PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI – NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat ).

(1)

Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Noviyanto 1006006

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat)

Oleh

Noviyanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperole h gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pegetahuan Sosial

© Noviyanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM

(Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar., S.H., M.Pd. NIP 19530211 197803 1 002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed. NIP. 19410715 196703 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6


(5)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Mengenai Pondok Pesantren ... 8

1. Pengertian Pondok Pesantren ... 8

2. Sejarah Pondok Pesantren ... 11

3. Unsur-unsur Pondok Pesantren ... 13

4. Tujuan Pondok Pesantren... 18

5. Fungsi Pondok Pesantren ... 20

6. Pendekatan Pondok Pesantren ... 21

B. Tinjauan Mengenai Pembinaan ... 21

1. Pengertian Pembinaan ... 21

2. Ruang Lingkup Pembinaan ... 22

3. Model-Model Pembinaan ... 23

C. Tinjaun Mengenai Pembinaan Karakter ... 23

1. Pengertian Karakter ... 23

2. Bentuk-Bentuk Karakter ... 25

3. Pembinaan Karakter ... 32

4. Prinsip-Prinsip Pembinaan Karakter ... 34

5. Nilai-Nilai Pembinaan Karakter ... 36

6. Tujuan Pembinaan Karakter ... 37

7. Pembinaan Karakter di Pesantren ... 37


(6)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Nilai ... 41

2. Klasifikasi Nilai... 42

3. Kategorisasi Nilai ... 45

4. Nilai-Nilai Islam... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 49

1. Metode Penelitian ... 49

2. Pendekatan Penelitian... 49

B. Teknik Pengumpulan Data... 50

1. Observasi ... 50

2. Wawancara ... 51

3. Studi Dokumentasi ... 52

4. Catatan Lapangan ... 53

5. Studi Literatur ... 54

6. Tringulasi ... 54

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 57

1. Lokasi Penelitian... 57

2. Subjek Penelitian... 57


(7)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pondok Pesantren ... 58

2. Pembinaan Karakter... 58

E. Tahap- Tahap Penelitian... 59

1. Tahap PraPenelitian ... 59

2. Perizinan Penelitian ... 60

3. Pelaksanaan Penelitian... 60

4. Pengolahan dan Analisis data ... 61

5. Penyusunan Laporan ... 61

F. Validitas Data ... 61

1. Validitas Internal (Credibility) ... 62

2. Validitas Eksternal (Transferability) ... 62

3. Reabilitas (Dependability) ... 66

4. Obyektivitas (Confirmability)... 67

G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data... 67

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data ... 68

2. Penyajian Data ... 69

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data ... 69

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian... 71

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Daru Falah ... 71


(8)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 94

1. Unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah ... 94

2. Metode yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah dalam Pembinaan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam ... 100

3. Implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah ... 104

4. Hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai- nilai islam ... 108

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA... 118

LAMPIRAN ... 120


(9)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung

Barat).

Penelitian dilatarbelakangi oleh kondisi bangsa Indonesia saat ini yang sedang menghadapi ujian berat yang harus dihahadapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, kualitas karakter bangsa indonesia sendiri pada saat ini telah mengalami kemerosotan khususnya generasi muda bangsa indonesia yang banyak sekali mengalami kemerosotan, hal tersebut ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya etos kerja bangsa indonesia.Pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan yang mengutamakan pembinaan karakter kepada santrinya, dalam hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bangsa indonesia atas merosotnya kualitas/karakter bangsa indonesia. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yang berbasiskan nilai-nilai islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskrptif analitis, serta pendekatan peneliatannya adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah : (1) Unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah meliputi : nilai dasar (core value), yang dimaksud adalah nilai religius yang meliputi nilai aqidah, nilai ibadah, serta nilai akhlak. Nilai instrumental yang dimaksud adalah nilai karakter yang muncul dari perilaku santri itu sendiri yang dapat diarahkan ketika pelaksanaan pembinaan karakter. Nilai praksis yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yaitu :

Siddiq,Amanah,Tabligh, Fathonah. (2) Metode pembinaan karakter yang

dkembangkan Pondok Pesantren Darul Falah yaitu : Tahap pembiasaan , Tahap pengintegrasian, Tahap pengamalan. (3) Implementasi pembinaan karakter yang selama telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah meliputi : Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah, kegiaan Ekstrakulikuler, kegiatan keseharian di asrama Pondok Pesantren. (4) Hasil pelaksanaan pembinaan karakter yang selama dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah menghasilkan perubahan akhlak santri dilihat dari : kedisiplinan, kemandirian, kreativitas, religiusitas, serta peran santri di tengah masyarakat dalam pembinaan rohani.


(10)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE ROLE OF ISLAMIC BOARDING SCHOOL IN CHARACTER BUILDING BASED ON ISLAMIC VALUE

(A Descriptive Analytic Study of Darul Falah Islamic Boarding School)

This research is motivated by the Indonesian nation condition current is undergoing a severe test is undergoing by all national elements Indonesian, quality of character the Indonesian nation at the moment have experienced decline, especially in the young generation of the Indonesian nation. It is marked by rampant corrupt practices, conflict, rising crime, and declining work ethic Indonesian nation. Boarding school as the unit of religious education that prioritizes character building to his students, in this case contributes positively to character of the nation's declining quality of Indonesia. The purpose of this study was to determine character building developed at Darul Falah boarding school based on islamic value. The method used is this study is descriptive analytical method with a qualitative research. Data collection techniques performed by the interview, observation, documentation study, and the study of literature. The Results in this study are : (1) The elements of character values that was developed in Boarding School Darul Falah covering : the basic value question is religious value includes the value of aqidah, religious values, and moral values. Instrumental value question is the value of the characters that Appear from the behavior of students when the implementation of character building. The value praxis that was developed at Darul Falah Islamic Boarding School is : Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathonah. (2) Method of character building at Darul Falah Boarding Scool is habituation phase, the integration phase, the practice phase, (3) Implementation of character building that have been implemented in Boarding School Darul Falah include Teaching and Learning Activities in school, extracurricular activities, daily activities in the boarding school dormitory. (4) The results of the implementation of character building that have been implemented in Boarding School Darul Falah produces : discipline, self-reliance, creativity, religiosity, and the role of students in society in spiritual formation.

Keyword : The role of Islamic Boarding School, Character Building, Islamic Values.


(11)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sebuah peradaban dalam suatu bangsa akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya. Banyak pakar, filusuf, yang mengatakan bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang menjadi penyebab demoralisasi pada suatu bangsa.

Indonesia saat ini sedang menghadapi ujian berat yang harus dihahadapi oleh seluruh elemen bangsa Indonesia, kualitas karakter bangsa indonesia sendiri pada saat ini telah mengalami kemerosotan khususnya generasi muda bangsa indonesia yang banyak sekali mengalami kemerosotan dalam segala hal. Hal tersebut ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, dan menurunnya etos kerja bangsa indonesia.

Lickona (1992: 7) menyatakan bahwa ada 10 (sepuluh) tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti sebuah bangsa sedang mengalami kehancuran. Tanda-tanda tersebut adalah:

Meningkatkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan, meningkatnya perilaku merusak diri, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidak jujuran, dan rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

Jika dicermati ke-sepuluh tanda-tanda yang disebutkan oleh Lickona seperti diatas telah terjadi dan dialami bangsa Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa betapa pentingnya sebuah hubungan antara aspek moral (akhlak) dengan maju mundurnya sebuah bangsa.


(12)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya Sumber Daya Alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia-nya. Sebagaimana yang diungkapkan Ryan Bochlin (Megawangi, 2004: 98) meyatakan bahwa :

Our succes of failure at instlling in our students those virtues, which are the backbone of good character, will determine their destinies-and that our nation”.

Hal tersebut dapat menjadi sebuah indikator bahwa kesuksesan atau kegagalan kita dalam menamkan nilai-nilai moral yang merupakan tulang punggung karakter mulia pada anak didik kita, akan menentukan nasib mereka di masa depan dan tentunya kepada nasib bangsa kita.

Pendidikan Karakter kini semakin kuat terdengar resonansinya, stakeholder pendidikan semakin menyadari bahwa terjadinya demoralisasi yang dialami bangsa Indonesia menimbulkan dampak yang yang begitu besar pengaruhnya bagi kemajuan bangsa. Hal tersebut menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah solusi dalam memajukan kehidupan bangsa agar terhindar dan terlepas dari demoralisasi serta kemerosatan yang terjadi pada bangsa Indonesia.

Setiap satuan pendidikan tentunya memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan sistem pendidikannya, baik itu lembaga pendidikan islam seperti pondok pesantren, maupun lembaga pendididkan umum, tentunya pada intinya memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan Manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana telah dimanatkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemamapuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,


(13)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 3 UU RI No.20/2003)

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan adanya tujuan pendidikan nasional ada sebuah keinginan serta rencana yang luhur dalam mewujudkan Manusia Indonesia yang berilmu, berakhlak dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Agama Islam mengajarkan tentang bagaimana setiap manusia harus memiliki akhlak/karakter yang baik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad

SAW sebagai berikut : “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus ke muka bumi ini

untuk menyempurnakan akhlak”. Hal tersebut menegaskan betapa pentingnya

mengenai akhlak (moral) yang harus dimiliki setiap orang.

Pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan yang mengutamakan pembinaan akhlak/karakter kepada santrinya, hal ini memberikan kontribusi positif terhadap bangsa indonesia atas merosotnya kualitas karakter bangsa indonesia ditandai dengan maraknya praktek KKN, terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja bangsa indonesia. Tidak hanya itu pesantren sebagai satuan pendidikan keagamaan tidak hanya mencetak seorang yang ahli dalam ilmu agama saja, tetapi juga pesantren mencetak generasi muda yang memiliki intelektual yang tinggi dalam hal pengetahuan, namun juga mencetak seorang santri yang ber-akhlakul karimah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dhofier ( 1982:51) sebagai berikut :

Tujuan pendidikan pesantren adalah tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan pengetahuan semata,tetapi untuk meninggikan moral,melatih dan mempertinggi semangat menghargai nilai-nilai spiritual dan kemampuan kemanusiaan,mengajarkan sikap dan tingkah laku jujur bermoral,dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih.


(14)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan banyak memberikan sumbangan terhadap bangsa indonesia serta memberikan nilai positif dalam pembentukan Manusia Indonesia yang Bernitelektual serta religius. Dengan demikian Pondok Pesantren selain mencetak generasi muda yang berintelektual, juga mencetak Manusia Indonesia yang religius. Sebagai sebuah satuan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk santri yang berintelektual serta berakhlakul karimah, pondok pesantren juga berperan penting di masyarakat, membimbing masyarakat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab.Bandung Barat yang tidak hanya mengembangkan pendidikan keagamaan semata, namun juga mengkombinasikan dengan berbagai keilmuan umum dalam sistem pendidikannya, serta ditambah dengan pembinaan karakter terhadap santrinya yang merupakan sebuah nilai tambah bagi Pondok Pesantren Darul Falah.

Hal ini senada dengan tujuan dari pondok pesantren, yang tercantum dalam Peraturan Pemeerintah Republik Indonesia Nomor 55 Pasal 26 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, yang meyatakan:

Pesantren menyelenggarakan pendidikan dengan tujuan menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada allah SWT, akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk mengembangkan kemampuan, penegetahuan, dan

keterampilan peserta didik untuk mengembangkan

kemampuan,pengetahuan, dan keterampilan, peserta didik untuk menjadi ahli ilmu agama islam (mutaffaqih fiddin) dan atau menjadi muslim yang memiliki keterampilan atau keahlian untuk membangun kehidupan yang islami di masyarakat. (Pasal 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55/PP/2007)

Hal tersebut menunjukan bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan islam menjadi salah satu lembaga pendidikan yang berjasa


(15)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta membantu mengembangkan Manusia Indonesia yang berkarakter dan ber-akhlakul karimah.

Lebih lanjut untuk mempertegas dari tujuan pondok pesantren sendiri, Mastuhu (1994: 55) menyatakan bahwa:

Tujuan Pondok Pondok Pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, atau berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetap rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi muhammad (mengikutI sunnah Nabi, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan islam dan kejayaan ummat-ummat islam di tengah masyarakat (izzul islam wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.

Dengan demikian bahwa tujuan pondok pesantren memiliki tujuan yang mulia dalam sistem pendidikan pesantrennya, tidak semata-mata bertujuan menghasikan Manusia Indonesia yang religius semata, namun pondok pesantren mampu menghasikan manusia-manusia Indonesia yang cerdas, berilmu, berkarakter dan ber-akhlakul karimah, serta bermanfaat bagi bangsa. Satuan Pendididkan Keagamaan sepeerti pondok pesantren berjasa dalam memelihara semangat, tradisi, meningkatkan pengetahuan dan teknologi serta pembinaan karakter bagi bangsa Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM (Studi Deskriptif Analitis Dalam Pembinaan Akhlakul Karimah di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat).


(16)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah yaitu : Bagaimana peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam melakukan pembinaan karakter terhadap santri. Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Unsur-unsur nilai karakter apa saja yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah?

2. Bagaimana metode yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam?

3. Bagaimana implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah?

4. Bagaimana hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai- nilai islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah yang berbasisikan nilai-nilai islam.


(17)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Darul Falah.

b. Untuk mengetahui metode yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

c. Untuk mengetahui implementasi pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang dikembangkan di lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah.

d. Untuk mengetahui hasil perkembangan yang telah dicapai Pondok Pesantren Darul Falah dalam pelaksanaan pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

D. Kegunaan / Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menggali, mengkaji mengenai peran Pondok Pesantren Darul Falah dalam pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, dengan melakukan ini dapat memperluas khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dalam konteks pembinaan karakter di pondok pesantren. b. Bagi peneliti lain, dengan melakukan penelitian ini dapat menimbulkan

ketertarikan bagi peneliti lain sehingga peneliti dapat melakukan penelitian lebih mendalam khususnya dalam konteks pembinaan karakter di pondok pesantren.


(18)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi objek yang diteliti, bagi objek yang diteliti yaitu Pondok Pesantren Darul Falah menjadi bahan evaluasi sehingga kedepannya mampu melakukan pembinaan karakter terhadap santrinya menjadi lebih baik lagi.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini terdiri atas lima bab, yang secara garis besar bisa dilihat dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Mengenai Pondok Pesantren B. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan

C. Tinjauan Umum Mengenai Pembinaan Karakter D. Tinjauan Umum Mengenai Nilai – Nilai Islam BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data

C. Lokasi dan Subjek Penelitian D. Definisi Operasional


(19)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tahap Penelitian

F. Validitas Data

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian

C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan


(20)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari metode serta pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian, untuk membantu keberhasilan suatu penelitian serta memperjelas langkah-langkah maupun arah dari penelitian, diperlukan metode yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan yang berhubungan dengan kondisi masa kini. Hal ini senada dengan yang diungkapkan (Sukardi, 2004: 57) yang menyatakan

bahwa : “Metode deskriptfif analitis berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya”.

Dengan menggunakan deskriptif analitis peneliti bermaksud menggambarkan serta menginterpretasikan proses pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan (Moleong, 2012: 6) yang menyatakan bahwa :


(21)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Hal senada juga ditegaskan oleh Creswell (Satori dan Komariah, 2012: 24) menegaskan bahwa :

Penelitian kualitatif adalah suatu poses inquiry tentag permasalahan berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusianya. Peneliti membangun suau kompleks, pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif didasarkan pada permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Peneliti ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana gambaran pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam yang diterapkan di Pondok Pesantren Darul Falah Cililin Kab. Bandung Barat, dimana Pondok Pesantren Pesantren Darul Falah sendiri menggunakan pendekatan holistik dalam sistem pendidikannya. Sehingga peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam pendekatan kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan data

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Disamping melakukan secara mendalam dalam teknik pengumpulan data dalam penelitian juga melakukan observasi, dimana observasi merupakan pengamatan atau peninjauan secara cermat. (Nasution, 2003: 56) meyatakan


(22)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa : “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuwan haya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta menegnai dunia kenyataan yang

diperoleh melaui observasi”.

Dengan cara inilah peneliti mengamati secara langsung bagaimana proses pembinaan karakter yang dilakukan Pondok Pesantren Darul Falah terhadap santri, sehingga pengalaman secara langsung yang dialami merupakan alat yang ampuh untuk menguji suatu kebenaran dalam penelitian ini. Tidak keliru kalau

timbul banyak ungkapan bahwa “pengalaman merupakan guru yang terbaik”.

Melalui teknik observasi juga diharapkan peneliti dapat memperoleh data yang lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Sebagaimana yang diungkapkan Patton (Nasution, 2003: 59) yang mengutarakan manfaat dari teknik observasi itu sendiri yaitu :

a. Pertama, dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Kedua, Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan

pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi, oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau dicovery.

c. Ketiga, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan

itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan

terungkapkan dalam wawancara.

d. Keempat, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Kelima, Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yag lebih komprehensif. f. Keenam, dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan

pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesa-kean pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Berdasarkan manfaat observasi seperti diatas diharapkan melalui pengamatan serta peninjauan secara langsung merupakan pengalaman yang


(23)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nantinya dapat menunjang dalam penelitian pembinaan karakter ini, serta peneliti memliki kesempatan mengumpulkan data yang banyak, yang mampu dijadikan dasar untuk memperoleh data yang faktual, terinci dan cermat.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi pewawancara dengan terwawancara dengan maksud menghimpun

informasi. Esterberg (Sugiyono, 2013: 74) menyatakan bahwa : „Wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟.

Maksud dan tujuan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah dengan maksud memperoleh informasi dari informan secara mendalam mengenai pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam di Pondok Pesantren Darul Falah.

Sebagaimana yang diutarakan (Nasution, 2003: 73) yang menyatakan

bahwa : “Tujuan wawancara adalah untuk mengentahui apa yang terkandung

dalam pikiran dan hati orang lain”. Lincoln dan Guba (Moleong, 2013: 186) menegaskan bahwa maksud wawancara adalah antara lain :

Mengkostruksi menangani orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merokonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulayan sebagai yang yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas kkonstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.


(24)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal tersebut teknik pengumpulan data melaui wawancara dalam penelitian ini menitik beratkan subjek penelitian sebagai sumber utama dalam penelitian ini yaitu : Kyai sebagai Pimpinan Pondok Pesantren, Kepala Sekolah/Madrasah, Staff Pengajar, Pembina Ekstrakulikuler, Pengasuh Pesantren, Para Santri, serta masyarakat sekitar, dimana akan dialakukan wawancara secara mendalam mengenai proses pembinaan karakter itu sendiri.

3. Studi Dokumentasi

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif tidak hanya menggunakan menggunakan teknik wawancara dan observasi semata, tetapi juga studi dokumentasi sebagai pelengkap demi tercapainya penelitian yang faktual, cermat. Dengan teknik dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh data, informasi bukan dari narasumber, tetapi memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh (Nasution, 2003: 85) yang meyatakan bahwa :

Data yang diperoleh dalam penelitian naturalistik (kualitatif) kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resourches, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non-human resourches, diantara nya dokumen, foto, dan bahan statistik.

Hal tersebut juga dipertegas oleh (Satori dan Komariah, 2012: 149) mempertegas : Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yang mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian kejadian.

Berdasarkan hal tersebut dengan melakukan studi dokumentasi, hasil wawancara dan juga observasi akan lebih kredibel bila didukung dengan oleh dokumen, foto, sebagai bukti otentik dalam penelitian pembinaan karakter berbasis nilai-nilai di Pondok Pesantren Darul Falah ini.


(25)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Catatan Lapangan (Field Note)

Dalam penelitian kualitatif juga dikenal dengan istilah catatan lapangan (field note), Ketika berada di lapangan tentunya peneliti tentu tidak hanya melakukan wawancara, observasi dalam penelitiannya, namun juga membuat sebuah catatan lapangan. (Satori dan Komariah, 2012: 176) menjelaskan :

“Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap

data dalam penelitian kualitatif”.

Berdasarkan hal tersebut peneliti membuat catatan lapangan singkat pengamatan tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian berlangsung, sebelum dirubah kedalam catatan yang lebih lengkap. Menulis sebuah catatan lapangan ketika peneliti terjun ke lapangan bertujuan agar untuk mencatat segala sesuatu baik itu wawancara, observasi secara rinci.

Sebagaimana yang diutarakan (Moleong, 2013: 209) yang mengutarakan bagaimana pentingnya sebuah field note ketika peneliti terjun ke lapangan melakukan pengamatan :

Penemuaan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal dari ingatan. Pengajuan hipoesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data, semuanya harus didasarkan atas data yang terdapat dalam catatan lapangan. Disinilah letak pentingnya catatan lapangan itu. Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

“jantungnya” adlaah catatan lapangan.

5. Studi Literatur

Dalam tahapan selanjutnya peneliti melakukan kajian studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh peneliti lain khususnya dalam kajian pendidikan karakter di pesantren. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah


(26)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan diteliti serta mendapatkan sedikit gambaran dalam penelitian ini. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan dengan penelitian yang membahas bagaimana sebuah peranan pondok pesantren dalam menerapkan pembinaan karakter terhadap santri (peserta didik) berbasis nilai-nilai islam.

6. Triangulasi

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif juga bisa dilakukan dengan triangulasi, (Sugiyono, 2013: 83) menyatakan bahwa : “Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data melalui “triangulasi” sebenarnya peneliti juga

sekaligus menguji kredibilitas data, karena mengecek kredibiltas data dengan berbagai teknik pengumpulan dan berbagai sumber data. Hal tersebut senada

dengan (Moleong, 2012: 330) yang menyatakan bahwa : “Triangulasi adalah

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Dalam triangulasi terdapat 4 (empat) macam teknik pemeriksaan yang antara lain memanfaatkan penggunaan sumber, teknik, penyidik, dan teori. Sebagaimana yang diungkapkan Denzin (Moleong, 2012: 330) : “membedakan 4 (empat) macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori”.

Dalam pengumpulan data melalui triangulasi ini penulis mecoba melakukan 2 (dua) teknik triangulasi ketika nanti terjun ke lapangan, yaitu


(27)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakuakn teknik “triangulasi teknik”, serta juga melakukan teknik “triangulasi sumber”.

Yang pertama, adalah penulis mencoba melakukan teknik triangulasi teknik (Moleong, 2012: 83): “Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari data

yang sama”.

Berangkat dari pernyataan Moleong seperti diatas, penulis mencoba menggunakan 3 teknik pengumpulan data secara serempak yaitu : wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi dokumentasi, pada waktu yang bersamaan dengan sumber data data yang sama, dalam teknik ini penulis mengambil salah satu sumber data sebagai informan yaitu kyai. Hal tersebut penulis gambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Triangulasi Teknik

dalam

Sumber Diadopsi peneliti (Sugiyono, 2013: 84)

Berdasarkan bagan seperti di atas penulis memperoleh dengan triangulasi teknik, dimana penulis menggunakan 3 macam teknik (wawancara, obseravasi, dokumentasi) ditujukan kepada satu sumber data (kyai) secara serempak. Yang kedua, adalah penulis mencoba melakukan teknik triangulasi sumber (Moleong, 2012: 83) : “Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

WAWANCARA MENDALAM

OBSERVASI

PARTISIPATIF KYAI


(28)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualtatif”.

Berangkat dari pernyataan Moleong seperti diatas, penulis mencoba menggunakan 1 (satu) macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara ditujukan kepada 3 (tiga) sumber data yang

berbeda. Hal tersebut penulis gambarkan dalam bagan sebagai berikut : Bagan 3.2

Triangulasi Sumber

Sumber : Diolah oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 84)

Berdasarkan bagan seperti di atas penulis menggambarkan menggunakan teknik triangulasi sumber, dimana triangulasi sumber menggunakan satu macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara ditujukan kepada 3 (tiga) sumber yang berbeda yaitu : kyai, santri, staf pengajar.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

WAWANCARA MENDALAM

KYAI

SANTRI

STAF PENG AJAR


(29)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di Pondok Pesantren Darul Falah yang beralamat di Jl.Raya Cihampelas No.45 Kabupaten Bandung Barat. Alasan pemilihan sekolah ini, karena Pondok Pesantren Darul Falah merupakan salah satu Pondok Pesantren modern di Jawa Barat dan juga melihat program-program yang dilaksakan di Pondok Pesantren Darul Falah khususnya dalam pembinaan karakter terhadap santri, serta peneliti menemukan suatu kondisi dimana para santri Pondok Pesantren Darul Falah memiliki perilaku serta akhlak yang mencerminkan orang yang berkarakter tercermin dari perilaku serta perliku mereka di asrama Pondok Pesantren.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah

b. Mudir Madrasah ( Kepala Sekolah) Pondok Pesantren Darul Falah

c. Seorang ustadz dan seorang orang ustadzah (pengajar) di Pondok Pesantren Darul Falah

d. Bagian pengasuhan santri yang berjumlah dua 2 (dua) orang dari pengasuhan santri putra dan pengasuhan santri putri di Pondok Pesantren Darul Falah e. Santriwan dan santriwati yang berjumlah 8 (delapan) orang yang menjadi

perwakilan di Pondok Pesantren Darul Falah

f. Masyarakat sekitar di lingkungan masyarakat Pondok Pesantren Darul Falah yang berjumlah 3 (tiga) orang.

g. Pembina Ekstrakulikuler


(30)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dilakukan dalam upaya melakukan perbandingan antara informan satu dengan dengan informan yang lainnya, demi tercapainya data yang faktual, disamping dengan dokumen serta catatan lapangan yang diamati oleh peneliti.

D. Definisi Operasional 1. Pondok Pesantren

Pengertian pondok pesantren menurut (Mastuhu, 1994: 3) menyatakan

bahwa : “Pondok Pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian, atau disebut juga tafaqquh fiddin, dengan menekankan pentingnya moral hidup dalam bermasyarakat”.

Sejalan dengan Mastuhu, (Prasojo, 1974: 131) juga ikut memformulasikan pengertian dari pondok pesantren, 58bahwa:

Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama, umumnya bersifat tradisional dan merupakan lembaga yang terletak di pedesaan, tetapi di sampig itu dikenal pula sebagai lembaga sosial yang berpengaruh, yang mewakili sub–culture yang tersendiri di lingkungan masyarakat indonesia.

Berdasarkan hal tersebut jadi Pondok Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan islam, yang merupakan khas indonesia dikarenakan pondok pesantren merupakan warisan luhur dari budaya bangsa, serta pondok pesantren merupakan lembaga yang mampu menanamkan nilai-nilai dan sikap-sikap keagamaan, tetapi lebih jauh dimaksudkan pula untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di pondok pesantren dan seharusnya tidak selalu mempelajari pelajaran agama tetapi juga harus mengajarkan disiplin ilmu umum.


(31)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengertian pembinaan karakter memiliki urgensi yang sangat luas dan bersifat multidimensional. Sangat luas karena terkait dengan pengembangan multiaspek potensi-potensi keunggulan bangsa dan bersifat multidimensional karena mencakup dimensi-dimensi kebangsaan. Sebagaimana yang diungkapkan (Budimasyah, 2010: 67) menyatakan bahwa :

Karakter itu dapat dikembangkan secara cepat dan segera (instant), tetapi harus melewati suatu proses yang panjang, cermat, dan sistemik. Berdasarkan perspektif yang berkmbang dalam sejarah pemikiran manusia, pendidikan karakter harus dilakukan berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak sejak usia dini hingga dewasa.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan (habit), sehingga sifat anak sudah terukir sejak kecil, sehingga menghasilkan sikap perilaku yang stabil sebagai hasil proses konsolidasi secara progressif, dinamis, serta terintegrasi dalam pernyataan dan juga tindakan.

Menurut Syaltut (Muthahari: 82) nilai-nilai islam dijabarkan ke dalam tiga

aspek utama, yaitu akidah : „syariah, dan akhlak. Dibidang akidah, nilai ini ditadai

dengan dengan pemahaman tentang ajaran-ajaran tauhid‟. Dalam bidang syariah ditandai dengan pemahaman dan pengalaman ajaran hukum syarak, dan dalam akhlak ditandai dengan perilaku keseharian orang yang bersangkutan di tengah komunitas secara luas.

Berdasarkan ketiga Nilai Islam tersebut yang terdiri dari nilai : nilai akidah, nilai ibadah, serta nilai ibadah ketiganya merupakan nilai yang bersifat mutlak, statis (final), berbeda dengan nilai nilai yang bersumber dari manusia yang bersifat dinamis.

E. Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian


(32)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap pra penelitian, penulis menjabarkan berbagai aktivitas yang telah dilakukan seperti berikut ini :

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti serta kajian teori menegani peran pondok pesantren darul terhadap pembinaan karakter berbasis nilai-nilai islam.

b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian c. Menentukan judul dan lokasi penelitian d. Menyusun proposal penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh :

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, penulis meminta izin penelitian Pimpinan Pondok Pesantren serta bagian pengasuhan pondok psesantren untuk meminta perizinan penelitian yang bertempat di Pondok Pesantren Darul Falah.


(33)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah- langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut : a. Menghubungi pimpinan pondok pesantren (kyai), mudir madrasah (kepala

sekolah), ustadz dan ustadzah (pengajar), bagian pengasuhan, perwakilan dari santri dan santriwati, serta perwakilan masyarakat untuk membuat janji melakukan wawancara.

b. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan lapangan (field note) yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di Pondok Pesantren Darul Falah.

d. Melakukan observasi yaitu pengamatan dan peninjauan mengenai segala aktifitas santri Pondok Pesantren Darul selama 24 jam, baik itu kegiatan yang merupakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maupun kegiatan diluar KBM, Seperti pengajian kitab kuning, extrakulikuler, serta segala aktifitas santri yang berhubungan pembinaan karakter di Pondok Pesantren Darul Falah.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam tahap ini, data yang diperoleh melalui penelitian, diolah Ksesuai susunan kebutuhan peneliti dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu, dilakukan analisis data untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus masalah.

5. Penyusunan Laporan

Dalam tahapan ini peneliti menggabungkan seluruh bagian/bab penelitian yang telah ditulis peneliti, untuk dipertanggungjawabkan peneliti dalam sebuah sidang ujian skripsi.


(34)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Validitas Data

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pengujian validitas data. Menurut Sugiyono (2013: 117) bahwa:

“validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Jadi, pada intinya validitas berguna agar suatu deskripsi atau kesimpulan itu benar adanya mengingat penelitian kualitatif sering sekali diragukan terutama dalam hal keabsahan datanya (validitas data), oleh sebab itu dibutuhkan cara untuk dapat memenuhi kriteria kredibilitas data.

Sugiyono (2013: 121) menjelaskan bahwa “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), depanbility (realibilitas), dan confirmability (obyektivitas)”.

Bagan 3. 3

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif.

Hal tersebut digambarkan dalam gambar sebgai berikut :

Uji keabsahan data

Uji

transferability Uji kredibilitas data


(35)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 121)

1. Validitas Internal (Credibility)

Menurut Sugiyono (2013 : 121) bahwa: “uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi data, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, dalam penelitian ini cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memperpanjang masa observasi

Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan masa observasi peneliti di lapangan, akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama di lapangan, peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian. Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan menggunakan waktu yang seefisien mungkin. Misalnya pertemuan hanya berupa percakapan informal, hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih memahami kondisi sumber data.

Uji

confirmability Uji


(36)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, serta peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda, atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dikumpulkan. Sugiyono (2013: 125) mengemukakan bahwa: “Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.”

Adapun triangulasi dalam penelitian ini mencakup triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan oleh kyai, pengasuh santri, staf pengajar, santri, serta masayararakat sekitar Pondok Pesantren Darul Falah. Triangulasi tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:


(37)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.5 Triangulasi sumber data

Kyai Staf Pengajar

Santri

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)

2) Triangulasi teknik

Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun triangulasi teknik dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gamabar 3.5

Triangulasi teknik pengumpulan data

Wawancara Observasi

Studi Dokumentasi

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)


(38)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi waktu dilakukan untuk mengecek data dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

Gambar 3.6

Triangulasi waktu pengumpulan data

Siang Sore

Pagi

Sumber: Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 126)

d. Menggunakan referensi yang cukup

Referensi yang dimaksud di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan sebagainya yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.

e. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) meyatakan bahwa : “member check adalah

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.” Seperti

halnya pemeriksaan daya yang lain, member check juga dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Member check dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara, dalam hal ini transkripsi dan tafsiran data hasil penelitian yang telah


(39)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disusun oleh peneliti kemudian diperlihatkan kembali kepada para responden untuk mendapatkan konfirmasi bahwa transkripsi itu sesuai dengan pandangan mereka. Responden melakukan koreksi, mengubah atau bahkan menambahkan informasi.

Proses member check tersebut dapat menghindari salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu diwawancara, menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu diobservasi dan dapat mengkonfirmasi perspektif responden terhadap suatu proses yang sedang berlangsung.

2. Validitas Eksternal (Transferability)

Sugiyono (2013:130) menjelaskan bahwa: “Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana

sampel tersebut diambil”. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Reabilitas (Dependability)

Mengenai realibilitas, Sugiyono (2008:368) menjelaskan bahwa:

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian


(40)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif, uji dependability dilakukan dengan mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependability.

Berkaitan uji dependability, penulis bekerjasama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukkan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggung jawabkan seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukkan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukkan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

4. Obyektivitas (Confirmability)

Sugiyono (2008:368) menjelaskan bahwa: “Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut juga dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang”. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan mengevaluasi apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya peneliti mulai melakukan pengelolaan data dan analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi litelatur. Sedangkan analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan


(41)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu permasalahan yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2013: 89) mengatakan bahwa :

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pengelolaan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan dengan kajian penelitian.

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan di fokuskan pada hal-hal yang penting.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.7

Komponen dalam analisis data (interactive model)

Data collection

Data reduction

Conclusions:drawing/ verifyng

Data display


(42)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Diadopsi oleh peneliti (Sugiyono, 2013: 92)

Dengan mengacu pendapat di atas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penyeleksian dan Pengelompokan Data

Data yang sudah terkumpul lalu diseleksi kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat.

Untuk memperjelas data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada kyai, kepala sekolah, staf pengajar, bagian pengasuhan, santri, serta masyarakat sekitar Pondok Pesantren Darul. Dengan kata lain, reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang dapat diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau display data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain,


(1)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari perilaku santri itu sendiri yang dapat diarahkan ketika pelaksanaan pembinaan karakter. Sedangkan nilai nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar da nilai instrumental yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Falah yaitu (1) Siddiq (honest, jujur) yang mencakup perilaku berkata benar, taat asas, menepati janji, mandiri, penuh syukur, dan taat beribadah, (2) Amanah (trustable, dipercaya) yang mencakup perilaku bertanggung jawab, disiplin, rendah hati, ikhlas, adil, dermawan, dan kasih sayang. (3) Tabligh (reliable, komunikatif) yang mencakup percaya diri, menghargai waktu dan pendapat orang lain, lapng dada, kepedulian, kerja sama, saling menghormati, toleransi, berani ambil resiko, senang silaturahmi. (4) Fathonah (smart, cerdas) yang mencakup perilaku keberanian, menaati peraturan, bekerja keras, kreatif, inovatif.

b. Metode yang dikembangkan dalam pembinaan karakter dapat disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Darul Falah melakukan metodenya tersebut melaui beberapa tahapan yaitu (1) Tahap pembiasaan (habituasi) kegiatan keseharian santri secara menyeluruh yang merupakan internalisasi perilaku serta karakter santri selama menjalankan rutinitas di pesantren, (2) Tahap pengintegrasian, pengintegrasian yang dimaksud disini adalah Pondok Pesantren Darul Falah mengintegrasikan nilai-nilai karater kedalam sedalam setiap mata pelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dikelas seuai dengan nilai-nilai serta prinsip-prinsip yag telah dirumuskan oleh pemerintah, kemudian juga diperkuat dan dikombinasikan dengan budaya kepesantrenan (school culture),juga pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam seluruh kegiatan esktrakulikuler yang ada. (3) Tahap pengamalan, pengamalan yang dimaksud disini adalah pengamalan nilai-nilai karakter santri dalam kehidupan serta kegiatan santri selama berada di asrama pondok pesantren, pengamlan tersebut dikondisikan agar lingkungan pondok pesantren terbiasa membangun kegiatan


(2)

115

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseharian yang mencerminkan suatu perwujudan dari nilai-nilai karakter yang ditanamkan.

c. Implementasi pembinaan karakter yang selama telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Falah meliputi beberapa tahapan yang satu sama saling mendukung dan saling berkaitan satu diantara lain, yaitu tahapan pembinaan karakter tersebut meliputi diimplementasikan ke dalam kegiatan sehari-hari santri selama berada di pondok pesantren yang meliputi : (1) Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah, (2) Kegiaan Ekstrakulikuler (3) Kegiatan keseharian di asrama Pondok Pesantren.

d. Hasil dari pembinaan karakter yang selama ini dilakukan Pondok Pesantren Darul Falah, yang menjadi tolak ukur/indikator keberhasilan pembinaan karakter dapat dilihat produk atau sosok santri itu sendiri setelah menjalani pembinaan karakter selama berada di pondok pesantren. Berdasarkan pelaksanaan pembinaan karakter tersebut, maka muncul karakter santri yang merupakan buah dari hasil pembinaan karakter yang selama ini dilaksanakan. Nilai-nilai karakter santri Pondok Pesantren Darul Falah yang dihasilkan itu sendiri meliputi : perubahan akhlak santri kedisiplinan dilihat dari, kemandirian, kreativitas, religiusitas, santri banyak berperan di masyarakat.

B.Saran

a. Untuk Pemerintah

1) Pemerintah memiliki peran yang cukup penting dalam implementasi pendidikan karakter di seluruh satuan pendidikan di Indonesia, implementasi pendidikan karakter tersebut harus dilaksanakan secara berkelanjutan guna mengahsilkan karakter siswa yang berkarakter sesuai cita-cita luhur bangsa Indonesia yatu menghasilkan manusia Indonesia yang berilmu, berkarakter, dan bertakwa kepada Tuhan YME.


(3)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Pemerintah sebagai aktor yang paling pertama dalam pelaksanaan pendidikan karakter ini, seharusnya dalam memberikan pedoman pelaksanaan pendidikan karakter di satuan harus secara merata dan pasti pedoman tersebut sudah dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh satuan pendidikan yang berada di Indonesia, karena tidak semua satuan pendidikan paham serta melaksanakan program pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah di setiap jenjangnya.

3) Pemerintah hendaknya mengadakan pelatihan/diklat bagi para guru secara rutin dalam pelaksanaan pendidikan karakter tersebut, hal tersebut menjadi penting melihat posisi guru dalam pendidikan karakter di sebuah satuan pendidikan sebagai rule model, sebagai panutan setiap dalam pelaksaan pendidikan karakter.

4) Pemerintah lebih memanfaatkan, mendayagunakan, serta memperhatikan lagi sebuah satuan pendidikan semisal pondok pesantren, karena pondok pesantren dinilai sebagai sataun pendidikan yang paling efektif dalam pendidikan karakter, karena sistem pendidikan di pondok bersifat holistik atau bersifat menyeluruh.

b. Untuk Pondok Pesantren Darul Falah

1) Pembinaan karakter yang selama ini dilakukan oleh Pihak Pondok Pondok Pesantren Darul harus secara continue dikakukan dengan dengan melakukan berbagai pengembangan, inovasi, serta evaluasi dalam pembinaan karakternya, karena pembinaan karakter merupakan sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process).

2) Pondok Pesantren Darul Falah harus lebih mengoptimalkan lagi peran masyarakat yang berada disekitar lingkungan Pondok Pesantren Darul, karena


(4)

117

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran masyarkat merupakan salah satu bagian dari pembinaan karakter, masyarakat dapat dijadikan sebuah sebuah objek pembiasaan pembinaan karakter yang selama dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut masyarakat di sekitar lingkungan Pondok Pesantren Darul Falah lebih ditingkatkan lagi keterlibataan serta kepedualinnya dalam program pembinaan karakter terhadap santri.

c. Untuk Peneliti lainnya

Untuk peneliti lainnnya diharapkan dengan adanaya penelitian Peran Pondok Pesantren dalam Pembinaan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam ini dapat mengkaji lebih dalam lagi pembinaan karakter di sebuah pondok pesantren, karena mengingat begitu banyaknya potensi-potensi dari sebuah pondok pesantren yang nantinya bakal menghasilkan sosok atau seorang santri yang berkarakter sesuai dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu mengahsilkan manusia Indonesia yang berilmu, berkarakter, dan bertakwa kepada Tuhan YME.

d. Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Untuk Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dengan adanya penelitian Peran Pondok Pesantren Dalam Pembinaan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Islam ini dapat memberikan sebuah tambahan karya ilmiah yang ada di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.


(5)

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persaka.

Aly,A. (2011). Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.

Barnawi dan Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jakarta : Arr-ruz

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.

Dhofier, Z. (1990). Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta : LP3ES.

Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarmita, 1987)

Komariah, Satori. (2012) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Khan, Y. (2010) Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Pelangi Publishing:

Yogyakarta.

Lickona, T. (1992). Educating For Character : How Our School Can Teach Respect and Responsibility . New York-Toronto-London-Sidney-Auckland: Bantam Books

Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta : INIS Musfah, J. (2012) Pendidikan Holistik. Jakarta : Kencana

Mulyana, R. (2011) Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter : Solusi Yang Tepat Dalam


(6)

119

Noviyanto, 2014

Peran pondok pesantren dalam pembinaan karakter berbasis nilai – nilai islam

(studi deskriptif analitis dalam pembinaan akhlakul karim ah di pondok pesantren darul falah

cililin kab. Bandung barat )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Tarsito Prasojo, S. (1974). Profil Pesantren. Jakarta : LP3ES

Satori, A. dan Komariah, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sekretariat Menteri Muda Urusan Pemuda Departmen Pendidikan dan Kebudayaaan. (1978). Pola Dasar Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda. Jakarta.

Sumantri, E. (1986). Buku Materi pokok Pembinaan Generasi Muda. Jakarta : Universitas Terbuka

Sugiyono, (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sumber Ketetapan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55/PP/2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber Internet

berita.upi.edu/2011/.../peran-nilai-pesantren-dalam-pendidikan-karakter

http://ariefsugianto503.blogspot.com/2011/01/pondok-pesantren-sejerah-kemunculan.html) jam 21.05