NASKAH PUBLIKASI Konstruksi Pendidikan Karakter Percaya Diri Pada Film Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

NASKAH PUBLIKASI

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM
Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

Oleh:
EKA MARYATI
A 220090162

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM
Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


EKA MARYATI
A 220090162

Telah disetujui oleh:
Pembimbing,

Drs. Achmad Muthali’in, M.Si
NIK. 406

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM
Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

Eka Maryati, A220090162, Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013, xvii + 154 halaman
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan konstruksi pendidikan

karakter percaya diri guna pembelajaran PKn pada film Ayah, Mengapa Aku
Berbeda? Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan
studi kepustakaan, sedangkan untuk menganalisis datanya menggunakan analisis
semiotik atau analisis tanda. Penelitian menganalisis tanda-tanda karakter
percaya diri yang ada pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Berdasarkan
analisis yang dilakukan , maka disimpulkan bahwa karakter percaya diri yang
terkandung dalam film Ayah Mengapa Aku Berbeda? terletak pada adegan dan
dialog tokoh utama bernama Angel sebagai berikut: (1) Faktor pendorong
lahirnya percaya diri diperoleh Angel dari ayahnya, neneknya, Hendra, dan Ibu
Katrina Dorongan percaya diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah Angel
meyakinkan Angel bahwa Angel pasti akan bisa diterima oleh teman-teman
barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan percaya diri dari neneknya yaitu
berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti kompetisi piano. Dorongan dari
Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada Angel agar Angel bersedia
memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan bentuk dorongan dari Ibu
Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk mengikuti kompetisi piano
serta memberikan semangat kepada Angel ketika Angel mulai putus asa berlatih
piano, (2) Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat
dari adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti,
yaitu kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai

dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes
masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika angel
memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai
dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada
kompetisi piano walaupun didandani seperti badut, (3) Kendala/hambatan
lahirnya percaya diri, yaitu ketika nenek Angel tidak mengijinkan Angel untuk
pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari tangan Angel dijepit dengan penutup
piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti badut pada saat akan
mengikuti kompetisi piano, (4) Jalan keluar lahirnya percaya diri, dapat dilihat
pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar angel dipindahkan ke sekolah
normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah umum.
Kata kunci: Karakter percaya diri, film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?,
pembelajaran PKn.

1

PENDAHULUAN
Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang
bergenre komedi, horor, action, sampai romantik semua dapat dengan mudah
diperoleh dan disaksikan. Fungsi film selain menjadi media hiburan juga

berfungsi sebagai media informasi dan sarana pendidikan. Pendidikan tidak hanya
bisa didapatkan secara formal di bangku sekolah, tetapi juga bisa didapatkan
melalui media lain, salah satunya yaitu media film.
Nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah film salah satunya adalah
mengenai pendidikan karakter. Salah satu materi penting pendidikan karakter
adalah karakter percaya diri, karena percaya diri merupakan faktor pendorong
bagi seseorang untuk berhasil atau sukses. Berdasarkan visi, misi, dan tujuan PKn
dijelaskan bahwa penanaman karakter termasuk karakter percaya diri, menjadi
bagian sangat penting dan berkedudukan sentral dalam mata pelajaran ini.
Karakter percaya diri erat kaitannya dengan prestasi diri. Prestasi diri merupakan
bagian dari materi mata pelajaran PKn yang diajarkan pada siswa kelas IX SMP
semester genap, pada standar kompetensi keempat yaitu menanamkan prestasi diri
sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.
Penggunaan film sebagai media pendidikan karakter sangat relevan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu “Bagaimana konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada film Ayah Mengapa Aku
Berbeda?”. Secara lebih rinci permasalahan yang dimaksud meliputi: apa sajakah
faktor pendorong percaya diri, bagaimana ekspresi percaya diri, apa sajakah
kendala/hambatan mengekspresikan percaya diri, serta bagaimana jalan keluar

lahirnya percaya diri dalam film Ayah Mengapa Aku Berbeda?
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut untuk mendiskripsikan
konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Secara rinci tujuan
penelitian yang dimaksud meliputi: untuk mendiskripsikan faktor pendorong
percaya diri, untuk mendiskripsikan ekspresi percaya diri, untuk mendiskripsikan

2

kendala/hambatan mengekspresikan percaya diri, serta untuk mendiskripsikan
jalan keluar lahirnya percaya diri dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

LANDASAN TEORI
Proses pendidikan adalah “kegiatan membimbing anak manusia menuju
pada kedewasaan dan mandiri” (M.J. Langeveld dalam Jumali dkk. 2008:20), atau
sebagai kegiatan makro, namun sebenarnya apabila secara khusus dicermati akan
diperoleh pemahaman bahwa dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar baik
oleh peserta didik maupun pendidik (Jumali dkk. 2008:21). Suatu proses
pendidikan mempunyai beberapa tujuan dan fungsi guna menjadikan peserta didik
yang berwawasan dan berkarakter.

Penanaman karakter menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, hal
ini tercermin dari fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana diatur dalam
Undang-undang No. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Pasal 3).
Guna memperlancar penyampaian materi dalam proses pembelajaran
diperlukan media yang dapat menarik perhatian peserta didik. Media pendidikan
merupakan “seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau
pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik” (Danim,
1995:7).
Karakter adalah “sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan
mempermudah tindakan moral” (Warsono dalam Samani dan Hariyanto,
2012:42). Salah satu karakter yang penting bagi seseorang adalah karakter percaya

3


diri. Percaya diri adalah yakin akan kemampuan yang kita miliki untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah (Lie, 2003:4). Karakteristik orang
yang memiliki percaya diri adalah orang yang sadar akan kemampuan dirinya,
optimis, objektif, bertanggung jawab, dan rasional serta realistis (Yahman, 2010).
Pendidikan karakter percaya diri pada seseorang dapat diperoleh melalui
dua cara, yaitu melalui penyampaian materi pelajaran di sekolah dan melalui
lingkungan sekitar, misalnya orang tua, masyarakat, dan film. Menurut Undangundang Nomor 8 Tahun 1992, yang dimaksud dengan film adalah:
karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa
pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui
proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya (Pasal 1 ayat 1).
Pembuatan film mempunyai berbagai fungsi, yaitu hiburan, pendidikan, ekonomi,
informasi, dokumen sosial, dan muatan lokal (Naibaho, 2011).
Fungsi film sebagai media pendidikan yaitu film-film yang meninggalkan
pesan moral kepada masyarakat yang menyaksikannya. Film-film yang sarat akan
nilai pendidikan dapat dijadikan media dalam penyampaian materi pelajaran

khususnya mata pelajaran PKn. Film dijadikan sebagai media pelajaran dengan
tujuan agar materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini tidak memerlukan tempat khusus karena materi yang diteliti
adalah. Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian, mulai sejak persiapan
sampai dengan penulisan laporan penelitian. Secara keseluruhan penelitian ini
dilakukan selama kurang lebih empat bulan, mulai bulan Oktober 2012 sampai
dengan bulan Januari 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah
secara riil. Strategi penelitian yang digunakan, yaitu studi kasus, karena dalam
penelitian ini mengembangkan analisis yang mendalam pada suatu kasus tunggal,

4

yakni nilai karakter percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dalam film
Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Subjek dalam penelitian ini adalah film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah konstruksi pendidikan karakter
percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada film
Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Sumber data dalam penelitian ini berupa kata,
kalimat, dan adegan yang ada dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? serta
buku-buku, internet, atau sumber lain yang berhubungan dengan konstruksi
pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah
peneliti sendiri. Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data triangulasi,
yakni menggunakan dua macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif digunakan
“untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal” (Sugiyono, 2005:87). Teknik analisis data yang digunakan yaitu
analisis semiotik. Maksud dari “semiotik adalah teori tentang sistem tanda”
(Pateda, 2001:28), semiotik tidak hanya berhubungan dengan isyarat bahasa
melainkan semiotik juga berhubungan dengan isyarat-isyarat non bahasa dalam
komunikasi antar manusia.


PEMBAHASAN
Mengungkapkan dan menunjukkan rasa percaya diri bisa dilakukan
seseorang karena mendapat dorongan dan dukungan dari keluarga dan orangorang di sekitarnya. Dorongan percaya diri pada tokoh utama bernama Angel,
diperoleh dari ayahnya, neneknya, Hendra, dan Ibu Katrina. Dorongan percaya
diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah Angel meyakinkan Angel bahwa Angel pasti

5

akan bisa diterima oleh teman-teman barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan
percaya diri dari neneknya yaitu berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti
kompetisi piano. Dorongan dari Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada
Angel agar Angel bersedia memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan
bentuk dorongan dari Ibu Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk
mengikuti kompetisi piano serta memberikan semangat kepada Angel ketika
Angel mulai putus asa berlatih piano.
Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat dari
adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti, yaitu
kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai
dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes

masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika
angel memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai
dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada
kompetisi piano walaupun didandani seperti badut.
Kendala/hambatan lahirnya percaya diri, walaupun Angel adalah seorang
siswa yang cerdas dan berbakat, namun ada kendala/hambatan yang dihadapi
Angel ketika Angel ingin menunjukkan kemampuannya itu, yaitu ketika nenek
Angel tidak mengijinkan Angel untuk pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari
tangan Angel dijepit dengan piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti
badut pada saat akan mengikuti kompetisi piano. Jalan keluar lahirnya percaya
diri, dapat dilihat pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar angel
dipindahkan ke sekolah normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah umum.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?
merupakan salah satu jenis film yang mengandung nilai pendidikan karakter,
khususnya karakter percaya diri. Karakter percaya diri dalam film tersebut dapat
diketahui dengan cara menggunakan analisis semiotik. Percaya diri merupakan
faktor pendorong bagi seseorang untuk berhasil atau sukses. Percaya diri penting,
karena seseorang yang memiliki keterampilan dan pengetahuan tidak akan bisa

6

menunjukkan kemampuan terbaiknya jika tidak didukung karakter percaya diri.
Pendidikan karakter dapat diperoleh seseorang di sekolah dan di luar sekolah. Di
sekolah penanaman karakter dapat diperoleh melalui mata pelajaran khususnya
mata pelajaran PKn, sedangkan di luar sekolah penanaman pendidikan karakter
dapat diperoleh melalui contoh sekitar, misalnya dari orang tua, masyarakat, dan
film. Karakter percaya diri yang terkandung dalam film Ayah, Mengapa Aku
Berbeda? terletak pada adegan dan dialog tokoh utama bernama Angel, yaitu
faktor pendorong lahirnya percaya diri diperoleh Angel dari ayahnya, neneknya,
Hendra, dan Ibu Katrina. Dorongan percaya diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah
Angel meyakinkan Angel bahwa Angel pasti akan bisa diterima oleh teman-teman
barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan percaya diri dari neneknya yaitu
berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti kompetisi piano. Dorongan dari
Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada Angel agar Angel bersedia
memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan bentuk dorongan dari Ibu
Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk mengikuti kompetisi piano
serta memberikan semangat kepada Angel ketika Angel mulai putus asa berlatih
piano.
Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat dari
adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti, yaitu
kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai
dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes
masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika
angel memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai
dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada
kompetisi piano walaupun didandani seperti badut.
Kendala/hambatan lahirnya percaya diri, walaupun Angel adalah seorang
siswa yang cerdas dan berbakat, namun ada kendala/hambatan yang dihadapi
Angel ketika Angel ingin menunjukkan kemampuannya itu, yaitu ketika nenek
Angel tidak mengijinkan Angel untuk pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari
tangan Angel dijepit dengan piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti
badut pada saat akan mengikuti kompetisi piano. Sedangkan jalan keluar lahirnya

7

percaya diri, dapat dilihat pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar
angel dipindahkan ke sekolah normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah
umum.
Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu: pembuatan film lebih
memperhatikan nilai pendidikan,,agar masyarakat yang menonton bisa mengambil
manfaat dari film yang ditontonnya, film tidak hanya dijadikan sebagai media
hiburan, tetapi bisa di manfaatkan sebagai media pendidikan. penyampaian materi
pelajaran Pkn menggunakan media yang lebih menarik, agar peserta didik lebih
paham.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
memberikan beberapa saran untuk meningkatkan rasa percaya diri kepada orang
tua, yaitu dengan menanamkam sikap percaya diri kepada anak-anaknya sejak
dini, selain itu orang tua perlu selalu selektif mengawasi film-film yang akan
ditonton oleh anak-anaknya, agar anak-anak tidak terjerumus dalam film yang
kurang mendidik. Saran kepada guru PKn, yaitu dalam penyampaian materi
menggunakan strategi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, selain itu
guru memberikan reward kepada siswa yang telah menjawab pertanyaan, guru
PKn sebaiknya juga menggunakan media film sebagai media pelajaran, agar
pelajaran lebih menarik dan peserta didik tidak bosan, dan guru juga harus pintar
memilihan jenis film yang akan digunakan sebagai media pelajaran harus
disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga peserta didik memperoleh
informasi sesuai tahap perkembangannya. Kepada siwa, sebaiknya siswa
mempunyai sikap berani dan percaya diri untuk melakukan sesuatu yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai serta tata tertib sekolah pada setiap kesempatan.
Siswa juga harus bisa mengambil pelajaran positif dari film yang ditontonya,
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepada peneliti
berikutnya supaya penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan
pengetahuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya dan hasil penelitian ini
bermanfaat dan dapat membantu serta memberi sumbangan pemikiran bagi
peneliti yang sejenis di masa yang akan datang.

8

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jumali, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Lie, Anita. 2003. Menjadi Orang Tua Bijak 101 Menumbuhkan Percaya Diri
Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Pateda, Mansyur. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Undang-undang No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman.
Yahman, Soleh Amini. 2010. Aktualisasi Percaya Diri.http://solehamini.
blogspot.com/2010/05/aktualisasi-percaya-diri-menuju.html. Diakses 16
Oktober 2012 pukul 09.33 WIB.

9

Dokumen yang terkait

NASKAH PUBLIKASI Karakter Kepedulian Sosial Dalam Film Mika (Analisis Isi Film Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 2 15

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Konstruksi Karakter Nasionalisme Pada Film Soegija (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 1 19

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Konstruksi Karakter Nasionalisme Pada Film Soegija (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 3 17

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER MORAL PADA FILM “CATATAN AKHIR SEKOLAH” DALAM PERSPEKTIF PEMBELAJARAN Konstruksi Pendidikan Karakter Moral Pada Film “Catatan Akhir Sekolah” Dalam Perspektif Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Analisis Semiotika).

0 0 17

NASKAH PUBLIKASI Konstruksi Pendidikan Karakter Religius Pada Film ”Surat Kecil Untuk Tuhan (Analisis Semiotik Dalam Perspektif PPKn).

0 2 16

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Konstruksi Pendidikan Karakter Percaya Diri Pada Film Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Film Ayah, Men

0 1 17

PENDAHULUAN Konstruksi Pendidikan Karakter Percaya Diri Pada Film Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?

0 0 11

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PADA FILM SERDADU KUMBANG Konstruksi Pendidikan Karakter Pada Film Serdadu Kumbang (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PKn).

0 1 17

PENDAHULUAN Konstruksi Pendidikan Karakter Pada Film Serdadu Kumbang (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PKn).

0 1 8

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PADA FILM SERDADU KUMBANG Konstruksi Pendidikan Karakter Pada Film Serdadu Kumbang (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PKn).

0 1 12