FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI MAKANAN MINUMAN DAN TEMBAKAU PROVINSI SUMATERA UTARA.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

TENAGA KERJA INDUSTRI MAKAN MINUMAN DAN

TEMBAKAU DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

SARI WULANDARI

NIM. 8106162040

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Sari Wulandari. 8106162040 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Industri Makanan Minuman Dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Permintaan tenaga kerja di Sumatera Utara selama periode 1991 sampai dengan 2012 menunjukkan kondisi yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2001 terjadi penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi sektor industri, jumlah industri, upah minimum regional dan inflasi terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari BPS Provinsi Sumatera Utara yakni variabel investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, inflasi dan jumlah tenaga kerja industri makanan minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara time series dari tahun 1991 s.d. 2012. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model estimasi regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 7. Hasil dari penelitian ini secara simultan variabel investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial disimpulkan bahwa variabel investasi sektor industri dan jumlah industri berpengaruh positif dan signifikan, variabel UMR berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan variabel inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di provinsi Sumatera Utara adalahUMR.

KataKunci: Tenaga Kerja, Investasi Sektor Industri, Jumlah Industri, UMR, Inflasi dan Industri Makanan Minuman dan Tembakau.


(5)

ABSTRACT

Sari Wulandari. 8106162040 Factors-Factors Affecting Labor Demand Food Beverages and Tobacco Industry of North Sumatra Province. Thesis. Medan: Medan State University Graduate School, 2015.

Labor demand in North Sumatra during the period 1991 to 2012 showed a fluctuating condition, where in 2001 is decline. This research aims to analyze the influence of the investment sector, the number of industries, the regional minimum wage and inflation on labor demand sectors of the food industry, beverages and tobacco in North Sumatra province simultaneously and partially. The data used are secondary data source from BPS North Sumatra Province namely variable investment industry, the number of industries, the minimum wage, inflation and labor amount of food beverages and tobacco industry in North Sumatra province in the time series from 1991 till 2012 Data analysis wasper formed using OLS (Ordinary Least Square) with multiple linear regression models estimated with the help of the program E-views 7. The results of this study simultaneously changes in industry investment variables, the number of industries, UMR, and inflation significantly influence demand labor sector food industry, beverages and tobacco in the province of North Sumatra. While partially concluded that the investment variable number of industry sectors and industries and a significant positive effect, negative effect variables and minimum significant wage, while the inflation variable and no significant negative effect on the demand for labor in the industrial sector of food, beverages and tobacco in the province of North Sumatra. The results of this study also showed that the most dominant variable effect on labor demand sectors of the food industry, beverages and tobacco in the province of North Sumatra is the minimum wage.

Keywords: Labor, Investment Industry Sector, Industry Number, UMR, Inflation and Food Industry Beverages and Tobacco.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Industri Makanan Minuman Dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara”.

Selama melaksanakan penelitian tesis ini penulis banyak mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan sekaligus nara sumber dan dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku sekretaris Prodi sekaligus Pembimbing I atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis dan telah memberikan perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.


(7)

5. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, M.A. sebagaiPembimbing II yang telah memberikan perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Fitri Ramadhana, M.Si dan Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si selaku narasumber dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di Program Sekolah Pascasarjana Unimed.

8. Kedua Orangtuaku, Ayahku Sugiharto dan Ibundaku tercinta Rita Farida Hasibuan yang telah mengasuh dan mendidik yang rela mengorbankan segalanya, yang selalu sabar dan penuh kasih sayang serta senantiasa memanjatkan untaian doanya untuk kebaikan penulis tanpa pernah mengharap balasan apapun.

9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XX Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Januari 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUN PUSTAKA ... 13

2.1Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Teori Penawaran dan Permintaan Tenaga kerja ... 13

2.1.2 Teori-teori Ketenagaraan ... 17

2.2Industri ... 21

2.2.1 Teori Industrialisasi... 24

2.2.2 Strategi Industrialisasi ... 25

2.2.3 Klasifikasi Industri ... 26

2.3Pengaruh Investasi Sektor Industri Terhadap Permintaan Tenaga Kerja ... 27

2.4Pengaruh Upah Terhadap Permintaan Tenaga Kerja ... 31

2.5Pengaruh Inflasi Terhadap Permintaan Tenaga Kerja ... 33

2.6Penelitian Sebelumnya ... 36

2.7Kerangka Pemikiran ... 38

2.8Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 41

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 41

3.3 Metode Analisis ... 41

3.4 Defenisi Operasional ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Perkembangan Tenaga Kerja Industri Besar Sedang Provinsi ... Sumatera Utara dan Variabel yang Mempengaruhinya ... 49

4.1.1. Perkembangan Tenaga Kerja IBS di Prov. Sumut ... 49

4.1.2. Perkembangan Investasi Sektor Industri di Prov. Sumut ... 51

4.1.3. Perkembangan Jumlah IBS di Prov. Sumut ... 53


(9)

4.1.5. Perkembangan UMR di Prov. Sumut ... 59

4.2. Pembahasaan Hasil Estimasi Model Permintaan Tenaga Kerja IBS Provinsi Sumatera Utara ... 62

4.2.1. Pemilihan Model ... 62

4.2.2. Pembahasan Uji Ekonometrika ... 62

4.2.3. Pembahasan Uji Signifikansi ... 65

4.2.4. Pembahasan Model Analisis... 67

4.2.5. Pembahasan Variabel Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan

Industri Tahun 2010 s/d 2012……….. 2

Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Industri Makanan, Minuman dan Tembakau (JIMMT), Jumlah Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau (JTKMMT), Investasi Sektor Industri (INVSI), Upah Minimum Regional (UMR), dan Inflasi (INF) Provinsi Sumatera UtaraTahun 1991-2012………... 6

Tabel3.1 Penentuan Autokorelasi Uji Durbin Watson ... 47

Tabel 4.1 Tenaga Kerja Industri Sektor Makanan, Minuman dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 50

Tabel 4.2. Investasi Sektor Industri Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 .... 52

Tabel 4.3. Jumlah Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 55

Tabel 4.4. Inflasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 57

Tabel 4.5. UMR Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 60

Tabel 4.6. Korelasi Matriks dan Variance Inflating Factor ... 62

Tabel 4.7. Uji Autokorelasi ... 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Besar Sedang dan Industri Makan, Minuman dan Tembakau di

Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 3

Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman dan Tembakau di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 5

Gambar 2.1 Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja ... 13

Gambar 2.2. Fungsi Permintaan Tenaga Kerja ... 16

Gambar 2.3. Kurva Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi... 18

Gambar 2.7. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 36

Gambar 4.1. Tenaga Kerja IMMT Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 51

Gambar 4.2. Investasi Sektor Industri Provinsi Sumatera Utara Tahun1991-2012... 53

Gambar 4.3. Jumlah IMMT Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 55

Gambar 4.4. Inflasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 58

Gambar 4.5. UMR Provinsi Sumatera Utara Tahun 1991-2012 ... 61


(12)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian ... 80

Lampiran 2 Hasil Uji Hipotesis ... 81

Lampiran 3 HasilUji Normalitas ... 82

Lampiran 4 HasilUji Autokorelasi ... 83


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang yang diikuti pertumbuhan pendapatan, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, yaitu pergeseran dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer seperti sektor industri. Sektor industri manufaktur merupakan sektor yang bergerak dibidang pengolah bahan baku atau pengolahan bahan mentah yang mempunyai daya serap tenaga kerja yang dapat menambah nilai tambah terhadap pertumbuhan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara.

Klasifikasi industri besar dan menengah menghasilkan konstribusi terhadap PDRB yang lebih besar dibandingkan dengan klasifikasi industri kecil dan mikro. Akan tetapi klasifikasi industri kecil dan mikro menghasilkan daya serap tenaga kerja lebih besar dibandingkan dengan klasifikasi industri besar dan sedang.

Industri besar dan sedang dibagi menjadi 9 golongan yakni (1) Industri makanan, mimuman dan tembakau; (2) Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit; (3) Industri kayu, parabot rumah tangga; (4) Industri kertas, percetakan dan penerbit; (5) Industri kimia, batubara, karet dan plastik; (6) Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batubara; (7) Industri logam dasar; (8) Industri


(14)

2

barang dari logam, mesin dan peralatannya; (9) lndustri pengolahan lainnya. (BPS Sumut, 2011: 240)

Klasifikasi industri besar dan menengah pada golongan industri makanan, minuman dan tembakau memberikan kontribusi paling besar khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah industri makanan, minuman dan tembakau di provinsi Sumatera Utara misalnya pada tahun amatan 2010 s.d. 2012 sebagai berikut :

Tabel 1.1. Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri Tahun 2010 s.d. 2012

Golongan Industri (Industrial Classification)

2010 2011 2012e)

(1) (2) (3) (4)

1. Industri Makanan, Minuman an

Tembakau/Manufacture of Food, Beverage

and Tobacco

447 460 462

2. Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan

Kulit/Manufacture of Textiles, Clothing and

Leather

54 45 45

3. Industri Kayu, Perabot

Rumahtangga/Manufacture of Wood,

Including Furniture

115 117 118

4. Industri Kertas, Percetakan dan

Penerbit/Manufacture of Paper, Printing and

Publishing

27 30 30

5. Industri Kimia, Batubara, Karet dan

Plastik/Manufacture of Chemicals, Petroleum,

Coal, Rubber and Plastics

189 189 190

6. Industri Barang Galian Bukan Logam Kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara/Manufacture of

Non Metalic, Except Petroleum and Coal

57 56 56

7. Industri Logam Dasar/Manufacture of Basic

Metals

18 12 12

8. Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya/Manufacture of Fabricated

Metal Products, Machinery and Equipment

82 59 59

9. Industri Pengolahan Lainnya/Other

Manufacturing Industries

13 39 39

Jumlah/Total 1 002 1 007 1 012


(15)

3

Dari Tabel 1.1. dapat diketahui bahwa jumlah industri makanan, minuman dan tembakau dengan total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Prov. Sumatera Utara, pada tahun 2012 lebih besar dibandingkan dengan industri lainnya yaitu sebanyak 462 perusahaan atau sebanyak mencapai 45,65 persen dari total jumlah industri besar dan sedang yang mencapai 1.012 perusahaan. Sehingga dapat dinyatakan golongan golongan industri makanan, minuman dan tembakau merupakan leading sektor yang menghasilkan konstribusi terhadap PDRB yang lebih besar dibandingkan 8 golongan industri besar sedang lainnya.

Untuk lebih jelasnya perkembangan industri makanan, minuman dan tembakau dengan industri besar dan sedang di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 1.1. Perkembangan Jumlah IBS dan Industri Makanan Minuman dan Tembakau di Sumatera Utara Tahun 1991 s.d. 2012

200 400 600 800 1,000 1,200 1,400

Jumlah IBS Jumlah IMMT


(16)

4

Ditinjau dari sumber daya alam yang dimiliki, daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai peluang yang sangat besar untuk aktivitas penanaman modal, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) khususnya dari sektor industri. Hal ini dikarenakan tersedianya berbagai bahan mentah dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan yang kesemuanya dapat dipergunakan untuk pengembangan sektor industri manufaktur yang banyak tergolong pada industri besar dan sedang khususnya pada industri makanan, minuman dan tembakau.

Proses produksi dari input hingga ouput produksi diawali dengan pengeluaran investasi. Pengeluaran investasi merupakan salah satu komponen PDRB dilihat dari segi pengeluaran agreggat. Adanya peningkatan dalam stok kapital akibat pengeluaran investasi akan menyebabkan terjadi kenaikan dalam PDRB. Sebenarnya pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh terhadap angka PDRB saja. Dalam jangka waktu yang lebih panjang kegiatan investasi akan menambah stok kapital dalam masyarakat. Ini berarti terjadi peningkatan kapasitas produksi, yang selanjutnya akan meningkatkan pula kemampuan masyarakat dalam menghasilkan output. (Sudarsono, 2005: 78).

Dengan adanya aktivitas penanaman modal yang dilakukan pihak asing maupun dalam negeri, diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan menciptakan multiplier effect, dimana kegiatan tersebut akan merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan memperluas penyerapan tenaga kerja pada sektor industri besar dan sedang khususnya pada industri makanan, minuman dan tembakau.


(17)

5

Untuk lebih jelasnya perkembangan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Makanan Minuman dan Tembakau di Sumatera Utara Tahun 1991 s.d. 2012

Dari Gambar 1.2. di atas dapat diketahui bahwa secara umum dapat jumlah tenaga kerja industri industri makanan minuman dan tembakau cenderung berfluktuasi dengan jumlah tenaga kerja paling banyak berada pada tahun 1993 yakni sebanyak 70.727 pekerja, sedangkan jumlah tenaga kerja yang paling sedikit berada pada tahun 2001 yakni sebanyak 55.081 pekerja.

Berdasarkan Penelitian terdahulu oleh Prihartanti (2007) yang berjudul

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Industri di Kota Bogor” bahwa variable-variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja diantaranya adalah upah, investasi, PDRB rill, jumlah unit usaha serta krisis.

10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2

Jumlah Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Sumber: Data Diolah (BPS Provinsi Sumatera Utara)


(18)

6

Adapun perkembangan jumlah tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau (dalam orang), jumlah industri makanan, minuman dan tembakau (dalam perusahaan), inflasi (dalam persen), investasi sektor industri (dalam rupiah) dan UMR (dalam rupiah) di Sumatera Utara tahun 1991-2012 ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Industri Makanan, Minuman dan Tembakau (JIMMT), Jumlah Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman dan Tembakau (JTKMMT), Investasi Sektor Industri (INV), Upah Minimum Regional (UMR), dan Inflasi (INF) Prov. Sumatera Utara T.A. 1991 s.d.2012


(19)

7

Berdasarkan Tabel 1.2. di atas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau telah terjadi secara berfluktuasi. Penurunan jumlah tenaga kerja industri tertinggi terjadi pada tahun 2001 yang turun mencapai 13 persen dari tahun sebelumnya atau menurun sebanyak 8.383 pekerja. Sedangkan peningkatan tertinggi jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau terjadi pada tahun 1992 yakni meningkat sebesar 12,25 persen dari tahun sebelumnya atau meningkat sebesar 7.667 pekerja. (BPS Prov. Sumut, 2012)

Perubahan naik turunnya jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau ini tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Jika jumlah IBS sektor makanan, minuman dan tembakau ini dikaitkan dengan investasi sektor industri, maka dapat diketahui bahwa kecenderungan semakin tinggi investasi, maka jumlah IBS sektor makanan, minuman dan tembakau akan semakin banyak. Peningkatan investasi akan meningkatkan modal untuk pembangunan industri baru. Peningkatan investasi sektor industri tentunya akan membuat modal pemerintah untuk mengembangkan sektor-sektor industri semakin besar, sehingga untuk mencapai semua tujuan tersebut diperlukan penyerapan tenaga kerja yang semakin banyak. Berdasarkan data BPS Prov. Sumut (2011) pada tahun 1992, peningkatan investasi sebesar 39,01 persen ternyata hal ini sejalan dengan naiknya jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 12,25 persen. Namun ternyata tidak semua naik turunnya investasi diikuti dengan naik turunnya jumlah tenaga kerja industri. Hal ini bisa diamati misalnya pada tahun 2004, turunya investasi sektor industri pada tahun tersebut sebesar 67,59 persen, justru diikuti dengan naiknya jumlah industri


(20)

8

sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,57 persen. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan teori tentang investasi dengan kenyataan.

Selanjutnya jika perkembangan jumlah industri ini dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau. Idealnya semakin banyak jumlah indutri sektor makanan, minuman dan tembakau, maka perkembangan jumlah tenaga kerja juga akan semakin besar. Berdasarkan data BPS Prov. Sumut (2011) turunnya jumlah industri sektor makanan, minuman dan tembakau juga diikuti dengan menurunnya jumlah tenaga kerjanya. Hal ini misalnya terjadi pada tahun 1997, menurunnya jumlah industri sebesar 5 persen sebagai dampak dari krisis moneter di Provinsi Sumatera Utara juga berdampak pada menurunnya jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau. Namun ternyata tidak semua naik turunnya jumlah industri diikuti dengan naik turunnya jumlah tenaga kerja. Hal ini bisa diamati misalnya pada tahun 1995, naiknya jumlah industri sebesar 4 persen justru diikuti dengan turunnya jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 4 persen. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan bahwa naiknya jumlah industri sektor makanan, minuman dan tembakau dengan kenyataan pertumbuhan jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang sektor makanan, minuman dan tembakau di provinsi Sumatera Utara.

Kemudian jika perkembangan jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau ini dikaitkan dengan upah minimum regional (UMR), maka dapat diketahui ada kecenderungan semakin tinggi UMR, maka


(21)

9

perkembangan jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau akan semakin menurun. Naiknya UMR yang tidak sebanding dengan penerimaan menyebabkan pembengkakkan pengeluaran industri yang akan menipiskan laba industri besar dan sedang tersebut. Tentunya ini akan menyulitkan industri untuk terus berkembang dan berekspansi untuk mengembangkan sektor potensial berikutnya. Dilema seperti memungkinkan bagi para pelaku usaha untuk mengurungkan niatnya dalam pembangunan industri yang kan berdampak pada menurunnya jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau. Kenyataannya adalah UMR di Provinsi Sumatera Utara kian tahun kian meningkat. Secara umum kenyataannya naiknya UMR cenderung diikuti dengan turunnya jumlah tenaga kerja IBS sektor makanan, minuman dan tembakau. Namun ternyata tidak semua naiknya UMR diikuti dengan turunnya jumlah industri. Berdasarkan data BPS Prov. Sumut (2011) pada tahun 2006, naiknya UMR pada tahun tersebut sebesar 22,97 persen justru diikuti dengan naiknya jumlah IBS sektor makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,96 persen. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan UMR dengan kenyataan perkembangan jumlah IBS sektor makanan, minuman dan tembakau.

Kemudian jika jumlah permintaan tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau ini dikaitkan dengan inflasi, maka dapat di lihat bahwa ada kecenderungan tingginya inflasi akan menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau. Naiknya inflasi menyebabkan seluruh biaya produksi industri akan semakin besar, semetara kemampuan daya beli masyarakat semakin berkurang. Tentunya ini akan


(22)

10

menyulitkan industri untuk berkembang, bahkan untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak jarang ditempuh dengan pengurangan tenaga kerja demi mengefisiensikan segala pengeluaran dan memaksimalkan laba. Namun ternyata tidak semua naiknya inflasi diikuti dengan turunnya perkembangan jumlah tenaga kerja industri. Berdasarkan data BPS Prov. Sumut (2011) pada tahun 1998, naik drastisnya inflasi pada tahun tersebut sebesar 390 persen, ternyata justru diikuti dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja industri sebesar 0,93 persen. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan inflasi dengan perkembangan jumlah tenaga kerja industri sektor makanan, minuman dan tembakau.

Dari fenomena di atas diketahui bahwa ada ketidaksesuaian antara teori yang terkait dengan permintaan jumlah tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau yakni jumlah industri, investasi sektor industri, UMR dan Inflasi dengan kenyataan di lapangan. Ini tentunya menjadi kajian yang menarik mengingat industri makanan, minuman dan tembakau merupakan leading sector dari 9 golongan sektor industri di Sumatera Utara.

Selanjutnya perlu disadari, permintaan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau tidak hanya menyangkut permasalahan bidang ekonomi, melainkan permasalahan di bidang sosial, terutama inflasi di masa-masa krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu. Permasalahan permintaan tenaga kerja sebenarnya bukan hanya menyangkut bagaimana ketersediaan investasi khususnya investasi sektor industri, akan tetapi mempertanyakan apakah lapangan kerja yang ada cukup mampu memberi imbal jasa yang layak bagi pekerja.


(23)

11

Berdasarkan data di atas yang meliputi penyerapan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara seperti faktor investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi terhadap permintaan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial.


(24)

12

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dalam rangka pemenuhan permintaan tenaga kerja khususnya sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara. Dan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan sektor Industri di Provinsi Sumatera Utara.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang permintaan tenaga kerja di provinsi Sumatera Utara.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa, dosen dan peneliti lainnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya.


(25)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan variabel investasi sector industri, dan UMR, berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara.

2. Secara parsial disimpulkan bahwa variable investasi sector industri dan jumlah industry berpengaruh positif dan signifikan, variabel UMR berpengaruh negative dan siginikan, sedangkan variable inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara

3. Variabel investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, dan inflasi mampu menjelaskan model permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara sebesar 77,81 persen. Serta sisanya 22,19 persen di pengaruhi variabel lain.

4. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sector industry makanan, minuman dan tembakau di provinsi Sumatera Utara adalah UMR.


(26)

77

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah diharapkan menaikkan UMR sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya.

2. Pemerintah bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam mengendalikan laju inflasi dengan menambah tim TPID (tim Pemantau dan Pengawas Inflasi Daerah) level kecamatan/kelurahan.

3. Selain investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, dan inflasi, ada faktor-faktor lain yang terkait dengan permintaan tenaga kerja seperti suku bunga kredit, PDB riil dan lain-lain yang mungkin dapat dijadikan variabel tambahan untuk penelitian selanjutnya.


(27)

78

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara Dalam Angka. Tahun 2001 – 2010. Donna, Ainil. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Upah Minimum

Provinsi Dan Krisis Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

Dumairy. 2001. Perekonomian Indonesia. Cetakan Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Lubis, Mitra Mustika. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Di Sumatera Utara Tesis.

Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Karo-karo, Berla. 2009. Analisis Pasar Tenaga Kerja di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Kuncoro. 2001. Analisis Spasial dan Regional: Aglomerasi dan Kluster Industri

Indonesia. Yogjakarta : LAMP YKPN.

Luthfi, Muhammad Idris. 2011. Analisis Determinan Kesempatan Kerja Sektor

Industri Di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Dalam Perspektif

Pembangunan. Cetakan Kedua.. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Prihartanti. 2007. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor Industri di Kota Bogor. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Siringo Ringo, Rimmar. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Memoengaruhi

Kesempatan Kerja pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. Tesis diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Sudarsono, 2005. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES

Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. RajaGrafindo Persada.


(28)

79

Sumarsono. 2003. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tambunan, Tulus. 2001. Industrialisasi Negara Berkembang. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Todaro. P. Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga

Waluyo, Dwi E. 2003. Ekonomi Makro. Edisi Revisi. Malang.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan


(1)

Berdasarkan data di atas yang meliputi penyerapan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara seperti faktor investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Provinsi Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi sektor industri, UMR, jumlah industri makanan, minuman dan tembakau, dan inflasi terhadap permintaan tenaga kerja industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara secara simultan dan parsial.


(2)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dalam rangka pemenuhan permintaan tenaga kerja khususnya sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara. Dan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan sektor Industri di Provinsi Sumatera Utara.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang permintaan tenaga kerja di provinsi Sumatera Utara.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa, dosen dan peneliti lainnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi dan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut oleh peneliti selanjutnya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan variabel investasi sector industri, dan UMR, berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara.

2. Secara parsial disimpulkan bahwa variable investasi sector industri dan jumlah industry berpengaruh positif dan signifikan, variabel UMR berpengaruh negative dan siginikan, sedangkan variable inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara

3. Variabel investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, dan inflasi mampu menjelaskan model permintaan tenaga kerja sektor industri makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sumatera Utara sebesar 77,81 persen. Serta sisanya 22,19 persen di pengaruhi variabel lain.

4. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja sector industry makanan, minuman dan tembakau di provinsi Sumatera Utara adalah UMR.


(4)

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah diharapkan menaikkan UMR sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya.

2. Pemerintah bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam mengendalikan laju inflasi dengan menambah tim TPID (tim Pemantau dan Pengawas Inflasi Daerah) level kecamatan/kelurahan.

3. Selain investasi sektor industri, jumlah industri, UMR, dan inflasi, ada faktor-faktor lain yang terkait dengan permintaan tenaga kerja seperti suku bunga kredit, PDB riil dan lain-lain yang mungkin dapat dijadikan variabel tambahan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS). Sumatera Utara Dalam Angka. Tahun 2001 – 2010. Donna, Ainil. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Upah Minimum

Provinsi Dan Krisis Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dumairy. 2001. Perekonomian Indonesia. Cetakan Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Lubis, Mitra Mustika. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Di Sumatera Utara Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Karo-karo, Berla. 2009. Analisis Pasar Tenaga Kerja di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Kuncoro. 2001. Analisis Spasial dan Regional: Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogjakarta : LAMP YKPN.

Luthfi, Muhammad Idris. 2011. Analisis Determinan Kesempatan Kerja Sektor Industri Di Sumatera Utara. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Dalam Perspektif Pembangunan. Cetakan Kedua.. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Prihartanti. 2007. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Bogor. Tesis. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Siringo Ringo, Rimmar. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Memoengaruhi

Kesempatan Kerja pada Industri Menengah dan Besar di Provinsi Sumatera Utara. Tesis diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sudarsono, 2005. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES

Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. RajaGrafindo Persada.


(6)

Sumarsono. 2003. Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tambunan, Tulus. 2001. Industrialisasi Negara Berkembang. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Todaro. P. Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga

Waluyo, Dwi E. 2003. Ekonomi Makro. Edisi Revisi. Malang.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Jogjakarta : UPP STIM YKPN.