Sifat Kimia Tanah pada Areal Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terluas
kedua didunia. Di sisi lain, tingkat deforestasi di Indonesia juga terkenal sangat
tinggi, terutama karena illegal logging, perambahan hutan, konversi hutan untuk
lahan pertanian, dan kebakaran hutan. Tingginya konversi hutan alam menjadi
berbagai peruntukan lahan tersebut diyakini menjadi penyebab utama tingginya
intensitas dan frekuensi bencana banjir dan tanah longsor sebagaimana kini
banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan salah satu taman
nasional terbesar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi yang juga merupakan kawasan penyangga. Perlindungan terhadap TNGL
dan kawasan disekitarnya sangat penting artinya bagi pembangunan regional,
nasional dan bahkan internasional. Rusaknya kawasan TNGL mengakibatkan
kerusakan fungsi ekosistemnya yang menyebabkan kerusakan hulu daerah aliran
sungai yang berfungsi hidrologis untuk kelangsungan ketersediaan air, khususnya
Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara (CIFOR, 2009).
Faktor-faktor yang menekan proses kerusakan hutan di TNGL adalah
disebabkan konversi hutan untuk kebutuhan pemukiman, lahan pertanian,

perkebunan, dan industri. Penyebab lainnya adalah aktivitas illegal logging, dan
kebakaran hutan. Cara yang paling sering ditempuh oleh pengusaha untuk
memenuhi lahan perkebunan kelapa sawit adalah melakukan konversi kawasan

Universitas Sumatera Utara

2

hutan, karena mekanisme mendapatkannya relatif mudah dan memperoleh
keuntungan dari kayu hasil tebangan (FWI, 2008).
Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat konversi kawasan hutan ke
kawasan perkebunan, maka harus dilakukan kegiatan restorasi. Restorasi
didefenisikan sebagai upaya memperbaiki atau memulihkan kondisi lahan yang
rusak dengan membentuk struktur dan fungsinya sesuai ataupun mendekati
dengan kondisi awal. Menurut Elliott et al.(2012) restorasi lebih ditujukan untuk
perlindungan

lingkungan

dan


konservasi

keanekaragaman

hayati

yang

didefenisikan sebagai pembentukan kembali ekosistem hutan asli yang sudah ada
sebelum deforestasi terjadi. Sementara itu Society for Ecological Restoration
mendefenisikan restorasi ekologis sebagai proses membantu pemulihan ekosistem
yang telah terdegradasi, rusak atau hancur (Society for Ecological Restoration
International Science & Policy Working Group, 2004).
Salah satu contoh kegiatan restorasi adalah yang dilakukan di kawasan
Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di resort Sei Betung. Kawasan restorasi
di Resort Sei Betung, dahulunya merupakan lahan persengketaan antara
perkebunan kelapa sawit dan pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Saat ini kawasan yang dipenuhi oleh kelapa sawit ini telah dikelola untuk
dikembalikan ke fungsi awalnya, sebagai hutan (restorasi) oleh TNGL. Usaha

yang dilakukan merupakan penanaman secara manual dan pemanfaatan
sumberdaya alam yang mendukung proses restorasi(Fransisca et al, 2013).
Kegiatan restorasi yang berhasil akan membawa berbagai berbagai
perubahan kondisi lingkungan, seperti iklim makro dan berbagai sifat tanah.
Berbagai perubahan sifat-sifat tanah ini akan membawa keuntungan bagi

Universitas Sumatera Utara

3

lingkungan, terutama untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Salah satu
perubahan sifat tanah yang cukup penting adalah sifat kimia tanah, yang
mengakibatkan oleh perubahan pH tanah dan unsur hara makro seperti C-organik,
KTK, N-total, P-tersedia, Kalium, Kalsium.(Yusanto, 2009).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui sifat kimia
tanah, di Resort Sei Betung pada Taman Nasional Gunung Leuser Kecamatan
Besitang.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mempelajari sifat kimia tanah pada lahan Restorasi Resort Sei
Betung Taman Nasional Gunung Leuser.

C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber informasi
tentang sifat kimia tanah pada lahan Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional
Gunung Leuser.

Universitas Sumatera Utara