CECILLIA MONIKA P A (21100112120009) BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang mengalami
perkembangan cukup pesat di berbagai kawasan industri, bangunan perkotaan dan
kenaikan laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Salah satu dari 16
kecamatan di wilayah Kota Semarang yang memiliki situasi demikian adalah
Kecamatan Banyumanik. Kecamatan Banyumanik sering dikenal sebagai “Kota
Semarang atas”, karena berada pada ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan
laut. Kecamatan tersebut merupakan daerah ekonomi baru yang memiliki
perkembangan suatu kawasan cukup strategis di Kota Semarang, dikarenakan
kawasan “Kota Semarang bawah” sering terjadi banjir akibat luapan air laut (rob).
Beberapa bidang yang telah berkembang di wilayah Kecamatan Banyumanik,
maka kebutuhan air bersih juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan daerah pemukiman/perindustrian yang semakin meluas.
Bentuk alami kebutuhan air yang dapat tersalurkan ke permukaan bumi adalah
mataair. Akan tetapi, keberadaan mataair di beberapa tempat tidak cukup untuk
mengatasi permasalahan kebutuhan air di Kecamatan Banyumanik karena kondisi
faktor hidrogeologi di setiap batas lokasi administrasi berbeda-beda. Selain itu,
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai badan usaha milik daerah yang

bertugas untuk mengelola dan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat juga
belum dapat menjangkau ke seluruh lokasi di Kecamatan Banyumanik. Oleh
karena itu, memanfaatkan airtanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah
banyak dilakukan masyarakat setempat. Airtanah adalah sebagian dari air yang
jatuh ke bumi, lalu meresap ke dalam tanah. Di bawah muka airtanah terdapat
kandungan airtanah yang tertahan di dalam pori-pori tanah jenuh air karena
adanya lapisan tanah rembes air yang disebut akuifer. Pada proses pengalirannya
melalui pori tanah, air mengalami hambatan oleh lapisan tanah yang berbeda-beda
sifat dan jenisnya. Dengan sifat permeabilitas yang relatif besar dan adanya air

1

yang berkumpul di lapisan tersebut, sehingga disebut dengan lapisan akuifer
(Hindarko, 2002).
Di kalangan masyarakat, untuk mendapatkan pasokan air bersih yang cukup,
pemanfaatan

airtanah

dapat


dilakukan

dengan

cara

pembuatan

sumur

dangkal/sumur gali dan sumur dalam/sumur artesis. Tipe sumur tersebut,
dibedakan berdasarkan potensi pengambilan airtanah dangkal dan airtanah dalam.
Airtanah dangkal adalah airtanah yang terjadi karena adanya proses peresapan air
pada permukaan tanah dan terkumpul pada bagian di atas lapisan rapat/kedap air
dan dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.
Airtanah dalam adalah air yang berada di bawah lapisan tanah rapat/kedap air
(Joko, 2010). Sebagian masyarakat masih mengeluhkan kebutuhan air mereka
karena tidak mendapatkan suplai air walaupun pembuatan sumur dangkal telah
dilakukan. Hal ini dikarenakan aspek hidrogeologi di beberapa tempat tidak

merata, sehingga masyarakat tidak sedikit yang memilih menggunakan sumur
dalam, karena hal tersebut dianggap sebagai alternatif yang baik untuk mengatasi
pasokan air, mengingat airtanah pada sumur dalam memiliki sumber air yang
cukup prospektif.
Untuk memprediksi keberadaan airtanah yang sering digunakan adalah
metode tahanan jenis. Metode tersebut merupakan salah satu penyelidikan
permukaan secara tidak langsung yang diterapkan berdasarkan ilmu Geofisika.
Metode tahanan jenis atau Geolistrik adalah metode pengukuran nilai tahanan
jenis dari lapisan batuan di lokasi tertentu. Nilai tahanan jenis batuan ditentukan
oleh material penyusun, densitas, porositas batuan, kandungan air, sifat air dan
suhu (Asmaranto, 2012).
Akibat sering terjadinya kekurangan suplai air dan ketidakstabilan tekanan
pada daerah tertentu, maka perlu adanya perencanaan pekerjaan konstruksi yang
matang, sehingga kapasitas produksi yang diharapkan dapat berjalan optimal.
Berkaitan dengan perencanaan, untuk penentuan spesifikasi/kriteria bahan
konstruksi harus disesuaikan dengan perhitungan biaya anggaran karena
berhubungan dengan produktivitas air bersih yang akan dikonsumsi oleh
masyarakat. Oleh karena itu, perencanaan biaya juga diperlukan dalam upaya

2


pembangunan sarana tersebut. Kemudian, teknis pelaksanaan pembuatan sumur
dapat dilakukan setelah adanya pemilihan Rencana Sumur Dalam yang mengacu
pada analisa pengolahan data metode Geolistrik tahanan jenis, spesifikasi
alat/bahan konstruksi dan RAB, dimana uraian Rencana Sumur tersebut telah
direncanakan oleh pihak perencana.

1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi batuan bawah permukaan dan lapisan akuifer daerah
penelitian berdasarkan hasil penyelidikan Geolistrik?
2. Bagaimana desain gambar dan RAB konstruksi sebagai bentuk penyajian
suatu perencanaan dari 2 jenis Rencana Sumur Dalam di daerah
penelitian?
3. Bagaimana aspek penilaian kekuatan, kelemahan, peluang/keuntungan dan
ancaman berdasarkan 2 jenis Rencana Sumur terhadap spesifikasi/kriteria
alat/bahan dan bahan, serta jumlah harga RAB yang disajikan oleh
perencana di daerah penelitian?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini antara lain :
1. Melakukan pengukuran nilai tahanan jenis batuan daerah
penelitian.
2. Melakukan tahapan perencanaan konstruksi sumur dalam yang
layak.
3. Melakukan penilaian terhadap perbandingan kriteria/spesifikasi
perlengkapan

konstruksi

sumur

dalam

berdasarkan

jenis

bahan/material peralatan, serta biaya perkiraan total pengeluaran

konstruksi yang ekonomis.

3

1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui nilai tahanan jenis, kondisi batuan bawah permukaan
dan kedalaman lapisan akuifer daerah penelitian.
2. Mengetahui desain gambar konstruksi dan RAB sumur dalam dari
2 Rencana Sumur.
3. Memberikan penilaian 2 Rencana Sumur untuk pengajuan
penawaran

Rencana

Sumur

kepada

pihak


penyedia

jasa

pelaksanaan/kontraktor berdasarkan aspek kekuatan, kelemahan,
peluang/keuntungan

dan

ancaman

dari

spesifikasi/kriteria

alat/bahan dan bahan, serta jumlah harga RAB yang direncanakan
pihak perencana.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain :
1. Bagi ahli peneliti, mengetahui uraian pekerjaan tahap perencanaan sumur
dalam, yakni meliputi desain gambar dan RAB konstruksi.
2. Bagi instansi pembangunan, sebagai informasi potensi airtanah dan
perencanaan pembuatan sumur dalam untuk konstruksi yang dapat
dimanfaatkan dengan layak.
3. Bagi penyedia jasa pelaksanaan/kontraktor, sebagai penawaran suatu
pengajuan perencanaan konstruksi sumur dalam dengan cara merancang
desain gambar secara lengkap dan perkiraan biaya pengeluaran dari
pekerjaan pendahuluan sampai penyelesaian konstruksi sumur.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Lingkup Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada pada RW 16, Kelurahan Padangsari,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Peta lokasi penelitian terdapat pada
Gambar 1.1 seperti berikut :

4

Gambar 1.1 Peta lokasi penelitian


5

1.5.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Seperti pada Gambar 1.1, lokasi penelitian terletak di Kelurahan
Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dan rencana
pembuatan sumur berada di RW 16.
2. Penelitian dilakukan dengan cara pendekatan kondisi geologi yang
tersingkap di lapangan, hidrogeologi yang berdasarkan dari data
kedalaman sumur sekitar daerah penelitian, serta kondisi bawah
permukaan

berdasarkan

penyelidikan

Geolistrik

konfigurasi


Schlumberger di lapangan.

3. Perencanaan pembuatan sumur dalam pada penelitian ini hanya
mencakup pengumpulan data lapangan Geolistrik, analisa data
lapangan,

gambar

desain

konstruksi

sumur

dalam

dan

perlengkapannya, serta perhitungan perkiraan akhir RAB yang

rinciannya terdiri dari analisa Harga Satuan Pekerjaan, perhitungan
volume, daftar Harga Bahan dan Upah.
4. Perencanaan yang diajukan merupakan hasil kriteria/spesifikasi 2
Rencana Sumur, yang difokuskan pada perlengkapan peralatan
konstruksi pembuatan sumur dalam, atas pemilihan/penentuan dari
hasil perbandingan penilaian kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang/keuntungan (opportunities) dan ancaman
(threats) perlengkapan konstruksi yang dikenal dengan istilah
“SWOT”, berdasarkan jenis material yang digunakan, sehingga
dapat diketahui Rencana Sumur yang layak dari segi produktivitas
dan harga pembuatan sumur dalam.
5. Peneliti tidak melakukan analisa studi kelayakan atau operasional
pelaksanaan proyek sumur dalam seperti yang terdapat pada ilmu
Ekonomi Teknik mengenai teknis pemeliharaan, perbaikan, serta
perencanaan keuangan yang mencakup analisa keuntungan proyek
pembuatan sumur dari kegiatan investasi/penanaman modal maupun
kegiatan yang berhubungan dengan usaha komersil.

6

1.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan di daerah penelitian maupun yang
berkaitan dengan kajian penelitian :
1. Thanden, dkk (1996), melakukan pemetaan dan menghasilkan Peta
Geologi Regional Lembar Magelang-Semarang skala 1:100.000.
2. Said dan Sukrisno (1988), melakukan pemetaan dan menghasilkan Peta
Hidrogeologi Kota Semarang skala 1:250.000.
3. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (2001), melakukan
pemetaan dan menghasilkan Peta Rupa Bumi Indonesia, Lembar
Jatingaleh Kota Semarang skala 1:25.000.
4. Destiasari (2010), melakukan penelitian mengenai perencanaan konstruksi
sumur dalam di Kelurahan Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang, antara lain pembuatan gambar rencana sumur dalam yang
lengkap dengan peralatan konstruksinya dan menentukan RAB.
5. Wanda (2015), melakukan penelitian mengenai penyelidikan Geolistrik,
kemampuan sumur dalam memproduksi airtanah, uji kelulusan akuifer dan
analisis kimia contoh air dari hasil pemompaan di lokasi Kampus Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Kecamatan Tembalang, Kota
Semarang.
Pada penelitian kali ini akan lebih membahas mengenai perbandingan 2
Rencana Sumur Dalam dan 2 RAB berdasarkan spesifikasi jenis material
alat/bahan yang berbeda menggunakan metode penyelidikan Geolistrik sehingga
diperoleh rekomendasi/saran untuk bahan pertimbangan manajemen suatu proyek.

1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari 5 Bab, dengan perincian
sebagai berikut :
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup

7

penelitian, penelitian terdahulu, sistematika penulisan dan kerangka pikir
penelitian.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan tentang kondisi umum daerah penelitian,
Geologi Regional daerah penelitian, Hidrologi daerah penelitian,
penjelasan metode Geolistrik tahanan jenis dan penjelasan perencanaan
proyek konstruksi prasarana air bersih sumur dalam.
3. BAB III METODOLOGI
Bab ini memaparkan tentang metode penelitian, alat bahan yang
digunakan, tahapan penelitian dan diagram alir penelitian.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang hasil penyelidikan lapangan dan
pembahasan berdasarkan data lapangan, tahap perencanaan konstruksi
sumur dalam serta perhitungan biaya akhir.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab

ini

memaparkan

tentang

kesimpulan

hasil

penelitian,

rekomendasi/saran yang berhubungan dengan penelitian untuk bahan
diskusi dan penawaran kepada pihak pemilik maupun penyedia jasa.

8