09. Audit Kinerja Ciptakarya

KEBIJAKAN AUDIT
KINERJA PROGRAM
JAKARTA, 27 April 2016
Dr. Ida Farida,SE.MM.Ak.CA

KERANGKA PEDOMAN PEMERIKSAAN
UUD
1945
Peraturan Perundang-undangan Pemeriksaan Keuangan
Negara
Pedoman Umum
Juklak

Juknis

SPKN

UUD
Kode Etik
1945
200

100
300
Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
400
Sistem Keyakinan Mutu
500
Penatalaksanaan Kertas Kerja Pemeriksaan
600
Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan Hidup
100.001
Pemahaman dan penilaian
SPI Pemeriksaan Keuangan
100.002
Pemahaman dan penilaian
Risiko Pemeriksaan
100.003
Penetapan Batas Materialitas

Pemeriksaan Keuangan
100.004
Penentuan Metode Uji Petik
Pemeriksaan Keuangan
101.000
Pemeriksaan LKPP dan LKKL

200.001
Penentuan Area Kunci

301.000
Pemeriksaan Investigatif

200.002
Penentuan Kriteria

302.001
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengelolaan Limbah
RSUP/RSUD

302.002
Pemeriksaan Kepatuhan
Pengendalian Pencemaran
Udara
303.000
Pemeriksaan Pengadaan
Barang dan jasa
304.000
Pemeriksaan Subsidi Listrik

102.000
Pemeriksaan LKPD

305.000
Pemeriksaan Subsidi Pangan

103.000
Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bank Indonesia


306.000
Pemeriksaan PNBP dan PAD
Pertambangan
400.001
Reviu Pemeriksaan

PENGERTIAN
PEMERIKSAAN KINERJA
 Menurut UU No. 15 Tahun 2004 Pasal 4 Ayat 3
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri atas
pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi

serta aspek

efektivitas.
 Menurut INTOSAI
Pemeriksaan

kinerja


sebagai

suatu

pemeriksaan

yang

independen atas efisiensi dan efektivitas kegiatan, program,
dan organisasi pemerintah, dengan memperhatikan aspek
ekonomi, dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan

PENGERTIAN
PEMERIKSAAN KINERJA
 Terminologi lain yang dikenal dari pemeriksaan kinerja
adalah
Inggris,

value for money audit yang digunakan di

Kanada

dan

beberapa

negara

persemakmuran, yang diartikan sebagai suatu proses
penilaian

atas

bukti-bukti

yang

tersedia

untuk


menghasilkan suatu pendapat secara luas mengenai
bagaimana entitas menggunakan sumber daya secara
ekonomis, efektif dan efisien

STANDAR PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KINERJA
 Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan SPKN yang disusun dan
ditetapkan berdasarkan BPK melalui Peraturan BPK RI No.1 tahun
2007.
 Berdasarkan SPKN PSP 04, standar pelaksanaan pemeriksaan
kinerja meliputi:
1. Perencanaan
2. Supervisi
3. Bukti Pemeriksaan, dan
4. Dokumentasi Pemeriksaan

METODOLOGI PEMERIKSAAN KINERJA
Ukuran Kinerja Pemeriksaan :
 Standar Pemeriksaan

 Panduan Manajemen Pemeriksaan
 Tujuan dan Harapan Penugasan

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

1. Pengidentifikasian
Masalah

6.Pengujian Data

2. Penentuan Area
Kunci

5. Penyusunan
P2 dan PKP

10. Penyusunan Konsep
LHP


7. Penyusunan Temuan
Pemeriksaan

3. Penentuan Obyek,
Tujuan dan Lingkup
Pemeriksaan Kinerja
4. Penetapan
Kriteria

PELAPORAN

11. Perolehan Tanggapan
Rekomendasi
8. Perolehan Tanggapan
Resmi dan Entitas

9. Penyampaian Temuan
Pemeriksaan pada Entitas


12. Penyusunan dan
Penyampaian LHP

SUPERVISI – KENDALI DAN PENJAMINAN MUTU
(Supervisi, Quality Control & Assurance )
Dokumentasi

PERENCANAAN PEMERIKSAAN
 Tujuan Perencanaan Pemeriksaan
Mempersiapkan suatu program pemeriksaan
yang akan digunakan sebagai dasar bagi
pelaksanaan
pemeriksaan
sehingga
pemeriksaan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
 Dalam perencanaan pemeriksaan, pemeriksa
mengumpulkan informasi untuk menentukan
kebijakan awal mengenai lingkup pemeriksaan,
biaya, waktu dan keahlian yang diperlukan.


PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH
 Dasar Pengidentifikasian Masalah
SPKN PSP 04 Paragraf 10
 Tujuan Pengidentifikasian Masalah
a. Memahami rencana strategis dan Kebijakan Badan tentang
pelaksanaan pemeriksaan kinerja;
b. Memperoleh data, informasi, serta latar belakang organisasi,
program dan fungsi pelayanan publik yang diperiksa
mengenai hal-hak yang berhubungan dengan input, proses,
output dan outcome.
c. Mengetahui landasan hukum atas kegiatan dan program dari
organisasi, program dan fungsi pelayanan publik yang
diperiksa.
d. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
e. Memahami tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban
diemban oleh entitas yang diperiksa

yang

PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

 Input yang
Masalah

diperlukan

dalam

Pengidentifikasian

a. Peraturan perundang-undangan seperti : UU, Keppres,
Inpres, Perpres, PP, Kepmen, Keputusan Dirjen, Surat
Edaran Direktur, Keputusan dan Surat Edaran Kepala
Dinas, AD/ART BUMN/BUMD, Keputusan Direksi dan
Company Profile BUMN/BUMD.
b. Rencana Strategis BPK dan kebijakan Badan tentang
pemeriksaan kinerja.
c. Laporan pemeriksaan dari pemeriksa sebelumnya.
d. RJP, RKA dan laporan tahunan entitas.
e. Kebijakan entitas dan risalah-risalah yang berkaitan

PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

 Input yang diperlukan dalam Pengidentifikasian Masalah
(lanjutan)

f. Struktur Organisasi, SOP dan petunjuk operasional.
g. Hasil evaluasi terhadap program entitas dan rencana
kerja
pemeriksa
intern
dan
laporan
hasil
pemeriksaannya.
h. Hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholder.
i. Hasil liputan media masa
j. Hasil penelaahan informasi dari internet
k. Hasil database entitas yang dikelola oleh BPK
l. Sumbangan bahan dari Satker non pemeriksa seperti
Bibankum, Humas, EPP dan Litbang

PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

 Petunjuk Pelaksaanaan Pengidentifikasian Masalah
a. Dapatkan dan pelajari rencana strategi BPK serta
kebijakan Badan tentang pemeriksaan kinerja
b. Pelajari sejarah
diperiksa

dan

latar

belakang

entitas

yang

c. Reviu struktur organisasi
d. Reviu hasil pemeriksaan sebelumnya
e. Analisis dokumen anggaran dan entitas yang diperiksa
f. Analisis SOP dari entitas yang relevan dengan tujuan
pemeriksaan
g. Analisis AD/ART,
diperiksa

RJP,

dan

RKA

dari

entitas

yang

PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

 Petunjuk Pelaksaanaan Pengidentifikasian Masalah

(lanjutan)

h. Jika diperlukan, lakukan observasi singkat di lokasi kegiatan
utama entitas
i. Jika diperlukan, lakukan interviu/wawancara dengan manajemen
j. Reviu peraturan-peraturan
diperiksa

yang mendasari program yang

k. Lakukan inventarisasi tolok ukur, standar atau KPI yang telah
diterapkan entitas
l. Teliti kemungkinan adanya hambatan
wewenang yang dilakukan entitas.

dan

penyalahgunaan

m. Pelajari kemungkinan adanya batasan-batasan
peraturan atau kebijakan institusi.
n. Dapatkan
dan
inventarisasi
isu-isu
permasalahan yang sedang diatasi entitas
o. Buatlah keseimpulan mengenai
diidentifikasi dalam tahap ini.

berdasarkan

mutakhir

permasalahn

yang

tentang
berhasil

PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH

 Output dari kegiatan Pengidentifikasian Masalah
a. Gambaran umum dari
entitas yang diperiksa.

kegiatan/program

dari

b.Hasil reviu peraturan perundang-undangan yang
meliputi kewenangan, maksud dan tujuan serta
struktur organisasi.
c. Informasi
mengenai
faktor-faktor
mempengaruhi kinerja entitas

yang

d.Kesimpulan umum tentang identifikasi masalah.

PENENTUAN AREA KUNCI


Dasar Penentuan Area Kunci
1. SPKN PSP 04 Paragraf 07 s.d paragraf 09
2. SPKN PSP 04 Paragraf 11 s.d paragraf 15
3. SPKN PSP 04 Paragraf 16 s.d paragraf 26



Tujuan Penentuan Area Kunci
a. Menilai apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian
yang
memadai
untuk
mengidentifikasi
risisko-risiko
kelemahan pengendalian yang akan dijadikan untuk
pertimbangan dalam menentukan area kunci.
b. Mempertimbangkan
pengaruh
peraturan
perundangundangan yang signifikan dan risiko kecurangan yang
mungkin terjadi dan merancang prosedur untuk bisa
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kecurangan
tersebut dapat dideteksi.
c. Menentukan area-area kunci yang memiliki risiko tinggi untuk
dilakukan pemeriksaan.

PENENTUAN AREA KUNCI


Input yang diperlukan
a. Hasil kajian pengidentifikasian masalah
b. Hasil telaahan pemeriksa tentang kualitas SPI entitas
c. Hasil diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas dan komite
pemeriksaan entitas.
d. Hasil diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan
meninjau ulang laporan hasil pemeriksaan intern.
e. Peraturan dan perundang-undangan yang secara signifikan
berpengaruh terhadap entitas.
f.

Hasil olahan database entitas yang dikelola oleh BPK.

g. Hasil kajian atau kumpulan informasi yang disediakan oleh unit
non pemeriksa BOK.
h. Hasil kuesioner, wawancara, observasi dan metodologi
pengumpulan data lainnya yang digunakan oleh pemeriksa
dalam mengumpulkan data dan informasi dalam tahap
perencanaan pemeriksaan ini.

PENENTUAN AREA KUNCI


Petunjuk Pelaksanaan
a. Mempertimbangkan Sistem Pengendalian Intern.
b. Mempertimbangkan pengaruh peraturan perundang-undangan
yang signifikan
c. Identifikasi potensi terjadinya kecurangan
d. Menetapkan area kunci



Output
output dari kegiatan penilaian terhadap area kunci ini adalah
teridentifikasinya area-area kunci yang menjadi fokus pemeriksaan.



Pendokumentasian

Seluruh pengkajian pemeriksaan harus didokumentasikan.
Secara keseluruhan pendokumentasian dapat dijadikan sebagai
KKP.

PENENTUAN OBJEK, TUJUAN DAN
LINGKUP PEMERIKSAAN
 Input dalam Penentuan Objek, Tujuan dan Lingkup
Pemeriksaan
a. Output
dari
Kegiatan
Pengidentifikasian
Masalah
b. Output dari Kegiatan Penentuan Area Kunci
 Petunjuk Pelaksanaan
a. Menentukan objek pemeriksaan
b. Menentukan tujuan pemeriksaan
c. Menentukan lingkup pemeriksaan

PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
 Dasar Penetapan Kriteria Pemeriksaan
SPKN PSP 04 Paragraf 27
 Tujuan Penetapan Kriteria Pemeriksaan
a. Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi dalam
tim pemeriksaan dan dengan manajemen pemeriksa
mengenai sifat pemeriksaan
b. Memberikan dasar yang baik sebagai alat komunikasi
dengan entitas yang diperiksa
c. Menghubungkan tujuan pemeriksaan dengan program
pemeriksaan yang dilaksanakan selama tahap pelaksanaan
pemeriksaan.
d. Memberikan dasar pada tahap pengumpulan data dan
penyusunan prosedur pemeriksaan
e. Memberikan dasar dalam menyusun temuan pemeriksaan

PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN


Input yang diperlukan dalam penetapan kriteria pemeriksaan
a.

Output dari kegiatan perencanaan sebelumnya

b.

Standar atau norma yang dikembangkan sendiri secara teknis oleh
entitas

c.

Pendapat ahli dan organisasi profesional dan institusi penentu
standar

d.

Kriteria yang telah digunakan pada pemeriksaan sejenis sebelumnya

e.

Kriteria yang digunakan oleh institusi pemeriksa lain

f.

Kinerja tahun-tahun sebelumnya

g.

Dokumen perencanaan awal seperti studi kelayakan dan rencana
yang telah disetujui

h.

Anggaran entitas yang diperiksa

i.

Kinerja entitas lain yang sejenis

PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN
20



Petunjuk pelaksanaan penetapan kriteria pemeriksaan
1.

Teliti apakah entitas telah memiliki kriteria sesuai dengan
tujuan pemeriksaan kinerja.

2.

Bila ada tentukan apakah kriteria tersebut telah memenuhi
karakteristik yang baik.

3.

Bila tidak ada atau bila ada, tetapi tidak memenuhi karakteristik
kriteria yang baik, maka pemeriksa harus mengembangkan
kriteria sendiri.

4.

Dalam rangka pengembangan kriteria sendiri pemeriksa harus
melakukan pendekatan-pendekatan.

5.

Komunikasikan
kriteria yang akan dipakai kepada entitas
sebelum pemeriksaan dilaksanakan untuk mendapatkan
kesepakatan bersama mengenai dasar pengukuran kinerja yang
digunakan dalam pemeriksaan atas objek yang diperiksa

PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN


Output penetapan kriteria pemeriksaan
Kesimpulan menganai standar yang akan digunakan sebagai
pembanding terhadap praktek-praktek yang berjalan, meliputi :
a. Kelompok kriteria (ekonomi, efisiensi, efektivitas)
b. Jenis kriteria
c. Penjelasan setiap jenis kriteria
d. Satuan pengukuran
e. Sumber data
f.

Standar ukuran kinerja

g. Tanggapan entitas


Pendokumentasian
Seluruh pengkajian pemeriksaan harus didokumentasikan. Secara
keseluruhan pendokumentasian dapat dijadikan sebagai KKP.

Manfaat



Mendorong Entitas meningkatkan kinerjanya



Memperbaiki kelemahan



Persuasif dalam memberikan Rekomendasi



Mengemukakan kinerja (positif dan negatif)

MASALAH

16

1

AUDIT

2

t3

t4

PERBAIKAN

14
12
10
8
6
4
2
0
t1

t2

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

t5

t6

Konsekuensi


Audit Kinerja mengambil posisi hipotesis pada perbaikan kinerja entitas



Rekomendasi menjadi jantung



Pemeriksa harus mampu memprediksi “impact to governance” atau
dampak dari pemeriksaannya pada peningkatan kinerja entitas



Kesesuaian logis antara Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan
Terinci wajib dijaga

Pemahaman
entitas dan
identifikasi
masalah

Gambaran Umum
entitas (IPOO)

Kualitas SPI

Area 1

Penentuan
area kunci

Signifikansi

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Identifikasi Masalah
Faktor yang
Reviu peraturan

pengaruhi kinerja

Kesimpulan
umum identifikasi
masalah

Uji Kehandalan SPIIdentifikasi potensi
Pengaruh peraturan

Area-area Terpilih
Area 2

Faktor Seleksi

Impact

Resiko

Area Kunci (Area
2)

kecurangan

Area 3

Auditabilitas

Pendekatan

Hasil

Proses

Masalah

Hasil/Output

Proses mgt

Masalah utama

Target atau
Rencana

UU 15/2004

Root cause

UU 15/2004
SPKN

SPKN

ISSAI
SAIs

PERENCANAAN
PEMERIKSAAN KINERJA

Perencanaan
Penentuan
Topik
Potensial

Penyusunan
Program
Pemeriksaan
Pendahuluan

Pemahaman
entitas dan
Pengidentifik
asian masalah

Penentuan
area kunci

Penentuan
tujuan dan
lingkup
pemeriksaan

Penentuan
kriteria
pemeriksaan

Identifikasi
jenis bukti
dan prosedur
pemeriksaan

RKP dan P2

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Aspek 3E

Ekonomi
s

Input-Output

Pendekatan
Perolehan Input

Hasil
Proses

Efisiensi

Masalah
Efektivita
s

Output-Outcome
Efektivitas Program
Efektivitas Manajerial

Ekonomis

Hasil

Proses

• Apakah HPS
telah sesuai
dengan
harga
standar

• Apakah
proses
pengadaan
telah sesuai
ketentuan

Masalah
• Apakah
pelelangan
dapat
terjamin
dari bebas
arisan

Efisiensi

Hasil

Proses

Masalah

• Apakah
penggunaan
Imput telah
sesuai rencana

• Apakah entitas
telah
merancang
sumber daya
secara
memadai
untuk
menghasilkan
output

• Apakah
masalah
pembengkakan
biaya produksi
telah dapat
teratasi

Efektivitas

Hasil
• Apakah Manfaat
telah tercapai?
• Apa dan berapa
manfaat Output?

Proses
• Apakah
pengelolaan
Output
mendukung
pencapaian
Manfaat?
• Apakah
pengelolaan
Output telah
direncanakan
secara memadai?

Masalah
• Apakah hambatan/
masalah dalam
pencapaian
Manfaat telah
teratasi?
• Apakah terdapat
masalah dalam
pencapaian
Manfaat?

Apa yang harus diperhatikan…?


Konsisten pada logical flow



Merumuskan permasalahan



Merumuskan riset questions untuk mengidentifikasi elemen kinerja
sesuai tujuan pemeriksaan



Memahami berbagai pendekatan untuk merumuskan desain
pemeriksaan

Consistent with Logical Flow

 Ekonomis: Biaya Input >< Input
 Efisiensi: Analisis Proses, Input ><
Output
 Efektivitas: Output >< Outcome





TIPS

Tetapkan titik/point analisis
Rumuskan MGM/BMP/P2
secara tepat
3 Langkah utama

Merumuskan masalah



Auditi sebagai entitas



{Unsur, Aspek, Karakteristik,
Kegiatan, Tusi} apa yang akan
diaudit?



Find it first before continue to
next step…


Alasan…



Permasalahan…



Harapan…



Kritik…



Penentuan topik potensial







LHP Auditi, pengaduan, dll
Permasalahan signifikan
(dan tentative solutions)
Diskusi dengan Pimpinan
Auditi, Stakeholders dan
penerima manfaat
Hipotesa awal

Penentuan topik potensial



Mengumpulkan data dan
informasi



Hipotesa awal



Inventarisasi topik



Memilih topik


Signifikansi anggaran



Kepentingan publik dan
politik



Review Renstra Auditi



Signifikansi program



Review RPJM



Auditabilitas



Review isu di masyarakat



Dampak lingkungan



Review LHP sebelumnya

Harapan
Masyarakat

Penentuan topik potensial

Kepentingan
Legislatif

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

AUDI
T
Kepe
nting
an
Lain
nya

Kepentingan
Pemerintah

Merumuskan pertanyaan riset

Identifikasi
Masalah






Masalah
Key Areas
Elemen kinerja
Hipotesa

Cara
Menyelesaikan





Tujuan Pemeriksaan
Pertanyaan Riset
ADM/MGM/P2

Solusi




TP
Kesimpulan
Rekomendasi

PENANGANAN KAWASAN
PERMUKIMAN KUMUH
1. Penentuan tujuan dan lingkup pemeriksaan
  Dalam pemeriksaan kinerja program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) sebagai berikut:
 “Tujuan Pemeriksaan Progam adalah untuk menilai aspek ekonomi, efisien dan efektivitas
penyelenggaraan program KOTAKU”
 Lingkup Pemeriksaan
 Program KOTAKU yang diselenggarakan oleh Dirjen Cipta Karya mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019,
dengan sasaran pemeriksaan adalah:
 Keekonomisan dalam pelaksanaan Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu
a. Keekonomisan dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh penyelenggara Program KOTAKU
b. Keekonomisan dalam penetapan Anggaran Program KOTAKU




a.
b.

a.
b.

 
Efisiensi dalam pelaksanaan Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu :
Efisiensi dalam penyediaan Program KOTAKU
Efisiensi dalam pengelolaan dana Program KOTAKU
Efektifitas Program KOTAKU, dengan sasaran pemeriksaan yaitu :
Efektifitas Sasaran Program KOTAKU
Tahap Pelaksanaan
Pemeriksaan
Efektifitas pengelolaan
sarana
danKinerja
prasaran pendukung Program KOTAKU

Pelaksanaan
Audit Kinerja

Tahapan dalam Juklak

Pengujia
n data
• pengumpulan
bukti
• pengujian bukti
• pengujian atas
kepatuhan
terhadap
perundangan
• Pengujian atas
kualitas
pelaksaaan
pengendalian
intern

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Perumus
an TP
• Penyusunan
Konsep TP
• Penyerahan ke
entitas

Tanggap
an
• Peroleh
tanggapan
• Diskusi

Tahap pelaksanaan: process overview

Menilai keberhasilan
Tujuan
Program BPJS

Peserta BPJS
melampaui
target nasional

Pertanyaan
Langkah
Prosedur

Langkah

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Ragam Kebijakan
melampaui target
pelayanan Nasional

Langkah

Tahap pelaksanaan: process overview
OUTPUT

INPUT
Pengumpulan Bukti
Wawancara
Survey lapangan
Walkthrough
Observasi
Konfirmasi

Analisa & Pengujian Bukti
Review dokumen
Analisa komparasi
Analisa before-after
Analisa cost-benefit
SWOT
Fish bone
Tree of problems

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Penulisan temuan
Identifikasi gap
Analisa gap
Akibat
Sebab

TP

Process overview: Esensi tahap pelaksanaan

Bukti capain kinerja

√ Bukti

Bukti suatu faktor mempengaruhi kinerja
Hasil pengujian auditor atas aspek kinerja

√Temuan
Simpula
n

Tercapai/tidak suatu rencana
Kegagalan mencapai target kinerja
Deviasi dari rencana
Keberhasilan pencapaian kinerja
Dampak tidak tercapainya suatu target kinerja
Kendala capaian kinerja

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Simpulan pada tahap pelaksanaan

PELAKSANAAN

PELAPORAN

Simpulan

Simpulan

Simpulan

Simpulan

Simpula
n

Simpulan

Prosedur/Langka
h/
Teknik
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Pertanyaan
Audit/
Kriteria Utama

Tujuan
Pemeriksaan

Syarat bukti menurut SPKN

Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan
harus diperoleh untuk menjadi dasar
yang memadai bagi temuan dan
rekomendasi pemeriksa
Bukti dapat digolongkan menjadi bukti
fisik, dokumenter, kesaksian (testimonial)
dan analisis

CUKUP
KOMPET
EN
RELEVAN

VALID

HANDAL
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Cukup jumlah
Cukup substansi
Faktual
Dari sumber yang benar
Diperoleh dengan cara yang benar
Sesuai dengan tujuan pemeriksaan
Substansi menjawab langkah
Up-to-date
Benar
Kuat sebagai bukti
Nyata tidak terbantahkan

Bukti apa yang perlu diperoleh



Bergantung pada pendekatan dan aspek kinerja


Hasil, Proses, Masalah



Ekonomis, Efisiensi, Efektivitas



Ingat... Bahwa suatu bukti dapat saja merepresentasikan banyak aspek (keuangan,
kinerja, kepatuhan, dll)



Dimensi waktu suatu Bukti
Sebab

Akibat
Kondisi

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Dampak

Bukti bergantung pendekatan pemeriksaan
kinerja

Hasil

Proses

Masalah

• Berapa capaian
kinerja
• Apa output dan
outcome yang
teridentifikasi

• Apa yang
dilakukan entitas
• Bagaimana
entitas
menyelesaikan
tahapan kegiatan

• Apa masalah
yang utama
• Bagaimana
menyelesaikan
masalah tersebut
• Apa penyebab
masalah utama

BUKTI

BUKTI

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

BUKTI

Ilustrasi perolehan & analisis bukti
(Pendekatan Hasil/Output)
Pertanyaan
Audit

• Peserta BPJS melampaui target
nasional

Prosed
ur

• Peroleh data jumlah peserta BPJS
nasional
• Peroleh data target nasional dalam
Restra
• Bandingkan realisasi terhadap target

TP
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

• Peserta BPJS tidak
mencapai target nasional

TAHAP PELAPORAN
TEMUAN PEMERIKSAAN

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Temuan Pemeriksaan

Fungsi

Sistematika

 Media komunikasi Tim mengenai
hasil audit

 Judul

 Diserahkan untuk memperoleh
Tanggapan

 Kriteria

 Pelaksanaan P2 oleh KT
 Reviu oleh PT
Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

 Kondisi
 Akibat
 Sebab
 Tanggapan

TP pada audit Kinerja


Unsur yang dibutuhkan tergantung pada Tujuan audit



TP harus menjawab Pertanyaan Pemeriksaan dan Tujuan Pemeriksaan



Penyusunan TP perlu mempertimbangkan informasi yang diperlukan
untuk perumusan Simpulan dan Rekomendasi

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Menulis...




Sistematika paragraf


Main idea followed by explanatory sentences



Konsistensi penggunaan Aktif-Pasif



Sesuai logika



What come first and later

Efektivitas bahasa


Bahasa yang efektif



Panjang kalimat



Tidak redundant

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Consistent with Audit Objective

ADM

Temuan

• Objectives
• Procedures
• Evidences

• Hyphotesis
• Indikasi
• TP Final

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

Simpulan
• Qualitative
• Quantitative

Rekomendasi
• Perbaikan
kinerja
• Tegur &
Setor

Logical Consistentency

INPUT

PROCESS

OUTPUT

OUTCOME

Luas Lahan New Site Development

Membangun system infrastruktur
permukiman melalui pembangunan
infrastruktur skla regional, dan
pembangunan kawasan strategi nasional

Menurunnya luas kawasan pemukiman
kumuh

Meningkatnya akses infrastruktur dan
pelayanan dasar untuk mewujudkan
pemukiman perkotaan yg layak huni,
produktif dan berkelanjutan

Jumlah unit Rumah

Fasilitas pemerintah provinsi, kabupaten
melalui pendampingan Penyusunan NSPK

Meningkatnya perilaku hidup bersih dan
sehat masyarakat dan pencegahan kumuh

Pemberdayaan /peningkatan kapasitas
masyarakat

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja

2. Penulisan Ringkasan Eksekutif

 Ringkasan Eksekutif memuat:
Dasar hukum audit;
Profil obyek audit/ Gambaran Umum entitas (beberapa Laporan audit
tidak memuat);
Alasan audit;
Tujuan audit;
Lingkup audit, kriteria audit, simpulan, tanggapan, temuan signifikan dan
rekomendasi BPK; dan
Capaian

3. Pendahuluan


Memuat:
Dasar hukum pemeriksaan;
Tujuan pemeriksaan;
Sasaran pemeriksaan;
Metode pemeriksaan: Kriteria, teknik;
Jangka waktu pemeriksaan;
Tahun anggaran yang diperiksa; dan
Batasan pemeriksaan

4. Gambaran Umum
Gambaran Umum Memuat:
Penjelasan singkat kegiatan obyek pemeriksaan;
Tujuan kegiatan obyek pemeriksaan;
Bentuk/ profil kegiatan Obrik;
Anggaran yang diperiksa; dan
Profil pemangku kepentingan obyek pemeriksaan.

5. Penyajian hasil Audit



Hasil Audit yang disajikan dengan bab tersendiri untuk setiap area kunci
yang diperiksa.



Unsur-unsur temuan disajikan mengalir tanpa blocking



Hasil audit mencakup:


Kondisi, kriteria, akibat, sebab, simpulan tiap area kunci, rekomendasi, dan
tanggapan entitas.

5. Penyajian hasil audit

4.

Kriteria pada TP: hanya yang relevan dengan temuan;

5.

Penuangan Akibat dalam TP:


Pemahaman yang baik mengenai proses bisnis entitas,



Pemahaman dan perumusan kondisi yang baik, serta



Relevansi antara kondisi dengan kriteria yang baik, logis dan argumentatif;



Akibat langsung, bukan tidak langsung

5. Penyajian Hasil Audit

6.

Penuangan unsur Sebab:
 Sebab merupakan kondisi dimana bila ditindak lanjuti, maka akan mencapai kriteria
yang ditetapkan.
 Unsur sebab bukan merupakan pengulangan dari kondisi. Misal: kondisi TP adalah
terjadi pelanggaran terhadap peraturan tertentu, maka sebab merupakan
penjelasan logis dari kondisi tersebut.

7. Permasalahan
8.

Pemberian rekomendasi:

 Konstruktif;
 Dapat dicapai entitas;
 Menyelesaiakan masalah yang dimuat
dalam kondisi;
 Tepat sasaran; dan
 Mempertimbangkan biaya.

5. Penyajian hasil Pemeriksaan

9.

Simpulan

 Kuantitatif
 Kualitatif
 3E atau deskritptif (menjelaskan
gambaran hasil pemeriksaan secara
umum).

7. Permasalahan


Temuan positif/ capaian entitas?



Bagaimana dengan kriteria yang tidak disepahami/ disepakati?



Sebab utama berada di luar kewenangan entitas

Terima Kasih

Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja