Uang dan Mata Uang MAKALAH makalah ini d

Uang dan Mata Uang
MAKALAH

makalah ini diajukan sebagai syarat pemenuhan tugas mata
kuliah Ekonomi Moneter

Disusun oleh:
Kelompok 1
Azizah 11160860000023
Hadi Aupa 1116086000006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................ i


Pengertian Uang dan Mata Uang .................................................... 1
Sejarah Evolusi Uang ...................................................................... 2
Karakteristik Uang .......................................................................... 5
Berbagai Model Mata Uang ............................................................ 7
Sistem Bretton Wood ...................................................................... 13
Fungsi Mata Uang ........................................................................... 14
Peran Mata Uang dalam Perekonomian .......................................... 16
Perputaran Uang dan Barang .......................................................... 21

Daftar Pustaka ................................................................................. 27

1
1. Pengertian Uang dan Mata Uang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia uang adalah alat tukar atau standar
pengukur nilai yang sah. Uang adalah sesuatu yang diterima/dipercaya masyarakat
sebagai alat pembayaran atau transaksi.

Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat

pembayaran uatang, ata sebgai alat untuk melkukan pembelian barang atau
jasa. Dengan kata lain, uanga merupakan suatu alat yang dapat digunakan
dalam suatu wilayah tertentu. 1
Uang juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diterima
secara umum sebagai alat tukar (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Definisi
ini merupakan definisi hakikat kegunaan uang sebenarnya, namun sesuai
dengan perkembangan perekonomian maka uang semakin dipandang sebagai
komoditas yang memiliki harga melalui tingkat suku bunga, maka hakikat
uang semakin bergeser menjauhi apa yang sebenarnya.2
Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian
dunia. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit
digantikan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang
terintegrasi dalam sat system ekonomi (Choudhury, 1997).3
Money is a financial asset that makes the real economy function smoothly
by serving as a medium of exchange, a unit of account, and a store of wealth.
Money is classified accoding to its liquidity. Liquidity is the ease of
converting any item into cash, without significant loss of value. Thus, money is
classified according to the ease with which items in each class can be converted to
cash for spending.
1


Ahmad Mujahidin. 2007. Ekonomi Islam. Jakarta ( PT Raja Grafindo Persada),

hlm. 45
2

Masyhuri. 2005. Teori Ekonomi Dalam Islam. (Yogyakarta : Kreasi Wacana), hlm.

113
3

Mustafa Edwin Nasution dkk. 2007. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam.
(Jakarta: Kencana), hlm. 239

2

Dalam pandangan Al-Ghazali di dalam karyanya Ihya’ Ulum Al- Din
uang adalah “nikmat (Alloh) yang digunakan masyarakat sebagai mediasi
atau alat untuk mendapatkan bermacam-macam kebutuhan hidupnya, yang
secara substansial tidak mamiliki nilai apa-apa, tetapi sangat dibutuhkan

manusia dalam upaya pemenuhan bermacam-macam kebutuhan mereka
(sebagai alat tukar).4
Dari pernyataan di atas dapat diambil suatu definisi uang menurut alGhazali yaitu uang adalah:
a) Barang atau benda yang berfungsi sebagai sarana mendapatkan
orang lain. Dengan kata lain uang adalah barang yang disepakati
fungsinya sebagai media pertukaran (medium of exchange).
b) Benda tersebut dianggap tidak mempunyai nilai sebagai barang
(nilai intrinsik).
c) Nilai benda yang berfungsi sebagain uang ditentukan terkait
dengan fungsinya sebagai alat tukar. Dengan kata lain yang lebih
berperan dalam benda yang berfungsi sebagai uang adalah nilai
tukar dan nilai nominalnya.

2. Sejarah Evolusi Uang
Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara
mandiri. Mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai
buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana dan belum
membutuhkan bantuan orang lain. Mereka hidup mandiri, dan kala itu
disebut prabarter, yaitu manusia belum mengenal adanya transaksi
perdagangan atau kegiatan jual beli.


4

Septi Wulan Sari, Perkembangan dan Pemikiran Uang dari Masa ke Masa. Vol.3
No.1, Oktober 2016, 50.

3

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradaban manusia
semakin maju, kegiatan dan interaksi manusia pun semakin tajam.
Kebutuhan manusia pun juga bertambah. Pada saat ini mulai muncul
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Muncullah
kegiatan bercocok tanam dan berkembang lagi sejak saat itu manusia mulai
menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran
barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Terjadilah tukar
menukar kebuthan dengan cara barter, kemudian periode ini disebut zaman
barter.
Walaupun pada awalnya sistem barter ini sangat mudah dan
sederhan, namun perkembangan masyarakat membuat sistem ini menjadi
sulit diterapkan. Adapun kekurangan-kekurangan barter sebagai berikut:5

a.

Kesusahan mencari keinginan yang sesuai antara orang-orang
yang melakukan transaksi, atau kesulitan untuk mewujudkan
kesepakatan mutual.

b.

Perbedaan ukuran barang dan jasa, dan sebagian barnag yang
tidak bias dibagi-bagi.

c.

Kesulitan untuk mengukur standar harga seluruh barang dan jasa.

Dengan munculnya berbagai kesulitan tersebut, maka manusia
mencoba mencari cara lain untuk melakukan transaksi pertukaran yang adil
dan mudah. Kehadiran uang memudahkan proses pertukaran komoditas dan
jasa. Setiap proses produksi dan distribusi pasti menggunakan uang. Pada
berbagai bentuk proses produksi berskala besar modern, setiap orang dari

komponen masyarakat mengkhususkan diri dalam memproduksi barang
komoditas dan memperoleh nilai dari hasil produksi yang ia pasarkan dalam

5

Ahmad Mujahidin, op. Cit., hlm. 46.

4

bentuk uang. Karena itu, sistem ekonomi modern yang menyangkut banyak
pihak tidak bisa berjalan dengan sempurna tanpa menggunakan uang.6
Penemuan uang merupakan salah satu penemuan besar yang dicapai
oleh manusia, ketika seseorang mencermati lebih dalam kekurangankekurangan dalam sistem barter, maka berbarengan denagn kemajuan yang
begitu luas membuka jalan kepada manusia untuk menggunakan uang.

Rekam Jejak Uang di Berbagai Bangsa
a. Uang pada Bangsa Lidya
Bangsa Lydia adalah orang-orang yang pertama kali mengenal uang.
Uang pertama kali muncul di tangan para pedagang ketika mereka
merasakan kesulitan dalam jual beli sistem barter, lalu mereka membuat

uang, pada tahun 570-546 SM, Negara berkepentingan mencetak uang.
Pertama kalinya masa ini terkenal dengan mata uang emas dan perak yang
halus dan akurat.7

b. Uang pada Bangsa Yunani
Bangsa Yunani yang membuat “uang komoditas” sebagai utensil
money dan koin-koin dari perunggu. Kemudian mereka membuat ems dan

perak yang pada awalnya beredar di antara mereka dalam bentuk batangan,
sampai masa dimulainya percetakan uang pada tahun 406 SM. Mereka
mengukir di uang mereka bentuk berhala, gambar-gambar pemimpin, dan
mengukir nama negeri dimana uang dicetak. Mata uang utama mereka
adalah Drachma yang terbuat dari perak.8

c. Uang pada Bangsa Romawi
6

Ibid., hlm. 47.
Ibid., hlm. 48
8

Ahmad Mujahidin, loc. cit.
7

5

Bangsa Romawi pada masa sebelum abad ke-3 SM menggunakan
mata uang yang terbuat dari perunggu yang disebut Aes (Aes Signatum Aes
Rude). Mereka juga menggunakan mata uang koin yang terbuat dari

tembaga. Orang yang pertama kali mencetak uang adalah Servius Tullius,
yang dicetak pada tahun 269 SM. Kemudian pada tahun 268 SM, mereka
mencetak Denarious dari emas yang kemudian menjadi mata uang utama
Imperium Romawi. Di atas uang itu itu mereka cetak ukiran bnetuk- bentuk
Dewa dan pahlawan-pahlawan mereka, hingga masa Julius Caesar yang
kemudian mencetak gambarnya di atas uang tersebut.

d. Uang pada Masa Persia
Bangsa Persia mengadopsi percetakan uang dari bangsa Lydia setelah
penyerangan mereka pada tahun 546 SM. Uang dicetak dari emas adan perak
dengan perbandingan 1: 13,5. Suatu hal yang membuat naiknya emas dan

perak. Mata uangnya adalah dirham perak, betul-betul murni. Ketika sistem
kenegaraan mengalami kemunduran, mata uang mereka pun ikut serta
mundur.9

3. Karakteristik Uang
Kita ketahui bahwa uang sebagai alat pembayaran tentulah sangat berarti
bagi kita, namun tidak berarti segala sesuatu itu adalah uang. Dikarenakan uang
sangat penting dalam perekonomian, maka ada beberapa oknum yang
memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan tindak kecurangan dan penipuan. Oleh
karena itu dalam suatu negara mempunyai karakteristik teersendiri dalam mata
uangnya agar dapat mengetahui keaslinya.
Selain hal itu karakteristik juga sangat penting agar uang tersebut diakui
atau diterima baik oleh masyarakat, bank, maupun pemerintahan.

9

Septi Wulan Sari, Perkembangan dan Pemikiran Uang..., An-Nisbah, Vol. 03 No. 01,

6
Didalam buku panduan uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia

(2011) terdapat beberapa karakter atau ciri dari uang Rupiah yang menjadi mata
uang Indonesia.
a) Uang Kertas
1. Tanda air (watermark) dan ELECTROTYPE
2. Benang pengaman
3. Cetak dalam/Intaglio
4. Logo Bank Indonesia
5. Tinta berubah warna
6. Tulisan mikro
7. Cetakan tidak kasat mata
8. Latent image (gambar tersembunyi)

b) Uang Logam
1. Terbuat dari nikel atau alumunium
2. Terdapat teks Bank Indonesia
3. Relief gambar
4. Relief angka
5. Tanggal penerbitan

Adapun

kriteria-kriteria

uang

rupiah

lainnya

agar

dapat

diakui

(kasmir,2008)10 adalah :
a. Ada jaminan, Setiap uang yang diterbitkan dijamin oleh pemerintah
negara tertentu. Dengan jaminan ini, kepercayaan untuk menggunakan
uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari masyarakat
luas.
b. Diterima umum, yaitu dapat diterima secara umum, baik sebagai alat
tukar, penimbun kekayaan, maupun standar pencicilan hutang.

10

Hal.169

M. Nur Rianto Al-Arif. 2015. Pengantar Ekonomi syariah. (Bandung: Pustaka Setia).

7
c. Nilai yang stabil, yaitu memiliki kestabilan dan ketetapan serta
diusahakan fluktuasinya sekecil mungkin.
d. Mudah disimpan, di berbagai tempat termasuk dalam tempat yang
kecil, tetapi memuat jumlah yang besar.
e. Mudah dibawa, dengan kata lain mudah untuk dipindahkan dari satu
tepat ke tempat yang lain.
f. Tidak mudah rusak, yaitu tidak mudah rusak didalam berbagai kondisi,
baik robek maupun luntur.
g. Mudah dibagi, ke dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal
untuk kelancaran dalam melakukan transaksi.
h. Penawaran harus elastis, Agar perdagangan dan usaha menjadi lancar,
jumlah uang yang beredar di masyarakat harus mencukupi.

4. Berbagai Model Mata Uang
Nama rupiah sendiri pertama kali digunakan secara resmi pada saat
zaman pendudukan Jepang, Dai Nippon, pada Perang Dunia II. Setelah
Perang Dunia II itu selesai, Bank Jawa atau yang lebih dikenal dengan nama
Javasche Bank mengeluarkan mata uang Rupiah. Javasche Bank inilah cikal

bakal Bank Indonesia yang mencetak dan mengedarkan rupiah sebagai mata
uang negara Indonesia sampai saat ini.
Pada masa itu banyak yang mendesak Pemerintah untuk mencetak
mata uang sendiri. Hingga akhirnya pemerintah pun menerbitkan ORI atau
Oeang Repoeblik Indonesia. Namun saat itu keadaan negara yang masih
kacau membuat peredaran ORI agak tersendat. Meskipun begitu ORI tetap
diedarkan

karena

terbukti

mampu

meningkatkan

solidaritas

serta

nasionalisme rakyat Indonesia.
Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana. Kualitas yang tidak bagus dan
sistem

pengaman

berupa

serat

halus

masih

peredaraannya, ORI terbagi atas beberapa penerbitan.

kurang.

Dan

dalam

8

a. ORI I (Tahun 1945)
1) Resmi diedarkan pada tanggal 30 Oktober 1946.
2) Pecahannya terdiri dari: 1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, Rp1,00,
Rp5,00, Rp10,00, Rp100,00.

b. ORI II (Tahun 1947)
1)

Hanya memiliki empat pecahan mata uang, yaitu: Rp5,00,
Rp10,00, Rp25,00, dan Rp100,00.

2)

Pecahan Rp25,00 berbeda dengan tiga nominal lainnya.

3)

Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Djokjakarta 1
Djanuari 1947.

4)

Ditandatangani Mr Sjafruddin Prawiranegara.

c. ORI III (Tahun 1947)
1) Terdiri dari tujuh jenis pecahan, yaitu dari ½ rupiah hingga
Rp250,00.
2) Di era ini ada pecahan langka yaitu seri 100 rupiah Maramis.
3) Pecahan ini hanya bisa dikalahkan oleh pecahan 600 rupiah di seri
ORI IV.

d. ORI IV (Tahun 1948)
Seri ini memiliki nominal pecahan-pecahan yang sangat ganjil, yaitu
Rp0,00, Rp75,00, Rp100,00 Hatta, Rp400,00,dan salah satu karya terbaik
dan terlangka, sekaligus harga termahal, nominal 600 rupiah (unissued).

e. Uang Indonesia Lama Pada Masa Orde Baru
1) Uang yang pertama diterbitkan: Seri “Sudirman”

9

2) Terdiri

dari

pecahan:

Rp1,00,

Rp2½,00,Rp5,00,

Rp10,00,

Rp25,00, Rp50,00, Rp100,00, Rp500,00, Rp1.000,00, Rp5.000,00,
dan Rp10.000,00.
3) Ditandatangaini oleh Gubernur Bank Indonesia Radius Prawiro
dan Direktur BI Soeksmono B Martokoesoemo.
4) Emisi tahun: 1968
5) Mulai diedarkan: 8 Januari 1968

f. Tahun 1975 keluar uang kertas baru lagi dengan nominal:
1) Rp1.000,00 bergambar Pangeran Diponegoro
2) Rp5.000,00 dengan gambar Nelayan
3) Rp10.000,00 bergambar Relief Candi Borobudur (Masing-masing
ditandatangai oleh Gubernur BI Rachmat Saleh dan Direktur BI
Soeksmono B Martokoesoemo)

g. Tahun 1992 terbit lagi uang kertas baru dengan nominal:
1) Rp100,00 dengan gambar Perahu Phinisi
2) Rp500,00 dengan gambar Orang Utan
3) Rp1.000,00 dengan gambar Danau Toba
4) Rp5.000,00 dengan gambar Alat Musik Sasando
5) Rp10.000,00 dengan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono IX
6) Rp20.000 dengan gambar Cendrawasih merah

h. Tahun 1993 BI kembali mengeluarkan uang baru lagi dengan
nominal:
1) Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
2) Pada tahun 1993 dikeluarkan lagi pecahan

10

3) Rp50.000,00 dengan gambar Presiden Soeharto
4) Dikeluarkan juga penerbitan khusus dengan pecahan dan gambar
yang sama tetapi terbuat dari bahan palstik polymer dengan
pengaman

berupa

“holografis”

Soeharto,

bukan

tanda

air/watermark, seperti yang biasa digunakan.
Berikut ini adalah beberapa model mata uang yang pernah berlaku di
Indonesia

Mata Uang Paling Berpengaruh di Dunia
Era globalisasi yang memperpendek jarak antar negara membuat arus
perdagangan internasional kian gencar. Negara yang cukup kuat dalam
perekonomian dapat dilihat dari kekuatan mata uangnya bertahan di pertarungan
mata uang dunia. Berikut empat mata uang terkuat di dunia saat ini.

11
a. US Dollar

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRQZEkn7C9

Harga mata uang dolar AS ini yang juga mematok harga-harga mata uang
lain di dunia. Maka dalam transaksi forex, dolar AS juga merupakan komoditas
yang menggiurkan dan bisa dipastikan diterima oleh para trader forex. Ya, ada
banyak keuntungan didapatkan oleh Amerika yang memiliki mata uang yang
digunakan sebagai acuan mata uang di dunia.

b. Euro
Euro termasuk mata uang yang banyak beredar di dunia, bahkan harganya
lebih mahal dibanding dollar. Berikut adalah gambar mata uang Euro.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRUzD3nqg-5U54yyhRP2fpJb0I_wbWZpLgTNJUxf52YVvmtKOZ

12
c. Poundsterling
Inggris sebagai pemilik mata uang ini cukup menjadi pesaing sengit
Amerika Serikat yang bertahan dengan dolarnya. Poundsterling menempati
urutan ketiga sebagai mata uang paling berpengaruh di dunia. Berikut adalah
gambar mata uang Poundsterling.

https://buycurrency.org/wp-content/uploads/2015/07/1000-BritishPounds.jpg

d. Yen
Mata uang ini mudah diperdagangkan khususnya untuk Asia. Hal ini
dikarenakan Jepang memiliki tingkat ekonomi yang kuat terutama hal ekspornya
sehingga memudahkan bagi para pelaku bisnis untuk memetakan tingkat ekonomi
wilayah Pan Pasifik seperti ekonomi di Singapura, Korea Selatan bahkan Thailand.

13

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTvdyhkI3jQXUL_y69RcAA7BxxrhqXGJ1yMZ48J4bsBixDdVPL

5. Sistem Bretton Wood
Pengalaman pahit yang menimpa perekonomian dunia setelah berakhirnya
Perang Dunia pertama membawa dampak yang cukup berarti bagi sikap masyarakat
dunia terhadap perekonomian dunia. Ini tercermin antara lain dari tiga lembaga
ekonomi Internasional IMF, ITO dan IBRD dan sering disebut juga dengan world
bank.Melalui kebijakan-kebijakan dari lembaga tersebutlah kita berharap dapat
keluar dari malapetaka ekonomi yang muncul setelah Perang Dunia I.
Pertemuan bretton woods yang dihadiri oleh 44 negara dan diselenggarakan
pada tahun 1944 di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, berhasil
disepakati pembentukan tiga buah lembaga ekonomi internasional seperti yang
disebut diatas. Bank Dunia pada dasarnya mempunyai tugas utama yakni
menggiatkan serta memengaruhi arah aliran modal antar negara.

14
Dalam pertemuan tersebut setelah pembentukan tiga lembaga ekonomi
internasional terdapat beberapa ketentuan yakni 11:
a) Tujuan IMF
Diatas

telah

disebutkan

adanya

pembentukan

lembaga

ekonomi

internasional diantaranya adalah IMF, oleh karena itu hendaknya kita mengatahui
tujuan-tujuan kenapa didirikan IMF, yaitu :
1. Untuk memajukan Kerjasama moneter internasional dengan jalan
mendirikan lembaga (IMF).
2. Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia
3. Untuk memajukan Stabilitas kurs valuta asing
4. Untuk mengurangi dan membatasi praktek-praktek pembatasan
terhadap pembayaran Internasional
5. Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam bentuk
pinjaman jangka pendek maupun menengah.
6. Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya difisit atau surplus
neraca perdagangan.

b) Nilai Paritas Mata Uang
Menurut ketentuan IMF, semua mata uang negara anggota harus ditetapkan
nilai peritasnya terhadap US dollar atau terhadap emas dengan nilai ekuivalennya.
Sedangkan mata uang US dollar ditetapkan konvertiblenya dengan Emas. Oleh
karena itu sistem ini disebut dengan kelompok sistem standar dollar emas.

6. Fungsi Mata Uang

Suseno Solikin dalam jurnalnya yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
membagi fungsi uang menjadi empat, yaitu sebagai alat tukar, alat satuan
hitung, alat penyimpan nilai, dan alat pencicilan hutang.

11

Frasminggi Kamasa. Dari Bretton Woods ke Petro-Dollar: Analisis dan Eva luasi
Kritis Sistem Moneter Internasional.Th.08 No.2, Hal 233

15

Uang sebagai alat tukar. Dapat dibayangkan betapa sulitnya hidup

dalam perekonomian moderen ini tanpa adanya benda yang dapat
digunakan sebagai alat penukar. Apabila tidak ada uang maka transaksi
hanya dilakukan dengan cara tukar-menukar antara barang yang satu
dengan barang yang lain. Dengan adanya uang, seseorang dapat secara
langsung menukarkan uang tersebut dengan barang yang dibutuhkannya
kepada orang lain yang menghasilkan barang tersebut.
Uang sebagai satuan hitung. Tanpa satuan hitung seseorang mungkin

akan menilai seekor sapi sama dengan dua ekor kambing dsb. Dengan
adanya uang, tukar-menukar dan penilaian terhadap suatu barang akan lebih
mudah dilakukan. Selain itu, dengan uang pertukaran antara dua barang yang
berbeda secara fisik juga dapat dilakukan.
Uang sebagai alat penyimpan nilai. Sesuai dengan sifatnya, manusia

adalah mahluk yang gemar mengumpulkan dan menyimpan kekayaan dalam
bentuk barang-barang yang berharga untuk dipergunakan di masa yang akan
datang. Barang-barang berharga tersebut pada umumnya berupa tanah,
rumah, dan benda berharga lain. Walaupun kekayaan yang dapat disimpan
beragam bentuknya, tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan salah
satu pilihan untuk menyimpan kekayaan.
Standar pencicilan utang (standart of defferent payment). Fungsi

uang ini terkait dengan transaksi pinjam-meminjam; uang merupakan salah
satu cara untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman tersebut. Lebih
masuk akal untuk meminjamkan uang sebesar satu juta rupiah selama lima
tahun daripada meminjamkan satu ekor kambing dalam waktu yang sama
mengingat keadaan kambing dalam lima tahun mendatang.12
Sedangkan Glyn Davies membagi fungsi uang sebagai berikut:

12

Suseno Solikin, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian ,
Seri Kebank Sentralan No. 1, Jakarta, 2002, hlm. 2-3.

16

a. Specific functions (kebanyakan bersifat mikroekonomi dan abstrak)

1) Satuan hitung
2) Ukuran umum nilai
3) Medium of exchange
4) Sarana pembayaran
5) Standar pembayaran tertunda
6) Penyimpan nilai

b. Fungsi umum (kebanyakan bersifat makroekonomi dan abstrak)

1) Aset likuid;
2) Kerangka sistem alokasi pasar (harga);
3) Faktor penyebab dalam perekonomian;
4) Alat pengendali ekonomi.13
7. Peran Uang Dalam perekonomian
Dalam keseharian masyarakat, sering sekali uang dikaitkan dengan
inflasi,tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, kenaikan harga, dan hal lainnya.
Ada yang mengatakan semakin banyak uang yang beredar semakin berkembanglah
ekonomi, namun jika hal tersebut berlangsung terus-menerus akan berdampak
kepada inflasi, begitupun dengan sebaliknya jika peredaran uang semakin sedikit,
pertumbuhan ekonomipun akan semakin lamban. Ada juga yang berpendapat
semakin banyak uang yang beredar maka suku bunga semakin rendah, dan
begitupun sebaliknya. Lalu apakah benar pernyataan tersebut sesuai dengan
kenyataannya? Apakah benar uang dapat mengendalikan perekonomian suatu
negara? Oleh karena itu pada poin ini kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Berikut adalah peran uang dalam perekonomian menurut Solikin dan
suseno dalam buku yang berjudul “UANG Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya”

13

Glyn Davies, A History of Money. Edisi ke-2, University of Wales Press, 2002, hlm. 2728.

17
a) Uang dan Kegiatan Ekonomi
Pada dasarnya, peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan
kegiatan suatu perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami
karena semua kegiatan perekonomian moderen, misalnya produksi, investasi, dan
konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan, dalam perkembangannya uang tidak
hanya digunakan untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang
namun uang itu sendiri juga menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di
pasar uang. Dengan kondisi tersebut, sangatlah sulit dibayangkan apabila tidak ada
benda yang namanya uang.
Untuk mengetahui bagaimana peran uang dalam perekonomian, maka kita
harus memahami aliran atau arus perputaran barang dan uang dalam suatu
perekonomian. Ilustrasi sederhana mengenai aliran atau arus perputaran barang dan
uang terjadi dalam suatu perekonomian dapat dijelaskan sebagai berikut. Sesuai
dengan fungsi uang sebagaimana telah diuraikan dalam point kedua, dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat membutuhkan uang untuk memperlancar kegiatan
ekonominya baik berupa kegiatan produksi, investasi, maupun konsumsi.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap kegiatan ekonomi tersebut selalu terdapat dua
macam aliran, yaitu aliran barang dan aliran uang atau dana. Sebagai contoh, dalam
suatu

kegiatan

produksi,

untuk

menghasilkan

suatu

produk

perusahaan

membutuhkan input, misalnya berupa bahan baku dan tenaga kerja.
Dalam proses tersebut perusahaan akan membeli bahan baku dan menyewa
tenaga (keahlian) dari masyarakat sehingga akan terjadi aliran barang dan jasa
berupa bahan baku dan tenaga kerja dari masyarakat. Pada saat yang sama juga
terjadi aliran uang dari perusahaan untuk pembayaran bahan baku yang dibeli
tersebut. Aliran uang keluar tersebut bagi perusahaan akan menjadi pos biaya,
sementara bagi masyarakat, aliran uang masuk tersebut merupakan pos pendapatan.
Sementara itu, setelah perusahaan menghasilkan suatu produk dan menjualnya ke
masyarakat akan terjadi aliran uang keluar dari masyarakat dan sebaliknya terjadi
aliran uang masuk yang merupakan pendapatan perusahan. Mekanisme yang serupa
juga terjadi pada kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi lainnya. Berdasarkan

18
contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perekonomian aliran uang
akan sebanding dengan aliran barang dan jasa.

b) Uang dan Suku Bunga
Kita ketahui bahwa jumlah uang yang beredar dalam suatu negara
bergantung pada otoritas moneter, bank umun, dan masyarakat. Idealnya, jumlah
uang yang tercipta atau tersedia harus seimbang jumlah uang yang dibutuhkan atau
diminta oleh masyarakat sehingga tidak terdapat kelebihan atau kekurangan jumlah
uang yang beredar. Dalam praktik, permintaan masyarakat akan uang sulit
diperhitungkan mengingat kebutuhan masyarakat akan uang tersebut tidak hanya
dilandasi oleh motif untuk melakukan transaksi saja namun juga motif lainnya,
yaitu untuk berjaga-jaga atau bahkan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya
spekulatif.
Sesuai dengan hukum permintaan pasar, apabila jumlah uang yang
disediakan melebihi jumlah uang yang diminta maka akan terjadi kelebihan
penyediaan uang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan harga uang
atau suku bunga. Sebaliknya, apabila jumlah uang yang di minta melebihi jumlah
uang yang disediakan maka akan dapat mengakibatkan kenaikan harga uang atau
suku bunga. Perlu dikemukakan bahwa suku bunga yang dimaksud adalah suku
bunga keseimbangan pasar, yiatu suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antara
suku bunga simpanan (sisi penawaran uang) dan suku bunga pinjaman (sisi
permintaan uang).

19

Sebagaimana dapat dilihat pada grafik di atas, kecuali pada periode 19992000, hubungan antara uang beredar baik M1 maupun M2 dengan suku bunga
adalah sejalan seperti apa yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam hal ini, pada
saat uang beredar berkembang pesat suku bunga mengalami penurunan. Pada
periode 1999-2000, saat krisis melanda perekonomian Indonesia, hubungan yang

20
terjadi adalah sebaliknya, yaitu perkembangan uang beredar yang pesat disertai
dengan suku bunga yang juga tinggi.

c) Uang dan Kegiatan Ekonomi Sektor Rill
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, masyarakat pada umumnya
membutuhkan uang atau dana untuk membiayai kegiatan ekonominya di sektor riil,
seperti produksi, investasi, dan konsumsi. Lalu, apa yang terjadi apabila jumlah
uang yang tersedia sangat terbatas sehingga tidak dapat membiayai kegiatan
ekonomi tersebut sepenuhnya? Atau sebaliknya, apa yang terjadi apabila jumlah
uang yang tersedia begitu melimpah, sementara kegiatan ekonomi relatif kecil untuk
dibiayai? Pertanyaan tersebut pada dasarnya mengarah pada pemahaman bahwa
terdapat keterkaitan yang erat antara uang dan kegiatan ekonomi di sektor riil Uang
dan Harga. Pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi di sektor riil pada dasarnya
dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Pengaruh tidak langsung uang dapat
dijelaskan melalui pengaruhnya terhadap perkembangan suku bunga seperti telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Dalam hal ini, apabila terjadi penambahan
jumlah uang beredar (misalnya sebagai akibat kebijakan bank sentral) maka suku
bunga akan cenderung turun. Penurunan suku bunga tersebut akan menurunkan
biaya pendanaan kegiatan investasi, yang selanjutnya mendorong kegiatan investasi
dan kegiatan ekonomi pada umumya.

d) Uang dan Harga
Dua komponen ini tidak dapat diisahkan, karena uang adalah sebagai alat
pembayaran yang sah dan diakui oleh suatu negara. Pada bagian-bagian terdahulu
telah dibahas secara berturut-turut keterkaitan uang dengan suku bunga dan
keterkaitan uang dengan kegiatan ekonomi sektor riil. Keterkaitan uang dengan
kedua variabel tersebut pada dasarnya menunjukkan peranan uang dalam
mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi secara keseluruhan, yang
tercermin pada perkembangan permintaan agregat (aggregate demand) masyarakat
akan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Kegiatan
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut tentunya harus didukung

21
oleh kapasitas ekonomi, yaitu suatu kondisi yang mencerminkan ketersediaan
sumber daya yang mencukupi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan teknologi.
Dalam ilmu ekonomi makro, kondisi ini dikenal dengan penyediaan atau penawaran
agregat (aggregate supply). Berbeda dengan permintaan agregat yang dapat berubah
dalam jangka pendek, penawaran agregat relatif lebih sulit untuk berubah dalam
jangka pendek. Dalam kaitan ini, perubahan penawaran agregat lebih terkait dengan
struktur dan perkembangan suatu perekonomian.
Idealnya, permintaan agregat harus sama dengan penawaran agregat.
Bagaimana apabila tidak? Apabila permintaan agregat tidak sama dengan
penawaran agregat maka diperlukan penyesuaian kegiatan ekonomi agar terjadi
kesesuaian (keseimbangan), yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perubahan
harga barang dan jasa. Dalam hal ini, peningkatan permintaan agregat yang
melebihi penawaran agregat akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa.
Dengan demikian, mengingat perubahan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi
perkembangan permintaan agregat, dapat disimpulkan bahwa perubahan jumlah
uang beredar dapat mempengaruhi perkembangan harga. Hal ini juga berarti bahwa
kecenderungan kenaikan harga umum secara terus-menerus (inflasi) dapat terjadi
apabila penambahan jumlah uang beredar melebihi kebutuhan yang sebenarnya.
Dapat dinyatakan secara sederhana bahwa: “jumlah uang beredar bertambah, harga
barang-barang naik”. Dalam kasus ini, mengingat inflasi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan uang beredar maka inflasi dikenal sebagai fenomena moneter .

8. Perputaran Uang dan Barang
Secara umum perputaran uang yang terjadi di Indonesia dapat
diilustrasikan seperti gambar berikut:

22

https://raahmaad.files.wordpress.com/2015/03/1.png

a. Dimulai dari lingkaran teratas, Bank Indonesia mencetak uang baru
dan mendistribusikan uang ke seluruh Kantor BI baik kantor pusat
maupun kantor daerah.
b. Kantor Bank Indonesia pusat dan daerah mendistribusikan uang
melalui perbankan maupun layanan kas lainnya.
c. Bank Umum (nasional dan swasta) menerima uang dari Bank
Indonesia dan melayani kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
d. Masyarakat mengambil uang dari bank dan menggunakannya untuk
kebutuhan transaksi serta menyetorkan “kelebihan” uang tunainya ke
bank.
e. Perbankan menerima setoran uang tunai dari masyarakat dan
Menyetorkannya kembali ke Bank Indonesia
f. Bank Indonesia memusnahkan uang jelek dan mendistribusikan
kembali uang baru dan uang yang masih layak pakai

23

Circular Flow Diagram
Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara tidak dapat lepas
dari peran konsumen dan peran produsen, karena kedua pihak tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Konsumen atau rumah tangga konsumsi
menyediakan faktor-faktor produksi yang ditujukan kepada produsen.
Adapun produsen atau rumah tangga produksi meminta faktor produksi
tersebut untuk dikombinasikan, sehingga menghasilkan barang atau jasa.
Berikut ini adalah diagram atau siklus yang menggambarkan interaksi
antara pelaku ekonomi (rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen,
pemerintah dan masyarakat luar negeri) di dalam kegiatan ekonomi.

Perekonomian Dua Sektor

https://raahmaad.files.wordpress.com/2015/03/80cec-siklus-arus-uang-dan-arus-barang2152013.jpg

Dari gambar di atas terlihat bahwa rumah tangga konsumen (RTK)
adalah sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja,
modal, dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi oleh rumah tangga ini
akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh perusahaan. Interaksi
ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar barang, terjadi
interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa dengan
konsumen sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan
yang saling menguntungkan satu sama lain. Dalam diagram juga terlihat arus

24

aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. RTK menerima upah,
sewa, bunga, dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas
penyerahan faktor produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran atas
barang dan jasa yang dibeli.
Perekonomian Tiga Sektor

Perekonomian tiga sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah
tangga produsen, dan pemerintah. Peran pemerintah di sini adalah sebagai
pengatur, sebagai produsen, sekaligus sebagai konsumen. Besar kecilnya
peran pemerintah dalam perekonomian itu sendiri sangat tergantung pada
sistem ekonomi yang dianut. Di sistem ekonomi liberal, peran pemerintah
minimal, sedangkan pada sistem ekonomi sosialis peran pemerintah sangat
dominan. Di negara yang menganut sistem campuran seperti Indonesia,
pemerintah masih cukup berperan.

Perekonomian tiga sektor dapat dijelaskan melalui gambar berikut.

Perekonomian Terbuka

Model perekonomian selanjutnya adalah yang paling sesuai dengan
kenyataan, yaitu bentuk perekonomian terbuka. Ciri perekonomian terbuka
adalah adanya kegiatan masyarakat luar negeri dalam bentuk ekspor impor

25

dan pertukaran faktor produksi. Kegiatan ekspor dan impor itu kemudian
memunculkan istilah perdagangan internasional. Untuk mengukur seberapa
besar nilai ekspor atau impor dapat diketahui dengan melihat neraca
perdagangannya. Hasil dari perdagangan internasional itu berupa devisa.
Apabila neraca perdagangan suatu negara itu defisit, berarti impor negara
tersebut lebih besar dibanding ekspornya. Sebaliknya, suatu negara disebut
surplus pada neraca perdagangan bila ekspor lebih besar dari impornya.

http://2.bp.blogspot.com/1S2BykaOsHY/UZteQPGelfI/AAAAAAAATXA/ZrkX49PDcSo/s400/perekonomian-empat-sektor2152013.jpg

Dalam perekonomian empat sektor kita akan melihat dua kelompok
pelaku ekonomi, yaitu masyarakat luar negeri dan pelaku kegiatan ekonomi
dalam negeri. Dalam masyarakat luar negeri terdapat rumah tangga
konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi), dan pemerintah. Kegiatan
kelompok pelaku ekonomi masyarakat luar negeri tersebut membentuk
sistem arus perputaran kegiatan ekonomi. Kelompok pelaku ekonomi dalam
negeri juga membentuk sistem perputaran kegiatan ekonomi. Jadi,
masyarakat luar negeri maupun pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri
terdiri atas rumah tangga konsumsi, perusahaan (rumah tangga produksi),
dan pemerintah. Mereka saling berinteraksi, sehingga membentuk sistem

26

perputaran faktor produksi, barang dan jasa, serta uang antara masyarakat
luar negeri dengan pelaku kegiatan ekonomi dalam negeri.
Pembaca dapat melihat bahwa sudah tidak ada lagi negara yang
tertutup sama sekali untuk melakukan hubungan perdagangan dengan negara
lain. Di dalam perdagangan internasional tersebut terdapat dua macam
kegiatan, yaitu ekspor dan impor. Pembayaran dari kegiatan tersebut
dilakukan menggunakan uang atau valuta asing (devisa).

Daftar Pustaka

Davies, Glyn. A History of Money. Edisi ke-2, University of
Wales Press, 2002.
Edwin Nasution, Mustafa dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam. Jakarta: Kencana. 2007.
Kamasa, Frasminggi. Dari Bretton Woods ke Petro-Dollar:
Analisis dan Evaluasi Kritis Sistem Moneter
Internasional.08(2), 233

Masyhuri. Teori Ekonomi Dalam Islam. Yogyakarta : Kreasi
Wacana, 2005.
Mujahidin, Ahmad. Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2007.
Nur Rianto Al-Arif, M.. Pengantar Ekonomi syariah. Bandung:
Pustaka Setia, 2015
Solikin, Suseno. 2002. UANG Pengertian, Penciptaan, dan
Peranannya . Jakarta:Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan
Bank Indonesia

Solikin, Suseno. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya
dalam Perekonomian. Seri Kebank Sentralan No. 1.
Jakarta. 2002
Wulan Sari, Septi. Perkembangan dan Pemikiran Uang dari
Masa ke Masa . Vol. 3 (1). 2016.