Perlindungan Hukum Terhadap Investor Publik Dalam Penawaran Tender (Tender Offer) Chapter III V

BAB III
AKIBAT HUKUM PENAWARAN TENDER (TENDER OFFER)
TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKANNYA
A. Faktor-Faktor Dilakukannya Penawaran Tender (Tender Offer) Oleh
Perusahaan Terbuka
Sebenarnya pengambilalihan (akuisisi) dengan penawaran tender (tender
offer) merupakan suatu cara dalam melakukan ekspansi perusahaan. Adapun yang
dimaksud dengan ekspansi perusahaan merupakan suatu proses perluasan atau
pengembangan usaha dengan tujuan mencapai efisiensi dan meningkatkan kinerja
perusahaan. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ekspansi
internal (Internal Growth) dan ekspansi eksternal (External Growth). Ekspansi
internal adalah pengembangan perusahaan yang dilakukan tanpa melibatkan
organisasi di luar perusahaan misalnya penggunaan metode penjualan baru,
penekanan biaya produksi, peningkatan kapasitas produk, dll. Sedangkan
ekspansi eksternal adalah pengembangan perusahaan yang melibatkan organisasi
di luar perusahaan misalnya penggabungan usaha. Maka dapatlah dikatakan
penawaran tender merupakan ekspansi perusahaan dengan cara external. Hal ini
disebabkan bahwa tujuan dari dilakukannya suatu penawaran tender (tender offer)
adalah untuk mengubah system orgaisasi perusahaan tersebut dengan cara
mengganti pengendali perusahaan tersebut. 74


74

Munir Fuady, Hukum tentang Akuisisi, Take Over dan LBO( Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti, 2004) hal. 17

52

Universitas Sumatera Utara

Akuisisi haruslah memiliki nilai tambah, dalam artian bisnis hasil
penggabungan yang tercipta haruslah memiliki nilai lebih dibandingkan ketika
mereka masih berdiri sendiri-sendiri.
Munir Fuady menjelaskan bahwa ada beberapa latar belakang yuridis
dilakukannya akuisisi, adapun latar belakang tersebut adalah 75:
1. Akuisisi untuk Mengeksploitasi Energi
Salah satu alasan yang kerapkali ditemukan oleh orang-orang dalam
melakukan akuisisi adalah untuk menambah sinergi dari 2 (dua) perusahaan yang
bergabung kepemilikan setelah akuisisi tersebut. Untuk itu rumusan matematik
aneh yang berlaku untuk merger juga berlaku untuk akuisisi, yakni rumusan
sebagai berikut :

2+2=5
Kelebihan 1 (satu) berasal dari sinergi yang terbentuk karena akuisisi
tersebut.Memang banyak orang meyakini dan memang banyak terbukti dalam
praktek bahwa sinergi dari akuisisi tersebut memang ada.Dalam gal ini yang
dimaksudkan dengan sinergi asalah suatu bonus yang diperoleh karena usaha
bersama, dari bagian-bagian lain dari suatu organisasi.
Senergi dari suatu akuisisi akan didapatkan antara lain dari terdaoatnya
factor-faktor sebagai berikut:
a. Alih teknologi
75

Ibid, hal. 18

53

Universitas Sumatera Utara

b. Pengetahuan pemasaran
c. Pemotongan biaya
d. Harmonisasi produk

e. Penelitian dan pengembangan
f. Penggunaan sumber daya yang optimum
Karena itu, sebelum dilakukan suau akuisisi , haruslah terlebih dahulu
diukur seberapa jauh sinergi tersebut akan dicapai dengan melakukan akuisisi
yang bersangkutan. Jika ternyata sinerginya kurang dan alasan-alasan lain untuk
akuisisi juga diragukan, biasanya perusahaan akan memilih membuka cabang
yang baru ketimbang melaukan akuisisi usaha. Sebab tidak semua akauisisi dapat
menimbukan sinergi.
2. Akuisisi untuk meningkatkan bagian pasar
Akuisisi (dalam bentuk horizontal) dapat memperluas pasar dari produk
yang dihasilkan, karena masing-masing perusahaan yang digabungkan dengan
akusisi tersebut mempunyai pasarnya sendiri-sendiri. Akan tetapi, kendalakendala seringkali dihadapi dalam praktek, seperti kerja sama yang tidak jalan,
atau perubahan/penyesuaian yang tersendat.
3. Akuisisi untuk melindungi pasar
Akuisisi akan melindungi pasar jika dengan akusisi tersebut dapat
menyisihkan pesaing bisnis (jika perusahaan target adalah pesaing bisnis sendiri).
Dari segi yuridis, yang harus diperhatikan adalah jangan sampai akuisisi seperti

54


Universitas Sumatera Utara

itu bertentangan dengan peraturan tentang larangan monopoli dan antitrust di
nagara yang bersangkutan.
4. Akuisisi untuk mengakuisisi produk
Adakalanya

perusahaan

perlu

mengembangkan

usahanya

untuk

menghasilkan produk lain selain dari produk yang sudah ada. Untuk itu, dapat
dilakukan akuisisi terhadap perusahaan lain yang sedang mengkasilkan produk
lain yang dikehendakinya, dengan harapan produk tersebut nantinya setelah

akuisisi akan dikembangkan lebih lanjut. Tentu saja dalam melakukan akuisisi
tersebut, ikut pula dipertimbangkan nilai dari hak-hak yang akan beralih seperti
hak milik intelektual, perjanjian lisensi, usaha patungn dan lain-lain perjanjian
dengan pihak ketiga dari perusahaan yang akan diakuisisi tersebut. Factor lain
yang juga harus dipertimbangkan benar-benar adalah seberapa jauh produk baru
tersebut dapat dikembangkan oleh perusahaan yang melakukan akuisisi dan
seberapa besar biaya dan resiko-resiko untuk itu.
5. Akuisisi untuk memperkuat bisnis inti.
Adakalanya untuk memperkuat bisnis inti, suatu perusahaan perlu
melakukan akuisisi perusahaan lain. Tentunya yang diakuisisi tersebut adalah
perusahaan yang bergerak dibisnis inti tersebut.Dengan demikian, di harapkan
bisnis inti dari perusahaan yang bersangkutan menjadi semakin besar dan kuat.
6. Akuisisi untuk mendapatkan dasar berjiplak perusahaan luar negeri

55

Universitas Sumatera Utara

Untuk sebuah perusahaan, terutama yang berambisi untuk cepat
berkembang menjadi besar, seringkali diperlukan pengembangannya ke luar

negeri.Untuk itu mengakuisisi peruahaan di luar negeri (cross-boarder acquisition)
adalah salah satu jalan yang dapat ditempuh.Disamping jalan-jalan lain semisal
pendiri perusahaan joint venture.Dalam hal ini, juga perlu kehati-hatian.Sebab
cukup banyak juga setelah diakuisisi perusahaan diluar negeri, hasilnya justru
rugi.
7. Akuisisi untuk meningkatkan critical mass-competitive
Adakalanya suatu perusahaan dituntut untuk cepat menjadi besar untuk
dapat menjalankan bisnisnya.Misalnya, jika perusahaan tersebut ingin mengikuti
tender-tender mega proyek.Agar dapat mencapai ukuran yang besar secara cepat,
akuisisi perusahaan adalah jalan yang baik, termasuk akuisisi perusahaan diluar
negeri.Akan tetapi, bagi yang tidak matang pertimbangannya, akuisisi tersebut
bisa menjadi beban bagi perusahaan yang bersangkutan.Dewasa ini banyak
perusahaan yang dahulunya mengakuisisi perusahaan luar negeri, sekarang
perusahaan di luar negeri tersebut menjadi cabang-cabang yang selalu rugi dan
mengregoti kuangan dan bisnis grup perusahaan secara keseluruhan.
Kemudian, Edwin L Miller JR mencoba untuk menguraikan beberapa
faktor-faktor dilakukannya pengambilalihan.Ia mengatakan bahwa akuisisi
haruslah memiliki nilai tambah, dalam artian bisnis hasil penggabungan yang
tercipta haruslah memiliki nilai lebih dibandingkan ketika mereka masih berdiri
sendiri. Akuisisi saham dapat dilakukan untuk alasan yang murni ditujukan demi


56

Universitas Sumatera Utara

kepentingan rekayasa keuangan. 76Selanjutnya Edwin L Miller JR juga
menjelaskan bahwa akuisisi juga dilakukan untuk alasan-alasan selain sematamata demi kepentingan finansial jangka pendek. Meskipun sebuah transaksi pada
awalnya tidak persifat mendongkrak, pihak Pembeli mungkin masih ingin
mengambilalih sebuah bisnis karena potensi ekonominya dimasa depan, dengan
keyakinan bahwa akuisisi tersebut akan memiliki sifat mendongkrak karena
pertumbuhan dari bisnis hasil penggabungan tadi, atau karena penghematan biaya
yang dapat dicapai atau karena sinergi yang tercipta seiring berjalannya waktu 77.
Dibawah ini akan diuraikan mengenai alasan-alasan pengambilalihan
perusahaan, antara lain : 78
1. Skala Ekonomis
Dalam pengambilalihan atas perusahaan, skala ekonomis dapat dicapai
dimana pengambilalihan menghasilkan biaya produksi rata-rata yang lebih rendah
atau

dengan


menghilangkan

ketumpangtindihan

pekerjaan

dalam

organisasi.Contoh yang baik mengenai hal ini adalah konsolidasi dalam industry
perbankan.Bank-bank yang saling bersaing pada lokasi-lokasi yang berbeda dapat
bergabung dan merampingkan fungsi-fungsi operasi dan pemasaran mereka.
Bank-bank yang saling bersaing pada lokasi yang sama dapat bergabung untuk
meningkatkan basis konsumen sekaligus mengurangi biaya, misalnya biaya

76

Edwin L. Miller Jr. Mergers and Acquisitions - Panduan Praktis Sukses Merger &
Akuisisi dalam Kerangka Hukum, (New Jersey : John Wiley & Sons, Inc., 2008) hal. 17
77

Ibid, hal. 18
78
Ibid

57

Universitas Sumatera Utara

operasi kantor-kantor cabang yang tumpang tindih beroperasi pada lokasi yang
sama.
2. Waktu Untuk Mencapai Pasar
Salah satu varian dari skala ekonomis adalah perluasan sebuah lini produk.
Misalnya, pihak Pembeli akan mendapati bahwa membeli sebuah lini produk
beserta teknologi ikutannya akan lebih murah ketimbang mengembangkannya dari
nol, atau di mana pihak Pembeli tak dapay mengembangkannya sendiri karena
terhalang oleh portpfolio paten dari calon Target. Logika ini juga berlaku dalam
pengembangan gungsi bisnis tertentu.Contohnya penjualan dan pemasaran,
dimana biaya yang sejenis dan pertimbangan kecepatan merupakan sesuatu yang
nyata. Sebuah perusahaan dalam bisnis tertentu bisa jadi memiliki tim pemasaran
yang hebat dan teknologi yang menengah, sementara perusahaan Target dan

dibidiknya memiliki keadaan sebaliknya. Kondisi umum yang lain dalam arena
perusahaan teknologi adalah bahwa keenganan calon-calon konsumen potensial
untuk berhubungan dengan parusahaan teknologi yang kecil dan tidak stabil akan
hilang bila perusahaan tersebut diambil alih perusahaan lain yang lebih besar
dengan posisi yang lebih kuat di pasar.
3. Kombinasi Konsumen dan Pemasok
Dalam hal ini perusahaan membeli perusahaan pemasok, atau perusahaan
pemasok membeli perusahaan yang menjadi konsumennya.Sebuah perusahaan
dapat melakukan hal itu untuk mengurangi resiko ketergantungan pada pemasok

58

Universitas Sumatera Utara

luar.Memiliki fungsi pemasok juga dapat menghilangkan resiko penetapan harga
yang terlalu mahal.
4. Diversifikasi lini produk
Sebuah bisnis juga mungkin ingin didiversifikasi ke wilayah yang lain
untuk mengubah profil.
5. Akuisisi defensive

Kadang kala sebuah bisnis diambil alih karena pengaambilnya tengah
menghalangi gejolak yang amat parah dalam bisnisnya dan pengambilalihan ini
akan menghalangi sebuah penyebab dari gejolak tersebut. Salah satu contohnya
adalah perusahaan farmasi yang memiliki kekuatan pemasaran luar biasa, tetapi
mendapati bahwa masa paten untuk obat-obatan penting nyaris akan kadaluwarsa.
Mereka dapat melalakukan pengambilalihan atas obat-obatan baru yang
menjanjikan dan memasukkannya dalam jalur pemasarannya yang amat kuat.
6. Manajemen yang baru dan lebih baik
Para manajer bisa jadi tidak bertindak demi kepentingan terbaik para
pemegang sahamnya karena alasan-alasan tertentu. Maka mungkin adalah
manajer-manajer yang berkualitas rendah, malas, bodoh, tidak berpengalaman,
atau kombinaasi dari factor-faktor tersebut, atau mereka berusaha “mengalihkan”
asset-aset tertentu perusahaan demi kepentingan pribadi, seperti dengan
membayar gaji terlalu besar untuk diri mereka sendiri. Perusahaan yang

59

Universitas Sumatera Utara

melakukan pengambilalihan dapat berpikir untuk meningkatkan nilai dari bisnis
yang diambilalihya dengan mengganti anggota manajemennya.
7. Pengambilalihan terhadap pengendalian perusahaan
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pasar perdagangan publik
salah dalam menghargai saham-saham yang dipegang oleh publik karena nilai
saham yang ada di pasar merupakan gabungan nilai dari para pemegang saham
individu yang sebenarnya tidak memegang posisi kendali terhadap perusahaan.
Para penawar yang ingin membeli sebuah perusahaan dapat mengajukan
penawarannya untuk menangkap hak kendali yang ada pada tiap-tiap saham, yang
dikemudian hari akan dapat mereka uangkan dengan menjual saham tersebut pada
pembeli yang lain.
B. Akibat Hukum Dilakukannya Penawaran Tender(Tender Offer)
Konsekuensi yang dihadapi perusahaan terbuka pasca terjadinya tender
offer dengan maksud investor yang baru adalah berupa adanya perubahan direksi,
komisaris atau bahkan kebijakan-kebijakan penting yang dapat memperngaruhi
jalannya perusahaan publik tersebut. Selain itu dengan memberhentikan manager
dan karyawan yang mempunyai kontrak kerja jangka panjang., merubah rencana
pension, memotong investasi, mengurangi riset dan pengembangan serta
menurunnya daya saing. Investor baru tersebut dapat membuat kebijakankebijakan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri dengan menaikkan harga
khususnya

dibidang

penerbangan

dan

supermarket

dapat

merugikan

60

Universitas Sumatera Utara

masyarakat.Orientasi dari Investor baru tersebut adalah untuk mendapat
keuntungan dari dilakukannya penawaran tender (tender offer) tersebut.
Diluar itu pasca dari penawaran tender (tender offer) terhadap perusahaan
terbuka adalah dapat terjadinya Go Private yang diakibatkan berkurangnya jumlah
pemegang saham yang dipersyaratkan untuk itu.
Berikut akan dijelaskan mengenai akibat hukum dari tender offer.
1. Akibat Hukum Penawaran Tender (Tender Offer) Terhadap
Ketenagakerjaan
Pengakuisisian perusahaan tentu membawa konsekuensi dari sisi
manajerial. Perubahan itu bisa pada target yang semakin meningkat, peraturan
perusahaan semakin ketat, dan peningkatan kesejahteraan. Namun tidak jarang
perubahan itu justru tidak dapat diterima oleh sebagian karyawan lama 79.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa setiap perseroan yang
akan melakukan akuisisi harus memperhatikan karyawan perusahaan dan
memperhatikan kepentingan karyawan. Para pekerja dalam perusahaan yang
melakukan akuisisi merupakan salah satu pihak yang mesti diperhatikan dan
diperhitungkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan para
pekerja ini sebagai berikut:
Prinsip-prinsip umum mengenai kebijaksanaan kesejahteraan sosial yang
akan diterapkan setelah terjadi akuisisi.
79

Indra Yana, Tips Hukum Praktis Hak & Kewajiban Karyawan, (Jakarta : Raih Asa
Sukses, 2010), hal. 60

61

Universitas Sumatera Utara

a. Waktu yang pantas untuk berkonsultasi dengan organisasi pekerja.
b. Cara dan saat untuk menginformasikan adanya akuisisi kepada pekerja.
c. Cara-cara

untuk

mencagah

atau

setidak-tidaknya

mengeliminasi

kemungkinan materil kepada pihak pekerja, termasuk memberkan
kompensasi yang bersifat materil.
d. Aktiva khusus dari organisasi pekerja dalam perusahaan.
e. Suatu generasi terhadap keamanan dan ketersediaan pekerjaan setelah
dilakukan penggabungan.
Kasus yang sering terjadi dalam akuisisi, sering kali dengan alasan
peningkatan efisiensi dan perampingan usaha, setelah akuisisi sebagian pekerja
diputuskan untuk dilakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Pihak pekerja
biasanya tidak mempunyai upaya hukum apa pun untuk menolak PHK tersebut,
jika alasan PHK tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku, maka PHK tersebut sudah sah, meskipun dalam undangundang mensyaratkan perlindungan terhadap pihak karyawan perusahaan, di
samping perlindungan pihak-pihak lainnya, dalam hal terjadinya akuisisi.
Pada dasarnya berdasarkan ketentuan Pasal 61 Ayat (2) dan (3) UU
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa:
Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau
beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah.

62

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh
menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.
Akibat terjadinya peralihan perusahaan ( take over ) melalui jual beli
saham/aset, maka segala sesuatu yang menyangkut penyelesaian peralihan
tersebut, diselesaikan berdasarkan klausal dalam perjanjian jual beli saham/aset
yang dimaksud. Apabila dalam perjanjian jual beli perusahaan yang dimaksud
tidak terdapat kalausal atau tidak diperjanjikan hal-hal yang menyangkut
penyelesaian peralihan tersebut, termasuk penyelesaian status dan hak-hak atau
kewajiban terhadap karyawan, maka pada saat terjadinya pengakhiran hubungan
kerja, hak dan kewajiban yang berhubungan dengan karyawan menjadi tanggung
jawab pengusaha baru. Jika dalam perjanjian pengalihan perusahaan tidak diatur
dan diperjanjikan mengenai status hubungan kerja maka apabila karyawan akan di
lakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perhitungan masa kerjanya
diperhitungkan sejak dimulainya hubungan kerja di perusahaan yang dimaksud
dan hak-hak nya berlaku sebagaimana ketentuan dalam undang-undang
Ketenagakerjaan, yang semuanya menjadi tanggung jawab pengusaha baru. 80
Seperti yang telah diatur dalam Pasal 61 Ayat (2) UU Ketenagakerjaan
bahwa perubahan status perusahaan baik itu karena akuisisi atau pengambilalihan
tidak mengakibatkan berakhirnya perjanjian kerja antara perusahaan dengan
karyawan. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) baik itu atas permintaan karyawan sendiri dan Pemutusan
80

http://mantanburuh.wordpress.com, diakses tanggal 28 Mei 2017, pukul 11.33 AM

63

Universitas Sumatera Utara

Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan atas inisiatif dari perusahaan seperti yang
di atur dalam Pasal 61 Ayat (3) UU Ketenagakerjaan.
1) Hal Hubungan Kerja Berlanjut
Pasal 61 Ayat (2) UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa perubahan
status perusahaan baik itu karena akuisisi atau pengambilalihan tidak
mengakibatkan berakhirnya perjanjian kerja antara perusahaan dengan karyawan
Dalam hal terjadi pengambilalihan dan hubungan kerja tetap berlanjut, maka
status hubungan kerja buruh tetap dengan perusahaan yang membuat perjanjian
kerja. Hal ini karena pengambilalihan tidak mengakibatkan status perusahaan
yang diambilalih berakhir demi hukum, namun dalam organisasi perusahaan
akanada perubahan komposisi pemegang saham, suara dominan dalam RUPS dan
berpeluang adanya pengganti direksi. 81 Namun, bagi karyawan yang tetap akan
bertahan, perlu melakukan perundingan kembali dengan manajemen perusahaan
terkait hak dan kewajiban. Pembahasan itu untuk menentukan kembali berbagai
hal yang dapat mengganjal, seperti pengakuan masa kerja, beban kerja, dan
tunjangan, serta dapat pula memperbarui perjanjian kerja bersama yang sudah
ada. 82
Hal ini sesuai dengan syarat berlakunya syarat dalam melakukan akuisisi
atau pengambilalihan yang di atur dalam Pasal 126 Ayat (1) UUPT bahwa akuisisi
atau pengambilalihan wajib memperhatikan kepentingan karyawan perseroan, dan

81
82

https://izzuljustitia.com, diakses tanggal 28 Mei 2017, pukul 11.50 WIB
Indra Yana, Op. Cit., hal. 62

64

Universitas Sumatera Utara

karyawan yang memiliki hak untuk mengajukan keberatan terhadap rencana
pengambilalihan.
2) Hal hubungan kerja tidak berlanjut/ pemutusan hubungan kerja
Pada dasarnya perubahan status perusahaan akibat akuisisi tidak membuat
berakhirnya

perjanjian

kerja

antara

pengusaha/majikan

dengan

buruh/

pekerja.Namun, akibat dari akuisisi tersebut tidak menutup kemungkinan
terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam hubungan kerja yang tidak
berlanjut/ pemutusan hubungan kerja yang terjadi akibat pengambilalihan
perusahaan atau akuisisi pihak yang dapat memutuskan untuk melanjutkan atau
tidak melanjutkan hubungan kerja ialah:
3) Pemutusan hubungan kerja atas kemauan buruh/pekerja sendiri.
Akuisisi/Pengambilalihan, tidak mengakibatkan putusnya hubungan
kerja.Namun, apabila buruh/pekerja menyatakan tidak bersedia lagi melanjutkan
hubungan

kerja

maka

di

anggap

sebagai

mangundurkan

diri

secara

sukarela. 83Sehubungan dengan hal ini maka buruh/pekerja berhak mendapatkan
hak sesuai dengan Pasal 162 UU Ketenagakerjaan.
2. Akibat Hukum tender offer terhadap status perusahaan
Go Private merupakan aksi korporasi yang merupakan kebalikan dari
tindakan go public. Pada tindakan go public, suatu perseroan menjual sahamnya
kepada publik sehingga menjadi perseroan terbuka.Sebaliknya, pada tindakan go

83

www.hukumonline.com, diakses tanggal 28 Mei 2017 13.00 WIB

65

Universitas Sumatera Utara

private perseroan terbuka berubah statusnya menjadi perseroan tertutup.Alasan
suatu perseroan terbuka melakukan go private adalah karena merasa terbebani
oleh biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan kewajiban-kewajiban sebagai
perseroan terbuka. Adapun biaya dan kewajiban tersebut antara lain adalah
tingginya biaya konsultan hukum dan akuntansi, biaya penyelenggaraan RUPS,
kewajiban memenuhi peraturan pasar modal, kesibukan melayani analis surat
berharga, dan keterbatasan untuk melakukan transaksi dengan pihak afiliasi. 84
Beberapa dari alasan tersebut tentunya mengundang perdebatan karena
justru hal-hal itulah yang merupakan penunjang pelaksanaan prinsip good
corporate governance. 85Latar belakang perseroan melakukan Go Private bias juga
disebabkan karena tidak terpenuhinya maksud dan tujuan utama perusahaan pada
saat menjadi perusahaan Go Public. Dimana seharusnya dengan menjadi
perusahaan publik, perusahaan mendapatkan kemudahan untuk akses di dalam
pasar modal daripada perusahaan tertutup.Kelebihan ini menjadi dapat tidak
berarti apabila perusahaan tersebut tidak dapat masuk ke dalam pasar tersebut
dengan harga yang diterima.Image perusahaan sebagai perusahaan terbuka yang
dikatakan cenderung lebih stabil daripada perusahaan tertutup sering kali
dipertanyakan

dalam

berbagai

kondisi

ekonomi,

khususnya

pada

saat

depresi.Perusahaan dihadapkan pada pilihan, dan karenanya harus menentukan,
apakah gengsi yang didapat dari perusahaan publik adalah sepadan dengan biaya

84

Gunawan Mwidjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Publik dan Go Private di
Indonesia Jakarta : Kencana, 2009) hal. 33
85
http://blog.ub.ac.id/marisasovia/2013/04/20/go-public-and-go-private/ diakses tanggal
07 Juni 2017, pukul 20.00 WIB

66

Universitas Sumatera Utara

dan resiko serta kondisi yang semakin memburuk apabila tetap dipertahankan
sebagai perusahaan publik. 86
Go public dapat terjadi secara alamiah, misalnya secara wajar akhirnya
pemegang saham berkurang jumlahnya sehingga tidak lagi memenuhi
persyarakatan suatu perusahaan terbuka dan tidak dapat pula memenuhi
persyaratan bursa untuk tetap diperdagangkan sahamnya di Bursa Efek yang
bersangkutan. Karena itu, proses going private ini akan diikuti oleh proses
delisting perusahaan tersebut dari bursa-bursa yang ada. 87
Go Private dapat pula terjadi secara on purpose, yakni jika ada pihak
investor memborong saham-saham dari suatu perusahaan efek, lewat suatu tender
offer, dan berhasil membeli saham-saham dalam jumlah yang besar, sehingga
akibatnya jumlah pemegang saham efeknya juga menjadi kurang dan akibatnya
tidak lagi mencukupi persyaratan perusahaan terbuka. Cara going private ini
dilakukan dengan cara take over baik secara kurang bersahabat (hostile take over)
ataupun secara take over bersahabat (friendly take over) tetapi akibat yuridisnya
sama saja, yaitu perusahaan tersebut kembali menjadi perusahaan biasa (tertutup)
dan terpaksa pula harus di delist dari bursa-bursa yang ada. 88
Tender offer dilakukan dengan membeli saham perusahaan dengan jumlah
yang tertentu. Seperti yang dikemukan dalam angka 1 huruf c Lampiran IX.H.1,
yang mengatakan bahwa dalam melakukan tindakan pengambilalihan, maka

86

Ibid
Munir Fuady II, Op.Cit., hal. 75
88
Ibid
87

67

Universitas Sumatera Utara

minimal saham yang diambil alih adalah 50 %. Maka dari itu tidak menutup
menungkinan bahwa suatu perusahaan dapat berpotensi menjadi go publik karena
saham-sahamnya telah dibeli oleh perusahaan sasaran.
Tujuan utama emiten untuk bergerak di pasar modal adalah untuk mencari
dana yang lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan memperoleh pinjaman
dari bank. 89 Sehingga dapat dikatakan tujuan utama dari perusahaan yang ingin
masuk bursa, senantiasa dilandasi oleh pertimbangan ekonomi dimana perusahaan
tersebut bertujuan agar dapat memperoleh dana untuk keperluan pengembangan
usahanya.
Sebagai perusahaan yang telah menjadi milik publik, emiten dituntut untuk
lebih efisien dan terbuka kepada masyarakat. Selain itu, masuknya perusahaan ke
dalam Bursa merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan lain yang tidak listing di Bursa. Misalnya dalam hal mencari akses
atau sumber pendanaan lain tentu akan lebih mudah karena adanya factor
kepercayaan terhadap kredibiltas perusahaan tersebut. Namun ekspektasi dari
manfaat-manfaat ekonomi tidak akan tercapai bila tidak disertai dengan kinerja
emiten yang baik dan saham yang likuid. Perusahaan publik atau emiten yang
penyebaran kepemilikan sahamnya kecil atau tidak likuid besar kemungkinan
dapat dikenai sanksi delisting oleh Bursa. 90

89

Tavinayati dan Yulia Qamarti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2009) hal. 7
90
Fitri Wahyuni, Analisis Hukum Terhadap Pembelian Kembali Saham Sebagai Bentuk
Pengambilalihan Perseroan Terbuka dan Go Private Perusahaan, (Fakultas Hukum, Universitas
Sumatera Utara, 2009) hal. 96

68

Universitas Sumatera Utara

Pengenaan sanksi delisting terhadap emiten yang tidak lagi memenuhi
ketentuan listing di Bursa dimaksudkan sebagai sarana perbaikan emiten dan
sekaligus sebagai warning kepada emiten lain. 91 Di lain pihak, emiten yang
menyadari kinerjanya menurun ada yang dengan sukarela mengajukan voluntary
delisting dan mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup. Selain itu ada juga
yang kondisi fundamental emiten itu pada dasarnya baik, namun tetap memilih
untuk melaksanakan Go Private dengan tujuan tertentu (Go Privateon purpose).
Dengan dilakukannya Go Private, emiten tidak lagi memperoleh manfaat-manfaat
ekonomi yang didapat di Bursa namun di sisi lain, emiten tidak perlu lagi
melaksanakan prinsip keterbukaan kepada masyarakat. Perusahaan yang
melakukan Go Private tentu harus melakukan perubahan anggaran dasarnya
kembali, mengingat anggaran dasar sebelumnya diperuntukan untuk perseroan
terbuka.Sedangkan statusnya kembali menjadi perseroan tertutup.
Investor yang bermain di pasar modal tentu sangat berharap dapat
memperoleh capital gain yang tinggi dari saham yang dimilikinya sebagai bentuk
penyertaan modal yang telah ditanamkan di perusahaan. Dengan memiliki saham,
investor berharap dapat dengan cepat memperoleh keuntungan karena apabila
sewaktu-waktu membutuhkan dana, mereka dapat dengan mudah menjual saham
yang dimilikinya. Untuk itu investor harus benar-benar melakukan evaluasi
terhadap sahamyang akan dibelinya. 92

91

Henny Endang, Analisis Hukum Pelaksanaan Go Private Pada PT. Komatsu Indonesia,
(Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2010) hal. 25
92
Fitri Wahyni, Op. Cit., hal. 122

69

Universitas Sumatera Utara

Dengan adanya pelaksananaan Go Private oleh emiten, investor tentu
tidak dapat lagi memiliki saham dari perusahaan yang bersangkutan dan
mendapatkan keuntungan atas kepemilikan saham tersebut.Namun tidak
selamanya pelaksanaan Go Private merugikan pihak investor asalkan diikuti
dengan penawaran tender.Dalam kondisi tertentu, saham milik investor dapat
dibeli dengan harga lebih tinggi sehingga investor tidak menderita kerugian bila
melepaskan sahamnya.
Terhadap efek dari perusahaan yang melakukan Go Private, efek tersebut
tentu tidak dapat lagi diperdagangkan di bursa maupun di luar bursa karena status
perusahaannya yang telah menjadi perusahaan tertutup.Berbeda halnya dengan
emiten yang mengalami sanksi delisting, walaupun sudah tidak tercatat di Bursa,
perusahaan tersebut masih memiliki status sebagai perusahaan terbuka dan
sahamnya masih diperdagangkan di pasar negosiasi maupun di luar bursa. 93

3. Akibat Hukum Penawaran Tender (Tender Offer) terhadap Pengendali
Perusahaan.
Akibat yang timbul dari segi hukum korporasi maupun dari segi aspek
bisnis, “beralihnya pengendalian” terhadap perseroan dari tangan yang diambil
alih kepada pidak yang mengambil alih.
Perbuatan

hukum

pengambilalihan

melalui

tender

offer

tidak

mengakibatkan perseroan yang diambil alih sahamnya, menjadi bubar atau
93

Ibid, hal. 123

70

Universitas Sumatera Utara

berakhir.Perseroan tersebut tetap eksis dan valid seperti sediakala.Hanya
pemegang sahamnya yang beralih dari pemegang saham semua kepada yang
mengambil

alih.Akibat

hukumnya,

hanya

sebatas

terjadinya

peralihan

pengendalian perseroan kepada pihak yang mengambil alih.
UUPT tidak mendefinisikan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan
pengendalian. Walaupun Pasal 125(3) UUPT kembali menyebutkan kata
pengendalian.Dalam praktiknya, sangat argumentatif untuk bisa mengatakan ada
atau tidaknya pengendalian.Dalam perusahaan terbuka, Pasal 1 butir d UndangUndang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (“UUPM“) menguraikan salah
satu bentuk afiliasi dengan adanya hubungan antara dua perusahaan dan Pihak,
baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh
perusahaan tersebut.
Penjelasan Pasal 1 butir d UUPM menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan “pengendalian” adalah kemampuan untuk menentukan, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan atau kebijaksanaan
perusahaan.
Untuk perusahaan terbuka, peraturan tentang akuisisi ini juga dalam
peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga Bapepam & LK (sekarang OJK).
Keputusan Ketua Bapepam & LK No: Kep-264/BL/2011 tanggal 31 Mei 2011
tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka. Pasal 1 butir c Keputusan tersebut
menjelaskan

Pengendali

Perusahaan

Terbuka

yang

selanjutnya

disebut

Pengendali, adalah Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham

71

Universitas Sumatera Utara

yang disetor penuh, atau Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau
kebijaksanaan Perusahaan Terbuka.
Jadi, dalam hal ini yang bisa dikatakan sebagai pengendali adalah:
(1). Pihak yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang
disetor penuh (de jure control, kendali secara yuridis); atau
(2). Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan pengelolaan
dan/atau kebijaksanaan perusahaan terbuka. Baik Langsung Maupun Tidak
Langsung, Dengan Cara Apapun (de facto control, kendali secara nyata).

72

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PERLINDUNGAN INVESTOR PUBLIK DALAM PENAWARAN TENDER
(TENDER OFFER)

A. Kewajiban Para Pihak Dalam Pelaksanaan Penawaran Tender (Tender
Offer)
Pengabungan usaha merupakan cara yang dilakukan perusahaan untuk
menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis. Salah satu bentuk penggabungan usaha
adalah dengan akuisisi. Akuisisi (acquisition) adalah proses penggabungan dua
atau lebih badan usaha dengan membeli sebagian saham atau aset perusahaan,
tetapi perusahaan tersebut masih berdiri sendiri-sendiri. Dengan akuisisi
perusahaan dapat menghemat waktu untuk memasuki pasar baru tanpa harus
membangun usaha dari awal.
Di Indonesia, aktivitas akuisisi semakin banyak dilakukan seiring dengan
perkembangan pasar modal yang semakin pesat. Selain itu dengan adanya
peraturan perundang-undangan yang mempermudah masuknya investor asing
juga meningkatkan aktifitas akuisisi di Indonesia.

Penawaran

Tender

(Tender

Offer)

merupakan

salah

satu

cara

pengambilalihan dimana pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih

73

Universitas Sumatera Utara

saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan
tersebut. 94
Dalam melakukan penawaran tender (tender offer) ada beberapa yang
harus dilakukan oleh calon pengendali baru sebelum melalukan akuisisi, yakni: 95

1. Mengadakan perundingan dan kesepakatan langsung yaitu antara para
pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham dengan tetap
memperhatikan anggaran dasar Perseroan yang diambil alih 96;
2. Mengumumkan rencana kesepakatan pengambilalihan 97.
a. Diumumkan paling sedikit dalam 1 (satu) Surat Kabar;
b. Mengumumkan secara tertulis kepada Karyawan Perseroan yang
akan mengambil alih;
c. Pengumuman dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum pemanggilan RUPS;
3. Kreditor dapat mengajukan keberatan 98;
4. Kesepakatan pengambilalihan, dituangkan dalam akta pengambilalihan 99.
5. Salinan akta pemindahan hak atas saham dilampirkan pada penyampaian
pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan susunan pemegang
saham. 100

94

http://www.gultomlawconsultants.com/tata-cara-pengambilalihan-saham-akuisisipersereoanterbatas-di-indonesia/ diakses tanggal 23 Mei 2017, pukul 21.02 WIB
95
M. Yahya Harahap. Hal. 517
96
Penjelasan Pasal 125 ayat (7) UUPT
97
Pasal 127 ayat (8) UUPT
98
Pasal 127 ayat (4) UUPT
99
Pasal 128 UUPT
100
Pasal 131 ayat (2) UUPT

74

Universitas Sumatera Utara

Proses terakhir yang harus dilakukan dalam rangka pengambilalihan
adalah pengumuman hasil pengambilalihan 101. Direksi dari perseroan yang
sahamnya diambil alih wajib mengumumkan hasil pengambilalihan dalam 1 (satu)
Surat Kabar atau lebih dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal berlakunya pengambilalihan.

Kemudian dari pada itu, angka 5 Lampiran IX.H.1 mengatakan :

a. Dalam hal pelaksanaan penawaran tender (Tender Offer) wajib
mengakibatkan kepemilikan saham oleh Pengendali Baru lebih besar
dari 80% (delapan puluh perseratus) dari modal disetor Perusahaan
Terbuka, maka Pengendali baru wajib mengalihkan kembali saham
Perusahaan Terbuka tersebut kepada masyarakat sehingga saham yang
dimiliki masyarakat paling sedikit 20% (dua puluh perseratus) dari
midal disetor Perusahaan Terbuka dan dimiliki paling sedikit 300 (tiga
ratus) Pihak dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak
Penawaran Tender Wajib selesai dilaksanakan.
b. Dalam hal Pengambilalihan mengakibatkan Pengendali baru memiliki
saham Perusahaan Terbuka lebih besar dari 80 % (delapan puluh
peseratus) dari modal disetor Perusahaan Terbuka, maka Pengendali
Baru dimaksud wajib mengalihkan kembali saham Perusahaan
Terbuka tersebut kepada masyarakat dengan jumlah paling sedikit
sebesar persentase saham yang diperoleh pada saat pelaksanaan

101

Pasal 133 ayat (2) UUPT

75

Universitas Sumatera Utara

Penawatan Tender Wajib dan dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga
ratus) Pihak dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun.
c. Kewajiban mengalihkan saham oleh Pengendali baru sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b tidak berlaku apabila setelah
terjadinya Pengambilalihan, Perusahaan Terbuka melakukan aksi
korporasi yang mengakibatkan terpenuhinya persyaratan sebagaimana
diatur dalam huruf a atau huruf b.

B. Perlindungan Investor Publik dalam Penawaran Tender (Tender
Offer)
Perlindungan hukum adalah memberikan pengayonan kepada hak asasi
manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum
yang harus diberikan oleh apparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman,
baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak
manapun. 102
Perlindungan hukum adalah perlindungan akanharkat dan martabat, serta
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subjek hukum
berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
102

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, Catekan ke-V, 2000),

hal. 74

76

Universitas Sumatera Utara

Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap
hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak
tersebut. 103
Perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal
ini hanya perlindungan oleh hukum saja.Perlindungan yang diberikan oleh hukum,
terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh
manusia sebagai subjek hukum dalam interaksinya dengan sesame manusia serta
lingkungannya.Sebagai subjek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk
melakukan suatu tindakan hukum. 104
Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk
melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang
tidak sesuai dengan memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya
sebagai manusia. 105
Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegaiatan untuk
melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidahkaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. 106

103

Philipus M. Hadjon, Loc.Cit., hal. 25
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1986) hal. 102
105
Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta : Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004), hal. 3
106
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta :
Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003) hal. 14
104

77

Universitas Sumatera Utara

Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan suatu hal yang
melindungi subjek-subjek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan
dibedakan menjadi dua, yaitu 107 :
1. Perlindungan hukum preventif
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
mencegah sebelum terjadinya pelanggaran.Hal ini terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta
memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan suatu
kewajiban.
2. Perlindungan Hukum Represif
Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi
seperti denda, penjara dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah
terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
Frasa perlindungan hukum dalam Bahasa Inggris adalah “legal protection”
dalam

Bahasa

Belanda

“rechtsbecherming”.Kedua

istilah

tersebut

juga

mengandung konsep atau pengertian hukum yang berbeda untuk memberi makna
sesungguhnya dari “Perlindungan Hukum”. 108 Ditengah langkahnya makna

107

Ibid, hal. 20
Rabiah Z. Harahap, Jurnal Hukum : Aspek Perlindungan Terhadap Penumpang Bus
dalam Mewujudkan Perlindungan Konsumen, (Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara, 2016)
108

78

Universitas Sumatera Utara

perlindungan hukum itu, Harjono berusaha membangun sebuah konsep
perlindungan hukum dari perspektif keilmuan hukum, sebagai berikut : 109
Perlindungan hukum dapat diartikan perlindungan oleh hukum atau
perlindungan
dengan
menggunakan
pranata
dan
sarana
hukum.Perlindungan hukum mempunyai makna sebagai perlindungan
dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan
oleh hukum, ditujukan kepada perlindungan terhadap kepentingankepentingan tertentu, yaitu dengan caramenjadikan kepentingan yang
perlun dilindungi tersebut kedalam sebuah hukum.

a. Keterbukaan Informasi dalam melakukan Penawaran Tender ( Tender
Offer)
Perlindungan

Investor

merupakan

satu

kata

kunci

di

pasar

modal.Perlindungan merupakan kebutuhan dasar investor yang harus dijamin
keberadaannya.Ini penting dan mutlak.Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin
investor bersedia menanamkan dananya jika tidak ada jaminan perlindungan
terhadap investasinya. 110
Dalam khasanah pasar modal, bentuk perlindungan itu selain adanya
kepastian hukum melalui UU atau peraturan-peraturan yang ada, juga berupa
penyedia informasi yang dibutuhakan oleh investor.Dalam kaitan inilah, maka
sikap transparansi emiten merupakan satu hal tidak bisa ditawar lagi. 111
Keterbukaan informasi merupakan salah satu karakteristik khusus yang
dikenal dalam bidang pasar modal. Undang Undang nomor 8 tahun 1995
109

Harjono Satjipto, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2008) hal. 17
110
I Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., Hal. 91
111
I Putu Gede Ary Suta Loc. Cit

79

Universitas Sumatera Utara

mengamanatkan agar emiten dan atau perusahaan publik senantiasa menjalankan
prinsip keterbukaan, yang diimplementasikan melalui penyampaian informasi atau
fakta material terkait usaha atau efeknya. Dalam perjalanannya emiten dan atau
perusahaan publik pasti melakukan bentuk bentuk aksi korporasi (Corporate
Action), baik berupa pembagian deviden, penerbitan saham bonus, dan lain
sebagainya.Bapepam LK Sekarang OJK) dan Bursa Efek telah mengatur agar
dalam menjalankan aksi korporasinya Emiten dan atau Perusahaan Publik tetap
memperhatikan prinsip keterbukaan guna mencegah adanya kerugian bagi
pemangku kepentingan (stakeholders). 112
Sebagaimana dijelaskan pada Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal, pada
halaman 1036, Pengertian Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang
mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang
undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal untuk menginformasikan kepada
masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai
usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap putusan pemodal
terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. Sedangkan informasi
atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai
peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pda bursa

112

Alexander Lay Dkk, Ikhtisar Ketentuan Pasar Modal, Jakarta, The Indonesia
Netherlands National Legal Reform Program (NLRP), 2010, hal 1033 (dalam
http://www.ercolaw.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:keterbukaaninformasi-di-pasar-modal&catid=25:the-project&Itemid=50#_ftn6)

80

Universitas Sumatera Utara

efek dan atau keputusan pemodal, calon pembeli atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 113
Menurut William H. Beaver bahwa Keterbukaan Informasi ini menjadi
persoalan inti di pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu
sendiri. Keterbukaan Informasi tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal
didasarkan

pada

keberadaan

Prinsip

Keterbukaan

yang

memungkinkan

tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia merasa rasional dapat
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. 114
Dari penjelasan diatas dapat dilihat betapa pentingnya keterbukaan
informasi untuk diterapkan. Setidak-tidaknya ada tiga fungsi keterbukaan
informasi, yaitu :

1) Keterbukaan informasi berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik
terhadap pasar. 115 Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat
investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar. Sebab keterbukaan
informasi mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan investasi karena melalui keterbukaan bisa di

113

http://www.ercolaw.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:keterbu
kaan-informasi-di-pasar-modal&catid=25:the-project&Itemid=50 diakses tanggal 08 Juni 2017,
pukul 13.30 WIB
114
William H. Beaver, The Nature Of Mandated Disclosure, dalam Bismar Nasution.
Keterbukaan Pasar Modal, (Jakarta : Universitas Indonesia, Fakutas Hukum program Paca Sarjana,
2001) hal. 1
115
Frank H. Easterbook dan Daniel R. Fischel, 1, The conomic Stukture of Corporate
Law (Cambrige, Massachudentts, London : Harvard University Press, 1996) hal. 296-297 dalam
Bismas Nasution

81

Universitas Sumatera Utara

bentuk suatu penilaian (judgment) terhadap investasi, 116 sehingga investor
secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka. 117
2) Keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang
efisien. 118Pasar Efisien sering didefinisikan sebagai pasar di mana harga
saham berpengaruh terhadap semua informasi yang tersedia secara
langsung. Menurut Johon Coffee, Jr, bahwa pasar yang efisien tersebut
berkaitan dengan system keterbukaan, oleh karena itu, pada dasarnya
system keterbukaan menyediakan informasi teknik (technical information)
bagi analisis saham yang professional. 119Filosofi ini didasarkan pada
konstruksi pemberian informasi secara penuh sehingga menciptakan pasar
modal yang efisien, yaitu harga saham sepernuhnya merupakan refleksi
dari seluruh informasi yang tersedia 120. Dengan demikian keterbukaan
informasi dapat berperan dalam meningkatkan supply infomasi yang
benar 121, agar dapat ditetapkan harga pasar yang akurat.

122

Hal ini

menjadi penting karena berkaitan dengan pasar modal sebagai lembaga
116

D. Brian Hufford, “Deterring Fraud vs Avoiding the “Strike Suit”: Reaching An
Appropriate Balance”, Brooklym Law Review, (Vol. 61, 1995), hal. 593-594 dalam Bismar
Nasution
117
Frank H. dan Daniel R . Fischel, 2, :Mandatory Discosure and The Protection of
Investor”, Virginia Law Review, (Vol. 70, 1984), hal. 673 dalam Bismar Nasution
118
Lynn A. Stout, “The Unimfortance of Being Efficient : An Economic Analysis of
Stock Market Pricing ang Securities Regulation”, Miching Law Review, (Vol. 87, December
1988), hal. 615-616, Daniel R. Fischel 1, “Effeicient Capital Market, The Crash and The Fraud on
the Merket Theory’, Cornell Law Review, (Vol. 74, 1989), hal.912-913, Saul Levnore, “Efficient
Market and Puzzling Intermediaries”, Virginia Law Review, (Vol. 70, 1984), hal 645 dalam
Bismar Nasution, hal. 8
119
Abdul Halim Barkatullah, Penerapan Prindip Keterbukaan Dalam Pasar Modal
Syariah di Indonesia, (Banjarmasin : Dosen Fakultas Hukum Unlam Banjarmasin, 2006)
120
Lynn A Stout, Opcit. Hal 515 dalam Bismar Nasution, Ibid
121
Frank H. Easterbrook dan Daniel R Fischel , 1, Op.Cit, hal 297-299, dalam Bismar
Nasution, Ibid Hal. 8
122
Nicholas I. Georgakopoulus, “Why Sould Disclosure Rules Zubsidize Informed
Traders”, International Review and Economic, (Vol. 16, 1996), hal.418 dalam Bismar Nasution,
Ibid, hal. 8

82

Universitas Sumatera Utara

keuangan yang berpotensi berdasarkan informasi. Tanpa informasi peserta
tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan. 123 Kalua
informasi mengenai saham sedikit, maka investor yang melakukan
investigasi relative kecil. Jadi informasi saham yang mutunya rendah dapat
mengakibatkan harga saham itu menjadi lebih murah dari semestinya. 124
3) Keterbukaan Informasi penting untuk memecah penipuan (fraud). Hal
inilah yang paling penting dari suatu keterbukaan informasi fakta material,
karena hal ini merupakan perlindungan terhadap investor, khususnya
investor biasa (unsophisticated investors) dari penipuan. 125sun light is the
best disinfectant and electric light the best policemanSangat baik untuk
dipahami ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K. Rider. “”
dengan perkataan lain, Rider menyatakan bahwa “more disclosure will
evitably discourage wrongdoing and abuse” 126

Tujuan prinsip

keterbukaan tersebut dilakukan dengan cara menyamakan akses terhadap
informasi diantara pelaku pasar. Cara menyamakan akses tersebut diantara
investor akan dapat menjaga kepercayaan investor dan dapat mencegah
terjadinya penipuan. Cara penyamaan akses terhadap informasi tersebut
adaah suatu yang dibutuhkan investor. 127 Apabila hukum yang
mewajibkan prinsip keterbukaan ditegakkan secara fair dan mengandung

123

Linda Allen, Capital Market and Institutions : A Global View (New York, Singapore,
Toronto : John Wiley & Sons, Inc, 1997), hal 38, dlam Bismar Nasution, Ibid, hal. 9
124
Bismar Nasution, Ibid, hal. 9
125
Abdul Halim Barkatullah, Loc. Cit.
126
Barry A.K. Rider, “Global Trens in Securities Regulation : The Changing Legal
Climate”, Dickinson Journal of International Law, (Spring, 1995), hal. 514 dalam Bismar
Nasution, Ibid, hal 9
127
Abdul Halim Barkatullah, Loc. Cit.

83

Universitas Sumatera Utara

unsur creaditability dan accountability, maka kejahatan dalam bentuk
misstatement atau misrepresentation dan amission yang mengakibatkan
pernyataan menyesatkan (misleading statement) akan dapat diatasi. Sebab
dengan prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan
manajemen sangat mudah dideteksi. 128

Mengenai perusahaan terbuka sebagai mana dijelaskan dalam peraturan
Bapepam LK nomor IX.H.1 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka, angka 1
huruf a. Adalah perusahaan publik atau perusahaan yang telah melakukan
penawaran

umum

saham

atau

efek

bersifat

ekuitas

lainnya.

Dalam

pengambilalihan perusahaan terbuka, maka pembelian saham sampai jumlah
tertentu saham haruslah dengan prosedur khus yang disebut Tender Offer 129
Angka 4 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka mengatakan bahwa
dalam melakukan Tender Offer, perusahaan yang melakukan Tender Offer harus
memenuhi kewajiban untuk membukakan informasi kepada publik mengenai
keaadaan dari perusahaannya.
“Dalam melaksanakan teks pengumuman keterbukaan informasi dalam
rangka Penawaran Tender Wajib beserta dokumen pendukungnya kepada
Bapepam dan LK (sekarang OJK) dan Perusahaan Terbuka yang diambilalih,
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pengumuman Pengambilalihan
sebagaimana dimaksud dalam angka a huruf a butir 1”

128

Brad M. Barber, Paul A Griffin dan Baruch Lev, The Fraud on Market Theory and
Indicators of Common Stock Efficiency, Journal of Corpotarion Law, Winter, hal. 249
129
Munir fuady, akuisisi, take ove, LBO, hal 9

84

Universitas Sumatera Utara

Pasar modal yang fair, teratur dan efisien adalah pasar modal yang
memberi perlindungan kepada investor publik terhadap praktik bisnis yang tidak
sehat dan tidak jujur. Sedangkan investasi merupakan suatu proses yang
menyangkut resiko. 130Perlindungan yang dapat diberikan pemerintah dalam suatu
kegiatan bisnis, hanyalah menjamin investor memperoleh informasi yang lengkap
mengenai resiko investasi yang dihadapi. 131
Sejalan dengan prinsip keterbukaan pada pasar modal, dalam proses
Tender Offerdalam akuisisi juga diperlukan, keterbukaan bagi pihak yang akan
diperiksa dalam hal ini adalah perusahaan target akuisisi, merupakan salah satu
prinsip utama, keterbukaan dalam hal ini adalah bahwa subjek hukum atau pihak
perusahaan yang menjadi target akuisisi harus membuka diri seluas-luasnya agar
pemeriksa atau konsultan hukum dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

132

Perusahaan target akuisisi harus terbuka dalam pemberian dokumendokumen, data-data, informasi-informasi terkait perseroan yang akan diakuisisi.
Keterbukaan dari pihak perseroan akan memberikan kemudahan bagi pihak
pemeriksa dan akan memberikan informasi kepada pihak pengaku