)

menghilangkan risiko. Output dari langkah ketujuh adalah sisa risiko.

2.6.6 Proses Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)

Pada proses ini dilakukan evaluasi apakah pendekatan manajemen risiko yang diterapkan sudah sesuai. Kemudian dilakukan penilaian risiko kembali untuk memastikan keberadaan risiko yang teridentifikasi maupun risiko yang belum teridentifikasi.

2.7 Framework Manajemen Risiko

Gambar 2.12 Framework Manajemen Risiko ( Miccolis, J. dan S. Shah, 2000 )

Framework manajemen risiko menggunakan pendekatan OCTAVE (Operationally Critical Threat, Asset, and Vulnerability

Evaluation) adalah :


(63)

Identifikasi merupakan proses transformasi ketidakpastian dan isu tentang seberapa baik aset organisasi dilindungi dari risiko. Tugas yang harus dilakukan adalah identifikasi profil risiko (aset kritis, ancaman terhadap aset, kebutuhan keamanan untuk aset kritis, deskripsi tentang dampak risiko pada organisasi, dan komponen infrastruktur utama yang berhubungan dengan aset kritis) dan identifikasi informasi organisasi (kebijakan, praktek dan prosedur keamanan, kelemahan teknologi dan kelemahan organisasi saat ini).

2) Analisa

Analisa merupakan proses untuk memproyeksikan bagaimana risiko-risiko ekstensif dan bagaimana menggunakan proyeksi tersebut untuk membuat skala prioritas. Tugas dalam proses analisa adalah melakukan evaluasi risiko (Nilai-nilai untuk mengukur risiko- dampak dan peluang) dan skala prioritas risiko (pendekatan pengurangan risiko, menerima atau mengurangi risiko).

3) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses untuk menentukan aksi-aksi yang akan diambil untuk meningkatkan postur dan perlindungan keamanan aset kritis tersebut. Langkah dalam perencanaan adalah mengembangkan strategi proteksi, rencana mitigasi risiko, rencana aksi, budget, jadwal, kriteria sukses, ukuran-ukuran untuk monitor rencana aksi, dan penugasab personil untuk implementasi rencana aksi.


(64)

Implementasi merupakan proses untuk melaksanakan aksi yang direncanakan untuk meningkatkan keamanan sistem berdasarkan jadwal dan kriteria sukses yang didefinisikan selama perencanaan risiko. Implementasi menghubungkan antara perencanaan dengan monitor dan kontrol.

5) Monitor

Proses ini memonitor jejak rencana aksi untuk menentukan status saat ini dan meninjau ulang data organisasi sebagai tanda adanya risiko baru dan perubahan risiko yang ada. Langkah dalam proses monitor adalah melakukan eksekusi rencana aksi secara lengkap, mengambil data (data untuk melihat jalur rencana aksi terkini, data tentang indikator risiko utama) dan laporan-laporan terkini dan indikator risiko utama.

6) Kontrol

Mengontrol risiko adalah proses yang didesain agar personil melakukan penyesuaian rencana aksi dan menentukan apakah merubah kondisi organisasi akan menyebabkan timbulnya risiko baru. Langkah dalam proses monitor risiko adalah analisa data (analisa laporan terkini dan analisa indikator risiko), membuat keputusan (keputusan tentang rencana aksi dan keputusan tentang identifikasi risiko baru), dan melakukan eksekusi keputusan (mengkomunikasikan keputusan, mengimplementasikan perubahan rencana aksi, dan memulai aktifitas identifikasi risiko).


(65)

2.7.1 Model Framework Manajemen Risiko

Gambar 2.13 Model Framework Manajemen Risiko ( Miccolis, J. dan S. Shah, 2000 )

Model framework manajemen risiko TI terdiri dari : 1) Identifikasi Risiko

Proses identifikasi risiko (gambar 3.1) terdiri dari sumber risiko, kejadian (event) yang dapat menyebabkan risiko dan dampak yang dihasilkan jika risiko itu terjadi (effect). Sumber risiko dan kelemahan (vulnerability) ini akan menjadi sumber ancaman (threat

source).

2) Analisa Risiko

Setelah sumber dan kejadian yang menyebabkan risiko teridentifikasi, maka dilakukan analisa risiko yaitu menilai level risiko dan membuat ranking risiko dengan mempertimbangkan faktor kecenderungan (likelihood) dan besarnya dampak risiko (impact). Pendekatan analisa risiko dapat secara kualitatif atau kuantitatif. Level kecenderungan dan dampak dapat dikategorikan


(66)

sesuai variasi yang ada, misalnya menjadi high, medium dan low seperti yang ada pada NIST dan OCTAVE.

3) Respon Risiko

Berdasarkan hasil analisa risiko, maka dilakukan perencanaan aksi yang ingin dilakukan terhadap risiko. Apakah akan menghilangkan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk reduction) hingga mencapai tingkat yang dapat diterima (acceptable level), mencegah risiko (risk avoidance) atau mentransfer risiko (risk transfer). Hasil perencanaan ini kemudian diimplementasikan oleh personil yang ditunjuk berdasarkan prioritas risiko, jadwal, budget dan kontrol yang telah ditetapkan.

4) Evaluasi Risiko

Proses ini berfungsi untuk mengetahui apakah implementasi kontrol terhadap risiko sudah sesuai, dan apakah masih ada sisa risiko (risk


(67)

BAB III

METODOLOGI TUGAS AKHIR

3.1 Metodelogi Analisis Risiko

Untuk menentukan kemungkinan risiko yang timbul selama proses pengembangan sistem informasi berlangsung, maka organisasi atau instansi yang bermaksud mengembangkan sistem informasi perlu menganalisa beberapa kemungkinan yang timbul dari hasil implementasi sistem web Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya. Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam analisa resiko.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Beberapa teknik pengumpulan data dapat digunakan dalam pengidentifikasian kondisi eksisting antara lain : Studi Literatur, Wawancara , Observasi dan Kuisioner. Teknik- teknik tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga informasi yang diharapkan dan diperlukan dari data dapat ditangkap / dimengerti dengan baik. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai teknik- teknik pengumpulan data :

a. Studi Literatur

Dalam melakukan studi literatur ini, penulis membaca buku–buku dan membuka situs - situs serta mempelajari yang ada hubungannya dengan pemecahan masalah. Dan juga membaca dokumen-dokumen terkait tentang Web Edukasi Flora dan Fauna.


(68)

b. Wawancara

Setelah melakukan studi literatur, penulis melakukan wawancara pada pihak-pihak yang terkait dengan Web Edukasi Folra dan Fauna. Pada saat penulis melakukan penelitian di bulan April, telah melakukan wawancara kepada pengelola Web Edukasi Flora dan Fauna. Wawancara tersebut berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam Web Edukasi Flora dan Fauna, sumber daya manusia pengelola Web Edukasi Flora dan Fauna, pengontrolan (teknik kontrol, manajemen kontrol, dan operasional kontrol terhadap Web Edukasi).

c. Observasi

Setelah wawancara dilakukan, penulis melakukan observasi untuk melakukan pengamatan / survei secara langsung ke Kebun Binatang Surabaya. Tujuan observasi dilakukan agar mendapatkan data-data dan informasi yang lebih lengkap dan akurat.

d. Kusisioner

Untuk menambah informasi secara tepat dan akuarat maka dilakukan juga kuisioner kepada sebagian pengunjung dan pegawai di Kebun Binatang Surabaya. Dengan perbandingan untuk pengunjung 1 : 20 dan 1 : 10 untuk Pegawai / dokter hewan yang ada di KBS.

e. Kearsipan

Merupakan metode pengumpulan data berdasarkan arsip atau dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi bahan penelitian.


(69)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Fungsi dan Tujuan Sistem

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan Website KBS

Website Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu media penyampaian informasi kepada masyarakat, dan juga berfungsi sebagai media pembelajaran tentang satwa-satwa maupun tentang tumbuhan-tumbuhan melalui content ensiklopedia.


(70)

Tujuan dari website KBS itu sendiri adalah mempermudah dalam mempromosikan profil dan event-event yang dilaksanakan di KBS, serta mensosialisasikan program-program KBS yang telah direncanakan oleh KBS kepada masyarakat pada umumnya dengan cara memanfaatkan internet sebagai sarana interaksi optimalisasi penanganan transaksi.

4.2 Proses Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Proses penilaian resiko ini ada tiga aspek yang sangat diperlukan antara lain

adalah berikut ini, yaitu :

4.2.1 Menentukan Karakterisasi Sistem

Batasan yang akan dikembangkan dalam mengidentifikasi sistem yang digunakan dalam menunjang kinerja website kebun binatang Surabaya meliputi :

software, hardware, sistem interface, data dan informasi, sumber daya manusia

yang mendukung sistem website kebun binatang Surabaya serta tujuan dari sistem. Beberapa hal tambahan yang dapat diklasifikasikan pada karakteristik sistem selain hal tersebut, antara lain : arsitektur keamanan sistem, kebijakan yang dibuat dalam penanganan keamanan sistem informasi, manajemen pengawasan yang dipakai pada sistem web edukasi , dan hal lain yang berhubungan dengan masalah keamanan seputar penerapan Teknologi Informasi di kebun binatang Surabaya.


(71)

Daftar Eksisting Sistem Website KBS. Per tanggal 10 Mei 2010.

Gambar 4.2 Anti Virus AVG 8.5 Free Edition


(72)

Tabel 4.1 Kondisi Saat Ini

No Kategori Kondisi saat ini

1. Kondisi Eksiting Software

- Mozilla Firefox 4.0.1 Free - Antivirus AVG 8.5.437 Free - OS XP SP 3 Crack

2. Kondisi Eksisting Hardware

- Komputer Pengelola - CPU : Core 2 Duo 2,6 Ghz - Memory : 1 GB

- Hard Disk : 80 Gb

- Baik

3. Kondisi Eksisting Internet Service Provider

- Speedy Unlimited 512Mbps

- Kondisi Jaringan 1 bulan terakhir tidak stabil (dengan rata-rata tingkat diskoneksi 2 hari dalam seminggu)

- Spine Unlimited 512

Mbps - Kondisi Jaringan 1 bulan terakhir stabil

4. Kondisi Eksisting Sistem Web

- Server dan domain bekerja sama dengan jasa hosting (Sembilan Media)

- Space data base 500 Mb

- Kuota data transfer per bulan(unlimited) - Web Server

- Kontrak kerja sama dengan Sembilan Media selama 4 bulan.


(73)

- Nama domain www.kebunbinatangsurabaya.com

5. Sistem Kontrol

- Pengontrolan perangkat keras dan perangkat lunak computer dilakukan tiap hari masuk kerja. (tidak ada jadwal khusus untuk pengontrolan)

- Menggunakan 1 pada komputer admin

- Ada pengenkripsian pada password login - Teknik kontrol

- Otentikasi login menggunakan username & password

- Tidak ada petunjuk penggunaan - Tidak ada perencanaan yang terjadwal - Manajemen kontrol

- Tidak ada petunjuk penanggulangan Kesalahan - Membatasi pengguna ( 1 orang super admin, 1

admin biasa )

- Tidak ada sistem backup data (auto backup) - Operasional kontrol

-Semua orang bisa masuk ke ruang operasional sistem

6. Keamanan

- Ruangan AC tetapi suhu kurang sesuai temperatur yang pas untuk lingkungan operasional

- Tidak ada ruangan khusus operasional - Lingkungan Operasional

- Tidak ada aturan khusus dan tertulis untuk pengamanan lingkungan system


(74)

Berikut hasil survey yang telah kami lakukan pada tanggal 1 April - 24 Mei 2011 terhadap 217 orang koresponden.

Gambar 4.4 Hasil Survey Tentang Keberadaan Web Edukasi KBS


(75)

Gambar 4.6 Hasil Survey yang diharapkan dari Web Edukasi KBS

Keterangan pada gambar 4.6 :

a. Dapat menyampaikan informasi, kegiatan, program acara pertunjukan secara tepat

b. Sebagai media promosi dan sosialisasi KBS kepada masyarakat c. Sebagai sarana pencarian informasi Flora dan Fauna

d. Semua (a, b, dan c) diperlukan.

Dari data yang diperoleh untuk survey poin yangh di harapkan dari website Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya ini yaitu kebanyakan koresponden memilih pilihan untuk huruf d semua pilihan sebelumnya diperlukan yaitu dapat menyampaikan informasi, kegiatan, program acara pertunjukan secara tepat juga sebagai media promosi, sosialisasi informasi flora dan fauna dari KBS untuk masyarakat


(76)

Gambar 4.7 Hasil Survey Tingkat Pemanfaatan Web Edukasi KBS

Berdasarkan hasil survey kepada 200 siswa dan 17 pegawai koresponden , sebanyak 36% koresponden sudah mengetahui adannya website KBS. Dengan kondisi seperti ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya program sosialisasi

website KBS dari manajemen kepada masyarakat. Sehingga tingkat efektivitas

penggunaan website KBS dapat diketahui, dengan rata-rata efektivitas penyampaian informasi kepada masyarakat sebesar 40%. Jadi untuk sosialisasi tentang informasi flora dan fauna, penyampaian informasi kegiatan / program acara yang di buat oleh pihak KBS tidak berjalan secara efektif dan efisien.


(77)

Tabel 4.2 Kondisi Eksisting SDM

Sumber Daya manusia

- Administrator - Pemilihan admin kebijakan langsung dari Ketua Tim Pengelola Sementara -Admin belum sepenuhnya memahami sistem web edukasi dengan baik - Admin hanya sebagai pengelola saja - Admin tidak mempunyai keahlian

khusus untuk memperbaiki apabila terjadi kerusakan atau error

- Masyarakat - Masyarakat 36% sudah mengetahui web edukasi flora dan fauna

- Tidak pernah ada sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat

4.2.2 Mengidentifikasikan ancaman-ancaman

Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem. Timbulnya ancaman dapat dipicu oleh suatu kondisi dari sumber ancaman. Sumber ancaman dapat muncul dari kegiatan pengolahan informasi yang berasal dari 3 hal utama, yaitu (1) Ancaman Manusia; (2) Ancaman Alam, dan (3) Ancaman Lingkungan. Adapun alasan yang timbul dari ancaman manusia sesuai kondisi pengelolaan website KBS diantaranya adalah :

a. Perusakan Informasi

Lemahnya tingkat karakteristik penggunaan username dan password yang masih default (user: admin, pass: admin) pada sistem login mengakibatkan sistem sangat rawan untuk diambil alih pihak lain yang tidak berwenang dalam pengelolaan informasi di dalam web edukasi .


(78)

b. Kelalaian Kerja

Kurang maksimalnya pengawasan dalam penggunaan komputer admin oleh pihak lain. Hal ini disebabkan tidak adanya komputer khusus yang digunakan admin dalam pengelolaan web edukasi . Selain itu, kehilangan dan perubahan data yang ada di dalam komputer karena disebabkan ketidak sengajaan dari pengguna lain dapat menghambat proses penyampaian informasi di dalam pengelolaan web edukasi .

4.2.3 Identifikasi kelemahan

Identifikasi kekurangan atau kelememahan (vulnerability) pada sistem

website KBS yang berdasarkan uji implementasi yang telah dilakukan oleh

administrator dan internal kontrol terhadap sistem.

A Uji Implementasi Desain dan Sistem

Untuk menguji kelayakan sistem yang digunakan dalam website KBS dilakukan pengujian semua fitur yang telah dipesan oleh manajemen pengadaan website oleh administrator, sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada di dalam sebuah sistem yang digunakan. Dari proses ini pengelola harus masuk halaman admin pada website, dengan cara login terlebih dahulu. Berikut tampilan halaman login admin pada website KBS :


(79)

Gambar 4.8 Halaman Login Admin

Untuk username an password harus diisi apabila salah satu atau semua tidak di isi maka akan muncul peringatan di bawah ini.

Gambar 4.9 Peringatan Halaman Login Admin


(1)

kehilangan kendali dalam melakukan pengelolaan. Untuk itu perlu adanya modifikasi username dan password yang bersifat unik dan mudah diingat bagi administrator dalam melakukan proses login pada web admin. Hal ini dimaksudkan agar menjamin menjamin kerahasiaan data dan pengamanan sistem dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

 Kurang maksimalnya pengawasan dalam penggunaan komputer admin oleh pihak lain memungkinkan komputer operasional yang digunakan rentan terhadap kehilangan dan perubahan data yang ada di dalam komputer disebabkan ketidaksengajaan dari pengguna lain yang tidak sepenuhnnya faham dengan penggunaan komputer. Sehingga dapat menghambat proses penyampaian informasi di dalam pengelolaan website. Hal ini disebabkan tidak adanya komputer khusus yang digunakan admin dalam pengelolaan

website.

 Pihak KBS juga harus lebih baik dalam melakukan kerjasama dengan pihak

webhosting sembilan media, sehingga sebelum jatuh tempo masa kontrak,

akan dilakukan masa pemanjangan kontrak agar tidak terputus nama domain dan server website KBS.

 Kelemahan berikutnya adalah timbul disebabkan oleh pihak penyedia jasa internet atau ISP yaitu tidak stabilnya koneksi internet di KBS, membuat akses internet untuk pengelolaan website KBS terhambat. Kejadian ini membuat penggunaan waktu yang tidak efisien dan kurangnya efektifitas dalam penyampaian informasi. Bentuk penanggulangan masalah diatas


(2)

90

adalah mempertimbangkan atas layanan yang telah diberikan oleh pihak jasa penyedia internet, dalam memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan KBS. Sehingga dapat diputuskan apakah pihak manajemen KBS masih perlu bekerja sama dengan pihak jasa penyedia internet tersebut.


(3)

91 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa risiko yang penulis lakukan pada pengimplementasian Web Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya mulai dari identifikasi sistem, analisis, respon, hingga tahap evaluasi, dapat disimpulkan bahwa pada proses identifikasi sistem, kondisi sistem dan perangkat komputer yang digunakan dalam menunjang pemanfaatan web edukasi flora dan fauna 80% kondisinya baik (siap untuk digunakan).

Maka diperlukan evaluasi terhadap sistem kontrol maupun terhadap semua perangkat yang berkaitan secara langsung dan tak langsung. Evaluasi dilakukan terkait dengan kurang tercapainya harapan manajemen dalam implementasi adanya web edukasi flora dan fauna kriteria yang telah ditetapkan. Berikut hasil dari evaluasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada sitem web edukasi antara lain : meningkatkan kualitas sistem kontrol pada pengelolaan web edukasi, peninjauan kembali atas layanan yang telah diberikan oleh jasa internet dan yang telah bekerja sama dengan pihak KBS, pencegahan baik terhadap kerusakan sistem maupun perangkat yang ada, pengoptimalisasian pemanfaatan fitur-fitur yang ada didalam web edukasi.


(4)

92

5.2 Saran

Perlu adanya manajemen yang baik (sesuai dengan kondisi dan tujuan atau strategi TPS Kebun Binatang Surabaya) dalam pengelolaan Sistem Web Edukasi Flora dan Fauna. Dikarenakan penggunaan Web Edukasi Flora dan Fauna di Kebun Binatang Surabaya adalah sangat penting untuk dapat menunjang visi dan misi KBS serta Strategi atau tujuan penerapan teknologi informasi. Kalaupun belum ada pegawai khusus untuk administrasi perlu adanya pengangkatan pegawai yang bisa atau mengerti akan tekhnologi Website agar bila ada masalah bisa cepat teratasi.


(5)

88

Anonymous, 2011. www.blog.unsri.ac.id/userfiles/09071003020_.doc, diakses pada 11 April 2011 pukul 10.00 WIB

Anonymous, 2011. www.achsan.staff.gunadarma.ac.id/.../Konsep+Dasar+ Sistem+dan+Sistem+Informasi.pdf, diakses pada 11 April 2011 pukul 09.00 WIB

Anonymous, 2011. www.lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14140/ SIM.pdf, diakses pada 2 Mei 2011 pukul 19.00 WIB

Anonymous, 2011. http://tris.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7067/ konsep+dasar+SI.pdf, diakses pada 2 mei 2011 pukul 19.20 WIB

Brosur, 2011.” Sejarah dan riwayat Kebun Binatang Surabaya ”,Kebun Binatang Surabaya : Surabaya

C.Alberts, A.Dorofee.2002. “Managing Information Security Risks: The OCTAVESM Approach”, Addison Wesley, USA.

G. Stoneburner, A. Goguen and A. Feringa, 2006. “Risk Management Guide for Information Technology System”, Recommedation of National Institute of Standards and Technology Special Publication 800-30, July, 2002.

Miccolis, J. dan S. Shah. 2000. “Enterprise Risk Management – An Analytic Approach”. Tillinghast-Towers Perrin. http://www.tillinghast.com, diakses pada 30 April 2011 pukul 08.15 WIB

Pentawati, Sri, 2011.” Sekretaris”, Tim Pengelola Sementara Kebun Binatang Surabaya : Surabaya

Rachmawati, Aprilia, 2008. "Dasar Sistem Informasi" http://apr1l-si.comuf.com/, diakses pada 30 April 2011 pukul 08.00 WIB

Riyanto, Slamet, 2006. "Konsep Dasar Pembuatan Website" http://slametriyanto.net/blog/konsep-dasar-membuat-website/, diakses pada 5 Mei 2011 pukul 21.10 WIB


(6)

Soemarno, 2010.” PENGELOLAAN RISIKO LINGKUNGAN”

http://images.soemarno.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/TBV6p AooCzYAAFgrvu41/PRINSIP%20DASAR%20ANALISIS%20RISIKO.do c?key=soemarno:journal:172&nmid=34302422004, diakses 4 Mei 2011 pukul 21:08 WIB

Sutabri Tata, (2004). Analisa Sistem Informasi, Andi Ofset, Yogyakarta.

Website Edukasi Flora dan Fauna Kebun Binatang Surabaya, 2011. http://www.kebunbinatangsurabaya.com/, diakses pada 12 April 2011 pukul 21.00

Whitten. J, Bentley. D, Dittmen. C., 2000. “Metode Desain dan Analisis Sistem”. Wulandari Lily, 2010. “Sistem Informasi Manajemen (Management Information