Analisis Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama ini, bertujuan meningkatkan kesejahteraan
rakyat baik materil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut
diperlukan anggaran pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha
untuk mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut
adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri,
yaitu pajak. Pendapatan negara dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan, namun demikian peluang untuk terus ditingkatkan di masa
yang akan datang terbuka lebar karena potensinya belum digali secara
optimal.
Untuk

menggali

penerimaan


negara

dari

sektor

perpajakandibutuhkan upaya-upaya nyata, serta diimplementasikan dalam
bentukkebijakan

pemerintah.

Upaya-upaya

tersebut

dapat

berupa


intensifikasimaupun ekstensifikasi perpajakan. Intensifikasi pajak dapat
berupapeningkatan jumlah Wajib Pajak (WP) maupun peningkatan
penerimaan pajak itu sendiri. Upaya ekstensifikasi dapat berupa perluasan
objek pajakyang selama ini belum tergarap. Untuk mengejar penerimaan
pajak, perludidukung situasi sosial ekonomi politik yang stabil, sehingga
masyarakatjuga bisa dengan sukarela membayar pajaknya. Pemerintah
tentudiharapkan dapat mempertimbangkan kembali kebijakan perpajakan

Universitas Sumatera Utara

9

yang bisa menarik minat masyarakat menjadi wajib pajak seperti sunset
policy.Demikian juga, salah satu kebijakan yang perlu dipertimbangkan
adalahdiberikannya tax amnesty atau pengampunan pajak. Kebijakan
inidiharapkan

dapat

meningkatkan


subyek

pajak

maupun

obyek

pajak.Subyek pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di
luarnegeri, sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah
wajibpajak.
Indonesia

pernah

menerapkan

amnesti


pajak

pada

1984.

Namunpelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons
dantidak diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara
menyeluruh. Disamping itu peranan sektor pajak dalam sistem APBNmasih
berfungsi sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah tidakmengupayakan lebih
serius. Pada saat itu penerimaan negara banyakdidominasi dari sektor ekspor
minyak dan gas bumi. Berbeda dengansekarang, penerimaan pajak merupakan
sumber penerimaan dominandalam struktur APBN Pemerintah Indonesia.
Jadi dari satu sisi adanya tax amnesty tahun 2016 dan seterusnya akan
sangat membantu upaya pemerintah memperbaiki kondisi perekonomian,
pembangunan dan mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan serta
memperbaiki ketimpangan. Tetapi disisi lain, disisi yang di luar fiskal atau
pajaknya, dengan kebijakan taxamnesty ini yang diharapkan dengan diikuti
repatriasi sebagian atau keseluruhan aset orang Indonesia di luar negeri maka akan
sangat membantu stabilitas ekonomi makro. Apakah itu dilihat dari nilai tukar

rupiah, apakah itu dilihat dari cadangan devisa, apakah itu dilihat dari neraca
pembayaran kita atau bahkan sampai kepada likuiditas dari perbankan. Jadi

Universitas Sumatera Utara

10

kebijakan ini sangat strategis karena dampaknya yang sifatnya makro, menyeluruh
dan fundamental bagi perekonomian Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, implementasi perpajakan di Indonesiamasih
mempunyai beberapa permasalahan. Pertama, kepatuhan wajibpajak masih
rendah. Kedua, kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak masihterlalu besar karena
mencakup

fungsi

eksekutif,

legislatif,


dan

yudikatifsekaligus

sehingga

menimbulkan ketidakadilan dalam melayani hak wajibpajak yang berefek
turunnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Ketiga, masihrendahnya kepercayaan
kepada aparat pajak dan berbelitnya aturanperpajakan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis
Penerapan Program Tax Amnesty pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut:
1.1

Mengetahui bagaimana Penerapan program Tax Amnesty pada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur


1.2

Mengetahui kendala apa saja yang biasanya dihadapi fiskusdan wajib
pajakpada saat Tax Amnesty berlangsung

1.3

Mengetahui apa saja upaya fiskus untuk mensukseskan program Tax
Amnesty

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

11

2.1 Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya

mengenai Analisis Penerapan program Tax Amnestypada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.
b. Agar dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan
terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan Belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja dengan disiplin ilmu.
c. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri,tanggung jawab,disiplin terhadap segala
sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.
e. Memperoleh perbandingan yang nyata antara pendidikan yang diperoleh
dan kenyataan di Kantor Pajak.

2.2 Bagi Kantor Pajak Pratama Medan Timur
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara KPP
Medan Timur dengan Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) Universitas Sumatera Utara.
b. Sebagai bahan masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat
membangun bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja sumber daya
manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan.
c. Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),

mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki sistem
pelayanan di KPP Pratama Medan Timur.

Universitas Sumatera Utara

12

d. Mempromosikan KPP Pratama Medan Timur kepada masyarakat.
e. Sebagai sarana untuk memudahkan perekrutan/tenaga kerja.
2.3 Bagi Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU
a. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara dengan instansi pemerintah khususnya KPP Pratama Medan Timur.
b. Untuk mendorong mahasiswa untuk selalu update dengan peraturanperaturan dibidang perpajakan.
c. Membuka interaksi antara Program Studi Administrasi Perpajakan dengan
KPP Pratama Medan Timur dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu
pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kurikulum untuk
mencapai standar mutu pendidikan di kalangan mahasiswa Program Studi
Administrasi Perpajakan FISIP USU.

e. Mempromosikan sumber-sumber daya yang potensial dari Universitas dan
memperbaiki persepsi umum tentang Universitas.
C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang
Ketentuan Umum Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Universitas Sumatera Utara

13

Sedangkan menurut Soemitro (1990 : 9) pajak adalah iuran wajib kepada
kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan untuk
membayar pengeluaran umum.
Serta menurut Seligman dalam Essays in Taxation, (1925:9), “Tax is
compulsary contribution


from the person,to the government to depray the

expenses incurrd in the common interest of all,without refrence to special benefit
conferred.”. Pajak adalah adanya kontribusi seseorang yang ditunjukkan kepada
negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan secara khusus pada seseorang.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Pajak adalah iuran wajib kepada
kas negara yang didasarkan pada undang-undang dengan tidak mengharapkan jasa
timbal

(kontraprestasi)

untuk

kepentingan

negara

dalam

membiayai

pembangunannya dan menutup biaya produksi serta jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum yang bersifat memaksa dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Tax Amnesty
Tax amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan,
dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan (UU pengampunan
pajak 2016). Tujuan tax amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan Negara
dan pertumbuhan perekonomian serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan (Suyanto, 2016).
Kebijakan tax amnesty sebenarnya pernah dilakukan Indonesia pada tahun
1984. Secara psikologis implementasi tax amnesty tidak baik/tidak memihak pada

Universitas Sumatera Utara

14

wajib pajak yang selama ini sudah taat membayar pajak. Pelaksanaan tax amnesty
berdampak tidak baik apabila sering di lakukan, karena wajib pajak yang selama
ini sudah taat akan malas membayar pajak sebab kedepan akan ada tax amnesty.
Tax Amnesty adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh otoritas pajak suatu
negara untuk memberikan kesempatan kepada wajib pajak yang selama ini tidak
patuh untuk melporkan penghasilannya dan membayar pajak secara sukarela
melalui pemberian insentif. Dalam pelaksanaan tax amnesty 2016 ini uang
tebusan hanya dikenakan atas harta yang belum di laporkan pada SPT tahun 2015
bagi yang menyampaikan SPT atau semua harta yang dilaporkan apabila wajib
pajak belum pernah melaporkan (mengungkap) harta yang dimiliki. Besarnya
uang tebusan di sesuaikan dengan tarif dan waktu (bulan) yang sudah di tetapkan
dalam undang-undang pengampunan pajak. Adapun bentuk pengampunannya
dikenakan tebusan dengan tarif uang tebusan dari bulan pertama sampai dengan
Sembilan bulan berikutnya dari 2%, 3,%, dan 5% untuk pengungkapan harta yang
berada di Indonesia dan Luar Negeri yang akan di pindahkan ke Indonesia dan
4%, 6%, dan 10% untuk pengungkapan harta yang ada di luar negeri dan tidak
akan di pindahkan ke Indonesia. Untuk harta yang disimpan di Luar Negeri sangat
diharapkan oleh pemerintah untuk di bawa pulang ke Indonesia dan tidak dikenai
sanksi pajak, hanya akan dikenai uang tebusan yang lebih kecil dibandingkan
harta yang ada di luar negeri yang tetep disimpan di luar negeri.
Wajib pajak yang tidak mengikuti program tax amnesty namun ditemukan
adanya data mengenai harta bersih yang tidak dilaporkan maka atas harta
dimaksud diperlakukan sebagai penghasilan pada saat ditemukan dan dikenai
pajak serta sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

15

Apabila wajib pajak mendapatkan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty)
maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Penerapan Tax Amnesty dari Masa ke Masa
a. Pengampunan Pajak pada tahun 1964
Dasar hukum diberlakukannya pengampunan pajak ini adalah Penetapan
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1964 tentang peraturan
pengampunan pajak. Ditetapkan pada tanggal 9 September 1964, tetapi mulai
berlaku pada hari yang akan ditetapkan oleh Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiayaan, dan pengawasan. Objek pengampunan pajaknya adalah modal
yang berada pada masyarakat yang belum pernah dikenakan Pajak Perseroan,
Pajak Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dan yang menjadi subjek pajaknya
adalah masyarakat yang belum pernah dikenakan Pajak Perseroan, Pajak
Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dan atas pelunasannya mereka bertanggung
jawab penuh. Pengampunan pajak pada tahun ini bersifat wajib dan tidak ada
pengecualian subjek pengampunan pajaknya. Pajak yang dicakup adalah
Pajak Perseroan, Pajak Pendapatan, dan Pajak Kekayaan dengan cara
pengampunan membayar uang tebusan dan dengan tarif sebagai berikut:
1. 10% (sepuluh persen); dan
2. 5%

(lima persen) dalam hal modal ditanam di bidang pertanian,

perikanan,

peternakan,

pertambangan,

perindustrian,

serta

pengangkutan yang ditunjuk oleh Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiayaan dan pengawasan.
Sanksi bila menyampaikan data yang tidak benar adalah jumlah uang
tebusan yang kurang setor ditambah sanksi admnistrasi sebesar 400% selama

Universitas Sumatera Utara

16

sejak tanggal 17 agustus1965 belum lewat dua tahun dan sanksi bila tidak
mengikutinya akan mendapatkan kurungan selama-lamanya 5 (lima) tahun
atau hukuman denda paling banyak 100 (seratus) juta rupiah bagi yang tidak
mengikutinya.
b. Pengampunan Pajak Pada tahun 1984
Dasar hukum ditetapkannya pengampunan pajak ini adalah Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1984 tentang pengampunan
pajak dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1984
tentang perubahan keputusan presiden nomor 26 tahun 1984 tentang
pengampunan pajak yang mulai diberlakukan pada 18 April 1984. Yang
menjadi objek pengampunan pajaknya adalah pajak-pajak yang belum pernah
atau belum sepenuhnya dikenakan atau dipungut dan subjek pengeampunan
pajaknya adalah wajib pajak orang pribadi atau badan dengan nama dan
dalam bentuk apapun baik yang telah maupun yang belum terdaftar sebagai
wajib pajak. Sifat pengampunan pajaknya wajib dan pajak yang dicakup
adalah:
1. Pajak pendapatan atas pendapatan yang diperoleh dalam tahun pajak
1983 dan sebelumnya;
2. Pajak kekayaan atas kekayaan yang dimiliki pada tanggal 1 Januari
1984 dan sebelumnya;
3. Pajak perseroan atas laba yang diperoleh dalam tahun pajak 1983 dan
sebelumnya;

Universitas Sumatera Utara

17

4. Pajak atas Bunga, Deviden, Royalty yang terutang atas Bunga,
Deviden, Royalty yang dibayarkan atau disediakan untuk dibayarkan
sampai dengan tanggal 31 Desember 1983;
5. MPO wapu (membayar pajak orang lain wajib pungut) yang terutang
dalam tahun 1983 dan sebelumnya;
6. Pajak pendapatan buruh (PPd.17a) yang terutang dalam tahun pajak
1983 dan sebelumnya; dan
7. Pajak penjualan yang terutang dalam tahun 1983 dan sebelumnya.
Cara pengampunan nya dengan membayar uang tebusan dengan tarif
sebagai berikut:
1. 1% bagi WP yang belum memasukkan surat pemberitahuan pajak
pendapatan/pajak perseroan tahun 1983 dan pajak kekayaan tahun
1984 s.d. 18 April 1984; dan
2. 10% bagi WP yang sudah memasukkan surat pemberitahuan pajak
pendapatan/pajak perseroan tahun 1983 dan pajak kekayaan tahun
1984 s.d. 18 April 1984.
Yang menjadi dasar pengenaan nya adalah jumlah kekayaan bersih yang
tercantum dalam daftar kekayaan / neraca per 1 Januari 1984 yang benar,
dikurangi dengan jumlah kekayaan bersih yang tercantum dalam surat
pemberitahuan pajak pendapatan / pajak perseroan tahun 1983 dan pajak
kekayaan tahun 1984. Fasilitas yang didapatkan bagi wajib pajak yang
mengikuti amnesti pajak ini yaitu:

Universitas Sumatera Utara

18

1. Pajak-pajak yang menjadi objek pengampunan pajak dibebaskan dari
pengusutan fiskal; dan
2. Laporan tentang kekayaan dalam rangka pengampunan pajak tidak
dijadikan dasar penyidikan dan penuntutan pidana dalam bentuk
apapun terhadap wajib pajak.
Wajib

pajak

pengampunan

juga

pajak

mendapatkan
berupa

konsekuensi

permohonan

apabila

diberikan

pengembalian

kelebihan

pembayaran pajak mengenai tahun pajak yang dimohonkan batal, kecuali:
1. Pada saat berlakunya Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1984 telah
diterbitkan surat keputusan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak, atau
2. Dalam

hal

permohonan

pengembalian

kelebihan

pembayaran

mengenai pajak yang sebenarnya tidak terutang.
Batas Waktu permohonan pengampunan pajak ini berakhir sampai 30 Juni
1985 dan tidak memiliki sanksi apabila data yang disampaikan tidak benar
dan sanksi bila tidak mengikuti pengampunan pajak ini.
3. Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan
adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa para ahli
berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktikkan suatu teori,
metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan
yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan
tersusun sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

19

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
adalah:
a. Penerapan program Tax Amnesty Pada KPP Pratama Medan Timur
b. Kendala yang dihadapi fiskus

dan wajib pajak selama Tax Amnesty

berlangsung
c. Upaya fiskus untuk mensukseskan program Tax Amnesty
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan PKLM adalah :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan yang dibutuhkan mulai
dari pengenalan objek pajak yang akan dibahas, pengajuan judul, persetujuan
judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, penyusunan
proposal, seminar proposal, berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang
ditunjuk oleh Program Studi Diloma III Administrasi Perpajakan dan memohon
surat pengantar PKLM dari pihak Fakultas/Program Studi Diploma III
Admnistrasi Perpajakan.
2. Studi Literatur (kepustakaan)
Dalam tahap ini penulis menyediakan persiapan kegiatan studi mencari
data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur,
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, majalah, surat kabar,
catatan-catatan, maupun bahan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

20

3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis menyediakan kegiatan studi pengamatan secara
langsung di KPP Pratama Medan Timur.
4. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
menyusun Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang terdiri dari:
a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
mengetahui dan memahami tentang Analisis Penerapan Program Tax
Amnestydi KPP Medan Timur.
b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang
mendukung laporan PKLM.
5. Analisis Dan Evaluasi Data
Dalam tahap ini penulis menganalisa permasalahan berupa
informasi data-data yang telah dikumpulkan dengan adanya kendala serta
mencari tahu solusi danupaya yang terbaik dalam pembahasan Analisis
Penerapan Program Tax Amnesty Pada KPP Medan Timur.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk menngumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM
ini,maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)
Kegiatan mengajukan beberapa pertanyaan dengan para petugas
yang mengetahui dan memahami bagaimana Penerapan Program Tax

Universitas Sumatera Utara

21

Amnesty pada KPP Pratama Medan Timur yang berpotensi mendukung
hasil laporan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Kegiatan mengumpulkan dan mencari data secara langsung dengan
terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati,
mendengar, dan meneliti bagaimana Analisis Penerapan Program Tax
Amnesty Pada KPP Medan Timur tersebut.
3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)
Mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi
yang telah diperoleh dari instansi maupun Wajib Pajak. Penulis juga melakukan
pengamatan yang dilakukan berdasarkan bahan bacaan di perpustakaan, UndangUndang

Perpajakan,

Peratuaran

Pemerintah,

Keputusan

Menteri

Keuangan,Keputusan Direktorat Jendral Pajak dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan Tugas Akhir penulis untuk memperoleh data dan keterangan
yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini.
G. Sistematika Laporan PKLM
Adapun yang menjadi maksud dalam membuat sistematika penulisan
adalah untuk mempermudah pembahasan, pemahaman, dan penulisan laporan
PKLM. Sistematika penulisan laporan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dengan
sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci, yaitu:
BAB I

PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang antara lain menguraikan
tentang latar belakang PKLM, tujuan PKLM, manfaat

Universitas Sumatera Utara

22

PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode
PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika
penulisan laporan PKLM.
BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM
Pada bab ini penulis menerangkan tentang sejarah singkat,
struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, keadaan
pegawai/karyawan, dan mekanisme administrasi seksi
Pengolahan Data dan Informasi dan seksi Pelayanan KPP
Pratama Medan Timur.

BAB III

GAMBARAN DATA
Pada bab ini penulis menguraikan tentang bagaimana
Penerapan Program Tax Amnesty

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan menganalisa dan mengupas
masalah atau kendala wajib pajak saat mengikuti Tax
Amnesty dan evaluasi terhadap pemecahan masalah
tersebut

BAB V

PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis
sehubungandengan uraian-uraian pada bab-bab
sebelumnya dan penulis ingin memberi saran tentang
bagaimana Penerapan Program Tax Amnesty kepada
fiskus yang berada di KPP Pratama Medan Timur.

Universitas Sumatera Utara