ANALISIS FAKTOR DETERMINAN PREDISPOSISI. docx
ANALISIS FAKTOR DETERMINAN PREDISPOSISI YANG MEMPENGARUHI
RENDAHNYA KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU PADA IBU DAN BALITANYA DI
KELURAHAN SUKORAME KECAMATAN
MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2015
DHITA KRIS PRASETYANTI
ELITA NIA PUTRI
Program Studi Kebidanan (D III)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
ABSTRACT
Hasil laporan dari Puskesmas Sukorame pada bulan Desember tahun 2014 dari 8
Kelurahan yang cakupan kunjungan balitanya tidak mencapai target untuk D/S umur 12-59
bulan adalah desa Sukorame yaitu sebesar 58,6%. Hal ini menunjukkan masalah yaitu
rendahnya kunjungan balita di Posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor determinan predisposisi yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita ke Posyandu
pada ibu dan balitanya di Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2015.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Populasi yang
diteliti adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan balitanya di Kelurahan Sukorame
berjumlah 807 orang dengan teknik Cluster Sampling diperoleh sampel 81 reponden.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisa
dengan menggunakan spearman rank.
Hasil analisis multivariate menunjukkan ada hubungan pendidikan ibu (Exp(β) =
3,069), pekerjaan ibu (Exp(β) = 0.059) dan umur balita (Exp(β) = 3,442) dengan rendahnya
kunjungan balita ke posyandu di kelurahan sukorame kecamatan mojoroto kota kediri tahun
2015. Dengan korelasi yang lebih kuat adalah faktor umur balita disusul dengan faktor
pendidikan ibu dan faktor pekerjaan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi lahan agar meningkatkan penyuluhan
dan konseling tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk pemantauan tumbuh kembang
balita.
Kata kunci : Umur balita, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kunjungan balita
PENDAHULUAN
Posyandu balita merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan,
guna
memberdayakan
masyarakat
dan
memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Depkes
RI, 2013).
Standar pelayanan minimal di
Puskesmas Sukorame menargetkan
tingkat partisipasi masyarakat untuk
datang ke posyandu (D/S) sebesar 80%.
Hasil
laporan
dari
Puskesmas
Sukorame tahun 2014 dari 8 Kelurahan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukorame pada bulan Desember tahun
2014, Kelurahan yang cakupan
kunjungan balitanya tidak mencapai
target untuk D/S umur 12-59 bulan
adalah desa Sukorame yaitu sebesar
58,6%. Hal ini menunjukkan masalah
yang ditemukan adalah rendahnya
cakupan kunjungan balita di Posyandu.
Penyebab rendahnya cakupan
kunjungan balita ke Posyandu di
kelurahan Sukorame dapat diketahui
1
beberapa faktor, diantaranya faktor
man (kurangnya kesadaran ibu yang
memiliki balita untuk melakukan
kunjungan balita ke Posyandu,
kurangnya
pengetahuan
tentang
pedoman KIA), method (kurangnya
peran kader dan nakes dalam menarik
minat ibu yang memiliki balita untuk
berkunjung ke Posyandu, material
(kurangnya sarana pendukung yang
dapat menumbuhkan motivasi /
kesadaran
kunjungan
balita
ke
Posyandu seperti leaflet, pamphlet, dan
poster), machine (jarak tempat pelayan
kesehatan dan sarana transportasi
kurang mendukung), money (biaya
untuk melakukan kunjungan balita ke
Posyandu memberatkan bagi ibu yang
memiliki balita dengan sosial ekonomi
rendah), time (ibu yang bekerja tidak
menempatkan
kunjungan
balita
prioritas utama untuk mengetahui
perkembangan
balitanya),
dan
environment (kurangnya dukungan
sosial yang bersumber dari suami,
keluarga, teman / sahabat, dan
masyarakat sekitar).
Selain penyebab di atas, faktor
umur, pendidikan, pekerjaan, sikap,
dan dukungan keluarga juga dapat
menjadi faktor determinan ibu yang
memiliki balita tidak teratur melakukan
kunjungan balita ke Posyandu sehingga
cakupan kunjungan balita ke Posyandu
cenderung rendah. Kunjungan balita ke
Posyandu sendiri merupan salah satu
bentuk perilaku. Menurut Green dalam
Notoatmodjo (2005), ada tiga faktor
yang berhubungan dengan perilaku,
yaitu faktor predisposisi (umur, jenis
kelamin, ras, pengetahuan, sikap,
kepercayaan, pendidikan, pekerjaan,
tradisi, dan nilai), faktor pemungkin
(ketersediaan
sumber
daya,
keterjangkauan pelayanan kesehatan,
pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan, serta komitmen masyarakat
atau pemerintah), dan faktor penguat
(keluarga, guru, petugas kesehatan,
tokoh masyarakat, dan para pembuat
keputusan undang-undang maupun
peraturan).
Anak
balita
merupakan
golongan yang rentan terhadap
masalah kesehatan. Kesehatan balita
pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan
masyarakat
yang
penanggulangannya
tidak
dapat
dilakukan secara medis dan pelayanan
kesehatan saja. Gangguan kesehatan
yang terjadi pada balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan baik
pada masa balita maupun masa
berikutnya. (Supariasa, 2013).
Cakupan kunjungan balita ke
Posyandu masih rendah dapat diatasi
dengan peningkatan kualitas pelayanan
Posyandu pada balita. Kegiatan
peningkatan cakupan kunjungan balita
ke Posyandu tidak hanya memantau.
pertumbuhan balita yang dapat dilihat
dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS) balita, yaitu balita yang
sehat tiap bulan naik berat badannya
karena garis pertumbuhan normal
seorang balita yang dibuat pada KMS
untuk mengetahui seorang anak
tumbuh
dengan
normal
atau
menyimpang. (Depkes RI, 2011).
Tetapi juga dengan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di
Posyandu diperlukan intervensi dari
pembina Posyandu yaitu Puskesmas
untuk
menjamin
pelaksanaan
penyuluhan pada ibu balita dapat
tercapai sesuai dengan target. Ibu balita
akan diberikan penyuluhan tentang
kesehatan
seperti
pengetahuan
makanan
yang
bergizi,
cara
memberikan makanan yang bervariasi
agar berat badan anak menjadi normal.
Di Posyandu balita mendapatkan
makanan
tambahan,
dan
jika
ditemukan gangguan atau kelainan
pada anak balita, kader Posyandu akan
mengirim atau merujuk balita tersebut
ke pelayanan kesehatan misalnya
Puskesmas
atau
Rumah
Sakit.
(Werdiningsih, 2011).
Berdasarkan fenomena di atas
bahwa rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu dapat mengakibatkan tidak
terpantaunya tumbuh kembang balita,
hal ini merupakan masalah yang urgen.
2
Menurut peneliti belum pernah
dilakukan
penelitian
dan
dimungkinkan
untuk
dilakukan
penelitian berdasarkan pertimbangan
waktu, tenaga, biaya serta kesesuaian
kompetensi peneliti dengan tema
penelitian tentang analisis factor
determinan
predisposisi
yang
mempengaruhi rendahnya kunjungan
balita ke posyandu dan peneliti mampu
melaksanakan juga belum pernah
dilakukan penelitian tentang hal
tersebut di Posyandu Kelurahan
Sukorame serta bermanfaat bagi
responden maupun posyandu, maka
peneliti tertarik untuk mengungkap
tentang analisis faktor determinan
predisposisi
yang
mempengaruhi
rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu di kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
tahun 2015
.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Umur Ibu Dengan
Kunjungan Balita Ke Posyandu
Rancangan
penelitian
yang
digunakan adalah analitik korelasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu dan balitanya berusia 1-5 tahun. Jumlah
target populasi sebanyak 807 ibu yang
memiliki balita di Posyandu Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri Tahun 2015. Peneliti mengambil
10%, jadi besar sampel: 10% x 807 = 80,7
dibulatkan menjadi 81 responden.
Cara memilih sampel klaster dengan
metode probability proportionate to size
(PPS), sampel klaster diberi bobot menurut
klaster.
Variabel independen (X) dalam
penelitian ini adalah Umur, pendidikan,
pekerjaan, umur balita, jumlah balita dalam
satu keluarga, pengetahuan
sedangkan
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini
adalah kunjungan balita keposyandu.
Uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis korelasi variabel X dengan
variabel Y adalah Uji
statistik
Spearman Rank. Uji statistik untuk
multivariat menggunakan Regresi ganda.
Hasil analisis bivariate dengan
uji korelasi Spearman faktor umur ibu
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,075 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan faktor umur ibu dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
korelasinya r = 0,192 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin
tinggi umur ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
Tabel 1 Hubungan Antara Umur Ibu Dengan
Kunjungan Balita Ke Posyandu Di
Kelurahan Sukorame Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri Tahun 2015
Umur
Ibu
< 25 th
26
-35
th
>
36
th
Total
Kunjungan Balita
Tidak
Teratur
Teratur
f
%
f
%
11,
12,
9
10
1
3
f
1
9
%
23,
5
37
45,
7
5
7
70,
4
5
6,2
5
6,2
52
64,
2
8
1
10
0
20
0
24,7
0
35,
8
p=
0,075
29
Total
r= 0,192
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu
dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Tabel 2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu
dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu
di
Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri Tahun 2015
Kunjungan
Balita
Pendidi
Total
Tidak
kan Ibu
Teratur Teratu
r
F
%
f % f
%
Dasar
19,
11, 2
16
9
30,9
8
1 5
3
Meneng
12, 3 42 4
10
54,3
ah
3 4
.0 4
Tinggi
1 14
3 3,7 9
11,1
2
,8
Total
35, 5
8 10
29
64,2
8
2
1
0
p= 0,002
r= 0,343
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan
uji
korelasi
Spearman
faktor
pendidikan ibu dengan kunjungan
balita ke Posyandu didapat nilai p
sebesar 0,002 (p
0
0
3
3,7 3
3,7
Balita
Total
35,
8
29
52
64,2
100
8
1
p= 0,192
r= 0,146
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan uji
korelasi Spearman faktor jumlah balita
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,192 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan faktor jumlah balita dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
4
korelasinya r = 0,146 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin tinggi
pendidikan ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
6.
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan
Kunjungan
Balita
Ke
Posyandu
Tabel 6 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu di Kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Tahun 2015
Pekerj
aan
Ibu
Baik
Kuran
g
Total
Kunjungan
Balita
Tidak
Teratu
Teratu
r
r
f % f %
2 28 4 50
3 ,4 1 ,6
7, 1 13
6
4 1 ,6
2 35 5 64
9 ,8 2 ,2
Total
f
6
4
1
7
8
1
%
79
,0
21
,0
10
0
p = 0,961
r= 0,146
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan uji
korelasi Spearman faktor pengetahuan ibu
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,961 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan faktor pengetahuan ibu dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
korelasinya r = 0,146 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin tinggi
pengetahuan ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
Analisis Multivariat
Tabel 7 Hubungan Antara Pendidikan Ibu, Pekerjaan
Ibu, dan Umur Balita, Dengan Kunjungan
Balita Ke Posyandu di Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri tahun 2015.
B
Pendi
dikan
Ibu
S.
Wal
E
d
0,9 0,4 3,9
43 74 58
d
f
Si
g.
Exp
(β)
1
0,0
47
2,5
67
Pekerj
aan
Ibu
Umur
balita
Const
ant
0,6 19,
0,0
2,9 74 226 1
00
57
1,3 0,7 3,6
0,0
1
68 21 00
58
1,1 1,9 0,3
0,5
1
02 81 09
63
0,0
59
3,9
37
1,6
76
Sumber: Data SPSS Multivariate
Analisis ini menggunakan Uji
Regresi Logistik dengan metode Enter.
Hasil analisis multivariate menunjukkan
ada 3 variabel independen yaitu pendidikan
ibu secara statistik yaitu Exp(β) = 2,567,
pekerjaan ibu secara statistik yaitu Exp(β) =
0.059 dan umur balita secara statistik yaitu
Exp(β) = 3,937. Berarti ada hubungan
antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan
umur balita dengan kunjungan balita ke
posyandu di kelurahan sukorame kecamatan
mojoroto kota kediri tahun 2015. Dengan
korelasi yang lebih kuat adalah faktor umur
balita disusul dengan faktor pendidikan ibu
dan faktor pekerjaan ibu.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis yang didapat
bahwa faktor umur balita merupakan faktor
dominan atau yang paling berpengaruh
terhadap rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu
di
Kelurahan
Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Yang
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kunjungan balita ke Posyandu yang
tidak teratur dipengaruhi oleh faktor
pendidikan 2,5 kali lebih kuat
dibandingkan dengan pekerjaan ibu.
b. Kunjungan balita ke Posyandu yang
tidak teratur dipengaruhi oleh faktor
umur balita 3,9 kali lebih kuat
dibandingkan dengan pekerjaan ibu.
Menurut Green dalam Notoatmodjo
(2005), ada tiga faktor yang berhubungan
dengan perilaku, yaitu faktor predisposisi
(umur, jenis kelamin, ras, pengetahuan,
sikap, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan,
tradisi, dan nilai), faktor pemungkin
(ketersediaan sumber daya, keterjangkauan
pelayanan kesehatan, pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan, serta
komitmen masyarakat atau pemerintah),
dan faktor penguat (keluarga, guru, petugas
kesehatan, tokoh masyarakat, dan para
5
pembuat keputusan undang-undang maupun
peraturan).
Menurut peneliti sendiri bahwa
faktor umur balita memang faktor yang
paling berpengaruh terhadap rendahnya
kunjungan balita ke Posyandu. Berdasarkan
hasil wawancara pada saat penelitian
sebagian responden yang memiliki balita
tetapi balitanya tidak mengikuti Pendidikan
Anak Usia Dini mengatakan sudah pernah
datang ke posyandu dan mendapatkan
imunisasi yang diperlukan. Sehingga ibu
balita malas untuk datang kembali ke
posyandu. Dan untuk balita yang mengikuti
Pendidikan Anak Usia Dini untuk umur 24
bulan ke atas yang jadwal pendidikannya
bersamaan dengan jadwal kunjungan balita
ke Posyandu yang sebulan sekali
dilaksanakan pagi hari. Maka akan sulit
untuk mereka melakukan kunjungan balita
ke Posyandu dengan teratur.
KESIMPULAN
Faktor umur balita merupakan
faktor yang paling dominan dalam
menyebabkan rendahnya kunjungan balita
ke Posyandu di Kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun
2015.
SARAN
Untuk mencapai kesehatan balita
baik fiisik maupun psikologi yang optimal
maka perlu ada perhatian khusus dari Dinas
Kesehatan setempat (Puskesmas) dengan
cara mengadakan program preventif
misalnya pemberian informasi atau
penyuluhan tentang upaya pencegahan
gangguan kesehatan pada balita dan
diadakannya
pemeriksaan
atau
pengontrolan kesehatan balita setiap 1
bulan oleh petugas kesehatan saat
Posyandu.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Azzahy, 2011. Ayo Posyandu. Bersumber
dari:
[diakses tanggal
10 Januari 2015]
DEPKES RI, 2006. Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak
Ditingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Departemen Kesehatan RI :
Jakarta
, 2006. Buku Kader Posyandu
Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Bersumber dari:
[diakses tanggal 20 Januari 2015]
, 2011, Data (proxy) Kesehatan
Indonesia Tahun 2010/2011.
Bersumder dari:
[diakses tanggal 20 Januari 2015)]
Dinas Kesehatan Kota Kediri, 2014, Profil
Kesehatan Kota Kediri ,Dinas
Kesehatan Kota Kediri
Dr. Suparyanto, 2011. Konsep Balita.
Bersumber
dari:
[diakses tanggal 10
Februari 2015]
Eka Prasetyawati, Arsita, 2012. Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) Dalam
Millenium Development Goals
(MDGS).
Yogyakarta:
Nuha
Medika
Fida dan Maya, 2012. Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak. Yogyakarta:
D.Medika
FIK UNIK, 2014. Buku Pedoman
Penyususnan Usulan Penelitian
dan Skripsi Untuk Program Studi
Bidan
Pendidik
(D.IV).
Universitas Kadiri: Kediri
Fitri dan Nita, 2012. Buku Pintar Asuhan
Keperawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Cakrawala
Harian Kompas, 2005. www.google.com,
Harian Kompas [diakses tanggal
10 Februari 2015]
6
Hastono, 2006.Statistik Kesehatan. Bumi
Aksara : Jakarta
Hidayat,
2011. Asi Eksklusif Dan
Kunjungan Ibu Ke Posyandu.
Bersumber
dari:
[dikutip tanggal 10
Februari 2015]
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Buku
Panduan
Kader
Posyandu.
Kementerian Kesehatan RI :
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.
Kementerian Kesehatan RI :
Jakarta
Narbuko, Achmadi, 2012. Metodologi
Penelitian. Bumi Aksara : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Prosedur
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Purwandari, dkk, 2014. Perkembangan
balita. Pustaka Pelajar:Yogyakarta
WHO, 2011. Asi Eksklusif Dan Kunjungan
Ibu Ke Posyandu. Bersumber dari:
[diakses 10 Februari
2015]
7
RENDAHNYA KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU PADA IBU DAN BALITANYA DI
KELURAHAN SUKORAME KECAMATAN
MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN 2015
DHITA KRIS PRASETYANTI
ELITA NIA PUTRI
Program Studi Kebidanan (D III)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
ABSTRACT
Hasil laporan dari Puskesmas Sukorame pada bulan Desember tahun 2014 dari 8
Kelurahan yang cakupan kunjungan balitanya tidak mencapai target untuk D/S umur 12-59
bulan adalah desa Sukorame yaitu sebesar 58,6%. Hal ini menunjukkan masalah yaitu
rendahnya kunjungan balita di Posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
faktor determinan predisposisi yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita ke Posyandu
pada ibu dan balitanya di Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2015.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Populasi yang
diteliti adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan balitanya di Kelurahan Sukorame
berjumlah 807 orang dengan teknik Cluster Sampling diperoleh sampel 81 reponden.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisa
dengan menggunakan spearman rank.
Hasil analisis multivariate menunjukkan ada hubungan pendidikan ibu (Exp(β) =
3,069), pekerjaan ibu (Exp(β) = 0.059) dan umur balita (Exp(β) = 3,442) dengan rendahnya
kunjungan balita ke posyandu di kelurahan sukorame kecamatan mojoroto kota kediri tahun
2015. Dengan korelasi yang lebih kuat adalah faktor umur balita disusul dengan faktor
pendidikan ibu dan faktor pekerjaan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi lahan agar meningkatkan penyuluhan
dan konseling tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk pemantauan tumbuh kembang
balita.
Kata kunci : Umur balita, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kunjungan balita
PENDAHULUAN
Posyandu balita merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan,
guna
memberdayakan
masyarakat
dan
memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi (Depkes
RI, 2013).
Standar pelayanan minimal di
Puskesmas Sukorame menargetkan
tingkat partisipasi masyarakat untuk
datang ke posyandu (D/S) sebesar 80%.
Hasil
laporan
dari
Puskesmas
Sukorame tahun 2014 dari 8 Kelurahan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukorame pada bulan Desember tahun
2014, Kelurahan yang cakupan
kunjungan balitanya tidak mencapai
target untuk D/S umur 12-59 bulan
adalah desa Sukorame yaitu sebesar
58,6%. Hal ini menunjukkan masalah
yang ditemukan adalah rendahnya
cakupan kunjungan balita di Posyandu.
Penyebab rendahnya cakupan
kunjungan balita ke Posyandu di
kelurahan Sukorame dapat diketahui
1
beberapa faktor, diantaranya faktor
man (kurangnya kesadaran ibu yang
memiliki balita untuk melakukan
kunjungan balita ke Posyandu,
kurangnya
pengetahuan
tentang
pedoman KIA), method (kurangnya
peran kader dan nakes dalam menarik
minat ibu yang memiliki balita untuk
berkunjung ke Posyandu, material
(kurangnya sarana pendukung yang
dapat menumbuhkan motivasi /
kesadaran
kunjungan
balita
ke
Posyandu seperti leaflet, pamphlet, dan
poster), machine (jarak tempat pelayan
kesehatan dan sarana transportasi
kurang mendukung), money (biaya
untuk melakukan kunjungan balita ke
Posyandu memberatkan bagi ibu yang
memiliki balita dengan sosial ekonomi
rendah), time (ibu yang bekerja tidak
menempatkan
kunjungan
balita
prioritas utama untuk mengetahui
perkembangan
balitanya),
dan
environment (kurangnya dukungan
sosial yang bersumber dari suami,
keluarga, teman / sahabat, dan
masyarakat sekitar).
Selain penyebab di atas, faktor
umur, pendidikan, pekerjaan, sikap,
dan dukungan keluarga juga dapat
menjadi faktor determinan ibu yang
memiliki balita tidak teratur melakukan
kunjungan balita ke Posyandu sehingga
cakupan kunjungan balita ke Posyandu
cenderung rendah. Kunjungan balita ke
Posyandu sendiri merupan salah satu
bentuk perilaku. Menurut Green dalam
Notoatmodjo (2005), ada tiga faktor
yang berhubungan dengan perilaku,
yaitu faktor predisposisi (umur, jenis
kelamin, ras, pengetahuan, sikap,
kepercayaan, pendidikan, pekerjaan,
tradisi, dan nilai), faktor pemungkin
(ketersediaan
sumber
daya,
keterjangkauan pelayanan kesehatan,
pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan, serta komitmen masyarakat
atau pemerintah), dan faktor penguat
(keluarga, guru, petugas kesehatan,
tokoh masyarakat, dan para pembuat
keputusan undang-undang maupun
peraturan).
Anak
balita
merupakan
golongan yang rentan terhadap
masalah kesehatan. Kesehatan balita
pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan
masyarakat
yang
penanggulangannya
tidak
dapat
dilakukan secara medis dan pelayanan
kesehatan saja. Gangguan kesehatan
yang terjadi pada balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan baik
pada masa balita maupun masa
berikutnya. (Supariasa, 2013).
Cakupan kunjungan balita ke
Posyandu masih rendah dapat diatasi
dengan peningkatan kualitas pelayanan
Posyandu pada balita. Kegiatan
peningkatan cakupan kunjungan balita
ke Posyandu tidak hanya memantau.
pertumbuhan balita yang dapat dilihat
dengan menggunakan Kartu Menuju
Sehat (KMS) balita, yaitu balita yang
sehat tiap bulan naik berat badannya
karena garis pertumbuhan normal
seorang balita yang dibuat pada KMS
untuk mengetahui seorang anak
tumbuh
dengan
normal
atau
menyimpang. (Depkes RI, 2011).
Tetapi juga dengan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di
Posyandu diperlukan intervensi dari
pembina Posyandu yaitu Puskesmas
untuk
menjamin
pelaksanaan
penyuluhan pada ibu balita dapat
tercapai sesuai dengan target. Ibu balita
akan diberikan penyuluhan tentang
kesehatan
seperti
pengetahuan
makanan
yang
bergizi,
cara
memberikan makanan yang bervariasi
agar berat badan anak menjadi normal.
Di Posyandu balita mendapatkan
makanan
tambahan,
dan
jika
ditemukan gangguan atau kelainan
pada anak balita, kader Posyandu akan
mengirim atau merujuk balita tersebut
ke pelayanan kesehatan misalnya
Puskesmas
atau
Rumah
Sakit.
(Werdiningsih, 2011).
Berdasarkan fenomena di atas
bahwa rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu dapat mengakibatkan tidak
terpantaunya tumbuh kembang balita,
hal ini merupakan masalah yang urgen.
2
Menurut peneliti belum pernah
dilakukan
penelitian
dan
dimungkinkan
untuk
dilakukan
penelitian berdasarkan pertimbangan
waktu, tenaga, biaya serta kesesuaian
kompetensi peneliti dengan tema
penelitian tentang analisis factor
determinan
predisposisi
yang
mempengaruhi rendahnya kunjungan
balita ke posyandu dan peneliti mampu
melaksanakan juga belum pernah
dilakukan penelitian tentang hal
tersebut di Posyandu Kelurahan
Sukorame serta bermanfaat bagi
responden maupun posyandu, maka
peneliti tertarik untuk mengungkap
tentang analisis faktor determinan
predisposisi
yang
mempengaruhi
rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu di kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
tahun 2015
.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Umur Ibu Dengan
Kunjungan Balita Ke Posyandu
Rancangan
penelitian
yang
digunakan adalah analitik korelasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu dan balitanya berusia 1-5 tahun. Jumlah
target populasi sebanyak 807 ibu yang
memiliki balita di Posyandu Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri Tahun 2015. Peneliti mengambil
10%, jadi besar sampel: 10% x 807 = 80,7
dibulatkan menjadi 81 responden.
Cara memilih sampel klaster dengan
metode probability proportionate to size
(PPS), sampel klaster diberi bobot menurut
klaster.
Variabel independen (X) dalam
penelitian ini adalah Umur, pendidikan,
pekerjaan, umur balita, jumlah balita dalam
satu keluarga, pengetahuan
sedangkan
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini
adalah kunjungan balita keposyandu.
Uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis korelasi variabel X dengan
variabel Y adalah Uji
statistik
Spearman Rank. Uji statistik untuk
multivariat menggunakan Regresi ganda.
Hasil analisis bivariate dengan
uji korelasi Spearman faktor umur ibu
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,075 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan faktor umur ibu dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
korelasinya r = 0,192 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin
tinggi umur ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
Tabel 1 Hubungan Antara Umur Ibu Dengan
Kunjungan Balita Ke Posyandu Di
Kelurahan Sukorame Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri Tahun 2015
Umur
Ibu
< 25 th
26
-35
th
>
36
th
Total
Kunjungan Balita
Tidak
Teratur
Teratur
f
%
f
%
11,
12,
9
10
1
3
f
1
9
%
23,
5
37
45,
7
5
7
70,
4
5
6,2
5
6,2
52
64,
2
8
1
10
0
20
0
24,7
0
35,
8
p=
0,075
29
Total
r= 0,192
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu
dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu
Tabel 2. Hubungan Antara Pendidikan Ibu
dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu
di
Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri Tahun 2015
Kunjungan
Balita
Pendidi
Total
Tidak
kan Ibu
Teratur Teratu
r
F
%
f % f
%
Dasar
19,
11, 2
16
9
30,9
8
1 5
3
Meneng
12, 3 42 4
10
54,3
ah
3 4
.0 4
Tinggi
1 14
3 3,7 9
11,1
2
,8
Total
35, 5
8 10
29
64,2
8
2
1
0
p= 0,002
r= 0,343
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan
uji
korelasi
Spearman
faktor
pendidikan ibu dengan kunjungan
balita ke Posyandu didapat nilai p
sebesar 0,002 (p
0
0
3
3,7 3
3,7
Balita
Total
35,
8
29
52
64,2
100
8
1
p= 0,192
r= 0,146
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan uji
korelasi Spearman faktor jumlah balita
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,192 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan faktor jumlah balita dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
4
korelasinya r = 0,146 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin tinggi
pendidikan ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
6.
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan
Kunjungan
Balita
Ke
Posyandu
Tabel 6 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu di Kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
Tahun 2015
Pekerj
aan
Ibu
Baik
Kuran
g
Total
Kunjungan
Balita
Tidak
Teratu
Teratu
r
r
f % f %
2 28 4 50
3 ,4 1 ,6
7, 1 13
6
4 1 ,6
2 35 5 64
9 ,8 2 ,2
Total
f
6
4
1
7
8
1
%
79
,0
21
,0
10
0
p = 0,961
r= 0,146
Sumber : Data Primer Penelitian, 2015
Hasil analisis bivariate dengan uji
korelasi Spearman faktor pengetahuan ibu
dengan kunjungan balita ke Posyandu
didapat nilai p sebesar 0,961 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan faktor pengetahuan ibu dengan
kunjungan balita ke Posyandu. Arah
korelasinya r = 0,146 yaitu positif (+)
sejajar searah yang berarti makin tinggi
pengetahuan ibu maka makin tinggi
kunjungan balita ke Posyandu.
Analisis Multivariat
Tabel 7 Hubungan Antara Pendidikan Ibu, Pekerjaan
Ibu, dan Umur Balita, Dengan Kunjungan
Balita Ke Posyandu di Kelurahan
Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri tahun 2015.
B
Pendi
dikan
Ibu
S.
Wal
E
d
0,9 0,4 3,9
43 74 58
d
f
Si
g.
Exp
(β)
1
0,0
47
2,5
67
Pekerj
aan
Ibu
Umur
balita
Const
ant
0,6 19,
0,0
2,9 74 226 1
00
57
1,3 0,7 3,6
0,0
1
68 21 00
58
1,1 1,9 0,3
0,5
1
02 81 09
63
0,0
59
3,9
37
1,6
76
Sumber: Data SPSS Multivariate
Analisis ini menggunakan Uji
Regresi Logistik dengan metode Enter.
Hasil analisis multivariate menunjukkan
ada 3 variabel independen yaitu pendidikan
ibu secara statistik yaitu Exp(β) = 2,567,
pekerjaan ibu secara statistik yaitu Exp(β) =
0.059 dan umur balita secara statistik yaitu
Exp(β) = 3,937. Berarti ada hubungan
antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan
umur balita dengan kunjungan balita ke
posyandu di kelurahan sukorame kecamatan
mojoroto kota kediri tahun 2015. Dengan
korelasi yang lebih kuat adalah faktor umur
balita disusul dengan faktor pendidikan ibu
dan faktor pekerjaan ibu.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis yang didapat
bahwa faktor umur balita merupakan faktor
dominan atau yang paling berpengaruh
terhadap rendahnya kunjungan balita ke
Posyandu
di
Kelurahan
Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Yang
dijabarkan sebagai berikut:
a. Kunjungan balita ke Posyandu yang
tidak teratur dipengaruhi oleh faktor
pendidikan 2,5 kali lebih kuat
dibandingkan dengan pekerjaan ibu.
b. Kunjungan balita ke Posyandu yang
tidak teratur dipengaruhi oleh faktor
umur balita 3,9 kali lebih kuat
dibandingkan dengan pekerjaan ibu.
Menurut Green dalam Notoatmodjo
(2005), ada tiga faktor yang berhubungan
dengan perilaku, yaitu faktor predisposisi
(umur, jenis kelamin, ras, pengetahuan,
sikap, kepercayaan, pendidikan, pekerjaan,
tradisi, dan nilai), faktor pemungkin
(ketersediaan sumber daya, keterjangkauan
pelayanan kesehatan, pengetahuan dan
keterampilan petugas kesehatan, serta
komitmen masyarakat atau pemerintah),
dan faktor penguat (keluarga, guru, petugas
kesehatan, tokoh masyarakat, dan para
5
pembuat keputusan undang-undang maupun
peraturan).
Menurut peneliti sendiri bahwa
faktor umur balita memang faktor yang
paling berpengaruh terhadap rendahnya
kunjungan balita ke Posyandu. Berdasarkan
hasil wawancara pada saat penelitian
sebagian responden yang memiliki balita
tetapi balitanya tidak mengikuti Pendidikan
Anak Usia Dini mengatakan sudah pernah
datang ke posyandu dan mendapatkan
imunisasi yang diperlukan. Sehingga ibu
balita malas untuk datang kembali ke
posyandu. Dan untuk balita yang mengikuti
Pendidikan Anak Usia Dini untuk umur 24
bulan ke atas yang jadwal pendidikannya
bersamaan dengan jadwal kunjungan balita
ke Posyandu yang sebulan sekali
dilaksanakan pagi hari. Maka akan sulit
untuk mereka melakukan kunjungan balita
ke Posyandu dengan teratur.
KESIMPULAN
Faktor umur balita merupakan
faktor yang paling dominan dalam
menyebabkan rendahnya kunjungan balita
ke Posyandu di Kelurahan Sukorame
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun
2015.
SARAN
Untuk mencapai kesehatan balita
baik fiisik maupun psikologi yang optimal
maka perlu ada perhatian khusus dari Dinas
Kesehatan setempat (Puskesmas) dengan
cara mengadakan program preventif
misalnya pemberian informasi atau
penyuluhan tentang upaya pencegahan
gangguan kesehatan pada balita dan
diadakannya
pemeriksaan
atau
pengontrolan kesehatan balita setiap 1
bulan oleh petugas kesehatan saat
Posyandu.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur
Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
Azzahy, 2011. Ayo Posyandu. Bersumber
dari:
[diakses tanggal
10 Januari 2015]
DEPKES RI, 2006. Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak
Ditingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Departemen Kesehatan RI :
Jakarta
, 2006. Buku Kader Posyandu
Dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga. Bersumber dari:
[diakses tanggal 20 Januari 2015]
, 2011, Data (proxy) Kesehatan
Indonesia Tahun 2010/2011.
Bersumder dari:
[diakses tanggal 20 Januari 2015)]
Dinas Kesehatan Kota Kediri, 2014, Profil
Kesehatan Kota Kediri ,Dinas
Kesehatan Kota Kediri
Dr. Suparyanto, 2011. Konsep Balita.
Bersumber
dari:
[diakses tanggal 10
Februari 2015]
Eka Prasetyawati, Arsita, 2012. Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) Dalam
Millenium Development Goals
(MDGS).
Yogyakarta:
Nuha
Medika
Fida dan Maya, 2012. Pengantar Ilmu
Kesehatan Anak. Yogyakarta:
D.Medika
FIK UNIK, 2014. Buku Pedoman
Penyususnan Usulan Penelitian
dan Skripsi Untuk Program Studi
Bidan
Pendidik
(D.IV).
Universitas Kadiri: Kediri
Fitri dan Nita, 2012. Buku Pintar Asuhan
Keperawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Cakrawala
Harian Kompas, 2005. www.google.com,
Harian Kompas [diakses tanggal
10 Februari 2015]
6
Hastono, 2006.Statistik Kesehatan. Bumi
Aksara : Jakarta
Hidayat,
2011. Asi Eksklusif Dan
Kunjungan Ibu Ke Posyandu.
Bersumber
dari:
[dikutip tanggal 10
Februari 2015]
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Buku
Panduan
Kader
Posyandu.
Kementerian Kesehatan RI :
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.
Kementerian Kesehatan RI :
Jakarta
Narbuko, Achmadi, 2012. Metodologi
Penelitian. Bumi Aksara : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Prosedur
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
: Jakarta
Purwandari, dkk, 2014. Perkembangan
balita. Pustaka Pelajar:Yogyakarta
WHO, 2011. Asi Eksklusif Dan Kunjungan
Ibu Ke Posyandu. Bersumber dari:
[diakses 10 Februari
2015]
7