Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dekade terakhir ini atau sering juga disebut sebagai era globalisasi,
batas nonfisik antarnegara semakin sulit untuk membedakannya dan bahkan
cenderung tanpa batas (borderless state).Dampak yang sangat terasakan terjadinya
globalisasi yakni arus informasi begitu cepat sampai ditangan masyarakat.Jadi
tidak mengherankan, jika berbagai pihak khususnya di kalangan pebisnis sangat
memburu informasi, sebab siapa yang menguasai informasi dialah yang terdepan.
Dengan demikian, dekatnya batas antara satu negara dengan negara lain peluang
untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka
diri sangat luas bagi investor asing. 1
Pelaksanaan pembangunan ekonomi seperti diketahui memerlukan modal
dalam jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat.Seharusnya
modal dapat disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat luas melalui
tabungan nasional (national saving). Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme
adalah apabila kebutuhan akan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh
pemerintah

dan/atau


dunia

usaha

swasta

dalam

negeri.Namun

dalam

kenyataannya, tidak demikian. Oleh karena umumnya, negara berkembang dalam
hal ketersediaan modal yang cukup untuk melaksanakan pembangunan secara
menyeluruh mengalami berbagai kesulitan disebabkan oleh berbagai faktor antara
1

Sentosa Sembiring,Hukum Investasi(Bandung:Nuansa Aulia, 2010), Hal. 1

1


Universitas Sumatera Utara

lain ; tingkat tabungan masyarakat yang rendah, akumulasi modal yang belum
memadai, serta tingkat teknologi yang belum modern. Kendala ini umumnya, oleh
negara-negara berkembang atau sedang berkembang dicoba untuk diatasi dengan
berbagai cara alternativ diantaranya melalui bantuan dan kerjasama dengan luar
negeri yang dibutuhkan untuk melengkapi modal dalam negeri yang dapat segera
dikerahkan. 2
Untuk itu, cukup beralasan jika setiap negara saling bersaing untuk
mencari calon investor khususnya investor asing (foreign direct investment, FDI)
untuk menanamkan modal dinegaranya. 3Dilain pihak, dari sudut pandang investor
adanya keterbukaan pasar diera globalisasi membuka peluang untuk berinvestasi
diberbagai negara.Tujuannya sudah jelas yakni bagaimana mencari untung,
sedangkan negara penerima modal berharap ada partisipasi penanaman modal atau
investor dalam pembangunan nasional. Mengingat ada perbedaan sudut pandang
antara investor dengan penerima modal, dirasakan perlu untuk mengakomodasi
kedua kepentingan tersebut dalam suatu norma yang jelas. 4
Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan
terbuka atau perusahaan publik.Hal ini berarti bahwa kepemilikan saham tersebut

dimiliki oleh publik.Besarnya kepemilikan tergantung dari besarnya persentase
saham yang dimiliki oleh investor.Kepemilikan saham oleh publik maksudnya
adalah jumlah saham yang dimiliki oleh publik.Pengertian publik disini adalah
pihak individu di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan
2

Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesi(Jakarta : Kencana, 2010), Hal.

2
3

Sentosa Sembiring, Op.cit, Hal. 2
Hendrik Budi Untung,Hukum Investasi(Jakarta : Sinar Grafika, 2010), Hal. 4

4

2

Universitas Sumatera Utara


perusahaan.Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak
pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula
butir-butir informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Selain itu juga
semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, akan semakin banyak informasi
yang diiungkapkan dalam laporan tahunan, investor ingin memperoleh informasi
seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan
manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi. 5
Perusahaan, baik Perusahaan Tertutup maupun Perusahaan Terbuka
sebagai badan hukum memiliki “modal dasar” yang disebut juga authorized
capital, yakni jumlah modal yang disebutkan atau dinyatakan dalam Akta
Pendirian atau Anggaran Dasar (AD) Perusahaan. Modal dasar tersebut, terdiri
dan terbagi dalam saham atau sero (andelen, share, stock).Modal yang terdiri dan
dibagi dalam saham dan sero itu dimasukkan para pemegang saham dalam status
mereka sebagai anggota Perusahaan dengan jalan membayar saham tersebut
kepada perusahaan. 6
Dalam pasal 1 angka 7 UUPT 2007 disebutkan bahwa Perusahaan Terbuka
atau Perusahaan Publik adalah Perusahaan Publik atau Perusahaan yang
melalukan penawaran umum saham. Yang artinya adalah Perusahaan terserbut,
menawarkan atau menjual saham atau efeknya kepada masyarakat di pasar modal.


5

Puji Harayu, Pengaruh Kepemilikan Saham Publik Profitabilitas dan Pengungkapan dan
Media Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Property dan Real
Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013,(Fakultas Akuntansi Universitas
Negeri Semarang, Semarang, 2015), Hal. 21
6
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta:Sinar Grafika, 2013), Hal. 34

3

Universitas Sumatera Utara

Komposisi pemegang saham di perusahaan terbuka tidak selamanya
tetap.Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham.
Dalam perjalanan waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau
pendiri bisa saja mengalihkan kepemilikannya ke pihak lain.
Perjalanan sebuah perusahaan memang tidak bisa diterka karena hal itu
menyangkut sikap manusia yang mengendalikannya. Pada satu kurun waktu
tertentu pihak pengendali sangat antusias untuk mengembangkan, namun pada

kurun waktu yang lain entah karena jenuh, atau karena himpitan utang atau karena
ingin kosentrasi di bisnis lain pihak pengendali melepas mayoritas sahamnya ke
pihak lain.
Banyak contoh untuk itu. Pada 2002 misalnya, Pemerintah RI melalui
Kementerian BUMN melepas 41,92 persen saham PT Indosat Tbk (ISAT) ke
Temasek Holding Pte Ltd seharga Rp12.950 per saham atau Rp5,62 triliun yang
kemudian pada Juni 2008 dilepas lagi oleh Temasek Holding ke Qatar Telecom
(QTEL) senilai 2,4 miliar dolar Singapura atau USD1,8 miliar. Contoh lain adalah
langkah Putera Sampoerna yang melepas hampir seluruh sahamnya di PT HM
Sampoerna Tbk (HMSP) ke Philip Morris, produsen rokok asal Amerika Serikat.
Jika ditelusuri, masih banyak contoh lain yang bisa digali. 7
Transaksi material yang menyebabkan terjadinya perubahan pemegang
saham pengendali sering disebut dengan istilah take over(dalam Bahasa Inggris)
atau

dalam

Undang-undang

Nomor


40

tahun

2007

dikenal

sebagai

7

http://economy.okezone.com/read/2011/06/06/226/464799/tender-offer , diakses pada
tanggal 24 Januari 2017, pukul 13.05.

4

Universitas Sumatera Utara


pengambilalihan. 8 Baik Undang-undang Perseroan Terbatas maupun Peraturan
Pemerintah tentang Marger, Konsolidasi dan Akuisisi Perseroan Terbatas Nomor
27 tahun 1998 mengartikan akuisisi perusahaan sebagai suatu akusisi saham saja,
Jadi, tidak termasuk akuisisi asset atau akuisisi lainnya seperti akuisisi bisnis. 9
Felix Oentoeng Soebagio dalam pidatonya saat pengukuhannya sebagai
Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum
Universitas Indonesia pada hari Rabu tanggal 12 Novemver 2008 mengatakan 10:
”Dalam perspektif hukum, secara umum ada tiga cara pelaksanaan
akuisisi (take over). Pertama, mengambil alih saham-saham perusahaan
yang akan diambil alih (share acquisition). Kedua, mengambil alih aset
(asset acquisition).Bahkan ada yang memasukkan, ketiga, penggabungan
sebagai akuisisi (merger approach).”
Sedangkan Tri Budiyono menjelaskan bahwa pengambilalihan (take over)
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu pengambilalihan (pembelian) saham
langsung dari pemegang saham dan pengambilalihan melalui Direksi. 11
Jika saham yang akan dibeli adalah saham perusahaan terbuka, maka
pembelian sampai jumlah tertentu saham haruslah dengan prosedur tender offer,
yakni suatu prosedur yang menawarkan juga kepada pemegang saham lain jika

8


Munir Fuady I, Hukum Tentang Akuisisi, Take Over, dan LBO(Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2004), hal. 3
9
Ibid, hal. 4
10
Pidato Felix Oentoeng Soebagio, Akusisi Perusahaan di Indonesia: Tujuan,
Pelaksanaan dan Permasalahannya (saat saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam
Ilmu Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada hari Rabu tanggal 12
Novemver 2008), http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol20496/akuisisi-perusahaan-tidakbisa-dilakukan-dengan-cara-penggabungan , diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12.00
WIB
11
Tri Budiyono, Hukum Perusahaan(Salatiga : Griya Media, 2011), hal. 219

5

Universitas Sumatera Utara

ada yang mau juga menjual saham-sahamnya dengan syarat dan ketentuan
tertentu. 12

Seperti telah disebutkan bahwa untuk akuisisi, dalam bahasa Inggris
disebut dengan istilah “acquisition”, disebut juga dengan istilah “take over”.
Ungkapan take over itu sendiri terdiri dari “friendly take over”

(akuisisi

bersahabat) yang merupakan akuisisi biasa dan “hostile take over” (akuisisi tidak
bersahabat). 13
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara
paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham
perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar.
Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan
manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional
perusahaan. 14Jika hostile take over itu dilakukan secara wajar dan transparan
maka ia tidak akan merugikan pemegang saham publik atau minoritas. Namun,
jika hostile take over dilakukan dengan pihak yang terafiliasi dan kurang
transparan maka bukan tidak mungkin menimbulkan kerugian pada investor
publik.
Ridwan HR mengemukakan bahwa dalam pergaulan masyarakat, banyak
terjadi hubungan hukum yang muncul sebagai akibat adanya tindakan-tindakan

hukum dari subjek hukum.Tindakan hukum ini merupakan awal lahirnya
12

Munir Fuadi I, Op. Cit, hal. 9
Ibid.
14
http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-serta-pengertian-ekspansi-bisnismerger-akuisisi-hostile-take-over-dan-leverage-buyout.html , diakses pada tanggal 9 Februari
2017, pukul 13.18.
13

6

Universitas Sumatera Utara

hubungan hukum (rechtsbetrekking), yakni interaksi antar subjek hukum yang
memiliki relevansi hukum atau mempunyai akibat-akibat hukum. Agar hubungan
hukum antarsubjek hukum itu berjalan secara harmonis, seimbang dan adil, dalam
arti setiap hukum mendapatkan apa yang menjadi haknya dan menjalankan
kewajiban yang dibebankan kepadanya, hukum tampil sebagai aturan main dalam
mengatur hubungan hukum tersebut. 15
Sama halnya dalam penawaran tender (tender offer) yang disebutkan
diatas, agar kegiatan penawaran tender (tender offer) dapat berjalan harmonis,
seimbang dan adil perlulah setiap pihak-pihak yang terlibat didalamnya
mengetahui dan memahani apa saja hak dan kewajiban dalam melakukan
penawaran tender (tender offer). Hal ini pun perlu diketahui agar meminimalisir
terjadi nya kerugian yang akan ditanggung oleh investor-invertor publik.
Maka dari itu penulis berpikir perlulah di buat suatu penelitian yang
membahas mengenai hak dan kewajiban tersebut. Oleh karena itu penulis
mengangkat suatu penulisan skripsi dengan judul “Perlindungan Hukum terhadap
Investor Publik dalam Penawaran Tender (tender offer)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan penulis diatas, maka perlu
dilakukan penelitian mengenai perlindungan terhadap investor publik dalam

15

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
hal. 279-280

7

Universitas Sumatera Utara

penawaran tender. Untuk itu berikut adalah rumusan masalah yang akan diangkat
dalam penulisan skripsi ini :
1. Bagaimanakah pengaturan penawaran tender di Indonesia?
2. Bagaimanakahakibat hukum penawaran tender (tender offer) terhadap
perusahaan yang melakukannya?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap investor publik dalam
penawaran tender (tender offer)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam menyusun skripsi adalah untuk :
1. Mengetahui pengaturan penawaran tender (tender offer) di Indonesia
2. Mengetahui akibat hukum penawaran tender (tender offer) terhadap
perusahaan yang melakukannya
3. Mengetahui perlindungan hukum terhadap investor publik dalam
penawaran tender (tender offer)

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan
tujuan

yang

ingin

dicapai

maka

diharapkan

penelitian

ini

dapat

memberikanmanfaat sebagai berikut :

8

Universitas Sumatera Utara

1. Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan untuk meningkatkan
perlindungan hukum terhadap Investor-investor publik yang ada di Indonesia.
2. Masyarakat Umum
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi masyarakat umum
bahwa dalam pelaksanaan penawaran tender (tender offer) pemerintah
memberikan perlindungan hukum pada investor dalam hak-hak dan kewajibankewajiban investor maupun emiten.

E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di Perpustakaan Pusat
Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
maka diketahui bahwa belum pernah dilakukan penulisan yang serupa mengenai
“Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender
(Tender offer)”.Pada dasarnya belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
meskipun ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan
judul penelitian ini.
Adapun penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan adalah Penelitian
yang dilakukan oleh M. Arif Syahputra Harahap, Tahun 2004, Mahasiswa
Fakultas Hukum Departemen Hukum Ekonomi, Program kekhususan Hukum
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaturan Tender offer
dalam Pasal Modal Indonesia”.
Pokok masalah dari penelitian adalah:

9

Universitas Sumatera Utara

a. Dimanakah pengaturan mengenai Tender offer dalam Pasar Modal?
b. Bagaimanakah Prosedur Hukum dari Tender offer didalam Pasar Modal
Indonesia?
c. Bagaimanakah konsekuensi yang terjadi terhadap Perusahaan Terbuka
pasca Tender offer?
Perbedaan antara penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian ini adalah
bahwa:
a. Penelitian

terdahulu

membahas

mengenai

pengaturan-pengaturan

mengenai penawaran tender (tender offer) sedangkan penelitian ini
membahas mengenai perlindungan investor publik dalam penawaran
tender (tender offer)
b. Penelitian ini menggunakan data-data yang terbaru serta peraturanperaturan yang baru yaitu Keputusan BAPEPAM sementara penelitian ini
menggunakan peraturan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang
terbaru.
c. Penelitian terdahulu membahas penawaran tender (tender offer) yang
dilakukan pada 2 (dua) jenis perseroan yaitu perseroan tertutup dan
perseroan terbuka, berbeda dengan penelitian ini yang membahas
penawaran tender (tender offer) yang dilakukan pada perseroan terbuka
saja.
Dengan demikian, penulisan skripsi ini bukan hasil tiruan atau
penggandaan karya tulis orang lain. Dan penulisan skripsi ini adalah sebuah karya
ilmiah yang asli.Kalaupun terdapat pendapat atau kutipan dalam skripsi ini, hal

10

Universitas Sumatera Utara

tersebut hanya sebagai factor pendukung dan pelengkap dalam menyelesaikan
skripsi ini. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah ditulis
oleh orang lainsebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta
pertanggungjawaban.

F. Tinjauan Kepustakaan
1.

Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan

terhadap subjek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Dengan kata lain, perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi
hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,
kepastian, kemanfaatan, kedamaian, dan ketentraman bagi segala kepentingan
manusia yang ada dalam masyarakat. 16
Menurut Sumantoro, hukum mempunyai empat fungsi, yaitu 17 :
a. Hukum sebagai pemelihara ketertiban;
b. Hukum sebagai sarana pembangunan;
c. Hukum sebagai sarana penegak keadilan; dan
d. Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat.

16

Eko August Sihombing, Skripsi :Tanggungjawab Perusahaan Penerbangan Terhadap
Pengangkutan Orang dan Barang dalam Pengangkutan Udara Ditinjau dari Undang-udang No. 1
Tahun 2009, (Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2010), hal. 9
17
Sumantoro, Hukum Ekonomi (dalam Skripsi : Dedi Ronal GPerlindungan Hukum Hak
Cipta Terhadap Industri Kretatif di Indonesia, Medan : Fakultas Hukum, Universitas Sumatera
Utara, 2012, hal. 12)

11

Universitas Sumatera Utara

Disamping itu, Darji Darmodiharjo dan Sidharta mengatakan bahwa
hukum mempunyai berbagai fungsi. Adapun fungsi tersebut adalah: 18
a. Hukum berfungsi sebagai system control social. Dalam fungsi ini, hukum
memuat norma-norma yang mengontrol perilaku individu dalam berhadapan
dengan kepentingan dari individu-individu yang lain dalam kedihupan social.
b. Sistem hukum berfungsi sebagai sarana penyelesaian konflik (dispute
settlement)
c. Sistem adalah untuk memperbaharui masyarakat (Social engineering)
Hukum mempunyai tugas memberi jaminan dalam bentuk perlindungan
kepada manusia, karena hukum tersebut diasakan oleh manusia agar hukum dapat
mengatur tentang pembagian hak dan kewajiban antar perorangan didalam
masyarakat sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan oleh hukum sesuai
dengan tujuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara tersebut. 19
Intinya, perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan
martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia, yang dimiliki oleh
subjek hukum dalam negara hukum, berdasarkan ketentuan hukum dari
kesewenangan. 20
Dengan demikian dapat diartikan bahwa perlindungan hukum adalah
bentuk perlindungan yang diberikan negara dalam bentuk peraturan perundang-

18

Darji Darmodiharjo dan Sidharta, Pokok-pokok FIlsafat Hukum, Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia (dalam Muhamad Sadi Is, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta :
Prenadamedia Group, 2015, hal. 181)
19
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Liberty,
1988), hal. 38
20
Philipus M. Hudjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, (Surabaya : PT.
Bina Ilmu, 1987), hal. 33

12

Universitas Sumatera Utara

undangan untuk melindungi atau memberikan jaminan hukum kepada warga
negaranya.

2.Investor Publik
Investor merupakan pihak terpenting yang berperan di dalam kegiatan
pasar modal.Bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal
adalah keberadaan investor.Investor yang terlibat dalam pasar modal Indonesia
adalah investor domestik dan asing, perorangan dan institusi yang mempunyai
nkarakteristik masing-masing. 21
Investor berasal dari Bahasa Inggris, yang dalam Bahasa Indonesia
artinya adalah Penanam Modal. 22Beberapa ahli mencoba merumuskan Investor
dalam sebuat definisi sebagai berikut:
Menurut Siswanto Sudomo, Investor adalah individu atau unit ekonomi
yang menanamkan tabungannya dalam bentuk asset dengan harapan memperoleh
hasil atau return dimasa yang akan datang. 23
Menurut M. Irsan Nazarudin, Investor adalah perorangan atau lembaga
yang dananya pada efek perusahaan tertentu. 24

21

Harianto Farried dan Sudomi Siswanto, Perangkat dan Teknis Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia (dalam Skripsi : Juli Gemili, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Atau
Pihak Ketiga Dalam Laporan Keuangan Menyesatkan Di Pasar Modal, Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, 2010, hal 10)
22
Salim HS., Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia (dalam skripsi M. Ikhsan D.
Siregar, Perlindungan Hukum Terhadap Investor Reksa Dana Perbankan, Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, 2009, hal.10)
23
Siswanto Sudomo, Perkembangan Pasar Modal di Indonesia dan Dampaknya Bagi
Para Investor (dalam Skripsi : Jona Agusmen: Pertanggungjawaban Perdata Manajer Investasi
Terhadap Investor Dana Saham, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009, hal 15)
24
Ibid, hal 15

13

Universitas Sumatera Utara

Investor yang dimaksud dalam skripsi ini adalah investasi Tidak
Langsung (Portfolio Investment) dimana investor dapat melakukan investasi
namun tidak terlibat secara langsung dan cukup dengan memegangnya dalam
bentuk saham dan obligasi.Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan
investasi jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di
pasar uang.Investasi ini disebut sebagai investasi jangka pendek karena pada
umumnya mereka melakukan jual saham dan atau mata uang dalam jangka waktu
yang relatif singkat, tergantung kepada fluktuasi nilai saham dan atau mata uang
yang hendak mereka perjualbelikan.UU Penanaman Modal sebenarnya sudah
membedakan secara tegas antara investasi langsung (direct investment) dan
investasi tidak langsung (portfolio investment). Hal ini dapat dilihat dalam
penjelasan Pasal 2 undang-undang tersebut, yang mengatakan: “yang dimaksud
dengan penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia
adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak
langsung atau portofolio.” 25
Skripsi ini membahas mengenai Investor Publik, yang mana publik yang
dimaksud bukanlah publik dalam artian masyarakat luas.Publik yang dimaksud
dalam skripsi ini adalah mengacu pada status sebuah perusahaan, yaitu
Perusahaan Publik.
Dalam Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, berbunyi:

25

http://resumehukum.blogspot.co.id/2014/03/direct-investment-indirectinvestment_25.html, diakses tanggal 25 Mei 2017, pukul : 22.27 WIB

14

Universitas Sumatera Utara

“Perseroan publik adalah Perseroan yang telah memenuhi kriteria jumlah
pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan.” 26
Rujukan peraturan perundang-undangan yang dimaksud Pasal 1 angka 8
UU Perseroan Terbatas ini adlaah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal. Dalam hal ini pasal 1 angka 22. Menurut pasal ini, agar Perseroan
menjadi Perseroan Publik, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1).

Saham Perseroan yang bersangkutan, telah dimiliki sekurangkurangnya 300 (tiga ratus pemegang saham)

(2).

Memiliki modal disetor (gestort capital, paid up capital) sekurangkurangnya Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)

(3).

Atau suatu jumlah pemegang saham dengan jumlah modal disetor
yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah. 27

Factor yang disebut diataslah yang menjadi landasan hhukum
menentukan kriteria suatu Perseroan menjadi Perseroan Publik. Apabila
pemegang sahamnya telah mencapai 300 (tiga ratus) orang, dan modal disertai
mencapai Rp 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah), Perseroan tersebut telah
memenuhi kriteria sebagai Perseroan Publik.
Kalua Perseroan telah memenuhi kriteria yang disebut diatas, Perseroan
itu harus mematuhi ketentuan pasal 24 UU Perseroan Terbatas, yaitu:
(1). Perseroan yang telah memenuhi kriteria sebagau Perseroan Publik,
wajib mengubah AD menjadi Perseroan Terbuka (Perseroan Tbk),

26
27

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
M. Yahya Harahap, Op.cit, hlm 40

15

Universitas Sumatera Utara

(2). Perubahan AD dimaksud, harus dilakukan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut,
(3). Selanjutnya, Direksi Perseroan “wajib” mengajukan pernyataan
pendaftaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pasar modal. 28
Maka dari beberapa penjabaran diatas, dapatlah dilihat bahwa defisi dari
Investor Publik adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai
saham dana tau menanamkan modalnya pada perusahaan yang go publik di Pasar
Modal. 29

3.Penawaran Tender (Tender offer)
Robert Clark menyatakan pengertian Tender offersebagai berikut : 30
atender offer occurs when one company (or an individual, or a group of persons)
invites or solicits shareholders of a target company to tender their share for sale
at some specified consideration.
Henry Cheesman memberikan pengertian Tender offer sebagai
berikut 31 :
An offer that an acquirer makes directly to a target corporation s
shareholders in an effort to acquire the target corporation.
Pengertian Tender offer menurut Jorn Downes dan Jordan Elliot Gordan:
28

Ibid.
Mukhti, Tesis :Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan
Pencatatan (Delisting)Saham Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia, (Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, 2008), hal. 34
30
Robert Clark, Corporate Law,(Canada:Little, Brown and Company), 1986, hal. 94
31
Henry Cheesman, (Bussines Law : The Legal, Ethical, and International Envirotment,
Third Edition, USA : Prentice-Hall Inc, 1998), hal. 667
29

16

Universitas Sumatera Utara

Penawaran tender (tender offer) adalah penawaran untuk membeli saham
suatu perseroan, biasanya pada suatu premi diatas harga saham, dengan
pembayaran tunai, sekuritas atau keduanya. Hal ini sering dilakukan
dengan untuk menguasai perusahaan sasaran. Suatu penawaran tender
(tender offer) dapat timbul negosiasi bersahabat antara perusahaan dan
calon pembeli perseroan, atau mungkin tidak diinginkan dan
kemungkinan tidak bersahabat. Hal ini dapat menimbulkan perlawanan
dari perusahaan yang menjadi sasaran. 32
Penawaran Tender (Tender offer), menurut Iswi Hariyani dan R. Serfianto
D.P, adalah penawaran melalui media massa untuk memperoleh efek bersifat
ekuitas dengan cara pembelian atau pertukaran dengan efek lainnya 33
Maka dari definisi yang telah dijabarkan diatas dapat dilihat bahwa
Penawaran Tender (Tender offer) adalah penawaran saham secara terbuka yang
dilakukan media massa dimana biasanya harga saham yang ditawarkan tersebut
berada diatas harga pasar saham dan penawaran tender (tender offer) tersebut
dapat berakibat beralihnya pengendalian perusahaan dari satu tangan ke tangan
lain.

Jenis-Jenis Penawaran Tender: 34
1. Mandatory Tender Offer (Penawaran Tender Wajib)
Mandatory Tender Offer adalah penawaran tender yang wajib dilakukan
sebagaiakibat dari adanya suatu pengambilalihan saham yang dapat menyebabkan
perubahan padapengendalian perusahaan terbuka yang diambilalih. Hal tersebut
32

Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal cetakan pertama, (Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Program Pascasarjana, Jakarta, 2001), hal. 178, dikutip dari Downes, John
dan Elliot Goodman, Dictionary of Financa and Investment Term, diterjemahkan oleh Soesanto
Budhidarmo, (Jakarta: Elex Media Kompotindo, 1991).
33
Iswi Hariyani, R. Serfianto D.P, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal,(Jakarta
Selatan : Visi Media, 2010), hal. 173
34
Jurnal Hukum oleh Velliana Tanaya dan Daniel Andreas Soetandi Perlindungan Hukum
terhadap Pemegang Saham Minorias dalam Transaksi Backdoor Listing melalui Akuisisi di
Indonesia.(Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2014) hal. 10

17

Universitas Sumatera Utara

bisa dilihat dari KeputusanKetua Bapepam-LK Nomor 264/BPL/2011 (Peraturan
Nomor IX.H.1) tentangPengambilalihan Perusahaan Terbuka, yang memberi
pengertian kepada penawaran tenderwajib sebagai penawaran untuk membeli sisa
saham Perusahaan Terbuka yang wajibdilakukan oleh Pengendali Baru.

2. Voluntary Tender Offer (Penawaran Tender Sukarela)
Menurut Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor 263/BPL/2011 (Peraturan
NomorIX.F.1) tentang Penawaran Tender Sukarela, penawaran tender sukarela
adalah penawaranyang dilakukan secara sukarela oleh Pihak untuk memperoleh
efek bersifat ekuitas yangditerbitkan oleh Perusahaan Sasaran dengan cara
pembelian atau pertukaran dengan efeklainnya melalui Media Massa.
Penawaran tersebut bisa dilakukan melalui bursa efek maupun di luar
bursa efek.Transaksi di luar bursa efek dilakukan secara langsung oleh penjual
dan pembeli efek.

G. Metode Penulisan
Dalam usaha pengumpulan data-data untuk melengkapi dan menyusun
skripsi ini, penulis telah mengumpulkan bahan-bahan yang dirasa perlu untuk
dapat mendukung penulisan skripsi itu sendiri, dan pada akhirnya hasil yang
diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
1. Spesifikasi Penelitian
a. Tipe Penelitian

18

Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar dapat mencapai tujuan dan
dapat

lebih

terarah

serta

dapat

dipertanggungjawabkan,

maka

penulis

menggunakan jenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang difokuskan
untuk mengkaji kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hal ini adalah norma
perundang-undangan. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif
atau kepustakaan mencakup 35:
1. Penelitian terhadap asas-asas hukum
2. Penelitian terhadap sistematika hukum
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal
4. Penelitian sejarah hukum
5. Penelitian perbandingan hukum
Maka dari itu penelitian ini akan menggunakan penelitian sistematika
hukum, adapun hal tersebut dikarnakan penulis dalam menjawab rumusanrumusan masalah dalam skripsi ini akan melihat pada perundang-undangan yang
mengaturnya. Setiap permasalah akan didapatkan pemecahannya dengan mencari
dasar-dasar hukum yang mengatur hal tersebut ataupun dengan mencari
pengaturan-pengaturan yang berkaitan dengan permasalan sehingga dapat
diperoleh suatu jawaban dari permasalah tersebut.
Dalam sistematika hukum ditelaah dengan mengkaji perundang-undangan
yang antara lainKeputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-246/BL/2011 tentang
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, SEOJK No. 35/SEOJK.4/2016 tentang
Penawaran Tender Wajib Sebagai Akibat Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

35

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986) hal. 5

19

Universitas Sumatera Utara

Dalam Rangka Mendukung Undang-undang Tentang Pengampunan Pajak, dan
lainnya.
b. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan masalah dengan
cara menjabarkan fakta secara sistematis, factual dan akurat. 36 Penelitian
deskriptif juga merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan baik yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek
yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. 37
2. Data Penelitian
Lazimnya didalam penelitian, dibedakan antara data yang diperoleh
langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka. 38Yang pertama disebut data
primer atau data dasar (primary data atau badic data) dan yang kedua adalah data
sekunder (secondary data).Data primer didapat langsung dari sumber pertamanya,
yakni perilaku masyarakat, melalui penelitian.Data sekunder antara lain mencakup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud
laporan, buku harian dan seterusnya. 39
Data penelitian dalam skripsi ini diambil dari data-data sekunder.
Adapun data-data sekunder yang ingin dimaksud adalah :

36

Bambang Sunggono, Metode Penulisan Hukum (Jakarta : PT. Rajawali Press, 2001),

hal. 36
37

Skripsi : Betric Yolanda Banjarnahor, Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait
Fluktuasi Harga Saham Ditinjau dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2016, hal. 18
38
Soerjono Soekanto, Op. Cit, hal. 11
39
Ibid, hal. 12

20

Universitas Sumatera Utara

a. Bahan hukum primer, yaitu dokumen-dokumen yang mengikat dan
ditetapkan oleh pihak berwenang seperti Peraturan Dasar Perundangundangan. Dalam hal ini seperti Undang-undang No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-246/BL/2011
tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Peraturan OJK

No.

31/POJK.04/2015 Tentang keterbukaan Atas Informasi atau Fakta Material
Oleh Emiten atau Perusahaan Publik , Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 12/Seojk.07/2014 Tentang Penyampaian Informasi
Dalam Rangka Pemasaran Produk Dan/Atau Layanan Jasa Keuangan,
Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dan peraturan perundang-undangan
lainnya.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu : semua dokumen yang merupakan
informasi atau hasil kajian tentang skripsi ini seperti, koran-koran,
majalah-majalah, karya tulis ilmiah, dan lain-lain. Serta beberapa sumber
dari internet yang berkaitan dengan skripsi ini.
c. Bahan hukum tersier, yaitu: bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelesan dari bahan hukum primer seperti kamus istilah hukum ekonomi
dan juga buku mengenai metode penulisan hukum untuk memberikan
penjelesan mengenai teknik penulisan skripsi.
3. Teknik Pengumpulan Data

21

Universitas Sumatera Utara

Dalam peneletian pada umumnya dikenal 3 (tiga) jenis teknik
pengumpul data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau
observasi dan wawancara atau interview. 40
Adapun teknik pengumpulan data dari penulisan skripsi ini, penulis
lakukan melalui studi pustaka (library research) dan juga melalui bantuan media
elektronik, yaitu layanan internet.Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis
memadukan, mengumpulkan, menafsirkan dan membandingkan buku-buku dan
arti-arti yang berhubungn dengan judul skripsi Perlindungan Hukum terhadap
Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender offer) ini.
4. Analisis Data
Dalam penelitian normatif, maka pengolahan data pada hakekatnya
berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum
tertulis tersebut. 41Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhdap bahan-bahan
hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis akan meneliti sistematika
peraturan perundang-undangan tertentu. Hal ini dilakukan terhadap peraturan
perundang-undangan yang mengatur bidang tertentu atau beberapa bidang yang
berkaitan. Disini penulis tidak meninjau peraturan perundang-undangan dari sudur
penyusunannya secara teknis, akan tetapi penulis akan menelaah pengertianpengertian dari system hukum yang terdapat didalam peraturan perundangundangan tersebut.

40
41

Soerjono Soekanto, Op.cit, hal. 21
Ibid, hal. 251

22

Universitas Sumatera Utara

Pertama-tama penulis akan mengumpulkan peraturan perundangundangan dari bidang-bidang tertentu yang menjadi pusat perhatian penulis.
Kemudian penulis akan membuat suatu pengklasifikasian peraturan perundangundangan. Setelah itu penulis akan melakukan analisa dengan menggunakan
pengertian-pengertian dasar dari system hukum seperti : hak dan kewajiban,
hubungan hukum, peristiwa hukum dan lain sebagainya.
Analisa yang akan dilakukan penulis hanya terhadap pasal-pasal yang
isinya merupakan kaedah hukum. Setelah dilakukan analisa, maka konstruksi
dilaksanakan dengan cara memasukkan pasal-pasal tertentu kedalam kategorikategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari system hukum tersebut.
Kemudian, pendekatan yang dilakukan penulis dalam menyajikan
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini akan mengolah dan
menyajikan data tentang permasalahan hukum mengenai perkembangan
Perlindungan Hukum terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender
offer). Sehingga akan diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan
yang telah dirumuskan.

H. Sistematika Penulisan
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya
harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulis skripsi ini, maka
diperlukan suatu sistematika penulisan yang teratur yang penulis bagi dalam bab
per bab, dimana masing-masing bab ini saling berkaitan antara satu sama lain.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

23

Universitas Sumatera Utara

BAB I merupakan bab PENDAHULUAN. Pada bab ini merupakan awal
dari penulisan skripsi ini, dimana terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB

II

diberikan

judul

:TINJAUAN

UMUM

MENGENAI

PENAWARAN TENDER DI INDONESIA. Pada bab ini berisi mengenai
Pengaturan Penawaran Tender (Tender offer), Pihak-pihak yang Terlibat dlam
Penawaran Tender (Tender offer), Prosedur Penawaran Tender (Tender offer),
Larangan-larangan dalam Penawaran Tender (Tender offer) dan Keterbukaan
dalam Penawaran Tender (Tender offer)
BAB III, Penulis berikan judul :AKIBAT HUKUM PENAWARAN
TENDER

(TENDER

OFFER)

TERHADAP

PERUSAHAAN

YANG

MELAKUKANNYA. Pada bab ini berisi mengenai Faktor-faktor Dilakukannya
Penawaran Tender (Tender offer) oleh Perusahaan Terbuka dan Akibat Penawaran
Tender (Tender offer) Terhadap Perusahaan Terbuka
BAB IV, bab ini diberi judul :PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR
PUBLIK DALAM PENAWARAN TENDER (TENDER OFFER). Bab ini
merupakan bab yang membahas mengenai judul dari skripsi yang sedang ditulis.
Pada bab ini akan berisi tentang Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Penawaran
Tender (Tender offer), Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum bagi Investor Publik
dalam Penawaran Tender (Tender offer), dan Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dalam Perlindungan terhadap Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender
offer)

24

Universitas Sumatera Utara

BAB V, diberikan judul :PENUTUP. Bab ini merupakan bagian terakhir
dari penulisan skripsi ini.Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari
keseluruhan isi.Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar.Saran
merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam
pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

25

Universitas Sumatera Utara