Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB V

39

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan dibahas kesimpulan dan sara berdasarkan hasil penelitian. Kesimpulan ini
merupakan interpretasi data dari hasil penelitian. Sedangkan saran merupakan hasil pengamatan peneliti
untuk meningkatkan hal yang berhubungan dengan pokok bahasan.
5.1. Kesimpulan
Dari semua hasil yang sudah dijabarkan pada pra produksi, produksi, serta pasca produksi,
penulis menarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan sebuah iklan harus melalui prosedur- prosedur yang
sudah ada.
Dalam membuat sebuah iklan yang harus kita perhatikan pertama kali adalah target audience
yang akan kita tembak. Setelah itu, sangat dibutuhkan pemahaman dan penggunaan consumer insight dan
consumer journey supaya kita dapat menentukan jenis media dan isi pesan apa yang memang tepat dan

dibutuhkan oleh target segmentasi.
Consumer insights merupakan suatu proses mencari tahu secara lebih mendalam tentang latar
belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan
komunikasi iklannya. Dalam pembuatan iklan ini, penulis sebelumnya melakukan consumer insight
terlebih dahulu yaitu dengan melihat area klasik dan area psikologi dari target audience dan target market
Target Audience



Area klasik berarti mencari tahu siapa konsumen audience kita, dalam iklan ini
audiencenya adalah anak usia 3-5 tahun. Usia 3- 5 tahun adalah usia mencapai titik
puncak dari kesadaran seksual antara laki- laki dan perempuan, pada usia ini anak
masih senang bermain dan perlu diberikan sebuah pengetahuan.



Area psikologi pada masa anak usia 3-5 tahun mereka mulai belajar dari apa yang
mereka lihat dan mereka dengar.

Targer Market


Area klasik berarti mencari tahu siapa konsumen kita, dalam iklan ini konsumennya
adalah ibu muda usia 19- 35 tahun. Apa yang konsumen kita lakukan?

40


Kecenderungan ibu muda jaman sekarang adalah ibu- ibu modern, berkarier, dan ada
juga yang menjadi ibu rumah tangga. Untuk ibu yang berkarier mereka kurang
memiliki banyak waktu dengan anak mereka, sedangkan ibu rumah tangga modern
lebih banyak menghabiskan waktu di depan gadget mereka. Hal tersebut bisa dilihat
dari data Socialbakers (2013: Online) bahwa usia 18-24 tahun merupakan rentan usia
yang paling banyak menggunakan Facebook yaitu 43% (21.830.300) dari pengguna
facebook di Indonesia, dan disusul rentan usia 25-34 dengan 22% pengguna. Dari
data tersebut bisa kita lihat bahwa ibu- ibu muda jaman sekarang lebih banyak
menghabiskan waktu di depan gadget mereka.


Area psikologi berarti kita harus tahu apa yang konsumen kita pikirkan dan rasakan.
Kecenderungan yang ada, ibu masih menganggap bahwa memberitahu anak tentang
bagian tubuh vital mereka adalah hal yang tabu, mereka juga menganggap anak
mereka masih kecil sehingga tidak masalah kalau anak mereka buang air kecil di
pinggir jalan atau mengganti baju anak mereka di tempat- tempat umum dan tempat
terbuka. Namun hal tersebut tanpa ibu- ibu sadari mampu memancing terjadinya
pelecehan seksual, karena anak dibiasakan seperti itu maka mereka menjadi terbiasa
melakukan hal tersebut dan tanpa kita sadari disekitar kita ada beberapa orang yang
pedopilia. Hal- hal kecil yang sering ibu- ibu anggap ‘tidak penting’ justru menjadi

hal yang sangat penting untuk benar- benar diperhatikan.

Dengan melakukan consumer insight kita jadi tahu apa yang konsumen mau dan tanpa mereka sadari
mereka butuh produk kita, yaitu cara- cara mencegah kekerasan seksual pada anak .
Setelah kita melakukan consumer insight, selanjutnya adalah consumer journey. Consumer
journey adalah sebuah cara dimana kita harus mengamati jadwal hidup target segmentasi kita sehari- hari.
Dalam pembuatan iklan ini, consumer journey digunakan untuk menentukan media apa saja yang tepat
digunakan untuk target segmentasi. Penulis mengamati jadwal hidup target audience dan target market.


Target Audience, yaitu anak usia 3- 5 tahun. Kegiatan mereka sehari- hari bangun tidur  mandi

 sarapan  sekolah  pulang sekolah  ganti baju  makan siang  bermain  tidur
siang  mandi  belajar  makan malam  nonton tv  tidur . penulis bisa mengamati
kegiatan anak dengan mudah dari akun sosial media ibu mereka.



Target market, yaitu ibu muda usia 19-35 tahun. Kegiatan mereka sehari- hari untuk ibu muda


yang menjadi rumah tangga adalah bangun tidur  bersih- bersih rumah menyiapkan sarapan

41

 mengantar anak ke sekolah  menunggu anak di sekolah  pulang kerumah  menyiapkan
makan siang  menidurkan anak di siang hari  menunggu anak bermain  memandikan anak
di sore hari  menemani anak belajar  mempersiapkan makan malam  menidurkan anak.

Dan setiap kegiatan yang mereka lakukan ibu tersebut meng-update kegiatan mereka di akun
sosial media mereka. Penulis jadi tahu kegiatan target konsumen dengan mudah karena setiap saat
mereka selalu meng-update kegiatan mereka di sosial media.
Dengan adanya penjabaran diatas maka dariitu penulis memilih media internet sebagai media
penyampaian iklan yang penulis buat.
Selain itu, dalam membuat iklan kita harus pandai untuk mempersuasif target kita. Dalam hal ini
konsep komunikasi persuasive sangat diperlukan. Yaitu kata, visualisasi, audio, symbol visual, dan audio
visual. Kita harus bisa membuat kata- kata yang mampu mempengaruhi orang supaya mau melakukan
apa yang kita inginkan. Selain kata- kata, visual dan audio juga mempengaruhi dalam iklan. Visualisasi
yang menarik serta didukung dengan audio yang pas mampu membuat orang tertarik untuk melihat iklan
kita sehingga tujuan kita untuk mempersuasi orang bisa tercapai. Jika iklan ini audience kita adalah anakanak maka kita harus membuat visualisasi yang memang anak- anak suka, seperti visualiasasi yang
penulis pakai yaitu animasi karena target audience penulis anak maka visualisasinya animasi sesuai

dengan yang anak- anak suka dan isi dari iklan tersebut adalah apa yang anak- anak butuhkan. Sehingga
taget market penulis yaitu ibu- ibu bisa dengan mudah menyampaikan ke anak mereka isi pesan dari iklan
tersebut.
Perancangan produksi dapat dilakukan secara sistematis apabila sebelumnya membuat time table
yang bisa digunakan sebagai acuan dalam proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Dengan
adanya tahap- tahap yang telah dirancang, proses produksi dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang
diharapkan.
5.2. SARAN

Dari kesimpulan diatas, untuk meningkatkan proses pembuatan iklan yang kreatif dan efektif,
maka disarankan hal- hal sebagai berikut:
1. Sebelum membuat iklan kita harus tahu terlebih dahulu tahu target yang akan kita tuju dengan
tepat, meliputi :
a. segmentasi Geografis, yaitu target geografis yang akan dijadikan target sasaran iklan
yang akan dibuat

42

b. Segmentasi Demografis, yaitu target demografis meliputi usia, jenis kelamin, dan
tingkat pendidikan target yang akan dibidik.

c. Segmentasi Psikografis, yaitu target psikografis seperti gaya hidup target yang akan
dibidik.
d. Segmentasi Sosial budaya, yaitu target sosial budaya yang meliputi kelas sosial dan
siklus hidup keluarga.
Hal- hal tersebut adalah pondasi awal yang harus diperhatikan dalam pembuatan iklan, sebelum
menembak kita harus benar- benar tahu target yang akan bidik.
2. Dalam membuat iklan kekuatan kata- kata itu sangat penting, sebagai script writer harus
mampu menciptakan kata- kata yang mampu menggugah minat audience sehingga membuat iklan yang
dibuat tidak monoton dan menarik untuk dilihat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Pesan yang dibuat hendaknya berisi lambang- lambang atau tanda komunikasi yang
dengan mudah ditangkap oleh audience.
b. Pesan yang dibuat sebaikanya sesuai dengan situasi dan tidak mengandung unsur
SARA.
c. Pesan yang dibuat juga bisa membangkitkan sebuah harapan tertentu.
Sehingga iklan yang dibuat mampu membentuk tanggapan, memperkuat tanggapan, dan
mengubah tanggapan audience.
3. Menjadi seorang sarjana Ilmu Komunikasi, hendaknya memiliki potensi yang lebih mumpuni
dibanding dengan yang lain khususnya di bidang periklanan, yaitu harus benar- benar memperhatikan dan
memperhitungkan nilai seni dan nilai jual dari sebuah iklan, jadi tidak hanya mampu membuat karya yang
bagus saja tetapi karya yang bagus dan bisa menjual. Sehingga nantinya mampu bersaing dengan para

kompetitor di dunia kerja.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Kekerasan terhadap Anak dalam Film “Elif” T1 362012086 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kampanye Manfaat Kolostrum pada Bayi yang Baru Lahir: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat T1 362011076 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Iklan Layanan Masyarakat Infografis: Tips Aman Belanja Online T1 362010008 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak”

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak”

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Propaganda Politik dalam Iklan (Analisis Wacana Kritis Iklan Layanan Masyarakat Nasional Demokrat) T1 362007075 BAB V

0 0 26

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Iklan Layanan Masyarakat Infografis tentang Tips Cerdas Menyikapi Berita Hoax T1 BAB V

0 0 2