PEMBINGKAIAN BERITA KASUS SUAP IMPOR DAGING (Analisis Framing Model Robert N Entman terhadap Pemberitaan suap kuota daging impor yang dilakukan oleh politisi dari PKS di kompas.com dan Merdeka.com Edisi 13 Mei – 15 Mei 2013).

1

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS SUAP IMPOR DAGING
(Analisis Framing Model Robert N Entman ter hadap Pemberitaan suap
kuota daging impor yang dilakukan oleh politisi dari PKS di kompas.com
dan Merdeka.com Edisi 13 Mei – 15 Mei 2013)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada FISIP UPN “VETERAN” Jawa Timur

Oleh :
Raisa Swandayani
0943010128

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS SUAP IMPOR DAGING
(Analisis Framing Model Robert N Entman Ter hadap Pemberitaan Suap
Kuota Daging Impor Yang Dilakukan Oleh Politisi dari PKS di Kompas.com
dan Merdeka.com Edisi 13 Mei – 15 Mei 2013)

Disusun Oleh :
RAISA SWANDAYANI
0943010128
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada
Tanggal 23 Desember 2013
Pembimbing

Tim Penguji

1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 9500 361

J uwito, S.Sos, MSi
NPT. 3 6704 9500 361
2. Sekertaris

Dra. Diana Amalia, M.Si
NIP. 196309071991032001
3. Anggota

Zainal Abidin Achmad, M.Si.M.Ed
NPT. 373059901730

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi

NIP. 1 95507 181 983 022 001
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa nafas hidup pada seluruh
makhluk. Hanya kepadaNya - lah syukur dipanjatkan atas selesainya skripsi ini.
Sejujurnya penulis akui bahwa pendapat sulit ada benarnya, tetapi faktor kesulitan
itu lebih banyak datang dari diri sendiri. Karena itu, kebanggaan penulis bukanlah
pada selesainya proposal skripsi ini, melainkan kemenangan atas berhasilnya
menundukkan diri sendiri. Semua kemenangan dicapai tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat
berterima kasih kepada banyak pihak yang akan disebut sebagai berikut :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku rector Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dra. EC. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan
juga sebagai pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktu dan
tenaganya untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu Dosen serta Staff Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik yang telah memberi banyak ilmu dan dukungan untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada orang tua dan penulis yang tidak pernah lelah memberi dukungan baik
secara moril ataupun materi kepada penulis.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

6. Kepada Mba Rini, Mas Eko, Mba Tita dan Mas Arnes yang selalu memberi
perhatian lebih dan mendukung penulis secara moril dan materi kepada
penulis

7. Kepada sahabat penulis Nunu, Dee, Teted, Nia, Sandra, Abram, dan Bona,
yang selalu mendukung dan memberi suport kepada penulis.
8. Kepada Nito, vaness, Chiko, Tito dan sepupu-sepupu penulis yang selalu
memberi dukungan dan saling mengingatkan dan berjuang bersama untuk
mencapai cita-cita
9. Dan kepada orang-orang sekitar penulis yang selalu memberi pengalaman dan
ilmu yang sangat bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan penuh keterbatasan.
Dengan harapan bahwa skripsi ini dapat berguna untuk teman-teman mahasiswa
di Jurusan Ilmu Komunikasi, maka saran dan kritik yang membangun sangatlah
dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Surabaya, 20 Oktober 2013

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


5

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iii

DAFTAR ISI .............................................................................................

v

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii


DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

viii

ABSTRAKSI ..............................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................................

9


1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................

9

1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................

10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA..................................................................

11

2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................................

11

2.2. Wartawan Merupakan Agen Konstruksi Realitas .............................

16


2.3. Berita dan Konstruksi Realitas ........................................................

17

2.3.1. Media Online ..........................................................................

19

2.3.2. Media Cetak ............................................................................

19

2.4. Analisa Framing .............................................................................

20

2.5. Proses Framing ...............................................................................

22


2.6. Perangkat Framing .........................................................................

24

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

27

3.1 Pendekatan Penelitian dan Definisi Operasional .............................

27

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian .........................................................

28

3.3 Unit Analisis ...................................................................................

28


3.4 Korpus ...........................................................................................

29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

30

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................

30

3.7 Langkah-langkah Analisis Framing ................................................

34

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

37

4.1. Gambaran Obyek Penelitian ............................................................

37

4.1.1. Profil Kompas.com ................................................................

37

4.1.2. Profil Merdeka.com ...............................................................

37

4.2. Frame Kompas.com dan Merdeka.com ............................................

38

4.3. Analisis Frame Kompas.com dan Merdeka.com ..............................

40

4.3.1. Analisis Berita 1.......................................................................

41

4.3.2. Analisis Berita 2.......................................................................

43

4.3.3. Analisis Berita 3.......................................................................

46

4.3.4. Analisis Berita 4.......................................................................

49

4.3.5. Analisis Berita 6.......................................................................

52

4.4. Perbandingan Frame Kompas.com dan Merdeka.com......................

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

60

5.1. Kesimpulan.................................................................................

60

5.2. Saran ..........................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Frame Berita 1 Kompas.com ................................................

43

Tabel 4.2. Frame Berita 2 Kompas.com .................................................

46

Tabel 4.3. Frame Berita 3 Kompas.com .................................................

49

Tabel 4.4. Frame Berita 4 Merdeka.com ................................................

52

Tabel 4.5. Frame Berita 5 Merdeka.com ................................................

55

Tabel 4.6. Perbandingan Frame Kompas.com dan Merdeka.com ..............

58

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Berita 1 Kompas.com 14 Mei 213 .........................................

65

Lampiran 2 Berita 2 Kompas.com 14 Mei 213 .........................................

67

Lampiran 3 Berita 2 Kompas.com 15 Mei 213 .........................................

69

Lampiran 4 Berita 1 Merdeka.com 15 Mei 213 ........................................

71

Lampiran 5 Berita 2 Merdeka.com 15 Mei 213 ........................................

72

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

ABSTRAK
RAISA SWANDAYANI, ANALISIS FRAMING TERHADAP BERITA
KASUS SUAP IMPOR DAGING PADA MEDIA ONLINE (Analisis Framing
Model Enmant
terhadap kasus suap impor daging pada media online
Kompas.com dan merdeka.com Edisi 13 Mei – 15 Mei 2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara bagaimana media online
Kompas.com dan merdeka.com dalam membingkai berita kasus suap impor
daging pada media online Kompas.com dan merdeka.com yang melibatkan
Fathanah dan Lutfi.
Peneliti dalam meneliti menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode analisis framing. penelitian ini menggunakan analisis
framing yang dipilih model Entmant yang menggunakan empat perangkat
framing.
Sehingga didapatkan hasil penelitian yang diperoleh dalam
pembingkaian berita terhadap kasus suap impor daging pada media online
Kompas.com dan merdeka.com.Berdasarkan bukti-bukti yang ada KPK akan
segera melakukan tindakan dengan cara melakukan tuntutan kepada Lutfi dan
Fathanah. Transaksi rekening milik Lutfi dan Fatahanah diposisikan sebagai
salah satu penyebab dari masalah. Kompas merekomendasikan agar segera
melakukan tindakan penuntutan kasus ini karena berdasarkan bukti-bukti yang
ada.muncul nama-nama baru seperti Hilmi, Maria serta melibatkan Partai PKS.
KPK mengusut tuntas mengenai semua orang yang terlibat dalam kasus ini yang
menjadi awal permasalahan dalam kasus ini.
Kata kunci : Framing, Media online, Berita.
ABSTRACT
This study aims to determine how Kompas.com online media and news
framing merdeka.com in the bribery case of imported meat on online media and
merdeka.com Kompas.com involving Fathanah and Lutfi.
Researchers in the qualitative study examined the use of type analysis
using framing. This study uses framing analysis of selected models that use four
Entmant framing device.
To obtain research results obtained in the framing of the news of the
bribery case of imported meat on online media merdeka.com.Berdasarkan
Kompas.com and there is evidence that the Commission will soon take action by
way of a claim to Lutfi and fathanah. Transaction accounts belonging Lutfi and
Fatahanah positioned as one of the causes of the problem. Compass recommends
that immediate action because the prosecution's case based on the evidence that
ada.muncul new names such as Hilmi, Mary and involves the Partai PKS.
Commission conduct a thorough investigation of all those involved in this case
resulted in an issue in this case.
Keywords : Framing , Online Media , News.
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pembentukan suatu berita dalam media masa pada dasarnya adalah
penyusunan realitas-realitas terhadap suatu peristiwa sehingga membentuk suatu
cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media adalah
realitas yang dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang
bermakna (Hamad, 2004:10). Salah satu peristiwa yang dikonstruksikan melalui
pemberitaan di media massa adalah kasus century gate. Peristiwa ini cukup
menyita perhatian khalayak untuk beberapa waktu, apalagi indonesia sedang
dihadapkan pada pembentukan good govermance dalam Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid II yang berjanji untuk memberantas korupsi.
Korupsi adalah sebagai tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengambil keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan
salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber
formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya
diri sendiri korupsi di Indonesia sudah sangat merajalela dan menjadi fenomena
sosial yang terjadi pada tatanan pemerintahan. Fenomena korupsi dalam
administrasi publik sering kali menjadi persoalan utama pada pemerintahan,
karena korupsi telah merasuk pada praktik administrasi publik dalam tata
pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Penyalahgunaan kekuasaan dari

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pelaksanaan fungsi pemerintahan menjadi bagian dalam melakukan tindak pidana
korupsi. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran
hukum, akan tetapi sudah menjadi sebuah kejahatan.
Menurut hasil survey, Index Persepsi Korupsi (IPK) adalah instrument
pengukuran tingkat korupsi berdasarkan persepsi di negara-negara seluruh dunia
yang dikeluarkan oleh Transparasi Internasional. Dengan melihat perbandingan
IPK yang diperoleh maka dapat ditinjau apakah tersebut sebuah Negara yang
korup atau tidak. Indeks pengukuran memiliki skala antara 0 (sangat korup)
sampai dengan 10 (sangat bersih). Pada tahun 2007 Indonesia termasuk pada
peingkat 143 dari 179 negara dengan skor IPK 2,3 namun pada tahun 2008
Indonesia dapat memperbaiki IPK menjadi 2,6 naik 0,3 dari tahun sebelumnya
yang berada pada posisi 126 dari 180 negara, pada tahun 2009 Posisi Indonesia
memiliki IPK 2,8 dan posisinya naik menjadi 111 dari 180 negara. Survey tersebut
dilakukan untuk dapat melihat serta menjadi tolak ukur negara yang tergolong ke
dalam negara yang korup atau tidak.
Masyarakat masih dapat merasakan kegiatan korupsi pada pelayanan
publik sampai saat ini seperti dalam pembuatan identitas diri misalnya KTP dan
SIM yang memerlukan biaya ekstra untuk mempercepat proses pembuatannya,
mendapatkan izin usaha yang rumit, adanya penyimpanan pajak negara maupun
anggaran belanja negara, penggelembungan dana serta pengerjaan dibawah
standar yang telah ditentukan dari anggaran yang dikeluarkan menjadi berlipat
ganda, beredarnya makelar kasus dalam memperjual belikan vonis di pengadilan.
Analisis Framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menggunakan analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model
analisis yang dapat digunakan untuk mengungkap salah satu bentuk alternatif dari
model analisis yang dapat digunakan untuk mengungkap rahasian di balik suatu
peristiwa yang diberitakan oleh suatu media. Dengan analisis bingkai dapat
diketahui bagaimana suatu peristiwa atau realitas dibingkai oleh suatu media.
Dengan demikinan, realitas sosial dapat dipahami, dimaknai, dan
dikonstruksikan dalam bentuk makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan
hanya bagian dari jurnalistik saja, melainkan menandakan bagaimana suatu
peristiwa dimaknai dan ditampilkan, inilah sesungguhnya sebuah realitas politik
bagaimana

media

membangun,

menyuguhkan,

mempertahankan,

dan

memproduksi suatu peristiwa kepada pembacanya.
Sebagai suatu teks media, analisis framing mempunyai perbedaan yang
mendasar dibandingkan dengan analisis isi kualitatif. Prinsip analisis framing
menyatakan bahwa terjadi proses seleksi isu dan fakta tertentu yang diberitakan
media. Fakta tidak ditampilkan apa adanya, namun di beri bingkai (frame)
sehingga menghasilkan konstruksi makna yang spesifik. Dalam hal ini biasanya
media menyeleksi sumber berita, memanipulasi pernyataan, dan mengedepankan
perspektif

tertentu sehingga suatu saat interpretasi menjadi lebih mencolok

(noticeable) daripada interpretasi yang lain. (Sobur, 2002 :165).
Melalui analisis bingkai akan diketahui siapa mengendalikan siapa, siapa
lawan siapa, mana lawan mana, mana patron dan mana klien, siapa yang
diuntungkan dan siapa yang dirugikan, siapa menindas dan siapa yang ditindas,
dan seterusnya. Secara sederhana analisis bingkai dapat digambarkan sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau
apa saja) yang dibingkai oleh media (Eriyanto,2007:3). Analisis bingkai (frame
analysis) berusaha menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan
menunjukan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman terhadap suatu
peristiwa. Dalam mempelajari media, analisis bingkai menunjukan bagaimana
aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi aspek-aspek lainya
(Anonimous,2004). Analisis bingkai merupakan dasar kognitif yang mememandu
presepsi dan respresentasi realtas (king, 2004) dengan analisis bingkai dapat
membongkar ideologi dibalik penulisan informasi.
Umumnya kajian dengan analisis bingkai dilakukan di bidang komunikasi,
salah satu alasan ketertarikan peneliti mengkaji masalah ini berawal dari
keingintahuan akan keberpihakan suatu media terhadap pemberitaan yang
disajikan. Dengan menggunakan media internet atau online media sebagai
subjeknya, peneliti ingin mengembangkan dan menjelaskan realitas pemberitaan
yang dibuat oleh wartawan melalui analisis bingkai.
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan
kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
Hal ini menunjukan media massa merupakan sebuah institusi yang penting bagi
masyarakat, seiiring perkembangan zaman, muncul apa yang kemudian disebut
dengan konvergensi media memaksa media konvesional seperti koran, radio, dan
televisi untuk ikut dalam pemanfaatan media internet, agar dapat mempertahankan
atau memperluas bisnisnya. Konvergensi berdampak terhadap adanya sinergi
antara media konvesional dengan media internet sehingga dapat berdampak positif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

bagi media yang memanfaatkannya, terutama dalam hal kecepatan penyampaian
pesan ke khalayak. Dengan adanya konvergensi media, lahirlah dengan apa yang
disebut jurnalisme online, hingga melahirkan media-media online termasuk
diantaranya media Kompas.comdan Merdeka.com.
Kompas.com, dalam hal ini sebagai media online yang juga memberitakan
kasus suap daging impor mejadi sorotan dalam memberikan suatu gambaran
tertentu kepada khalayak terhadap peristiwa tersebut. Kasus ini masih menjadi
polemik, dimana pada satu sisi saat itu Indonesia berada di ambang krisis
sehingga apabila kasus tersebut tidak diselamatkan maka dampaknya akan
menimbulkan krisis keuangan, tetapi di sisi lain, kebijakan ini telah melanggar
salah satu peraturan perundang-undangan perbankan yang ada. Bagaimana
Kompas.com

dengan

ideologi

medianya

masing-masing

mempengaruhi

konstruksi realitas atau wacana yang dibangun dari pemberitaan mengenai
kebijakan yang menimbulkan perdebatan besar karena indikasi korupsi yang
menyangkut keuangan negara.
Kompas.com akhir-akhir ini selalu mendapatkan sorotan akibat dari
pemberitaan – pemberitaan yang di beritakan sangat sarat dengan anti islam hal
tersebut sering dihubung-hubungkan dengan pendiri kompas sendiri yang
memang memiliki keyakinan non muslim dan pernah mendapat kecaman karena
memuat berita dengan Arswendo Atmowiloto yang isinya menjelekkan orang
Islam, sehingga para tokoh Islam pada waktu itu seperti Cak Nurcholis Majid,
Amien Rais dsb menjadi marah. Pada kasus yang dibahas kali ini mengenai kasus
suap daging impor yang ditangani berhubungan dengan PKS yang hampir semua
penggurus dan anggotanya mayoritas muslim. Sebagai media yang cukup lama
bergerak di bidang komunikasi kompas memiliki cukup banyak pengalaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

karena media selalu dituntut untuk dapat memberikan penilaian yang obyektif
terhadap suatu berita, sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat seberapa
obyektif kompas.com dapat menilai masalah kasus suap daging impor yang
melibatkan pejabat tinggi partai PKS.
Sebagai saluran komunikasi, media melakukan proses pengemasan pesan,
dan dari proses inilah sebuah peristiwa menjadi memiliki makna tertentu bagi
khalayak. Dalam proses pengemasan pesan, media dapat memilih fakta yang akan
dimasukan atau yang akan dibuang kedalam teks pemberitaan. Selanjutnya, dalam
membuat berita, media juga dapat memilih simbol-simbol atau label tertentu
untuk mendeskripsikan suatu peristiwa. Kedua hal inilah yang pada akhirnya akan
menentukan gambaran/image yang terbentuk dalam benak khalayak mengenai
suatu peristiwa.
Kisruh perseteruan antara lembaga pemerintahan versus PKS ini pun
akhirnya berhasil menjadi sorotan masyarakat. Bahkan menjadi sorotan utama
yang menghalalkan pemberitaan-pemberitaan lain seperti masalah pendidikan dan
kemiskinan. Setiap detil informasi masyarakat melalui media, seban media massa
muncul sebagai penyaji informasi fakta dari peristiwa yang terjadi, berbagai
pandangan mengenai perseteruan ini dikemukakan dan dimuat di dalam media.
Urgensi lain terletak pada sering terjadinya korupsi di pihak PKS (Partai
Keadilan Sosial). Oleh sebab itu, tidak heran jika media menjadikan berita suap
daging impor dan pencucian uang. Salah satu media massa yang memberitakan
adalah pertal berita online Kompas.com. media online tersebut itu memberitakan
kasus markus mulai edisi 13 mei 2013, adalah sebagai berikut:
“pemberitaan seputar upaya penyitaan 6 mobil mewah di area gedung

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Senin
(6/5/20013) menyedot perhatian publik. Pasalnya, usai upaya penyitaan yang
gagaltersebut, muncul “perseteruan” antara Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dengan PKS. Pimpinan KPK bersi keras jika tim penyidiknya yang
bermaksud menyita mobil-mobil milik Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) yang
ditenggarai sebagai hasil pencucian uang terkait kasus suap kuota impor sapi itu
sudah membawa serta surat perintah penyitaan. Namun, pernyataan KPK dibantah
keras oleh pengurus PKS berdasarkan kesaksian para petugas penjaga DPP PKS
pada pukul 22.00 tersebut tak membawa surat perintah penyitaan. Kontras.
“yang menjadi persoalan, ketika petugas keamanan kantor PKS
menanyakan surat penyitaan, petugas KPK yang datang tidak bisa menunjukan
surat tersebut. Mereka hanya mengatakan nanti menyusul”, kata pengacara LHI
Zainudin Paru seperti ditulis dalam siaran persnya. Sikap KPK ini dianggap tidak
memenuhi prosedur.
Namun

dalam

penyajian

Kompas.com

dan

Merdeka.com

hanya

memberitakan pada edisi tanggal 13 sampai 15 mei 2013. Alasannya karena pada
edisi tersebut banyak pemberitaan mengenai peristiwa kasus suap impor daging
secara bersamaan yang dilakukan oleh kepala institusi Partai Keadilan Sosial.
Dalam pemilihan surat kabarnya, penulis memilih Kompas.com karena
adalah media online nasional dan merupakan harian umum yang terbit setiap
harian dibaca untuk seluruh kalangan masyarakat secara umum. Kompas.com
adalah media online yang memiliki tiras terbesar di Indonesia tahun 2009. Dengan
posisinya sebagai koran terbesar dan catatan sejarahnya yang panjang, Kompas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

juga dikenal sebagai koran dan media online yang memiliki gaya penulisan yang
penuh kehati-hatian, bahkan cenderung konserfatif (Setiansah,2009:140-141).
Adapun segi penyajian berita, media mampu mengkonstruksi isi berita
(realitas), realitas atau peristiwa yang di konstruksi itu bisa diteliti dengan
menggunakan anallisis framing. Analisis ini secara sederhana dapat digambarkan
sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok,
atau apa saja) yang di bingkai oleh media, serta bagaimana media memaknai dan
memahami realitas (eriyanto,2002:3). Dalam penelitian ini, penulis membedah isi
berita dengan menggunakan model Robert M. Entman. Model ini adalah yang
paling populer dan paling banyak dipakai dalam menganalisis isi berita (Eriyanto,
2002:3). Model ini berasumsi bahwa dalam dua dimensi besar seleksi isu dan
penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Penonjolan adalah
proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau
lebih diingat oleh khalayak. Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media
dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan menonjolkan
aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana,
penempatan yang mencolok, pengulangan, pemakaian grafis yang mendukung dan
memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang
yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi. Cara
pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil,
bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita
tersebut. Kemudian penulis juga ingin mengetahui pesan atau informasi apa yang
ditekan atau ditonjolkan dalam media online Kompas.com dan Merdeka.com.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh mengenai dugaan tindak pidana korupsi di kalangan elite
politik. Adapun yang menjadi judul: “ANALISIS FRAMING TERHADAP
BERITA KASUS SUAP IMPOR DAGING PADA MEDIA ONLINE
KOMPAS.COM DAN MERDEKA EDISI !3 MEI – 15 MEI 2013”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: “ Bagaimana publik membingkai berita tentang kasus suap impor
daging pada media online Kompas.com dan Merdeka.com edisi mei 2013?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
pengkonstruksian suatu peristiwa, terutama berita yang diberitakan pada
Kompas.com dan Merdeka dalam memberitakan peristiwa tersebut untuk
menganalisis berita Kasus suap daging Impor daging pada berita online
Kompas.com dan Merdeka.com edisi Mei 2013 dengan menggunakan paradigma
konstrusionis dan menganalisis kecenderungan Kompas.com dan Merdeka.com
yang dilihat dari cara bercerita (story telling) dalam menekan peristiwa Kasus
suap daging Impor daging pada berita online Kompas.com dan Merdeka.com edisi
Mei 2013.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori
pengkonstruksikan suatu peristiwa yang diberitakan melalui surat kabar maupun
kejadian-kejadian yang dialami secara langsung dan dapat mendukung salah satu
bahanajar analisis wacana, khususnya analisis bingkai wacana.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti dapat memberikan gambaran tentang keberpihakan suatu media
massa, terutama Kompas.com terhadap berita Kasus suap daging Impor
daging pada berita online Kompas.com dan Merdeka.com edisi Mei 2013.
2. Dapat Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi,
khususnya bidang jurnalistik tentang konstruksi realitas sebuah peristiwa
yang akan dilakukan oleh sebuah media massa melalui bingkai wacana atau
analisis bingkai.
3. Bagi masyarakat dapat dijadikan tambahan informasi mengenai suatu
pemberitaan yang terkadang menyimpan maksud tersembunyi, sehingga
masyarakat lebih kritis terhadap berita yang dimuat oleh suatu media massa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Peneliti Terdahulu
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua penelitian terdahulu untuk
digunakan sebagai acuan referensi pendukung dalam melakukan penelitian kasus
suap daging impor daging pada berita online yang melibatkan politisi dari PKS.
Penelitian terdahulu yang pertama didapatkan dari jurnal dengan judul
Citra Pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung periode 20102015 dalam pemberantasan harian umum lampung Post. Berdasarkan penelitian
tersebut didapatkan Hasil analisisnya pada penyusunan fakta (sintaksis), Lampung
Post menggambarkan citra pasangan calon dan wakil walikota Bandar Lampung
periode 2010-2015 melalui pencitraan kampanye terbuka dan debat visi misi dari
tiap-tiap pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar Lampung. Mereka
berlomba-lomba untuk memperkuat kekuasaan dengan mengerahkan massa yang
cukup besar. Tapi hal ini tidak untuk pasangan calon independen, malah mereka
tidak menggunakan waktu massa kampanye mereka untuk sosialisai. Berbeda
dengan pasangan incumbent, mereka aktif dalam pelaksaan kampanye terbuka
walaupun teknisnya berbeda karena tidak menggunakan rapat terbuka melainkan
mengunjungi pasar-pasar atau perusahaan.
Pada pemberitaan pasangan calon walikota dan wakil walikota Bandar
Lampung periode 2010-2015 setiap beritanya mencoba untuk berimbang dalam
mengambil narasumber pada saat penyusunan fakta atau realitas. Baik itu dari

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pasangan independen maupun pasangan dari incumbent, semua beritanya tidak
ada yang dibeda-bedakan. Sehingga keberimbangan sebuah berita dapat
mempengaruhi nilai dari berita.
Frame yang disajikan oleh Lampung Post adalah bagaimana citra yang
dikontruksikan untuk memberikan informasi kepada khalayak. Citra yang
dibangun berupa sifat baik atau buruk selalu diberitakan sesuai dengan fakta yang
ada. Semua pasangan calon dicitrakan sesuai apa adanya tidak dilebihkan atau
dikurangkan.
Pada Tematik, Pan dan Kosicki, ada beberapa elemen yang dapat diamati
dari perangkat tematik ini. Diantaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinan
antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang
menggambarkan fakta sehingga yang berbeda dapat dihubungkan dengan
menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekali pun dapat
menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya.
Pada

tingkat

penulisan

fakta

(tematik)

Lampung

Post

banyak

mengedepankan tema tentang komitmen dari tiap pasangan calon walikota dan
wakil walikota Bandar Lampung peruode 2010-2015, dimana pasangan calon
tidak mempunyai prioritas yang jelas tentang visi misi yang mereka bawa. Hal ini
karena kurangnya pemahaman dari pasangan calon akan permasalahan ada yang
di kota Bandar Lampung.
Lampung Post juga mengedepankan dari pihak-pihak yang menilai bahwa
pasangan calon dalam melaksanakan kampanye atau rapat terbuka tidak
bersungguh-sungguh. Hal ini bisa dilihat hanya sebagian saja dari enam pasangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

calon yang mengadakan kampanye terbuka, dan kurangnya komitmen dari
pasangan calon walikota dan wakil walikota.
Pada tingkat penekanan fakta (Retoris), Lampung Post label otoritas atau
jabatan untuk mendukung gagasan atau pendapat pihak yang diwawancarai.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana telah terjadi perang simbolik antara pihak
yang berkepentingan terhadap isu ini.
Penelitian terdahulu yang kedua didapatkan dari

“Jurnal Ilmu

Komunikasi” volume 3, nomor 1, Februari 2011 dengan judul Konflik KPK vs
Kepolisian dalam bingkai Kompas dan Rakyat merdeka. Berdasarkan penelitian
tersebut didapatkan bahwa Wartawan juga menjelaskan kesimpulan akhir dari
kasus tersebut dengan membuat pernyataan yang mengutip hasil wawancara
dengan wakil Ketua KPK, Haryono Umar: “Wakil Ketua KPK Haryono Umar
mengaku belum tahu siapa pimpinan KPK yang sudah menjadi tersangka…”
Dalam analisis Kompas, berita kali ini tidak dijadikan sebagai headline di
halaman muka, tetapi justru menempatkannya di rubrik politik dan hukum di
kolom kedua. Hal ini menunjukkan bahwa Kompas tidak terlalu menganggap
penting berita mengenai pemeriksaan petinggi KPK oleh pihak kepolisian.
Berbeda dengan Rakyat Merdeka yang menempatkan berita sebagai headline dan
peristiwa penting.
Kompas lebih menekankan sikap netral dalam pemberitaan kali ini dengan
memunculkan kutipan wawancara dari berbagai sumber, bukan hanya dari pihak
KPK atau kepolisian saja. Tidak ada kecurigaan dari Kompas yang menyatakan
bahwa ada upaya pelemahan citra KPK di mata publik. Tetapi, isi berita yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

dibuat oleh wartawan adalah seputar siapa saja yang diperiksa, apa saja yang
ditanyakan oleh pihak kepolisian, dan siapa yang diduga telah menjadi tersangka.
Dengan memberi subjudul “Inisial CMH”, wartawan Kompas berupaya
mengungkapkan kalau ada kemungkinan petinggi KPK yang ditahan adalah
Chandra M. Hamzah.
Kompas menyajikan berita sesuai kriteria yang dimiliki oleh berita
hardnews, yaitu berita dengan unsur 5W+1H. Wartawan mengisahkan fakta yang
ada dengan cara menjelaskan, apa yang menjadi permasalahan di dalam berita ini?
(what), siapa yang terlibat dalam kasus ini? (who), kapan polisi melakukan
pemeriksaan terhadap para petinggi KPK? (when), kenapa perlu adanya
pemeriksaan para petinggi KPK (why), bagaimana akhir dari pemeriksaan, sudah
adakah pemimpin KPK yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian?
(how).
Wartawan Kompas membentuk tiga tema (tematik) berita yang semuanya
merujuk pada tema besar dari berita kali ini: “Petinggi KPK Diperiksa oleh
Polisi”. Tema pertama: Ada tiga pemimpin KPK yang dipanggil oleh kepolisian
sebagai saksi. Tema tersebut didukung dengan teks berita: “salah seorang saksi
yang diperiksa, yakni kepala biro hukum KPK Chaidir Ramli…”
Kedua, permasalahan bagaimana kasus KPK vs Kepolisian bisa muncul.
Teks berita tersebut didukung dengan teks berita “pemeriksaan polisi itu
berdasarkan testimoni dan laporan Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar. Dalam
surat panggilan kedua, polisi menyebutkan, para saksi dimintai keterangan atas
dugaan penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan oleh salah seorang
pimpinan KPK.”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Tema ketiga dibentuk wartawan denga memberi subjudul: “Inisial CMH”,
untuk menjelaskan bahwa ada kabar bahwa pemimpin KPK berinisial CMH yang
diduga melakukan penyalahgunaan wewewang, dengan mengutip pernyataan
Chaidir Ramli, Kepala Biro Hukum KPK. Tema tersebut diperkuat dengan teks:
“Ya, yang diduga (dilakukan) oleh CMH. Di surat panggilan kedua ada
(disebutkan nama) itu.”
Frame retoris dibentuk Kompas tidak dengan menggunakan gambar
maupun grafis, serta tidak menggunakan banyak istilah pengganti. Semua cerita
dibentuk wartawan sesuai dengan keadaan yang ada dan tidak melebih-lebihkan.
Dengan tujuan bahwa Kompas tidak memihak KPK maupun Kepolisian dalam
kasus kali ini.
Wartawan juga mengisahkan fakta yang sesuai dengan unsur berita
hardnews, yaitu dengan 5W+1H (what, where, why, when, who, how). Berita
yang dibentuk oleh wartawan Kompas merujuk pada satu tema besar, yaitu
petinggi KPK diperiksa oleh Kepolisian. Dengan tidak menambahkan pandangan
wartawan dalam berita, tetapi membentuknya sesuai dengan fakta yang ada.
Wartawan tidak membentuk frame retoris dalam pemberitaan kali ini. Jika
dibandingkan dengan Rakyat Merdeka yang lebih menekankan level retoris
dengan menggunakan istilah-istilah dalam tulisan dan sengaja membiarkan
wartawan menulis berita sesuai dengan pandangannya, Kompas tidaklah
demikian. Wartawan Kompas lebih mementingkan membuat berita sesuai dengan
fakta apa adanya, tanpa menambahkan unsur lain, seperi kata istilah, gambar, foto,
maupun grafis, untuk menghindari kesan keberpihakan terhadap salah satu pihak
yang bertikai di mata pembacanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2 Wartawan Merupakan Agen Konstruksi Realitas
Dalam penjelasan ontologi paragdigma konstruktivis, realitas merupakan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu
realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai indeks spesifik yang dinilai
relevan oleh pelaku sosial (Hidayat dalam Bungin, 2004:3). Pada kenyataanya,
realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu baik dalam maupun
realitas tersebut (Bungin ,2004:5). Maka media yang membentuk dan
menyampaikan fakta dari peristiwa dapat disebut sebagai agen Konstruksi realitas.
Sebagai seorang agen wartawan telah menjalin transaksi dan hubungan
dengan objek yang diliputnya, sehingga berita merupakan produk dari transaksi
antara wartawan dengan fakta yang diliput (Eriyanto,2002:3).
Tugas dari seorang wartawan adalah membentuk berita ia menguraikan
mengurutkan, mengkonstruksikan peristiwa demi peristiwa, sumber demi sumber,
serta membentuk cerita dan berita tertentu. Jadi, berita pada dasarnya adalah hasil
olahan dan konstruksi wartawan, sehingga realitas yang dihasilkan bersifat
subjektif. Berita bukanlah pencerminan dari realitas, melainkan respresentasi dari
realitas yang hadir setelah melalui konstruksi dan pemahaman wrtawan atas suatu
fakta.realitas yang disajikan dalam bentuk berita adalah realitas yang sudah diolah
lewat pandangan dan pemaknaan wartawan itu sendiri (Eriyanto,2002:30).
Wartawan bisa jadi mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda
ketika melihat suatu peristiwa, dan itu dapat dilihat bagaimana mereka
mengkonstruksi peristiwa itu yang diwujudkan dalam bentuk teks berita. Berita
dalam pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam
arti yang riil (Eriyanto, 2002:17).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.3 Berita dan Konstruksi Realitas
Berita-berita yang disajikan media kepada khalayak pembaca merupakan
hasil konstruksi dari suatu realitas tertentu. Peristiwa-peristiwa yang dijadikan
berita oleh media masa tentunya melalui proses penyeleksian terlebih dahulu.
Hanya peristiwa yang memenuhi kriteria kelayakan informasi yang akan menjadi
berita. Peristiwa yang layak untuk dijadikan berita akan diangkat oleh media
massa kemudian ditampilkan kepada khalayak.
Menurut Fishman, ada dua kecenderungan studi sebagaimana proses
produksi berita dilihat. Pandangan pertama sering disebut sebagai pandangan
seleksi berita (selectivity news). Seleksi ini dari wartawan dilapangan yang akan
memilih mana yang penting dan mana yang tidak, mana peristiwa yang bisa
diberitakan dan mana yang tidak. Setelah berita masuk ketangan redaktur, akan
diseleksi lagi dan disunting dengan menekankan bagian mana yang perlu
dikurangi dan bagian mana yang perlu ditambah, seolah-olah ada realitas yang
benar-benar riil yang ada di luar dari wartawan. Realitas yang riil itulah yang
diseleksi oleh wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita.
Pendekatan kedua adalah pendekatan pembentukan berita (creation of news).
Dalam presfektif ini, peristiwa itu bukan di seleksi, melainkan sebaliknya
dibentuk. Wartawan-lah yang membentuk peristiwa, mana yang disebut peristiwa
dan mana yang tidak. Peristiwa dan realitas bukanlah diseleksi, melaikan dikreasi
oleh wartawan. (Eriyanto, 2005:100-101). Berger dan Luckmann (1990:1)
menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan
“pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat didalam berbagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

realitas, yang diakui memilliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada
kehendak kita. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa
realitas itu nyata dan memiliki karakteristik.
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu yang akan
dibingkai sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh
wartawan tentunya melalui proses konstruksi . proses konstruksi atas suatu
realitas ini dapat berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat
juga berita tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan
disembunyikan dalam pemberitaan. (Eriyanto, 2002:3). Peristiwa atau realitas
yang sama akan dibingkai secara berbeda oleh masing-masing media.
(Sobur,202:vi). Hal ini terkait dengan visi, misi, dan ideologi yang dipakai oleh
masing-masing media. Sehingga kadang kala dari hasil pembingkaian tersebut
dapat diketahui bahwa media dapat berpihak kepada siapa (jika yang diberitakan
adalah seorang tokoh, golongan atau kelompok tertentu). Keberpihakan
pemberitaan media terhadap salah satu kelompok atau golongan dalam
masyarakat, dalam banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai-nilai. Aspek
etika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dalam peberitaan
media. Hal ini merupakan bagian dari integral dan tak terpisahkan dalam
membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas. Media menjadi tempat pertarungan
ideologi antara kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat.
Fenomena jurnalisme online sekarang ini menjadi contoh menarik.
Khalayak pengakses media konvergen alias ”pembaca” tinggal meng-click
informasi yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi
internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

informasi itupun muncul. Aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu
mempercepat jalur pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Di sisi lain,
jurnalisme online juga memungkinkan wartawan untuk terus-menerus meng-up
date informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di
lapangan.
2.3.1 Media Online
Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang
berbasis

telekomunikasi

dan

multimedia

(baca-komputer

dan

internet).

Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TV-online, pers
online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan
fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya”.
Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam
praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau
portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang
memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi
online dan berita didalamnya. Content-nya merupakan perpaduan layanan
interaktif yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan langsung,
pencarian artikel, forum diskusi, dll; dan atau yang tidak berhubungan sama sekali
dengannya, misalnya games, chat, kuis, dll
2.3.2 Media Cetak
Jurnalistik yaitu suatu aktifitas dalam menghasilkan berita maupun opini.
Mulai dari perencanaan, peliputan dan penulisan yang hasilnya disiarkan pada
public atau khalayak pembaca melalui media/pers. Dengan kata lain jurnalistik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

merupakan proses aktif untuk melahirkan berita. Maka pers dan jurnalistik di
muat pada sebuah karya yang harus menarik agar pembaca tertarik untuk
menikmati berita yang kita sajikan.
Media cetak

adalah media massa yang berbentuk printing dimana

dinikmati dengan membaca dan bentuk medianya statis. Artinya,

media ini

dengan bentuk tercetak dimana Umumnya, terbit paling cepat sehari sekali (di
beberapa negara, ada media cetak yang terbit sehari dua kali). Dengan sistem
penulisan secara in dept (lebih mendalam dan lengkap).Kedua bentuk media
massa tersebut memiliki perbedaan yang sangat jelas serta memiliki kekurangan
dan kelebihan pada masing-masing karya jurnalistik.

2.4 Analisis Framing
Analisis framing termasuk kedalam paradigma konstruksionis, konsep
tentang konstruksionis diperkenalkan oleh Peter L Berger bersama Thomas
Luckman, berger mencetuskan teori mengenai konstruksi sosial atas realitas yang
menyatakan
“Manusia tidak memiliki lingkungan yang spesifik. Setelah lahir, individu
harus

membangun

perkembangan

hubungan-hubungan

menjadi

seorang

dengan

manusia.

dunianya

Karena

itu

untuk

proses

manusia

selalu

mengkonstruksikan segala sesuatu yang tidak tersedia untuk dirinya dari alam.
Hasil konstruksi ini nantinya akan mempengaruhi dan membentuk pikiran serta
tindakan dalam interaksi sosial”(Subiakto dalam Aprini, 2002:37).
Gagasan mengenai Framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun
1955 (Sudibyo dalam Sobbur, 2002:161). Mulanya frame dimaknai sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar
untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
Goffman pada 1974, yang mengandalkan frame sebagai kepingan-kepingan
perilaku (strips of behaviors) yang membimbing individu dalam membaca
realitas. Menurut Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang itu sebagai
kemasan (package) yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang akan
diberitakan.menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide
yang terorganisir sedemikian

rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan obyek suatu wacana. (Sobur,
2002:162).
Robert N Entman lebih lanjut mendefinisikan framing sebagai suatu proses
seleksi dari berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat peristiwa itu lebih
menonjol bila dibandingkan dengan aspek yang lai dalam suatu teks komunikasi.
Entman juga menyatakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang
khas. Sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi yang lebih besar daripada sisi
yang lain.(Eriyanto, 2007:67). Sedangkan Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki
memberikan definisi framing sebagai suatu strategi konstruksi dan memproses
berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi
pembentukan berita. (Eriyanto, 2002:67).
G.J Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas
dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

dibelokan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu
saja, dengan menggunakan istilah- istilah

yang punya konotasi tertentu, dan

dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya (Sudibyo dalam Sobur,
2002:165).
Ada dua spek dalam bidang framing, pertama memilih fakta atau realitas
berdasarkan sudut pandang perspektif wartawan, mana yang akan di pilih(include)
dan mana yang akan dibuang (excluded). Kedua penulisan fakta. Proses ini
berhubungan dengan penyampaian fakta yang sudah di pilih kepada masyarakat.
Misalnya, penempatan yang mencolok (di headline depan atau di bagaian
belakang), pengulangan, pemakaian grafis, pemakaian label tertentu, asosiasi
terhadap simbol dan budaya, generalisasi, simplifikasi, pemakaian kata yang
mencolok, gambar, dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini berhubungan
dengan penonjolan realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi
menonjol, lebih mendapat alokasi dan perhatian yang besar dibandingkan aspek
lain. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencoklok, mempunyai
kemungkinan besar untuk diperhatikandan mempengaruhi khalayak dalam
memahami suatu realitas.(Eriyanto, 2005:67-70).
2.5 Proses F

Dokumen yang terkait

Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji Dengan Pendekatan Framing Teori Robert N Entman : Kasus Berita Kompas.com dan Republika Online

0 6 87

KONSTRUKSI PKS DALAM PEMBERITAAN KASUS SUAP KUOTA IMPOR DAGING SAPI DI KORAN REPUBLIKA DAN KOMPAS (Analisis Framing Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemberitaan Kasus Suap Kuota Impor Daging Sapi di Koran Republika dan Kompas)

0 3 175

Pemberitaan Penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq Terkait Kasus Suap Impor Daging Sapi di Majalah Berita Mingguan tempo dan Gatra.

0 0 2

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ”KASUS SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI” (Study Analisis Framing Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini Di Surat Kabar Jawapos dan Surya Periode 15 – 18 Agustus 2013).

0 0 119

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS PENCUCIAN UANG TERDAKWA AHMAD FATHANAH DALAM SKANDAL SUAP DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI 2013 (Analisis Objektivitas Pemberitaan Kasus Pencucian Uang Terdakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal

0 1 95

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN KASUS PENCUCIAN UANG TERDAKWA AHMAD FATHANAH DALAM SKANDAL SUAP DAGING IMPOR DI MEDIA ONLINE OKEZONE.COM TANGGAL 09, 12, 15, 27 MEI 2013 (Analisis Objektivitas Pemberitaan Kasus Pencucian Uang Terdakwa Ahmad Fathanah Dalam Skandal

0 0 18

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ”KASUS SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI” (Study Analisis Framing Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini Di Surat Kabar Jawapos dan Surya Periode 15 – 18 Agustus 2013)

0 0 21

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS SUAP IMPOR DAGING (Analisis Framing Model Robert N Entman terhadap Pemberitaan suap kuota daging impor yang dilakukan oleh politisi dari PKS di kompas.com dan Merdeka.com Edisi 13 Mei – 15 Mei 2013)

0 0 19

KONSTRUKSI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM PEMBERITAAN KRIMINAL DI KOMPAS.COM (Analisis Framing Robert N Entman)

0 1 118

KAJIAN PUTUSAN HAKIM NOMOR : 34PIDTPK2014PT.DKI DAN 1195KPID.SUS2014 DALAM PERKARA SUAP AKTIF DAN SUAP PASIF IMPOR DAGING SAPI

0 0 14