Analisis Tingkat Kepentingan Labelsasi Halal Terhadap Produk-Produk Konsumsi Bagi Masyarakat Muslim di Kawasan Medan Deli

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini melahirkan berbagai
industri baru yang menghasilkan produk-produk konsumsi, baik yang diproduksi
oleh perusahaan-perushaan domestik maupun perusahaan asing. Produk
konsumsi yang beredar di masyarakat tidak semuanya memmiliki jaminan
kesehatan yang jelas. Dalam hal ini konsumen berhak mendapatkan perlindungan
akan produk konsumsi yang beredar dipasaran. Masyarakat sangat memerlukan
informasi yang benar, baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal yang
di anggap penting untuk diketahui masyarakat mengenai produk yang
dikonsumsinya.
Perkembangan era globalisasi tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi saja, namun pola kehidupan masyarakat secara tidak langsung berubah
dan mudah terkontaminasi dengan budaya asing. Dalam hal ini juga termasuk
mempengaruhi adanya perubahan pola konsumsi pada kalangan masyarakat.
Masyarakat sebagai konsumen, kehidupanya tidak terlepas dan tergantung dengan
Barang-barang produksi yang beredar di pasaran seperti bahan pangan, kosmetik
dan obat-obatan baik yang di konsumsi secara instan maupun olahan.
Umat muslim pada khususnya memerlukan produk halaldan jaminan
kesehatan.Oleh karena itu melalui badan pengawasan pemerintah menegaskan

produk-produk konsumsi yang dipasarkan harus sesuai dengan ketentuan syariah,
terutama produk yang di makan dan di minum secara langsung. Didalam ajaran
12

Universitas Sumatera Utara

Islam, seorang muslim tidak diperkenankan mengkonsmusi makanan haram, maka
halal lagi baik merupakan pilihan terpenting dalam memilih sebuah produk
konsumsi. Sesuai dengan Firman Allah dalam ”(QS.Albaqarah:168), Yang
artinya: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
dibumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan,

karena

sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu”
Sebagai konsumen muslim selayaknya perlu memperhatikan dan bersikap
slektif dalam mengkonsumsi produk konsumsinya, karena halal menjadi suatuhal
yang mutlak. Sementara disisi lain tidak semua produk konsumsi bersifat halal
dan membawa dampak positif untuk dikonsumsi oleh konsumen. Produk yang
belum tersertifikasi label halal belum terjamin secara syariat dan manfaatnya,

terlebih lagi tentang ada atau tidaknya dampak negatif yang terkandung di dalam
produk konsumsi yang berakibat fatal pada kesehatan. Biasanya hal ini
dipengaruhi oleh adanya bahan berbahaya yang terkandung pada produk konsumsi
tersebut.
Lembaga yang menangani perlindungan kualitas pangan dan produk
konsumsi, serta labelisasi halal adalah kerjasama pemerintah melalui Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dengan LPPOM MUI terkait dengan UU yang
melindungi. Amanat UU pangan No.7 tahun 1996 atas keamanan, mutu dan gizi
pangan adalah upaya pemerintah dalam pembangunan pangan untuk memenuhi
kebutuhan dasar rakyat Indonesia secara adil dan merata berdasarkan kemandirian
dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat (Drh. Wiku Adisasmito,
MSc, PhD 2008:5).

13

Universitas Sumatera Utara

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, mewajibkan para produsenprodusen produk konsumsi untuk mencantumkan label tambahan yang memuat
informasi tentang kandungan (ingredient) pada kemasan produk-produk
konsumsi. Sementara MUI memberikan pengesahan tentang sertifikasi label halal

sesuai dengan kandungan (ingredient) berdasarkan dengan prisip syariah serta
ketentuan yang berlaku.
Mengingat manfaat Lebelisasi halal yang memiliki jaminan kualitas baik,
sudah selayaknya menjadi kepentingan untuk memilih dan mengunakan produk
konsumsi bagi masyarakat muslim secara khusus maupun masyarakat luas secara
umum. Seiring dengan pekembangan zaman dan tuntutan modernisasi, sejumlah
masyarakat muslim melalaikan tentang kewajiban mengkonsumsi produk
konsumsi halal. Dan menggunakan barang hanya berdasarkan manfaat yang
tertera melalui iklan tanpa mempertimbangkan kehalalan atas suatu produk yang
akan dikonsumsinya. Oleh karena itu mencari informasi tentang produk produk
halal bagi masyarakat muslim adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Perkembangan teknologi mempengaruhi masyarakat melalui pelabelan dan iklan
agar tidak memberikan keterangan yang menyesatkan. Dibutuhkan ketelitian
Masyarakat dalam memilih setiap produk konsumsi. Mengenai kualitas komposisi
dan campuran bahan dalam setiap produk. yang tidak merugikan bagi kesehatan
tubuh.
Salah satu upaya untuk mencapai tertib pengaturan adalah melalui label
dan iklan produk. Label dan iklan berperan aktif dalam intensitas pada tingkat
penjualan produk konsumsi kepada masyarakat luas. Informasi pada label pangan
atau melalui iklan sangat diperlukan bagi masyarakat agar masing-masing

14

Universitas Sumatera Utara

individu secara tepat dan menentukan pilihan sebelum membeli atau
menggunakan produk-produk konsumsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh konsumen sebelum mengkonsumsi suatu produk adalah memahami
bahasa/tulisan, nomor pendaftaran, nama produk, produsen dan alamat produksi,
label halal, daftar bahan yang digunakan (ingredient).
Pemerintah memiliki andil dalam pengawasan produk konsumsi.
Pemerintah mengintruksi kepada instansi atau lembaga tertentu untuk melakukan
pengaturan yang disesuaikan dengan ruang lingkup, tugas, dan kewenangan yang
ada pada instansi yang bersangkutan. Melalui LPOM MUI konsumen dapat
dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk-produk konsumsi berlabel
halal. Sertifikasi label halal di tetepkan oleh lembaga MUI yang di dukung oleh
Departemen Kesehatan dalam produk konsumsi yang telah di uji secara klinis
bahan-bahan yang terkandung dan aman untuk dikonsumsi. Namun pada
kenyataanya produk-produk konsumsi tidak selalu disertai dengan sertifikasi
halal yang disahkan oleh LPOM MUI.
Sumatera Utara merupakan daerah yang masyarakatnya mayoritas

beragama Islam, salah satunya adalah pada kecamatan Medan Deli. Medan Deli
merupakan kecamatam yang memiliki pringkat ketiga dengan jumlah masyarakat
tertinggi di kota Medan. Kawasan Medan Deli memiliki kawasan indutri yang
terluas di Sumatera Utara, kawasan industri daerah ini biasa dikenal masyarakat
dengan sebutan KIM ( Kawasan Industri Medan ). Hal ini sangat memungkinan
banyaknya produk-produk konsumsi tersebar secara bebas di pasaran kawasan
Medan Deli. Sehingga mempengaruhi pola konsumsi dan pengaruh ada atau
tidaknya tingkat kesadaran akan pentingnya labelisasi halal bagi masyarakat
15

Universitas Sumatera Utara

muslim di Medan Deli terhadap produk-produk konsumsi, baik dengan disertai
labelisasi halal maupun produk-produk konsumsi yang tidak tersertifikasi dan
tidak dilindungi oleh LPOM MUI. Untuk itu penulis melakukan penelitian
dengan menjadikam masyarak muslim di kawasan Medan Deli sebagai studied
population.
Dengan judul penelitian “ ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN
LABELISASI HALAL PADA PRODUK-PRODUK KONSUMSI BAGI
MASYARAKAT MUSLIM DI KAWASAN MEDAN DELI”.


1.2 Perumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang yang di kemukakan di atas maka permasalahan
yang akandi analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah hubungan tingkat kepentingan labelisasi halal pada
masyarakat muslim Medan Deli
2. Bagaimanakah

hubungan

produk

konsumsi

dengan

tingkat

kepentingan labelisasi halal.


1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara tingkat kepentingan labelisasi halal pada
masyarakat muslim Medan Deli.
2. Mengetahui hubungan produk konsumsi dengan tingkat kepentingan
labelisasi halal
1.4 Hipotesis

16

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan perumusan maslah diatas, maka penulis membuat hipotesis
sebagai berikut:


Terhadapat hubungan antara tingkat kepentingan labelisasi halal pada
masyarakat Medan Deli




Terdapat hubungan produk konsumsi dengan tingkat kepentingan
labelisasi

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah
1. Penelitian ini bermanfaat untuk Masyarakat Muslim Medan Deli untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari langkah-langkah
dalam pemilihan produk konsumsi
2. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat sebagai
konsumen untuk lebih mempriyoritaskan produk konsumsi berlabel
halal
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
informasi dalam melakukan penelitian masa yang akan datang.

17

Universitas Sumatera Utara