Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berprestasi pada Anak Jalanan yang Sekolah di SD "X" Bandung.

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi berprestasi pada anak

jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang dan sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Alat ukur yang digunakan dalam kuesioner mengacu pada Teori McClelland (1953), yang diadaptasi serta dimodifikasi oleh peneliti. Pada penelitian ini uji validitas menggunakan Spearmen dan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi dan korelasi Spearman untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan memiliki taraf kesesuaian dan ketepatan dalam melakukan penelitian, dengan kata lain apakah alat ukur tersebut sudah benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Secara bersama-sama kelima karakteristik menunjukan motivasi berprestasi pada anak jalanan yang sekolah. Anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih banyak menunjukan karakteristik ketekunan. Anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi rendah menunjukan karakteristik ketekunan kemudian diikuti oleh pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, inovatif, tanggung jawab terhadap performa, dan kebutuhan evaluasi terhadap performa.

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada anak jalanan yang sekolah untuk tetap dapat mengelola energinya untuk konsentrasi dan tekun dalam mengerjakan setiap tugas-tugas yang dihadapi. Selain itu anak jalanan yang sekolah diharapkan dapat melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berhasil dan lebih aktif dalam menciptakan hal-hal baru dengan caranya sendiri. Lalu anak jalanan yang sekolah juga diharapkan untuk dapat bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh dan meminta feedback kepada guru agar dapat mengerjakan tugas-tugas dengan lebih baik. Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian serupa dengan meneliti motivasi berprestasi secara lebih spesifik dan mendalam. Peneliti juga menyarankan untuk dilakukan penelitian terhadap anak jalanan lainnya yang sekolah.


(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research would like to reveral the achievement motivation in street children in elementary school "X" in Bandung. The number of samples in this research was 20 people and samples were selected based on purposive sampling technique.

The measurement tool which is used is questionnaire due to McClelland Theory (1953), that was adapted and also modified by the researcher. In these research validation test’s results by using Spearmen and reliability test with the coefficient Alpha Cronchbach’s formula. The datum of research were processed by using the analysis of frequency distribution techniques and Spearman correlation to determine whether the measurement tools used have a level of appropriateness and accuracy in assessing, in other words, whether the measure is really measuring what you want to measure. At the same time, the there of characteristics showed achievement motivation in school street children. Street children are schools with high achievement motivation showed more characteristics of persistence. Street children whose schools with low achievement motivation showed characteristic persistence, followed by the influence of variations in challenge a task presents, innovativeness, personal responsibility for performance, and need for performance feedback.

Based on these research, the researcher proposed suggestion to the school for street children can still manage energy for concentration and diligent in doing all the tasks at hand. Besides school street children are expected to see challenges as opportunities to succeed and be more active in creating new things its own way. Then the school street children are also expected to be responsible for the results obtained and requested feedback to teachers in order to do the tasks better. Researcher also suggest to held a same research by examining achievement motivation are more specific and in-depth. Researcher also suggest to do research on street children other schools.


(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman Judul

LEMBAR PENGESAHAN ………i

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN ………ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……….………iii

KATA PENGANTAR ………..iv

ABSTRAK ………v

ABSTRACT………vi

DAFTAR ISI ……….vii

DAFTAR TABEL ………....xi

DAFTAR BAGAN ………xii

BAB I PENDAHULUAN ………....1

1.1 Latar Belakang Masalah………...…………...1

1.2 Identifikasi Masalah ……….…………...7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….…………...7

1.3.1 Maksud Penelitian ……….…………...7

1.3.2 Tujuan Penelitian ……….8

1.4 Kegunaan Penelitian ………...8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ………8

1.4.2 Kegunaan Praktis ………...8

1.5 Kerangka Pikir ………9


(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..………....18

2.1 Motivasi Berprestasi ...…...………...18

2.1.1 Pengertian Motivasi Berprestasi....…..………18

2.1.2 Perkembangan Motivasi Berprestasi ....………...24 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motivasi Berprestasi .25 2.2 Periode Akhir Masa Kanak-Kanak (Late Childhood) ..…………..…………26

2.2.1 Ciri Akhir Masa Kanak-Kanak ...………..…………..27

2.2.2 Tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak ..……….…………29

2.3 Anak Jalanan ………...30

2.3.1 Definisi Anak Jalanan ……….30

2.3.2 Ciri-Ciri Anak Jalanan ...………..……….32

2.3.3 Aktivitas Anak Jalanan...……….………...33

2.3.4 Masalah-Masalah yang Dihadapi Anak Jalanan ……….33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..35

3.1 Rancangan Penelitian ………..35

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………...35

3.3 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ……….36

3.3.1 Variabel Penelitian ……….36

3.3.2 Definisi Konseptual ……….36

3.3.3 Definisi Operasional ...37

3.4 Alat Ukur……….38

3.4.1 Spesifikasi Alat Ukur ...………38


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ………41

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur...……….41

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Uku………43

3.5 Karakteristik, Teknik Sampling dan Populasi Sasaran ………..44

3.5.1 Karakteristik Sampel ………...44

3.5.2 Teknik Penarikan Sampling ………45

3.5.3 Populasi Sasaran ...……….45

3.6 Teknik Analisis Data ………..45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……..………....47 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ...………47 4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkat Kelas...………..47 4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ..………..48

4.2 Hasil Penelitian …….………..48

4.2.1 Gambaran Motivasi Berprestasi ………..49

4.2.2 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dengan Karakteristik-Karakteristik ..50

4.2.3 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ...………..54

4.3 Pembahasan ...…….………..57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …….………..67

5.1 Kesimpulan …….………..………..67

5.2 Saran …….………...………..68

5.2.1 Saran Ilmiah …….………..……….………..68


(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ………...70

DAFTAR RUJUKAN ………71

DAFTAR LAMPIRAN ………xiii


(7)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur 38

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkat Kelas 46 Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 47

Tabel 4.3 Gambaran Motivasi Berprestasi 48

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Ketekunan 48

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Pengaruh Variasi dari

Tantangan Tugas yang Dihadapi 49

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Inovatif 50 Tabel 4.7 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Tanggung Jawab Terhadap

Performa 51

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Kebutuhan Evaluasi Terhadap

Performa 52

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Lingkungan Keluarga 53 Tabel 4.10 Tabulasi Silang antara Motivasi Berprestasi dan Lingkungan

Akademik 54

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Motivasi Berprestasi dan Penilaian Individu Tentang

Dirinya 55


(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir 16


(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENGAMBILAN DATA LAMPIRAN 2 KARAKTERISTIK RESPONDEN LAMPIRAN 3 HASIL JAWABAN

LAMPIRAN 4 HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR MOTIVASI BERPRESTASI DAN KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIKNYA

LAMPIRAN 5 GAMBARAN HASIL MOTIVASI BERPRESTASI DAN KARAKTERISTIK

LAMPIRAN 6 GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN DATA PENUNJANG

LAMPIRAN 7 HASIL OUTPUT DISTRIBUSI FREKUENSI SPSS MOTIVASI BERPRESTASI DAN KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK

LAMPIRAN 8 KISI-KISI ALAT UKUR LAMPIRAN 9 KISI DATA PENUNJANG


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak juga mempunyai berbagai kebutuhan, yaitu jasmani, rohani dan sosial. Sebagai manusia yang tengah tumbuh-kembang, anak memiliki keterbatasan untuk mendapatkan sejumlah kebutuhan tersebut yang merupakan hak anak.

Ketentuan hukum mengenai hak-hak anak dalam Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak dapat dikelompokkan menjadi empat jenis (www.norwegia.or.id/About-Norway/policy/Kesempatan-yang setara/children/rights/27 Mei 2010 jam 20.32). Hak terhadap kelangsungan hidup (survival rights), berupa hak-hak anak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. Hak terhadap perlindungan (protection rights) yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak kekerasan dan ketelantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi anak pengungsi. Hak untuk tumbuh berkembang (development rights) meliputi


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha segala bentuk pendidikan (formal maupun non formal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak. Hak untuk berpartisipasi (participation rights) yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak.

Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi delapan. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu: fungsi pertama keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak serta anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini serta ada kehidupan lain setelah di dunia ini. Fungsi kedua sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Fungsi ketiga cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga. Fungsi keempat melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. Fungsi kelima reproduksi, merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta memelihara dan merawat anggota keluarga. Fungsi keenam sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi ketujuh ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang. Fungsi kedelapan pembinaan lingkungan.

Namun pada kenyataannya tidak semua keluarga dapat berfungsi dengan benar sehingga banyak anak yang tidak mendapatkan haknya, salah satunya adalah anak jalanan. Dapat dilihat bahwa anak jalanan masih jauh berbeda dengan anak normal pada umumnya. Khususnya pada anak jalanan yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar yang sebenarnya masih butuh perlindungan dan kasih sayang dari orangtua. Namun dilihat bahwa anak jalanan ini tampak lebih mandiri dan berdiri sendiri tanpa ada yang mendampingi dan mengarahkan kehidupannya, sehingga apapun yang dilakukan anak jalanan tersebut mereka menganggap bahwa hal itu sudah benar. Anak jalanan merupakan seseorang yang berumur dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau mempertahankan hidupnya (id.wikipedia.org/wiki/Anak_Jalanan 27 Mei 2010 Jam 21.17). Anak jalanan umumnya berasal dari keluarga yang ekonominya lemah dan terjadi karena minimnya perhatian orang tua oleh kegiatan anaknya di luar rumah. Anak-anak jalanan tersebut dipaksa oleh orang tua mereka untuk mencari nafkah karena masih banyak kebutuhan keluarga yang belum terpenuhi,


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha sehingga anak jalanan jadi merasa senang dan terbiasa untuk melakukan hal tersebut.

Anak jalanan menghabiskan sebagian besar waktunya berada di jalanan atau di tempat-tempat umum untuk mencari nafkah dari pada di rumah. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan dan mempunyai pekerjaan di jalan, seperti mengemis, pedagang asongan, mengelap mobil, ngamen, dan lain-lain (Departemen Sosial, 1996). Penampilan mereka kebanyakan kusam, pakaian tidak terurus, dengan baju compang-camping, wajah kusam, dan badan kurus.

Faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak turun ke jalanan di antaranya kekerasan dalam keluarga, dorongan keluarga, ingin bebas, ingin memiliki uang sendiri, dan pengaruh teman. Selain faktor tersebut yang paling dominan menjadi penyebab munculnya anak jalanan adalah faktor kondisi sosial ekonomi, di samping karena adanya faktor (keluarga retak, rumah tangga berantakan), keluarga atau rumah tangga tanpa hadirnya salah seorang dari kedua orangtua (ayah atau ibu), disebabkan oleh meninggal, perceraian, meninggalkan keluarga, dan lain-lain serta berbagai faktor lainnya. Pada akhirnya memiliki dampak pada anak yaitu malas sekolah, tidak ada yang menanggung biaya hidup, tidak mampu membayar biaya sekolah, dan terpaksa (www.google.com).

Selain itu, ada juga sekian banyak anak jalanan yang tidak sekolah. Dimana bagi seorang anak jalanan, pendidikan (sekolah) merupakan hal yang jauh dari angan–angan (tidak terpikirkan). Bagi mereka pendidikan hanya menghabiskan waktu dan uang, sedangkan dengan berada di jalan mereka dapat menghasilkan


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha uang untuk mereka sendiri. Namun tidak semua anak jalanan tidak berpendidikan, karena ada segelintir anak jalanan yang dapat sekolah dengan membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Setelah mereka pulang sekolah, mereka langsung melanjutkan pekerjaan mereka di jalanan. Walaupun demikian, masih banyak anak jalanan tersebut yang berprestasi di sekolahnya. Hal ini terjadi karena adanya keinginan untuk berhasil dari diri setiap anak jalanan. Alasan anak jalanan masih tetap melanjutkan sekolah adalah untuk mengubah nasibnya melalui belajar untuk menambah pengetahuan. Dengan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan menumbuhkan suatu harapan dalam menjalani hidup.

Tujuan belajar yang ditunjukkan anak jalanan yang sekolah dengan cara membagi waktu seperti mengerjakan tugas sekolah setelah pulang sekolah sebelum berangkat bekerja mencari nafkah di jalanan, sedangkan prestasi belajar yang ditunjukkan anak jalanan yang sekolah dengan cara memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari orang lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang, akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas. Dasar dari munculnya tingkah laku anak jalanan tersebut adalah motif. Diantaranya adanya tantangan dari dalam diri anak jalanan untuk meraih kesuksesan, bertahan lama dalam mengerjakan suatu tugas, meminta masukan dari hasil pekerjaan yang ia lakukan, mampu bertanggung jawab secara individu, memperbaiki pekerjaan yang salah menjadi benar, dan menciptakan cara belajar yang baru.

Khususnya bagi anak jalanan yang sekolah yang duduk di bangku SD merupakan saat yang menjadi dasar dimana mereka mendapatkan pengetahuan


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha untuk mencapai keberhasilan dalam berkompetisi. SD “X” disini merupakan sekolah yang bukan khusus sekolah bagi anak jalanan, namun sekolah ini merupakan sekolah biasa yang di dalamnya terdapat beberapa anak yang sekolah sekaligus memiliki pekerjaan sampingan setelah pulang sekolah yaitu mencari nafkah di jalanan. Namun demikian, tidak sedikit anak jalanan yang sekolah tersebut tidak berprestasi melainkan banyak anak jalanan yang sekolah tersebut lebih berprestasi dibandingkan anak normal lainnya yang bukan bekerja di jalanan.

Bila melihat survei awal yang dilakukan peneliti, ada anak jalanan yang tidak sekolah dan ada yang sekolah. Survei terhadap 20 anak jalanan yang sekolah di SD “X” terdapat sebanyak 30% anak jalanan yang sekolah tertarik untuk mengerjakan tugas yang pada awalnya tugas tersebut mudah dan dilanjutkan dengan tugas yang sulit karena dengan hal tersebut anak jalanan yang sekolah dapat bekerja lebih keras, hal tersebut menunjukkan adanya karakteristik pengaruh variasi tantangan tugas yang dihadapi. Terdapat sebanyak 15% anak jalanan yang sekolah mampu bertahan dalam waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas yang sulit dan mereka mampu dalam mengatasi kesulitannya tersebut, hal tersebut menunjukkan adanya karakteristik ketekunan. Terdapat sebanyak 10% anak jalanan yang sekolah bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh dari tugas yang mereka kerjakan dimana mereka telah memperhitungkan risiko yang akan mereka hadapi, hal tersebut menunjukkan adanya karakteristik tanggung jawab terhadap hasil. Terdapat sebanyak 25% anak jalanan yang sekolah memiliki kebutuhan untuk mendapatkan feedback terhadap


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha hasil yang telah mereka peroleh agar mereka dapat berusaha memperoleh hasil yang lebih efektif lagi, hal tersebut menunjukkan adanya karakteristik kebutuhan evaluasi terhadap hasil. Terdapat sebanyak 20% anak jalanan yang sekolah aktif dalam mencari informasi baru dan berusaha untuk menghindari rutinitas, hal tersebut menunjukkan adanya karakteristik inovatif. Namun ada juga anak jalanan yang sekolah tidak suka mengerjakan tugas yang sulit, menghindari kesulitan tersebut, tidak bertanggung jawab terhadap hasil yang telah diperoleh, menghiraukan feedback, dan pasif. Tingkah laku yang ditampilkan anak jalanan yang sekolah tersebut menunjukkan adanya motif, yaitu motif berprestasi.

Tergerak dari asumsi dan fakta-fakta di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai motif berprestasi pada anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui bagaimana gambaran motivasi berprestasi pada anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi berprestasi pada anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung.


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui derajat motivasi berprestasi pada anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung dan kaitannya dengan faktor-faktor yang berpengaruh.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Penelitian ini dapat menjadi penerapan ilmu Psikologi khususnya dalam ilmu Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sosial.

 Memberikan informasi tambahan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik serupa dan dapat mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada siswa mengenai gambaran motivasi berprestasi yang dimiliki siswa agar dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi berprestasi siswa.

 Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru mengenai gambaran motivasi berprestasi yang dimiliki siswa, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan motivasi berprestasi siswa.

 Memberikan informasi kepada orangtua mengenai karakteristik-karakteristik motivasi berprestasi agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi anak.


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.5Kerangka Pemikiran

Pada usia akhir masa kanak-kanak, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari pelbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, suatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas, atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Apabila anak mengembangkan kebiasaan untuk bekerja sesuai atau di bawah, atau di atas kemampuannya, kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, tidak hanya di bidang akademik saja. Tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak adalah mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum, membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat, mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata serta tingkatan nilai, mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga, dan mencapai kebebasan pribadi (Elizabeth B. Hurlock 1994, 148).


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha Pada kenyataannya dewasa ini terdapat sekelompok kanak-kanak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya untuk mencari nafkah atau hanya berkeliaran saja. Khususnya anak-anak pada usia kanak-kanak antara 6 sampai 12 tahun yang seharusnya masih dalam perlindungan orangtua untuk mendidik anak dalam pertumbuhan atau perkembangan kehidupannya. Kelompok kanak-kanak inilah yang kita kenal dengan ”anak jalanan” (Departemen Sosial, 1996). Di Indonesia, anak jalanan berada di usia 0-18 tahun. Anak jalanan biasanya memiliki ciri-ciri penampilan yang tidak rapih dan kumal, tingkat kemandirian tinggi, banyak akal atau kreatif, seringkali murung, curiga terhadap orang-orang di sekitarnya, terbuka dalam mengungkapkan pendapat, keras hati, dan serius dalam mengerjakan sesuatu (www.google.com). Keadaan anak jalanan yang mengharuskan ia mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan jelas sangat menyimpang dari fungsi sosialnya sebagai seorang anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan mempunyai peran di rumah, sekolah, dan juga lingkungan bermainnya. Beberapa di antara anak jalanan ini masih tinggal serumah dengan orangtua, dimana orangtua dipandang sebagai fasilitator bagi mereka. Orangtua menjadi tempat mereka berlindung, memberi mereka kasih sayang, dan juga mengajarkan beberapa hal yang ditanamkan dalam diri mereka. Salah satu definisi menyebutkan bahwa anak jalanan merupakan “anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah (Departemen Sosial, Aura No. 26, 1997)”.

Oleh karena itu, pada akhirnya memiliki dampak pada anak yaitu malas sekolah, tidak ada yang menanggung biaya hidup, tidak mampu membayar biaya


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha sekolah, dan terpaksa. Tetapi dapat dilihat bahwa tidak semua anak jalanan tersebut tidak berpendidikan, karena terdapat segelintir anak jalanan yang dapat sekolah dengan membagi waktunya. Biasanya sepulang sekolah, anak jalanan yang sekolah tersebut langsung melanjutkan pekerjaan di jalanan. Beberapa anak jalanan masih tetap melanjutkan sekolah karena ingin mengubah nasib melalui belajar untuk meraih prestasi. Dasar dari munculnya tingkah laku tersebut adalah motif, dimana motif yang dimaksud adalah motif berprestasi.

Menurut McClelland (1953:78) bahwa Achievement motive is motive to reach

success in competition with some standard of excellence (motif berprestasi adalah

motif untuk mencapai keberhasilan dalam berkompetisi dengan berbagai standar keunggulan). McClelland mengatakan bahwa motif terdiri dari tiga jenis yaitu motif berprestasi, motif afiliasi, dan motif kekuasaan. Motif berprestasi merupakan satu diantara tiga motif sosial yang mendasari tingkah laku individu untuk mencapai tujuan. Motif afiliasi yaitu motif yang mengarahkan individu untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Motif kekuasaan yaitu motif yang mendorong individu untuk menguasai atau mendominasi orang lain. Ketiga motif ini disebut motif sosial karena motif ini dipelajari oleh individu sebagai hasil interaksi dan sosialisasi yang dialami selama masa perkembangan dalam suatu lingkungan sosial.

Hasil penelitian McClelland menyatakan bahwa perbedaan yang terjadi pada setiap orang dikarenakan adanya perbedaan kekuatan motif. Umumnya satu yang menonjol, sehingga motif mana yang mewarnai tingkah laku sangat tergantung dari motif mana yang dominan. Adapun tingkah laku yang didasari oleh


(21)

motif-12

Universitas Kristen Maranatha motif tersebut benar-benar ditampilkan atau tidak, tergantung dari situasi dan lingkungan, artinya apakah ada kesempatan atau tidak dalam mewujudkan motifnya pada tingkah laku tertentu. Secara umum McClelland (1953) menyebutkan lima karakteristik yang membedakan tingkat motif berprestasi seseorang, yaitu pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, ketekunan, tanggung jawab terhadap performa, kebutuhan evaluasi terhadap performa, dan inovatif.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak jalanan yang sekolah mengenai motif berprestasi, motif afiliasi, dan motif kekuasaan maka dapat dikatakan bahwa setiap anak jalanan memiliki ketiga motif tersebut. Namun yang membedakan ketiga motif tersebut adalah derajat dari setiap motif yang dimiliki oleh anak jalanan yang sekolah. Motif yang paling dominan bagi setiap anak jalanan yang sekolah juga sebagian besar berbeda dengan yang lainnya. Anak jalanan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih banyak dibandingkan anak jalanan yang motivasi berprestasinya rendah, sehingga dua motif lainnya seperti motif afiliasi dan motif kekuasaan tidak memperoleh hasil yang lebih baik bagi anak jalanan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dibandingkan dengan anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

Anak jalanan yang sekolah yang memiliki motif berprestasi tinggi ingin meraih prestasi dan memperlihatkan kemampuannya melalui karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi motif berprestasi. Karakteristik pertama adalah pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi. Anak jalanan yang sekolah tertarik untuk mengerjakan tugas yang pada awalnya mudah dan dilanjutkan


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha dengan tugas yang sulit. Dengan hal tersebut anak jalanan yang sekolah dapat bekerja lebih keras dan dapat mempelajari hal-hal baru sehingga anak jalanan yang sekolah dapat memperoleh pemikiran yang lebih luas dan mendalam dibandingkan dengan anak jalanan yang sekolah yang tidak mau menghadapi tantangan dalam mengerjakan tugas yang sulit.

Karakteristik kedua adalah ketekunan. Anak jalanan yang sekolah mampu bertahan dalam waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas yang sulit. Selain itu, anak jalanan yang sekolah juga mampu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi tanpa harus memilih tugas yang disukai atau tidak disukai dan atau tugas yang penting atau tidak penting, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki anak jalanan yang sekolah juga lambat laun dapat semakin bertambah.

Karakteristik ketiga adalah tanggung jawab terhadap performa. Anak jalanan yang sekolah bertanggung jawab terhadap hasil yang telah diperoleh dari tugas yang dikerjakan. Anak jalanan yang sekolah juga telah memperhitungkan resiko yang akan mereka hadapi, sehingga anak jalanan yang sekolah tersebut dapat menindaklanjuti hasil yang diperoleh menjadi lebih baik lagi. Anak jalanan yang sekolah bertanggung jawab untuk memperbaiki hasil yang jelek dan mempertahankan hasil yang bagus.

Karakteristik keempat adalah kebutuhan evaluasi terhadap performa. Anak jalanan yang sekolah memiliki kebutuhan untuk mendapatkan feedback dari guru terhadap hasil yang telah diperoleh agar anak jalanan yang sekolah tersebut dapat berusaha lebih baik lagi dalam mendapatkan hasil yang lebih efektif. Hal ini dapat


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha berdampak terhadap anak jalanan yang sekolah ketika mengerjakan tugas agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan tugas sebelumnya.

Karakteristik kelima adalah inovatif. Anak jalanan yang sekolah aktif dalam mencari informasi yang baru dan berusaha untuk menghindari rutinitas yang ada. Hal ini berpengaruh terhadap cara belajar anak jalanan yang sekolah tersebut, dimana ketika anak jalanan yang sekolah mendapatkan tugas dari guru, anak jalanan yang sekolah dapat mengerjakan tugas tersebut dengan cara yang berbeda dengan tugas-tugas sebelumnya sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki anak jalanan yang sekolah akan semakin luas.

Anak jalanan yang sekolah yang memiliki motif berprestasi rendah adalah anak jalanan yang sekolah yang tidak suka mengerjakan tugas yang sulit. Anak jalanan yang sekolah tersebut menghindari kesulitan yang terdapat pada tugas. Selain itu, anak jalanan yang sekolah juga tidak bertanggung jawab terhadap hasil yang telah diperoleh. Kemudian anak jalanan yang sekolah menghiraukan

feedback yang diberikan oleh guru. Selain itu, anak jalanan yang sekolah juga

terlihat pasif dan lebih memilih untuk lebih banyak diam tanpa berusaha ketika harus menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru di sekolah atau anak jalanan yang sekolah tersebut memilih untuk bekerja di jalanan dibandingkan harus mengerjakan tugas.

Faktor yang turut mempengaruhi motif berprestasi, antara lain penilaian individu tentang dirinya, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan lingkungan akademik. Faktor yang pertama adalah penilaian individu tentang dirinya. Faktor ini merupakan salah satu komponen kepribadian yang dibentuk berdasarkan


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha penilaian atau pandangan orang lain tentang dirinya maupun penilaian individu sendiri tentang kondisi fisiknya, kemampuan melakukan suatu tugas atau apa yang dirasakannya. Faktor yang kedua adalah lingkungan keluarga. Faktor ini menjelaskan bahwa relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota sebuah keluarga. Anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan merasa aman dan mampu untuk mengekspresikan diri dan merealisasikan dirinya, sedangkan anak yang berada dalam keluarga yang kurang harmonis akan merasa tidak nyaman berada dalam keluarga tersebut. Faktor yang ketiga adalah lingkungan sosial, merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari. Hal ini menjelaskan bahwa anak jalanan yang memiliki relasi yang bagus akan mampu merangsang anak tersebut untuk meningkatkan motivasi berprestasinya. Faktor yang keempat adalah lingkungan akademik. Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya, meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antara siswa dan guru, dan hubungan antar siswa sendiri. Dengan demikian anak tersebut dapat mengembangkan dan meningkatkan motivasi berprestasinya karena mereka merasa aman dalam mengekspresikan diri. Adapun skema kerangka pikir di atas dapat digambarkan pada skema 1.1 kerangka pikir.


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha

Skema 1.1 Kerangka Pikir

Tinggi Motivasi

berprestasi

Rendah

Karakteristik :

1. Pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi 2. Ketekunan

3. Tanggung jawab terhadap performa 4. Kebutuhan evaluasi terhadap performa 5. Inovatif

Faktor yang mempengaruhi :

1. Penilaian individu tentang dirinya 2. Lingkungan keluarga

3. Lingkungan sosial 4. Lingkungan akademik

Anak jalanan yang sekolah usia 6 sampai 12 tahun


(26)

17

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi-Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat ditarik asumsi :

1. Setiap anak jalanan yang sekolah memiliki derajat motivasi berprestasi yang berbeda-beda.

2. Perbedaan dalam motivasi berprestasi tersebut berkaitan dengan lima karakteristik yaitu pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, ketekunan, tanggung jawab terhadap performa, kebutuhan evaluasi terhadap performa, dan inovatif.


(27)

67

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi yang dilakukan kepada 20 orang anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkatan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak jalanan relatif seimbang. Hal ini dapat dilihat dimana terdapat 50% anak jalanan yang sekolah memiliki motivasi berprestasi rendah dan 50% memiliki motivasi berprestasi tinggi.

2. Anak jalanan yang memiliki motivasi berprestasi rendah menunjukan karakteristik ketekunan, pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, inovatif, tanggung jawab terhadap performa, dan kebutuhan evaluasi terhadap performa yang rendah pula.

3. Karakteristik ketekunan lebih banyak ditunjukkan oleh anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini tampak bahwa anak jalanan yang sekolah mampu mengelola energi untuk konsentrasi dan tekun dalam mengerjakan tugas-tugas.

4. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi berprestasi tinggi pada anak jalanan yang sekolah adalah lingkungan keluarga dan lingkungan akademik. Sebaliknya faktor-faktor yang paling berpengaruh


(28)

68

Universitas Kristen Maranatha terhadap motivasi berprestasi rendah pada anak jalanan yang sekolah adalah lingkungan sosial.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Ilmiah

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan tinggi relatif sama. Oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meneliti motivasi berprestasi, dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai kehidupan sehari-hari subjek dan aktifitas yang mereka lakukan agar dapat lebih menggambarkan motivasi berprestasi pada anak jalanan tersebut.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian motivasi berprestasi pada Anak Jalanan yang Sekolah pada jenjang yang lebih tinggi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi mengenai motivasi berprestasi. Diharapkan anak jalanan yang sekolah tersebut dapat tetap mempertahankan energinya untuk konsentrasi dan bertahan dalam mengerjakan setiap tugas apapun dalam jangka waktu yang lama.


(29)

69

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi setiap anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung,

diharapkan dapat bertanggung jawab terhadap hasil tugas yang telah dikerjakan dan meminta feedback kepada guru mata pelajaran agar dapat memperbaiki hasil kerja yang sebelumnya menjadi lebih baik. 3. Bagi kepala sekolah dan guru yang mengajar di sekolah tersebut,

sebagai orang-orang yang paling berkompeten terhadap siswa diharapkan dapat membimbing siswa-siswi yang bekerja di jalanan untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasinya dalam bidang akademik dengan cara memberikan masukan atas hasil tugas-tugas yang mereka peroleh dan memberikan arahan ke jalan yang lebih baik atas apa yang mereka tampilkan di kehidupan sehari-hari di sekolah. 4. Bagi orangtua, sebagai orang yang signifikan bagi anak jalanan yang

sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kecenderungan anak jalanan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah yang menjadi tanggung jawab mereka. Adapun caranya adalah dengan memberikan pujian bagi anak jalanan jika mereka mendapatkan hasil yang memuaskan dan teguran jika mereka tidak atau mulai jarang mengerjakan tugas, agar muncul efek menyenangkan dari anak jalanan untuk meningkatkan motivasi berprestasi.


(30)

70

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1974. Personality Development. New Delhi : Hill Publishing Company

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. 3rd ed. Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.

McClelland, D. C., Atkinson, J. W., Clark, R. A., and Lowell, E. L. 1953, The

Achievement Motive First Edition. New York : Appletion Century Crofts

Nazir, Moh., Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Rotter, J. B., Chance, J. E., and Phares, E. J. 1972. Application of a Social

Learning Theory of Personality. New York : Holt, Reinhart, and Winston,

Inc.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Sobur, Alex. W, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Cv. Pustaka Setia

Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sumantri, Suryana. 1995. Prestatie Motivatie Test Hermans. Jakarta

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.


(31)

71

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Eko, Ratih. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Semester IV yang Bekerja Paruh Waktu di Universitas “X” Kota Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

id.wikipedia.org/wiki/Anak_Jalanan, diunduh pada tanggal 27 Mei 2010 Jam 21.17.

Indra, Fanny. 2006. Suatu Studi Deskriptif Mengenai Locus of Control Pada Anak-Anak Jalanan di “Rumah Musik Harry Roesli” Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

Shinta, Aurelia. 2006. Suatu Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2004 yang Mengikuti Ujian Perbaikan di Fakultas

Psikologi Universitas “X” Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

www.norwegia.or.id/About-Norway/policy/Kesempatan-yang setara/children/rights/27, diunduh pada bulan Mei 2010 jam 20.32.


(1)

17

1.6Asumsi-Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat ditarik asumsi :

1. Setiap anak jalanan yang sekolah memiliki derajat motivasi berprestasi yang berbeda-beda.

2. Perbedaan dalam motivasi berprestasi tersebut berkaitan dengan lima karakteristik yaitu pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, ketekunan, tanggung jawab terhadap performa, kebutuhan evaluasi terhadap performa, dan inovatif.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi yang dilakukan kepada 20 orang anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkatan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak jalanan relatif seimbang. Hal ini dapat dilihat dimana terdapat 50% anak jalanan yang sekolah memiliki motivasi berprestasi rendah dan 50% memiliki motivasi berprestasi tinggi.

2. Anak jalanan yang memiliki motivasi berprestasi rendah menunjukan karakteristik ketekunan, pengaruh variasi dari tantangan tugas yang dihadapi, inovatif, tanggung jawab terhadap performa, dan kebutuhan evaluasi terhadap performa yang rendah pula.

3. Karakteristik ketekunan lebih banyak ditunjukkan oleh anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini tampak bahwa anak jalanan yang sekolah mampu mengelola energi untuk konsentrasi dan tekun dalam mengerjakan tugas-tugas.

4. Faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap motivasi berprestasi tinggi pada anak jalanan yang sekolah adalah lingkungan keluarga dan lingkungan akademik. Sebaliknya faktor-faktor yang paling berpengaruh


(3)

68

terhadap motivasi berprestasi rendah pada anak jalanan yang sekolah adalah lingkungan sosial.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Ilmiah

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan yang sekolah yang memiliki motivasi berprestasi rendah dan tinggi relatif sama. Oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meneliti motivasi berprestasi, dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai kehidupan sehari-hari subjek dan aktifitas yang mereka lakukan agar dapat lebih menggambarkan motivasi berprestasi pada anak jalanan tersebut.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian motivasi berprestasi pada Anak Jalanan yang Sekolah pada jenjang yang lebih tinggi.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi mengenai motivasi berprestasi. Diharapkan anak jalanan yang sekolah tersebut dapat tetap mempertahankan energinya untuk konsentrasi dan bertahan dalam mengerjakan setiap tugas apapun dalam jangka waktu yang lama.


(4)

69

2. Bagi setiap anak jalanan yang sekolah di SD “X” di Bandung, diharapkan dapat bertanggung jawab terhadap hasil tugas yang telah dikerjakan dan meminta feedback kepada guru mata pelajaran agar dapat memperbaiki hasil kerja yang sebelumnya menjadi lebih baik. 3. Bagi kepala sekolah dan guru yang mengajar di sekolah tersebut,

sebagai orang-orang yang paling berkompeten terhadap siswa diharapkan dapat membimbing siswa-siswi yang bekerja di jalanan untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasinya dalam bidang akademik dengan cara memberikan masukan atas hasil tugas-tugas yang mereka peroleh dan memberikan arahan ke jalan yang lebih baik atas apa yang mereka tampilkan di kehidupan sehari-hari di sekolah. 4. Bagi orangtua, sebagai orang yang signifikan bagi anak jalanan yang

sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kecenderungan anak jalanan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah yang menjadi tanggung jawab mereka. Adapun caranya adalah dengan memberikan pujian bagi anak jalanan jika mereka mendapatkan hasil yang memuaskan dan teguran jika mereka tidak atau mulai jarang mengerjakan tugas, agar muncul efek menyenangkan dari anak jalanan untuk meningkatkan motivasi berprestasi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1974. Personality Development. New Delhi : Hill Publishing Company

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. 3rd ed.

Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.

McClelland, D. C., Atkinson, J. W., Clark, R. A., and Lowell, E. L. 1953, The Achievement Motive First Edition. New York : Appletion Century Crofts Nazir, Moh., Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Rotter, J. B., Chance, J. E., and Phares, E. J. 1972. Application of a Social Learning Theory of Personality. New York : Holt, Reinhart, and Winston, Inc.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES. Sobur, Alex. W, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Cv. Pustaka Setia

Sugiyono. 2004. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sumantri, Suryana. 1995. Prestatie Motivatie Test Hermans. Jakarta

Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Eko, Ratih. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berprestasi Pada

Mahasiswa Semester IV yang Bekerja Paruh Waktu di Universitas “X” Kota

Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

id.wikipedia.org/wiki/Anak_Jalanan, diunduh pada tanggal 27 Mei 2010 Jam 21.17.

Indra, Fanny. 2006. Suatu Studi Deskriptif Mengenai Locus of Control Pada Anak-Anak Jalanan di “Rumah Musik Harry Roesli” Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

Shinta, Aurelia. 2006. Suatu Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2004 yang Mengikuti Ujian Perbaikan di Fakultas

Psikologi Universitas “X” Bandung. Universitas Kristen Maranatha. www.norwegia.or.id/About-Norway/policy/Kesempatan-yang