Studi Deskriptif Mengenai Parenting Task Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Berprestasi Nasional Di SD X.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG
TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

ARINA MARLDIYAH

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada
anak yang memiliki prestasi nasional. Fokus penelitian ini pada pelaksanaan
parenting task orang tua terhadap anaknya yang berprestasi belajar tinggi di
kelas pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah
tiga orang tua/ibu yang memiliki anak di kelas lima dan empat SD dengan
prestasi

nasional

dipilih

dengan


cara

purposive

sampling.

Teknik

pengambilan data dilakukan dengan cara teknik wawancara menggunakan
pedoman wawancara. Dalam melakukan parenting, orang tua mempunyai
andil yang cukup besar bagi keberhasilan anak dalam bidang akademis
(Berger, 1995). Brooks (2001) menyatakan bahwa parenting task berubah
sesuai dengan tahap perkembangan anak. Selanjutnya, menurut Brooks
(2001) parenting task orang tua terhadap anaknya di masa sekolah dasar
(SD)

ada

tujuh


aspek

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini,

peneliti

menyimpulkan bahwa semua subjek (ibu) melaksanakan parenting task pada
masa kanak-kanak madya, sedangkan dua subjek tidak melaksanakan satu

parenting task, yaitu aktif dalam organisasi sekolah anak. Kemudian, semua
subjek tidak menuntut anaknya untuk memiliki prestasi belajar tinggi.
Tetapi, mereka lebih menanamkan nilai kemandirian dan tanggung jawab
sebagai pelajar kepada anaknya.


PARENTING TASK PADA ORANG TUA
Di mata dunia, mutu pendidikan Indonesia ternyata masih rendah
dibandingkan dengan negara-negara lainnya, khususnya di Asia Tenggara.
Berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga
pemeringkatan pendidikan dunia, memaparkan jika Indonesia menduduki posisi
bontot alias akhir dalam mutu pendidikan di seluruh dunia (okezone.com). Satu di
antara faktor penyebab menurunnya mutu pendidikan karena rendahnya peran
serta masyarakat terutama orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan.
Padahal peran mereka sangat penting di dalam proses-proses pendidikan antara
lain

pengambilan

keputusan,

pemantauan,

evaluasi,

dan


akuntabilitas

(tribunnews.com).
Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan prestasi belajar. Prestasi
merupakan sesuatu yang dicapai atau dipelajari dimana hal ini merupakan hasil
dari suatu proses belajar yang dibantu oleh instruksi dan kegiatan pendidikan
(Gage & Berliner, 1979). Tingkat laku berprestasi yang terbentuk pada masa
anak-anak berkaitan dengan tingkah laku berprestasi pada masa dewasa. Menurut
hasil penelitian Bloom (dalam Brooks, 2001) kombinasi antara komitmen
individu, dukungan orang tua, dan pengajaran yang baik membawa kepada sebuah

2

prestasi. Tujuan orang tua terlibat dalam aktivitas belajar anak adalah agar anak
memiliki motivasi internal untuk belajar dan berprestasi di sekolah (Martin &
Colbert, 1997). Dukungan sekecil apapun dari orang tua akan sangat membantu
tumbuhnya motivasi dalam diri anak agar lebih berusaha mancapai prestasi tinggi
(Mastropieri & Scruggs, 2000).
Orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diraih

anaknya (Brooks, 2001). Pada saat anak memasuki masa sekolah, Sekolah Dasar
(SD), anak berada pada tahap perkembangan middle and late childhood (masa
pertengahan dan akhir kanak-kanak). Menurut Brooks (2001) parenting task pada
masa usia anak Sekolah Dasar (SD) adalah memonitor dan memandu anak dari
jauh selama mereka melakukan aktivitas baru bersama dengan teman-temannya;
berinteraksi dengan hangat, penuh penerimaan, dan akrab ketika berada bersama
mereka; meningkatkan kemampuan anak untuk memonitor perilaku mereka
sendiri dan mengembangkan keterampilan baru; membuat lingkungan rumah
menjadi lingkungan yang mendukung anak untuk mengerjakan tugas-tugas
sekolah; menjadi pendukung anak dalam aktivitas di luar rumah, misalnya dalam
aktivitas di sekolah, tim olah raga, dan aktivitas organisasi; memberikan
kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan baru dan
identitas diri yang positif; aktif dalam organisasi di sekolah dan masyarakat
sebagai sarana untuk menyediakan lingkungan positif bagi anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa parenting sangat
mempengaruhi prestasi anak. Proses berlangsungnya parenting dilihat dari
pelaksanaan parenting task pada setiap fase perkembangan anak. Peran atau

3


dukungan orang tua mempunyai andil yang cukup besar bagi keberhasilan anak
dalam bidang akademis (Berger, 1995). Penelitian ini dilakukan dalam rangka
ingin mengetahui seperti apa gambaran parenting task yang dilakukan oleh orang
tua terhadap anaknya yang mempunyai prestasi nasional Dalam penilitian ini
dipilih sekolah dasar X yang menjadi tempat anak subjek belajar adalah sekolah
swasta unggulan yang telah terakreditasi A. Sekolah menggunakan sistem full day
school, yaitu siswa belajar di sekolah selama satu hari penuh, dari pukul 07.00
hingga pukul 15.00 WIB. Sarana dan fasilitas sekolah pun memadai. Kondisi
lingkungan sekolah yang seperti ini sangat mendukung aktivitas belajar anak di
sekolah.

METODA
Partisipan
Karakteristik subjek dalam penelitian kualitatif ini adalah orang tua (ibu)
yang memiliki anak yang tercatat sebagai siswa berprestasi nasional bidang
akademik pada sekolah X pada kelas IV sampai V.
Dalam penelitian ini diambil tiga subjek (ibu) berdasarkan karakterisitik
yang dibutuhkan dalam penelitian. Alasan pengambilan subjek dengan jumlah tiga
orang adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah penelitian dengan
lebih mendalam dan saling melengkapi.


4

Pengukuran
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pedoman wawancara mengenai parenting task pada anak usia sekolah dasar
berdasarkan teori Brook (2001).

HASIL


Sebagian besar subjek melaksanakan tugas pola asuh sesuai dengan tahap
perkembangan usia anak mereka di masa sekolah. Tugas pola asuh
tersebut adalah memonitor dan memandu anak dari jauh selama mereka
melakukan aktivitas bersama dengan teman-temannya; berinteraksi dengan
hangat, penuh penerimaan, dan akrab ketika berada bersama mereka;
meningkatkan kemampuan anak untuk memonitor perilaku mereka sendiri
dan mengembangkan keterampilan baru; membuat lingkungan rumah
menjadi lingkungan yang mendukung anak untuk mengerjakan tugas-tugas
sekolah; menjadi pendukung anak dalam aktivitas di luar rumah, misalnya

dalam aktivitas di sekolah, tim olah raga, dan aktivitas organisasi;
memberikan

kesempatan

bagi

anak-anak

untuk

mengembangkan

keterampilan baru dan identitas diri yang positif; aktif dalam organisasi di
sekolah dan masyarakat sebagai sarana untuk menyediakan lingkungan
positif bagi anak.


Dua subjek (pertama dan kedua) tidak menjalankan tugas pola asuh
ketujuh yaitu aktif dalam organisasi di sekolah dan masyarakat sebagai

sarana untuk menyediakan lingkungan positif bagi anak. Kedua subjek

5

hanya mengikuti kegiatan jika diundang dan tidak secara aktif terlibat
dalam kegiatan disekolah maupun di lingkungan rumah. Hal tersebut
disebabkan karena kedua subjek tidak suka untuk ngobrol dengan ibu-ibu
disekolah dan merasa cukup mendapatkan informasi saja tanpa terlibat.


Dalam penelitian ini, diketahui bahwa peran ibu lebih signifikan bila
dibandingkan dengan peran ayah. Ibu melaksanakan semua parenting task
sesuai dengan tahap perkembangan usia anak di masa kanak-kanak madya,
sedangkan menurut ibu, ayah telah menyerahkan untuk mendidik anak
kepada ibu dan ayah tidak memiliki waktu yang cukup untuk memonitor
anak.



Ibu dapat melaksanakan semua tugas pola asuh karena profesi ibu

sepenuhnya adalah sebagai ibu rumah tangga. Setiap hari ibu ada bersama
anak, dan Ibu menjadi orang yang paling sering berinteraksi dengan anak.
Dengan demikian, ibu dapat mengurus dan memenuhi semua kebutuhan
perkembangan anak dalam aspek fisik, kognitif, dan psikososial dengan
optimal.

6

DAFTAR PUSTAKA

Berger, E.H. 1995. Parent as Partners in Educations. New Jersey: Prentice- Hall,
Inc.Englewood Cliffs.
Bettelheim, Bruno. 1987. A Good Enough Parent. A Book On Child-Rearing.
New York: Random House, Inc.
Brooks, Jane.B. 2001. Parenting. 3rd Ed. USA : Mayfield Publishing Company.
Brooks, Jane.B. 1999. The Process of Parenting. 5th
Publishing Company.

Ed. London: Mayfield


Creswell, J.W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Christensen, L. 2011. Research Methods, design, and analysis. 11th Ed. New
York: Pearson.
Fieldman, Robert. 2012. Child Development, New York: Pearson.
Flavell, J.H. 1963. The Developmental Psychology of Jean Piaget. New York: D.
Van Nostrand Company.
Hoffnung, Seifert. 1997. Child and Adolescent Development. 4th Ed. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Hurlock, Elizabeth B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. 5th Ed. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Martin, Carole A & Colbert, Karen K. 1997. Parenting A life span perspective.
New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2003. Educational Psychology: Developing Learners.
Fourth Edition. New Jersey: Merrill Prestice Hall

7

Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman. 2007. Human
Development. 10th Ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc.
Santrock, John.W. 2012. Life-Span Development. 12th Ed. New York: Mc Graw
Hill.
Slameto. 2003. Belajar
Jakarta:Rineka Cipta

dan

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhinya.

Steinberg, Laurence. 1999. Adolescence. 5th Ed. New York:McGraw Hill.
Taylor, Steven. J & Bogdan, Robert. 1998. Introduction to Qualitatif Research
Methods. 3rd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sumber Internet:
Hapsari, Endah. 2012. Prestasi Anak Jeblok Ini Yang Perlu Dilakukan Orangtua.
[Online]
http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/parenting/12/06/07/m58qnu-prestasi-anak-jeblok-ini-yang-perludilakukan-orangtua (diakses pada 15 Juni 2014 pukul 20.05)
Lestarini, Ade. 2014. Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok.
[online].
http://kampus.okezone.com/read/2014/05/13/373/984246/rangking-mutupendidikan-ri-di-dunia-paling-jeblok. (diakses pada 15 Juni 2014 pukul
20.05)
Sutriyanto, Eko. 2014. Minimnya Peran Orangtua Turunkan Kualitas Pendidikan.
[online].
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/02/18/minimnyaperan-orangtua-turunkan-kualitas-pendidikan. (diakses pada 15 Juni 2014
pukul 20.05)

8