ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI, ~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG.

(1)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI,

~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Penelitian Deskriptif terhadap Mahasiswa Semester VII JPBJ

FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

Anindya Nurhandini 0906079

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Analisis Kesalahan Penggunaan

Setsubigo ~nikui, ~zurai,

dan

~gatai

dalam Kalimat Bahasa Jepang

(Penelitian Deskriptif terhadap

Mahasiswa Semester VII JPBJ FPBS

UPI Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Anindya Nurhandini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Anindya Nurhandini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “Analisis Kesalahan Penggunaan Setsubigo ~nikui, ~zurai,

dan ~gatai dalam Kalimat Bahasa Jepang (Penelitian Deskriptif terhadap Mahasiswa Semester VII JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014)”

Nama : Anindya Nurhandini

NIM : 0906079

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs.H.Sudjianto, M.Hum. NIP. 195906051985031004

Pembimbing II

Dra.Melia Dewi Judiasri, M.Hum. NIP. 196105061987032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum. NIP. 196011081986012001


(4)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI, ~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Penelitian Deskriptif terhadap Mahasiswa Semester VII JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Anindya Nurhandini NIM : 0906079 ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang analisis kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai dan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai yang dilakukan oleh mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis survey. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa tes objektif dan tes subjektif serta angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah one shoot model, dimana pengambilan data dilakukan satu kali dalam satu waktu. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI yang berjumlah 45 orang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 35,24%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 44,45%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 13,33% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.

Kesalahan penggunaan setsubigo ~zurai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 62,22%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 73,87%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 40% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 31,11%.

Kesalahan setsubigo ~gatai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 59,05%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 51,85%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 24,44% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai adalah kurang memahami pembentukan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai, tidak memahami perbedaan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai, tidak memahami sumber kesulitan yang terdapat dalam konteks kalimat.


(5)

THE ERROR ANALYSIS OF SETSUBIGO ~NIKUI, ~ ZURAI, AND ~ GATAI IN JAPANESE SENTENCES

(The Descriptive Research on Semester VII’s Students of JPBJ FPBS UPI Academic Year 2013/2014)

ABSTRACT

This research investigates error analysis of using setsubigo ~nikui , ~ zurai , and ~ gatai. The research aims to determine what types of errors and what are factors that cause errors in using setsubigo ~nikui, ~ zurai, and ~ gatai performed by semester VII’s students of JPBJ FPBS UPI.

The method uses is descriptive method, type is survey. To obtain data, the instruments used are objective test, subjective test and questionnaire. Technique of data collection is one shoot models. Sample is 45 semester VII’s students of JPBJ FPBS UPI.

Based on the results that error of using ~nikui can categorize into types of error in using setsubigo on multiple choice questions 35.24%, error on short field questions 44.45%, error on essays questions 13.33%, error of deformation and writing vocabulary on essays questions 28.89%.

Error of using ~zurai can categorize into types of error in using setsubigo on multiple choice questions 62.22%, error on short field questions 73.87%, error on essays questions 40%, error of deformation and writing vocabulary on essays questions 31.11%.

Error of using ~gatai can categorize into types of error in using setsubigo on multiple choice questions 59.05%, error on short field questions 51.85%, error on essays questions 24.44%, error of deformation and writing vocabulary on essays questions 28.89%.

Factors that cause the occurrence of errors in using setsubigo ~nikui, ~ zurai , and ~gatai is not understand differences in using third of setsubigo, limited book that explain about third of setsubigo detail, no material about setsubigo ~ zurai, and ~ gatai in lectures book, less detailed explanation from lecturer, not understand the context of sentences, and less looking for additional material and only rely on material taught in the lectures.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 7

D. Definisi Operasional ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 9

1. Metodologi Penelitian ... 9

2. Teknik Pengumpulan Data ... 9

3. Instrumen Penelitian ... 10

4. Teknik Pengolahan Data ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12

A. Analisis Kesalahan Berbahasa ... 12

1. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa ... 12

2. Tujuan Analisis Kesalahan ... 16


(7)

B. Sinonim (Ruigigo) ... 17

1. Pengertian Ruigigo... 17

2. Jenis-jenis Ruigigo ... 18

C. Setsuji dalam Bahasa Jepang ... 20

1. Pengertian Setsuji... 20

2. Macam-macam Setsuji ... 21

3. Pengertian Setsubigo ... 23

4. Klasifikasi Setsubigo ... 24

5. Jenis-jenis Setsubigo ... 26

D. Setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai ... 29

1. Setsubigo ~nikui ... 29

2. Setsubigo ~zurai ... 29

3. Setsubigo ~gatai ... 30

4. Persamaan dan Perbedaan Setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Pengertian Metode ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Instrumen Penelitian ... 37

D. Pengumpulan Data dan Angket ... 40

E. Hasil Uji Coba Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Tes ... 49

B. Identifikasi Kesalahan ... 51

C. Interpretasi Angket ... 69 D. Faktor-Faktor yang Berpotensi Menjadi Penyebab Kesalahan dalam


(8)

Terjadinya Penggunaan Setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan ... 13

Tabel 2.2 Perbedaan ~nikui, ~zurai, dan ~gatai ... 31

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Tertulis ... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penulisan Angket ... 40

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda ... 43

Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ... 45

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Soal Isian Pendek ... 45

Tabel 3.6 Daya Pembedaan Soal Isian Pendek ... 46

Tabel 3.7 Persiapan Perhitungan Realibilitas... 46

Tabel 3.8 Penafsiran Angka Korelasi... 48

Tabel 4.1 Persentase Hasil Tes Soal Pilihan Ganda ... 49

Tabel 4.2 Persentase Hasil Tes Soal Isian Pendek ... 50

Tabel 4.3 Kesalahan Penggunaan Setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai dalam Kalimat Bahasa Jepang yang Dilakukan oleh Mahasiswa Semester VII JPBJ FPBS UPI ... 63

Tabel 4.4 Interpretasi Soal Angket Nomor 1 ... 69

Tabel 4.5 Interpretasi Soal Angket Nomor 2 ... 70

Tabel 4.6 Interpretasi Soal Angket Nomor 3 ... 70

Tabel 4.7 Interpretasi Soal Angket Nomor 4 ... 71

Tabel 4.8 Interpretasi Soal Angket Nomor 5 ... 71

Tabel 4.9 Interpretasi Soal Angket Nomor 6 ... 72

Tabel 4.10 Interpretasi Soal Angket Nomor 7 ... 72


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Kesinoniman Dougigo ... 19 Gambar 2.2 Hubungan Kesinoniman Housetsu Kankei ... 19 Gambar 2.3 Hubungan Kesinoniman Jisateki Tokuchou ... 20


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (KBBI, 2008: 85). Pengertian tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu beragam baik dari segi penuturnya, maupun dari segi fungsinya. Maksudnya, setiap kelompok mempunyai bahasa yang disepakati, dipahami, dan digunakan bersama oleh anggota kelompok tersebut yang menjadi ciri khas kelompok itu sendiri. Kemudian bahasa juga beragam fungsinya, untuk berinteraksi maupun untuk identitas diri. Karena bahasa itu beragam, maka kita sebagai manusia dituntut menguasai lebih dari satu bahasa untuk mempermudah komunikasi.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, kemampuan bahasa asing sangat diperlukan karena kemajuan zaman secara tidak langsung menuntut manusia untuk dapat berkomunikasi tidak hanya dengan menggunakan bahasa ibu saja, tetapi juga dengan menggunakan bahasa asing, di antaranya bahasa Jepang.

Bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai oleh pembelajar dan merupakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, bahasa ibu mempengaruhi pembelajar dalam upaya pemahaman bahasa Jepang. Tentunya, antara bahasa ibu dengan bahasa Jepang memiliki banyak perbedaan.

Perbedaan bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang salah satunya adalah dari segi morfologi. Morfologi adalah merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya, bentuk bahasanya, pengaruh perubahan bentuk bahasa pada fungsi dan arti kata. Objek yang dikaji dalam morfologi adalah kata (tango) sebagai satuan terbesar dan morfem sebagai satuan terkecil. Dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat 2 jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri biasanya sudah merupakan satu kata. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri


(12)

disebut afiksasi (imbuhan), yang dalam bahasa Jepang disebut setsuji. Imbuhan dalam bahasa Indonesia dibagi kedalam empat bagian, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks (Purba, 2009: 1). Sedangkan dalam bahasa Jepang, setsuji dibagi kedalam dua bagian, yaitu settogo (prefiks) dan setsubigo (sufiks). Settogo adalah imbuhan yang dilekatkan di depan sebuah kata dasar, sedangkan setsubigo adalah imbuhan yang dilekatkan di akhir sebuah kata dasar.

1. Settogo

a. + 金 金

o + kane okane (uang) b.不 + 合格不合格

fu + goukaku fugoukaku (tidak lulus) c.無+ 関係無関係

mu + kankei mukankei (tidak ada hubungan)

d.非+現実非現実

hi + genjitsu higenjitsu (tidak realistis)

e.未+解決未解決

mi + kaiketsu mikaiketsu (tidak terselesaikan) 2. Setsubigo

a.子供 + っ い子供っ い

kodomo + -ppoi kodomoppoi (kekanak-kanakkan)

b. + や い や い

yomu + -yasui yomiyasui (mudah dibaca)

c.信 る+ い信 い

shijiru + -gatai shinjigatai (sulit dipercayai)

d.高い+ さ高さ


(13)

e.男+ ら い男ら い

otoko + -rashii otokorashii (seperti laki-laki)

Salah satu kesalahan berbahasa Jepang di antaranya kesalahan penggunaan setsubigo. Yang termasuk dalam jenis setsubigo di antaranya adalah ~nikui, ~zurai dan ~gatai.

版 悪い ら い

䠄http://ejje.weblio.jp䠅

Han ga warui kara yominikui.

Karena cetakannya jelek, sulit dibaca.

Setsubigo ~nikui dalam kalimat di atas menjelaskan alasan yang objektif yang

menyebabkan tulisan tersebut sulit dibaca, yaitu karena cetakannya jelek. Sehingga, kemungkinan besar orang yang melihatnya akan mengatakan tulisan tersebut sulit dibaca.

こ 小 らい

http://ir.lib.u-ryukyu.ac.jp/bitstream/123456789/21949/1/No8p019.pdf

Kono shousetsu wa yomizurai.

Novel ini sulit dibaca.

Setsubigo ~zurai dalam kalimat di atas digunakan untuk menyatakan alasan

novel tersebut sulit dibaca adalah hal yang subjektif, yaitu karena wacananya sulit dipahami oleh dirinya sendiri (pembaca novel tersebut). Artinya, ada kemungkinan orang lain dapat membaca novel tersebut.


(14)

Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo 2 Kyuu:

Ha ga itai toki no itasa wa taegataida.

Rasa sakit ketika sakit gigi tak tertahankan.

Setsubigo ~gatai dalam kalimat ini menyatakan sesuatu yang mungkin bisa

dilakukan, akan tetapi sulit dan bahkan mendekati tidak mungkin, dalam hal ini rasa sakit yang dirasakan sulit untuk ditahan.

こ 靴 高 歩 い

Effective Japanese Usage Guide:

Kono kutsu wa, kakato ga takasugite arukinikui.

Sepatu ini hak-nya terlalu tinggi, sehingga sulit berjalan.

Setsubigo ~nikui dalam kalimat ini pun menyatakan hal yang sulit dilakukan

karena objeknya, dalam konteks ini berarti sulit berjalan karena sepatu yang dikenakan hak-nya terlalu tinggi. Sehingga pembicara (orang yang mengenakan sepatu tersebut) dan orang yang melihatnya berpikir akan sulit untuk berjalan bila mengenakan sepatu tersebut.

新 い靴を い ら 足 歩 らい

Effective Japanese Usage Guide:

Atarashii kutsu o haitara, ashi ni mame ga dekite arukizurai.

Ketika memakai sepatu baru, kaki (saya) lecet, jadi sulit untuk berjalan.

Setsubigo ~zurai dalam kalimat ini menyatakan sakit atau kesulitannya berasal


(15)

pembicara (orang yang mengenakan sepatu baru) kesulitan untuk berjalan karena di kakinya ada luka yang disebabkan oleh sepatu baru tersebut.

信 いこ 本当

日本語文型辞典:

Shinjigatai koto da ga hontou na no da.

Walaupun merupakan hal yang sulit dipercayai, namun begitu kenyataannya.

Setsubigo ~gatai pada kalimat diatas mengungkapkan hal yang sulit diterima

oleh akal dan mendekati hal yang tidak mungkin, akan tetapi benar-benar terjadi.

Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat bahwa ketiga setsubigo tersebut digunakan untuk menyatakan kesulitan dalam melakukan suatu hal. Walaupun ketiga setsubigo tersebut memiliki fungsi yang hampir sama yaitu untuk menyatakan hal-hal yang sulit untuk dilakukan, akan tetapi memiliki perbedaan dalam penggunaannya yang dapat menimbulkan terjadinya kesalahan berbahasa. Kemudian penulis melakukan obrolan dengan beberapa teman, pada tanggal 3 September 2013, ternyata beberapa teman pun kesulitan dalam menggunakan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai dengan tepat.

Setyawati (2010:10) mendefinisikan kesalahan berbahasa sebagai penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan atau menyimpang dari kaidah tata bahasa (Indonesia).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis merasa perlu diadakan penelitian untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman dan tingkat kesalahan pembelajar bahasa Jepang (mahasiswa bahasa Jepang) terhadap setsubigo, khususnya dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai. Untuk mengukur hal tersebut penulis melakukan penelitian mengenai “Analisis Kesalahan


(16)

Penggunaan Setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai dalam Kalimat Bahasa Jepang (Penelitian Deskriptif terhadap Mahasiswa Semester VII JPBJ FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014)”

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu:

a. Apakah terjadi kesalahan dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan

~gatai pada mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI? Lalu, jenis kesalahan

apa saja yang terjadi?

b. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai yang dilakukan mahasiswa semester VII

JPBJ FPBS UPI?

c. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai pada semester VII JPBJ FPBS UPI?

2. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya akan meneliti tingkat kesalahan dan jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

b. Penelitian ini hanya akan meneliti faktor penyebab kesalahan yang dilakukan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan setsubigo ~nikui,


(17)

c. Penelitian ini hanya akan meneliti upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh permasalahan yang telah dikemukakan di atas, yakni:

a. Untuk mengetahui tingkat kesalahan dan jenis kesalahan dalam penggunaan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai pada mahasiswa semester VII JPBJ FPBS

UPI.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai yang dilakukan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI.

c. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai pada mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari tujuan penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis

Memperluas pengetahuan penulis dalam penggunaan setsubigo ~nikui,

~zurai, dan ~gatai serta diharapkan dapat mengurangi kesalahan

penggunaannya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan.

b. Manfaat Praktis

1)Bagi penulis, dapat lebih memperdalam mengenai penggunaan


(18)

2)Bagi pengajar, setelah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penggunaan setsubigo khususnya

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai dapat dijadikan umpan balik

bagi pengajaran kepada mahasiswa untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.

3)Bagi mahasiswa, dapat dijadikan referensi belajar agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan

~gatai.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penulisan penelitian ini, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai definisi istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian.

a. Kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah “error”.

Error menurut Corder (1974) adalah kesalahan berbahasa akibat penutur

melanggar kaidah atau aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.

b. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses yang didasarkan pada

analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya bahasa. Bahasa yang dimaksud bisa bahasa ibu, (misalnya bahasa daerah), bahasa nasional (bahasa Indonesia), bisa juga bahasa asing. Kemampuan menguasai bahasa secara baik hanya dapat dilakukan seseorang dengan cara mempelajarinya (Setyawati, 2010: 10).

c. Setsubigo menurut Tadao (Indah, 2008: 16) adalah jiritsugo no shita ni tsukete

ini wo soroetari, bunpouteki seishitsu wo kaetarisuru go. Tandoku dewa mochi iranai.


(19)

(Setsubigo merupakan kata yang dilekatkan di belakang kata yang berdiri sendiri dan menambahkan arti, serta kata yang menggantikan fungsi secara tata bahasa. Tidak digunakan sebagai kata tunggal).

E. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Dedi Sutedi (2009: 58) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode “one shoot model”, yaitu model pendekatan menggunakan satu kali pengumpulan data

pada satu saat. Objek yang diteliti adalah kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui,

~zurai, dan ~gatai.

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi yang dijadikan subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI. Penulis menggunakan mahasiswa semester VII sebagai subjek penelitian karena telah mempelajari setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai sebelumnya pada mata kuliah Bunpou.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang mahasiswa yang diambil dari masing-masing kelas (purposive sampling). Setiap kelas diwakili oleh 15 orang mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI.


(20)

3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument penelitian sebagai berikut:

a. Angket berupa kuisioner, dipergunakan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

b. Tes tertulis, dipergunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa dalam memahami setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah melaksanakan kegiatan tes, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data ini dimulai dari pengumpulan data dan mulai menghitung sejauh mana kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a.Mengkaji buku acuan bahasa Jepang yang digunakan oleh mahasiswa tingkat I, II dan III.

b.Menghimpun materi mengenai pembahasan penggunaan setsubigo ~nikui,

~zurai, dan ~gatai.

c.Membuat soal tes mengenai penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai. d.Melakukan tes mengenai pola kalimat yang mengandung penggunaan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai untuk mahasiswa semester VII

sebanyak 45 orang. e.Menghimpun hasil tes. f. Menganalisis hasil tes.

g.Mengkaji kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai. h. Membuat kesimpulan dari hasil tes.

i. Membuat laporan hasil penelitian.


(21)

Sistematika penulisan yang akan ditulis dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang pembahasan secara teoritis tentang konsep setsubigo ~nikui, ~zurai, dan

~gatai sebagai landasan dari penelitian yang akan dilakukan di antaranya teori

analisis kesalahan berbahasa, sinonim (ruigigo), setsuji, dan setsubigo. Bab III berisi pembahasan metodologi penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, validitas dan realibilitas. Bab IV berisi hasil dan analisis data yang penulis peroleh dari lapangan. Bab V berisi kesimpulan penelitian dan saran dari penulis.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode

Metode dalam suatu penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian tersebut. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. Metode berfungsi untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu peneliti harus dapat memilih metode yang sesuai dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitiannya, agar metode tersebut dapat menunjang pencapaian dari penelitian yang akan dilakukan (Sutedi, 2009: 53-54).

Banyak metode yang dapat digunakan dalam penelitian, di antaranya metode penelitian sejarah, penelitian eksperimental, dan lain-lain. Untuk penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yakni penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009: 58).

Penjelasan dari metode penelitian deskriptif tersebut sesuai dengan yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu memaparkan penggunaan, makna dan fungsi, persamaan dan perbedaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai, serta tingkat kesalahan dan faktor penyebab kesulitan mahasiswa semester VII JPBJ FPBS UPI dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

Sedangkan jenis metode deskriptif yang digunakan adalah survey, yakni penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009: 58).


(23)

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Teknik penyampelan yang dilakukan adalah teknik purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009: 181). Dalam hal ini, penulis mengambil sampel yang merupakan wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 130) dari penelitian ini adalah 45 orang mahasiswa yang akan diambil dari masing-masing kelas. Setiap kelas diwakili oleh 15 orang mahasiswa yang dipilih secara acak dengan pertimbangan bahwa mahasiswa semester VII telah mempelajari

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai baik di dalam maupun di luar perkuliahan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009: 155). Dalam penelitian ini akan digunakan dua macam instrumen, yakni:

1. Tes Tertulis

Untuk mengetahui tingkat kesalahan dan jenis kesalahan dalam penggunaan

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai akan diberikan tes berupa soal. Tes tertulis ini

terdiri dari tiga bagian, yaitu memilih setsubigo yang tepat sesuai dengan konteks kalimat, melengkapi kalimat dengan melekatkan setsubigo yang tepat pada verba yang telah ditentukan, dan membuat kalimat menggunakan setsubigo .

a. Bagian I memilih setsubigo yang tepat sesuai dengan konteks kalimat.

Bagian I terdiri dari 15 nomor soal pilihan ganda yang berasal dari beberapa sumber, di antaranya Kanzen Master 2 kyuu Nihongo Nouryoku Shiken Bunpou Taisaku, Donna Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Jiten 200, Donna Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Jiten 500, Effective Japanese Usage Guide, A Dictionary of Synonyms in Japanese, Nihongo Bunpou


(24)

Handbook, Chuukyuu Sakubun 2, Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo Level 2, Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo Level 3, http://ejje.weblio.jp, http://louise9319.pixnet.net/, http://tangorin.com/.

b. Bagian II melengkapi kalimat dengan melekatkan setsubigo yang tepat pada verba yang telah ditentukan.

Bagian II terdiri dari 11 soal yang berupa kalimat rumpang yang harus dilengkapi oleh sampel.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Tertulis

Kriteria Soal Nomor Soal

Pilihan Ganda Isian Pendek

~ nikui Mengandung makna “sulit untuk dilakukan” dan dilekatkan dengan

ishi doushi

8

Mengandung makna “ingin melakukan sesuatu, tetapi sulit untuk diwujudkan.

12

Menyatakan kesulitan objektif.

3, 6, 13, 17, 20 2, 4, 7, 11

~zurai Menyatakan makna sakit atau kesulitan

secara fisik

maupun mental


(25)

(subjektif).

Menyatakan alasan yang bersifat jasmaniah.

4, 18 8, 10

Menyatakan hal

yang sulit

dilakukan karena kondisinya.

5, 14, 16 3

~gatai Mengandung makna “secara emosional ingin melakukan, namun keadaan tidak memungkinkan”

10, 11 5, 9

Menyatakan hal yang sulit bahkan mendekati tidak mungkin.

1, 2, 15, 19 1

c.Bagian III membuat kalimat.

Bagian III sampel diharuskan membuat 3 buah kalimat dari masing-masing

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

2. Angket

Faisal (dalam Sutedi, 2009: 164) menyatakan bahwa angket dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden.


(26)

Angket dalam penelitian ini berupa pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk mengetahui pemahaman penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai serta faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa. Jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang sudah diberikan kepadanya. Sedangkan pada angket terbuka responden diberikan keleluasaan untuk menjawabnya, karena hanya berupa daftar pertanyaan saja (Sutedi, 2009: 164).

Tabel 3.2

Kisi-kisi Penulisan Angket

Aspek yang diamati Nomor Soal

Kesulitan dalam belajar 1-8

Faktor penyebab kesulitan belajar 9

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar 10

D. Pengumpulan Data dan Angket

Data dalam penelitian ini diambil dari tes tertulis yang telah dikerjakan oleh sampel. Sampel harus memilih setsubigo yang tepat sesuai dengan konteks kalimat dengan pilihan jawaban yang telah disediakan serta diharuskan melengkapi kalimat sehingga menjadi kalimat yang tepat dengan menggunakan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai. Selain itu sampel juga diharuskan mengisi angket yang telah disediakan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan cara one shoot model, yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu saat.

Adapun pengolahan data tes ini adalah sebagai berikut: a. Soal tes memilih


(27)

2.Menghitung jumlah jawaban.

3.Menghitung prosentase jawaban dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Prosentase jawaban

: frekuensi jawaban

: jumlah responden

Melalui cara perhitungan di atas akan diperoleh tafsiran sebagai berikut:

0% - 14% Rendah sekali

15% - 29% Rendah

30% - 44% Cukup

45% - 59% Lebih dari cukup

60% - 74% Cukup tinggi

75% - 84% Tinggi

85% - 100% Tinggi sekali (Warsito, 1992: 10)

b. Soal tes melengkapi kalimat (isian pendek)

Langkah-langkah pengolahan data tes melengkapi kalimat: 1. Memeriksa jawaban.

2. Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang muncul dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

3. Mengklasifikasikan kesalahan tersebut.

4. Menjelaskan kesalahan pada setiap kalimat yang di dalamnya terdapat kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.


(28)

c. Soal tes membuat kalimat

Langkah-langkah pengolahan data tes melengkapi kalimat: 1. Memeriksa jawaban.

2. Mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang muncul dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

3. Mengklasifikasikan kesalahan tersebut.

d. Data angket

Untuk mengolah data angket penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan jawaban pada angket. 2. Mengklasifikasikan jawaban.

3. Menyusun frekuensi jawaban. 4. Membuat tabel frekuensi.

5. Menghitung prosentase dari setiap jawaban.

6. Menafsirkan data angket dan menginterpretasikan jawaban responden. Pedoman penafsiran menurut Mohamad Ali (1985: 184) yang digunakan dalam setiap pengujian data adalah sebagai berikut:

0% Tidak Seorangpun

1% - 5% Hampir tidak ada

6% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 95% Sebagian besar

96% - 99% Hampir seluruhnya


(29)

E. Hasil Uji Coba Instrumen 1.Uji Validitas

Menurut Sutedi (2009: 217) valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Instrumen yang baik harus dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti, oleh karena itu harus memiliki validitas. Validitas terdiri dari dua macam, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas internal, yaitu validitas yang diukur dengan cara konsultasi pada pakar atau bisa juga disebut dengan

expert judgement. Selain itu juga, tingkat kesulitan dan daya pembeda

instrumen dapat diperoleh dengan melakukan uji coba instrumen. Hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Soal Pilihan Ganda 1. Tingkat kesukaran

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

 BT : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok tinggi

 BR : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok rendah N : banyaknya siswa kelompok tersebut

Penafsiran:

0, 00 – 0, 25 Sukar 0, 26 – 0, 75 Sedang 0, 76 – 1, 00 Mudah

Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Nomor Soal Tingkat

Kesukaran Penafsiran


(30)

2 0,375 Sedang

3 0,5 Sedang

4 0,125 Sukar

5 0,875 Mudah

6 0,875 Mudah

7 0,125 Sukar

8 0,5 Sedang

9 0,625 Sedang

10 0,5 Sedang

11 0,625 Sedang

12 0,25 Mudah

13 0,875 Mudah

14 0,875 Mudah

15 0,5 Sedang

16 0,125 Sukar

17 0,625 Sedang

18 0,125 Sukar

19 0,5 Sedang

20 0,625 Sedang

2. Daya pembeda

Keterangan:

DP : daya pembeda

 BT : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok tinggi

 BR : jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok rendah N : banyaknya siswa kelompok tersebut

Penafsiran:

0, 00 – 0, 20 Rendah 0, 21 – 0, 40 Cukup 0, 41 – 0, 70 Kuat 0, 71 – 1, 00 Kuat sekali


(31)

Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda Nomor Soal Daya Pembeda Penafsiran

1 0,5 Kuat

2 0,25 Cukup

3 0,5 Kuat

4 0,25 Cukup

5 0,25 Cukup

6 0,25 Cukup

7 0,25 Cukup

8 1 Kuat Sekali

9 0,25 Cukup

10 0,5 Kuat

11 0,75 Kuat Sekali

12 0,25 Cukup

13 0,25 Cukup

14 0,25 Cukup

15 0,5 Kuat

16 0,25 Cukup

17 0,25 Cukup

18 0,25 Cukup

19 0 Rendah

20 0,75 Kuat Sekali

b. Soal Isian Pendek

Untuk menghitung Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda soal isian pendek digunakan rumus yang sama dengan rumus TK dan DP soal pilihan ganda. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Soal Isian Pendek

Nomor Soal Tingkat

Kesukaran Penafsiran

1 0,5 Sedang

2 0,375 Sedang

3 0,875 Mudah

4 0,125 Sukar

5 0,375 Sedang

6 0,125 Sukar

7 0,5 Sedang


(32)

9 0,375 Sedang

10 0,5 Sedang

11 0,75 Mudah

Tabel 3.6 Daya Pembeda Soal Isian Pendek

Nomor Soal Tingkat

Kesukaran Penafsiran

1 1 Kuat Sekali

2 0,25 Cukup

3 0,25 Cukup

4 0,25 Cukup

5 0,25 Cukup

6 0,25 Cukup

7 0,5 Kuat

8 0,25 Cukup

9 0,75 Kuat Sekali

10 0,5 Kuat

11 0,5 Kuat

2. Uji Realibilitas

Menurut Sutedi (2009: 220) suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika dapat mengukur secara ajeg, artinya instrumen dapat digunakan berkali-kali pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, tetapi dapat menghasilkan data yang sama pula. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal, yaitu dengan teknik belah dua.

Tabel 3.7 Tabel Persiapan Perhitungan Reliabilitas

X Y XY X2 Y2

7 8 56 49 64

7 7 49 49 49

8 5 40 64 25

7 6 42 49 36

7 5 35 49 25

7 4 28 49 16


(33)

3 7 21 9 49

6 3 18 36 9

6 3 18 36 9

5 3 15 25 9

5 2 10 25 4

3 4 12 9 16

3 3 9 9 9

4 2 8 16 4

 83 67 386 499 349

Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:

Keterangan: r.xy : korelasi

X : jumlah benar pada nomor soal ganjil Y : jumlah benar pada nomor soal genap N : jumlah sampel


(34)

Karena perhitungan menggunakan teknik belah dua, maka hasil korelasi yang diperoleh hanya berlaku untuk separuh tes. Perhitungan harus dilanjutkan dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan korelasi tersbut kemudian ditafsirkan pada tabel penafsiran berikut ini:

Tabel 3.8 Tabel Penafsiran Angka Korelasi

Rentang Angka Korelasi Tafsiran

0,00 ~ 0,20 Sangat Rendah

0,21 ~ 0,40 Rendah

0,41 ~ 0,60 Sedang

0,61 ~ 0,80 Kuat

0,81 ~ 1,00 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel penafsiran di atas, dapat dipahami bahwa hasil perhitungan korelasi yang didapatkan senilai 0,507 termasuk ke dalam rentang sedang.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014 dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai adalah sebagai berikut:

a. Setsubigo ~nikui dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 35,24%, kesalahan

penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 44,45%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 13,33% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.

b. Kesalahan penggunaan setsubigo ~zurai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 62,22%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 73,87%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 40% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 31,11%.

c. Kesalahan setsubigo ~gatai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 59,05%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 51,85%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 24,44% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.


(36)

2. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai pada mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

a. Responden kurang memahami pembentukan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan

~gatai.

b. Responden kurang memahami perbedaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan

~gatai.

c. Responden sering ragu dalam menentukan penggunaan setsubigo ~nikui,

~zurai, dan ~gatai sehingga sering tertukar dalam pengunaannya.

d. Kurangnya ketelitian responden memahami sumber kesulitan dalam suatu konteks kalimat.

3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesalahan dalam setsubigo

~nikui, ~zurai, dan ~gatai di antaranya:

a. Memahami pembentukan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai apabila dilekatkan dengan verba, maka pembentukannya adalah Verba bentuk

masu, lalu hilangkan masu-nya (bentuk sambung/renyoukei) kemudian

dilekatkan dengan setsubigo ~nikui, ~zurai, atau ~gatai.

b. Memahami bahwa setsubigo ~nikui digunakan untuk menyatakan kesulitan objektif yang dihasilkan oleh objek, menyatakan keadaan yang objektif, dapat diikuti oleh verba keinginan. Setsubigo ~zurai digunakan untuk menyatakan kesulitan secara fisik maupun mental, alasan dari kesulitannya bersifat jasmaniah, serta menyatakan kesulitan yang disebabkan oleh suatu kondisi yang tidak memungkinkan melakukan hal tersebut. Sedangkan setsubigo ~gatai digunakan untuk menyatakan kesulitan yang mendekati tidak mungkin, tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kesulitan dari segi kemampuan, sehingga tidak timbul keraguan ketika akan membuat kalimat.


(37)

c. Lebih memperhatikan sumber kesulitannya ketika akan menjawab soal maupun membuat kalimat dalam bahasa Jepang menggunakan setsubigo

~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk melakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang terjadi pada mahasiswa. Selain itu dapat dilakukan penelitian mengenai cara yang tepat dan menarik untuk mempelajari afiksasi dalam bahasa Jepang, khususnya setsubigo sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan penggunaan setsubigo khususnya

setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

2. Terdapat banyak setsubigo yang memiliki kemiripan dan fungsi yang sama yang dapat menimbulkan kesalahan bagi pembelajar bahasa Jepang, di antaranya setsubigo ~dai, ~kin, dan ~ryou yang memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menyatakan biaya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa Bandung: Bandung.

Andrew, Beckshi. et al. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Jepang: Kuroshio.

Asia Gakusei Bunkakyoukai Ryuugakusei Nihongo Course. 2000. Kanzen Master

2Kyuu Nihongo Nouryoku Shiken Bunpou Mondai Taisaku. Tokyo: 3A

Network.

Caniago, Ardiansyah. 2013. Analisis Pembentukan Nomina dan Verba yang Berasal

dari Adjektiva-I Bahasa Jepang. Skripsi pada FIB USU. Tidak diterbitkan

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Depdiknas UPI. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Haruhiko, Kindaichi. 1994. Gendai Shinkokugo Jiten. Tokyo: Gakken.

Hirotase, Masayori. 2002 . Effective Japanese Usage Dictionary. Tokyo : Kodansha Ltd.

Iori, Isao dkk. 2000. Nihongo Bunpou Handbook. Tokyo : Surieto Wooku.

Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo University Press.

Purba, Patarni. P.A. 2009. Analisis Setsubigo-KA dan SHA Yang Memiliki

Arti ”Orang” Dalam Kosakata Bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak

diterbitkan.

Qiftiah, Mariatul. 2010. Proses Morfemis Prefiks Hi, Fu, Mu, dan Mi dan juga

Pemaknaannya dalam Bahasa Jepang. Skripsi pada FIB USU. Tidak

diterbitkan.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan

Praktek. Surakarta: Yuma Pustaka.

Shiang, Tjhin Thian. 2008. Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode

Gakushudo 3 Kyuu. Jakarta: Gakushudo.

Shiang, Tjhin Thian. 2009. Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode


(39)

Seikei. Matsuki. 2003. Tsukaikata no Wakaru Ruigigo Reikai Jiten –a Dictionary of Synonyms in Japanese- (new edition). Tokyo: Shougakukan.

Silalahi, Sari Anggaraini. 2012. Pembentukan dan Perubahan Adjektiva Bahasa

Jepang : Suatu Kajian Morfologi Generatif. Skripsi pada FIB USU. Tidak

diterbitkan.

Sudjianto, Ahmad Dahidi. 2008. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Jakarta: Kesaint Blanc.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, Vina Indah. 2008. Analisis Setsubigo ~Kin, Dai,Chin, Hi,Dan Ryou, Yang

Memiliki Arti “Biaya” Dalam Kata Bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI.

Tidak diterbitkan.

Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tomomatsu, Etsuko. 2007. Donna Toki Dou Tsukau Nihingo Bunkei Jiten. Tokyo: ALK.

Warsito, Hermawan. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusuf, Ferry Maulana. 2011. Analisis Verba Okoru Dan Shikaru Sebagai Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak diterbitkan.


(40)

http://ejje.weblio.jp. Diakses pada tanggal 7 September 2013.

http://eshare.stust.edu.tw/EshareFile/2010_6/2010_6_f747002e.pdf. Diakses pada tanggal 4 September 2013.

http://ir.lib.u-ryukyu.ac.jp/bitstream/123456789/21949/1/No8p019.pdf. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013.

http://louise9319.pixnet.net. Diakses pada tanggal 15 September 2013. Indihadi, Dian. 2011. Analisis Kesalahan Berbahasa.

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_K EDUA/10_BBM_8.pdf. Diakses pada tanggal 14 September 2013

tangorin.com. Diakses pada tanggal 4 September 2013.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014 dalam penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai adalah sebagai berikut:

a. Setsubigo ~nikui dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan

setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 35,24%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 44,45%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 13,33% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.

b. Kesalahan penggunaan setsubigo ~zurai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 62,22%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 73,87%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 40% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 31,11%.

c. Kesalahan setsubigo ~gatai dikategorikan menjadi jenis kesalahan penggunaan setsubigo pada soal pilihan ganda sebanyak 59,05%, kesalahan penggunaan setsubigo pada soal isian pendek sebanyak 51,85%, kesalahan pernggunaan setsubigo pada soal essai sebanyak 24,44% serta kesalahan perubahan bentuk dan penulisan kosakata pada soal essai sebanyak 28,89%.


(2)

Anindya Nurhandini, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI, ~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesalahan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai pada mahasiswa semester VII Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

a. Responden kurang memahami pembentukan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

b. Responden kurang memahami perbedaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

c. Responden sering ragu dalam menentukan penggunaan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai sehingga sering tertukar dalam pengunaannya.

d. Kurangnya ketelitian responden memahami sumber kesulitan dalam suatu konteks kalimat.

3. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesalahan dalam setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai di antaranya:

a. Memahami pembentukan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai apabila dilekatkan dengan verba, maka pembentukannya adalah Verba bentuk masu, lalu hilangkan masu-nya (bentuk sambung/renyoukei) kemudian dilekatkan dengan setsubigo ~nikui, ~zurai, atau ~gatai.

b. Memahami bahwa setsubigo ~nikui digunakan untuk menyatakan kesulitan objektif yang dihasilkan oleh objek, menyatakan keadaan yang objektif, dapat diikuti oleh verba keinginan. Setsubigo ~zurai digunakan untuk menyatakan kesulitan secara fisik maupun mental, alasan dari kesulitannya bersifat jasmaniah, serta menyatakan kesulitan yang disebabkan oleh suatu kondisi yang tidak memungkinkan melakukan hal tersebut. Sedangkan setsubigo ~gatai digunakan untuk menyatakan kesulitan yang mendekati tidak mungkin, tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan kesulitan dari segi kemampuan, sehingga tidak timbul keraguan ketika akan membuat kalimat.


(3)

c. Lebih memperhatikan sumber kesulitannya ketika akan menjawab soal maupun membuat kalimat dalam bahasa Jepang menggunakan setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk melakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang terjadi pada mahasiswa. Selain itu dapat dilakukan penelitian mengenai cara yang tepat dan menarik untuk mempelajari afiksasi dalam bahasa Jepang, khususnya setsubigo sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan penggunaan setsubigo khususnya setsubigo ~nikui, ~zurai, dan ~gatai.

2. Terdapat banyak setsubigo yang memiliki kemiripan dan fungsi yang sama yang dapat menimbulkan kesalahan bagi pembelajar bahasa Jepang, di antaranya setsubigo ~dai, ~kin, dan ~ryou yang memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menyatakan biaya.


(4)

Anindya Nurhandini, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI, ~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa Bandung: Bandung.

Andrew, Beckshi. et al. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Jepang: Kuroshio.

Asia Gakusei Bunkakyoukai Ryuugakusei Nihongo Course. 2000. Kanzen Master 2Kyuu Nihongo Nouryoku Shiken Bunpou Mondai Taisaku. Tokyo: 3A Network.

Caniago, Ardiansyah. 2013. Analisis Pembentukan Nomina dan Verba yang Berasal dari Adjektiva-I Bahasa Jepang. Skripsi pada FIB USU. Tidak diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa Depdiknas.

Depdiknas UPI. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Haruhiko, Kindaichi. 1994. Gendai Shinkokugo Jiten. Tokyo: Gakken.

Hirotase, Masayori. 2002 . Effective Japanese Usage Dictionary. Tokyo : Kodansha Ltd.

Iori, Isao dkk. 2000. Nihongo Bunpou Handbook. Tokyo : Surieto Wooku.

Matsuura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo University Press.

Purba, Patarni. P.A. 2009. Analisis Setsubigo-KA dan SHA Yang Memiliki

Arti ”Orang” Dalam Kosakata Bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak

diterbitkan.

Qiftiah, Mariatul. 2010. Proses Morfemis Prefiks Hi, Fu, Mu, dan Mi dan juga Pemaknaannya dalam Bahasa Jepang. Skripsi pada FIB USU. Tidak diterbitkan.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktek. Surakarta: Yuma Pustaka.

Shiang, Tjhin Thian. 2008. Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo 3 Kyuu. Jakarta: Gakushudo.

Shiang, Tjhin Thian. 2009. Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo 2 Kyuu. Jakarta: Gakushudo.


(5)

Seikei. Matsuki. 2003. Tsukaikata no Wakaru Ruigigo Reikai Jiten –a Dictionary of Synonyms in Japanese- (new edition). Tokyo: Shougakukan.

Silalahi, Sari Anggaraini. 2012. Pembentukan dan Perubahan Adjektiva Bahasa Jepang : Suatu Kajian Morfologi Generatif. Skripsi pada FIB USU. Tidak diterbitkan.

Sudjianto, Ahmad Dahidi. 2008. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang, Jakarta: Kesaint Blanc.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, Vina Indah. 2008. Analisis Setsubigo ~Kin, Dai,Chin, Hi,Dan Ryou, Yang

Memiliki Arti “Biaya” Dalam Kata Bahasa Jepang. Skripsi pada FPBS UPI.

Tidak diterbitkan.

Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tomomatsu, Etsuko. 2007. Donna Toki Dou Tsukau Nihingo Bunkei Jiten. Tokyo: ALK.

Warsito, Hermawan. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusuf, Ferry Maulana. 2011. Analisis Verba Okoru Dan Shikaru Sebagai Sinonim. Skripsi pada FPBS UPI. Tidak diterbitkan.


(6)

Anindya Nurhandini, 2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUBIGO ~NIKUI, ~ZURAI, DAN ~GATAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://ejje.weblio.jp. Diakses pada tanggal 7 September 2013.

http://eshare.stust.edu.tw/EshareFile/2010_6/2010_6_f747002e.pdf. Diakses pada tanggal 4 September 2013.

http://ir.lib.u-ryukyu.ac.jp/bitstream/123456789/21949/1/No8p019.pdf. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2013.

http://louise9319.pixnet.net. Diakses pada tanggal 15 September 2013. Indihadi, Dian. 2011. Analisis Kesalahan Berbahasa.

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_K EDUA/10_BBM_8.pdf. Diakses pada tanggal 14 September 2013

tangorin.com. Diakses pada tanggal 4 September 2013.