PENDIDIKAN DAN LATIHAN MSDM dan ada

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bila mana seseorang akan mengerjakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang asing
baginya, terasalah perlunya terlebih dahuku mempelajari cara bagaimana mengerjakan.
Hamper tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan dengan
baik, bila mana tidak dipelajarinyaterlebih dahulu. Bahkan sungguhpun pekerjaan itu
nampkanya mudah, misalnya mengetik surat, selalu orang yang belum mempunyai
pengalaman, mengalami kesukaran dalam melaksanakannya.
Dalam sesuatu perusahaan di mana ditempatkan pegawai untuk sesuatu jabatan tertentu,
atau dimana egawai lama ditugaskan untuk memangku jabatan baru, bila diharapkan pegawai
tersebut sukses mengerjakan tugas-tugasnya, perlulah pegawai tersebut dididik atau dilatih
terlebih dahulu.
Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dalam sesuatu perusahaan
merupakan tanggung jawab setiap manajer lini. Memang, sebelum timbulnya Scientific
Management, sebagian dari pemimpin perusahaan, namun mereka belum menganggap hal itu
merupakan tanggung jawab mereka. Seharusnyalah, setiap manajer mengambil peranan dalam
proses pendidikan atau pelatihan. Kontribusinya bukan berakhir pada suatu titik, akan tetapi
hal itu merupakan peranan kontinyu. Memang seorang manajer dapat mempergunakan
bantuan satu atau lebih ahli untuk pendidikan dan pelatihan, namun dialah yang
mempertanggungjawabkan tugas-tugas tersebut. Para manajer tetap mengambil keputusan,

para ahlinya hanya member layanan dan bantuan untuk latihan atau pendidikan yang
bersangkutan.
Pendidikan dan pelatihan sesungguhnya tidak sama, walaupun banyak persamaannya.
Kedua-duanya berhubungan dengan pemberian bantuan kepada pegawai, agar pegawai
tersebut dapat berkembang ke tingkat kecerdasan, pengetahuan dan kemampuan yang lebih
tinggi. Pendidikan sifatnya teoritis daripada praktis, pelatihan bersifat penerapan daripada
pengetahuan dan keahlian, jadi lebih bersifat praktis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang
dibahas sebagai berikut:
a. Apa pengertian pendidikan dan pelatihan?
b. Apa sajakah jenis pendidikan dan pelatihan?
c. Bagaimana pengorganisasian program pendidikan dan pelatihan?
1

d. Bagaimana kebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan?
e. Apakebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan?
f. Bagimana metode dan teknik pendidikan dan pelatihan?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui jenis pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui pengorganisasian program pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui kebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui kebijakan dan prinsip pendidikan dan pelatihan
Untuk mengetahui metode dan teknik pendidikan dan pelatihan

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian, atau sikap

para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan lingkungan kerja
mereka. Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian
tentang seluruh lingkungan kerja. Pendidikan berhubungan dengan menjawab how
(bagaimana) dan why (mengapa), dan biasanya pendidikan lebih banyak berhubungan dengan
teori tentang pekerjaan. Sekaligus bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja. Secara konseptual
pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan
kemampuan manusia, jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di
dalam maupun di luar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan
makmur dan selalu ada dalam keseimbangan.
Pelatihan merupakan proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas
dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan
kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap yang layak. Dalam
ilmu pengetahuan tentang perilaku, pelatihan merupakan kegiatan lini dan staf yang
tujuannya mengembangkan kepemimpinan untuk memperoleh efektivitas pekerjaan
individual tenaga kerja yang lebih besar, hubungan antarindividu tenaga kerja dalam
perusahaan menjadi lebih baik, dan penyesuaina manajer yang ditinggalkan kepada susasan
lingkungan secara keseluruhan. Secara konseptual pelatihan adalah bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat, dan dengan metode yang lebih

mengutamakan praktek daripada teori.
Dapat disumpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang hampir
sama maksud pelaksanaannya, namun ruang lingkupnya yang membedakan karakteristik
kedua kehiatan tersebut. Pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh mencakup fungsi yang
terkandung di dalamnya, yakni perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian
kegiatan umum dan pelatihan khusus bagi para tenaga kerja pengaturannya meliputi kegiatan
formulasi, kebijakan pemberian pelayanan yang memuaskan, bimbingan, perizinan, dan
penyeliaan.
B. Jenis Pendidikan dan Latihan
3

Jenis pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan perusahaan khusus bergantung
kepada bebrapa factor, seperti kecakapan yang diperlukan dapat diperoleh jalan
pemecahannya pada perusahaan. Meskipun betapa pentingnya program pendidikan dan
pelatihan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhn khusus.
Menurut sifatnya, pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pelatihan keahlian, dan pelatihan kejuruan.
1. Pendidikan Umum
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan

mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh pengetahuan umum.
2. Pendidikan Kejuruan
Yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta
pendidikan maupun melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.
3. Pelatihan Keahlian
Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan penegtahuan dan keterampilan yang
disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjan, termasuk didalamnya pelatihan
ketatalaksanaan.
4. Pelatihan Kejuruan
Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih
rendah daripada pelatihan keahlian.
Menurut sasaran, pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
pelatihan prajabatan dan pelatihan dalam jabatan.
1. Pelatihan Prajabatan (preservice Training)
Pelatihan prajabatan merupakan pelatihan yang diberikan kepada tenaga kerja baru
dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan dapat terampil melaksankan
tugas dan pekerjaan yang akan dipercayakan kepadanya. Pendidikan prajabatan
merupakan pendidikan dan pelatihan yang khusus diberikan kepada para tenaga
kerja baru, setelah mereka mengalami proses sebelumnya, baik seleksi maupun

penempatan yang dilaksanakan untuk itu. Ini merupakan pendidikan dan pelatihan
yang pertama kali diikuti tenaga kerja dalam perusahaan tempat mereka bekerja saat
itu. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar para tenaga kerja baru dpat lebih
terampil menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Selain
tujuan tersebut mereka dapat menghindari hal-hal yang dipandang kurang efisien dan
efektif.
4

Pelatihan prajabatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelatihan prajabatan
yang bersifat umum dan pelatihan prajabatan yang bersifat khusus.
a. Pelatihan Prajabatan yang Bersifat Umum
Yaitu pelatihan prajabatan yang harus diikuti tenaga kerja baru mengenai hal-hal
umum yang menyangkut seluruh lingkungan pekerjaan, termasuk segala
peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam perusahaan, sifatnya tertulis
maupun tidak tertulis.
Pelaksanaan pelatihan prajabatan yang bersifat umum dapat diabagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
1) Pelatihan parajabatan tingkat I, yaitu prajabatan yang diperuntukkan bagi
para tenaga kerja biasa yang tidak akan diserahi jabatan tertentu dalam
perusahaan merek bekerja.

2) Pelatihan prajabtan tingkat II, yaitu pelatihan prajabatan yang diperuntukkan
bagi tenaga kerja yang menduduki/diserahi suatu jabatan tertentu pada
tingkatan lower manager.
3) Pelatihan prajabatan tingkat III, yaitu peltihan prajabatan yang diperuntukkan
bagi para tenaga kerja yang akan menduduki/diserahi suatu jabatan tertentu
pada tingkat middle manager atau manajer tingkat menengah dan anggota
board of director (dewan direksi) serta presiden perusahaan.
b. Pelatihan Prajabatan yang Bersifat Khusus
Yaitu pelatihan prajabatan yang dilaksanakan para tenaga kerja tertentu untuk
melaksanakan tugas dan pekerjaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan
secara khusus. Jadi, pelatihan prajabtan bersifat khusus ruang lingkupnya
terbatas pada kegiatan yang bersifat teknis dan terbatas pada suatu lingkungan
pekerjaan saja.
2. Pelatihan dalam Prajabatan (In Service Training)
Pelatihan dalam jabatan adalah suatu pelatihan tenaga kerja yang dilaksanakan
dengan tujuan meningkatkan kualitas, keahlian, kemampuan, dan keterampilan para
tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan. Pelatihan dalam jabatan ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pelatihan dalam jabatan yang bersifat umum dan
pelatihan dalam jabtan yang bersifat khsuus.
a. Pelatihan Jabatan yang Bersifat Umum

Yaitu pelatihan dalam jabatan yang diselenggarakan untuk tenaga kerja, baik
tingkat manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager),
dan manajer bawah (lower manager), maupun para pekerja lapangan (workers).
5

Biasanya materi yang disampaikan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan lingkup pekerjaan dengan tujuan agar tenaga kerja mampu melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
b. Pelatihan dalam Jabatan yang Bersifat Khusus
Yaitu pelatihan dalam jabatan yang diselenggarakan untuk para tenaga kerja yang
ada dalam perusahaan akibat adanya inovasi baru atas segala sarana dan
prasarana tersebut. Dalam pelaksanaannya, pelatihan dalam jabatan biasa
dilaksanakan dalam perusahaan dengan jalan memanggil konsultan/tenaga ahli
dalam bidang tersebut yang berfungsi sebagai pengajar maupun penyelia dalam
pendidikan dan pelatihan.
Jenis pelatihan menurut Terry dapat dibagi menjadi pelatihan sebelum penempatan,
pelatihan induksi, pelatihan di temapt kerja, dan pelatihan penyelia.
1) Pelatihan Sebelum Penempatan (Pre-Employment Training)
Pelatihan ini berhubungan dengan jenis dan jumlah instruksi yang diperlukan
tenaga kerjayang tidak berpengalaman sebelum mereka bekerja pada perusahaan

yang bersangkutan. Pelatihan ini biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga
pendidikan di luar perusahaan. Pelatihan sebelum penempatan biasanya lebih luas
dan lebih penting dari pada jenis-jenis pelatihan lainnya. Pelatihan ini berusaha
memberikan latar belakang intelektual dan mengembangkan seni berpikir dan
menggunakan akal.
2) Pelatihan Induksi (induction Training)
Tujuan pelatihan induksi adalah untuk melengkapai tenaga kerja baru dengan
keterangan dan informasi yang diperlukan untuk pengetahuan dan penegertian yang
lengkap tentang praktek dan prosedur perusahaan.
3) Pelatihan di Tempat Kerja (On The Job Training)
Pelatihan di tempat kerja diselenggarakan dengan maksud membentuk kecakapan
tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusaha
mengisi celah antara kemampuan pekerja dengan kemampuan yang diperlukan
pekerjaan. Pekerjaan dapat berupa pekerjaan saat ini atau pekerjaan masa datang.
Seringkali suatu pekerjaan tingkatannya lebih tinggi daripada pekerjaan tenaga
kerja yang sekarang. Dengan kata lain, tenaga kerja dipersiapkan untuk naik dalam
suatu jenjang jabatan. Pelatihan dalam ajbatan menitiberatkan dalam jabatan akan
tetapi, beberapa pelatihan mungkin sebagian diperoleh di luar perusahaan. Yang
terpenting keseluruhan program harus dikoordinasi dengan baik.
6


4) Pelatihan Penyelia (supervisory Training)
Pelatihan penyelia diselanggarakan dengan tujuan memberikan keterangan dan
informasi yang berhubungan dengan teori dan aplikasi mengenai teknis penyeliaan.
Penyelenggaraan pelatihan penyeliaan dipandang paling penting dalam setiap
perusahaan karenan diperlukan manajemen. Kursus dalam pelatihan penyelia telah
direncanakan dan kebanyakan kursus semacam itu pada umumnya dipandang
efektif.
C. Pengorganisasian Program Pendidikan dan Pelatihan
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja dapat dilaksanakan di
dalam perusahaan maupun lembaga atau badan lain diluar perusahaan, tergantung tujuan
yang ingin dicapai setelah tenaga kerja mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta kondisi
sarana dan prasarananya.
Untuk menjamin efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja
diperlukan bagian-bagian pendidikan dan pelatihan. Yaitu suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman dan petunjuk teknis untuk berpikir dan
melakukan suatu tindakan. Dalam pedoman dan petunjuk teknis untuk berpikir dan
melakukan suatu tindakan dan berlaku lebih lanjut dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan. Bagian-bagian dalam pendidikan dan pelatihan meliputi:
Komponen-komponen pelatihan :

1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur
Para pelatih harus memiliki kualifikasi yang memadai
Materi pelatihan harus sesuai dengan tujuan yang hendak ingin dicapai
Metode pelatihan harus sesuai dengan tingkat kemampuan pegawai sebagai peserta
Peserta pelatihan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

Prinsip perencanaan pelatihan :
1. Materi harus diberi secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan
2. Tahapan-tahapan tersebut harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
3. Pemateri harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan
serangkaian materi belajar
4. Adanya penguat guna membangkitkan respon yang positif dari peserta
5. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku.
Tahapan –tahapan penyusunan pelatihan :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan
2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan
7

3.
4.
5.
6.

Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurannya
Menetapkan metode pelatihan
Mengadakan percobaan
Mengimplementasikan dan mengevaluasi

Tujuan Pelatihan :
1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat dan lebih efektif
2. Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara
rasional
3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerjasama
4. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal
5. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
D. Kebijakan dan Prinsip Pendidikan dan Pelatihan
1. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan yang merupakan salah satu fungsi manajemen tenaga
kerja diluar fungsi lain harus dilaksanakan, karena sebagai tanggung jawab atas
pengembangan tenaga kerja, khususnya menyangkut kualitasnya. Kebijakan umum
mengenai tenaga kerja pada umumnya menyarankan agar masing-masing tenaga kerja
diberi kesempatan melanjutkan pendidikan dan pengembangan pribadi sambil bekerja.
Meskipun tanpa kebijakan, kenyataannya setiap tenaga kerja memerlukan pendidikan dan
pelatihan, untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Oleh karena itu, seluruh tingkatan menajemen sebenarnya memiliki tanggung jawab
terhadap pendidikan dan pelatihan pada semua heararki (tingkatan) perusahaan.
Tanggung jawab tersebut bersifat terus-menerus karena hampir semua tenaga kerja baru
memerlukan pendidikan dan pelatihan awal. Tenaga kerja lama memerlukan tambahan
kualitas dalam bekerja, salah satunya adalah melalui pendidikan dan pelatihan tambahan.
2. Prinsip Pendidikan dan Pelatihan
a. Perbedaan Individu
Perbedaan individu dalam latar belakang sosial, pendidikan, pengalaman, minat,
bakat, dan kepribadian harus diperhatikan
b. Motivasi
Agar peserta pelatihan belajar dengan giat perlu ada motivasi. Motivasi dapat berupa
pekerjaan atau kesempatan berusaha, penghasilan, kenaikan pangkat atau jabatan, dan
peningkatan kesejahteraan serta kualitas hidup. Dengan begitu, pelatihan dirasakan
bermakna oleh peserta pelatihan.
c. Partisipasi yang Aktif
8

Partisipasi aktif dalam proses pembelajaran pelatihan dapat meningkatkan minat dan
motivasi peserta pelatihan.
d. Prinsip Belajar
Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju yang sulit, atau dari yang sudah
diketahui menuju kepada yang belum diketahui.
e. Pemilihan Para Pengajar
Efektivitas program pelatihan antara lain bergantung pada para pelatih yang
mempunyai minat dan kemampuan melatih. Anggapan bahwa seseorang yang dapat
melatihkannya dengan baik pula tidak sepenuhnya benar. Karena itu perlu ada
pemilihan para pelatih.
f. Metode pendidikan dan pelatihan
Terdapat berbagai metode pelatihan, dan tidak ada satupun metode pelatihan yang
dapat digunakan untuk semua jenis pelatihan. Untuk itu perlu dicarikan metode
pelatihan yang cocok untuk pelatihan.
E. Manfaat dan Dampak Pendidikan dan Pelatihan
Manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaran pendidikan dan pelatihan bagi
suatu perusahaan meliputi :
1. Peningkatan Keahlian Kerja
Keanekaragaman tingkat keahlian para tenaga kerja menjadikan adanya peningkatan
keahlian karena ada tenaga kerja yang hamper memenuhi standard bahkan ada yang
dibawah standar. Tenaga kerja memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas
keahliannya dalam bekerja dan produktivitasnya. Kebiasaan untuk melaksanakan
tugas dan pekerjaan sejenis dengan rutin dapat menjadi wahana selain dari
pendidikan dan pelatihan untuk menigkatkan kualitas keahliannya.
2.

Pengurangan Keterlambatan Kerja, Kemangkiran, serta Perpindahan Tenaga
Kerja
Kemangkiran tenaga kerja sering kali terjadi disebabkan berbagai alas an baik alasan
yang rasional atau yang tidak rasional sebagai contoh tenaga kerja yang sakit,
merasa tidak cocok dengan pekerjaannya dan lingkungan kerja termasuk kawan
kerja. Jika terjadi hal-hal seperti itu manajemen pada seluruh hierarki khususnya
manajemen tenaga kerja harus memprioritaskan tenaga kerja yang bersangkutan
untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan dengan harapan dapat mengurangi
tindakan negatif

9

3. Pengurangan Timbulnya Kecelakaan dalam Bekerja, Kerusakan, dan
Peningkatan Pemeliharaan terhadap Alat-alat Kerja.
Timbulnya kecelakaan kerja biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau
perusahaan. Maka dari itu untuk itu yang harus dilakukan seluruh hierarki
manajemen

yaitu

melakukan

penyelenggaraan

pendidikan

dan

pelatihan

dimaksudkan agar alat-alat kerja terpelihara dan dapat ditingkatkan mengurangi
resiko kecelakaan kerja dan kerusakan.
4. Peningkatan Produktifitas Kerja
Tujuan setiap perusahaan adalah memperoleh profitabilitas yang tinggi dan setiap
proses mengalami penigkatan sesuai dengan yang diharapkan. Maka untuk
memperoleh itu diadakannya pendidikan dan pelatihan oleh pihak perusahaan untuk
meningkatkan gairah kerja motivasi kerja para tenaga kerja.
5. Peningkatan Kecakapan Kerja
Kecakapan kerja tenaga kerja perlu di tingkatkan di era komputerisasi ini semua
pekerja dituntut untuk bisa menggunakannya. Dan salah satu cara untuk
meningkatkan kecakapan kerja yaitu dengan metode pendidikan dan pelatihan.
Metode ini tidak hanya mempelajari materi praktis saja tetapi juga materi teoritis
terhadap segala jenis pekerjaan.
6. Peningkatan Rasa Tanggung Jawab
Setiap pekerja harus memiliki rasa tanggung jawab yang kuat. Tanggung jawab ialah
kewajiban seseorang tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan yang telah diserahkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Makin tinggi tingkat hierarki perusahaan semakin beserta tnggung jawabnya. Untuk
meningkatkan rasa tangung jawabnya itu dengan pendidikan dan pelatihan.
F. Metode dan Teknik Pendidikan dan Pelatihan
1. Metode Pendidikan dan Pelatihan
Metode adalah cara tertentu untuk melaksanakan tugas dengan memberikan
pertimbangan yang cukup kepada tujuan, fasilitas yang tersedia, dan jumlah penggunaan
uang, waktu, dan kegiatan. Metode ini sebagai cara yang sistematis untuk
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas

10

dan pekerjaannya. Metode pendidikan dan pelatihan yang biasa dianut manajemen
meliputi :
a. Pelatihan di Tempat Kerja
Adalah dimaksudkan untuk memberikan petunjuk khusus kepada para tenaga kerja
guna melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
b. Kuliah dan Konferensi
Metode kuliah sering digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Metode ini banyak sisi positifnya tetapi dinilai kurang efektif karena hanya
memberikan (given) atau memindahkan ide, pengetahuan, keahlian dan kecakapan.
Metode konferensi dalam pendidikan dan pelatihan adalah para peserta di dorong
mengambil bagi andalan pembicaraan tentang masalah umum.
c. Studi Kasus
Metode berdasarkan kasus yang ada sehingga para tenaga kerja harus menganalisis
kritis dan menyimpulkan tentang kasus itu dan memperoleh solusi yang tepat dari
kasus tersebut.
d. Permainan Peran
Dalam metode permainan peran (role playing) peserta pendidikan dan pelatihan
belajar memainkan salah satu peristiwa mengenai apa yang akan mereka kerjakan
sungguh-sungguh.
e. Seminar dan Lokakarya
Seminar adalah metode pendidikan dan pelatihan yang dapat didefinisikan sebagai
pertemuan ilmiah untuk membicarakan dan menemukan dalil-dalil, aksioma-aksioma,
doktrin-doktrin, atau norma-norma/aturan-aturan baru mengenai suatu masalah. Loka
karya pelaksanaannya dengan membentuk kelompok-kelompokberkisar 10 sampai 25
orang. Loka karya digunakan karena beberapa kebaikannya yaitu berfungsi spesifik,
seperti

professional

dankejujuran,

sertameberikancaramenetapkantujuan

yang

ingindicapai.
f. Simposium
Simposium adalah serangkaian pembicaraan yang diberikan oleh beberapa ahli dalam
bidangnya masing-masing yang berfungsi sebagai pemasaran yang keahlian masingmasing berbeda-beda tentang berbagai aspek dari sesuatu masalah.
11

g. Kursus korespondensi
Metode pendidikan dan pelatihan dalam proses pelaksanaanya lebih menitihberatkan
pada materi yang berhubungan dengan pekerjaan yang sifatnya administratif.
Kebanyakan berupa teori dan konsep.
h. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok lebih ke interaksi oral/lisan dengan cara tatap muka dan tukar
menukar informasi.
i. PermainanManajemen
Permainan manajemen ini dapat didefenisikan sebagai suatu proses pendidikan dan
pelatihan yang dinamis dengan menggunakan sifat-sifat keputusan yang kronologis,
menggunakan scenario yang merupakan simulasi dari kegiatan manajerial, yang
susunan operasinya terpadu.
j. Kombinasi
kombinasi

yaitu

menghimpun

kelebihan

metode-metode

untuk

menjamin

keberhasilan tujuan yang ditetapkan.
2. Teknik dalam Pendidikan dan Pelatihan
Pengetahuan tentang segala karakteristik teknik pendidikan dan pelatihan adalah sangat
penting karena akan berpengaruh pada sukses tidaknya program pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan.
Moekijat (1979) mengemukakan bahawa sebelum pendidikan dan pelatihan yang
sesungguhnya dimulai, instruktru harus sudah siap memberikan instruksi. Program
pelatihan instruksi pekerjaan menyarankan emapt langkah sebagi berikut :
a. Menyediakan Daftar Jam/Waktu Pelajaran
Berapa banyak kecakapan yang dimiliki para peserta pendidikan dan pelatihan
berdasarkan lama waktu yang disediakan. Hal ini memberikan pedoman kepada
peserta pendidikan dan pelatihan,instruktur, dan para untuk mencapai tujuan.
b. Membuat Rincian Pekerjaan(Break Down The Job)
Berupa anilisis urutan kerja yang harus dicatat semua hal rinci detail yang pentingb
harus dicatat.
c. Menyiapkan peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan
Langkah ini merupakan persiapan yang penting sehingga tidak ada penundaan
apabila pendidikan dan pelatihan hendak dimulai.
d. Mengatur Tempat Kerja

12

Pengaturan tempat kerja harus diusahakan sebaiknya mungkin dan sesuai dengan
yang diharapkan para pekerja karena akan berpengaruh pada kondisi dan konsentrasi
para peserta
Setelah itu melakukan persiapan, penggambaran pelaksanaan, pelaksanaan dan
tindakan setelah itu atau tindak lanjut.
G. Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Salah satu kegiatan yang penting harus dilakukan pendidikan atau pelatihan dalam
melaksanakan tugas dan perannya adalah evaluasi. Kegiataan evaluasi merupakan kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiataan pendidikan dan pelatihan, terutama dalam
keseluruhan kegiataan belajar mengajar. Berhasil tidaknya proses pendidikan dan pelatihan
akan banyak bergantung kepada kegiataan evaluasi yang di lakukan. Itulah sebabnya apabila
berbicara tentang proses pendidikan dan pelatihan, masalah evaluasi sangat sulit untuk
dipisahkan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan
perhatian besar, baik mengenai tujuan, langkah pokok, teknik, alat evaluasi, maupun sistem
penilaiannya.
1. Pengertian dan Tujuan Evaluasi
Pengertian evaluasi sering berkaitan dengan pengertiaan pengukuran. Perbedaannya
terletak pada sifatnya, dimana evaluasi lebih luas dan bersifat kuantitatif. Evaluasi
merupakan proses deskripsi perilaku para peserta secara kualitatif. Dari titik pandangan
pendidkan dan pelatihan, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk
menentukan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan program pendidikan dan
pelatihan. Jadi, evaluasi memiliki dua unsur, yaitu proses yang sistematis dan pencapaian
tujuan telah ditetapkan.
Evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh peserta dalam suatu periode proses
belajar mengajar tertentu.
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya.
c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang telah dilakuakan para peserta dalam kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
d. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh para peserta telah merealisasikan kapasitasnya
menjadi suatu prestasi melalui kegiataan kegiatan pendidikan dan pelatihan.
e. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang digunakan.
2. Langkah Pokok dan Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang baik sekurang-kurangnya meliputi :
a. Perencanaan
13

Merupakan persiapan dalam kegiatan evaluasi.
b. Pengumpulan Data
Merupakan pelaksanaan kegiatan evaluasi yang sesungguhnya baik berbentuk ulangan,
ujian, maupun tes.
c. Verifikasi Data
Merupakan proses pemisahan data yang baik dab yang kurang baik. Data yang kurang
baik akan diolah.
d. Pengolahan Data
Merupakan proses transfer dari data mentah menjadi data matang.
e. Interpretasi Data
Merupakan proses verbalisasi hasil pengolahan data sebagai cara mengkomunikasikan
proses evaluasi yang telah dilaksanakan.
3. Teknik dan Alat Evaluasi
Pada tahap ini sangat bergantung pada tujuan aspek penyelenggaraan, waktu, sasaran,
dan kegiatan evaluasi. Berdasarkan bentuknya, teknik evaluasi dibedakan menjadi tes
tertulis, tes lisan, tes kinerja.
a.Tes Tertulis
Memiliki ciri bahwa tes ini dilakukan dengan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi
ini pertanyaan disampaikan secara tertulis. Alat tes yang digunakan secara tertulis ini
adalah tes essay dan bentuk objektif.
Ditinjau dari cara menjawab pertanyaan dalam bentuk essay:
1) Uraian bebas yaitu kebebasan dalam memberi jawaban;
2) Uraian terbatas yaitu penjawab diberikan jawaban sesuai dengan batasan soal
tersebut.
Sedangkan tipe pertanyaan bentuk objektif dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai
berikut:
1)

Benar salah, dengan bentuk pertanyaan (steatment) yang memiliki kemungkinan

2)

benar salah;
Pilihan ganda, penjawab diminta memilih satu di antara kemungkinan jawaban yang

3)
4)

disediakan;
Menjodohkan, penjawab diminta menjodohkan pertanyaan yang sesuai;
Bentuk isian, penjawab diminta untuk melengkapi pertanyaan dengan kata dan

5)

kalimat yang tepat
Jawaban singkat, penjawab dimimta menjawab pertanyaan dengan satu jawaban

yang tepat dan singkat.
b. Tes Lisan

14

Tes ini memiliki ciri bahwa tes ini dilakukan dengan komunikasi lisan antara pengajar/
pelatih dengan peserta pendidikan dan pelatihan. Alat yang digunakan dalam tes ini
antara lain adalah pedoman observasi dalam bentuk cek dan skala penilaian.
c.Tes Kinerja
Dilakukan oleh pengajar/pelatih dengan mengobservasi perbuatan yang dilakukan oleh
peserta dalam situasi tertentu. Alat yang biasa digunakan dalam tes ini hampir sama
dengan yang digunakan pada tes lisan, antara lain pedoman observasi, dalam bentuk
cek list, skala penilaian, catatan, dan jenis lain yang sesuai dengan kinerja yang di
evaluasikan.
4. Sistem Pemberian Nilai
Teknik dan sistem pemberian nilai bentuknya bermacam-macam.hal ini bergantung
dari tujuan evaluasi, teknik, alat evaluasi, bentuk pertanyaan, dan sebagainya. Dengan
demikian pula cara pemberian nilai untuk pertanyaan bentuk essayberbeda dengan bentuk
objektif.
a. Sistem Pemberian Nilai Bentuk Essay
Dalam prosedur pemberian nilai terutama bentuk essay ada yang langsung dengan
nilai akhir dengan sistem 0-100, dan ada pula yang menilai dengan skor mentah dulu,
baru kemudian diolah secara statistika untuk memperoleh nilai akhir. Dengan metode
ini dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
1) Metode bagian, pada setiap jawaban diadakan penialaian langsung sesuai dengan
sistem yang digunakan.
2) Metode keseluruhan, masing-masing instrumen atau soal dinilai keseluruhan
untuk semua peserta pendidikan dan pelatihan.
3) Sistem pembobotan, setiap intrumen pertanyaan diberikan bobot berbeda. Dengan
demikian, antara instrumen hafalan dan pengertian bobotnya berbeda.
b. Sistem Pemberian Nilai Bentuk Objektif
Apabila jumlah instrumen 100, dapat digunakan cara klasik dalam penilaian bentuk
objektif, yaitu jumlah intrumen dikurangi dengan jumlah jawaban salah (termasuk
instrumen yang tak dijawab dianggap salah), sama dengan nilai (jawaban yang
benar).

15

BAB III
KESIMPULAN
1. Pendidikan dan pelatihan maka dapat disimpulkan bahwa, pendidikan dan latihan
merupakan proses sistematis untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk
pegawai dimana pegawai mempelajari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill),
kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga tercipta
sumber daya manusia yang berkualitas.
2.Dalam konteks dunia kerja secara tegas membedakan antara pendidikan dan pelatihan yaitu
bahwa pendidikan lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge problems, sedangkan
pelatihan lebih pada skill problems, dan keduanya digunakan secara bersama untuk
memecahkan motivation problems.
3.Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat dikelompokkan kedalam lima bidang, yaitu:
a) Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih
cepat dan lebih efektif
b) Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara
rasional
c) Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk bekerjasama
d) Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal
e) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
4.

Beberapa prinsip dalam pendidikan dan pelatihan yiatu perbedaan individu, analisis jabatan,
motivasi, partisipasi aktif, seleksi peserta pelatihan, seleksi pengajar, pelatihan pengajar,

5.

metode pelatihan, dan asas belajar.
Metode dalam pendidikan pelatihan secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu on the job
training dan off the job training. On The Job Training, metode atau strategi ini dilakukan
16

oleh instansi kepada pegawai dengan tetap bekerja sambil mengikuti pendidikan dan latihan.
Sedangkan Off the job training, dilakukan di luar tempat kerja pegawai.
6.

Hal˗hal yang harus dipersiapkan dalam pendidikan dan pelatihan yaitu merumuskan tujuan
pendidikan dan pelatihan, penyusun bahan atau materi pelajaran, menentukan metode,
teknik, alat-alat bantu pendidikan dan pelatihan, dan menyusun program pelaksanaan.

17

DAFTAR RUJUKAN
Manullang, M & Manullang, M, A. 2011. Manajemen Personalia. Medan: GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS.
Sastrohadiwiryo, B. S. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bandung: Sinar Grafika
Offset.

18

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24