Konsep Diri Perempuan Penari Striptis (Studi Deskriptif Konsep Diri Perempuan Penari Striptis di Kota Medan) Chapter III V

38

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1.

Metodelogi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

metode studi kasus, maksudnya metode ini adalah metode penelitian yang
menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang biasa
digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif
berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa
secara sistematis (Krisyantono, 2008 : 66).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian yang
mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas
yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian ini tidak mengutamakan banyaknya
populasi, jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari informan lainnya.
Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data

(sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan
menjelaskan secara komperehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu
program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Dengan berbagai metode,
peneliti memilih untuk mempelajari sebuah kasus, yakni kasus kecemasan
berkomunikasi dan ketidakpastian yang dialami mahasiswa dalam interaksi
komunikasi antarpribadi dengan dosen dalam mengulang/perbaikan nilai mata
kuliah.
Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam
instrumen pengumpulan data. Karena itu, peneliti dapat menggunakan wawancara
mendalam, observasi, dokumentasi-dokumentasi, kuesioner (hasil survei),
rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya (Krisyantono, 2009:65). Dalam hal ini,
peneliti menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan
data.
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang hendaknya
menjadi pedoman oleh peneliti, sebagaimana yang dikonstantir oleh Bogdan dan
Biklen bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

39


1.

Peneliti sendiri sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara
langsung sumber data.

2.

Mengimplementasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
lebih cenderung kata-kata dari pada angka.

3.

Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses
tidak semata-mata kepada hasil.

4.

Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan
yang terjadi.


5.

Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan
kualitatif.
Berangkat dari karakteristik sebuah penelitian kualitatif yang telah

dibentangkan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa dalam penelitian ini,
peneliti langsung berlaku sebagai alat peneliti utama (key instrument) yang mana
melakukan proses penelitian secara langsung dan aktif mewawancarai,
mengumpulkan berbagai materi atau bahan yang berkaitan.

3.2.

Objek Penelitian
Obejek penelitian merupakan sesuatu yang merujuk pada masalah atau

tema yang sedang di teliti ( Idrus,2009;91) . Objek penelitian yang diteliti adalah
konsep diri penari striptis yang berada di kota medan.


3.3.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan yang memahi informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian
(burhan,2007;76). Subjek penelitian yang diteliti adalah Penari stiptis yang berada
di kota medan.
1.

Subjek harus berada dalam kategori remaja dan dewasa yaitu rentang usia
17 - 28 tahun

2.

Subjek adalah seorang perempuan penari striptis , agar informasi yang

dibutuhkan mengenai konsep diri dalam proses komunikasi perempuan penari
striptis lebih akurat dan terpercaya.


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

40

Unit Analisis
Unit analisis umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
umum mengenai situasi sosial yang sedang di teliti sebagai objek penelitian . Unit
analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut Spreadly ( S
ugiono,2007;68)
Yaitu :
Place , tempat dimana interaksi berlangsung
Actor , pelaku atau orang yang sesuaai dengan objek penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di kota Medan , Sumatera Utara. Pelaku atau
objek penelitian ini adalah penari striptis

3.4.

Kerangka Analisis
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dari informan di lapangan


akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan terus-menerus
hingga data jenuh dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model
Miles dan Huberman. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai
berikut:
Peniliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan
yang sangat banyak sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan reduksi
data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok dan
berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan (Sugiono, 2005 : 92).

3.5.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

3.5.1 Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

41

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden).
Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan
yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan
menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban

untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut,
dan dapat dilakukan dengan tatap muka (facetoface) maupun menggunakan
telepon (Sugiyono, 2006; 138-140).

3.5.2 Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif.
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,
bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa
atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2008: 115-117)
mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2).
observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

42


Berikut penjelasannya:
1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian
informan.
2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan

pedoman

observasi,

sehingga

peneliti

mengembangkan

pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim
peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
Manfaat dari observasi antara lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks
data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang
holistik atau menyeluruh, dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan indukti, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini
membuka kemungkinan penemuan atau discovery.

3.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan, yaitu akan digunakan sebagai sumber data sekunder
yang akan diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, serta tulisan-tulisan ilmiah
yang berhubungan dengan rumusan penelitian untuk melengkapi data yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara. Studi kepustakaan adalah metode
yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan
dengan fokus permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku
ilmiah, laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik. Informasi
ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang di dapat oleh
peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di lapangan.
Sedangkan menurut miles dan Huberman (1992), menyatakan bahwa

penelitian kualitatif sedikit banyak dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan
(investigasi), tidak banyak berbeda dengan kerja detektif yang harus mendapat
gambaran dan sense tentang fenomena yang diselidikinya. Pengambilan sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

43

baru dapat ditetapkan lebih tergas setelah penelitian dimulai, dan kurang
bermanfaat apabila ditentukan terlalu cepat dari awal.

3.6.1 Penentuan Informan
Pada penelitian kualitatif penentuan informan dapat dilakukan dengan dua
sistem, yaitu sistem purposif dan sistem bola salju (snowball). Sistem purposive
dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan
diwawancarai, sedangkan pada sistem bola salju (snowball) informan didapatkan
dari rekomendasi informan sebelumnya.
Teknik pengambilan sampel untuk subjek penelitian ini menggunakan
teknik Purposive sampling, Purposive sampling adalah salah satu teknik
pengampilan sampelyang sering digunakan dalam penelitian, secara bahasa yaitu
berarti sengaja. Jadi, purposive sampling berarti teknik pengampilan sampling
secara sengaja salah satu metode dalam pengambilan sample dari suatu populasi.
Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara
sengaja mengambil sampel tertentu ( jika orang berarti orang orang tertentu
(Bungin,2008:259)
Dalam penelitian ini informan yang akan diteliti dipilih berdasarkan
kriteria sebagai berikut :
1.

Penari Striptis, dala hal ini sebagian orang yang mengambil pekerjaan
di club malam sebagai penari striptis

2.

Teman dekat dan Manajemen tempat mereka bekerja. Teman dalam
hal ini adalah orang yang mengetahui segala informasi mengenai
informan yang mungkin tidak di publikasikan ke semua orang

Pada penelitian ini yang menjadi informan utama adalah Perempuan penari
striptis, teman dekat pada penelitian ini dijadikan triangulasi data. Dengan kriteria
yang ditentukan tersebut, diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya terkait hal yang berhubungan dengan Konsep diri
perempuan penari striptis. Hal ini dimaksudkan agar data yang peneliti peroleh
lengkap sehingga menghasilkan penelitian yang maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

44

3.6.2 Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian
keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kulitatif diragukan
kebenarannya karena beberapa hal :
a.

Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kulitatif
b.

Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun

bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan
apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi).
c.

Sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil

akurasi penelitian. (Bungin,2008:253).
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Perpanjangan Keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap tahap
penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang
dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang langsung
melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu
peneliti kulitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan
informan dilapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai
(Bungin,2008:254).
Ketekunan Pengamatan untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi,
maka jalan penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam
pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data
yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun juga menggunakan
semua pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan, dan insting peneliti.
Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat
keabsahan data telah ditingkatkan pula (Bungin,2008:256).
Untuk menguji keabsahan hasil penelitian, peneliti menggunakan teknik
triangulasi yaitu dengan memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin
(dalam Moleong, 2005) ada empat macam triangulasi yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori yakni sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

45

1.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara : (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara ; (2)
membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi ; (3) membandingkan apa yang dikatakan
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu ;
(4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain ; (5) membandingkan
hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

2.

Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu mengecek
derajat kepercayaan hasil penelitian dan mengecek derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3.

Triangulasi yang ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data.

4.

Triangulasi dengan teori dilakukan menguraikan pola, hubungan dan
menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema
atau penjelasan pembanding (Moleong, 2005 : 330-332).

3.6.

Teknik Analisis Data
Analisis

data

merupakan

suatu

proses

pengaturan

data

yang

diorganisasikan dalam suatu bentuk atau kategori (Moleong, 2005). Data yang
diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara kualitatif.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
data kualitatif, yaitu (Miles dan Huberman, 1992 : 16) :
1. Reduksi data.
Reduksi data merupakan proses dalam pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian.
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih halhal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

46

dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer ,
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi , maka
peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi,
berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.

2.

Data Display
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan

data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan
Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks
yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa
grafik, matriks, network (jejaring kerja).
Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga apa yang
ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di
lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik
itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata
hipotesis yang dirumuskan selalu didukung data pada saat dikumpulkan di
lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori
yang grounded. Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah
didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku
yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya ditampilkan pada laporan akhir
penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

47

3.

Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat
dipercaya).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hasil

4.1.1. Proses penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
baik secara observasi maupun proses wawancara langsung terhadap informan
yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan terhadap perempuan penari striptis
selama lebih kurang 3 bulan dari januari 2015 hingga april 2015 di kota Medan.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
mengenai subjek yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian.
Proses awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada
departemen dan disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah mendapat persetujuan
untuk melakukan penelitian sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka
peneliti melakukan segala persiapan yang berhubungan dengan penelitian.
Persiapan awal dimulai dengan melakukan observasi mengenai perempuan penari
striptis yang berada di klub malam para informan di kota medan, adapun klub
malam tersebut adalah enterancemusic temple. Selanjutnya, peneliti membuat
pedoman wawancara sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan
kepada informan mengenai konsep diri dalam proses komunikasinya.
Peneliti melanjutkan penelitian dengan mencari informan yang sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penentuan kriteria ditetapkan atas dasar
penjelasan bahwa

budaya populer seperti industri club malam dapat

menghasilkan perempuan penari striptis,

Informan yang menjadi subjek

penelitian adalah perempuan penari striptis di Kota Medan. Penelitian dilanjutkan
dengan melakukan pendekatan kepada calon informan. Awalnya peneliti
mempunyai teman seorang perempuan penari striptis

bernama Bebi, yang

dulunya merupkan teman peneliti yang berkerja bersama dalam dunia seni.
Mengingat peneliti adalah fotografer dan Bebi adalah model, sedikit memudahkan
peneliti dalam melakukan pendekatan. Setelah peneliti datang ke tempat Bebi
bekerja yaitu di entrence music club , peneliti menanyakan kesediaan Bebi untuk
di wawancarai mengenai konsep diri penari striptis.

48

49

Bebi menyatakan setuju dengan kegiatan wawancara yang akan di
lakukan. Untuk proses wawancara sendiri cukup sulit untuk di lakukan di klub
malam tersebut dikarenakan banyak gangguan seperti keributan oleh sound system
maupun dari pihak manajemen yang selalu mewaspadai setiap tamu yang
menghampiri Bebi, manajemen Bebi sendiri cukup ketat membatasi anak buahnya
untuk tetap fokus dalam menghibur tamu yang datang biarpun hanya duduk dan
sekedar ngobrol. Untuk itu peneliti memutuskan untuk melakukan kegiatan
wawancara di cafe tempat peneliti bekerja agar lebih memudahkan peneliti
bertanya mendalam dan mendapatkan jawaban yang lebih dalam juga.
Peneliti dan Bebi sama sama mencari waktu senggang, sehingga proses
wawancara dapat berlangsung dengan lancar tanpa banyak mengalami intervensi.
Peneliti dan informan membuat kesepakatan agar identitas informan dirahasiakan
menggunakan nama samaran sehingga pembaca yang akan membaca hasil
penelitian ini diharapkan tidak dapat mengenali informan-informan yang di
wawancarai. Peneliti meminta bantuan kepada Bebi untuk mencarikan informan
informan lain yang berprofesi sama seperti Bebi dan untungnya Bebi mau
membantu peneliti untuk mencari informan lain.
Untuk mendapatkan informasi

informan yang belum di ketahui itu,

peneliti meminta bantuan kepada informan pertama untuk bisa melakukan
pendekatan kepada calon informan yang lain. Kesulitan pun di dapatkan
dikarenakan informan lain takut identitas mereka di ketehaui. Informan pertama
menyuruh peneliti untuk melakukan pendekatan kepada Manajemen mereka yaitu
seorang gay. Peneliti akhirnya memutuskan untuk melakukan pendekatan dengan
manajemen mereka guna untuk memudahkan proses penelitian. Pendekatan
pertama peneliti dengan manajemen adalah ketika salah satu informan menyuruh
peneliti untuk menemani dia dan manajernya untuk membersihkan mess mereka.
Karena keadaan yang memungkinkan untuk berbicara, peneliti mempunyai
kesempatan yang besar untuk mendekatkan diri dengan manajer nya tersebut.
berbagai hal dilakukan peneliti guna mendapatkan informasi yang dalam
mengenai konsep diri perempuan penari striptis. Mulai dari masak bersama,
memberi makan hewan peliharaan sampai dengan nonton film bersama hingga
akhirnya tertidur bersama. Keadaan ini sungguh peluang yang besar untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

50

mendapatkan informasi mengenai konsep diri penari striptis terutama yang
bekerja dengan mereka. Karena sudah mendapatkan kepercayaan untuk meneliti
akhirnya manajemennya menyuruh peneliti untuk datang keesokan harinya ke
tempat mereka bekerja dan penelitian pun dimulai sejak itu.
Keesokan harinya peneliti datang ke tempat kerja Bebi dan informan lain,
peneliti ikut menyaksikan dari awal hingga akhir proses pekerjaan mereka, dari
mulai menari, bercengkrama dengan tamu – tamu yang hadir hingga menari
bersama dengan tamu yang lainnya. Setelah selesai dari semu a kerjaan, peneliti
mengajak Bebi dan informan lain untuk makan di kawasan JL.Multatuli Medan.
Pada kesempatan itu , peneliti mencoba memaksimalkan waktu untuk melakukan
proses wawancara kepada informan lain yaitu Ina, Ica dan Riri.
Peneliti mulai melakukan proses wawancara yang pertama dengan Ina, Ina
merupakan kandidat yang pertama di pilih peneliti karena Ina mempunyai
kedekatan dengan teman peneliti yang pada saat itu hadir juga di tempat makan
tersebut dan setelah itu giliran Ica dan Riri.
Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan

informasi mengenai

bagaimana konsep diri perempuan penari striptis di kota medan dan untuk
mengetahui apa saja alasan dan hambatan dalam menjalani profesi sebagai
perempuan penari striptis. Proses wawancara berlangsung sesuai dengan pedoman
wawancara, peneliti akan memperoleh data mengenai informan secara lebih
mendalam. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka penelitian dilanjutkan
ketahap berikutnya yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini, peneliti menguraikaan
hasil wawancara terhadap keempat informan. Kemudian peneliti melakukan
reduksi data hasil wawancara yaitu dengan cara merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari pola serta tema data
hasil wawancara. Kemudian peneliti melakukan penyajian data dan melakukan
penarikan kesimpulan

4.1.2. Profil Informan
1. Profil Annisa Bebi Ananda
Informan pertama dalam penelitian ini adalah Bebi. Bebi diwawancarai
pada tanggal 7 januari 2016 pukul 16:00 – 18:00 WIB di Heritage Coffee & Gems

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

51

Palladium mall Medan. Alasan peneliti memilih Bebi sebagai informan pertama
peneliti adalah karena peneliti sudah mengenal Bebi sebelumnya. Bebi lahir di
medan, 21 Maret 1997 dan menganut etnis jawa. Bebi memiliki paras yang manis,
berkulit sawo matang, postur tubuh yang ramping dan tinggi . Bebi sangat
menyukai hal hal yang manis seperti makanan dan dia akan senang apabila kita
memberikannya coklat. Bebi adalah seorang yang pekerja keras, ia mampu
mengerjakan dua hal sekaligus, mampu membagi waktu antara bekerja dan kuliah
dan meski kadang harus ketinggalan beberapa diantaranya.
Sifatnya yang ramah dan tidak sensitif membuat bebi mudah di terima di
lingkungan sekitarnya. Tapi ada juga sebagian orang sekitar yang sering
menyebut Bebi perempuan bandel. Namun, ia selalu membalas cercaan tersebut
dengan senyuman. Karena dia merasa orang yang mencerca dan menghina dia
hanyalah orang yang iri dengan kehidupannya. Bebi sering mendengar orang lain
dan bahkan temannya sendiri menceritakan tentang dirinya, adapun pembicaraan
tentang

dirinya

cenderung

ke

arah

yang

negatif

tetapi

Bebi

tidak

memperdulikannya. Bebi tidak memberi komentar apapun terhadap masalah
seperti itu dan dia pun sangat sabar menghadapi cercaan seperti itu. Tidak mudah
bagi seseorang pekerja dunia malam di terima di lingkungannya Tetapi Bebi
menangkis pernyataan itu dengan tindakan nya. Bebi tidak perduli dengan apa
yang dibicarakan oleh teman teman yang lain karena dia hanya ingin berteman
dengan siapa aja tanpa harus ada batasan.
Bebi mempunyai hobi membaca novel, karena hobinya itu dia suka
bercerita kepada temannya tentang novel yang sudah dia baca sampai cerita yang
ada di dalmnya habis. Di club malam tempat Bebi bekerja maupun di tempat
mereka tinggal yaitu di mess,ia di kenal sebagai Angle yang mempunyai nilai
lebih. Dia tidak keberatan membantu untuk membersihkan mess, memasak untuk
kebutuhan mereka. Kerasnya budaya populer membuat Bebi yang awalnya tidak
mengenal dunia malam sampai beranjak menjadi ratu malam, awalnya Bebi tidak
begitu paham dengan club malam dan striptis.
Bebi memulai karirnya pada saat tamat SMA yaitu pada umur 17 tahun,
dari awal Bebi sudah dinilai teman teman SMA nyasebagai gadis yang bandel
dilihat dari caranya berjalan, lekuk tubuhnya yang bohai dan cara berpakaian nya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

52

yang menunjukkan setiap d imensi tubuhnya. Ditambah lagi ekstrakurikuler yang
diikuti Bebi di SMA adalah dancer, yang pada waktu itu sekolah hanya
membolehkan genre modern dancer yang masuk kedalam minat dan bakat. Perlu
di ketahui, modern dancer adalah tarian modern yang menggunakan musik musik
beat dan membuat siapa saja ikut bergoyang mendengarnya. Bebi terlihat sangat
eksotis ketika menari sehingga hormon testosteron pada siapa saja yang
melihatnya memaksanya untuk menelan air liur sendiri.
Peneliti mendapatkan informasi tersebut dari teman SMA nya yang
bernama Febi. Karena penilaian teman temannya itulah bebi berani memasuki
dunia malam. Dia kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang di harapkannya.
Tempat yang berada di bayangannya seperti club besar namun kenyataannya
hanya warung remang remang. Namun kekecewaannya itu hilang ketika Bebi
mendapatkan saweran yang besar di hari pertama dia kerja, dari kekecewaan
berubah menjadi kegembiraan. Saweran yang nominalnnya bisa mencapai dua
juta permalam mampu mempertahankan Bebi untuk tetap tinggal dan bekerja
sebagai perempuan penari striptis di cafe sempurna tersebut.
Meskipun mendapatkan saweran yang banyak di cafe sempurna, bebi tetap
harus keluar dari cafe tersebut. adanya sistem kontrak menjadi penghalang bebi
untuk tetap bertahan. Tapi, meskipun demikian. Kepiawan bebi dalam menari
tentu dilirik sebagian manajemen lain. Selain wajah yang manis dan postur tubuh
yang menawan ditambah lagi dengan liukan tubuh bebi yang lihai bebi di tawari
lagi untuk bekerja sebagai perempuan penari striptis di club malam yang lebih
besar lagi. Club malam nya bernama XXX, Bebi mengaku tidak nyaman berada
di XXX karena yang datang ke club malam rata rata anak muda dan tidak ada
duitnya. Akhirnya bebi keluar dari club malam tersebut. Bebi sempat nganggur
selama beberapa bulan dan akhirnya Bebi ditawari oleh teman dancer Bebi dulu
untuk nari di Enterance Music Tample. Enterance merupakan club malam nomor
satu du kota medan, letaknya pun berada pas di jantung kota Medan dan yang
datang ke situ pun bermacam macam dan rata rata berasal dari kalangan atas
Meskipun enterance merpukan club nomor satu di medan namun Bebi
mengakui kalo di club malam medan bukan se-fulgar klub malam di jakarta
maupun di luar negri. Hal ini merupakan bentuk yang sangat privasi yang dimiliki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

53

club malam di Medan. Sehingga striptis sendiri sangat privasi. Privasi dalam hal
ini adalah ada etika kita mempunyai duit dan bayaran yang lebih dan karena
pekerjaan ini sangat privasi, pasti ada banyak cara cara atau aturan aturan yang di
penuhi dalam industri striptis ini.Aturan aturan tersebut tentunya mempunyai jalan
VIV bagi siapa saja tamu yang menikmati kelihaian lekuk tubuh perempuan
penari striptis tersebut, salah satunya adalah ingin mengajak salah satu dari
perempuan penari striptis tersebut untuk berhubungan intim. Bebi sendiri sering di
ajak untuk berhubungan intim tapi Bebi mengaku sering menolak nya, Bebi mau
untuk melakukan hubungan intim jika pria yang mengajaknya tidak tua sekali.
Aturan lain dalam industri ini adalah membayar lebih bagi ingin mengajak
bebi untuk berhubungan intim dan bebi tentunya mempunyai tarif yang sama
dengan perempuan penari striptis lainnya yang mana dalam ruang lingkup
manajemen yang sama, dalam hal ini manajemen juga mendapatkan persenan dari
hasil hubungan nya dengan tamu tersebut. harga yang di tawarkan manajemen
Beby sekitar 3-5 juta permalam, dimana ST ( short time ) 3 juta dan LT ( long
time ) 5 Juta. Bebi mau melakukan hubungan intim dikarenakan bebi sudah tidak
perwan lagi, dia sudah tidak perlu harus menjaga kehormatan nya lagi.
Kehormatan yang di jaganya semenjak kecil hingga SMA dirusak oleh pacarnya
yang mengaku ingin menikahinya. Karena sudah terlanjur dia rela memberikan
hal yang berharga tersebut kepada orang lain dengan syarat harus sama sama
terpenuhi. Kerasnya dunia malam tentu mengundang tanya bagi siapa saja ,
apakah dalam industri ini terdapat penyimpangan , seperti adanya kekerasan yang
terjadi selama pekerjaan ini berlangsung, bebi dalam hal ini mengaku tidak pernah
mendapat perlakuan yang kasar atau tidak sewajarnya. hanya terjadi nya
perselisihan antara orang yang berada di club itu sering terjadi
Kegiatan yang dilakukan disaat manusia manusia lain dengan lelapnya
tertidur dan berbanding terbalik dengan sebagian lagi yang terjaga pada malamnya
seperti bebi, ditambah lagi dengan bekerja yang tidak wajar pasti mempunyai
hambatan, bebi sendiri hanya mempunyai hambatan di masalah waktu. Dunia
malam menjadi cerminan bagi pelaku pelaku kriminal seperti terlibatnya kedalam
obat obatan terlarang, bebi sendiri pun sebagai pelaku dunia malam ikut terlibat
dalam kecenderungan ini. Bebi yang sudah terlibat dengan obat obatan terlarang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

54

mengaku dikenalkan oleh seorang temannya yang sudah lama mengkonsumsi
barang haram tersebut. tapi kekuatan candu yang dimiliki obat tersebut mampu
mengalahkan ketakutan bebi terhadap pihak BNN ( Badan Narkotika Nasional ).
Hubungan Bebi dengan keluarganya baik baik saja, tida,k ada masalah yang rumit
yang menghalangi Bebi untuk bekerja sebagai perempuan penari striptis, mama
Bebi gak pernah melarang bebi untuk melakukan pekerjaan tersebut, mengingat
mama Bebi juga adalah seorang single parents jadi Bebi juga harus membantu
perekonomian keluarganya dan Bebi juga anak yang paling besar.

2. Profil informan Riri
Informan kedua dalam penelitian ini adalah Riri. Riri diwawancarai pada
tanggal 14 januari 2016 pukul 04:00 – 06:00 WIB di Warung kopi agam senyum
di Medan. Riri meupakan anak dari keluarga yang broken home, dari lahir riri
sudah tidak mempunyai sosok seorang ayah lagi, dia di besarkan bersama ke
empat adiknya di kota yang terkenal dengan kopi nya, Takengon. Kurangnya
kasih sayang dan perhatian membuat riri memberanikan diri untuk lari dari rumah
dan putus sekolah ketika umur 16 tahun. Riri beranjak dari takengon menuju kota
yang lebih besar yaitu medan. Di medan Riri mempunyai pacar dan sempat
tinggal bersama dengan pacarnya dikarenakan Riri tidak mempunyai rumah pada
waktu itu. Kehormatan Riri pun terenggut akibat kepercayaan yang telah dia
berikan kepada pacarnya. Seiring waktu berjalan keadaan semakin sulit, pacarnya
sudah tidak mempunyai pekerjaan. Keaadaan yang sulit itu membuat pacarnya
mempunyai pikiran yang sempit, pacarnya menjual Riri kepada temannya yaitu
seorang gay dan di pekerjakan sebagai PSK.
Seiring berjalannya waktu hubungan Riri dengan pacarnya tidak bertahan
lama dan terpakasa Riri harus mencari nafkah agar bisa bertahan hidup. Cuma gay
itu lah salah satu orang yang di kenal riri dan akhirnya menjerumuskan Riri ke
lembah hitam industri striptis ini. Umur Riri masuk ke industri ini belum cukup
matang namun keadaan yang membuatnya matang lebih awal. Di medan riri
beraktifitas sebagai pelajar di salah satu sekolah swasta di belawan. Riri
mempunyai cita cita untuk melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi dari
uang tabungan nya yang di dapat dari pekerjaan nya sebagai perempuan penari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

55

striptis. Riri adalah sosok wanita yang cerewet dan suka “curhat”. Disaat
senggang Riri suka bercerita tentang kehidupan pribadinyaDi sekolahnya Riri
adalah murid yang ramah terhadap temannya. Wanita yang bertinggi badan 165
cm ini tidak segan untuk berbagi pelajaran kepada teman teman sekolahnya.
Karena menurutnya, sesama murid harus saling membantu di karenakan riri juga
sering ketinggalan pelajaran. Wanita yang berkulit sawo matang ini juga sangat
aktif di sekolah. Riri pernah di tunjuk untuk menjadi ketua dari tim dsancer.
Namun Riri menolak karena ia mempunyai pekerjaan lain dan harus
mengumpulkan energi dan pikiran untuk itu.
Dibalik semua itu , banyak dari temen temen Riri kangum kepada nya
karena Riri mampu hidup mandiri dan dapat melakukan sesuatu yang jarang
dilakukan anak seumuran nya . Sekarang Riri memiliki seorang pacar yang
sesama jenis atau bisa di bilang lesbi, perilaku menyimpang yang telah dibuatnya
ini di karenakan trauma yang berat terhadap masa lalu nya bersama laki laki. Ia
mengenal pacarnya tersebut dari club malam yang dia bekerja sekarang. Dia juga
ikut dalam komunitas lesbian medan, di komunitas itu Riri dan teman lesbi
mereka menganggap diri mereka sebagai korban dari sebuah penyakit. Mereka
banyak mengundang petinggi petinggi agama untuk mempertanyakan tentang
penyakit mereka tersebut. Awal mengenal pekerjaan sebagai perempuan penari
striptis Riri merasa nyaman dikarenakan semua kebutuhan yang dimilikinya
terpenuhi, mulai dari masalah financial sampai kekeluargaan nya di dapat dari
pekerjaan nya ini. Karena merasa nyaman dengan pekerjaan nya itu Riri akhirnya
betah menjalani profesi sebagai perempuan penari striptis Sama seperti Bebi, Riri
juga mendapatkan saweran yang besar, kemampuan riri mengajak para tamu
untuk berhubungan intim layak mendapatkan bayaran yang lebih besar dari bebi.
Dia juga mengaku pernah mendapatkan bayaran hingga 50 juta perbulan.
Perjalanan Riri hampir sama denfan Bebi, Riri akhirnya harus angkat kaki
dari cafe sempurna. Mengingatkan kembali bahwa di cafe sempurna mempunyai
sistem kontrak, tetapi karena kepiawaian Riri untuk mengajak tamu berhubungan,
manajemen Riri yang sebelumnya, menawari Riri untuk pindah ke luar kota
dengan menjalani pekerjaan yang sama. Tetapi diluar kota tidaklah seenak di kota
yang lama yang sudah di tempati. Terlalu banyak hambatan yang dialami Riri di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

56

sana, dimulai dari ditipu oleh manajemen sendiri sampai tidak tau lagi harus
tinggal dimana. Riri mengaku kalau striptis adalah keinginan sebagian orang yang
terbatas. Dan tidak ada daftar yang umum untuk itu. Hanya sedikit perbedaan saja.
Karena kepiawan Riri untuk mengajak tamu untuk berhubungan intim, ditambah
lagi dia ingin mendapatkan uang yang besar dari itu. Riri juga sering di ajak
hampir setiap kali dia menari striptis oleh tamunya. Tapi semuanya punya aturan
nya juga. Kembali lagi manajemen yang mengambil alih situasi seperti ini.
Banyak juga para tamu mrngajak Riri untuk berhubungan intim dan Riri sangat
senang jika ada tamu yang mengajaknya untuk berhubungan intim. Karena Riri
mempunyai kebutuhan yang lebih dari pada penari lainnya, Riri tidak pernah
mempunyai tarif yang sesuai untuk itu, yang penting aku selalu ngasi persenan
sama manajemen aku bang
Hambatan yang terbesar dalam pekerjaan ini adalah bisa sampai terjadi
penganiayaan tapi untungnya Riri tidak pernah mendapatkan hambatan tersebut.
walapun Riri sudah memikirkan hal tersebut sebelumnya. Dan kembali lagi
karena ini merupakan salah satu jalan untuk memnuhi kebutuhan Riri, Riri seolah
tidak memperdulikan hal hal tersebut. hamabatan yang sering terjadi kepada Riri
adalah perselisihan anatara Riri dengan perempuan penari striptis lainnya, dalam
hal ini adalah rekanan Riri dalam bekerja.
Selama Riri menari dia juga terlibat dengan obat obatan terlarang, karena
merasa kalau dia masuk kedalam club malam tersebut, dia merasa pening kalau
dia tidak mengkonsumsi obat obatan dan alkohol. Riri juga mengaku sudah
mengkonsumsi obat obatan sejak dia remaja tepatnya pada waktu SMP. Keluarga
yang broken home menjadi alasan satu satunya untuk mengkonsumsi obat obatan
dan alkohol tersebut. Dalam hal keluarga, Riri tidak mempunyai hubungan yang
harmonis. Semenjak Riri lari dari rumah kemaren sampe sekarang aku Riri tidak
pernah berhubungan lagi dengan keluarga. Mereka juga tidak peduli dengan Riri
lagi. Akhirnya Riri memilih jalan dengan hidup sendiri sendiri.Untuk lingkungan
tempat Riri berada, dia tidak pernah mempemasalahkan orang lain mau berkata
apa tentang dia. Sejauh ini tidak ada yang coba untuk menghujatnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

57

3. Profil Informan Ica

Informan kertiga dalam penelitian ini adalah Ica. Ica diwawancarai pada
tanggal 21 januari 2016 pukul 00:00 – 02:00 di prime steak JW Marriot hotel
medan. Kulit putih dan tinggi membuat ica nampak seperti layaknya sang model,
Cewe yang tinggal bersama kedua orang tuanya ini adalah salah satu mahasiwa
S1 Fisip di Universitas Muhammadiah Sumatera Utara. Ica bertempat tinggal di
Setia Budi Psr 1 Tanjung Sari, kesibukannya yang kuliah sambil bekerja membuat
Ica jarang berada di rumah dan jarang berkumpul bersama keluarga namun
belakangan ini dia sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk
mengerjakan skripsi dibandingkan bekerja.
Ica dalah satu informan yang sangat sulit dijumpai karena waktu yang
dimilik Ica tidak sinkron dengan yang dimiliki peneliti namun karena peneliti
terus-menerus menjalin komunikasi dengan Ica dan dibantu dengan temen nya dia
pun bersedia menolong peneliti untuk melakukan wawancara untuk mendapatkan
informasi. Ica mempunyai pacar seorang pilot dsan sangat suka dengan dancer,
Cita cita ica adalah mempunyai kelas dancer dan agency untuk dancer juga. Sosok
ramah Ica mebuat peneliti dan informan menjadi cepat akrab, peneliti mengenal
informan sejak dua minggu yang lalu ketika peneliti mencoba mengakrabkan diri
dengan para perempuan penari striptis di enterance dan pada saat itu ada (Angle)
yang berhalangan hadir. Angle adalah sebutan bagi para perempuan penari striptis
di enterance music tample. Ica hadir untuk menggantikan angle yang berhalangan
dan ica tidak mempunyai kontrak yang khusus dengan manajemen enterance
music tample dan hanya sebagai cadangan saja.
Ica sudah bisa dibilang sebagai penari striptis senior di kalangan
perempuan perempuan penari striptis lainnya di kota Medan. Pengalaman nya di
bidang striptis tidak bisa dipungkiri lagi, sudah 8 tahun karirnya dibidang tarian
yang menimbulkan hasrat tersebut. Ica sosok orang yang mudah senyum dan tidak
banyak berbicara sehingga membuat para teman teman nya nyaman dengan
dirinya. Cewe yang mempunyai cita cita sebagai jurnalis ini mempunyai
Kegemaran membaca novel, hubungan Ica dengan teman-teman di luar tempat
kerjaan nya pun sangat baik tidak ada yang mencela malah mereka kagum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

58

terhadap sosok ica yang mampu bekerja di lingkungan yang gelap tapi masih bisa
berjalan seperti dalam keadaan terang.
Ica juga tidak menutup diri bahwasanya dia adalah seorang perempuan
penari striptis. Ica sangat menyukai dunia seni sehingga tarian striptis ini pun
menjadi salah satu karya seni yang dimilikinya. Karena sesungguhnya bentuk
dari lekuk tubuhnya adalah seni lukis dari tuhan dan karena itu dia menjalani
profesi menjadi penari tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk menyalurkan
hobinya. Meskipun uang juga merupakan salah satu kebutuhan nya, tapi menjadi
seorang penari dan orang lain dapat terhibur oleh gerakan gerakan sensual nya
menjadi salah satu tujuan utamanya. kecintaan Ica terhadap tari membuat nya
bertahan sampai sejauh ini, Ica selalu suka bertemu dengan hal hal yang baru.
Karena menurutnya, hal hal baru tersebut lah yang mengiring dia kepada
kebutuhan financial dia. Ica berbeda dengan Bebi dan Riri, Ica tidak mendapatkan
saweran. Karena ica berasal dari club yang besar dan sudah mempunyai sitemnya
sendiri, membuat Ica jarang mendapat saweran. Ica hanya mendapat gaji pokok
dan gaji tambahan bisa didapat dari target penjualan minuman.
Karena kecintaan nya terhadap dunia tari, meskipun tari striptis sendiri.
Tentunya menimbulkan tanya terhadap peneliti. Apakah karena kecintaan ini tidak
dapat menghalangi ica untuk berhenti dan beralih kepada pekerjaan yang wajar.
tapi rasa nyaman dapat menjawab semua keraguan peneliti. Sifat Ica yang humble
membuat peneliti juga merasa puas dengan jawaban Ica terutama mengenai cara
kerja striptis.

Dari sekian banyak perempuan penari striptis Ica adalaah

perempuan yang dapat memegang kuat apa yang dijaga nya. Meskipun banyak
godaan seperti bayaran lebih yang ditawarkan para tamu untuknya untuk diajak
untuk berhubungan intim, dia menolaknya dengan halus. Ica sampai sekarang
masih mempertahankan kehormatannya. Ica sudah melakukan tes perawan
sebanyak 13 kali dan hasilnya masih tetap sama.
Ketakutan juga pernah menjadi alasan Ica untuk mempertimbangkan
pekerjaan yang diambilnya tapi karena Ica mendapatkan pernyataan perlindungan
oleh manajemen nya akhirnya dia memberanikan diri untuk menjadi pelaku dunia
malam sebagai perempuan penari striptis. Ica juga sama seperti Bebi, tidak ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

59

hambatan yang besar hanya hambatan-hambatan kecil saja seperti waktu.
Mengingat Ica adalah seorang mahasiswi aktif di Universitas Swasta di Medan
Kembali lagi alkohol dan obat obatan menjadi masalh utama yang kerap
sekali di tujukan kepada perempuan penari striptis. Untungnya, ica yang selalu
bisa mengontrol dirinya mampu mempertahankan dari godaan obat obatan. Ica
juga mengaku meminum alkohol tapi dalam batas yang wajar. Ica juga seorang
perokok yang aktifDunia malam tentunya sudah dianggap jelek bagi segelintir
orang, tapi ica mampu menanggapi nya dengan lapang dada dan Ica sendiri tidak
terlalu memperdulikan apa yang dilakukan orang lain terhadapnya.

4. Profil Informan Ina
Informan keempat dalam penelitian ini adalah Ina. Ina diwawancarai pada
tanggal 24 januari 2016 pukul 08:00-10:00 WIB di Mess Enterance. Ina salah satu
informan yang paling sulit di temui karena ia mempunyai banyak kegiatan baik di
kampus maupun di luar kampus dari pagi hingga malam hari. Ina mempunyai
hobi musik, R&B, hip hop ini tinggal di daerah marelan bersama dengan orang
tua nya. Tapi hanya orang tua perempuan dan abg nya saja . orang tua laki laki Ina
berada di luar kota. Ina adalah seorang wanita beragama islam dan dia juga salah
satu mahasiswa yang pintar dan aktif di kegiatan kampus seperti mengikuti
organisasi jurnalisme di kampus, cita cita Ina sebagai jurnalis menjadi alasan yang
kuat dia ingin masuk kedalam organisasi kampusnya tersebutIna mempunyai
tinggi 165.
Ina mempunyai kepribadian yang terbuka terhadap siapa saja mengenai
pekerjaan nya termasuk kepada peneliti, terkecuali dengan orangtuanya. Orang tua
nya ngelarang untuk terjun ke pekerjaan ini. Ina mudah untuk menerima peneliti
dan dengan mudahnya memberikan informasi-informasi yang peneliti butuhkan.
Hanya saja bertemu dengan informan ini perlu persiapan dari jauh jauh hari.
Karena informan mempunyai banyak kegiatan di setiap harinya Persiapan nya
seperti menentukan jadwal untuk bertemu Ina dan mencari tau semua tentang ina
melalui teman dekat ina. Hal ini memudahkan peneliti karena teman dekat Ina
adalah teman dekat peneliti juga. 2014 pertama kali untuk dance di club, awalnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

60

ditawari oleh temen yang merupakan salah satu dancer juga di club tersebut, tapi
tidak ada terikat kontrak dan hanya dibayar Rp 200.000 per shift nya.
Ina mempunyai seorang pacar, pacarnya bekerja sebagai wirswasta di
salah satu perusahaan di Medan dan Karena kurangnya informasi peneliti sedikit
sulit untuk mewawancarai ina dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki
peneliti dan informan. faris, sahabat ina dari sma adalah teman dekat dari peneliti,
dari faris lah peneliti dapat memperoleh data yang mendalam tentang informan
ini. Untuk hambatan sendiri, tidak ada hambatan yang terlalu besar, hanya
masalah waktu seperti tidak bisa keluar malam dan bayaran yang kecil yang hanya
di peroleh oleh Ina.
Tentunya sebagai pelaku dunia malam, narkoba dan minuman keras
menjadi faktor pendukung bagi siapa saja pelaku dunia malam tersebut. Ina
termasuk salah satu di dalamnya, dia mempunyai keterlibatan dengan obat obatan
terlarang. Awal mengenal obat obatan ketika Ina masih SMA dan masih bermain
di ktv bersama teman teman sekolahnya dulu dan obat obatan itu pun awalnya
ditawari dengan temennya juga. karena rasa penasaran akhirnya Ina mencoba dan
menjadi ketagihan.
Sebagai seorang yang suka dugem, Ina mengaku masih mengkonsumsi
obat obatan terlarang sampai sekarang. Ina sudah kecanduan dengan obat obatan
dan sangat sulit untuk berehenti. Ina sudah mencoba untuk berhenti, tetapi
pergaulan bebasnya yang suka dugem dan pekerjaan yang dimilikinya meskipun
hanya sebagai cadangan memaksanya untuk mengkonsumsi obat obatan tersebut.
Ina juga mengaku mengenal obat obatan sewaktu berada di KTV bersama teman
temannya, karena merasa penasaran dan akhirnya mencoba nya. ketenangan dan
rasa ingin terbang setelah mencoba obat obatan tersebut membuat Ina
ketergantungan ketika memasuki club dimana saja.
Hubungan ina dengan temen temen nya sangat bagus, sifatnya yang
terbuka membuat dia memiliki banyak teman, tidak peduli dengan apa yang orang
lain katakan. Kebanyakan orang umum yang hanya sebatas tau ina menganggap
ina sebagi perilaku yang negatif, tapi dia gak peduli. Ina hampir sama dengan Ica,
menari karena hobi dan selain pergaulan tarian lah yang membawa Ina kedalam
industri striptis ini, Ina suka menari pada saat dia duduk di bangku SMP, Ina juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

61

mengaku mengenal dunia malam lewat temannya pada saat SMA kelas 1 Karena
kebiasaan Ina terhadap dunia malam seperti dugem membuat Ina yang menjalani
profesi sebagai perempuan penari striptis merasa biasa saja dengan pekerjaan nya.
dan karena sudah terbiasa dengan di peluk peluk cowo yang tidak dia kenal
membuat dia merasa kalau dugem hanyalah pekerjaan yang sia sia kalau tidak di
manfaatkan nya.
Karena kebutuhan akan financial lah yang membuat Ina bertahan sampai
sejauh ini dan ditambah lagi hobi yang menjadi pilar utamanya. Untuk saweran,
Ina sama seperti Ica dan tentunya berbeda dengan Bebi dan Riri. Ina hanya
sebagai perempuan penari striptis yang menjadi pelengkap. Pelengkap dalam arti
kalau ada salah satu yang tidak bisa hadir. Ina menjadi penggantinya.Untuk
perempuan penari striptis additional seperti Ina, cara kerja nya pun sama seperti
yang lain tidak ada yang membedakan.
Meskipun sebagai additional ina juga disamakan dengan yang lain, aturan
aturan yang ada di dalamnya pun harus disamakan. Ina merasa beruntung jika ada
tamu yang mengajak Ina untuk berhubungan intim, hal demikian dikarenakan ina
adalah sebagai additional dan bayaran lebih pun hanya bisa di dapatkan dari tamu
secara pribadi. Ina mempunyai tarif sendiri untuk melakukan hubungan tersebut,
dan tentu saja masih memberikan persenan kepada manajemen Ina. Tarif yang di
berlakukan Ina untuk sekali berhubungan sangat mahal di bandingkan yang lain.
Ina juga berani melakukan hubungan intim karena Ina sudah tidak perawan lagi,
kehormatan nya di renggut mantan pacarnya. Ina juga tidak pernah merasa
mempunyai hambatan dalam pekerjaan nya ini. Sama seperti yang lainnya.
Hambatan hambatan kecil seperti waktu yang selalu menjadi hambatan nya
mengingat Ina masih harus kuliah di pagi hari

4.3

Konsep Diri Informan
Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat

digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri
seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai makhluk yang memiliki dorongan untuk berkembang
yang p