Peran Fungsi dan Tujuan Bank Sentral Ban
Peran, Fungsi dan Tujuan Bank Sentral –
Bank Indonesia
Apa sih bank sentral itu? Bank sentral adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas
kebijakan moneter di wilayah suatu negara tempat bank sentral tersebut berada. Bank Sentral
berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem
finansial secara keseluruhan. Peran, Fungsi dan Tujuan Bank Sentral di Indonesia
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Lalu apa sih peran Bank Sentral? Bank sentral atau kalau di Indonesia yaitu Bank Indonesia
memiliki peran dan fungsi sebagai berikut :
Peran dan Fungsi Bank Sentral ( Bank Indonesia )
1. Memperlancar lalu lintas pembayaran
menciptakan uang kartal
menyelenggarakan kliring antar bank umum.
2. Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah.
Bank Sentral sebagai bankir :
memelihara rekening pemerintah
memberikan pinjaman sementara
memberikan pinjaman khusus
melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
menerima pembayaran pajak
membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah,
membantu pengedaran surat berharga pemerintah
mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah :
mengadministrasi dan mengelola hutang nasional
memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang
memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.
3. Memelihara cadangan/cash reserve bank umum
4. Memelihara cadangan devisa negara
internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredar
eksternal reserve, untuk alat pernbayaran internasional
5. Sebagai bankers bank dan lender of last resort,
Bank Sentral memiliki peran khusus dalam sistem moneter yaitu sebagai sumber
peminjaman bagi bank-bank dan menjadi sumber terakhir bagi bank-bank tersebut
dalam mendapatkan pinjaman ketika bank yang bersangkutan mengalami kesulitan
likuiditas (lender of the last resort)
6. Mengawasi kredit
7. Mengawasi bank (bank supervision)
Prudential Supervision: pengawasan bank yang diarahkan agar individual bank dapat
dijaga kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan masyarakat dapat dilindungi.
Monetary Supervision: menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga
bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan
ekonomi pemerintah lainnya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Imunitas atau Kekebalan Tubuh
8. Melakukan Riset-Riset Ekonomi (Economic Research).
Bank Sentral berperan sebagai lembaga untuk melakukan Riset-riset ekonomi yang
berkaitan dengan masalah dan perkembangan sektor moneter. Hal ini berkaitan
dengan tujuan Bank Sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral melakukan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.
Tujuan Bank Sentral : Bank Sentral / Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain. Yang dilakukan dengan cara 3 Pilar sebagai berikut :
1. Menentukan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
3. Stabilitas Sistem Keuangan
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung
jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk
menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara
keseluruhan.
Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga
atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan
istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah
mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.
Sejarah bank sentral
Kantor Javasche Bank di Batavia (tahun 1930-an). Javasche Bank kemudian
menjadi bank sentral Indonesia dengan nama Bank Indonesia.
Federal Reserve System, adalah bank sentral AS.
Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar
dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode
perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Di
mana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang
memang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut.
Biasanya berupa uang logam (emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik yang
sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram
bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gr tersebut
ketika diperdagangkan/dipertukarkan di mana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar dengan
uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana
perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan
atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan di mana ini
menjadi cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar
berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber
daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat potensi
untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis
produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat
disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat
karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui
sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus
penyimpan yang disebut bank, di mana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut
dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih
besar terhadap emas atau uang logam yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu
mendatang atau pada masa yang ditentukan. Pada praktik dan perkembangannya masingmasing, bank-bank yang pada saat itu membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis
jaminan/uang kertasnya masing-masing yang sangat potensial merugikan masyarakat karena
belum dikelola negara untuk memastikan tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak
adil. Di mana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau
uang logam yang disimpan pada bank tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas
yang dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima
lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang
pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya
dalam sejarah model-model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini, yaitu
sektor keuangan.
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan
tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu
negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh
negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah emas
deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang
tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau
sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam
menjalankan aktivitas perekenomiannya di negara tersebut. Dan dengan kewenangannya
bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar dapat menggerakkan roda
perekonomian dengan keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan barang,
dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan
jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat
menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya
jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit
bergerak apalagi untuk berkembang.
Bank sentral adalah bank yang menyediakan jasa keuangan kepada pemerintah dan bankbank komersial negaranya.
Fungsi utama dari bank sentral adalah:
jumlah uang beredar dan regulasi nilai tukar;
kontrol pelepasan catatan mata uang nasional;
pinjaman dan menerima simpanan dari bank komersial, serta pengendalian kegiatan
mereka;
pengelolaan utang negara;
pemeliharaan cadangan mata uang emas negara, dan;
interaksi dengan bank sentral lainnya.
Ada empat faktor utama bank sentral yang dapat mempengaruhi pasar valuta asing:
Tingkat bunga berubah. Bank-bank sentral menaikkan tingkat suku bunga
sedemikian rupa sehingga membuat mata uang negara mereka merekrut bagi investor
tetapi mempersulit kehidupan bank-bank komersial. Bagi investor, tabungan dalam
mata uang negara tersebut akan membawa lebih banyak penghasilan, tapi untuk bankbank komersial, akan menyebabkan situasi dimana pinjaman uang dari bank sentral
akan lebih mahal bagi mereka, yang secara otomatis akan menyebabkan peningkatan
suku bunga untuk pinjaman dan dana deposit untuk rakyat. Dengan memotong suku
bunga, proses ini terbalik.
Instrumen pasar keuangan. Ini biasanya transaksi langsung dengan sekuritas di
pasar terbuka. Pembelian surat berharga oleh bank sentral menyebabkan peningkatan
cadangan, yang memungkinkan untuk meningkatkan volume pinjaman kepada
perusahaan dalam berbagai sektor ekonomi atau pinjaman dari bank komersial, yang
meminjamkan uang kepada organisasi-organisasi ini pada gilirannya (tergantung pada
struktur interaksi di satu negara tertentu). Dengan cara seperti itu, bank sentral
merangsang perkembangan ekonomi. Dengan menjual sekuritas, cadangan penurunan
perbankan serta kemungkinan kredit dari bank, yang menyebabkan efek peredam
pada perekonomian.
Persyaratan cadangan berubah. Dengan mengubah kondisi tersebut, bank sentral
dapat membatasi volume kredit yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial, yang
akan menyebabkan perubahan jumlah uang di dalam negeri.
Operasi valuta asing. Bank-bank sentral dapat beroperasi di pasar valuta asing untuk
memurahkan / memperkuat mata uang nasional (intervensi) atau sebaliknya dan tahan
pada tingkat tertentu. Hal ini dilakukan dengan menyuntikkan atau membebaskan
mata uang nasional ke dalam atau dari pasar internasional. Selain itu, bank sentral
dapat menempatkan aset mereka di bank-bank sentral lain dan langsung menukar
mata uang.
Bank-bank sentral, seperti Federal Reserve System (AS), Bank Sentral Eropa (Eropa), Bank
of England (Inggris), Bank of Japan (Jepang), Bank Nasional Swiss (Swiss), Bank of Canada
(Kanada), Reserve Bank of Australia (Australia), dan Reserve Bank of New Zealand
(Selandia Baru), adalah terbesar dan paling kuat bank di dunia, yang memiliki dampak pada
Forex.
The Federal Reserve System, U.S.A.
The Federal Reserve System (FRS atau FED) di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1913
dan memiliki fungsi bank sentral Amerika Serikat. Negara memiliki pengaruh utama di bank,
meski modal yang dimiliki oleh pemegang saham swasta dengan status khusus.
FED adalah bank sentral paling kuat di dunia. Karena USD adalah mata uang cadangan
dunia, FED memiliki dampak besar pada nilai banyak mata uang.
Panitia: Federal Open Market Committee (FOMC) terdiri dari tujuh pemimpin Dewan
Federal Reserve dan lima presiden dari 12 bank cadangan daerah. Komite menetapkan suku
bunga.
Tujuan: stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi AS.
Pertemuan: delapan kali setahun.
European Central Bank (ECB)
Bank Sentral Eropa (ECB) didirikan pada tahun 1998. Ini adalah otoritas keuangan pusat dari
zona Eropa, menyusul Institut Moneter Eropa (EMI). EMI telah memainkan peran utama
dalam mempersiapkan pendahuluan ke dalam sirkulasi dari satu mata uang Eropa.
Panitia: enam anggota Dewan Pemerintahan ECB dan kepala dari 12 bank sentral nasional
dari negara-negara zona Eropa. Mereka membuat keputusan tentang kebijakan moneter.
Tujuan: stabilitas harga, pertumbuhan, dan pemeliharaan pertumbuhan harga konsumen
tahunan di bawah 2%. Bank berupaya mencegah meningkatnya biaya mata uang Eropa
karena ketergantungan ekspor zona Eropa.
Pertemuan: setiap 2 minggu sekali. Namun, pertemuan kebijakan moneter diadakan 11 kali
setahun dan disertai dengan konferensi pers.
Bank of England
Bank of England (BOE) diselenggarakan sebagai bank swasta pada tahun 1694, tetapi mulai
bertindak sebagai bank sentral dari Inggris pada tahun 1946 setelah nasionalisasi. BOE
dianggap salah satu bank sentral yang paling kuat di dunia.
Panitia: kepala BOE, dua deputi, dua eksekutif, dan empat ahli eksternal. Komite ini
bertanggung jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: moneter dan keuangan dukungan stabilitas, dan menahan inflasi pada tingkat 2%.
Sebagai soal fakta, jika inflasi kurang dari tingkat ini, bank akan melakukan segalanya untuk
meningkatkannya ke level 2%.
Pertemuan: sebulan sekali.
Bank of Japan (BOJ)
Bank of Japan (BOJ) didirikan pada tahun 1873 berdasarkan UU Bank Nasional, dipengaruhi
oleh hukum Amerika dari tahun 1863. Ini memiliki status perusahaan saham gabungan, yang
merupakan fitur utama dari bank. Pemerintah Jepang adalah pemilik 55% dari modal. Sisanya
45% dipegang oleh perusahaan asuransi, lembaga keuangan, dan investor lainnya.
Panitia: kepala bank, dua deputinya, dan enam anggota lainnya. Komite ini bertanggung
jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: mendukung harga dan stabilitas keuangan dari Jepang. Sama seperti ECB, BOJ
berusaha untuk mencegah peningkatan nilai mata uang nasional karena ketergantungan
ekspor negara.
Pertemuan: sekali atau dua kali sebulan.
Swiss National Bank (SNB)
Swiss National Bank (SNB) didirikan pada tahun 1907. Ini memiliki dua kantor pusat: di
Bern dan di Zürich.
Panitia: kepala bank, wakilnya, dan satu anggota. Panitia membuat keputusan pada tingkat
suku bunga. Tidak seperti bank sentral lainnya, SNB menetapkan hanya kisaran suku bunga.
Tujuan: memastikan stabilitas harga dan mencegah pertumbuhan berlebihan dari mata uang
nasional (karena ketergantungan ekspor negara).
Pertemuan: sekali dalam 3 bulan.
Bank of Canada (BOC)
Bank of Canada (BOC) mulai bekerja pada 1935. Kantor pusat bank terletak di Ottawa.
Panitia: kepala bank dan lima deputi. Panitia membuat keputusan kebijakan moneter.
Tujuan: menjaga integritas dan nilai mata uang dan tahan inflasi sebesar 1% sampai 3%.
Pertemuan: delapan kali setahun.
The Reserve Bank of Australia (RBA)
The Reserve Bank of Australia (RBA) secara resmi bank sentral sejak tahun 1960, setelah
mendapatkan haknya dari Commonwealth Bank of Australia.
Panitia: kepala bank, wakilnya, menteri keuangan, dan enam anggota independen yang
ditunjuk oleh pemerintah. Komite ini bertanggung jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: menjamin stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi, menjaga pekerjaan penuh
dan penghasilan meningkat negara, dan tahan inflasi sebesar 2% sampai 3%.
Pertemuan: sebulan sekali, kecuali Januari.
The Reserve Bank of New Zealand (RBNZ)
The Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) didirikan pada tahun 1934. Hal ini sepenuhnya
dimiliki oleh negara. Fitur utama dari bank adalah kontrol ketat atas pelaksanaan tujuan.
Apabila kegagalan, kepala bank dapat diubah.
Panitia: keputusan akhir mengenai kebijakan moneter yang dibuat oleh kepala bank.
Tujuan: memastikan stabilitas harga dan stabilitas suku bunga, nilai tukar, dan ekonomi,
serta menahan inflasi sebesar 1,5%.
Pertemuan: delapan kali setahun.
Bank Indonesia
Apa sih bank sentral itu? Bank sentral adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas
kebijakan moneter di wilayah suatu negara tempat bank sentral tersebut berada. Bank Sentral
berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem
finansial secara keseluruhan. Peran, Fungsi dan Tujuan Bank Sentral di Indonesia
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Lalu apa sih peran Bank Sentral? Bank sentral atau kalau di Indonesia yaitu Bank Indonesia
memiliki peran dan fungsi sebagai berikut :
Peran dan Fungsi Bank Sentral ( Bank Indonesia )
1. Memperlancar lalu lintas pembayaran
menciptakan uang kartal
menyelenggarakan kliring antar bank umum.
2. Sebagai bankir, agen dan penasehat pemerintah.
Bank Sentral sebagai bankir :
memelihara rekening pemerintah
memberikan pinjaman sementara
memberikan pinjaman khusus
melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
menerima pembayaran pajak
membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah,
membantu pengedaran surat berharga pemerintah
mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
Bank sentral sebagai agen dan penasehat pemerintah :
mengadministrasi dan mengelola hutang nasional
memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang
memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal.
3. Memelihara cadangan/cash reserve bank umum
4. Memelihara cadangan devisa negara
internal reserve, untuk keperluan jumlah uang beredar
eksternal reserve, untuk alat pernbayaran internasional
5. Sebagai bankers bank dan lender of last resort,
Bank Sentral memiliki peran khusus dalam sistem moneter yaitu sebagai sumber
peminjaman bagi bank-bank dan menjadi sumber terakhir bagi bank-bank tersebut
dalam mendapatkan pinjaman ketika bank yang bersangkutan mengalami kesulitan
likuiditas (lender of the last resort)
6. Mengawasi kredit
7. Mengawasi bank (bank supervision)
Prudential Supervision: pengawasan bank yang diarahkan agar individual bank dapat
dijaga kelangsungan hidupnya sehingga kepentingan masyarakat dapat dilindungi.
Monetary Supervision: menjaga nilai mata uang negara yang bersangkutan sehingga
bank tersebut dapat menjadi penyangga kebijakan moneter maupun kebijakan
ekonomi pemerintah lainnya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Imunitas atau Kekebalan Tubuh
8. Melakukan Riset-Riset Ekonomi (Economic Research).
Bank Sentral berperan sebagai lembaga untuk melakukan Riset-riset ekonomi yang
berkaitan dengan masalah dan perkembangan sektor moneter. Hal ini berkaitan
dengan tujuan Bank Sentral, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral melakukan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.
Tujuan Bank Sentral : Bank Sentral / Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain. Yang dilakukan dengan cara 3 Pilar sebagai berikut :
1. Menentukan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
3. Stabilitas Sistem Keuangan
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung
jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk
menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara
keseluruhan.
Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga
atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan
istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah
mungkin atau pada posisi yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan
mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.
Sejarah bank sentral
Kantor Javasche Bank di Batavia (tahun 1930-an). Javasche Bank kemudian
menjadi bank sentral Indonesia dengan nama Bank Indonesia.
Federal Reserve System, adalah bank sentral AS.
Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar
dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode
perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Di
mana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang
memang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut.
Biasanya berupa uang logam (emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik yang
sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram
bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gr tersebut
ketika diperdagangkan/dipertukarkan di mana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar dengan
uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana
perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan
atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan di mana ini
menjadi cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar
berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber
daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat potensi
untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis
produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat
disayangkan jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat
karena mengikuti kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui
sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus
penyimpan yang disebut bank, di mana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut
dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih
besar terhadap emas atau uang logam yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu
mendatang atau pada masa yang ditentukan. Pada praktik dan perkembangannya masingmasing, bank-bank yang pada saat itu membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis
jaminan/uang kertasnya masing-masing yang sangat potensial merugikan masyarakat karena
belum dikelola negara untuk memastikan tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak
adil. Di mana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau
uang logam yang disimpan pada bank tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas
yang dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima
lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang
pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya
dalam sejarah model-model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini, yaitu
sektor keuangan.
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan
tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu
negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh
negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah emas
deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang
tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau
sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam
menjalankan aktivitas perekenomiannya di negara tersebut. Dan dengan kewenangannya
bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar tersebut agar dapat menggerakkan roda
perekonomian dengan keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan barang,
dan dapat terus saling mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan
jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat
menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya
jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit
bergerak apalagi untuk berkembang.
Bank sentral adalah bank yang menyediakan jasa keuangan kepada pemerintah dan bankbank komersial negaranya.
Fungsi utama dari bank sentral adalah:
jumlah uang beredar dan regulasi nilai tukar;
kontrol pelepasan catatan mata uang nasional;
pinjaman dan menerima simpanan dari bank komersial, serta pengendalian kegiatan
mereka;
pengelolaan utang negara;
pemeliharaan cadangan mata uang emas negara, dan;
interaksi dengan bank sentral lainnya.
Ada empat faktor utama bank sentral yang dapat mempengaruhi pasar valuta asing:
Tingkat bunga berubah. Bank-bank sentral menaikkan tingkat suku bunga
sedemikian rupa sehingga membuat mata uang negara mereka merekrut bagi investor
tetapi mempersulit kehidupan bank-bank komersial. Bagi investor, tabungan dalam
mata uang negara tersebut akan membawa lebih banyak penghasilan, tapi untuk bankbank komersial, akan menyebabkan situasi dimana pinjaman uang dari bank sentral
akan lebih mahal bagi mereka, yang secara otomatis akan menyebabkan peningkatan
suku bunga untuk pinjaman dan dana deposit untuk rakyat. Dengan memotong suku
bunga, proses ini terbalik.
Instrumen pasar keuangan. Ini biasanya transaksi langsung dengan sekuritas di
pasar terbuka. Pembelian surat berharga oleh bank sentral menyebabkan peningkatan
cadangan, yang memungkinkan untuk meningkatkan volume pinjaman kepada
perusahaan dalam berbagai sektor ekonomi atau pinjaman dari bank komersial, yang
meminjamkan uang kepada organisasi-organisasi ini pada gilirannya (tergantung pada
struktur interaksi di satu negara tertentu). Dengan cara seperti itu, bank sentral
merangsang perkembangan ekonomi. Dengan menjual sekuritas, cadangan penurunan
perbankan serta kemungkinan kredit dari bank, yang menyebabkan efek peredam
pada perekonomian.
Persyaratan cadangan berubah. Dengan mengubah kondisi tersebut, bank sentral
dapat membatasi volume kredit yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial, yang
akan menyebabkan perubahan jumlah uang di dalam negeri.
Operasi valuta asing. Bank-bank sentral dapat beroperasi di pasar valuta asing untuk
memurahkan / memperkuat mata uang nasional (intervensi) atau sebaliknya dan tahan
pada tingkat tertentu. Hal ini dilakukan dengan menyuntikkan atau membebaskan
mata uang nasional ke dalam atau dari pasar internasional. Selain itu, bank sentral
dapat menempatkan aset mereka di bank-bank sentral lain dan langsung menukar
mata uang.
Bank-bank sentral, seperti Federal Reserve System (AS), Bank Sentral Eropa (Eropa), Bank
of England (Inggris), Bank of Japan (Jepang), Bank Nasional Swiss (Swiss), Bank of Canada
(Kanada), Reserve Bank of Australia (Australia), dan Reserve Bank of New Zealand
(Selandia Baru), adalah terbesar dan paling kuat bank di dunia, yang memiliki dampak pada
Forex.
The Federal Reserve System, U.S.A.
The Federal Reserve System (FRS atau FED) di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1913
dan memiliki fungsi bank sentral Amerika Serikat. Negara memiliki pengaruh utama di bank,
meski modal yang dimiliki oleh pemegang saham swasta dengan status khusus.
FED adalah bank sentral paling kuat di dunia. Karena USD adalah mata uang cadangan
dunia, FED memiliki dampak besar pada nilai banyak mata uang.
Panitia: Federal Open Market Committee (FOMC) terdiri dari tujuh pemimpin Dewan
Federal Reserve dan lima presiden dari 12 bank cadangan daerah. Komite menetapkan suku
bunga.
Tujuan: stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi AS.
Pertemuan: delapan kali setahun.
European Central Bank (ECB)
Bank Sentral Eropa (ECB) didirikan pada tahun 1998. Ini adalah otoritas keuangan pusat dari
zona Eropa, menyusul Institut Moneter Eropa (EMI). EMI telah memainkan peran utama
dalam mempersiapkan pendahuluan ke dalam sirkulasi dari satu mata uang Eropa.
Panitia: enam anggota Dewan Pemerintahan ECB dan kepala dari 12 bank sentral nasional
dari negara-negara zona Eropa. Mereka membuat keputusan tentang kebijakan moneter.
Tujuan: stabilitas harga, pertumbuhan, dan pemeliharaan pertumbuhan harga konsumen
tahunan di bawah 2%. Bank berupaya mencegah meningkatnya biaya mata uang Eropa
karena ketergantungan ekspor zona Eropa.
Pertemuan: setiap 2 minggu sekali. Namun, pertemuan kebijakan moneter diadakan 11 kali
setahun dan disertai dengan konferensi pers.
Bank of England
Bank of England (BOE) diselenggarakan sebagai bank swasta pada tahun 1694, tetapi mulai
bertindak sebagai bank sentral dari Inggris pada tahun 1946 setelah nasionalisasi. BOE
dianggap salah satu bank sentral yang paling kuat di dunia.
Panitia: kepala BOE, dua deputi, dua eksekutif, dan empat ahli eksternal. Komite ini
bertanggung jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: moneter dan keuangan dukungan stabilitas, dan menahan inflasi pada tingkat 2%.
Sebagai soal fakta, jika inflasi kurang dari tingkat ini, bank akan melakukan segalanya untuk
meningkatkannya ke level 2%.
Pertemuan: sebulan sekali.
Bank of Japan (BOJ)
Bank of Japan (BOJ) didirikan pada tahun 1873 berdasarkan UU Bank Nasional, dipengaruhi
oleh hukum Amerika dari tahun 1863. Ini memiliki status perusahaan saham gabungan, yang
merupakan fitur utama dari bank. Pemerintah Jepang adalah pemilik 55% dari modal. Sisanya
45% dipegang oleh perusahaan asuransi, lembaga keuangan, dan investor lainnya.
Panitia: kepala bank, dua deputinya, dan enam anggota lainnya. Komite ini bertanggung
jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: mendukung harga dan stabilitas keuangan dari Jepang. Sama seperti ECB, BOJ
berusaha untuk mencegah peningkatan nilai mata uang nasional karena ketergantungan
ekspor negara.
Pertemuan: sekali atau dua kali sebulan.
Swiss National Bank (SNB)
Swiss National Bank (SNB) didirikan pada tahun 1907. Ini memiliki dua kantor pusat: di
Bern dan di Zürich.
Panitia: kepala bank, wakilnya, dan satu anggota. Panitia membuat keputusan pada tingkat
suku bunga. Tidak seperti bank sentral lainnya, SNB menetapkan hanya kisaran suku bunga.
Tujuan: memastikan stabilitas harga dan mencegah pertumbuhan berlebihan dari mata uang
nasional (karena ketergantungan ekspor negara).
Pertemuan: sekali dalam 3 bulan.
Bank of Canada (BOC)
Bank of Canada (BOC) mulai bekerja pada 1935. Kantor pusat bank terletak di Ottawa.
Panitia: kepala bank dan lima deputi. Panitia membuat keputusan kebijakan moneter.
Tujuan: menjaga integritas dan nilai mata uang dan tahan inflasi sebesar 1% sampai 3%.
Pertemuan: delapan kali setahun.
The Reserve Bank of Australia (RBA)
The Reserve Bank of Australia (RBA) secara resmi bank sentral sejak tahun 1960, setelah
mendapatkan haknya dari Commonwealth Bank of Australia.
Panitia: kepala bank, wakilnya, menteri keuangan, dan enam anggota independen yang
ditunjuk oleh pemerintah. Komite ini bertanggung jawab untuk kebijakan moneter.
Tujuan: menjamin stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi, menjaga pekerjaan penuh
dan penghasilan meningkat negara, dan tahan inflasi sebesar 2% sampai 3%.
Pertemuan: sebulan sekali, kecuali Januari.
The Reserve Bank of New Zealand (RBNZ)
The Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) didirikan pada tahun 1934. Hal ini sepenuhnya
dimiliki oleh negara. Fitur utama dari bank adalah kontrol ketat atas pelaksanaan tujuan.
Apabila kegagalan, kepala bank dapat diubah.
Panitia: keputusan akhir mengenai kebijakan moneter yang dibuat oleh kepala bank.
Tujuan: memastikan stabilitas harga dan stabilitas suku bunga, nilai tukar, dan ekonomi,
serta menahan inflasi sebesar 1,5%.
Pertemuan: delapan kali setahun.