Perbedaan Emosi Musikal pada Saat Diperdengarkan Musik dengan Jenis Musik dan Tempo yang Berbeda

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kemacetan masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di kota
Medan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kemacetan belum teratasi.
Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari
kebutuhan terhadap akses transportasi yang semakin meningkat. Kedua,
minimnya kamera pengawas di jalur yang rawan kemacetan guna menurunkan
personel untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Ketiga adalah keberadaan
berbagai elemen masyarakat yang sering menutup ruas jalan dengan alasan yang
bervariasi, mulai dari kepala daerah, pejabat pemerintahan hingga berbagai level
masyarakat. Keempat, kemacetan banyak terjadi disebabkan masih sangat
kurangnya penempatan petugas di lokasi rawan macet, terutama untuk antisipasi
kemacetan termasuk di persimpangan. Pemerintah sendiri telah berupaya
mengatasi kemacetan ini dengan melakukan pelebaran jalan, membuat jembatan
layang bahkan membuat jalan tol namun usaha tersebut belum mampu mengatasi
kemacetan yang ada di kota Medan.
Dari pengamatan yang dilakukan, beberapa titik kemacetan sering
dirasakan oleh masyarakat seperti di daerah Simpang Pos, Simpang Kampus
(Padang Bulan), Jalan Iskandar Muda, Jalan Setia Budi, Jalan S.Parman dan Jalan

Thamrin. Kemacetan ini biasanya terjadi pada waktu dimana masyarakat pergi
untuk memulai aktifitas yaitu pukul 07.00 sampai pukul 09.00, kemudian diwaktu

1

makan siang yaitu pukul 12.00 sampai jam 14.00, kemudian saat masyarakat
pulang dari aktivitas mereka yaitu sekitar pukul 16.00 sampai 19.00.Kemacetan
sendiri sebenarnya tidak akan menjadi masalah

begitu besar apabila setiap

pengendara mau menahan diri dan bersabar dalam menghadapi kemacetan.
Namun dalam kenyataannya, banyak diantara masyarakat yang tidak mematuhi
aturan berlalu lintas seperti mereka sering menerobos lampu merah, mengambil
jalur orang lain, menyelip sembarangan, dan diperparah dengan bunyi klakson
yang tak henti-hentinya. Hal ini membuat kondisi lalu lintas di Medan semakin
semrawut.
Mahasiswa dan remaja adalah elemen masyarakat yang sering merasakan
dampak dari kemacetan ini. Mereka dituntut untuk tiba tepat waktu di sekolah,
maupun di kampus sehingga kemacetan mampu menimbulkan pengalamanpengalaman emosi yang tidak menyenangkan bagi mereka. Dari hasil survei 15

orang mahasiswa didapatkan bahwa mereka merasakan berbagai emosi negatif
saat kemacetan seperti bosan, kesal, penat bahkan memicu kemarahan. Sebelas
diantaranya memilih kegiatan mendengarkan musik. Dengan mendengarkan
musik, mereka mengaku dapat mengurangi emosi negatif, menjadi lebih relax,
lebih nyaman, lebih santai, mengurangi stres dan merasa lebih terhibur.
Juslin dan Sloboda (2010) mengatakan bahwa manusia mendengarkan
musik memang untuk mempengaruhi emosi, dimana mereka merubah emosi,
mencocokan musik dengan emosi yang ada, dan membuat nyaman diri mereka
atau untuk meredakan stress. Emosi yang mampu diterima saat mendengarkan

2

musik berubah sepanjang rentang perkembangan (dalam Swaminathan dan
Schellenberg, 2014). Anak-anak dengan umur 3-4 tahun lebih akurat dalam
menerima emosi senang dan sedih dibandingkan marah dan takut. Anak dengan
umur 5-7 tahun mampu mengidentifikasi senang, sedih, takut, tapi belum akurat
untuk emosi marah. Kemudian anak umur 11 tahun hingga dewasa awal
merupakan masa yang paling baik dalam mengidentifikasi emosi yang
diekspresikan oleh musik. Untuk itu sangat cocok menggunakan mahasiswa
dalam meneliti emosi musikal dimana dalam tahap perkembangannya ia mampu

mengenali emosi musik dengan baik.
Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda dalam mendengarkan
musik.Ketika

fungsi

musik

adalah

sebagai

energizer,

orang-orang

mendengarkannya untuk meningkatkan arousal dan atensi pada suatu pekerjaan
tertentu. Musik juga digunakan untuk menguatkan secara emosional pentingnya
suatu kejadian, misalnya saat musik digunakan untuk beberapa event seperti
pernikahan, pemakaman, ataupun makan malam romantis dengan pasangan.

Banyak penelitian telah menunjukkan bagaimana orang-orang

sering sekali

menggunakan musik untuk mengkaitkan suatu event penting yang melibatkan
proses emosional. Misalnya, musik dapat digunakan sebagai obat untuk
mengenang masa lalu seseorang yang berharga atau untuk menghilangkan stress
karena event tertentu (Juslin &Sloboda, 2010).
Ratner (1997) mengatakan bahwa semua musik membangkitkan perasaan
pendengar melalui suara. Penggalan pertama suara menentukan suasana hati
pendengarnya seperti tinggi, rendah, lembut, keras, berat, ringan, suara tunggal,
3

ketukan drum, bunyi terompet,atau efek yang sama sekali baru. Orang-orang
mengarahkan perhatian mereka pertama pada suara dan kualitas-kualitasnya
terutama di awal, selanjutnya hal ini akan menentukan cara mereka mengapresiasi
apa yang akan diekspresikan oleh suara tersebut. Menurut Sloboda (dalam
Djohan, 2003), musik dapat meningkatkan intensitas emosi dan akan lebih akurat
bila emosi musik itu dijelaskan sebagai suasana hati (mood), pengalaman, dan
perasaan. Di sini musik memiliki fungsi sebagai katalisator atau stimulus bagi

timbulnya sebuah pengalaman emosi.
Beberapa peneliti memang menemukan bahwa musik secara langsung
mempengaruhi emosi seseorang. Penelitian Prawitasari (2005) telah membuktikan
bahwa musik dapat meredakan depresi. Depresi seringkali juga disebut gangguan
mood atau gangguan suasana perasaan karena terdapat kondisi emosi negatif yang
kompleks seperti kesedihan, kecemasan, kemarahan, dan rasa bersalah. Dalam
penelitiannya dikatakan bahwa terapi musik efektif menurunkan gangguan
depresi. Penelitian Lewis et al. (1995) menunjukkan bahwa musik memiliki
pengaruh yang besar terhadap suasana hati. Musik dengan kategori positif
menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif demikian pula dengan musik
yang sedih juga menghasilkan peningkatan suasana hati yang negatif . Penelitian
lain dari Taniguchi (1991) menunjukkan bahwa partisipannya lebih mengingat
kata-kata positif saat mendengarkan musik gembira, namun sebaliknya mereka
lebih mengingat kata-kata negatif saat mendengarkan musik sedih (dalam Djohan,
2010). Penelitian dari Dewi (2009) melalui studi metaanalisisnya juga

4

menunjukkan bahwa musik dapat membantu dalam meningkatkan relaksasi pada
situasi yang menimbulkan stres.

Menurut Reimer musik dapat digambarkan sebagai suara yang terorganisir
dan terdapat makna yang melekat didalamnya (dalam Määttänen, 2003). Musik
terdiri dari beberapa elemen yaitu dinamika, warna nada, irama, melodi, dan
harmoni. Elemen-elemen ini menyebabkan musik mampu membuat pendengar
merasakan emosi tertentu. Gabrielson dan Lindstorm mengatakan bahwa
karakteristik musik seperti modus, irama, dan tempo yang dirasakan pendengar
dapat menjadi sebab untuk mengekspresikan emosi. Jansma dan de Vries
mengatakan tempo sebuah lagu merupakan salah satu karakteristik

ekspresi

emosi atau menjadi sebuah pengalaman musik bagi pendengaran seseorang.
Hevner melakukan penelitian terhadap tempo musik. Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa tempo dan modus memiliki pengaruh yang terkuat terhadap
emosi ( dalam Djohan, 2010). Zwaag et al. (2011) meneliti pengaruh karakteristik
tempo terhadap emosi, modus, dan perkusi antara musik pop dan rock. Dari
penelitiannya diketahui bahwa kenaikan tempo menyebabkan naiknya arousal dan
tension. Sebaliknya, tempo lambat dianggap memberikan rasa nyaman bagi
seseorang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Caldwell dan Hibbert (2002) dimana
pelanggan sebuah restoran diketahui lebih lama menghabiskan waktunya di

restoran saat diperdengarkan musik dengan tempo lambat dibandingkan tempo
cepat.
Selain tempo, jenis musik juga mempengaruhi emosi seseorang saat
mendengarkan musik. Penelitian lain dari Rea et al. (2010) juga mengungkapkan
5

bahwa jenis musik (klasik, heavy metal dan pop) secara signifikan mempengaruhi
mood seseorang. Partisipan yang diperdengarkan musik heavy metal melaporkan
meningkatnya perasaan gelisah dan menurunkan perasaan tenang, aman,
puas,nyaman, rileks, dan meyenangkan. Menurut Larson (1995) musik dapat
dibagi dalam dua tipe, yaitu heavy musik (selanjutnya akan disebut sebagai musik
keras) dan light musik (selanjutnya akan disebut sebagai musik lembut). Heavy
musik biasanya meliputi gaya seperti hard rock, classic rock, heavy metal, dan
rap. Biasanya berbasis gitar dan drum,kerasdan cepat, dan mengekspresikan
berbagai emosi yang intens misalnya, kemarahan, agresi seksual (dalam Schwartz
dan Fouts,2003). Musik rock tergolong ke dalam heavy musik. Musik rock adalah
jenis musik yang memiliki beat yang keras, tempo yang cepat, dentaman bass
yang meledak-ledak, dan gaya bernyanyi dengan suara keras dan berteriak. Musik
rock biasanya didominasi oleh suara drum yang menonjol, gitar listrik, dan bass
sedangkan musik jazz adalah musik yang memiliki tempo yang lambat, beat yang

ringan dan ditandai dengan irama swing (mengayun) yang menjadi ciri khas
musik jazz. Alat musik yang biasa digunakan pada musik jazz adalah trompet,
saxophone, dan piano (Kamien, 2004).
Penelitian membuktikan bahwa musik rock dan jazz memiliki pengaruh
terhadap emosi. Larson (dalam Bacchiocchi, 2000) menjelaskan bahwa musik
rock dibangun dari irama yang keras, naik turun, dan menghasilkan rasa frustrasi.
Penelitian yang dilakukan oleh seorang terapi(1978) menyebutkan bahwa
partisipan yang mendengar musik rock memunculkan emosi yang tidak menentu
dan menjurus pada keinginan untuk bunuh diri. Sebaliknya, penelitian yang

6

dilakukan oleh Tore Sognefest menyebutkan bahwa musik dengan irama yang
teratur seperti jazz dapat memberikan ketenangan dan menstabilkan emosi (dalam
Siregar dan Sarah, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian untuk
melihat emosi musikal individu apabila diperdengarkan musik dengan jenis musik
dan tempo yang yang berbeda.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan emosi musikal saat
diperdengarkan musik dengan jenis musik dan tempo yang berbeda
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untukmelihat perbedaan

emosi musikal saat diperdengarkan musik

dengan jenis musik yang berbeda.
2. Untuk melihat perbedaan emosi musikal saat diperdengarkan musik
dengan tempo yang berbeda.
3. Untuk melihat perbedaan emosi musikal saat diperdengarkan musik
dengan jenis musik dan tempo yang berbeda
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat sekaligus,
baik secara teoritis maupun secara praktis.

7

1.4.1


Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan kajian ilmu di bidang psikologi, khususnya psikologi
musik yang menyangkut permasalahan jenis musik, tempo dan emosi
musikal saat mendengarkan musik.
b.

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan
menambah daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan jenis musik,
tempo danemosi musikal. Selain itu, untuk berbagi dasar pengetahuan bagi
peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan dengan
topik yang sama.

1.4.2

Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada instansi layanan
publik baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan musik disaat

masyarakat butuh meredam emosi-emosi negatif mereka, misalnya seperti
di ruang tunggu bandara atau di ruang tunggu rumah sakit.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

8

Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, yaitu
emosi musikal, tempo dan jenis musik
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
metode pengambilan sampel,rancangan penelitian, instrumen atau alat
ukur yang digunakan, prosedur penelitian serta metode analisa data yang
digunakan untuk mengolah hasil data penelian.
Bab IV Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil temuan dari penelitian serta pembahasan penelitian
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang ditetapkan dari hasil penelitian
dan menjawab pertanyaan penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran
bagi peneliti lainnya.

9