Konvensi Hak Hak Penyandang Cacat

Konvensi Hak Penyandang Cacat
Mukadimah
Negara-negara Pihak pada Konvensi ini,
Mengingat prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengakui
martabat dan harkat yang melekat dan hak-hak yang
setara dan tidak dapat dicabut dari semua anggota
umat manusia sebagai dasar dari kebebasan,
keadilan, dan perdamaian di dunia,
Mengakui bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan dalam
Kovenan-kovenan Internasional tentang Hak Asasi
Manusia, telah menyatakan dan menyepakati bahwa
setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan
yang tercantum di dalamnya, tanpa pembedaan dalam
bentuk apa pun,

Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, Konvensi
Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Rasial, Konvensi tentang Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan,

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau
Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi
atau Merendahkan Martabat Manusia, Konvensi
tentang Hak Anak, dan Konvensi Internasional
tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan
Anggota Keluarganya,
Mengakui bahwa kecacatan adalah suatu konsep yang
berkembang dan bahwa kecacatan adalah hasil dari
interaksi antara orang-orang yang tidak sempurna
secara fisik dan mental dengan hambatan-hambatan
lingkungan yang menghalangi partisipasi mereka
dalam masyarakat secara penuh dan efektif atas dasar
kesetaraan dengan orang-orang lain.

Menegaskan kembali tentang universalitas, sifat tidak
terbagi-bagi,
kesalingtergantungan,
dan
kesalingterkaitan antara semua hak asasi manusia
dan kebebasan mendasar dan kebutuhan orang-orang

penyandang
cacat
untuk
dijamin
sepenuhnya
penikmatan atas hak asasi manusia dan kebebasan
mendasar tersebut tanpa diskriminasi,

Mengakui pentingnya prinsip-prinsip dan panduanpanduan kebijakan yang termuat dalam Program Aksi
Dunia tentang Penyandang Cacat dan dalam
Peraturan Standar tentang Penyetaraan Kesempatan
bagi
Penyandang
Cacat
yang
mempengaruhi
pemajuan, pembentukan, dan evaluasi kebijakan,
perencanaan, program-program, dan aksi-aksi di
tingkat nasional, regional, dan internasional demi
memajukan

penyetaraan
kesempatan
bagi
penyandang cacat,

Mengingat kembali Kovenan Internasional tentang
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Kovenan

Menekankan pentingnya pengarusutamaan persoalanpersoalan penyandang cacat sebagai bagian yang

Instrumen Hukum HAM Internasional

integral
dalam
strategi-strategi
berkelanjutan yang berkaitan,

pembangunan

Juga mengakui bahwa diskriminasi terhadap setiap

orang atas dasar kecacatan adalah pelanggaran
terhadap martabat yang melekat dan harga diri setiap
manusia,
Mengakui lebih lanjut
penyandang cacat,

keragaman

orang-orang

Mengakui
kebutuhan
untuk
memajukan
dan
melindungi hak asasi manusia semua orang
penyandang
cacat,
termasuk
mereka

yang
membutuhkan dukungan yang lebih intensif,
Kekhawatiran bahwa, walaupun sudah terdapat
berbagai instrumen dan kewajiban, orang-orang
penyandang cacat terus menghadapi hambatan dalam
partisipasi mereka sebagai anggota yang setara dalam
masyarakat dan mengalami pelanggaran terhadap hak
asasi manusia di berbagai wilayah di dunia,
Mengakui pentingnya kerja sama internasional untuk
memperbaiki
kondisi
kehidupan
orang-orang
penyandang cacat di setiap negara, khususnya di
negara-negara berkembang,
Mengakui adanya kontribusi-kontribusi yang bernilai
dan potensial yang dilakukan oleh orang-orang
penyandang cacat bagi kesejahteraan dan keragaman
dalam komunitas mereka, dan bahwa pemajuan akan


penikmatan penuh hak asasi manusia dan kebebasan
mendasar orang-orang penyandang cacat serta
partisipasi penuh orang-orang penyandang cacat akan
membangun rasa memiliki mereka serta peningkatan
yang signifikan dalam pembangunan manusia, sosial,
dan
ekonomi
masyarakat
serta
penghapusan
kemiskinan,
Mengakui
pentingnya
otoritas
individu
dan
kemandirian bagi orang-orang penyandang cacat,
termasuk kebebasan untuk menentukan pilihan
mereka sendiri,
Mempertimbangkan bahwa orang-orang penyandang

cacat harus memiliki kesempatan untuk terlibat
secara aktif dalam proses-proses pengambilan
keputusan tentang kebijakan-kebijakan dan programprogram, termasuk yang langsung berkaitan dengan
mereka,
Khawatir tentang kondisi-kondisi yang sulit yang
dihadapi oleh orang-orang penyandang cacat yang
menjadi subyek bentuk-bentuk diskriminasi berganda
atau semakin memburuk atas dasar ras, warna kulit,
jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau
lainnya, kebangsaan, etnis, asal-asal usul indigenous
atau social, kepemilikan, status kelahiran, agama atau
status lainnya,
Mengakui
bahwa
perempuan
dan
anak-anak
perempuan penyandang cacat sering beresiko tinggi
dalam mengalami kekerasan, penyiksaan, pengabaan,


Instrumen Hukum HAM Internasional

penganiayaan, atau eksploitasi baik di dalam maupun
di luar rumah,
Mengakui bahwa anak-anak penyandang cacat harus
menikmati semua hak asasi manusia dan kebebasan
mendasar secara penuh atas dasar kesetaraan dengan
anak-anak lain, dan mengingatkan kembali akan
kewajiban Negara-negara Pihak pada Konvensi Hak
Anak untuk mewujudkan tujuan tersebut,
Menekankan
kebutuhan
untuk
memasukkan
perspektif gender dalam segala upaya untuk
memajukan penikmatan penuh hak asasi manusia dan
kebebasan mendasar orang-orang penyandang cacat,
Menggarisbawahi kenyataan bahwa mayoritas orangorang penyandang cacat hidup dalam kemiskinan, dan
oleh karenanya mengakui kebutuhan penting untuk
menangani dampak negatif kemiskinan terhadap

orang-orang penyandang cacat,
Mengingat bahwa kondisi perdamaian dan keamanan
atas dasar penghormatan penuh terhadap tujuantujuan dan prinsip-prinsip yang tercantum dalam
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pelaksanaan
instrumen-instrumen hak asasi manusia adalah sangat
diperlukan bagi perlindungan penuh orang-orang
penyandang cacat, khususnya pada saat saat konflik
bersenjata dan pendudukan wilayah oleh pihak asing,
Mengakui
lingkungan

pentingnya
fisik, sosial,

aksesibilitas
terhadap
ekonomi, dan budaya,

terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan serta
terhadap

informasi
dan
komunikasi,
untuk
memampukan orang-orang penyandang cacat agar
dapat menikmati semua hak asasi manusia dan
kebebasan mendasar,
Menyadari bahwa individu, yang memiliki kewajiban
terhadap individu lain dan terhadap masyarakat di
mana ia berada, memiliki tanggung jawab untuk
berupaya keras bagi pemajuan dan pelaksanaan hakhak yang diakui dalam instrumen-instrumen utama
hak asasi manusia,
Percaya bahwa keluarga adalah unit kelompok yang
paling alamian dan mendasar dalam masyarakat dan
berhak atas perlindungan oleh masyarakat dan
Negara, dan bahwa orang-orang penyandang cacat
dan anggota keluarga mereka harus menerima
perlindungan dan bantuan yang diperlukan untuk
memampukan keluarga agar dapat berkontribusi pada
penikmatan hak-hak penyandang cacat secara penuh

dan setara,
Percaya bahwa suatu konvensi internasional yang
komprehensif dan integral untuk memajukan dan
melindungi hak-hak dan martabat orang-orang
penyandang cacat akan memberikan kontribusi yang
signifikan dalam upaya penanganan kesenjangan
sosial yang dialami oleh orang-orang penyandang
cacat dan memajukan partisipasi mereka dalam
kehidupan sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya

Instrumen Hukum HAM Internasional

dengan kesempatan yang sama, baik di negara
berkembang maupun negara maju,
Telah menyepakati sebagai berikut:
Pasal 1
Tujuan

b)
c)

Tujuan dari Konvensi ini adalah untuk memajukan,
melindungi, dan menjamin penikmatan semua hak
asasi manusia dan kebebasan mendasar secara penuh
dan setara oleh semua orang penyandang cacat, dan
untuk memajukan penghormatan atas martabat yang
melekat pada diri mereka.
Orang-orang penyandang cacat termasuk mereka
yang memiliki kerusakan fisik, mental, intelektual,
atau sensorik jangka panjang yang dalam interaksinya
dengan
berbagai
hambatan
dapat
merintangi
partisipasi mereka dalam masyarakat secara penuh
dan efektif berdasarkan pada asas kesetaraan.
Pasal 2
Definisi-definisi

d)

Untuk tujuan Konvensi ini:
a) “Komunikasi” termasuk bahasa, penampilan
teks, Braille, komunikasi tacktile, tulisan dalam
ukuran besar, multimedia yang dapat diakses,
dan juga berbagai cara, sarana, dan format
komunikasi tertulis, audio, dalam bahasa
sederhana (plain-language), dapat dibaca

e)

manusia (human-reader), serta augmentatif dan
alternatif, termasuk teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat diakses;
“Bahasa” termasuk bahasa ucap dan bahasa
isyarat serta bentuk-bentuk bahasa lainnya
yang tidak diucapkan;
“Diskriminasi atas dasar kecacatan” berarti
pembedaan, eksklusi, atau pembatasan apa pun
atas dasar kecacatan yang bertujuan untuk
atau
berdampak
pada
perusakan
atau
penghapusan terhadap pengakuan, penikmatan
atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan
kebebasan mendasar dalam hal politik, sosial,
budaya, sipil, atau bidang lainnya, berdasarkan
kesetaraan dengan orang-orang lain. Hal ini
termasuk segala bentuk diskriminasi, termasuk
penyangkalan atas akomodasi yang layak;
“Akomodasi yang layak” berarti modifikasi dan
penyesuaian yang diperlukan dan layak yang
tidak memberikan beban yang tidak seimbang
atau tidak semestinya ketika diperlukan dalam
kasus-kasus
tertentu,
untuk
menjamin
penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi
manusia dan kebebasan mendasar orang-orang
penyandang cacat berdasarkan kesetaraan
dengan orang-orang lain.
“Rancangan universal” berarti rancangan
produk, lingkungan, program, dan pelayanan
yang dapat digunakan oleh semua orang yang
sedapat mungkin tidak membutuhkan adaptasi
atau rancangan khusus. “Rancangan universal”
tidak termasuk alat-alat pembantu untuk

Instrumen Hukum HAM Internasional

kelompok
orang-orang penyandang
tertentu yang memerlukannya.

cacat

Pasal 3
Prinsip-prinsip umum
Prinsip-prinsip dari Konvensi ini adalah:
a) Penghormatan atas martabat yang melekat,
otoritas individual termasuk kebebasan untuk
menentukan pilihan, dan kemandirian orangorang;
b) Nondiskriminasi;
c) Partisipasi dan keterlibatan penuh dan efektif
dalam masyarakat;
d) Penghormatan atas perbedaan dan penerimaan
orang-orang penyandang cacat sebagai bagian
dari
keragaman
manusia
dan
rasa
kemanusiaan;
e) Kesetaraan kesempatan;
f) Aksesibilitas;
g) Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan;
h) Penghormatan atas kapasitas yang berkembang
dari
anak-anak
penyandang
cacat
dan
penghormatan atas hak anak-anak penyandang
cacat untuk melindungi identitas mereka.
Pasal 4
Kewajiban-kewajiban umum
1) Negara-negara
Pihak
berkewajiban
untuk
menjamin dan memajukan pemenuhan semua hak

asasi manusia dan kebebasan mendasar semua
orang penyandang cacat tanpa diskriminasi atas
dasar kecacatan mereka. Untuk itu, Negara-negara
Pihak berkewajiban untuk:
a) Mengadopsi
semua
langkah
legislatif,
administratif, dan lainnya untuk pelaksanaan
semua hak yang diakui dalam Konvensi ini;
b) Mengambil
semua
langkah
yang
layak,
termasuk peraturan, untuk memperbaiki atau
menghapuskan hukum, kebiasaan, dan praktikpraktik yang diskriminatif terhadap orangorang penyandang cacat;
c) Untuk mempertimbangkan perlindungan dan
pemajuan hak asasi manusia orang-orang
penyandang cacat dalam semua kebijakan dan
program;
d) Untuk
menghindari
keterlibatan
dalam
tindakan atau praktik apa pun yang tidak sesuai
dengan Konvensi ini dan untuk menjamin
bahwa pihak berwenang publik dan institusiinstitusi publik bertindak sesuai dengan
Konvensi ini;
e) Untuk mengambil semua langkah yang layak
untuk menghapuskan diskriminasi atas dasar
kecacatan yang dilakukan oleh orang-orang,
organisasi-organisasi,
atau
perusahaanperusahaan swasta mana pun;
f) Untuk melakukan atau memajukan penelitian
dan pengembangan barang-barang, pelayanan
jasa, peralatan, dan fasilitas-fasilitas yang
dirancang secara universal, sebagaimana

Instrumen Hukum HAM Internasional

didefinisikan dalam pasal 2 dari Konvensi ini,
yang mewajibkan adanya adaptasi yang
seminimum mungkin dan biaya serendah
mungkin untuk memenuhi kebutuhan khusus
seorang penyandang cacat, untuk memajukan
ketersediaan dan kegunaan mereka, serta
untuk memajukan rancangan universal dalam
pengembangan standar-standar dan panduanpanduan;
g) Untuk melakukan atau memajukan penelitian
dan pengembangan, serta untuk memajukan
ketersediaan
dan
penggunaan
teknologiteknologi baru, termasuk teknologi informasi
dan
komunikasi,
alat-alat
bantu
gerak,
peralatan dan teknologi pendukung yang sesuai
dengan orang-orang penyandang cacat, dengan
memberikan prioritas bagi teknologi-teknologi
dengan biaya yang terjangkau;
h) Untuk menyediakan informasi yang dapat
diakses oleh orang-orang penyandang cacat
mengenai alat-alat bantu gerak, peralatan dan
teknologi
pembantu,
termasuk
teknologiteknologi baru, serta bentuk-bentuk perbantuan
lainnya, pelayanan dan fasilitas pendukung;
i) Untuk
memajukan
pelatihan
bagi
para
profesional dan staf yang bekerja dengan
orang-orang penyandang cacat mengenai hakhak yang diakui dalam Konvensi ini dengan
tujuan untuk memberikan bantuan dan
pelayanan sebagaimana dijamin oleh hak-hak
tersebut.

2) Berkaitan dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya,
setiap
Negara
Pihak
berkewajiban
untuk
mengambil langkah-langkah dengan semaksimal
mungkin menggunakan sumber-sumber daya yang
tersedia, serta dalam kerangka kerja sama
internasional ketika diperlukan, dengan tujuan
untuk mencapai realisasi penuh hak-hak tersebut
secara progresif, tanpa prasangka terhadap
kewajiban-kewajiban
yang
tercantum
dalam
Konvensi ini yang harus segera diterapkan
berdasarkan hukum internasional.
3) Dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan dan
kebijakan untuk melaksanakan Konvensi ini, dan
dalam proses-proses pengambilan keputusan
lainnya
yang
berkaitan
dengan
persoalanpersoalan mengenai orang-orang penyandang
cacat, Negara-negara Pihak harus berkonsultasi
secara dekat dan terlibat secara aktif dengan
orang-orang penyandang cacat, termasuk anakanak penyandang cacat, melalui organisasiorganisasi perwakilan mereka.
4) Tidak satu pun dalam Konvensi ini yang akan
mempengaruhi ketentuan-ketentuan yang lebih
kondusif bagi realisasi hak-hak orang-orang
penyandang cacat yang tercantum dalam hukum
Negara Pihak atau hukum internasional yang
berlaku bagi Negara tersebut. Tidak boleh ada
pembatasan apa pun atau derogasi terhadap hak
asasi manusia dan kebebasan mendasar yang
diakui oleh Negara Pihak pada Konvensi ini
menurut hukum, konvensi-konvensi, peraturan,
atau kebiasaan dengan alasan bahwa Konvensi ini

Instrumen Hukum HAM Internasional

tidak
mengakui
hak-hak
atau
kebebasankebebasan tersebut atau bahwa Negara Pihak
mengakui hak-hak dan kebebasan-kebebasan
tersebut hanya pada tingkatan tertentu.
5) Ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini berlaku
untuk semua bagian di negara-negara bagian
tanpa pembatasan atau pengecualian apa pun.

Pasal 5
Kesetaraan dan nondiskriminasi
1) Negara-negara Pihak mengakui bahwa semua
orang adalah setara di hadapan hukum dan berhak
atas perlindungan dan keuntungan yang sama dari
hukum tanpa diskriminasi apa pun.
2) Negara-negara Pihak harus melarang semua
diskriminasi berdasarkan kecacatan dan menjamin
perlindungan hukum yang setara dan efektif bagi
orang-orang penyandang cacat dari diskriminasi
atas dasar apa pun.
3) Dalam rangka
memajukan kesetaraan dan
menghapuskan diskriminasi, Negara-negara Pihak
harus
mengambil
langkah-langkah
yang
selayaknya untuk menjamin tersedianya akomodasi
yang secukupnya.
4) Langkah-langkah khusus yang dibutuhkan untuk
mempercepat atau mencapai kesetaraan secara de
facto bagi orang-orang penyandang cacat tidak
boleh dianggap sebagai diskriminasi atas dasar
Konvensi ini.

Pasal 6
Perempuan penyandang cacat
1) Negara-negara Pihak mengakui bahwa perempuan
dan anak-anak perempuan penyandang cacat
menjadi subyek diskriminasi berganda dan oleh
karenanya harus mengambil langkah-langkah
untuk menjamin penikmatan semua hak asasi
manusia dan kebebasan fundamental mereka
secara penuh dan setara.
2) Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah
yang
layak
untuk
menjamin
pembangunan, pengembangan, dan pemberdayaan
penuh perempuan, dengan tujuan memberikan
jaminan bagi mereka dalam melaksanakan dan
menikmati hak asasi manusia dan kebebasan
mendasar yang akui dalam Konvensi ini.
Pasal 7
Anak-anak penyandang cacat
1) Negara-negara Pihak harus melakukan semua
langkah
yang
diperlukan
untuk
menjamin
penikmatan hak asasi manusia dan kebebasan
mendasar anak-anak penyandang cacat secara
penuh atas dasar kesetaraan dengan anak-anak
lain.
2) Dalam segala tindakan berkaitan dengan anakanak penyandang cacat, kepentingan terbaik bagi
si
anak
tersebut
harus
menjadi
bahan
pertimbangan utama.

Instrumen Hukum HAM Internasional

3) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa anakanak penyandang cacat mempunyai hak untuk
menyatakan pendapat mereka secara bebas
mengenai berbagai hal yang mempengaruhi
kehidupan mereka atas dasar kesetaraan dengan
anak-anak lain, di mana pandangan mereka
tersebut dipertimbangkan sesuai dengan usia dan
kedewasaan mereka, dan menjamin bahwa anakanak penyandang cacat disediakan bantuan yang
selayaknya sesuai dengan kecacatan dan usia
mereka demi perwujudan hak tersebut.
Pasal 8
Peningkatan kesadaran
1) Negara-negara Pihak harus segera mengadopsi
langkah-langkah yang efektif dan layak berikut ini:
a) Meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat,
termasuk di tingkat keluarga, berkaitan dengan
orang-orang penyandang cacat, dan memajukan
penghormatan terhadap hak-hak dan martabat
orang-orang penyandang cacat;
b) Memerangi stereotipe, prasangka, dan praktikpraktik membahayakan berkaitan dengan
orang-orang penyandang cacat, termasuk yang
berdasarkan pada jenis kelamin dan usia, di
seluruh bidang kehidupan;
c) Memajukan kesadaran akan kapabilitas dan
kontribusi orang-orang penyandang cacat.

a) Memulai dan meneruskan kampanye publik
yang efektif, yang dirancang untuk:
1. Membangun penerimaan terhadap hak-hak
orang penyandang cacat;
2. Memajukan persepsi positif dan kesadaran
sosial yang tinggi terhadap orang-orang
penyandang cacat;
3. Memajukan pengakuan terhadap keahlian,
nilai,
dan
kemampuan
orang-orang
penyandang cacat, dan kontribusi mereka di
tempat-tempat kerja dan pasar tenaga kerja;
d) Mendorong
suatu
sikap
penghormatan
terhadap hak orang-orang penyandang cacat di
segala tingkatan dalam sistem pendidikan,
termasuk bagi semua anak mulai dari usia
muda;
e) Mendorong semua bagian dari media untuk
menggambarkan
orang-orang
penyandang
cacat dengan cara yang sesuai dengan tujuan
dari Konvensi ini;
f) Memajukan
program-program
pelatihan
peningkatan kesadaran berkaitan dengan
orang-orang penyandang cacat dan hak orangorang penyandang cacat.
Pasal 9
Aksesibiltias

2) Langkah-langkah untuk tujuan tersebut termasuk:

Instrumen Hukum HAM Internasional

1) Dalam
rangka
memampukan
orang-orang
penyandang cacat untuk hidup secara mandiri dan
berpartisipasi
penuh
dalam
segala
aspek
kehidupan, Negara-negara Pihak harus melakukan
langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin
akses orang-orang penyandang cacat terhadap
lingkungan fisik, transportasi, informasi dan
komunikasi, termasuk teknologi dan sistem
informasi dan komunikasi, serta fasilitas dan
pelayanan lalinnya yang terbuka atau disediakan
bagi publik baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan, atas dasar kesetaraan dengan orangorang lain. Langkah-langkah ini, yang di dalamnya
harus termasuk identifikasi dan penghapusan
semua hambatan terhadap aksesibilitas, antara
lain harus berlaku bagi:
a) Bangunan, jalan, transportasi dan fasilitas di
dalam dan luar ruangan lainnya, termasuk
sekolah, perumahan, fasilitas kesehatan, dan
tempat kerja;
b) Informasi, komunikasi, dan pelayanan lainnya,
termasuk pelayanan elektronik dan pelayanan
gawat darurat;

b)

c)
d)

e)

f)

2) Negara-negara Pihak juga harus mengambil
langkah-langkah yang selayaknya untuk:

g)

a) Membangun, menyebarluaskan, dan memonitor
pelaksanaan standar-standar minimum dan
pandunan bagi aksesibilitas fasilitas dan

h)

pelayanan yang terbuka atau disediakan untuk
publik;
Menjamin
bahwa
entitas
privat
yang
menawarkan fasilitas dan pelayanan yang
terbuka
atau
disediakan
untuk
publik
mempertimbangkan semua aspek dalam hal
aksesibilitas bagi orang-orang penyandang
cacat;
Menyediakan pelatihan bagi para stakeholders
berkaitan dengan persoalan aksesibilitas yang
dihadapi oleh orang-orang penyandang cacat;
Menyediakan tanda-tanda dalam tulisan Braille
dan dalam bentuk yang mudah dibaca serta
dipahami di bangunan-bangunan dan fasilitas
lainnya yang terbuka bagi publik;
Menyediakan berbagai bentuk bantuan dan
mediasi, termasuk pemandu, pembaca, dan
interpreter bahasa isyarat yang profesional,
untuk memfasilitasi aksesibilitas terhadap
bangunan-bangunan dan fasilitas lainnya yang
terbuka bagi publik;
Memajukan
bentuk-bentuk
bantuan
dan
dukungan
lainnya
bagi
orang-orang
penyandang cacat untuk menjamin akses
mereka terhadap informasi;
Memajukan
akses
bagi
orang-orang
penyandang
cacat
bagi
informasi
serta
teknologi dan sistem komunikasi terbaru,
termasuk Internet;
Memajukan
rancangan,
pengembangan,
produksi, dan distribusi teknologi dan sistem
informasi dan komunikasi pada tingkatan awal,

Instrumen Hukum HAM Internasional

sehingga teknologi dan sistem tersebut dapat
diakses dengan biaya yang seminimal mungkin.
Pasal 10
Hak hidup
Negara-negara Pihak menegaskan kembali bahwa
setiap orang memiliki hak hidup yang melekat pada
dirinya dan harus melakukan segala langkah yang
diperlukan untuk menjamin penikmatan yang efektif
oleh orang-orang penyandang cacat atas dasar
kesetaraan dengan orang-orang lainnya.
Pasal 11
Situasi-situasi beresiko dan darurat
kemanusiaan
Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah
yang
diperlukan
untuk
menjamin
perlindungan dan keamanan bagi orang-orang
penyandang cacat dalam situasi beresiko, termasuk
situasi-situasi
konflik
bersenjata,
darurat
kemanusiaan, dan terjadinya bencana alam, sesuai
dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum
internasional,
termasuk
hukum
humaniter
internasional dan hukum hak asasi manusia
internasional.
Pasal 12
Pengakuan yang setara di hadapan hukum

1) Negara-negara Pihak menegaskan kembali bahwa
orang-orang penyandang cacat memiliki hak atas
pengakuan di hadapan hukum.
2) Negara-negara Pihak harus mengakui bahwa
orang-orang penyandang cacat berhak menikmati
kapasitas legal atas dasar kesetaraan dengan
orang-orang lain dalam berbagai aspek kehidupan.
3) Negara-negara Pihak harus melakukan langkahlangkah yang layak untuk menyediakan akses
terhadap dukungan yang dibutuhkan oleh orangorang penyandang cacat dalam melaksanakan
kapasitas legal mereka.
4) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
semua langkah yang berhubungan dengan
pelaksanaan kapasitas legal mereka dengan
menyediakan jaminan yang layak dan efektif untuk
mencegah pelanggaran sesuai dengan hukum hak
asasi manusia internasional. Jaminan semacam itu
harus menjamin bahwa langkah-langkah yang
berhubungan dengan pelaksanaan kapasitas legal
menghormati hak, keinginan dan pilihan orangorang, bebas dari konflik kepentingan dan
pengaruh yang berlebihan, proporsional dan
disesuaikan dengan kondisi orang-orang, hanya
berlaku untuk jangka waktu yang sependek
mungkin, dan menjadi subyek tinjauan berkala
oleh kewenangan yang kompeten, independen, dan
imparsial atau suatu badan yudisial. Jaminan
tersebut harus proporsional sehingga langkahlangkah tersebut dapat mempengaruhi hak dan
kepentingan dari orang-orang.

Instrumen Hukum HAM Internasional

5) Tergantung pada ketentuan-ketentuan di pasal ini,
Negara-negara Pihak harus mengambil langkahlangkah yang layak dan efektif untuk menjamin
kesetaraan hak orang-orang penyandang cacat
untuk memiliki atau mewarisi harta kepemilikan,
mengontrol persoalan-persoalan finansial mereka
dan memiliki akses yang sama atas pinjaman bank,
pinjaman kredit, dan bentuk-bentuk kredit
finansial lainnya, serta harus menjamin bahwa
orang-orang penyandang cacat tidak dirampas
harta kepemilikannya secara sewenang-wenang.
Pasal 13
Akses atas peradilan
1) Negara-negara Pihak harus menjamin akses efektif
orang-orang penyandang cacat atas peradilan atas
dasar kesetaraan dengan orang-orang lainnya,
termasuk melalui ketentuan tentang akomodasi
yang prosedural dan sesuai dengan usia, dalam
rangka memfasilitasi peran efektif mereka sebagai
partisipan langsung maupun tidak langsung,
termasuk sebagai saksi-saksi dalam semua proses
peradilan, termasuk di tingkat penyelidikan dan
tingkat-tingkat awal lainnya.
2) Dalam rangka menjamin adanya akses atas
peradilan
yang
efektif
bagi
orang-orang
penyandang cacat, Negara-negara Pihak harus
memajukan pelatihan yang layak bagi mereka yang
bekerja di bidang administrasi peradilan, termasuk
polisi dan staf penjara.

Pasal 14
Kebebasan dan keamanan seseorang
1) Atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lain,
Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
orang-orang penyandang cacat:
a) Menikmati hak atas kebebasan dan keamanan
seseorang;
b) Tidak dirampas kebebasannya secara tidak
berdasarkan hukum atau sewenang-wenang,
dan bahwa setiap perampasan terhadap
kebebasan harus dilakukan sesuai dengan
hukum, serta bahwa kondisi kecacatan tidak
menjadi alasan bagi perampasan kemerdekaan.
2) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa jika
seorang
penyandang
cacat
dirampas
kemerdekaannya melalui suatu proses, maka
mereka berhak atas jaminan sesuai dengan hukum
hak asasi manusia internasional atas dasar
kesetaraan dengan orang-orang lain, serta harus
diperlakukan sesuai dengan tujuan-tujuan dan
prinsip-prinsip dalam Konvensi ini, termasuk
ketentuan mengenai akomodasi yang layak.
Pasal 15

Instrumen Hukum HAM Internasional

Kebebasan dari penyiksaan atau perlakuan atau
penghukuman yang kejam, tidak manusiawi,
atau merendahkan martabat
1) Tidak seorang pun boleh menjadi subyek
penyiksaan atau perlakuan atau penghukuman
yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan
martabat. Khususnya, tidak seorang pun boleh
menjadi subyek percobaan-percobaan medis atau
ilmiah tanpa persetujuan yang diberikannya secara
bebas.
2) Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah legislatif, administratif, yudisial, atau
lainnya untuk mencegah orang-orang penyandang
cacat menjadi subyek dari penyiksaan atau
perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak
tidak manusiawi, atau merendahkan martabat,
atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lainnya.
Pasal 16
Kebebasan dari eksploitasi, kekerasan, dan
penganiayaan
1) Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah legislatif, administratif, yudisial, atau
lainnya untuk melindungi orang-orang penyandang
cacat dari segala bentuk eksploitasi, kekerasan,
dan penganiayaan, termasuk aspek berbasis
gender, baik di dalam maupun di luar rumah.
2) Negara-negara Pihak juga harus mengambil semua
langkah yang layak untuk mencegah segala bentuk
eksploitasi, kekerasan, dan penganiayaan dengan

misalnya, menjamin bentuk-bentuk yang layak dari
bantuan dan dukungan yang sensitif gender dan
usia bagi orang-orang penyandang cacat dan
keluarga mereka serta orang-orang yang merawat
mereka, termasuk melalui ketentuan tentang
informasi dan pendidikan tentang bagaimana cara
menghindari, mengenali, dan melaporkan kasuskasus eksploitasi, kekerasan, dan penganiayaan.
Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
pelayanan perlindungan tersebut sensitif usia,
gender, dan kecacatan.
3) Dalam rangka mencegah terjadinya segala bentuk
eksploitasi, kekerasan, dan penganiayaan, Negaranegara Pihak harus menjamin bahwa semua
fasilitas dan program yang dirancang untuk
melayani orang-orang penyandang cacat dimonitor
secara efektif oleh kewenangan yang independen.
4) Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah yang layak untuk memajukan pemulihan
fisik, kognitif, dan psikologis, rehabilitasi, dan
reintegrasi sosial orang-orang penyandang cacat
yang menjadi korban berbagai bentuk eksploitasi,
kekerasan, atau penganiayaan, termasuk melalui
adanya
ketentuan
mengenai
pelayanan
perlindungan. Pemulihan dan reintegrasi semacam
itu harus terjadi di lingkungan yang mendorong
kesehatan, kesejahteraan, penghormatan terhadap
diri sendiri, martabat, dan kewenangan orang
tersebut, serta mempertimbangkan kebutuhankebutuhan khusus berdasarkan gender dan usia.
5) Negara-negara
Pihak
harus
menempatkan
peraturan dan kebijakan yang efektif, termasuk

Instrumen Hukum HAM Internasional

peraturan dan kebijakan yang berfokus pada
perempuan dan anak, untuk menjamin bahwa
kasus-kasus
eksploitasi,
kekerasan,
dan
penganiayaan terhadap orang-orang penyandang
cacat dapat diidentifikasi, diselidiki, dan, jika
diperlukan, diproses secara hukum.
Pasal 17
Perlindungan terhadap integritas seseorang
Setiap orang penyandang cacat memiliki hak atas
penghormatan integritas fisik dan mentalnya atas
dasar kesetaraan dengan orang-orang lainnya.

Pasal 18
Kebebasan bergerak dan kebangsaan
1) Negara-negara Pihak harus mengakui hak orangorang penyandang cacat atas kebebasan bergerak,
kebebasan untuk memiliki tempat tinggal dan
memiliki
kebangsaan
mereka,
atas
dasar
kesetaraan dengan orang-orang lainnya, termasuk
dengan menjamin bahwa orang-orang penyandang
cacat:
a) Memiliki
hak
untuk
mendapatkan
dan
mengubah kebangsaannya dan untuk tidak
dirampas kebangsaannya secara sewenangwenang atau atas dasar kecacatan mereka;

b) Tidak dirampas kemampuan mereka untuk
memperoleh, memiliki, dan menggunakan
dokumen-dokumen kebangsaan mereka atau
dokumen-dokumen identifikasi lainnya, atau
untuk
menggunakan
proses-proses
yang
relevan seperti proses imigrasi atas dasar
kecacatan mereka, yang mungkin diperlukan
untuk memfasilitasi pelaksanaan hak atas
kebebasan berpindah;
c) Bebas untuk meninggalkan negara mana pun,
termasuk negaranya sendiri;
d) Tidak dirampas haknya untuk memasuki
negaranya sendiri secara sewenang-wenang
atau atas dasar kecacatan mereka;
2) Anak-anak penyandang cacat harus didaftar segera
setelah kelahirannya dan harus memiliki hak atas
nama, hak untuk mendapatkan kebangsaan, dan
sejauh mungkin hak untuk mengetahui tentang
dan dirawat oleh orangtuanya.
Pasal 19
Hidup mandiri dan keterlibatan dalam
masyarakat
Negara-negara Pihak pada Konvensi ini mengakui hak
yang setara bagi semua orang penyandang cacat
untuk hidup dalam masyarakat, dengan pilihan-pilihan
yang sama dengan orang-orang lainnya, dan harus
mengambil langkah-langkah yang efektif dan layak
untuk memfasilitasi penikmatan penuh orang-orang
penyandang cacat atas hak ini dan keterlibatan

Instrumen Hukum HAM Internasional

mereka dalam komunitas, termasuk dengan menjamin
bahwa:
a) Orang-orang
penyandang
cacat
memiliki
kesempatan untuk memiliki tempat tinggal
mereka dan di mana serta dengan dengan siapa
mereka
bertempat
tinggal
atas
dasar
kesetaraan dengan orang-orang lain, serta
tidak dipaksa untuk bertempat tinggal dalam
suatu pengaturan tempat tinggal yang khusus;
b) Orang-orang penyandang cacat memiliki akses
atas sejumlah pelayanan dukungan dalamrumah (in-home), residensial, dan pelayanan
dukungan
masyarakat
lainnya,
termasuk
bantuan personal yang diperlukan untuk
menyokong kehidupan mereka dan keterlibatan
dalam komunitas, serta untuk mencegah isolasi
atau segregasi dari masyarakat;
c) Pelayanan dan fasilitas masyarakat bagi
masyarakat
umum
tersedia
atas
dasar
kesetaraan bagi orang-orang penyandang cacat
dan harus responsif terhadap kebutuhan
mereka.

Pasal 20
Mobilitas personal
Negara-negara
langkah yang

Pihak harus melakukan langkahefektif untuk menjamin mobilitas

personal orang-orang penyandang cacat untuk
sedapat mungkin menjamin independensi mereka,
termasuk dengan:
a) Memfasilitasi mobilitas personal orang-orang
penyandang cacat dengan cara dan pada waktu
yang mereka pilih sendiri, dan dengan biaya
yang terjangkau;
b) Memfasilitasi
akses
bagi
orang-orang
penyandang
cacat
terhadap
alat
bantu
mobilitas, peralatan, teknologi pendukung, dan
berbagai
bentuk
bantuan
dan
mediasi
kehidupan yang berkualitas, termasuk dengan
menyediakan hal-hal tersebut dengan biaya
yang terjangkau;
c) Menyediakan
pelatihan
untuk
keahlian
mobilitas bagi orang-orang penyandang cacat
dan bagi staf spesialis yang bekerja dengan
orang-orang penyandang cacat;
d) Mendorong entitas-entitas yang memproduksi
alat bantu mobilitas, peralatan, dan teknologi
pendukung untuk mempertimbangkan segala
aspek
dari
mobilitas
bagi
orang-orang
penyandang cacat.
Pasal 21
Kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta
akses terhadap informasi
Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah yang layak untuk menjamin bahwa orangorang penyandang cacat dapat melaksanakan hak

Instrumen Hukum HAM Internasional

atas kebebasan berekspresi dan berpendapat,
termasuk kebebasan untuk mencari, menerima, dan
memberikan informasi dan ide-ide atas dasar
kesetaraan dengan orang-orang lain, serta melalui
segala bentuk komunikasi yang mereka pilih,
sebagaimana didefinisikan dalam pasal 2 Konvensi ini,
termasuk dengan:
a) Menyediakan informasi yang dimaksudkan
untuk konsumsi masyarakat umum kepada
orang-orang penyandang cacat dalam bentuk
yang dapat diakses dan teknologi yang layak
bagi berbagai jenis kecacatan pada waktu yang
tepat dan tanpa adanya biaya tambahan;
b) Menerima dan memfasilitasi penggunaan
bahasa isyarat, Braille, komunikasi augmentatif
dan alternatif, serta semua sarana lain yang
dapat diakses, berbagai cara dan bentuk
komunikasi yang dipilih oleh orang-orang
penyandang cacat dalam interaksi formal;
c) Mendorong
entitas-entitas
privat
yang
menyediakan
pelayanan bagi
masyarakat
umum, termasuk melalui Internet, untuk
menyediakan informasi dan pelayanan dalam
bentuk yang dapat diakses dan digunakan bagi
orang-orang penyandang cacat;
d) Mendorong media massa, termasuk penyedia
informasi melalui Internet, untuk membuat
pelayanan yang dapat diakses oleh orang-orang
penyandang cacat;
e) Mengakui dan memajukan penggunaan bahasa
isyarat.

Pasal 22
Penghormatan terhadap privasi
1) Tidak ada penyandang cacat, di mana pun ia
tinggal atau bagaimana pun pengaturan tempat
tinggalnya, dapat menjadi subyek intervensi yang
sewenang-wenang atau tidak berdasarkan hukum
dalam hal privasinya, keluarganya, rumah atau
korespondensinya, atau bentuk-bentuk komunikasi
lainnya, atau menjadi subyek serangan yang tidak
berdasarkan hukum terhadap harga diri dan
reputasinya. Orang-orang penyandang cacat
berhak atas perlindungan hukum terhadap
intervensi atau serangan semacam itu.
2) Negara-negara Pihak harus melindungi privasi
atas
informasi
personal,
kesehatan,
dan
rehabilitasi orang-orang penyandang cacat atas
dasar kesetaraan dengan orang-orang lain.
Pasal 23
Penghormatan terhadap rumah dan keluarga
1) Negara-negara Pihak harus mengambil langkahlangkah
yang
efektif
dan
layak
untuk
menghapuskan diskriminasi terhadap orang-orang
penyandang cacat di semua bidang yang berkaitan
dengan perkawinan, keluarga, status orangtua dan

Instrumen Hukum HAM Internasional

hubungan personal atas dasar kesetaraan dengan
orang-orang lain, dengan menjamin bahwa:
(a) Hak semua orang penyandang cacat yang
mencapai usia perkawinan untuk menikahi dan
untuk
membentuk
keluarga
atas
dasar
persetujuan yang bebas dan penuh dari
pasangan mereka harus diakui;
(b) Hak orang-orang penyandang cacat untuk
menentukan secara bebas dan bertanggung
jawab atas jumlah dan jarak waktu (spacing)
anak-anak mereka serta untuk mendapatkan
akses mengenai informasi kelayakan-usia,
pendidikan
perencanaan
keluarga
dan
reproduksi harus diakui, dan berbagai sarana
yang diperlukan untuk memampukan mereka
melaksanakan hak-hak tersebut harus tersedia;
(c) Orang-orang penyandang cacat, termasuk
anak-anak,
mempertahankan
kesuburan
(fertility) mereka atas dasar kesetaraan dengan
orang-orang lain.
2) Negara-negara Pihak harus menjamin hak dan
tanggung jawab terhadap orang-orang penyandang
cacat, berkaitan dengan perwalian dan adopsi
anak-anak atau institusi-institusi yang serupa, di
mana
konsep-konsep
ini
tercantum
dalam
peraturan nasional; kepentingan terbaik si anak
harus menjadi tolak ukur dalam semua kasus.
Negara-negara Pihak harus memberikan bantuan
yang layak bagi orang-orang penyandang cacat

dalam melaksanakan tanggung jawab merawat
anak-anak mereka.
3) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa anakanak penyandang cacat memiliki hak yang setara
berkaitan dengan kehidupan keluarga. Dengan
tujuan untuk mewujudkan hak-hak ini, dan untuk
mencegah
penyembunyian,
penyia-nyiaan,
pengabaian, dan segregasi anak-anak penyandang
cacat, Negara-negara Pihak harus menyediakan
informasi yang sedini mungkin dan komprehensif,
pelayanan
dan
dukungan
bagi
anak-anak
penyandang cacat dan keluarga mereka.
4) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
seorang anak tidak boleh dipisahkan dari
orangtuanya tanpa ijin orangtuanya, kecuali ketika
pihak
berwenang
yang
kompeten
dengan
berdasarkan pada suatu tinjauan yudisial dan
sesuai dengan hukum dan prosedur yang berlaku
menentukan bahwa pemisahan tersebut diperlukan
bagi kepentingan terbaik si anak. Dalam kasus
apapun, seorang anak tidak dapat dipisahkan dari
orangtuanya atas dasar kecacatan baik kecacatan
si anak maupun orangtuanya.
5) Ketika keluarga tidak mampu merawat seorang
anak penyandang cacat, Negara-negara Pihak
harus melakukan segala upaya untuk menyediakan
perawatan alternatif di tingkat keluarga besarnya,
dan jika hal tersebut tidak dimungkinkan, di
tingkatan masyarakat sesuai dengan struktur
keluarga.
Pasal 24

Instrumen Hukum HAM Internasional

Pendidikan
1) Negara-negara Pihak mengakui hak orang-orang
penyandang cacat atas pendidikan. Dengan tujuan
untuk mewujudkan hak ini tanpa diskriminasi dan
atas dasar kesetaraan kesempatan, Negara-negara
Pihak harus menjamin suatu sistem pendidikan
yang inklusif di semua tingkatan dan pembelajaran
jangka panjang yang ditujukan untuk:
a) Pengembangan
potensi
manusia
yang
sepenuhnya dan perasaan martabat dan harga
diri, serta penguatan penghormatan terhadap
hak asasi manusia, kebebasan mendasar, dan
keragaman manusia;
b) Pengembangan
personalitas,
bakat,
dan
kreativitas, serta kemampuan mental dan fisik
orang-orang penyandang cacat sejauh potensi
mereka memungkinkan;
c) Memampukan orang-orang penyandang cacat
untuk
berpartisipasi
secara
efektif
di
masyarakat yang bebas;
d) Dalam mewujudkan hak ini, Negara-negara
Pihak harus menjamin bahwa:
e) Orang-orang
penyandang
cacat
harus
dimasukkan dalam sistem pendidikan umum
atas dasar kecacatan, dan bahwa anak-anak
penyandang cacat harus dapat mengikuti
pendidikan dasar wajib secara gratis, atau
pendidikan tingkat kedua atas dasar kecacatan;
f) Anak-anak penyandang cacat dapat mengakses
pendidikan dasar yang gratis dan pendidikan

tingkat kedua yang berkualitas dan inklusif atas
dasar kesetaraan dengan orang-orang lain
dalam masyarakat di mana mereka tinggal;
g) Akomodasi yang selayaknya yang dibutuhkan
oleh individu-individu tersedia;
h) Orang-orang penyandang cacat menerima
dukungan yang dibutuhkan, dalam sistem
pendidikan
umum,
untuk
memfasilitasi
pendidikan mereka secara efektif;
i) Tersedia sarana-sarana pendukung individual
yang
efektif
dalam
lingkungan
yang
memaksimalkan pengembangan akademik dan
sosial, yang konsisten dengan tujuan dan
inklusi secara penuh.
2) Negara-negara Pihak harus memampukan orangorang penyandang cacat untuk belajar mengenai
kehidupan dan keahlian pengembangan sosial
untuk memfasilitasi partisipasi mereka secara
penuh dan setara dalam pendidikan dan sebagai
anggota masyarakat. Untuk itu, Negara-negara
Pihak harus mengambil langkah-langkah yang
layak, termasuk:
a) Memfasilitasi pembelajaran Braille, tulisan
alternatif, cara-cara augmentatif dan alternatif,
cara dan bentuk komunikasi serta keahlian
orientasi dan mobilitas, dan memfasilitasi
dukungan dan mentoring dari kelompok teman;
b) Memfasilitasi pembelajaran bahasa isyarat dan
pemajuan identitas linquisitik masyarakat
tunarungu;

Instrumen Hukum HAM Internasional

c) Menjamin bahwa pendidikan orang-orang, dan
khususnya
anak-anak,
yang
tunanetra,
tunarungu, serta tunanetra dan tunarungu,
diberikan dalam bahasa dan cara yang layak
bagi individu, dan dalam lingkungan yang
memaksimalkan pengembangan akademik dan
sosial.
3) Dalam rangka membantu menjamin perwujudan
hak ini, Negara-negara Pihak harus mengambil
langkah-langkah untuk mempekerjakan, termasuk
guru-guru penyandang cacat, yang berkualifikasi
dalam hal bahasa isyarat dan/atau Braille, dan
untuk melatih para profesional dan staf yang
bekerja di setiap tingkatan pendidikan. Pelatihan
semacam itu harus memasukkan penyadaran
tentang kecacatan dan penggunaan cara-cara
augmentatif dan alternatif yang layak, sarana dan
bentuk komunikasi, teknik-teknik dan materimateri pendidikan untuk mendukung orang-orang
penyandang cacat.
4) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
orang-orang penyandang cacat dapat mengakses
pendidikan umum tingkat ketiga, pelatihan
kejuruan,
pendidikan
orang
dewasa,
dan
pembelajaran jangka panjang tanpa diskriminasi
dan atas dasar kesetaraan dengan orang-orang
lain. Untuk itu, Negara-negara Pihak harus
menjamin bahwa akomodasi yang layak tersedia
bagi orang-orang penyandang cacat.
Pasal 25

Kesehatan
Negara-negara Pihak mengakui bahwa orang-orang
penyandang cacat memiliki hak untuk menikmati
pelayanan kesehatan yang setinggi mungkin dapat
dicapai tanpa diskriminasi atas dasar kecacatan.
Negara-negara Pihak harus mengambil semua
langkah yang layak untuk menjamin akses orangorang penyandang cacat atas pelayanan kesehatan
yang sensitif-gender, termasuk rehabilitasi yang
berkaitan dengan kesehatan. Khususnya, Negaranegara Pihak harus:
a) Menyediakan bagi orang-orang penyandang
cacat dengan pelayanan dan program-program
kesehatan yang layak, berkualitas, dan bebas
biaya, sebagaimana disediakan bagi orangorang lain, termasuk di bidang kesehatan
seksual dan reproduksi serta program-program
kesehatan publik yang berdasarkan pada
populasi;
b) Menyediakan
pelayanan
kesehatan
yang
dibutuhkan oleh orang-orang penyandang cacat
karena kecacatan mereka, termasuk identifikasi
di tahap awal dan intervensi yang diperlukan,
serta
pelayanan
yang
dirancang
untuk
meminimalisir dan mencegah kecacatan lebih
lanjut, termasuk di antara anak-anak dan
orang-orang tua;
c) Menyediakan
pelayanan
kesehatan
yang
sedekat mungkin dengan masyarakat di mana

Instrumen Hukum HAM Internasional

orang-orang
tersebut
bertempat
tinggal,
termasuk di daerah-daerah pedesaan;
d) Menyediakan
profesional
medis
untuk
memberikan perawatan kepada orang-orang
penyandang cacat dengan kualitas yang sama
seperti pada orang-orang lainnya, termasuk
atas dasar persetujuan yang diberikan secara
bebas dan diketahui secara menyeluruh,
misalnya dengan meningkatkan kesadaran
tentang hak asasi manusia, martabat manusia,
otonomi
dan
kebutuhan
orang-orang
penyandang cacat melalui pelatihan dan
penyebarluasan
standar-standar
etika
pelayanan kesehatan publik dan privat;
e) Melarang diskriminasi terhadap orang-orang
penyandang cacat dalam ketentuan tentang
asuransi kesehatan, dan asuransi jiwa di mana
asuransi semacam itu diperkenankan dalam
hukum nasional, yang harus disediakan dengan
cara yang adil dan layak;
f) Mencegah diskriminasi atas penyangkalan
pemberikan
perawatan
kesehatan
atau
pelayanan kesehatan atau makan dan cairan
atas dasar kecacatan.
Pasal 26
Habilitasi (habilitation) dan Rehabilitasi

1) Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-

langkah yang efektif dan layak, termasuk melalui
dukungan kelompok teman, untuk memampukan
orang-orang penyandang cacat untuk mencapai

dan
mempertahankan
kemandirian
yang
semaksimal mungkin, kemampuan fisik, mental,
sosial, dan kejuruan yang penuh, serta keterlibatan
dan partisipasi secara penuh dalam berbagai aspek
kehidupan. Untuk itu, Negara-negara Pihak harus
mengorganisir, memperkuat, dan memperluas
pelayanan
dan
program-program
habilitasi
(habilitation) dan rehabilitasi yang komprehensif,
khususnya di bidang kesehatan, pekerjaan,
pendidikan, dan pelayanan sosial, dalam suatu
cara di mana pelayanan dan program-program
tersebut:
(a) Dimulai pada usia sedini mungkin, dan
didasarkan pada penilaian multidisipliner dari
kebutuhan dan kekuatan setiap individu;
(b) Mendukung partisipasi dan keterlibatan dalam
masyarakat dan segala aspek dari masyarakat,
bersifat sukarela, dan tersedia bagi orangorang penyandang cacat sedekat mungkin
dengan masyarakat mereka, termasuk di
daerah-daerah pedesaan

2) Negara-negara

Pihak
harus
memajukan
pengembangan pelatihan di tingkat awal dan
berkelanjutan bagi para profesional dan staf yang
bekerja untuk pelayanan habilitasi (habilitation)
dan rehabilitasi.
3) Negara-negara
Pihak
harus
memajukan
ketersediaan,
pengetahuan,
dan
kegunaan
peralatan dan teknologi pembantu, yang dirancang
bagi
orang-orang
penyandang
cacat,
yang

Instrumen Hukum HAM Internasional

berkaitan dengan
rehabilitasi.

habilitasi

(habilitation)

dan

Pasal 27
Pekerjaan
1) Negara-negara Pihak mengakui hak orang-orang
penyandang cacat, atas dasar kesetaraan dengan
orang-orang lain; termasuk hak atas kesempatan
untuk hidup melalui pekerjaan yang dipilih secara
bebas atau diterima di pasar tenaga kerja serta
lingkungan kerja yang terbuka, inklusif, dan dapat
diakses oleh orang-orang penyandang cacat.
Negara-negara Pihak harus menjamin dan
memajukan perwujudan hak atas pekerjaan,
termasuk bagi mereka yang mengalami kecacatan
pada saat melaksanakan pekerjaan, dengan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan,
termasuk melalui peraturan untuk, antara lain:
a) Melarang diskriminasi atas dasar kecacatan
dalam seluruh hal berkaitan dengan sega
bentuk pekerjaan, termasuk kondisi rekrutmen,
pemberian pekerjaan, keberlanjutan pekerjaan,
pengembangan karir, serta kondisi lingkungan
kerja yang aman dan sehat;
b) Melindungi hak orang-orang penyandang cacat,
atas dasar kesetaraan dengan orang-orang
lainnya, atas kondisi kerja yang adil dan

c)

d)

e)

f)
g)
h)

menyenangkan, termasuk kesempatan dan
penggajian yang setara untuk pekerjaan yang
memiliki nilai yang sama, kondisi lingkungan
kerja yang aman dan sehat, termasuk
perlindungan dari pelecehan, dan pemberian
ganti rugi;
Menjamin bahwa orang-orang penyandang
cacat
mampu
melaksanakan
hak-hak
ketenagakerjaan dan serikat buruh mereka atas
dasar kesetaraan dengan orang-orang lain;
Memampukan orang-orang penyandang cacat
untuk mendapatkan akses efektif atas programprogram panduan teknis dan kejuruan umum,
pelayanan penempatan tenaga kerja, dan
pelatihan kejuruan yang berkelanjutan;
Memajukan kesempatan atas pekerjaan dan
pengembangan
karir
bagi
orang-orang
penyandang cacat di pasar tenaga kerja, serta
bantuan untuk menemukan, memperoleh,
meneruskan, dan kembali ke pekerjaan;
Memajukan kesempatan untuk bekerja sendiri,
perusahaan swasta, pengembangan kerja sama
dan memulai bisnis sendiri;
Mempekerjakan orang-orang penyandang cacat
di sektor publik;
Memajukan pekerjaan orang-orang penyandang
cacat di sektor-sektor swasta melalui kebijakan
dan langkah-langkah yang layak, termasuk
program-program aksi afirmatif, insentif, dan
langkah-langkah lainnya;

Instrumen Hukum HAM Internasional

i) Menjamin bahwa akomodasi yang selayaknya
tersedia bagi orang-orang penyandang cacat di
tempat-tempat kerja;
j) Memajukan akuisisi pengalaman kerja bagi
orang-orang penyandang cacat di pasar tenaga
kerja terbuka;
k) Memajukan
rehabilitasi
kejuruan
dan
profesional, program-program pengembalian
pekerjaan bagi orang-orang penyandang cacat.
2) Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa
orang-orang penyandang cacat tidak diperbudak,
dan dilindungi dari kerja paksa atau kerja wajib
atas dasar kesetaraan dengan orang-orang lain.
Pasal 28
Standar kehidupan yang layak dan jaminan
sosial
1) Negara-negara Pihak mengakui hak orang-orang
penyandang cacat atas standar kehidupan yang
layak bagi diri mereka dan keluarganya, termasuk
makanan yang cukup, pakaian, dan perumahan,
serta perbaikan berkelanjutan terhadap kondisi
kehidupan, dan harus mengambil langkah-langkah
yang layak untuk melindungi dan memajukan
perwujudan hak ini tanpa diskriminasi atas dasar
kecacatan.
2) Negara-negara Pihak mengakui hak orang-orang
penyandang cacat atas jaminan sosial dan atas
penikmatan hak tersebut tanpa diskriminasi atas

dasar kecacatan, dan harus mengambi langkahlangkah yang diperlukan untuk melindungi dan
memajukan perwujudan hak ini, termasuk langkahlangkah:
a) Untuk menjamin akses yang sama bagi orangorang penyandang cacat atas pelayanan air
bersih, dan untuk menjamin akses terhadap
pelayanan, peralatan, dan bantuan lainnya yang
layak dan terjangkau untuk kebutuhan yang
berkaitan dengan kecacatan;
b) Untuk menjamin akses bagi orang-orang
penyandang cacat, khususnya perempuan dan
anak-anak perempuan penyandang cacat serta
orang-orang tua penyandang cacat, atas
program-program jaminan sosial dan programprogram pengentasan kemiskinan;
c) Untuk menjamin akses bagi orang-orang
penyandang cacat dan keluarga mereka yang
hidup dalam kemiskinan atas bantuan dari
Negara melalui anggaran yang berkaitan
dengan penyandang cacat, termasuk pelatihan,
konseling, bantuan finansial, dan perawatan
yang cukup;
d) Untuk menjamin akses bagi orang-orang
penyandang cacat atas program-program
perumahan publik;
e) Untuk menjamin akses yang sama bagi orangorang penyandang cacat atas keuntungan dan
program-program pensiun.
Pasal 29

Instrumen Hukum HAM Internasional

Partisipasi dalam kehidupan politik dan publik
Negara-negara Pihak harus menjamin hak politik
orang-orang penyandang cacat dan kesempatan untuk
menikmati hak-hak tersebut atas dasar kesetaraan
dengan orang-orang lain, dan harus melakukan
tindakan-tindakan untuk:

3. Menjamin kebebasan berekspresi orangorang penyandang cacat sebagai pemilih
dan untuk itu, ketika diperlukan dan atas
permintaan orang-orang penyandang cacat,
memberikan
bantuan
dalam
proses
pemilihan oleh orang yang mereka pilih
sendiri;

a) Menjamin bahwa orang-orang penyandang
cacat dapat berpartisipasi dalam kehidupan
politik dan publik secara penuh dan efektif,
baik
secara
langsung
maupun
melalui
perwakilan yang dipilih secara bebas, termasuk
hak
dan
kesempatan
bagi
orang-orang
penyandang cacat untuk memilih dan dipilih,
antara lain dengan:

b) Memajukan secara aktif suatu lingkungan di
mana orang-orang penyandang cacat dapat
berpartisipasi secara efektif dan penuh dalam
pelaksanaan per