Bab X Pendidikan dan Latihan

BAB X
PENDIDIKAN DAN LATIHAN.
A. Kebidjaksanaan dan rentjana..
1. Umum.
Kebidjaksanaan pendidikan negara ditudjukan pada:
a. memberi pengadjaran rendah umum bagi semua anak diantara
6-12 tahun setelah djumlah sekolah dan guru tjukup;
b. memperluas pengadjaran menengah, terutama pengadjaran
menengah kedjuruan serta latihan-latihan kedjuruan;
c. mengkonsolidasi pendidikan tinggi untuk mendjamin adanja
para tjerdik pandai, agar supaja pembangunan berlangsung
dengan kontinu;
d. memberi pendidikan masjarakat (mass-education) sesuai dengan
ladju pembangunan.
Pemberantasan buta huruf dan mengadakan kewadjiban beladjar
dengan pertjuma adalah tudjuan jang esensiil dalam waktu jang
tiada terlalu lama.
Keperluan-keperluan akan „skilled labour” untuk pembangunan
industri dan pembangunan lainnja harus diusahakan agar dipenuhi
dengan setjukupnja dengan tidak menunggu sampai saat dapat dilaksanakannja kewadjiban beladjar.
Harus didjaga, bahwa disatu pihak tekanan perhatian pada pendidikan kedjuruan djangan sampai menjempitkan luasnja lapangan

pendidikan dan dilain pihak supaja menghindarian terlalu banjak
tekanan pada pendidikan umum, sehingga menimbulkan suatu
surplus "would-be white collar workers".
Prioritet utama harus diberikan kepada lapangan-lapangan pendidikan jang menghasilkan tenaga jang diperlukan oleh sektor-sektor
jang memperoleh prioritet dalam rentjana pembangunan.
2. a. Pengadjaran Rendah Umum dan Kewadjiban Beladjar:
1) Pada tahun 1960/1961 direntjanakan supaja kewadjiban beladjar
dapat dilaksanakan.
2) Pada tahun 1960/1961 djika kewadjiban beladjar dilaksanakan
dibutuhkan 54.000 S.R., dan dibutuhkan tambahan guru sebanjak
150.000 orang.
313

3) Kepada Balai persiapan Kewadjiban Beladjar ditugaskan:
a) mempersiapkan Kewadjiban Beladjar diseluruh Indonesia;
b) mengadakan penerangan-penerangan/pendjelasan;
c) menjusun statistik:
— penduduk.
— S.B.
— Sekolah Guru untuk S.B.

4) Mengadakan pertjobaan Kewadjiban Beladjar, dalam mana
diperhatikan dua unsur jang sama penting:
a) Pengluasan sekolah, dalam mana prinsip penjelenggaraan
didasarkan atas otoaktivitet masjarakat:
Tempat beladjar (sekolah dsb.) dan alat perlengkapannja
(bangku dsb.) didjadikan tanggungan masjarakat (Pemerintah adakalanja memberi sekedar bantuan materiil/finansiil).
b) Usaha kearah pembaruan pendidikan dan pengadjaran
(batja: menghidupkan bahan-bahan peladjaran dengan
menjesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masjarakat
si murid).
Prinsipnja adalah:
— swadaja murid dan daja tjipta murid-murid;
— sekolah adalah suatu bagian dari masjarakat jang mentjukupinja;
— Sekolah Rakjat, disamping bersifat „voorbereidend”
untuk sekolah landjutan, terutama ditekankan kepada
pendidikan jang praktis dan bulat (afgerond), sehingga
murid-murid jang tamat, siap menggunakan tenaga/fikirannja dalam masjarakat.
Untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, diadakan usahausaha:
pertanian, peternakan, perkebunan, perbengkelan, pembuatan alat-alat peraga untuk peladjaran, memelihara
halaman/ruangan sekolah, kooperasi, dilapangan kesehatan (untuk rumah, sekolah dan sekitarnja), dilapangan

kesenian dan sebagainja.
c) Urusan Kewadjiban Beladjar terutama mengadakan kerdjasama dengan:
1) Kementerian Dalam Negeri.
2) Biro P.M.D.
3) Kementerian Pertanian.
314

4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Kementerian Keuangan, Djawatan Perdjalanan.
Kementerian Sosial.
Kementerian Kesehatan.
Kementerian Perindustrian.
Kementerian Penerangan.

Kementerian Agama.
Kantor Pusat Statistik.

b. Sekolah-sekolah Landjutan:
1) Kebidjaksanaan Pemerintah adalah:
a) menambah banjaknja sekolah-sekolah landjutan negeri.
b) menambah bantuan moril dan materiil kepada pengadjaran
partikelir.
2) Diusahakan supaja dalam djangka waktu 5 tahun dapat dibangunkan ± 1600 Sekolah Landjutan Tingkat Pertama dan
± 200 Sekolah Landjutan Tingkat Atas dalam lingkungan
Kementerian P.P. dan K.
3) Pertambahan pada pendidikan kedjuruan diusahakan setjara
relatif lebih besar-pada pendidikan jang bersifat umum, terutama pada pendidikan tehnik.
4) Pertambahan S.G.A. sebetulnja adalah perobahan dilapangan
pendidikan guru S.R., jang direntjanakan dimulai tahun 1958
dengan mengubah S.G.B. dan S.G.A. mendjadi S.G. jang lama
peladjarannja 6 tahun.
5) Diharapkan bahwa pendidikan kedjuruan jang diusahakan oleh
kementerian-kementerian lain akan bertambah pula dengan
djumlah jang tidak sedikit.

6) Perlu ada usaha-usaha untuk menjalurkan hasrat tamatantamatan S.R. agar melandjutkan peladjarannja pada sekolahsekolah kedjuruan dan perlu pula ada usaha-usaha untuk menghilangkan pandangan bahwa sekolah-sekolah landjutan umum
mempunjai nilai jang lebih tinggi daripada sekolah-sekolah
kedjuruan.
7) Perkembangan pendidikan landjutan partikelir perlu memperoleh dorongan dalam bentuk moril dan materiil dari pemerintah.
8) Usaha-usaha partikelir ini dalam batas tertentu harus mendapatkan pengawasan sehingga tidak mengganggu keseimbangan
kebutuhan berbagai sektor pembangunan.

315

c. Latihan kedjuruan jang diselenggarakan oleh badan pemerintah dan partikelir jang lain.
1) Perlu sekali diadakan koordinasi dari usaha-usaha latihan kedjuruan ini untuk menghilangkan duplikasi dan untuk menjesuaikan latihan-latihan ini sebagai keseluruhan supaja dapat
memenuhi kebutuhan pemerintah dan lapangan partikelir.
Untuk keperluan ini akan didirikan panitia chusus jang mempunjai funksi eksekutip dan penasehat, jang dapat menentukan
matjam latihan apa jang diperlukan oleh tiap-tiap Kementerian.
2) Latihan „in-plant” dan „on the job” diperuntukkan bagi para
pekerdja, dengan maksud supaja mereka dapat mengerdjakan
pekerdjaannja lebih efektip dan produktip ataupun guna menjiapkan mereka untuk suatu kenaikan dalam kedudukan jang
menghendaki kepandaian kedjuruan jang lebih tinggi ataupun
jang memerlukan pertanggungan djawab jang lebih besar.
3) Untuk memperoleh pimpinan dan pengawasan jang lebih baik

dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka diusahakan
Latihan Dalam Industri (Training Within Industry = T.W.I.).
4) Untuk industri-industri jang didirikan dengan modal asing maka
harus ditentukan bahwa perusahaan tersebut akan melatih orangorang Indonesia sehingga mereka dapat mendjalankan sendiri
perusahaan-perusahaan itu didalam djangka waktu beberapa
tahun.
Djuga bagi perusahaan-perusahaan jang akan didirikan oleh
Pemerintah maka Pemerintah sendiri akan menjelenggarakan
latihan tersebut.
Apabila perusahaan-perusahaan baru didirikan dengan modal
bangsa Indonesia maka dalam perdjandjian kredit dengan badanbadan perkreditan perlu dimuat penjelenggaraan latihanlatihan.
5) Panting sekali rentjana-rentjana latihan diselenggarakan didaerah-daerah sesuai dengan kebutuhan dari tiap daerah, biarpun kebutuhan terutama akan tenaga-tenaga jang mempunjai
ketjakapan chusus adalah di Djawa.
6) Sebanjak mungkin pengusaha-pengusaha partikelir harus menanggung biaja serta bertanggung djawab atas penjelenggaraan
latihan-latihan jang diperlukan untuk perbaikan produktivitet.
d. Pendidikan Tinggi:
1) Perkembangan Pendidikan Tinggi sebanjak mungkin disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga ahli jang timbul berhubung
dengan pelaksanaan rentjana pembangunan pada umumnja

316


2)

3)
4)

5)

6)

7)

8)

dan chususnja sektor-sektor jang mendapat prioritet dalam
rentjana pembangunan.
Ikatan Insinjur Indonesia menaksir setjara kasar kebutuhan
Indonesia akan tenaga tehnik untuk masa 5 tahun jang akan
datang:
Untuk sektor pemerintah diperlukan 3.200 orang dengan

bachelors degree dan 575 orang dengan master's degree, sedang
sektor partikelir membutuhkan 4000 orang tehnisi.
Djadi dibutuhkan 7775 ahli tehnik.
Kekurangan didalam 5 tahun jang akan datang adalah 1070
orang dokter.
Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli, maka Kementerian P.P. & K. mengusahakan agar setiap fakultas menghasilkan tenaga ahli sebanjak-banjaknja dan dalam waktu jang
sesingkat-singkatnja dan mengambil sebagai pedoman:
70% untuk fakultas-fakultas inti (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu
Alam, — Tehnik, — Kedokteran, — Pertanian dan — Kedokteran Hewan) dan 30% untuk fakultas-fakultas lainnja.
Kebidjaksanaan lain untuk menghadapi persoalan tersebut
ialah dengan mengadakan usaha-usaha perobahan „curiculum”
dan persamaan „curiculum” dengan tidak mengurangi kebebasan berkembangnja keistimewaan masing 2 universitas, sedemikian rupa, sehingga dengan waktu beladjar jang sependek
mungkin dapat menghasilkan tenaga sebanjak mungkin.
Perlu diadakan Kewadjiban Bekerdja bagi tamatan Pendidikan
Tinggi selama djangka waktu tertentu bagi kepentingan sektor
pemerintahan jang masih membutuhkan.
Agar supaja memperoleh hasil jang baik maka sebaiknja
diberikan penghargaan chusus kepada tenaga ahli tamatan
Pendidikan Tinggi sehingga mentjukupi keperluan hidup
mereka.

Untuk menutupi kekurangan tenaga pengadjar dengan tenaga
pengadjar bangsa asing dalam waktu djangka pendek maka
kerdjasama (affiliation-programs) dengan perguruan-perguruan
tinggi jang ternama diluar negeri lebih diandjurkan daripada
kontrak-kontrak perseorangan, karena „affiliations-programs” ini
lebih mendjamin mutu pengadjar-pengadjar bangsa asing
tersebut.
Tudjuan terachir ialah mengisi kekurangan tersebut dengan
tenaga-tenaga bangsa Indonesia, dengan tidak mengurangi arti
kerdjasama dengan universitas-universitas diluar negeri (misalnja tukar menukar guru besar).
317

9) Bantuan luar negeri terutama diusahakan mengenai alat-alat
dan tenaga pengadjar.
Bantuan-bantuan tersebut diusahakan dari negara-negara
manapun dan tanpa ikatan-ikatan jang merugikan.
10) Untuk masalah kongesti mahasiswa ditingkat rendah pendidikan tinggi, perlu ditjari suatu pemetjahan, antara lain dengan:
a) memperbanjak penerangan beladjar bagi murid-murid
S.M.A.;
b) mempertinggi mutu peladjaran bahasa asing disekolah

menengah dan perguruan tinggi;
c) bimbingan dan pengawasan lebih banjak terutama pada
mahasiswa ditingkat rendah;
d) menjediakan buku-buku oleh pengadjar-pengadjar bangsa
Indonesia sendiri dan mempergiat usaha penterdjemahan
buku-buku pengetahuan asing.
11) Perlu dipertjepat penjelesaian Undang-undang Perguruan
Tinggi.
12) Kementerian P.P.&K. berusaha menjebarkan Perguruan Tinggi
setjara adil dan merata, sehingga pada suatu waktu tak ada lagi
daerah jang terkebelakang djika dibandingkan dengan daerah
lain.
Tudjuan adalah supaja achirnja tiap-tiap Daerah Otonomi
tingkat I paling sedikit mempunjai sebuah Universitas jang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan keadaan daerah itu.
Diusahakan pula agar setiap Universitas mempunjai Fakultas
Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.
e. Beasiswa Ikatan Dinas dan Pengiriman tenaga-tenaga keluar
negeri:
1) Kebidjaksanaan mengenai pemberian beasiswa Ikatan Dinas

pertama-tama harus demikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli dalam sektor-sektor jang mendapat prioritet
dalam rentjana pembangunan.
2) Sjarat-sjarat mendapat beasiswa perlu dipertinggi sehingga terbatas pada mereka jang benar-benar dapat diharapkan.
3) Diusahakan supaja pihak partikelir dan perusahaan-perusahaan
turut serta dalam memberikan beasiswa.
4) Pengiriman keluar negeri didasarkan pada kebutuhan tenagatenaga ahli pada sektor jang mendapat prioritet dalam rentjana
pembangunan.
5) Pengiriman tersebut harus lebih ditudjukan pada pengiriman
djangka pandjang jang memberikan pendidikan penult daripada

318

latihan singkat jang biasanja hanja bertudjuan memperluas
pandangan dari tenaga-tenaga jang dikirim.
6) Mengenai pengiriman dalam rangka bantuan luar negeri, pemerintah bukan hanja mendasarkan kepada tawaran-tawaran dari
luar negeri, melainkan terutama mendasarkan pada usaha setjara
aktif untuk mendapatkan fellowship dan scholarship dari badan
atau negara manapun.
7) Sjarat-sjarat bagi tjalon-tjalon untuk dikirim keluar negeri
hendaknja sedemikian rupa, sehingga ada djaminan tentang
bakat serta ketjakapan.
f. Pendidikan Masjarakat:
1) Pendidikan masjarakat meliputi antara lain usaha-usaha Pemberantasan Buta Huruf, Kursus-kursus Pengetahuan Umum dan
Pendidikan Tenaga, Kursus-kursus Kewanitaan, Kepanduan,
Pemuda, Perpustakaan Rakjat dan lain-lain.
2) Masalah jang terutama dihadapi dalam pendidikan masjarakat
ialah pemberantasan buta huruf.
3) Usaha-usaha pemberantasan buta huruf ini dalam waktu jang
akan datang perlu digerakkan dengan lebih giat lagi dan dapat
dilaksanakan dalam rangka Pembangunan Masjarakat Desa.
B. B i a j a .
1. Kebutuhan devisen jang diperkirakan untuk Pendidikan adalah
sebanjak Rp. 157.500.000.
2. Untuk biaja pembangunan sektor pendidikan dalam lingkungan
Kementerian P.P. & K. dalam djangka waktu 5 tahun diperkirakan:
a. 1) Pendidikan rendah
Rp. 440.000.000
2) Pendidikan menengah
Rp. 450.000.000
3) Pendidikan tinggi
Rp. 120.000.000
4) Pendidikan masjarakat
Rp.
40.000.000
Djumlah .....................Rp. 1.050.000.000
b. 1) Diharapkan bahwa kira-kira dua pertiga dari djumlah
biaja jang tersedia untuk pendidikan menengah akan
dipakai untuk pendidikan kedjuruan dan latihan kedjuruan.
2) Sebagian besar biaja untuk Pendidikan Masjarakat
diperuntukkan bagi usaha pemberantasan buta huruf.
319

C. T i n g k a t p e l a k s a n a a n :
1. Pengadjaran Rendah Umum dan Kewadjiban Beladjar:
a. 1) Tabel 160.

SEKOLAH RAKJAT.

Djumlah:

1955/1956

1956/1957

1957/1958

1. Sekolah
2. Guru
3. Murid

32.126
133.646
7.034.239

33.394
155.034
7.025.228

33.453
175.170
7.259.499

Sumber: Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n : Angka-angka diatas ini adalah djumlah daripada S.R.
negeri, subsidi, bantuan dan partikelir.

2) Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1957/1958:
a) telah dapat diusahakan pertambahan 1.327 buah S.R.
Ini adalah lama dengan ± 3,7% dari apa jang hendak
dibutuhkan dalam tahun 1960/1961, jaitu 54.000 buah S.R.
Djumlah S.R. jang telah ada dalam tahun 1958 adalah
sebanjak 33.454 buah, jaitu ± 62% daripada 54.000.
b) guru bertambah dengan 41.524 orang, atau sama dengan
± 28% daripada jang perlu ditambah dalam djangka
waktu lima tahun, jaitu 150.000 orang guru.
c) anak-anak jang bersekolah bertambah dengan 225 260.
b. 1) Pertjobaan Kewadjiban Beladjar jang telah dilaksanakan
dalam djangka waktu tahun 1956 s.d. tahun 1958 adalah di:
a) Kabupaten Atjeh Selatan
— Atjeh
b) „
Labuhanbatu
— Sumatera Utara
c) „
Lima puluh Kota
— Sumatera Barat
d) „
Lampung Tengah
— Sumatera Selatan
e) Kewedanan Kramatdjati
— Djakarta-Raya
f) Kabupaten Sumedang
— Djawa Barat
g) „
Purworedjo
— Djawa Tengah
h) „
Djepara
— Djawa Tengah
i) „
Pasuruan
— Djawa Timur
j) Kewedanan Barabai
— Kalimantan Selatan
k) Kabupaten Bolaangmong— Sulawesi Utara
ondou.

320

2) Kewadjiban Beladjar jang diselenggarakan:
a) dalam rangka usaha P.M.D. (Pembangunan Masjarakat
Desa) dengan sekedar bantuan Biro P.M.D., adalah di:
(1) Wurjanto
(2) Batang
(3) Kepandjen
(4) Wlingi
(5) Tjurup
(6) Sipirok
(7) Nias
(8) Pemangkat
(9) Dobo
b) atas aktivitet masjarakat sendiri:
(1) Klaten
(2) Madjalengka
(3) Sukabumi
(4) Pemalang
(5) Bodjonegoro
(6) Pati
(7) Bangkalan
(8) Timor
(9) Musi Banju Asin.
3) Dalam Daerah Kewadjiban Beladjar rakjat dapat membuat
± 30% daripada djumlah bilik/ruangan dari gedung-gedung
S.R., dan didaerah lainnja jang bukan Daerah Kewadjiban
Beladjar rakjat dapat membuat ± 16% daripada djumlah
bilik/ruangan dari gedung-gedung S.R.
Sebagai tjontoh dapat dikemukakan bahwa masjarakat di
Kabupaten Sumedang atas kekuatan sendiri dapat mendirikan 409 ruangan dengan hanja mengeluarkan biaja sebesar
Rp. 3.053.925,—.
Bilamana pemerintah sendiri jang melaksanakannja maka
diperlukan biaja sebesar Rp. 10.225.000,—.
Penggerak usaha ini adalah terutama Panitia-panitia Kewadjiban Beladjar jang ada sampai ditiap-tiap desa, disamping
pekerdjaannja jang penting, ialah bertanggung djawab atas
masuknja anak-anak sekolah.
Dipelbagai daerah diadakan Kobajan Kewadjiban Beladjar.

321
528/B (21)

2. Sekolah-sekolah Landjutan.
a. Sekolah Landjutan Tingkat Pertama:
1) Singkatan nama-nama sekolah jang akan dipergunakan
adalah:
(a) S.M.P.
= Sekolah Menengah Umum Tingkat
Pertama.
(b)S.G.B.
= Sekolah Guru B.
(c) S.K.
= Sekolah Keradjinan.
(d)S.T.
= Sekolah Teknik.
(e) S.K.P.
= Sekolah Kepandaian Puteri.
(f) K.D.P.
= Kursus Dagang Pertama.
(g) S.M.E.P.
= Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat
Pertama.
(h) K.P.A.
= Kursus Pegawai Administrasi.

322

DJUMLAH SEKOLAH DAN PERTAMBAHANNJA
DALAM TIAP-TIAP TAHUN.
a) Tabel 161.

DJUMLAH SEKOLAH DAN PERTAMBAHAN DALAM TIAP-TIAP TAHUN

a) Tabel 161.
1955/1956
DJENIS SEKOLAH

1956/1957

Djumlah

Djumlah

1957/1958
Pertambahan

Negeri

Partkelir

Negeri

Partkelir

326
511

1.535
95

358
486

2.056
231

+


32
25

+
+

837

1.630

844

2.287

+

7

+

**
44

**
10

217
222

3
4

+
+

217
178

44

10

7
66
103

41
**

+

395

I. Umum:
1. S.M.P. ……….………
2. S.G.B. ………………..
Djumlah Sekolah
Umum ………………….
II. Kedjuruan:
1. S.K. ………….………
2. S.T. …………………..
Djumlah Sekolah
Teknik ………………….
3. S.K.P. 2 tahun .………
4. S.K.P. 4 tahun .………
5. K.D.P. ……………….
6. S.M.E.P. ……………..
7. K.P.A. ……………….
Djumlah Sekolah Kedjuruan lainnja …………….
Djumlah semua Sekolah
Kedjuruan ……………...
III. Djumlah Sekolah
Umum dan Kedjuruan …

145

146

17
97
**

2
75
**

439
70
96
18
116
17

259

223

317

304

233

1.141

1.863

Negeri

Djumlah

Partkelir

Pertambahan

Negeri

Partkelir

521
136

422
483

*
*

657

905

+


3
6

222
228



3

Negeri

Partkelir

+


64
3

+

61

*
*

+
+

5
6

*
*

*
*
*
*
*

+

+
+
+
+

11
4
1
0
10
13

*
*
*
*
*

+

21

+

23

+
+
+

1
19
17




2
34
**

450
66
97
18
126
30

210

+

58



13

337

+

20

756

217

+

453



16

787

+

31

1.600

2.504

+

460

+

641

1.692

+

92

*
*

Sumber : Kementerian P.P. & K.
Keterangan:

*
**

+
Partikelir

324

= belum ada keterangan.
= tidak ada.
= belum diperoleh angka.
= sudah digabung dengan S.K.P. 4 tahun.
= Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

325

DJUMLAH GURU DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN

b) Tabel 162.
1955/1956
DJENIS SEKOLAH
I. Umum:
1.
S.M.P. ……….
………
2.
S.G.B.
………………..
Djumlah SekolahUmum .
II. Kedjuruan:
1.
S.K. ………….
……..
2.
S.T.
………………….
Djumlah Sekolah Teknik.
3.
4.
5.
6.
7.

1956/1957

Djumlah

1957/1958

Djumlah

Pertambahan

Negeri

Partkelir

Negeri

Partkelir

3.657

7.828

5.702

10.785

7.878

523

7.567

550

11.535

8.351

13.269

11.335

**

**

1.676

877

85

877

85

1.072

966

Negeri
+

Djumlah

Partkelir

Pertambahan

Negeri

Partkelir

Negeri

Partkelir

2.045

+

2.957

6.410

*

+

708

*

311

+

27

8.113

*

+

546

*

+

1.734

+

2.984

14.523

+

1.254

8

+

1.676

+

8

2.142

*

+

466

*

3.889

34

+

3.012



51

4.149

*

+

620

*

5.565

42

+

4.688



43

6.291

+

726

+
1.165

272
**

+

885

+

199

+
+
+

60
329
135

+


28
**

662
1.289

1.396
*


+

+


120
114
203
95
105



S.K.P. 2 tahun .……..
S.K.P. 4 tahun .……..
K.D.P. ……………….
S.M.E.P. ……………..
K.P.A. ……………….
Djumlah Sekolah Kedjuruan lainnja …………….

143
972
**


244
**

782
1.175
203
1.301
135

*
*
*
*
*

2.187

1.210

3.596

1.437

+

1.409

+

227

3.347



249

Djumlah semua Sekolah
Kedjuruan ……………...

3.064

1.295

9.161

1.479

+

6.097

+

184

9.638

+

477

III. Djumlah Sekolah
Umum dan Kedjuruan …

14.599

9.646

22.430

12.814

+

7.831

+

3.168

24.161

+

1.731

*
*
*
*
*

Sumber : Kementerian P.P. & K.
Keterangan:

* = belum ada keterangan.
** = tidak ada.
— = belum diperoleh angka.
+
= sudah digabung dengan S.K.P. 4 tahun.
Partikelir = Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

326

327

DJUMLAH MURID DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN

c) Tabel 163.
1955/1956
DJENIS SEKOLAH

1956/1957

Djumlah

Djumlah

Pertambahan

Negeri

Partkelir

Negeri

Partkelir

1.
2.

I. Umum:
S.M.P. ……….………
S.G.B. ………………..
Djumlah SekolahUmum .

93.572
149.455
243.027

132.934
15.837
148.771

133.300
131.054
264.354

181.546
10.331
191.877

1.
2.

II. Kedjuruan:
S.K. ………….……..
S.T. ………………….
Djumlah Sekolah Teknik.

**
6.357
6.357

**
842
842

14.530
41.007
55.537

291
270
561

13.051

10.523

1.235
17.912
**


2.588
**

2.895
13.039
1.326
23.931
1.820

2.543
10.070

3.237
**

32.198

13.111

43.011

Djumlah semua Sekolah
Kedjuruan ……………...

38.555

13.953

III. Djumlah Sekolah
Umum dan Kedjuruan …

281.582

162.724

3.
4.
5.
6.
7.

S.K.P. 2 tahun .……..
S.K.P. 4 tahun .……..
K.D.P. ……………….
S.M.E.P. ……………..
K.P.A. ……………….
Djumlah Sekolah Kedjuruan lainnja …………….

1957/1958

Negeri

Djumlah

Partkelir

Pertambahan

Negeri

Partkelir

Negeri

Partkelir

+

+

39.728
18.401
21.327

+

+

48.612
5.506
43.106

154.212
119.771
273.983

*
*

+

+

20.912
11.283
9.629

*
*

+
+
+

14.530
34.650
49.180

+



291
572
281

20.671
47.312
67.983

*
*

+
+
+

6.141
6.302
12.446

*
*

+

2.883

+

2.690

+
+
+

91
6.019
1.820

+
+
+


649
**

2.658
14.567

26.636


*
*
*
*
*


+

+


237
1.528
1.326
2.705
1.820

*
*
*
*
*

16.450

+

10.813

+

3.339

43.861

+

850

98.548

17.011

+

59.993

+

3.058

111.844

+

13.296

362.902

208.888

+

81.320

+

46.164

385.827

+

22.925

Sumber : Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n : * = belum ada keterangan.
** = tidak ada.
— = belum diperoleh angka.
+ = sudah digabung dengan S.K.P. 4 tahun.
Partikelir = Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

328

329

3. a. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1957/1958 pertambahan
dalam sektor pemerintah (Kem. P.P. dan K) adalah sebagai berikut:
(1) (a) sekolah umum bertambah 7 + 61

=
68 buah
(b) sekolah teknik bertambah 395 + 11 = 406 buah
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah 58 + 20
= 78 buah
djumlah sekolah jang bertambah

1 9 5 7/ 1 9 5 8

552 buah

(2) guru dalam:
(a) sekolah umum bertambah 1.734 + 1.254 =
(b) sekolah teknik bertambah 4.688 + 726
=
(c) sekolah kedjuruan lainnja bertambah
1.409 + (—249)
=
djumlah guru jang bertambah

2.988 orang
5.414 orang
1.160 orang
9.562 orang

(3) murid dalam:
(a) sekolah umum bertambah 21.327 + 9.629 =
(b) sekolah teknik bertambah 49.180+12.446 =
(c) sekolah kedjuruan lainnja bertambah
10.813 + 850
=
djumlah murid jang bertambah

30.956 orang
61.626 orang
11.663 orang
104.245 orang

b. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1956/1957 pertambangan
dalam sektor partikelir adalah sebagai berikut:
(1) a. sekolah umum bertambah
657 buah
b. sekolah teknik berkurang
3 buah
c. sekolah kedjuruan lainnja berkurang
13 buah
djumlah sekolah jang bertambah
(2) guru dalam:
a. sekolah umum bertambah
b. sekolah teknik berkurang
c. sekolah kedjuruan lainnja bertambah
djumlah guru jang bertambah

330

641 buah
2.984 orang
43 orang
227 orang
3.168 orang

P e r t aDmj ub m
a hl a nh
Negeri
Negeri

Partikelir
Partikelir

(3) murid dalam:
a. sekolah umum bertambah
b. sekolah teknik berkurang
c. sekolah kedjuruan lainnja bertambah

43.106 orang
231 orang
3.339 orang

djumlah murid jang bertambah
46.164 orang
c. Kementerian P.P. dan K. dan sektor Partikelir bersama telah
dapat mendirikan 552 + 641 = 1.193 buah sekolah.
Djumlah ini adalah sama dengan ± 76% daripada 1600, jaitu
djumlah sekolah jang hendak ditjapai dalam djangka waktu lima
tahun.
Dalam mendirikan sekolah, Kementerian P.P. dan K. lebih
mengutamakan sekolah kedjuruan, dan jang terutama adalah
sekolah teknik; sedangkan sektor Partikelir lebih banjak mendirikan sekolah umum.
b. Sekolah Landjutan Tingkat Atas:
1) Singkatan nama-nama sekolah jang akan dipergunakan
adalah:
(a) S.M.A.
= Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas.
(b) S.G.A.
= Sekolah Guru A.
(c) S.GT.K.
= Sekolah Guru Taman Kanak-kanak.
(d) S.G.P.L.B. = Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa.
(e) P.G.S.L.P. = Pendidikan Guru Sekolah Landjutan
Tingkat Pertama.
(f) S.G.P.D.
= Sekolah Guru Pendidikan Djasmani.
(g) S.T.M.
= Sekolah Teknik Menengah.
(h) S.G.P.T.
= Sekolah Guru Pendidikan Teknik.
(i) K.G.S.T.
= Kursus Guru Sekolah Teknik.
(j) S.G.K.P.
= Sekolah Guru Kepandaian Puteri.
(k) T.P.G.K.P. = Training Pendidikan Guru Kepandaian
Puteri.
(l) S.M.E.A.
= Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat
Atas.
(m) K.P.A.A.
= Kursus Pegawai Administrasi Tingkat
Atas.
(n) S.P.K.
= Sekolah Pendidikan Kemasjarakatan.
(o) S.M.K.A.
= Sekolah Menengah Kehakiman Atas.
331

DJUMLAH SEKOAH DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN
2) a) Tabel 164.

Sumber : Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n: 

* =  
** =
—  = 
Partikelir  = 

332

belum ada keterangan.
tidak ada.
belum dapat diperoleh angka.
Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

333

DJUMLAH GURU DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN
B) Tabel 165.

Sumber : Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n: 

* =   belum ada keterangan.
** = tidak ada.
—  =  belum dapat diperoleh angka.
Partikelir = Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

334

335

DJUMLAH MURID DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN
c) Tabel 166.

Sumber : Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n: 

* =   belum ada keterangan.
** = tidak ada.
—  =  belum dapat diperoleh angka.
Partikelir = Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

336

337

3) a. Dalam djangka waktu 1955/1956 —
bahan dalam sektor Pemerintah (Kem.
sebagai berikut:
(1) (a) sekolah umum bertambah
39 + 24
(b) sekolah teknik bertambah
20 + (—8)
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah 10 + 5

1957/1958 pertamP.P. dan K) adalah
= 63 buah
= 12 buah
= 15 buah

djumlah sekolah jang bertambah 90 buah
(2) guru dalam:
(a) sekolah umum bertambah
780 + 398
= 1.178 orang
(b) sekolah teknik bertambah
242 + 44
=
286 orang
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah 208 + 22
=
230 orang
djumlah guru jang bertambah
(3) murid dalam:
(a) sekolah umum bertambah
8.595 + 51.827
(b) sekolah teknik bertambah
1.727 + 151
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah 2.327 + 843
djumlah murid jang bertambah

1.694 orang

= 60.422 orang
= 1.878 orang
= 3.170 orang
65.470 orang

b. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1956/1957 pertambahan dalam sektor Partikelir adalah sebagai berikut:
(1) (a) sekolah umum bertambah
63 buah
(b) sekolah teknik bertambah
12 buah
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah
6 buah
djumlah sekolah jang bertambah

338

81 buah

(2) guru dalam:
(a) sekolah umum berkurang
(b) sekolah teknik berkurang
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah
djumlah guru jang berkurang
(3) murid dalam:
(a) sekolah umum berkurang
(b) sekolah teknik berkurang
(c) sekolah kedjuruan lainnja
bertambah

1.395 orang
57 orang
338 orang
1.114 orang
31.118 orang
404 orang
4.104 orang

djumlah murid jang berkurang
27.418 orang
c. Kementerian P.P. dan K. dan sektor Partikelir bersama
telah dapat mendirikan 90 + 81 = 171 buah sekolah.
Djumlah ini adalah sama dengan ± 90% daripada 200,
jaitu djumlah sekolah jang hendak ditjapai dalam
djangka waktu lima tahun.
Dalam mendirikan sekolah masih ternjata bahwa sekolah
umum jang lebih banjak didirikan oleh Kementerian
P.P. dan K.
Hal jang sama ternjata djuga disektor Partikelir.
3. Pendidikan Tinggi.
Tabel 167, 168 dan 169.
b. Keadaan Pendidikan Tinggi dalam tahun 1955 adalah sebagai
berikut:
Universitas Kementerian P.P. & K. berdjumlah 3 buah, jaitu
Universitas Indonesia dengan 10 fakultas dan 8026 mahasiswa,
Universitas Gadjah Mada dengan 12 fakultas dan 7416 mahasiswa, Universitas Airlangga dengan 4 fakultas dan 2816 mahasiswa; dan masih ada lagi fakultas-fakultas jang belum tergabung
pada sesuatu Universitas dan Perguruan-perguruan Tinggi jang
diselenggarakan oleh Kementerian lain.
Djumlah mahasiswa Universitas/Perguruan Tinggi Pemerintah
(semua Kementerian) dalam tahun 1955 adalah 18.913 orang.
Perguruan Tinggi Partikelir ada sebanjak 24 buah dengan
djumlah mahasiswa 2394 orang.
dalam tahun 1955 adalah 18.913 orang. Perguruan Tinggi Partikelir ada sebanjak 24 buah dengan djumlah mahasiswa 2394
orang.
Pada bulan September 1956 sebagai gabungan dari Fakultasfakultas jang terdapat di Makassar dan di Bukittinggi, telah
339

DJUMLAH MAHASISWA DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

a 1) Tabel 167.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Universitas

1955

1956

1957

1958

Gadjah Mada .....................
Indonesia ..........................
Airlangga ..........................
Andalas .............................
Hasanuddin .......................
Sumatera Utara .................
Padjadjaran .......................
Fakultas Negeri jang belum tergabung pada sesuatu Universitas ...............

7.416
8.026
2.816





7.937
9.669
3.268





8.964
11.198
3.775
690
952



10.878
12.940
4.685
527
1.067
1.850
839

366

1.258

2.342



D j u m 1 a h ........

18.624

22.132

27.921

32.786

Sumber: Kementerian P.P. & K.
K e t e r a n g a n: — = tidak ada angka tersedia.
DJUMLAH TENAGA PENGADJAR DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

2)

Tabel 168.

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Universitas

1955
W.N. Asing

Gadjah Mada ..........
366
35
Indonesia ................
592 214
Airlangga ................
110
24
Andalas ...................


Hasanuddin .............


Sumatera Utara .......


Padjadjaran ..................................


Fakultas
Negeri
jang belum tergabung pada sesuatu Universitas ...............................
8
8

1956
W.N. Asing
442
1.013
202





35 502
172 1.016
24 245

46

106





163

43

D j u m l a h ................................
1.076 281 1.820
K e te r a n g a n : — = tidak ada angka tersedia.
Sumber: Kementerian P.P. & K.

340

1957
W.N. Asing

122

274 2.037

1958
W.N. Asing

28

188 1.136
29 254
23
60
16
84

84

24

13



297 1.642


122
28
15
14
19
3


201

DJUMLAH MAHASISWA JANG LULUS DALAM
TIAP-TIAP TAHUN.

3) Tabel
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

169.
Matjam

Fakultas

1956

1957

1958

62
8
72
14
7

2

24
26
18
4

94
1
106
27
248



9
53
41
8

93
14
39





19
44
29
11

237

587

249

Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi
Sastra dan Kebudajaan ............................
Hukum dan
Pengadjaran Masjarakat
Sosial dan Politik ..................................
Ekonomi ..................................................
Fakultas Pedagogik .................................
Farmasi ...................................................
Biologi ....................................................
Pertanian dan Kehutanan .........................
Tehnik .....................................................
F.I.P.I.A....................................................
Kedokteran Hewan/Peternakan ...............
Djumlah

Sumber: Kementerian P.P. & K.
K et e r a n g a n: — = tidak ada angka tersedia.

diresmikan dua buah Universitas baru, jaitu di Makassar —
Universitas Hasanuddin, dan di Bukittinggi — Universitas
Andalas. Peresmian kedua Universitas baru itu sesuai dengan
kebidjaksanaan Pemerintah untuk tidak memusatkan pendidikan
Tinggi di Djawa sadja.
Pada tanggal 1 Nopember 1958 telah dibuka Fakultas Ilmu
Pasti dan Ilmu Alam Universitas Padjadjaran di Bandung.
Pada tanggal 31 Djanuari 1959 Fakultas Sastra di Bali akan
dioper oleh Pemerintah dari usaha Partikelir dan dimasukkan
kedalam Universitas Airlangga.
Pada tanggal 1 September 1959 akan dibuka Fakultas Ekonomi
di Kutaradja dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara
Medan.
Sekarang ini sedang dipersiapkan pendirian Fakultas teknik pada
Universitas Hasanuddin di Makassar, pada Universitas Sumatera
Utara di Medan, dan Fakultas Teknik djurusan Shipbuilding
dan Marine Science di Maluku.
Selandjutnja pada Universitas Padjadjaran di Bandung sedang
dipersiapkan Fakultas Pertanian.
341

c. Hari tahun 1956 hingga 1958, tiap-tiap tahun terdapat pertambahan rata-rata ± 5000 mahasiswa dalam Universitas/Perguruan
Kementerian P.P. & K.
d. Pada achir tahun-tahun 1955 terdapat 1076 tenaga pendidik
bangsa Indonesia dan 281 tenaga pengadjar bangsa Asing.
Pada achir tahun 1956 terdapat 1820 tenaga pendidik bangsa
Indonesia dan 274 tenaga pengadjar bangsa Asing.
Pada achir tahun 1957 terdapat 2474 tenaga pendidik bangsa
Indonesia dan 406 tenaga pengadjar bangsa Asing.
Pada achir tahun 1958 terdapat 1795 tenaga pendidik bangsa
Indonesia dan 281 tenaga pengadjar bangsa Asing. (belum terhitung Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Negeri jang
belum tergabung sesuatu Universitas).
e. Kerdjasama jang telah diadakan dalam bentuk „affiliationprograms” adalah sebagai berikut:
1) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan University
of California di Amerika Serikat.
2) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan University
of California di Amerika Serikat.
3) Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
Universitas Indonesia dengan Kentucky University di Amerika Serikat.
4) Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia dengan Kentucky University di Amerika
Serikat.
5) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dengan University
of California di Amerika Serikat.
6) Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada dengan Wisconsin University di Amerika Serikat.
7) Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
dengan John Hopkins University di Amerika Serikat.
8) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padjadjaran dengan State University of New York di Amerika
Serikat.
f. Penjusunan dan pembentukan kader-kader pendidik sekarang
ini sedang giat diadakan pada fakultas-fakultas dari Universitasuniversitas Negeri.
g. Bantuan-bantuan mengenai alat-alat dan tenaga pengadjar jang
telah diperoleh adalah sebagai berikut:
1) dari I.C.A. berupa tenaga pengadjar dalam rangka affiliation
— programs, penindjauan ke Luar Negeri dan buku-buku
peladjaran.
342

2) dari Ford Foundation berupa tenaga pengadjar dalam rangka
affilition-programs dan buku-buku peladjaran.
3) dari Asia Foundation berupa buku-buku peladjaran.
4) dari China Medical Board di Amerika Serikat berupa alat-alat
kedokteran.
5) dari Pemerintah Inggris (dalam rangka Colombo Plan) berupa
tenaga pengadjar dan buku-buku peladjaran.
6) dari Unesco berupa tenaga pengadjar.
7) dari W.H.O. berupa tenaga pengadjar.
8) dari Council of Economic and Cultural Affairs di Amerika Serikat
berupa tenaga pengadjar.
9) dari Pemerintah New Zealand (dalam rangka Colombo Plan)
berupa . Ward equipment.
h. Kementerian P.P. & K. telah mengadakan usaha-usaha untuk
memperbaiki sistim pendidikan sehingga lebih sesuai dengan
tuntutan pembangunan, antara lain mengusahakan sistim pendidikan jang terpimpin atau bebas teratur (guided study). Sistim
baccalaureat seperti jang terdapat pada Universitas Gadjah Mada
djuga bertudjuan kearah itu.
i. 1) Dalam djangka waktu 1956.1958 kelima fakultas inti Pemerintah (Kementerian P.P. & K.), jaitu fakultas I.P.I.A.
(terhitung djuga fakultas Farmasi), — Teknik, — Kedokteran/Kedokteran gigi, — Pertanian dan Kehutanan, dan —
Kedokteran Hewan/Peternakan, telah menghasilkan sebanjak
537 sardjana.
2) Fakultas I.P.I.A. (terhitung djuga fakultas Farmasi), — teknik, —
Pertanian/Kehutanan dan — Kedokteran Hewan/ Peternakan telah
menghasilkan dalam djangka waktu jang sama 288 sardjana. Ini
adalah sama dengan ± 3,7% dari djumlah sardjana jang diharap
akan dihasilkan oleh fakul-tas-fakultas ini dalam djangka waktu
1956.1960, jaitu 7775 orang ahli.
3) Fakultas kedokteran/kedokteran gigi telah menghasilkan, djuga
dalam djangka waktu jang sama, sebanjak 249 dokter. Ini adalah
sama dengan ± 23% daripada djumlah dokter jang diharap dari
fakultas ini dalam djangka waktu 1956-1960, jaitu 1070 dokter.
j. Oleh Kementerian P.P. & K. sedang diusahakan mengadakan
perbaikan-perbaikan mengenai djumlah tundjangan jang diberikan pada mahasiswa ikatan dinas.
Disamping itu telah diadakan bimbingan serta pengawasan
beladjar jang lebih intensif, antara lain dengan pentjabutan
ikatan dinas dan lain-lain.
343

Beasiswa ikatan dinas dalam dan luar negeri dan pengiriman
tenaga-tenaga ke Luar Negeri adalah sebagai berikut:
k. 1)  Tabel

170.
(1) Beasiswa dengan ikatan dinas Dalam Negeri:
(a) Berdasarkan P.P. 15/1954:
tahun 1956 berdjumlah : 4814 mahasiswa.
tahun 1957 berdjumlah : 4975 mahasiswa.
tahun 1958 berdjumlah : 5852 mahasiswa.
(b) berdasarkan P.P. 32/1949:
tahun 1956 berdjumlah : 1771 mahasiswa.
tahun 1957 berdjumlah : 1278 mahasiswa.
tahun 1958 berdjumlah : 925 mahasiswa.
(2) Beasiswa dengan ikatan dinas Luar Negeri:
(a) Berdasarkan P.P. 15/1954:
tahun 1956 berdjumlah : 227 mahasiswa.
tahun 1957 berdjumlah : 195 mahasiswa.
tahun 1958 berdjumlah : 175 mahasiswa.
(b)
Berdasarkan P.P. 32/1949:
tahun 1956 berdjumlah : 125 mahasiswa.
tahun 1957 berdjumlah : 81 mahasiswa.
tahun 1958 berdjumlah 79 mahasiswa.
(3) Atas biaja sendiri keluar negeri:
tahun 1956 berdjumlah 261 mahasiswa.
tahun 1957 berdjumlah : 216 mahasiswa.
tahun 1958 berdjumlah : 112 mahasiswa.

Sumber: Kementerian P.P. & K.
DJUMLAH TENAGA-TENAGA JANG DIKIRIM KELUAR
NEGERI DALAM RANGKA BANTUAN LUAR NEGERI.
     2) Tabel 171.

Negara:
1. Australia
2. New Zealand
3. Philipina

344

1956:
90
28
13

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Thailand
India
Rusia
Canada
Amerika Serikat
Inggeris
Djerman Barat
Djerman Tinmr
Polandia
Tjekoslawakia

1
24
10
12
15
1
11
15
13
13
Djumlah .......................
236

Sumber: Kementerian P.P. & K.
1. Dalam tahun-tahun 1956, 1957 dan 1958:
1) djumlah mahasiswa jang mendapat beasiswa dan beladjar
dalam negeri, adalah berturut-turut 6585, 6253 dan 6777
orang.
2) djumlah mahasiswa jang mendapat beasiswa dan beladjar di
luar negeri adalah berturut.turut 352, 276 dan 254 orang.
3) djumlah mahasiswa jang beladjar di luar negeri atas biaja
sendiri adalah berturut-turut 261, 216 dan 112 orang.
4) djumlah tenaga jang dikirim keluar negeri dalam rangka
bantuan luar negeri, dalam tahun 1956 ada sebanjak 236
orang. Angka tahun 1957 dan 1958 belum tersedia.
m. Sampai tahun 1958, Pemerintah telah dapat mendirikan 7
universitas di 7 daerah swatantra tingkat I, djadi ± 33% dari
seluruh daerah swatantra tingkat I jang ada sekarang jang berdjumlah 21 buah.
n. Sampai achir tahun 1958 telah tertjatat pada Biro Koordinasi
Perguruan Tinggi Kementerian P.P. & K. 70 buah Perguruan
Tinggi Partikelir jang meliputi berbagai lapangan ilmu dengan
djumlah mahasiswa ± 7000 orang, diantaranja 21 Perguruan
Tinggi Partikelir jang telah menerima bantuan tetap berupa
bantuan materieel dari Kementerian P.P. & K.. Dalam hubungan bantuan ini memang sangat dirasakan penting dan perlunja
ditambah anggaran belandja guna bantuan kepada Perguruan
perguruan Tinggi Partikelir.
o. Biro Koordinasi Perguruan Tinggi Kementerian P.P. & K.
sedang mengusahakan penjempurnaan kerdjasama dengan
Kementerian-kementerian jang mengadakan/menjelenggarakan

345

akademi-akademi/perguruan
tinggi
dalam
lingkungan
kementerian-kementerian, terutama berhubungan dengan
hal-hal jang menjangkut segi-segi pendidikan,
research dan ilmu pengetahuan.
4. B a n t u a n L u a r N e g e r i .
KEADAAN EXPERT

Tabel 172
Badan

Keadaan
pada waktu

(I ) Unesco
……………
(2) I.C.A…………….
….
(3). Ford
Foundation …

Nopember 1958
Oktober 1958
Oktober 1958

Djumlah
7 orang
63 orang
19 orang

Sumber: Kementerian P.P. & K
KEADAAN EQUIPMENT
Tabel 172a
Badan
(I ) Unesco
……..
(2). Ford
Foundation


Keadaan
pada
waktu
Oktober
1958
Oktober
1958

Djumlah
bantuan

Telah
diterima

Belum
diterima

$
525,235.0
0

$
3,524.48

$
521,710.5
2

$
206,330.0
0

$
42,557.7
5

$
163,772.2
5

Sumber: Kementerian P.P. & K.
2. Mengenai perintjian bantuan dari Badan/Pemerintah
asing
lainnja belum dapat diperoleh angka-angka lengkap.
5. P e n d i d i k a n M a s j a r a k a t .
a. Pemberantasan Buta Huruf (P.B.H.)
1956. Guna dapat mengedjar R.P.L.T., direntjanakan
sistim Unit Ketjamatan, jaitu suatu sistim
dengan
memberi
tanggungdjawab kepada kebulatan tenaga Panitya
Pendidikan Masja-rakat, Ikatan Guru P.B.H., dan
Ikatan-ikatan tenaga lainnja dalam taraf
Ketjamatan. Tenaga jang dibulatkan ini akan
dapat nenggunakan keuangannja sebagai suatu
modal
menurut tjara jang setepat-tepatnja dan hanja terikat
oleh
waktu
satu tahun.

346

Rentjana dengan mempergunakan sistim Unit
Ketjamatan dikeluarkan sebagai pedoman
kerdja
dalam
memberantas
buta huruf. Pelaksanaan baru dapat dimulai
dalam perte-ngahan tahun.
Hasil dari methode ini:
1) banjak menimbulkan kesanggupan jang
besar
pada
desa-desa; misalnja 30 desa dari Kabupaten
Probolinggo dapat mentjetak kitab „Mari
serentak membatja ” 10.000 exemplaar.
2) Djumlah kursus naik.
1958. Pada achir triwulan III/1958 djumlah seluruh
lulusan P.B.H. ada sebanjak 9.835.704 orang
dan telah ± 400 desa habis terberantas butahurufnja. Djumlah orang buta huruf, jang
berumur 13 tahun keatas, jang masih tersisa
pada achir tri-wulan III/1958, ada sebanjak
25.140.106. Karena buku-buku Taman Pustaka
Pengantar (T.P.P.) j ang dipergunakan untuk usaha
pemeliharaan
orang-orang
jang
telah
terberantas
buta-hurufnja
masih
sedikit
djumlahnja,
maka
beberapa
Inspeksi
Pendidikan
Masjarakat
(Ipm)
Kabupaten
mengeluarkan lembaran jang distensil.
Dan selandjutnja karena Djawatan Pendidikan
Masjarakat memandang perlu adanja tenagatenaga jang mempunjai ketjakapan dan terlatih
dalam soal:
— mengarang dan menilai buku-buku P.B.H.
dan batjaan-batjaan untuk tamatan kursus
P.B.H.
— memelihara
dan
mengembangkan
ketjakapan membatja menulis, maka pada
tanggal 20 Oktober s/d 15 Nopember 1958
diadakan latihan karang-mengarang dan penerbitan
bahan-bahan batjaan bertempat di Pusat Latihan
Pendi-dikan
Masjarakat
(P.L.P.M.)
Kebondjeruk, di Kebajoran Lama, Djakarta
jang di-ikuti oleh 15 orang, terdiri dari
anggota-anggota Staf Pimpinan Inspeksi
Pendidikan Masjarakat (Ipm). Propinsi jang
mempunjai bakat dan minat dalam karangmengarang. Tenaga-tenaga ini selan-djutnja
diharapkan
untuk
dapat
menjebarkan
penge-tahuannja didaerah-daerah.
b. Kursus Kader Orang Dewasa (K.K.O.D.).
K.K.O.D. mulai dilaksanakan pada tahun 1953
berdasarkan s.p. 4983/Sek/17/52, tanggal 177-'52 sebagai usaha pemelihara-an lulusan
P.B.H. jang bersifat praktis sebagai faktor jang
1957.

baik untuk memberi dasar
pembangunan selandjutnja.

kepada

usaha

347

1957.

1958.

Keadaan agak merosot. Kalau dalam talon jang lampau
djumlah kursus mentjapai 1000 keatas, maka dalam tahun
1957 hanja mentjapai 830 kursus. Hal ini disebahkan:
— kurangnja tenaga pengadjar.
— kurangnja modal.
— kurangnja buku tuntunan
— pengertian tentang idee K.K.O.D. pada guru dan siswa
kurang.
Alas instruksi Seksi Kursus Kemasjarakatan tanggal 4
Nopember 1958, jang didirikan dalam tahun 1957 dan
sebelum tahun itu (1956, 1955, 1954, dst.) pada achir tahun
1958 sudah harus diacbiri dengan djalan menjerahkan
K.K.O.D. tersebut kepada organisasi siswa K.K.O.D. atau
badan penampung lainnja.
Dengan demikian djumlah kursus jang ada tinggal 656 buah.

c. Kursus Rumah Tangga (K.R.T.).
Kursus ini merupakan bimbingan dalam dunia Kewanitaan;
keadaannja tergantung pada aparat jang melaksanakan.
Sedjak tahun 1954, berdasarkan putusan konperensi Djawatan, Urusan Kewanitaan tidak merupakan Bagian tehnis
tersendiri, tetapi langsung dibawah Kepala Djawatan jang
menempatkan pegawai-pegawai kewanitaan ditiap-tiap Bagian
Tehnis di Pusat.
Akibat dari perobahan ini, Urusan Kewanitaan sampai tahun
1956 kurang mendapat perhatian setjara mendalam, sehingga
hasil K.R.T.-pun kurang memuaskan.
Hal ini mendorong para petugas wanita didaerah-daerah
untuk mengadakan konperensi atas biaja sendiri (Desember
19561. D a l a m konperensi tersebut dihasilkan pendapat dan
usul untuk menjusun kembali Urusan Kewanitaan dalam
Organisasi Djawatan Pendidikan Masjarakat.
1957. Berdasarkan putusan konperensi petugas wanita daerah, dan
untuk mewudjudkan keseimbangan antara kewanitaan dan
kepriaan dalam usaha-usaha Djawatan, petugas-petugas
wanita di Pusat mengadakan pertemuan pada tanggal 7
Oktober 1957 dan beberapa barn berikutnja. Putusan pembahasan jang diambil dalam garis besarnja tidak merobah
putusan konperensi tahun 1956, hanja perlu ditetapkan:
— di kantor Pusat:
1. Ditempatkan seorang wanita jang diperbantukan pada
Kepala Djawatan, jang bertanggung djawab chusus
tentang kewanitaan.
1956.

348

2. Ditiap-tiap bagian teknis ditempatkan seorang petugas
teknis wanita jang bertanggung-djawab atas soal
kewanitaan dalam masing-masing bagian teknis, membantu Kepala Bagian.
 dikantor Propinsi dan Kabupaten:
Ditiap-tiap kantor ditempatkan seorang pegawai wanita
jang bertanggung-djawab atas pelaksanaan usaha Djawatan dalam soal kewanitaan, dan jang membantu kepala
Ipm Propinsi/Kabupaten.
Selandjutnja usaha mengintengintensifkan usaha-usaha Kewanitaan
dikuatkan dengan putusan konperensi Djawatan, bahwa soal
tersebut diserahkan kepada Pusat.
Usaha K.R.T. mulai hidup kembali dan ternjata sambutan
dari masjarakat wanita sangat besar, sehingga djatah jang
ditentukan, oleh daerah dirasa atnat kurang.
19 58 . Pelaksanaan mengintensifkan kembali usaha Kewanitaan
sesuai dengan konsepsi Petugas-petugas wanita Pusat jang
pada prinsipnja tidak berbeda dengan usul-usul dari pada
Petugas wanita daerah.
Untuk menambah bekal Para petugas Kewanitaan, maka pada
tanggal 1 s/d 13 Desember 1958 bertempat di P.L.P.M. Kebajoran, diadakan Kursus Penjegaran Tugas Kewanitaan, jang
di-ikuti oleh 30 orang dari Propinsi dan Pusat.
d. P e n d i d i k a n Kedjuruan.
1956 Tahun ini merupakan p e r m u l a a n pelaksanaan Kursuskursus Kedjuruan.
Jang ditjapai:
— Kursus djahit-mendjabit di 4 Propinsi. Peranan Djawatan
Pendidikan Masjarakat adalah penghubung antara organisasi/perusahaan dengan pabrik mesin djahit „Fatmah”,
jang memberikan 10 buah mesin djahit pada tiap-tiap
kursus.
— Kursus Praktek Dagang diselenggarakan di 3 tempat,
jaitu di Sibolga, Menado dan Padang, jang di-ikuti oleh
127 siswa.
19 57 . Melihat bahwa perhatian terhadap kursus dagang sangat
besar, maka dalam tahun 1957 djatah ditambah, ialah ditiaptiap Propinsi 2 buah kursus. Kursus jang dapat diselenggarakan adalah 16 buah.

349

1958.

Ternjata bahwa kursus Praktek Dagang mendapat perhatian
jang besar. Djumlah pengikut sampai 3 kali lipat daripada
tahun 1957.

e. Pendidikan kader. (kader tenaga teknis dan kader untuk
masjarakat).

1) Kursus Kader Masjarakat (K.K.M.).

Kursus ini sebelumnja bernama Kursus Pengetahuan Umum
(K.P.U.). Guna menjesuaikan dengan tudjuan dan maksud
kursus, maka dengan s.p. 62203/Kab. tanggal 22-12-1954 nama
K.P.U. dirobah mendjadi Kursus Kader Masjarakat (K.K.M.).
Perobahan tersebut dimaksud untuk mempertegas sifat-sifat.
peladjaran bagi seorang kader jang akan bekerdja dan membangun masjarakat.
Dalam tahun 1955 — 1956 dilaksanakan penegasan tersebut
dengan membagi tingkatan K.K.M. sebagai berikut:
— K K.M./A. dimaksud mendidik kader (pionier) untuk
masjarakat, jang bertempat di Ketjamatan.
— K.K.M./B mendidik kader masjarakat untuk mendjadi
anggauta jang rnempunjai fungsi dalam organisasi, dan
berkedudukan di Kabupaten.
— K.K.M./C mendidik kader jang bisa membantu menentukan program Djawatan Pendidikan Masjarakat. Kursus.
ini berkedudukan di kota-kota besar.
1957. Sesuai dengan s.p. 2347/Sek/8/57, tanggal 15-4-57, mate peladjaran K.K.M. disesuaikan dengan pertumbuhan Masjarakat,.
dengan menitik-beratkan ketjakapan praktis jang dapat
digunakan untuk memberi tjontoh dalam bertugas sebagai
1956.

Kader Masjarakat.

Pembagian seluruh vak praktis adalah sebagai berikut:
5,5%
Pertanian
49%
Keradjinan
Memegang buku
9%
Perusahaan
1,5%
2,5%
Perikanan
8%
Pertukangan
Koperasi
7,5%
Perkebunan
1%
Peternakan
6%
Perindustrian
0,2%
Kewanitaan
6%
Lain-Lain
3,8%
1958. Dalam penerimaan siswa, diambil mereka jang benar-benar
sanggup memberi bimbingan atau dorongan untuk usaha
pembangunan dan dalam peladjaran-peladjarannja ditekankan pada maksud kekaderannja, sehingga bilamana mereka
tamat, maka „civiel effect ” tidak akan mereka djadikan persoalan.

350

2) Kursus Pembimbing Pendidikan Masjarakat

1956. Mengingat kurangnja tenaga ahli kemasjarakatan dalam
lingkungan Djawatan untuk menghadapi perkembangan
usaha Pendidikan Masjarakat, maka dalam tahun 1953
dimulai membuka K. Pb.P.M. di Medan dan Makasar. Selandjutnja dalam tahun 1955 dimulai djuga dengan K.Pb.P.M.
tertulis jang diselenggarakan oleh Pusat. Dalam tahun 1956
dibuka lagi 2 buah K.Pb.P.M., ialah di Jogjakarta dan di
Tjiandjur.
1957. K.Pb.P.M. tertulis jang dimulai sedjak tahun 1955 telah
berachir pada bulan September 1957 dan meluluskan 74
orang.
Djuga K.Pb.P.M. tahun 1956/1957 meluluskan 132 orang.
Para lulusan sebagian besar telah ditempatkan ke-posnja
masing-masing, ialah sebagai petugas Djawatan Pendidikan
Masjarakat jang berkedudukan di Ketjamatan.
1958. Sampai achir tahun 1958 K.Pb.P.M. baru meluluskan 437
orang, sedang djumlah ketjamatan seluruh Indonesia ada
± 3000 buah.
3) Kursus Pemeriksa Pendidikan Masjarakat (K.P.P.M.).
1956. Tahun peladjaran 1955/1956 (angkatan ke V) diikuti oleh
59 siswa dan 85% adalah tamatan S.M.A.
Berbeda dengan tahun-tahun peladjaran jang lalu, dalam
tahun peladjaran ini ditjantumkan mata peladjaran:
— olah-raga 2 djam tiap-tiap minggu. Peladjaran ini sangat
berguna bagi seorang Penilik untuk mendekati masjarakat.
— kesenian 2 djam tiap-tiap minggu.
— perekonomian Rakjat dari 2 djam dirobah mendjadi 4
djam:
— strukrur dan djiwa masjarakat dalam kenjataan.
Udjian terachir diikuti oleh 56 siswa; lulus 54 orang.
1957. Angkatan ke VI dibuka 1 Djuli 1957. Djumlah siswa 59
orang.
Lulus 42 orang.
1958. Berdasarkan pengalaman-pengalaman jang lalu, maka dalam
penerimaan tjalon, seleksi terhadap tjalon-tjalon diadakan
setjara sungguh-sungguh; tetapi ternjata perbedaan antara
siswa satu dengan jang lain masih sangat besar.

351

Maka dalam angkatan ke VII, penerimaan tjalon dilakukan
lebih teliti lagi. (Djawatan telah menentukan pedoman
psychotest).
4) Pegawai Tugas Beladjar Universitas.
1956. Untuk menambah pengetahuan pada kader pimpinan teknis
taraf Perguruan Tinggi, dalam tahun 1953 telah ditugaskan
15 orang untuk mengikuti kuliah-kuliah di Universitas
Gadjah Mada dengan mengambil mata-peladjaran ber