Respon PertumbuhanSukun (Artocarpus communis Forst)pada Penggunaan Berbagai Ketebalan Spons Sebagai Media Penahan Air di DTA Danau Toba

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Isu tentang degradasi lahan dan hutan yang gencar muncul di berbagai
wacana, menurut pemerintah dan masyarakat untuk segera menindak lanjuti
dengan tindakan nyata. Tindakan nyata tersebut tentu saja harus disertai dengan
perencanaan yang matang dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang menonjol
dalam hal ini adalah aspek pengelolaan lahan. Dalam perencanaan pengelolaan
lahan dan kesesuaiannya untuk jenis tanaman tertentu. Informasi ini diperlukan
terutama untuk menentukan kegiatan atau jenis konservasi tanah yang harus
dilakukan (Wahyuningrum et al., 2003).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
air.Air merupakan faktor penting dalam menunjang pertumbuhan suatu tanaman.
Selain dalam proses transpirasi dan fotosintesis, air juga berperan dalam
penyerapan unsur hara yang diperlukan tanaman. Kebutuhan air oleh suatu
tanaman umumnya selalu berbeda-beda, oleh karena itu banyak sedikitnya air
yang

diberikan

dalam


penyiraman

sangat

mempengaruhi

kondisi

dari

pertumbuhan tanaman itu sendiri. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas
fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.
Defisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan perubahan irreversible
(tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati (Daniel, et al., 1987).
Salah satu yang masuk dalam kriteria lahan kritis adalah tanah di sekitar
Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Jenis tanah di Kecamatan
Silalahisabungan didominasi jenis litosol dengan ciri-ciri kedalaman solum hanya

1

Universitas Sumatera Utara

15-20 cm, tekstur tanah lempung sampai berpasir, dataran yang sangat rendah,
perbukitan dengan tingkat kemiringan lebih 60% dan vegetasi semak belukar dan
hutan sekunder. Kondisi tanah yang demikian berakibat kurang layak untuk lahan
budidaya pertanian walaupun sumberdaya air melimpah di daerah ini (Sidabutar,
2012).
Saat ini kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba mengalami
kerusakan lingkungan yang cukup besar ditambah lagi sebagai akibat aktifitas
masyarakat sekitarnya. Penyebab utama adalah konversi hutan secara ilegal
menjadi lahan pertanian. Kondisi topografi DTA Danau Toba dengan kelerengan
lapangan curam (25 – 45%) seluas 426,69 km2 dan sangat curam dan terjal
(>45%) seluas 43,96 km2. Degradasi lingkungan DTA Danau Toba tidak saja
mengancam kelestarian Danau Toba tetapi juga penghidupan masyarakat, baik
masyarakat sekitar Danau Toba maupun seluruh Provinsi Sumatera Utara
(Kementrian Lingkungan Hidup, 2011).
Sukun memiliki arti penting dalam menopang kebutuhan sumber pangan
karena sumber kalorinya dan kandungan gizi yang tinggi.Dalam bidang
kehutanan, sukun merupakan salah satu jenis pohon yang dipilih dalam kegiatan
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.Selain memiliki akar yang kuat

dan tajuk yang lebar yang dapat mengurangi laju erosi, sukun juga merupakan
salah satu alternatif tanaman sumber pangan (Hendalastuti dan Rojidin, 2006).
Tempat tumbuh sukun baik tumbuh dari dataran rendah sampai dengan
dataran tinggi, namun sukun juga dapat ditemui tumbuh di tempat yang memiliki
ketinggian 1.500 meter dpl. Sukun dapat tumbuh baik di daerah panas yang suhu
rata-rata sekitar 20-400C yang beriklim basah dengan curah hujan 2.000-3.000

2
Universitas Sumatera Utara

mm/tahun dan kelembaban relatif 70-90%. Sukun menyukai lahan terbuka dan
banyak menerima sinar matahari (Sunarjono, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh berbagai faktor
tanah dan iklim serta faktor-faktor yang terdapat di dalam tanah itu
sendiri.Beberapa faktor-faktor ini dikendalikan oleh manusia, tetapi banyak yang
tidak demikian.Misalnya, orang tidak dapat mengendalikan udara, cahaya dan
suhu, tetapi dapat mempengaruhi penyediaan unsur hara tanaman dalam tanah.
Mereka dapat meningkatkan persediaan hara yang tersedia dengan cara mengubah
keadaan tanah atau melakukan penambahan pupuk (Forth, 1994).
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh berbagai
ketebalan spons sebagai media penahan air yang tepat terhadap pertumbuhan bibit
sukun.
Manfaat Penelitian
1.

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengaplikasikan berbagai
jenis ketebalan spons bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2.

Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai penggunaan
berbagai jenis ketebalan spons pada objek yang berbeda.

Hipotesis Penelitian
Aplikasi penggunaan berbagai ketebalan mulsa spons berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit sukun di lapangan dan dapat meningkatkan
kemampuan tanaman dalam memperoleh air yang cukup.

3

Universitas Sumatera Utara