Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) terhadap Kadar SGPT dan Gamma GT pada Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

(1)

iv

ABSTRAK

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscuss

Sabdarifa L.) Terhadap Kadar SGPT dan Gamma GT pada Tikus

Wistar Jantan yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak

Adisurya Nugraha, 1210179 ,Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Fenny, dr., Sp.PK., M.Kes

Latar Belakang Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah penyakit hati metabolik yang ditandai dengan penimbunan lemak dan trigliserida secara berlebihan pada sel hati. Sampai saat ini terapi untuk penyakit hati belum ditemukan secara pasti, tetapi secara empiris terdapat hepatoprotektor dari herbal, salah satunya adalah bunga rosela.

Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak ethanol kelopak bunga rosela (EEKBR) dosis 200,400, dan 600 mg/KgBB terhadap kadar SGPT dan Gamma GT pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

Metode Penelitian Eksperimental Laboratorium sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Subjek penelitian terdiri dari 30 tikus Wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok. Data yang diukur adalah kadar enzim SGPT dan Gamma GT sebelum dan sesudah perlakuan. Data tersebut dianalisis dengan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan Fisher LSD.

Hasil Penelitian Didapatkan p ≤ 0,01 pada kadar enzim SGPT antara perlakuan 1 dan kontrol negatif. Didapatkan p > 0,05 antara kontrol standar, perlakuan 1, 2, dan 3. Didapatkan p ≤ 0,01 kadar enzim Gamma GT antara perlakuan 2, kontrol negatif dan perlakuan 1. Didapatkan p > 0,05 antara kontrol standar, perlakuan 3. Simpulan EEKBR dari desa Ngingas dosis 200 mg/KgBB mampu menurunkan kadar enzim SGPT dan EEKBR dari desa Ngingas dosis 400 mg/KgBB mampu menurunkan kadar enzim Gamma GT pada tikus wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

Kata Kunci : SGPT, Gamma GT, Rosela, NAFLD


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF ROSELLE PETAL ETHANOL EXTRACT ON SGPT AND GAMMA GT LEVEL IN MALE WISTAR MICE INDUCED WITH HIGH

FAT DIET

Adisurya Nugraha, 1210179 , Tutor 1 : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Tutor 2 : Fenny, dr., Sp.PK., M.Kes

Background Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) is a metabolic liver disease marked with excessive fat and triglyceride deposit in the liver cell. Until today the treatment for liver disease has not yet definitely discovered, but empirically, there are herbal hepatoprotector, one of which is roselle.

Objectives to determine the effect of roselle petal ethanol extract (RPEE) with respective doses of 200, 400, and 600 mg/KgBW on SGPT and Gamma GT level in male Wistar mice induced with high fat diet.

Methods True laboratory experimental research with completely randomized design. The subject was thirty male Wistar mice divided into 5 groups. Measured data was the level of SGPT and Gamma GT before and after the treatment. Data then analyzed with one way ANOVA and continued with Fisher’s LSD test.

Results SGPT enzyme level between treatment 1 and negative control, p ≤ 0.01. P>0.05 between standard control, treatment 1, 2, and 3. As for Gamma GT enzyme level, between treatment 2, negative control, and treatment 1, p ≤ 0.01. P > 0.05 between standard control and treatment 3.

Conclusion 200 mg/KgBW RPEE from Ngingas Village could reduce the level of SGPT enyzme and 400 mg/KgBW RPEE from Ngingas Village could reduce Gamma GT enzyme level in male Wistar mice induced with high-fat diet.

Keywords: SGPT, Gamma GT, Roselle, NAFLD


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3Tujuan Penelitian...2

1.4 Manfaat Penelitian...2

1.4.1 Manfaat Akademis...2

1.4.2 Manfaat Praktis...3

1.5 Kerangka Pemikiran...3

1.6 Hipotesis...3

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Anatomi Hati ...4

2.2 Histologi Hati ...6

2.2.1 Lobulus Hati ...6

2.2.2 Regenerasi Hati ...7

2.3 Fisiologi Hati ...8

2.4 Metabolisme Lemak ...11

2.5 Enzim Hepar ...12

2.6 Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkoholik ...13

2.7 Prinsip Pengobatan Penyakit Hati ...14


(4)

ix

2.8 Pengobatan Tradisional Di Indonesia ...14

2.9 Rosela ...15

2.10 Kandungan Kimia Pada Rosela ...17

2.11 Flavonoid ...17

2.12 Efek Rosela Sebagai Antioksidan ...18

2.13 Efek Rosela Sebagai Hepatoprotektor ...19

2.14 Rattus Norvegicus ...19

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat,Dan Subjek Penelitian... 21

3.1.1 Bahan Penelitian...21

3.1.2 Alat Penelitian...21

3.1.3 Objek Penelitian...21

3.1.4 Tempat Dan Waktu Penelitian...22

3.1.5 Cara Ekstraksi ...22

3.1.5.1 Alat Dan Bahan ...22

3.1.5.2 Cara Pembuatan ...23

3.2 Metode Penelitian...23

3.2.1 Desain Penelitian...23

3.2.2 Variabel Penelitian...23

3.2.2.1 Variabel Terkendali...23

3.2.2.2 Variabel Perlakuan...23

3.2.2.3 Variabel Respon...24

3.2.2.4 Definisi Operasional Variabel...24

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel...24

3.2.4 Prosedur Penelitian...25

3.2.4.1 Persiapan Objek Penelitian...25

3.2.4.2 Prosedur Penelitian...25

3.2.5 Cara Pemeriksaan...26

3.2.5.1 Data Yang Diukur...26

3.2.6 Metoda Analisis...26

3.2.6.1 Hipotesis Statistik...26


(5)

x

3.2.6.2 Kriteria Uji...26

3.2.7 Aspek Etik...27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasan ...28

4.1.1 Kadar SGPT Tikus ...28

4.1.2 Tes Homogenitas Kadar SGPT ...29

4.1.3 ANAVA ...29

4.1.4 Uji Fisher LSD ...30

4.1.5 Kadar Gamma GT Tikus...31

4.1.6 Tes Homogenitas Kadar Gamma GT ...32

4.1.7 ANAVA ...32

4.1.8 Uji Fisher LSD ...33

4.2 Pembahasan ...34

4.3 Uji Hipotesis ...35

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ...37

5.2 Saran ...37

DAFTAR PUSTAKA ...38

LAMPIRAN...41

RIWAYAT HIDUP...54


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Kandungan Kimia Pada Rosela ...17

Tabel 4.1 Rata-Rata Kadar Enzim SGPT Tikus ...28

Tabel 4.2 Tabel Fisher LSD ...30

Tabel 4.3 Rata-Rata Kadar Enzim Gamma GT ...31

Tabel 4.4 Tabel Fisher LSD ...33


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Hati (Anterior) ...5

Gambar 2.2 Anatomi Hati (Posterior) ...6

Gambar 2.3 Lobulus Hati ...7

Gambar 2.4 Transportasi Kolesterol ...12

Gambar 2.5 Tanaman Rosela ...16

Gambar 2.6 Kelopak Bunga Rosela ...16

Gambar 2.7 Flavonoid ...18

Gambar 2.8 Anthocyanin ...18

Gambar 2.9 Tikus Wistar Jantan ...20

Diagram 4.1 Presentase Penurunan Kadar Enzim SGPT ...29

Diagram 4.1 Presentase Penurunan Kadar Enzim Gamma GT ...32


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Berat Badan Hewan Coba ...41

Lampiran 2 Data Hasil Kadar Enzim SGPT ...42

Lampiran 3 Data Hasil Kadar Enzim Gamma GT ...43

Lampiran 4 Hasil Analisis Kadar Enzim SGPT Hari ke-0 ...44

Lampiran 5 Hasil Analisis Kadar Enzim Gamma GT Hari ke-0 ...44

Lampiran 6 Hasil Analisis Terhadap Perubahan Kadar Enzim SGPT Tikus Wistar Jantan ...45

Lampiran 7 Hasil Analisis Terhadap Perubahan Kadar Enzim Gamma GT Tikus Wistar Jantan ...47

Lampiran 8 Perhitungan Dosis Ekstrak Ethanol Kelopak Bunga ...48

Lampiran 9 Alat & Bahan Penelitian ...49

Lampiran 10 Dokumentasi ...52

Lampiran 11 Surat Keputusan Persetujuan Komisi Etik Penelitian ...53


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perlemakan hati adalah akumulasi dari trigliserid dan lemak lain di dalam sel hati. Akumulasi tersebut akibat ketidakseimbangan proses metabolisme lemak di dalam hati. Beberapa kasus perlemakan hati diselingi dengan peradangan dan kematian sel hepar (steatohepatis). Perlemakan hati disebabkan oleh alkohol atau non alkohol (Dawn Sears, 2014). Sebuah penelitian terhadap populasi dengan obesitas di negara maju didapatkan 60% perlemakan hati sederhana, 20-25% steatohepatitis non alkoholik, dan 2-3% sirosis. Dalam laporan sama disebutkan pula bahwa 70% pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami perlemakan hati, sedangkan pada pasien dislipidemia angkanya sekitar 60% (Hasan, 2006). Di Indonesia prevalensi perlemakan hati non alkohol adalah 30,6% (Hidayati, et al., 2013).

Sampai saat ini mortalitas penyakit perlemakan hati non alkoholik masih menjadi kontradiksi. Studi sebelumnya melaporkan bahwa mortalitas dari perlemakan hati rendah, tetapi studi terbaru mengatakan bahwa studi terhadap 30 pasien steatohepatitis non alkoholik yang diikuti lebih dari 10 tahun, didapatkan kemampuan untuk bertahan hidup selama 5 tahun hanya 67% dan kemampuan untuk bertahan 10 tahun hanya 59% (Hasan, 2006).

Semakin lama tubuh mengalami hiperlipidemia maka tubuh akan mengalami stres oksidatif yang menyebabkan kadar antioksidan dalam tubuh berkurang. Penelitian di Jepang dan Hirupanich di Amerika tahun 2006 membuktikan bahwa bunga rosela (Hibiscus antosianin) mengandung antioksidan antosianin yang mulai dimanfaatkan untuk mengurangi stress oksidatif dan digunakan sebagai hepatoprotektor (Zuhrotun Ulya, 2014). Antioksidan mampu mengurangi kerusakan sel dengan cara mengurangi stres oksidatif dan disfungsi mitokondria dengan menurunkan ekspresi Bcl-2-assosiated-x protein (Bax) dan truncated Bcl2 Interacting Domain (tBID) pada hati (Rocha, et al., 2014).


(10)

2

Parameter laboratorium yang sering digunakan sebagai penanda apakah sel-sel hepar normal atau mengalami perlemakan hati adalah enzim SGPT dan Gamma GT. Enzim SGPT normal ada di dalam serum darah dalam jumlah rendah. Enzim SGPT lebih spesifik untuk penyakit hati dibanding SGOT. Enzim Gamma GT terletak di Retikulum Endoplasma dan di sel epitel empedu. Enzim Gamma GT meningkat pada semua jenis penyakit hati (Sosrosumihardjo, et al., 2007).

Ditinjau dari peningkatan kasus obesitas yang sangat berkorelasi dengan prevalensi terjadinya perlemakan hati, maka pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak etanol kelopak bunga rosela yang telah dipercaya secara empiris sebagai hepatoprotektor. Sebagai indikator maka peneliti akan memeriksa kadar enzim SGPT dan Gamma GT yang digunakan sebagai penanda terdapat kerusakan sel hati.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol kelopak bunga rosela berpengaruh terhadap kadar SGPT pada tikus jantan galur Wistar yang di induksi dengan pakan tinggi lemak.

Apakah ekstrak etanol kelopak bunga rosela berpengaruh terhadap kadar Gamma GT pada tikus jantan galur Wistar yang di induksi dengan pakan tinggi lemak.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui efek ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap kadar SGPT dan Gamma GT.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan akan fungsi ekstrak bunga rosela sebagai hepatoprotektor


(11)

3 1.4.2 Manfaat Praktis

Menginformasikan kepada masyarakat bahwa ekstrak bunga rosela dapat dipakai sebagai hepatoprotektor.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerusakan sel-sel hati bisa ditandai dengan adanya peningkatan kadar enzim hati, yaitu SGPT dan Gamma GT. Semakin tinggi kenaikan enzim hati tersebut maka bisa diartikan kerusakan sel hepar semakin besar.

Salah satu obat herbal yang dipercaya sebagai hepatoprotektor adalah kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.). Kandungan yang ada dalam kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) adalah antosianin (51%) dan antioksidan lain (24%) mampu mengurangi kerusakan oksidatif DNA, meningkatkan cadangan glutation, dan meningkatkan ekspresi protein glutathione S-transferase P1 (hGSTP1) pada leukosit (Susilowati, 2009).

Aktivitas antioksidan dari ekstrak kelopak bunga rosela adalah mengangkut reactive oxygen dan radikal bebas, menginhibisi aktifitas xanthine oxidase, melindungi dari serangan tert-butyl hydroperoxide (t-BHP), melindungi sel dari lipid peroxidation, menginhibisi Cu²⁺ sebagai mediator dari oksidasi LDL. Sebagai hepatoprotektor, Hibiscus sabdariffa L. akan mengurangi kerusakan akibat stres oksidatif dan akan menurunkan kadar enzim SGPT,Gamma GT, dan alkaline phosphatase (ALP) pada percobaan hyperammonemia (Rocha, et al., 2014).

1.6 Hipotesis

Ekstrak etanol kelopak bunga rosela dosis 200, 400, 600 mg/KgBB mampu menurunkan kadar SGPT tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak.

Ekstrak etanol kelopak bunga rosela dosis 200, 400, 600 mg/KgBB mampu menurunkan kadar Gamma GT tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak.


(12)

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan :

 Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (EEKBR) dosis 200 mg/KgBB dapat menurunkan kadar enzim SGPT pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

 Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (EEKBR) dosis 400 mg/KgBB dapat menurunkan kadar enzim Gamma GT pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

5.2 Saran :

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menyarankan hal-hal berikut ini, yaitu :

 Perlu diteliti lebih lanjut menggunakan induksi pakan tinggi lemak yang dilakukan lebih dari 50 hari.

 Perlu uji toksisitas dan LD50 pada hewan coba


(13)

38

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. (2012, februari 2). repository.unej.ac.id. Dipetik 10 9, 2015, dari

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4456/Skripsi.pdf? sequence=1

Ali, B., Mousa, H., & Blunden, G. (2003). The Effect of a Water Extract and Anthocyanins of Hibiscus Sabdariffa L on Paracetamol Induced Hepatotoxicity in Rats. Phytother Res, 56-59.

animal care and use committee. (t.thn.). Dipetik Oktober 1, 2015, dari http://web.jhu.edu/animalcare/procedures/rat.html

Daniel C. Adelman, M., Michael J. Aminoff, M. D., Robert B. Baron, M. M., & Thomas Bashore, M. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry (27 ed.). United States America: The McGraw-Hill Companies.

Dawn Sears, M. (2014, Desember 14). emedicine. Diambil kembali dari emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/175472-overview Drake, R. L., Vogi, W., & Mitchell, A. W. (2007). Gray's Anatomy for Student.

elsevier.

Erdman, J. (2015). Phytochemical. Dipetik October 15, 2015, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/anthocyanins.php Erdman, J. W. (2015). Phytochemicals. Dipetik Oktober 15, 2015, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/flavonoids.php Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Metabolisme lemak. Dalam Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran (11 ed., hal. 903-906 ; 852-853). Jakarta: EGC. Hasan, I. (2006). Perlemakan Hati Non Alkoholik. Dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam (3rd ed., hal. 462). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam UI.

Hidayati, R., Moeljono, E., & Rianto, B. U. (2013). etd.ugm.ac.id. Diambil kembali dari etd.ugm:

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act= view&typ=html&file=295057.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013&potonga n=S2-2013-295057-chapter1.pdf


(14)

39

Husen, I. R., & Sastramihardja, H. S. (2012). Efek Hepatoprotektif Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Model Hepatitis. MKB, 44. Kahono, J. Y. (2010). Pengaruh Ekstrak Herba Menirah Terhadap Kadar

Trigliserida Darah Tikus Putih. Dipetik 10 2, 2015, dari http://www.eprints.uns.ac.id/7539/172331512201011271.pdf

L. Mescher, A. (2012). Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas (12 ed.). Jakarta: EGC.

Lesmana, L. A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (1 ed.). Jakarta: Jayabadi. Longo, D. L., & Fauci, A. S. (2014). Harrison Gastroenterologi & Hepatologi.

Jakarta: EGC.

Mills, S., & Bone, K. (2000). PRINCIPLES AND PRACTICE OF Phytotherapy. British: CHURCHILL LIVINGSTONE.

RI, I. D. (1993). Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Departemen Kesehatan RI.c1993.

Rocha, D., Bonnlaender, B., Sievers, H., Pischel, I., & Heinrich, M. (2014, Mei 27). Hibiscus sabdariffa L. - A phytochemocal and pharmacological review. Hibiscus sabdariffa L. - A phytochemocal and pharmacological review, 7-8. Diambil kembali dari www.elsevier.com/locate/foodchem Sherlock, S. (1995). Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu. Widya Medika. Siahaan, R., & Rafika, V. (2011). Tugas Farmakologi Hibiscus Sabdariffa.

Dipetik 9 25, 2015, dari

http://xa.yimg.com/kq/groups/78262509/1620645964/name/Tugas+Farma kognosi+Hibiscus+sabdariffa+

Snell, R. S. (1997). Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran (5 ed.). Jakarta: Peneebit Buku Kedokteran EGC.

Sosrosumihardjo, R., Giantini, A., & Yusra. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (1 ed.). Jakarta: Jayabadi.

Sujono, T. A., Widiatmoko, Y. W., & Karuniawati, H. (2012). Jurnal Farmasi Indonesia. Efek Infusa Bunga Rosela (Hibiscus Sabdarifa) pada Serum Glutamate Piruvat Transaminase Tikus yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik, 65-69.


(15)

40

Sulaiman, H. A., & Sulaiman, A. S. (2007). Obat Herbal Pada Penyakit Hati. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (hal. 629). Jayabadi.

Susilowati, A. E. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Kerusakan Sel-Sel Hepar Mencit (Mus Musculus) Akibat Paparan Paracetamol. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Kerusakan Sel-Sel Hepar Mencit (Mus Musculus) Akibat Paparan Paracetamol, 1-4. Diambil kembali dari http://eprints.uns.ac.id/7903/1/135810908201012071.pdf

Vanessa, R. (2014). Pemanfaatan Minuman Serbuk Instan Kayu Manis Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih. Dipetik 11 5, 2015, dari e-journal.uajy.ac.id/5384/

Wibowo, D. S. (2013). Anatomi Fungsional Elementer & Penyakit yang Menyertainya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Zuhrotun Ulya, M. R. (2014, februari). Ekstrak Rosela Menurunkan Perlemakan dan Ekspresi ADMA Hepar akibat Diet Aterogenik pada. Ekstrak Rosela Menurunkan Perlemakan dan Ekspresi ADMA Hepar akibat Diet

Aterogenik pada, 6-9. Diambil kembali dari

http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/viewFile/416/379


(1)

2

Parameter laboratorium yang sering digunakan sebagai penanda apakah sel-sel hepar normal atau mengalami perlemakan hati adalah enzim SGPT dan Gamma GT. Enzim SGPT normal ada di dalam serum darah dalam jumlah rendah. Enzim SGPT lebih spesifik untuk penyakit hati dibanding SGOT. Enzim Gamma GT terletak di Retikulum Endoplasma dan di sel epitel empedu. Enzim Gamma GT meningkat pada semua jenis penyakit hati (Sosrosumihardjo, et al., 2007).

Ditinjau dari peningkatan kasus obesitas yang sangat berkorelasi dengan prevalensi terjadinya perlemakan hati, maka pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengetahui efek hepatoprotektif ekstrak etanol kelopak bunga rosela yang telah dipercaya secara empiris sebagai hepatoprotektor. Sebagai indikator maka peneliti akan memeriksa kadar enzim SGPT dan Gamma GT yang digunakan sebagai penanda terdapat kerusakan sel hati.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol kelopak bunga rosela berpengaruh terhadap kadar SGPT pada tikus jantan galur Wistar yang di induksi dengan pakan tinggi lemak.

Apakah ekstrak etanol kelopak bunga rosela berpengaruh terhadap kadar Gamma GT pada tikus jantan galur Wistar yang di induksi dengan pakan tinggi lemak.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui efek ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap kadar SGPT dan Gamma GT.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan akan fungsi ekstrak bunga rosela sebagai hepatoprotektor


(2)

3 1.4.2 Manfaat Praktis

Menginformasikan kepada masyarakat bahwa ekstrak bunga rosela dapat dipakai sebagai hepatoprotektor.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerusakan sel-sel hati bisa ditandai dengan adanya peningkatan kadar enzim hati, yaitu SGPT dan Gamma GT. Semakin tinggi kenaikan enzim hati tersebut maka bisa diartikan kerusakan sel hepar semakin besar.

Salah satu obat herbal yang dipercaya sebagai hepatoprotektor adalah kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.). Kandungan yang ada dalam kelopak bunga rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) adalah antosianin (51%) dan antioksidan lain (24%) mampu mengurangi kerusakan oksidatif DNA, meningkatkan cadangan glutation, dan meningkatkan ekspresi protein glutathione S-transferase P1 (hGSTP1) pada leukosit (Susilowati, 2009).

Aktivitas antioksidan dari ekstrak kelopak bunga rosela adalah mengangkut reactive oxygen dan radikal bebas, menginhibisi aktifitas xanthine oxidase, melindungi dari serangan tert-butyl hydroperoxide (t-BHP), melindungi sel dari lipid peroxidation, menginhibisi Cu²⁺ sebagai mediator dari oksidasi LDL. Sebagai hepatoprotektor, Hibiscus sabdariffa L. akan mengurangi kerusakan akibat stres oksidatif dan akan menurunkan kadar enzim SGPT,Gamma GT, dan alkaline phosphatase (ALP) pada percobaan hyperammonemia (Rocha, et al., 2014).

1.6 Hipotesis

Ekstrak etanol kelopak bunga rosela dosis 200, 400, 600 mg/KgBB mampu menurunkan kadar SGPT tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak.

Ekstrak etanol kelopak bunga rosela dosis 200, 400, 600 mg/KgBB mampu menurunkan kadar Gamma GT tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak.


(3)

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan :

 Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (EEKBR) dosis 200 mg/KgBB dapat menurunkan kadar enzim SGPT pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

 Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (EEKBR) dosis 400 mg/KgBB dapat menurunkan kadar enzim Gamma GT pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.

5.2 Saran :

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menyarankan hal-hal berikut ini, yaitu :

 Perlu diteliti lebih lanjut menggunakan induksi pakan tinggi lemak yang dilakukan lebih dari 50 hari.

 Perlu uji toksisitas dan LD50 pada hewan coba


(4)

38

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Q. (2012, februari 2). repository.unej.ac.id. Dipetik 10 9, 2015, dari

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4456/Skripsi.pdf? sequence=1

Ali, B., Mousa, H., & Blunden, G. (2003). The Effect of a Water Extract and Anthocyanins of Hibiscus Sabdariffa L on Paracetamol Induced Hepatotoxicity in Rats. Phytother Res, 56-59.

animal care and use committee. (t.thn.). Dipetik Oktober 1, 2015, dari http://web.jhu.edu/animalcare/procedures/rat.html

Daniel C. Adelman, M., Michael J. Aminoff, M. D., Robert B. Baron, M. M., & Thomas Bashore, M. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry (27 ed.). United States America: The McGraw-Hill Companies.

Dawn Sears, M. (2014, Desember 14). emedicine. Diambil kembali dari emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/175472-overview Drake, R. L., Vogi, W., & Mitchell, A. W. (2007). Gray's Anatomy for Student.

elsevier.

Erdman, J. (2015). Phytochemical. Dipetik October 15, 2015, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/anthocyanins.php Erdman, J. W. (2015). Phytochemicals. Dipetik Oktober 15, 2015, dari

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/flavonoids.php Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Metabolisme lemak. Dalam Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran (11 ed., hal. 903-906 ; 852-853). Jakarta: EGC. Hasan, I. (2006). Perlemakan Hati Non Alkoholik. Dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam (3rd ed., hal. 462). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam UI.

Hidayati, R., Moeljono, E., & Rianto, B. U. (2013). etd.ugm.ac.id. Diambil kembali dari etd.ugm:

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act= view&typ=html&file=295057.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013&potonga n=S2-2013-295057-chapter1.pdf


(5)

39

Husen, I. R., & Sastramihardja, H. S. (2012). Efek Hepatoprotektif Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Model Hepatitis. MKB, 44. Kahono, J. Y. (2010). Pengaruh Ekstrak Herba Menirah Terhadap Kadar

Trigliserida Darah Tikus Putih. Dipetik 10 2, 2015, dari http://www.eprints.uns.ac.id/7539/172331512201011271.pdf

L. Mescher, A. (2012). Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas (12 ed.). Jakarta: EGC.

Lesmana, L. A. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (1 ed.). Jakarta: Jayabadi. Longo, D. L., & Fauci, A. S. (2014). Harrison Gastroenterologi & Hepatologi.

Jakarta: EGC.

Mills, S., & Bone, K. (2000). PRINCIPLES AND PRACTICE OF Phytotherapy. British: CHURCHILL LIVINGSTONE.

RI, I. D. (1993). Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. Departemen Kesehatan RI.c1993.

Rocha, D., Bonnlaender, B., Sievers, H., Pischel, I., & Heinrich, M. (2014, Mei 27). Hibiscus sabdariffa L. - A phytochemocal and pharmacological review. Hibiscus sabdariffa L. - A phytochemocal and pharmacological review, 7-8. Diambil kembali dari www.elsevier.com/locate/foodchem Sherlock, S. (1995). Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu. Widya Medika. Siahaan, R., & Rafika, V. (2011). Tugas Farmakologi Hibiscus Sabdariffa.

Dipetik 9 25, 2015, dari

http://xa.yimg.com/kq/groups/78262509/1620645964/name/Tugas+Farma kognosi+Hibiscus+sabdariffa+

Snell, R. S. (1997). Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran (5 ed.). Jakarta: Peneebit Buku Kedokteran EGC.

Sosrosumihardjo, R., Giantini, A., & Yusra. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (1 ed.). Jakarta: Jayabadi.

Sujono, T. A., Widiatmoko, Y. W., & Karuniawati, H. (2012). Jurnal Farmasi Indonesia. Efek Infusa Bunga Rosela (Hibiscus Sabdarifa) pada Serum Glutamate Piruvat Transaminase Tikus yang Diinduksi Paracetamol Dosis Toksik, 65-69.


(6)

40

Sulaiman, H. A., & Sulaiman, A. S. (2007). Obat Herbal Pada Penyakit Hati. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati (hal. 629). Jayabadi.

Susilowati, A. E. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Kerusakan Sel-Sel Hepar Mencit (Mus Musculus) Akibat Paparan Paracetamol. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Kerusakan Sel-Sel Hepar Mencit (Mus Musculus) Akibat Paparan Paracetamol, 1-4. Diambil kembali dari http://eprints.uns.ac.id/7903/1/135810908201012071.pdf

Vanessa, R. (2014). Pemanfaatan Minuman Serbuk Instan Kayu Manis Untuk Menurunkan Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih. Dipetik 11 5, 2015, dari e-journal.uajy.ac.id/5384/

Wibowo, D. S. (2013). Anatomi Fungsional Elementer & Penyakit yang Menyertainya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Zuhrotun Ulya, M. R. (2014, februari). Ekstrak Rosela Menurunkan Perlemakan dan Ekspresi ADMA Hepar akibat Diet Aterogenik pada. Ekstrak Rosela Menurunkan Perlemakan dan Ekspresi ADMA Hepar akibat Diet

Aterogenik pada, 6-9. Diambil kembali dari

http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/viewFile/416/379


Dokumen yang terkait

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Sebagai Pewarna

84 349 74

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

0 3 17

Pengaruh pemberian ekstrak kelopak bunga rosela (hibiscus sabdariffa l) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan

1 6 80

Pengaruh Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Gambaran Histopatologis Perlemakan Hati pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

1 6 18

Pengaruh Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Galur Wistar yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 2 16

Efek Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 19

Pengaruh Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 18

Aktivitas Hepatoprotektor Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) pada Tikus yang Diinduksi CCI4 -

0 0 13