PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses

pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan.1 Peningkatan mutu pendidikan adalah prioritas
utama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara, agar
terbentuk masyarakat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas
juga harus mempunyai daya berfikir rasional, kritis dan kreatif. Sikap yang ingin
maju dan tidak pernah puas merupakan sifat ilmiah yang dimiliki setiap manusia.
Dimana sifat ini bisa digunakan untuk menjadi motifator bagi seseorang untuk
terus menambah ilmu pengetahuan.
Untuk mewujudkan pendidikan yang baik harus dimulai dengan proses
belajar yang baik pula. Allah SWT berfirman dalam AL-Qur’an Surat Al-Alaq
ayat 1-5:2


1

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hal. 10
2
Perpustakaan Nasional RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya. (Jakarta: Widya Cahaya, 2011),
hal. 719-720

1

            
            
Artinya: (1). bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2).
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam (perantara tulis baca). (5). Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
Dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5 tersebut berisi tentang: (1) perintah
membaca dalam arti yang seluas-luasnya. (2) kekuasaan Allah SWT, bahwa Dia

berkuasa untuk menciptakan manusia. (3) perlunya alat dalam melakukan
kegiatan dalam mengembangkan upaya mengembangkan dan pemeliharaan ilmu
pengetahuan sebagai sarana pendidikan. Jadi, untuk dapat membentuk manusia
yang berhasil dalam pendidikan, diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan yang
salah satunya ilmu matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di
sekolah formal mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat SMA, bahkan di
perguruan tinggipun tidak terlepas dari matematika. Matematika tidak terlepas
dari kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
Al-Qur’an pun memberikan motivasi untuk mempelajari matematika sebagaimana
yang ada dalam QS. Yunus ayat [10]: 53
3

Ibid, hal. 208

2

         
           
   

Artinya: 5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tandatanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Berdasarkan ayat di atas tampaklah Allah SWT memberikan dorongan
untuk mempelajari ilmu matematika maka dari itu sangatlah merugi jika tidak
mempelajarinya, selain itu dalam wahana pendidikan matematika tidak hanya
digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat
pula membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu,
karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hri maupun
dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan
kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK.4
Hal ini menunjukkan bahwa matematika mempunyai peranan penting
dalam peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia). Namun pada

4

Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005), hal. 35


3

kenyataannya, masih banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran
matematika, karena menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran
yang sulit dan membingungkan, begitu pula yang terjadi pada siswa MTs Negeri
Tunggangri.
Berdasarkan informasi dari guru MTs Negeri Tunggangri, ada beberapa
kendala yang dihadapi ketika pembelajaran matematika yang menyebabkan
matematika itu menjadi sulit. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi-materi yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut disebabkan
oleh berbagai hal yaitu: 1) siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan
oleh guru karena munculnya rasa bosan dengan model pembelajaran yang
monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru dan siswa pandai saja,
sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung bersifat pasif; 2) siswa tidak
menyukai matematika karena menganggap bahwa matematika adalah mata
pelajaran yang sulit dimengerti. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Melihat kenyataan seperti tersebut, guru dituntut untuk mau mengubah praktik
pembelajaran di dalam kelas, dari yang bersifat teacher centered menjadi student
centered.

Guru merupakan salah satu komponen sistem yang menempati posisi
sentral dalam sistem pendidikan. Betapapun baiknya program pendidikan yang
dikembangkan oleh para ahli, apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik, maka pelaksanaan dan hasil belajarnya akan menyimpang dari tujuan.
Pentingnya peran guru dalam menciptakan suasana yang menyenangkan
4

merupakan faktor utama untuk keberhasilan pembelajaran. Hal lain yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika adalah metode dan strategi
pembelajaran yang kurang tepat. Pada pelajaran matematika siswa sangat sulit
memahami materi yang diajarkan dengan metode ceramah di depan kelas karena
sebagian besar materi maematika berisi istilah dan simbol. Hal inilah yang
membuat siswa merasa kurang mampu dan sulit untuk memahami pelajaran
matematika.
Kurangnya penghargaan guru bagi siswa terhadap usaha yang dilakukan
dalam suatu pembelajaran matematika terutama bagi siswa yang akademiknya
kurang, juga ikut mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran matematika.
Akibatnya siswa kurang berminat dalam belajar.
Dewasa ini, seorang guru dituntut untuk tidak hanya pintar dalam
menyampaikan materi, tetapi guru juga harus bisa membuat siswa tertarik untuk

mempelajari materi tersebut. Guru harus bisa memberikan motivasi kepada
siswanya agar siswa tersebut mempunyai minat untuk mempelajari materi yang
disampaikan. Ketakutan siswa dengan materi matematika menyebabkan
kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika, karena kurangnya minat,
maka secara otomatis motivasi didalam diri siswa tersebut berkurang.
Motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.5
Sehingga kurangnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar menyebabkan
terhambatnya proses pembelajaran, sebab seorang yang tidak mempunyai

5

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 119

5

motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.6
Kurangnya motivasi anak dalam belajar dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
misal materi yang sulit dipahami, suasana kelas yang tidak nyaman dan
menyenangkan, faktor guru, dan lain lain.
Guru dapat menyebabkan kesulitan karena metode yang digunakan tidak

bervariasi, sehinga proses belajar mengajar menjadi membosankan. Selain itu
metode yang kurang tepat dapat menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk
memahami materi yang di ajarkan. Untuk itu, guru sebagai tenaga kependidikan
harus mampu menerapkan strategi

yang mampu meningkatkan atau

membangkitkan motivasi belajar siswa. Sehingga membuat siswa lebih
bersemangat lagi dalam belajar. Karena apabila motivasi siswa terbentuk, maka
penyampaian bahan ajar akan lebih menarik dan siswa akan lebih aktif
berpartisipasi dalam mengikuti pelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Karena model pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/ tim kecil, yaitu antara empat sampai lima siswa yang mempunyai
latar belakang, kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, suku yang berbeda
(heterogen). Selain itu dalam pembelajaran kooperatif ini sistem penilaian
dilakukan terhadap kelompok dengan memberikan reward (penghargaan) di akhir
pembelajaran, jika kelompok tersebut mampu menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai


6

Ibid, hal. 114

6

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam inilah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling
membantu, mereka akan termotivasi untuk keberhasilan kelompoknya. Sehingga
setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan
konstribusi demi keberhasilan kelompoknya.7
Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa pendekatan yang
merupakan bagian dari kumpulan strategi dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif, yaitu STAD (Student Teams Achievement Devisions), TGT (Teams
Games Tournaments), jigsaw, investigasi kelompok, dan pendekatan struktural
meliputi Think-Pair-Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) sebagai variabel kontrol, sedangkan untuk variabel

terikatnya peneliti menggunakan motivasi dan hasil belajar siswa. Alasan
mengapa peneliti menggunakan model pembelajaran TGT ini dikarenakan
didalam TGT ini terdapat kegiatan turnamen yang mengharuskan siswa untuk
berkompetisi dengan siswa lain. Sehingga pembelajaran tidak terkesan monoton
dan siswa diharapkan dapat termotivasi untuk mengikuti pelajaran secara aktif.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT di atas, maka
pembelajaran tipe ini lebih menekankan pada sisi permainan dengan penghargaan
(reward) di akhir permainan. Sehingga timbul suatu permasalahan dapatkah

7

Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), hal. 240-241

7

model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi kubus dan balok dengan
pertimbangan bahwa materi kubus dan balok merupakan materi dasar yang dapat

digunakan dalam mempelajari materi selanjutnya, yaitu pada materi prisma dan
limas Selain itu materi kubus dan balok juga dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya dalam pembuatan bak mandi yang berbentuk balok,
menghitung voume suatu bangun yang berbentuk kubus atau balok, dan
sebagainya.
Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika dan mampu
memahami konsep-konsep matematika dengan mudah (khususnya pada materi
kubus dan balok) serta mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena model
pembelajaran tipe ini didesain dengan menggunakan permainan akademik,
sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
membuat proses belajar mengajar tidak membosankan.
Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Pada
Siswa Kelas VIII MTsN Tunggangri Tahun Ajaran 2014/2015”.

8

B.


Rumusan Masalah
Berdasakan peenjelasan dari latar belakang di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (teams games tournament) terhadap motivasi belajar matematika pada
siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran 2014/2015?

2.

Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar matematika pada
siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran 2014/2015?

3.

Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (teams games tournament) terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran
2014/2015?

C.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (teams games tournament) terhadap motivasi belajar matematika
pada siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran 2014/2015.

2.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (teams games tournament) terhadap hasil belajar matematika pada
siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran 2014/2015.
9

3.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (teams games tournament) terhadap motivasi dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas VIII MTsN Tunggangri tahun ajaran
2014/2015.

D.

Kegunaan Penelitian

1.

Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori-teori pembelajaran
dalam matematika yang telah ada, dan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan, khususnya matematika.

2.

Manfaat Praktis

a.

Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian sejenis dan juga
meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b.

Bagi Guru Matematika
Hasil penelitian ini sebagai bahan kajian dan pertimbangan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan matematika.

c.

Bagi Siswa
Hasil penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman, keaktifan, kreativitas
siswa,

sehingga siswa mudah

memecahkan

pembelajaran matematika maupun kehidupannya.

10

masalah

baik

dalam

d.

Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini sebagai masukan dan inspirasi untuk mengembangkan
dan memperbaiki penelitian yang akan dilakukan.

E.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1.

Ruang lingkup penelitian
Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh

Model Pembelajaran

Kooperatif

Tipe TGT (Teams Games

Tournament) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas
VIII MTsN Tunggangri Tahun Ajaran 2014/2015” adalah variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Adapun rincian
dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a.

Variabel bebas (X): model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

b.

Variabel terikat (Y): motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII
MTsN Tunggangri.

2.

Keterbatasan penelitian
Mengingat permasalahan dalam suatu penelitian dapat berkembang

menjadi masalah yang lebih luas dan kompleks, maka peneliti perlu membatasi
pada hal-hal sebagai berikut:
a.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTsN Tunggangri pada tahun
ajaran 2014/2015

11

b.

Model pembelajaran yang diteliti pengaruhnya terhadap motivasi dan hasil
belajar matematika siswa pada penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).

c.

Materi pokok yang diambil yaitu bangun ruang kubus dan balok.

F.

Penegasan Istilah
Dari judul tersebut, secara sepintas sudah dapat diketahui makna judul

penelitian ini, untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran, maka perlu
adanya penegasan istilah sebagai berikut:
1.

Secara Konseptual

a.

Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang/ benda) yang
ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.8

b.

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran dimana siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-5 siswa yang
heterogen, baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis.
Dalam TGT digunakan turnamen akademik, dimana siswa berkompetisi
sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai
hasil atau prestasi serupa pada waktu yang lalu.9

c.

Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta
didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku.10

8

Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 1.1, (Pusat Bahasa: 2010).
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hal. 203
10
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hal. 163
9

12

d.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.11

2.

Secara Operasional
Pengaruh model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa merupakan suatu penelitian
yang akan menguji ada tidaknya pengaruh belajar matematika yang ditimbulkan
pada motivasi dan hasil belajar siswa setelah diberikan suatu perlakuan yaitu
model pembelajaran TGT yang diterapkan pada siswa MTsN Tunggangri pada
proses pembelajaran.

G.

Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis

memandang perlu untuk mengemukakan sistematika penulisan skripsi, yaitu:
Bagian

awal,

meliputi:

halaman

sampul,

halaman

persetujuan

pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak.
Bagian utama terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I adalah pendahuluan. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai: a) Latar
Belakang masalah; b) Rumusan masalah; c) Tujuan penelitian; d) Kegunaan
penelitian; e) Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian; F. Definisi operasional;
G. Sistematika skripsi.

11

Nana Sudjana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), hal.
22

13

Bab II adalah landasan teori. Dalam bab ini akan dibahas mengenai: a) Hakikat
matematika; b) Pengertian belajar; c) Motivasi belajar; d) Hasil belajar; e) Model
pembelajaran kooperatif; f) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament); g) Materi kubus dan balok; h) Kajian penelitian terdahulu; i)
Hipotesis penelitian
Bab III adalah metode penelitian. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai:
a) Pendekatan dan jenis penelitian; b) Populasi, sampling dan sampel penelitian;
c) Sumber data, variabel dan skala pengukuran; d) Teknik pengumpulan data dan
instrumen penelitian; e) Analisis data.
Bab IV adalah hasil penelitian. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai: a)
Hasil penelitian; b) Pembahasan.
Bab V adalah penutup. Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai: a)
Kesimpulan; b) Saran.
Bagian akhir terdiri dari: a) Daftar rujukan; b) Lampiran-lampiran; c) Surat
pernyataan keaslian skripsi; d) Daftar riwayat hidup.

14

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 1 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII MTsN TUNGGANGRI TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 2015 - Institutional Repository of IAIN

0 0 1