Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Medini: divertimento untuk kuintet gesek T1 852009028 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Medini

Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

Medini adalah nama sebuah perkebunan teh di Gunung Ungaran, Jawa
Tengah. Berada di sisi utara Gunung Ungaran, pada ketinggian 2050 meter di
atas permukaan laut, Kebun Teh Medini tepatnya di Desa Ngesrepbalong,
Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kebun teh ini
memiliki luas sekitar 386,82 hektar dan sudah ada sejak tahun 1901.1 Tempat
ini sering dikunjungi wisatawan mancanegara asal Jepang dan Belanda untuk
bernostalgia.
Untuk mencapai keindahan kebuh teh Medini memang tidak semudah
perjalanan menuju obyek wisata lainnya, karena jalan yang dipergunakan
adalah jalan yang dilewati truk pengangkut teh, bukan mobil sedan.
Pengunjung lebih banyak menggunakan kendaraan roda dua atau jeep.
1

“Kebun Teh Medini”. 26 Maret 2015. http://seputarsemarang.com/kebun-teh-medini/.


6

Dari kota Semarang, perjalanan dapat ditempuh melalui jalur Pasar Jrakah –
Boja melewati kecamatan Mijen dan Cangkiran. Ketika memasuki wilayah
Cangkiran, perjalanan dilanjutkan menuju Taman Rejo. Setelah melewati
Taman Rejo perjalanan dilanjutkan dengan medan yang lebih sulit karena
jalan yang rusak sepanjang perjalanan sampai ke Medini. Namun semua
kesulitan dan kelelahan yang ditempuh selama perjalanan akan terbayar ketika
melihat keindahan pemandangan dan hawa sejuk yang ada di Medini.

B. Divertimento
Divertimento berasal dari bahasa Italia divertire yang berarti menghibur.
Dalam musik, divertimento adalah sebuah karya komposisi musik
instrumental yang terdiri dari beberapa bagian dan bersifat ringan.
Divertimento biasa digunakan sebagai pengiring acara jamuan, pertemuan,
dan acara di tempat terbuka. Secara historis divertimento biasanya dimainkan
oleh solo instrumen dan kuartet atau kuintet. Pengertian ini tampaknya
menjadi terkristalisasi sekitar tahun 1780, namun sebagian besar secara khusus
mengacu pada komposisi instrumen tunggal. Oleh sebab itu, kemudian istilah

ini cenderung menunjukkan sebuah karya untuk solo daripada karya yang
lebih beragam. Sejak tahun 1780 dan setelahnya istilah divertimento biasa
digunakan para komponis pada masa itu untuk karya musik mereka yang
berkarakter ringan.2
Divertimento sangat dikenal pada abad ke-18, terutama di Austria.
Komponis yang pertama kali menggunakan bentuk divertimento adalah
Bargaglia, dalam karyanya Trattenimenti ossia divertimenti da suonare
(1567). Namun demikian, karya yang paling awal dipublikasikan dengan
menggunakan nama divertimento adalah II divertimento de’ grandi : musiche
da camera, o per servizio di tavola oleh Carlo Grossi pada tahun 1681.
Awalnya divertimento adalah musik hiburan yang bisa diaplikasikan dalam
genre musik yang serius, akan tetapi setelah tahun 1780 divertimento dibuat
Hubert Unverricht dan Cliff Eisen, “Divertimento”, The New Grove Dictionary of Music and
Musican, Stanley Sadie, ed., Edisi ke-2 Jilid 7 (London: McMillan Publisher Ltd, 2001), 392.
2

7

menjadi lebih ringan, santai, dan informal. Sebagai genre musik yang berdiri
sendiri, divertimento tidak memiliki bentuk yang spesifik. Banyak bentuk

karya musik yang menyerupai divertimento, antara lain serenade, cassation,
notturno, nachtmusik, feldmusik, finalmusik, dan partita, namun setelah tahun
1780 bentuk divertimento merupakan bentuk yang paling sering digunakan.
Komponis yang banyak memakai bentuk divertimento ini adalah Mozart
(Divertimento for string trio in E-flat Major, K. 563), Joseph Haydn
(Divertimento in D Major for Cello and Piano), Leopold Mozart
(Divertimento No. 1 in A Major, Opus 16 No. 1, G. 461), dan Carl Stamitz
(Divertimento No. 1).
Perubahan

kondisi

sosial

dan

perkembangan

musik


membawa

divertimento menuju akhir keberadaannya, yaitu di tahun-tahun terakhir abad
ke-18. Pada abad ke-20 ada beberapa komponis yang mengaplikasikan
divertimento pada karyanya, antara lain Ferrussio Busoni (Divertimento for
Flute and Orchestra, Op. 52, 1920), Béla Bartók (Divertimento for Strings,
1939), Berkeley (Divertimento for Chamber Orchestra, Op. 18, 1943), Igor
Stravinsky (A Concert Suite, 1949; Divertimento From The Fairy’s Kiss,
1934) dan Henze (Divertimento for Two Pianos, 1964).

C. Musik Kamar dan Kuintet Gesek
1. Musik Kamar
Istilah musik kamar memiliki pengertian yang bervariasi. Pada
pertengahan abad 16 hingga abad 17, istilah musica da camera (bahasa
Italia) dan kammermusik (bahasa Jerman) dinyatakan sebagai

musik

ansambel yang dipertunjukkan untuk tontonan pribadi, umumnya berupa
vokal dan beberapa alat musik, dapat dimainkan di istana atau rumah para

bangsawan dan orang kaya. 3 Pada periode yang sama, istilah-istilah ini
juga berarti para musisi yang disewa dalam sebuah pertunjukan musik
untuk pribadi, seperti La Musique de la Chambre di Istana Perancis pada
Christina Bashford. “Chamber Music”. Dalam Oxford Music Online, 28 Maret 2015.
http://www.oxfordmusiconline.com/public/page/Chamber_music.
3

8

sekitar tahun 1530, atau Cammermusici di Istana Maximilian II (15401600). Jumlah penonton yang sedikit membuat atmosfer pertunjukan lebih
bersifat hangat dan kekeluargaan, tidak seperti pertunjukan di gedung
konser yang besar. Jenis musik seperti ini juga sudah dikenal sejak jaman
Yunani kuno dan Romawi kuno, contohnya penyanyi yang diiringi lyra,
lute, atau beberapa instrumen berdawai lainnya. Dalam beberapa konteks,
istilah ini juga bisa berarti pertunjukan musik itu sendiri.
Selama awal abad 18 istilah musica da camera dipakai dalam tulisantulisan teoritis yang mengarah kepada musik vokal dan instrumental yang
gaya komposisi dan fungsinya berbeda dari komposisi musik untuk gereja
dan teater. Pada perkembangannya

istilah ini menjadi semakin


dihubungkan dengan musik instrumental seperti sonata, trio, dan kuartet
yang bertujuan sebagai pertunjukan di lingkungan istana atau wilayah
dalam negeri.
Pada akhir abad 19 istilah musik kamar secara jelas mengarah kepada
ansambel musik instrumental dengan sedikit pemain, dipertunjukkan di
tempat pribadi maupun publik. Pada awal abad 20, istilah ini secara
spesifik diasosiasikan dengan kuartet, kuintet, dan piano trio dari Haydn,
Mozart, Beethoven, Schubert, dan para penerusnya. Abad 20 melihat
bahwa pengertian musik kamar sebagai repertoar yang dipertunjukkan
menjadi semakin meluas, dengan jelas terlihat melalui perbaikan sejumlah
besar karya musik kamar dari periode sebelum Klasik dan dari sisi
pertunjukan

dengan

instrumen

pada


masa

itu,

juga

dengan

mengikutsertakan karya-karya kontemporer untuk musik kamar.

2. Kuintet Gesek
Kuintet adalah sebuah komposisi untuk lima suara atau instrumen,
atau sebuah grup dengan lima suara atau instrumen yang menampilkan
sebuah karya komposisi.4 Kuintet gesek adalah salah satu bentuk musik
Michael Tilmouth, “Quintet”, The New Grove Dictionary of Music and Musican, Stanley
Sadie, ed., Edisi ke-2 Jilid 20 (London: McMillan Publisher Ltd, 2001), 680.
4

9


kamar yang penting pada abad ke-18 selain

kuintet piano(piano dan

kuartet gesek), kuintet tiup kayu(flute, oboe, clarinet, bassoon, dan horn),
dan kuintet tiup logam. Kuintet gesek merupakan variasi bentuk dari
kuartet gesek(biola satu, biola dua, biola alto, dan cello) yang ditambah
satu instrumen gesek lagi, baik biola, biola alto, cello, maupun kontra bass.
Salah satu karya kuintet yang terkenal adalah String Quintet in C
Major (1828) karya Franz Schubert. Repertoar ini adalah karya music
kamar paling penting Schubert menjelang masa akhirnya. 5 Repertoar ini
disusun untuk dua biola, satu biola alto, dan dua cello. Penggunaan dua
cello ini memungkinkan untuk cello pertama berperan sebagai melodi
sementara suara bas dimainkan oleh cello kedua. Karya kuintet ini pertama
kali ditampilkan pada 17 November 1850 di The Musikverein di Wina,
beberapa tahun setelah kematian Schubert. Pada saat itu Schubert dikenal
sebagai komponis yang berfokus pada karya lagu untuk vokal dan
repertoar piano, dan tidak mengambil bagian secara serius sebagai
komponis musik kamar.


5

Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2: Musik 1760 sampai dengan akhir abad ke-20
(Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000), 93.

10