Analisis Pengaruh Umur Beton terhadap Komposisi Semen, Agregat Kasar, dan Agregat Halus Menggunakan One-Way MANOVA

1

Analisis Pengaruh Umur Beton terhadap Komposisi
Semen, Agregat Kasar, dan Agregat Halus
Menggunakan One-Way MANOVA
Eka Aullya Risma Haqqi, Intan Nurul Amalia, Almira Ivah Edina, dan Santi Puteri Rahayu
Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: sprahayu@gmail.com
Abstrak—Beton merupakan salah satu bahan konstruksi
yang telah umum digunakan seperti dalam pembuatan
bangunan, gedung, jembatan, dan jalan. Beton merupakan
bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di Indonesia
karena bahan pembentukannya mudah diperoleh, tahan
terhadap temperatur yang tinggi, mampu menahan beban
yang berat, dan biaya pemeliharaan kecil [1]. Pada pembuatan
beton, diperlukan beberapa campuran seperti semen, agregat
kasar, dan agregat halus. Komposisi semen yang dicampurkan
pada pembuatan beton memiliki pengaruh pada kekuatan
konstruksi beton. Penelitian ini membahas analisis tentang

pengaruh umur beton terhadap komposisi semen, agregat
kasar, dan agregat halus di mana data berasal dari UCI
Machine Learning Repository. Setelah dilakukan analisis,
diperoleh hasil bahwa data komposisi bahan pembuatan beton
tidak berdistribusi normal multivariat, antar variabel dalam
populasi bersifat dependen, dan matriks varians-kovarians
antar populasi bersifat tidak homogen. Berdasarkan hasil
pengujian one-way MANOVA, diperoleh kesimpulan bahwa
kelompok umur beton memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap komposisi semen maupun komposisi agregat kasar,
tetapi tidak terhadap komposisi agregat halus. Hasil pengujian
ini diperkuat dengan identifikasi secara grafis menggunakan
boxplot untuk tiga kelompok umur beton dalam masingmasing variabel komposisi bahan pembuatan beton.
Kata Kunci—Beton, Boxplot, Normal multivariat, One-way
MANOVA, Populasi.

B

I.


butir lebih dari 5mm. Sedangkan agregat halus adalah
berupa pasir alam hasil desintegrasi alami dari batuanbatuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alatalat pemecah batu. Campuran yang terlalu banyak agregat
halus (pasir) akan menjadikan beton halus namun
kekuatannya sedikit berkurang jika dibandingkan dengan
campuran yang normal. Sedangkan jika beton terdiri dari
banyak agregat kasar (kerikil) maka konstruksi beton akan
menjadi kasar namun kekuatannya menjadi lebih baik
daripada dengan menggunakan pasir lebih banyak [3].
Umur beton digunakan sebagai patokan terhadap kuat
tekan beton yang dihasilkan, dimana umur beton merupakan
berapa lama waktu yang dibutuhkan beton dapat mengeras
dengan sempurna. Kuat tekan beton akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur beton tersebut. Pada penelitian
ini akan dilakukan analisis untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara umur beton 3 hari, 7 hari, dan 14
hari terhadap komposisi campuran pembuatannya di mana
data yang digunakan adalah data dari UCI Machine
Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah one-way MANOVA. One-way MANOVA merupakan
pengujian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara beberapa variabel dependen dan independen
sekaligus.
II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

eton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
telah umum digunakan seperti dalam pembuatan
bangunan, gedung, jembatan, dan jalan. Beton
merupakan bahan konstruksi yang paling banyak digunakan
di Indonesia karena bahan pembentukannya mudah
diperoleh, tahan terhadap temperatur yang tinggi, mampu
menahan beban yang berat, dan biaya pemeliharaan kecil
[1].
Pada pembuatan beton, diperlukan beberapa campuran
seperti semen, agregat kasar, dan agregat halus. Komposisi
semen yang dicampurkan pada pembuatan beton memiliki
pengaruh pada kekuatan konstruksi beton. Semakin besar
komposisi semen yang digunakan pada pembuatan beton,
maka kekuatan kontruksi beton akan semakin baik. Namun

jumlah komposisi semen yang digunakan tersebut
disesuaikan dengan tujuan perusahaan dimana akan
berpengaruh kepada keuntungan perusahaan [2]. Campuran
lain yang diperlukan adalah agregat. Terdapat dua macam
gregat yaitu agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar
pada pembuatan beton adalah berupa kerikil hasil
desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar

A. Uji Asumsi Normal Multivariat Menggunakan Koefisien
Korelasi
Pengujian normalitas multivariat berfungsi untuk
memastikan data pengamatan mengikuti distribusi normal
secara bersama-sama atau secara multivariat [4]. Rumusan
hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut.
H0 : Data berdistribusi normal multivariat
H1 : Data tidak berdistribusi normal multivariat
Pemeriksaan dan pengujian normalitas multivariat
menggunakan koefisien korelasi dilakukan dengan

2

dj

qc , p

1

( )
j−

2

n

menghitung nilai korelasi antara
dan
.
Statistik uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut.

n

∑ ( x ( j ) − x̄ )( q ( j )−q̄ )
r Q=

Keterangan

j=1



n



n

∑ ( x( j )− x̄ )2 ∑ ( q( j )−q̄ )2
j=1


j=1

(1)

2
rQ

: Nilai koefisien korelasi

x( j)

Di mana:

( g+1 ) ( 2 p 2+3 p−1 )
6 gv ( p+1 )
( p−1 )( p+2 ) ( g2 +g−1 )
c 2=
6 g2 v 2

2


c 1=

= d ( j ) : Jarak mahalanobis/ square distance antara
nilai observasi dan nilai rata-rata pada observasi
ke-j



: Rata-rata/ pusat kontur

q( j )


M=

: Kuantil observasi ke-j

l=1


: Rata-rata kuantil
Daerah kritis pada pengujian ini adalah tolak H0 jika

rn ,α

r Q < nilai tabel

nilai

[∑ ( ) ]
g

S pooled =

H1 :

atau p-value < α. Jika pada

(matriks korelasi merupakan matriks identitas)


(matriks korelasi bukan merupakan matriks
identitas)
Statistik uji yang digunakan dalam uji Bartlett adalah
sebagai berikut.

{

χ 2hitung =− n−1−

}

2 p+5
ln|R|
6

(2)
Keterangan:
n
: Banyak data pengamatan
p

: Banyak variabel yang digunakan
R : Matriks korelasi
Daerah kritis yang digunakan dalam uji Bartlett ini adalah
2

χ hitung > χ

2

1
α , p ( p−1 )
2

H0 ditolak jika
atau p-value < α.
Dengan demi-kian, kesimpulan yang dapat diambil adalah
matriks korelasi bukan merupakan matriks identitas, yang
berarti bahwa terda-pat hubungan antar variabel pada
populasi.

Σ 1=Σ2 =⋯=Σ g

:

1−c 1 −
b1 =

F=−2 b 1 ln M
c 2 c1

(8)

(10)
Keterangan:
Sl
: Matriks kovarians pada populasi ke-l, di mana l = 1,
2,…,g
Spooled : Matriks kovarians pooled
Daerah kritis dalam uji Box’s M ini adalah H0 ditolak jika F
> Fα yang berarti bahwa matriks varians-kovarians antar
populasi tidak homogen.

H1

Jika

{( n1−1 ) S1 +( n2 −1 ) S2 +⋯+( n g −1 ) S g }

g

1
a1 = ( g−1 ) p ( p−1 ) ; a2 =
2
|c 2−c21|

antar po-pulasi homogen)



(7)

l=1

1

a 1 +2

C. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
matriks varians-kovarians antar populasi bersifat homogen
atau tidak. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan
beberapa metode, salah satunya adalah metode Box’s M test.
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas
ini adalah sebagai berikut.
H0

nl −1 ln|S pooled|−∑ [ ( n l−1 ) ln|S l|]

l=1

B. Uji Bartlett
Uji Bartlett digunakan untuk mengetahui hubungan antar
variabel pada kasus multivariate. Rumusan hipotesis yang
digunakan dalam uji Bartlett adalah sebagai berikut.

ρ=I
ρ≠I

(6)

g

∑ ( nl −1 )

statistik uji diperoleh hasil nilai r Q≥r n ,α atau p-value > α
maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal
multivariat.

H0 :

(5)

|W|
|B+W|

τ l ≠0 , l=1,2,…,g

(11)

3
Nilai Wilk’s Lambda yang diperoleh kemudian
dimasukkan ke dalam rumus Fhitung dan selanjutnya nilai
Fhitung tersebut dibandingkan dengan nilai kritisnya (Ftabel).
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan nilai Fhitung dan
nilai kritisnya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Statistik Uji dan Distribusi Sampling
No. of
No. of
Sampling distribution for multivariate
variables
groups
normal data
g

p=1

( )(
∑ nl −g

g≥2

l=1

g−1

1− Λ ¿
¿ ~ F g−1, ∑ n −g
l
Λ

)

g

p=2

g≥2

( )(
∑ nl−g−1
l=1

g−1

¿

1−√ Λ
~ F 2( g−1 ) ,2 ∑ n − g−1
( l )
√ Λ¿

)

g

p≥1

g=2

( )(
∑ nl −p−1
l=1

p

¿

1− Λ
~ F p ,∑ n − p−1
¿
l
Λ

)

g

p≥1

g=3

( )(
∑ nl −p−2
l=1

p

¿

1−√ Λ
~ F 2 p , 2 n − p−2
(∑ l
)
√ Λ¿

)

Daerah kritis :
H0 ditolak apabila nilai statistik uji lebih besar dari nilai
tabel F, yang berarti bahwa terdapat minimal satu populasi
yang memberikan pengaruh berbeda terhadap variabel.
Wilk’s Lambda (Λ*) bernilai antara 0 dan 1 yang
menunjukkan seberapa besar pengaruh populasi terhadap
variabel. Jika nilai Λ* semakin mendekati 0, maka pengaruh
yang diberikan semakin besar. Sedangkan jika nilai Λ*
semakin mendekati 1, maka pengaruh yang diberikan
semakin kecil.


E. Boxplot
Boxplot merupakan ringkasan pada data pengamatan yang
disajikan secara grafis. Boxplot digunakan untuk
menghitung data yang kuantitatif saja [5]. Boxplot biasanya
digunakan untuk mengidentifikasi pola sebaran data yang
ditunjukkan oleh lebar boxplot. Selain itu, dalam kasus
multivariat, boxplot juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi populasi mana yang memberikan pengaruh
berbeda terhadap variabel, yang ditunjukkan oleh median/
lebar boxplot yang saling berpotongan antar populasi.
F.

Umur Beton dan Komposisi Bahan
Pembuatannya
Beton mempunyai peran vital dalam dunia konstruksi.
Kontruksi beton merupakan penyusun struktur sebuah
bangunan. Beton disusun oleh beberapa faktor yaitu semen,
air, campuran air dengan bahan material semen atau Faktor
Air Semen (FAS), agregat kasar (kerikil), dan agregat halus
(pasir). Umur beton sangat berpengaruh terhadap kuat tekan
beton. Menurut PBI-1971, hubungan antara umur dan
kekuatan tekan beton dapat dilihat pada tabel di bawah ini
[6].
Tabel 3. Hubungan antara Umur Beton dengan Kuat Tekan Beton
Umur (hari)
Kuat tekan beton (%)
3
40
7
65
14
88
21
95

28
90
365

100
120
135

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diambil pada tanggal 8 Maret 2017
pukul 14.30 dari UCI Machine Learning Repository yaitu
dari website https://archive.ics.uci.edu/ml/datasets.html [7].
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Variabel Penelitian
Populasi
Variabel
X1 : Semen
Populasi 1
X2 : Agregat kasar
(umur beton 3 hari)
X3 : Agregat halus
X1 : Semen
Populasi 2
X2 : Agregat kasar
(umur beton 7 hari)
X3 : Agregat halus
X1 : Semen
Populasi 3
X2 : Agregat kasar
(umur beton 14 hari)
X3 : Agregat halus

C. Langkah Analisis
Langkah analisis yang dilakukan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data sekunder.
2. Menginput data ke software Minitab dan SPSS.
3. Melakukan uji distribusi normal multivariat.
4. Melakukan uji Barlett pada data.
5. Melakukan uji homogenitas pada data.
6. Melakukan uji one-way MANOVA.
7. Membuat boxplot sebagai perbandingan dari hasil analisis
uji one-way MANOVA.
8. Menginterpretasi hasil analisis dan menarik kesimpulan.
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Normalitas
Berikut ini merupakan pengujian signifikansi koefisien
korelasi antara nilai qc dan dj2 (lampiran 2) pada data
komposisi bahan campuran pembuatan beton menurut umur
beton dengan nilai korelasi pearson. Nilai korelasi pearson
rQ dan rQ tabel di mana taraf signifikan yang digunakan
sebesar 0.05 dan banyak data 25 adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Nilai Korelasi Pearson (rQ)
rQ tabel

Nilai korelasi pearson (rQ)
0.950

0.958

Berdasarkan Tabel 5, dengan kriteria penolakan yaitu
tolak H0 jika nilai korelasi pearson (rQ) kurang dari rQ tabel,
maka tolak H0 karena rQ (0.950) kurang dari rQ tabel (0.958).
Dapat disimpulkan bahwa data komposisi bahan campuran
pembuatan beton menurut umur beton tidak berdistribusi
normal multivariat. Namun data diasumsikan normal
multivariat agar dapat dilanjutkan pada uji Bartlett.
B. Uji Bartlett
Hasil pengujian independensi variabel menggunakan uji
Bartlett menggunakan software SPSS pada data komposisi

4
bahan pembuatan beton menurut umur beton adalah sebagai
berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Bartlett

χ 2hitung

df

p-value

83.105

3

0.00

Berdasarkan nilai uji pada Tabel 6, diperoleh keputusan
H0 ditolak karena p-value, yaitu 0.00, bernilai lebih kecil
dari tingkat signifikansi sebesar 0.05. Hal ini berarti bahwa
matriks korelasi bukan merupakan matriks identitas,
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan
(dependen) antara komposisi semen, agregat kasar, dan
agregat halus dalam tiga kelompok umur beton.
C. Uji Homogenitas
Hasil pengujian homogenitas menggunakan uji Box’s M
menggunakan software SPSS adalah sebagai berikut.

df

F

Ftabel

p-value

Semen

2

36.593

3.123

0.00

α

Agregat kasar

2

17.449

3.123

0.00

0.05

Agregat halus

2

1.694

3.123

0.191

p-value

Berdasarkan Tabel 7, didapatkan p-value sebesar 0.00.
Hal ini berarti bahwa H0 ditolak pada tingkat signifikansi
sebesar 0.05 karena p-value tersebut memiliki nilai yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa matriks varians-kovarians pada
kelompok umur beton tidak homogen.
Pada data komposisi bahan campuran pembuatan beton
ini, asumsi bahwa matriks varians-kovarians antar kelompok
umur beton bersifat homogen belum terpenuhi. Oleh karena
itu, matriks varians-kovarians antar kelompok umur
diasumsikan bersifat homogen agar dapat dilanjutkan
dengan analisis one-way MANOVA.
D. One-Way MANOVA
Berikut ini adalah tabel one-way MANOVA data
komposisi bahan pembuatan beton yang didapatkan dengan
menggunakan software SPSS.
Tabel 8. One-Way MANOVA
Source of
variation
Perlakuan

Error

Total

Tabel 10. Tests of Between-Subjects Effects
Dependent variable

Tabel 7. Hasil Uji Box's M
0.00

Ftabel yang bernilai 2.164. Berdasarkan daerah kritis yang
telah ditetapkan dalam pengujian ini, menyebabkan peneliti
untuk menolak H0 pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05.
Keputusan ini juga diperkuat dengan p-value (0.00) yang
bernilai lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan.
Hal ini berarti bahwa ketiga kelompok umur beton
memberikan pengaruh yang berbeda pada ketiga komposisi
bahan pembuatan beton. Pada Tabel 8 diketahui pula bahwa
nilai Wilks’ Lambda mendekati 0, yaitu 0.411 sehingga
dapat dikatakan bahwa kelompok umur beton secara
bersama-sama memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap komposisi bahan pembuatan beton yang meliputi
semen, agregat kasar, dan agregat halus.
Analisis dilanjutkan dengan melakukan pengujian
between subjects effects untuk mengetahui kelompok umur
beton yang mana yang memberikan pengaruh berbeda
terhadap komposisi bahan pembuatan beton.

Matrix of SSP

df

[

390509 .203 −251389.749 −74504 .009
−251389 .749 162175 .082 50337.418
−74504 .009 50337 .418
30653.526

]

[
[

384180. 273 −202719 . 405 83353. 006
−202719 .405 334587 .533 −279425. 495
83353. 006
−279425 . 495 651500. 374

]
]

774689.476 −454109. 154 8848 .997
−454109. 154 496762 .615 −229088 . 077
8848.997
−229088 . 077 682153 .900

72

74

Tabel 9. Hasil Pengujian Menggunakan Wilk's Lambda
F

p-value

0.411

13.0629

0.00

E. Boxplot
Boxplot dalam penelitian ini digunakan untuk
mengidentifikasi secara grafis dan memperkuat hasil
pengujian mengenai pengaruh kelompok umur beton
terhadap tiga komposisi bahan pembuatan beton, yang
meliputi komposisi semen, agregat kasar, dan agregat halus.
Boxplot yang dihasilkan dari software SPSS untuk masingmasing komposisi bahan pembuatan beton adalah sebagai
berikut.

2

Matriks SSP total pada Tabel 7 diperoleh dari hasil
penjumlahan matriks SSP perlakuan dan matriks SSP eror.
Selanjutnya dilakukan pengujian pengaruh kelompok umur
beton terhadap tiga komposisi bahan pembuatan beton
menggunakan statistik uji Wilk’s Lambda dan didapatkan
hasil sebagai berikut.
Value

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai F untuk
variabel komposisi semen dan agregat kasar memiliki nilai
yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai Ftabel,
sehingga menyebabkan H0 ditolak pada tingkat signifikansi
0.05. Keputusan ini diperkuat dengan p-value pada kedua
variabel yang bernilai lebih kecil daripada 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok umur beton memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap komposisi semen maupun
komposisi agregat kasar, sedangkan pada komposisi agregat
halus tidak diberikan pengaruh yang berbeda oleh kelompok
umur beton.

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa F bernilai 13.0629,
memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan

Gambar 1. Boxplot untuk Variabel Komposisi Semen

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa rata-rata pada
variabel komposisi semen di kelompok umur beton 3 hari
dan 7 hari hampir sama, yang ditunjukkan oleh garis median
yang hampir sejajar dan boxplot yang saling berpotongan.
Sedangkan kelompok umur beton 14 hari memiliki
perbedaan rata-rata yang cukup signifikan dibandingkan
kelompok umur beton yang lain yang ditunjukkan oleh
boxplot yang tidak saling berpotongan dengan boxplot lain.
Hal ini membuktikan bahwa kelompok umur beton

5
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap komposisi
semen pada pembuatan beton. Pengaruh terbesar diberikan
oleh kelompok umur beton 7 hari karena memiliki median
yang paling tinggi daripada median kelompok umur beton
yang lain.

Gambar 2. Boxplot untuk Variabel Komposisi Agregat Kasar

Sama seperti Gambar 1, pada Gambar 2 ini juga
membuktikan bahwa kelompok umur beton memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap komposisi agregat kasar
pada pembuatan beton. Namun, pada variabel komposisi
agregat kasar ini pengaruh terbesar diberikan oleh kelompok
umur beton 14 hari karena memiliki median yang paling
tinggi daripada kelompok umur yang lain.

dependen, dan matriks varians-kovarians antar populasi
tidak homogen. Namun pada penelitian ini data
diasumsikan berdistribusi normal multivariat dan
homogen.
2. Ketiga kelompok umur beton secara bersama-sama
memberikan pengaruh yang berbeda dan cukup besar
pada ketiga komposisi bahan pembuatan beton.
3. Kelompok umur beton memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap komposisi semen maupun komposisi
agregat kasar, tetapi tidak terhadap komposisi agregat
halus.
4. Berdasarkan identifikasi menggunakan boxplot, terbukti
bahwa komposisi semen dan agregat kasar dipengaruhi
oleh perbedaan populasi sedangkan agregat halus tidak
dipengaruhi oleh perbedaan populasi.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
diharapkan data yang digunakan dapat memenuhi asumsi
distribusi normal multivariat agar tidak terjadi pelanggaran
asumsi sehingga keputusan yang dihasilkan tidak bias. Saran
untuk perusahaan yaitu dapat memperhatikan lagi dalam
pencampuran komposisi agregat halus dalam pembuatan
beton karena karakteristik agregat halus berbeda dengan
karakteristik semen dan agregat kasar.
DAFTAR PUSTAKA

Gambar 3. Boxplot untuk Variabel Komposisi Agregat Halus

Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa boxplot masingmasing kelompok umur beton pada komposisi agregat halus
saling berpotongan dan tidak ada satupun pasangan boxplot
yang memiliki perbedaan median secara signifikan.
Sehingga terbukti bahwa ketiga kelompok umur beton tidak
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap komposisi
agregat halus pada pembuatan beton.
Berdasarkan identifikasi pada Gambar 1, Gambar 2, dan
Gambar 3, dapat disimpulkan bahwa komposisi semen dan
agregat kasar dipengaruhi oleh perbedaan populasi
sedangkan agregat halus tidak dipengaruhi oleh perbedaan
populasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Data komposisi bahan campuran pembuatan beton
menurut umur beton tidak berdistribusi normal
multivariat, antar variabel dalam populasi bersifat

[1] Anonim. 2016. Pengertian Beton.
http://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah.
Diakses pada tanggal 9 Maret 2017 pukul 23.14 WIB.
[2] PT. Inocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2015. Faktor
yang Mempengaruhi Kekuatan Konstruksi Beton.
http://www.sementigaroda.com/read/20150727/81/fakt
or-yang-mempengaruhi-kekuatan-konstruksi-beton.
Diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 00.29 WIB.
[3] Anonim.
2016.
Agregat
Halus
Kasar.
http://www.ilmusipil.com/agregat-halus-kasar. Diakses
pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 01.12 WIB.
[4] Johnson, R.A. dan Winchern, D.W. 2007. Applied
Multivariate Statistical Analysis. USA: Pearson
Education International.
[5] Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[6] Panitia Pembaharuan Peraturan Beton bertulang
Indonesia. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah
Pembangunan.
[7] https://archive.ics.uci.edu/ml/datasets/Concrete+Comp
ressive+Strength. Diakses pada tanggal 9 Maret 2017
pukul 14.45 WIB.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Komposisi Bahan Campuran Pembuatan Beton Menurut Umur Beton
Umur beton 3 hari

Umur beton 7 hari

Semen
(kg/m3)

Agregat
kasar
(kg/m3)

Agregat
halus
(kg/m3)

1

139.60

1047.00

2

349.00

3
4
5
6

Umur beton 14 hari

Semen
(kg/m3)

Agregat
kasar
(kg/m3)

Agregat
halus
(kg/m3)

Semen
(kg/m3)

Agregat
kasar
(kg/m3)

Agregat
halus
(kg/m3)

806.90

475.00

932.00

594.00

222.36

967.08

870.32

1047.00

806.90

427.50

932.00

594.00

233.81

947.04

852.16

198.60

978.40

825.50

237.50

932.00

594.00

194.68

1006.40

905.90

310.00

971.00

850.60

380.00

932.00

594.00

190.68

1090.00

804.01

374.00

926.10

756.70

139.60

1047.00

806.90

212.07

1057.60

779.32

313.30

1046.90

611.80

198.60

978.40

825.50

229.97

1029.40

758.59

7

425.00

852.10

887.10

332.50

932.00

594.00

190.34

1088.10

802.59

8

425.00

936.00

803.70

374.00

926.10

756.70

166.09

1058.60

780.09

9

375.00

852.10

992.60

313.30

1046.90

611.80

167.95

1058.70

780.11

10

475.00

852.10

781.50

425.00

852.10

887.10

213.72

1065.80

785.38

11

469.00

852.10

840.50

425.00

936.00

803.70

213.76

1066.00

785.52

12

425.00

852.10

887.10

375.00

852.10

992.60

229.68

1028.10

757.63

13

388.60

852.10

925.70

475.00

852.10

781.50

238.05

949.91

847.01

14

531.30

852.10

893.70

469.00

852.10

840.50

250.00

956.86

861.17

15

425.00

852.10

887.10

425.00

852.10

887.10

212.52

1007.80

903.59

16

318.80

852.10

880.40

388.60

852.10

925.70

212.57

1003.80

903.79

17

401.80

946.80

852.10

531.30

852.10

893.70

212.00

1085.40

799.54

18

362.60

944.70

755.80

425.00

852.10

887.10

231.75

1056.40

778.45

19

323.70

942.70

659.90

318.80

852.10

880.40

251.37

1028.40

757.73

20

379.50

1134.30

605.00

401.80

946.80

852.10

251.37

1028.40

757.73

21

362.60

944.70

755.80

362.60

944.70

755.80

181.38

1055.60

777.80

22

286.30

1004.60

803.70

323.70

942.70

659.90

182.04

1059.40

780.65

23

362.60

944.70

755.80

379.50

1134.30

605.00

168.88

1080.80

796.15

24

439.00

884.90

707.90

362.60

944.70

755.80

290.35

961.18

865.00

25

389.90

944.70

755.80

286.30

1004.60

803.70

277.05

973.90

875.61

Observasi

Lampiran 2. Hasil Nilai qc dan dj2 dengan Software Minitab pada Data Komposisi Bahan Campuran Pembuatan Beton Menurut Umur
Beton
No

qc

dj2

No

qc

dj2

No

qc

dj2

1

0.0871521

0.3685365

26

1.5973096

1.8598894

51

3.4548397

2.8588683

2

0.1848318

0.3685365

27

1.6564156

1.8741741

52

3.5578735

2.8686035

3

0.2639101

0.3685365

28

1.7162219

1.8797893

53

3.6648708

2.894717

4

0.3349161

0.3685365

29

1.7767839

2.0820692

54

3.7761997

2.9062407

5

0.4011734

0.3685365

30

1.8381583

2.1310035

55

3.89228

3.0316269

6

0.4642763

0.4197287

31

1.9004037

2.1310035

56

4.0135936

3.2222908

7

0.5251455

0.4197287

32

1.9635806

2.1310035

57

4.1406975

3.2222908

8

0.5843744

0.5541334

33

2.0277522

2.1310035

58

4.2742403

3.7836814

9

0.6423751

0.5947081

34

2.0929846

2.1310035

59

4.4149844

3.7836814

Lampiran 3. Hasil Nilai qc dan dj2 dengan Software Minitab pada Data Komposisi Bahan Campuran Pembuatan Beton Menurut Umur
Beton (Lanjutan)
No

qc

dj2

No

qc

dj2

No

qc

dj2

10

0.6994499

0.5947081

35

2.1593473

2.1310035

60

4.5638335

3.8493836

11

0.7558302

0.6227636

36

2.2269138

2.2037747

61

4.7218709

3.8493836

12

0.8116995

0.6750428

37

2.2957617

2.2181208

62

4.8904101

4.0171933

13

0.8672074

0.6750428

38

2.3659739

2.2181208

63

5.0710664

4.0171933

14

0.922479

0.7051962

39

2.4376386

2.2550562

64

5.2658563

4.5831875

15

0.9776215

0.8984625

40

2.5108506

2.3882018

65

5.4773439

4.5831875

16

1.0327284

0.9077024

41

2.5857116

2.3882018

66

5.7088599

5.3508365

17

1.0878828

0.9597809

42

2.6623315

2.4280674

67

5.9648418

6.100957

18

1.1431598

1.2198002

43

2.7408292

2.4280674

68

6.2513886

6.2750014

19

1.1986282

1.411391

44

2.8213339

2.4933609

69

6.5772125

6.2750014

20

1.2543524

1.4687622

45

2.9039866

2.5509715

70

6.9553896

6.5446833

21

1.3103929

1.7512911

46

2.9889414

2.6050557

71

7.40688

6.8095197

22

1.3668075

1.7512911

47

3.0763677

2.6275317

72

7.9685265

8.1406985

23

1.4236522

1.7661824

48

3.166452

2.6275317

73

8.714793

14.119661

24

1.4809816

1.7749259

49

3.2594012

2.6386139

74

9.8374093

14.119661

25

1.5388495

1.7982974

50

3.3554449

2.6386139

75

12.219882

14.789595

Lampiran 4. Hasil Nilai Koefisien Korelasi antara qc dan dj2 dengan Software Minitab pada Data Komposisi Bahan Campuran Pembuatan
Beton Menurut Umur Beton

Correlations: qc, dj2
Pearson correlation of qc and dj2 = 0.950
P-Value = 0.000
Lampiran 5. Output SPSS dalam Uji Bartlett
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Approx. Chi-Square
Bartlett's Test of Sphericity

df

.000

Lampiran 6. Output SPSS dalam Box’s M Test
Box's Test of Equality
of Covariance
Matricesa

F

58.166
4.553

df1

12

df2

25122.462

Sig.

83.105
3

Sig.

Box's M

.378

.000

Lampiran 7. Output SPSS Untuk Matriks SSCP antar Variabel Komposisi Bahan Pembuatan Semen
Between-Subjects SSCP Matrix
Semen
Semen
Intercept
Hypothesis

Error

Agregat_halus

7633248.965

23035220.664

19025997.880

Agregat_kasar

23035220.664

69514487.663

57415664.222

Agregat_halus

19025997.880

57415664.222

47422610.867

390509.203

-251389.749

-74504.009

Agregat_kasar

-251389.749

162175.082

50337.418

Agregat_halus

-74504.009

50337.418

30653.526

Semen

384180.273

-202719.405

83353.006

Agregat_kasar

-202719.405

334587.533

-279425.495

Agregat_halus

83353.006

-279425.495

651500.374

Semen
Populasi

Agregat_kasar

Based on Type III Sum of Squares
Lampiran 8. Output SPSS Untuk Pengujian One-Way MANOVA
Multivariate Testsa
Effect

Value

Roy's Largest Root

Populasi

Error df

Sig.

26433.439b

3.000

70.000

.000

.001

b

26433.439

3.000

70.000

.000

1132.862

26433.439b

3.000

70.000

.000

1132.862

b

3.000

70.000

.000

Wilks' Lambda
Hotelling's Trace

Hypothesis df

.999

Pillai's Trace
Intercept

F

26433.439

Pillai's Trace

.613

10.464

6.000

142.000

.000

Wilks' Lambda

.411

13.072b

6.000

140.000

.000

Hotelling's Trace

1.376

15.822

6.000

138.000

.000

Roy's Largest Root

1.332

31.524c

3.000

71.000

.000

a. Design: Intercept + Populasi
b. Exact statistic
c. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
Lampiran 9. Perhitungan Manual untuk Statistik Uji F Pada Wilk’s Lambda
g

(

∑ nl− p−2

)(

¿

1− √ Λ
F=
p
√ Λ¿
(25+25+25 )−3−2 1− √0 . 411
F=
3
√ 0 . 411
l=1

(

(703 )( 1−√0 .√4110 . 411 )

F=

F=13. 06285255

)(

)

)

Lampiran 10. Output SPSS Untuk Pengujian Efek antar Variabel
Tests of Between-Subjects Effects
Source

Dependent Variable

Type III Sum of

df

Mean Square

F

Sig.

Squares

Corrected Model

Semen

390509.203a

2

195254.601

36.593

.000

Agregat_kasar

162175.082b

2

81087.541

17.449

.000

Agregat_halus

c

30653.526

2

15326.763

1.694

.191

7633248.965

1

7633248.965

1430.563

.000

Agregat_kasar

69514487.663

1

69514487.663

14958.845

.000

Agregat_halus

47422610.867

1

47422610.867

5240.869

.000

Semen

390509.203

2

195254.601

36.593

.000

Agregat_kasar

162175.082

2

81087.541

17.449

.000

Agregat_halus

30653.526

2

15326.763

1.694

.191

Semen

384180.273

72

5335.837

Agregat_kasar

334587.533

72

4647.049

Agregat_halus

651500.374

72

9048.616

8407938.440

75

Agregat_kasar

70011250.278

75

Agregat_halus

48104764.767

75

Semen

774689.475

74

Agregat_kasar

496762.615

74

Agregat_halus

682153.900

74

Semen
Intercept

Populasi

Error

Semen
Total

Corrected Total

a. R Squared = .504 (Adjusted R Squared = .490)
b. R Squared = .326 (Adjusted R Squared = .308)
c. R Squared = .045 (Adjusted R Squared = .018)

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65