Kajian Komprehensif: Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut (PLTPS)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tingginya pemakaian energi menjadi masalah utama di banyak negara di
dunia pada masa sekarang ini. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu
negara berpengaruh pada peningkatan permintaan energi di negara tersebut. IEA
(2015) menyebutkan bahwa bahan bakar fosil mendominasi pasokan energi utama
dunia yang sangat diandalkan. Pada tahun 2013, sumber daya fosil terhitung
sebanyak 82% dari total pasokan energi (Gambar 1). Diantara sumber energi
terbatas itu, minyak bumi, batu bara dan gas alam menjadi yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia [1].

Gambar 1.1 Pasokan Energi Utama Dunia [1]

Penggunaan energi secara besar-besaran secara tidak langsung ikut
berpartisipasi terhadap tingginya konsentrasi CO2 (karbon dioksida) di atmosfer

1
Universitas Sumatera Utara


yang meningkat secara signifikan dalam satu abad terakhir ini. Sejak masa revolusi
industri, emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar meningkat secara
dramatis dari nol sampai melebihi 32 GtCO2 di tahun 2013 (Gambar 1.2) [1].
Peningkatan ini lebih tinggi 2,2% dari level di tahun 2012 yakni sebesar 0,6%,
namun lebih rendah dari tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sejak tahun 2000
(2,5%).

Gambar 1. 2 Trend Emisi CO2 dari Bahan Bakar Fosil[1]

Dari beberapa sektor pengguna energi, sektor listrik (electrical) dan penghasil
panas (heat generation) merupakan sektor yang paling banyak menggunakan
sumber energi sehingga berbanding lurus dengan pengeluaran (emisi) CO2 ke
atmosfer. Sebanyak 42% sedangkan sektor transportasi menduduki posisi kedua
yakni sebesar 23% (Gambar 3).

2
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. 3 Emisi CO2 dari berbagai sektor di tahun 2013[1]


Penggunaan sumber bahan bakar fosil untuk menggerakkan pembangkit
listrik selama ini menjadi masalah yang tidak dapat terelakkan. Dalam Key World
Energy Statistic (2015), diketahui bahwa minyak bumi dan batu bara menjadi
prioritas utama sumber energi dalam pemenuhan kebutuhan listrik manusia [2].
Namun, karena efek negatif yang ditimbulkan akibat pelepasan CO2 ke
atmosfer dan semakin menipisnya persediaan sumber energi yang tidak terbarukan
tersebut, namun penggunaan energy listrik yang semakin membengkak, sehingga
secara berangsur, sumber energi yang terbarukan seperti sumber energi matahari
(hybrid energy), energi biomasa (biomass energy), energi angin, energy air (hydro
energy) dan sumber energi lain yang ramah lingkungan mulai digalakkan
penggunaannya. Akan tetapi dari tahun 1973 sampai 2013, pasokan hydro energy
sangat kecil yakni hanya meningkat dari 1,8% menjadi 2,4% (Gambar 4).

3
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.4 Pasokan Energi Dunia dari tahun 1971 sampai 2013[2]
Di antara pembangkit listrik yang menggunakan air sebagai sumber energi,
pembangkit listrik tenaga pasang surut (tidal energy) merupakan salah satu
alternatif penggunaan sumber energi terbarukan. Prinsip kerjanya sama dengan

pembangkit listrik tenaga air, di mana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan
mengahasilkan energi listrik. Energi diperoleh dari pemanfaatan variasi
permukaan laut terutama disebabkan oleh efek gravitasi bulan, dikombinasikan
dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang terkandung dalam
perpindahan massa air akibat pasang surut.
Tidal energy adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Jika dibandingkan dengan sumber-sumber energi terbarukan lainnya, aliran

4
Universitas Sumatera Utara

pasang surut merupakan sumber energi yang relatif dapat diandalkan karena
pergerakan pasang surut dapat diprediksi secara akurat dalam arah, waktu dan
besarnya [3].

1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kerja Pembangkin Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut
(PLTPs)?
2. Bagaimana perkembangan teknologi PLTPs dalam menghasilkan daya

yang tinggi?
3. Apa saja aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih tipe
perencanaan PLTPs?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami cara kerja PLTPs.
2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi PLTPs.
3. Untuk

memberikan

gambaran

tentang

prospek

implementasi


pembangunan PLTPs di Indonesia.
4. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih tipe perencanaan PLTPs.

5
Universitas Sumatera Utara

1.4 Batasan Masalah
Agar tugas akhir ini lebih terarah dan dapat mencapai hasil yang diinginkan,
oleh karena itu penulis akan membatasi tugas akhir ini sebagai berikut:
1.

Pembahasan prinsip kerja PLTPs hanya dibahas secara umum

2.

Tidak membahas dari sisi ekonomi pembangkit.

1.5 Diagram Alir Penelitian


Merumuskan Masalah

Menentukan Maksud dan tujuan

Tinjauan Pustaka

Desain Penelitian

1. Studi Kasus:
 3 unit Pembangkit
Listrik Tenaga
Pasang Surut Air
Laut
2. Tipe Penelitian:
 Penelitian
Deskriptif

Mengumpulkan Data
3. Metode Penelitian:
 Kajian Literatur


Analisa Data

Diskusi

Penulisan Laporan
Gambar 1.5 Diagram Alir Penelitian

6
Universitas Sumatera Utara