Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sdn Pipilogot Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) | Popatoon | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3963 12644 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sdn Pipilogot Pada
Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS)
Ahas Weros Popatoon, Dasa Ismaimusa, dan I Nyoman Murdiana
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas III SDN
Pipilogot disebabkan karena kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran
tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa kelas III pada materi penjumlahan dan pengurangan SDN Pipilogot
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas III Pipilogot dengan jumlah siswa 22 orang. Sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran pada siklus I. dilakukan pra tindakan yaitu memberikan tes awal
pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai dasar pembelajaran
selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada model/desain Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi dan (4) refleksi. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara
sedangkan data kuantitatif dikumpulkan dengan teknik tes. Analisis data kualitatif
menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman sedangkan data
kuantitatif menggunakan teknik persentase yaitu ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal. Hasil penelitian menunjukan peningkatan hasil belajar
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan. Hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Hasil pada siklus I 63,63%, siklus
II 90,90%.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Penjumlahan dan Pengurangan
I.
PENDAHULUAN
Penggunaan matematika (berhitung) dalam kehidupan manusia sehari-hari
telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi ilmu teknik, misalnya
perhitungan untuk antariksa, dan disamping dasar ilmu teknik metode matematis
memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi dan dapat
memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur, dan musik. Pengetahuan
136
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu
bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa matematika merupakan suatu
kekuatan utama membentuk konsepsi tentang suatu hakekat dan tujuan manusia
dalam hidupnya.
Anak SD (Sekolah Dasar) di Indonesia umumnya berusia 7 sampai 12
tahun, mereka berada pada tahap operasional kongkrit. Berkaitan dengan
pembelajaran
matematika
di
SD,
pada
tahap
ini
anak
sudah
dapat
mengelompokkan benda-benda kongkrit berdasarkan warna, bentuk dan
ukurannya. Karena itu untuk mempelajari matematika khususnya di SD
memerlukan media yang dapat meransang tumbuhnya motivasi anak untuk
menyukai pelajaran matematika dalam hal ini berhitung.
Anak usia SD adalah usia yang dipengaruhi oleh dunia bermain. Maka
untuk mengajarkan matematika di SD, apa salahnya dilibatkan dengan dunianya.
Media belajar matematika di SD bisa menggunakan kelereng, lidi atau batu
kerikil, yang berupa benda-benda kongkrit yang bisa digunakan anak dalam
bermain dan anak yang tidak merasa asing.
Fenomena yang terjadi di SDN Pipilogot khususnya kelas III, sebagian
siswa merasa kesulitan dalam pelajaran matematika khususnya penjumlahan dan
pengurangan bilangan. Pokok bahasan pengerjaan penjumlahan dan pengurangan
begitu banyak dan luas, sedangkan alokasi waktu yang disediakan sangat
terbatas.Untuk mengatasi masalah tersebut maka seorang pengajar harus mampu
memilih metode dan media pembelajaran yang tepat, menarik dan menyenangkan,
serta didukung oleh guru yang profesional, sarana pendidikan yang bermutu,
peran orang tua dan masyarakat.
Ada anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan
menakutkan baik itu di kelas rendah atau kelas tinggi. Pada hakekatnya suatu ilmu
atau pelajaran itu tidak menakutkan dan tidak sulit untuk dipelajari, tergantung
bagaimana cara anak tersebut menangkap dan mempelajarinya. Anak atau siswa
yang cenderung tidak menyukai salah satu pelajaran di sekolah, bahkan sampai
takut, akan mengalami gangguan dalam prestasi belajarnya. Pelajaran matematika
di sini sering menjadi momok yang ditakutkan. Kasus-kasus seperti ini banyak
137
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
dijumpai di sekolah. Faktor yang menyebabkan siswa di SDN Pipilogot kesulitan
menerima materi yang disampaikan gurunya, karena guru kurang dalam
menggunakan media dalam proses belajar mengajar.
Memang tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar tetapi hasil dari
didikan ajaran itu jangan hanya dilihat dari nilai akhir tetapi juga proses yang
dilaksanakan dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sangat menentukan keberhasilan dan tujuan yang ingin dicapai.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar anak untuk meningkatkan
prestasi belajar, diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang
dianggap tepat dan mampu mendukung proses belajar mengajar.Penulis
cenderung memilih model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
Pembelajaran untuk pengerjaan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dan sarana bermain dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share (TPS) diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas yang memungkinkan
siswa saling berbagi dengan sesama teman tentang materi yang telah dipelajari
sehingga dapat meningkatkan prestasi dan pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar.
Dilihat dalam latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan
penelitia dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN
Pipilogot Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III pada materi penjumlahan dan
pengurangan SDN Pipilogot melalui model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (TPS).
II.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri
utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah
refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang direncanakan
2 siklus.
138
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara
bersiklus mengacu pada model/desain Penelitian Tindakan Kelas. Secara garis
besar dapat dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Tanggart (Wardhani, 2007:421).
Identifikasi Masalah
Refleksi
Observasi
Sklus I
Perencanaan 1
Pelaksanaan
Hasil Refleksi
Refleksi
Observasi
Sklus II
Perencanaan II
Pelaksanaan
dst
Gambar 1. Desain Penelitian (Wardhani, 2007:421)
Keterangan:
: Kegiatan
: Hasil Kegiatan
: kegiatan berlangsung secara bersamaan
: urutan pelaksanaan kegiatan
Setting dan Subyek Penelitian
Waktu Penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai
Nopember 2014. Penelitian dilaksanakan di SDN Pipilogot Kabupaten Banggai
Kepulauan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN Pipilogot
Tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah anak 22 orang siswa
Analisis Data
139
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 2002:34).
Analisis data kualitatif dilakukan selama dan sesudah penelitian dilakukan
di kelas dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data dan
penympulan atau verifikasi data. 1) Reduksi data: dalam tahap ini dilakukan
penyelidikan dengan memfokuskan dan menyederhanakan data mulai dari awal
penelitian sampai dengan penarikan kesimpulan. Hasil reduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan penglolahan
selanjutnya. 2) Paparan data: dalam tahap ini dilakukan penyusunan informasi
yang diperoleh dari data hasil reduksi sehingga memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan penggambaran tindakan. 3) pada kegiatan ini:
dilakukan pembuatan kesimpulan atau informasi singkat dan jelas yang
merupakan pengungkapan akhir dan hasil tindakan.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan, diadakan penelitian
tindakan yang berorientasi dalam pembelajaran. Indikator kuantitatif dalam
pembelajaran ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa kelas III SDN
Pipilogot dalam kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
mencapai daya serap individu lebih dari atau sama dengan 70%, dan ketuntasan
belajar klasikal mencapai lebih dari atau sama dengan 80%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pratindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan kelas, terlebih dahulu dilakukan pra
tindakan yang meliputi tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa tentang
materipenjumlahan dan pengurangan. Dari hasil analisis tes pra tindakan
diperoleh skor rata-rata 59,6 dengan presentase ketuntasan klasikal 37,50 % dan
daya serap kiasikal hanya mencapai 59,06 %. Dari 22 siswa yang mengikuti tes,
hanya 4 siswa yang tuntas belajar atau mencapai daya serap 70 %. Kesimpulan
bahwa hasil yang didapatkan dari pratindakan jauh dari ketuntasan klasikal.
140
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Hasil Pelaksanaan Siklus I
Setelah diketahui hasil observasi data awal di mana daya serap individu
masih berada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 4 orang atau
59,06 % sedangkan yang belum tuntas 7 orang atau 63,63%. Dari hasil
observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi pengajaran
yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I
terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam RPP pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
No
Aspek Yang Dinilai
Kategori Penilaian
1
1
2
2
3
4
Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam
√
b) Mengabsen
√
c) Apersepsi
Kegiaatan inti
a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus
√
√
√
dicapai oleh siswa
√
b) Guru menggali pengetahuan awal siswa
melalui kegiatan demonstrasi
c) Guru menjelaskan aturan main dan batasan
waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi √
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah
d) Memotivasi
siswa bertanya dan menjawab
e) Mengadakan umpan balik
√
√
141
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
3
Kegiatan akhir
a) Menyimpulkan
√
b) Mengadakan post test
√
a) Memberi tugas
Berdasarkan Tabel 1 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
√
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas
III SDN Pipilogot. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati 2
√
komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 4 dan bernilai
√
baik sebanyak 5 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam
melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Penilaian
No
Aspek Yang Diamati
1
2
3
1
Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu
√
2
Siswa dikelompokkan dengan teman
√
4
sebangkunya
3
√
Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai
jawaban tugas yang telah dikerjakan
4
√
Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk
berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas
dengan dipandu oleh guru
5
Siswa dinilai secara individu dan kelompok
√
6
Keaktifan
√
7
Ketepatan menyelesaikan tugas
√
8
Bertanya
√
9
Menjawab pertanyaan guru
√
10
Melakukan umpan balik pada guru
√
142
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang
sudah berkategori baik.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No.
Nilai
Keterangan
T
1
60%
2
70%
3
70%
4
60%
5
80%
6
No.
Nilai
TT
√
Keterangan
T
TT
√
12
60%
√
13
80%
√
√
14
70%
√
15
80%
√
√
16
70%
√
80%
√
17
90%
√
7
70%
√
18
60%
√
8
70%
√
19
60%
√
9
60%
20
70%
√
10
80%
21
70%
√
11
50%
√
22
60%
Jumlah
750
4
Jumlah
770
√
√
√
7
√
7
4
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 14
143
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Jumlah siswa yang belum tuntas : 8
Tuntas Klasikal
: 63,63%Belum tuntas
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
69,09%
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
14
63,63%
Dari tabel 3 dan tabel 4. di atas dapat dijelaskan bahwa dengan nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18%
atau ada 14 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 63,63% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar
berlangsung
diperoleh
kekurangan-kekurangan
yang
harus
direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut:
a) Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b) Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.
c) Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.
d) Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih
kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa
keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Hasil Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakanlah
perbaikan-perbaikan motode kooperatif Think pair share (TPS). Meskipun hasil
yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih di
144
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
temukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu
pula dengan ketuntasan klasikal baru memperoleh 63,63%, seiring tindakan
penelitian pembelajaran dengan bimbingan belajar di lanjutkan pada siklus
yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II
terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam RPP pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
No
Aspek Yang Dinilai
Kategori Penilain
1
1
2
3
Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam
b) Mengabsen
√
c) Apersepsi
√
√
√
d) Memberi motivasi
2
4
1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa
2. Guru menggali pengetahuan awal siswa
√
kegiatan demonstrasi
3. melalui
Guru menjelaskan
aturan main dan batasan
√
√
√
waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
4. Memotivasi siswa bertanya dan menjawab
3
√
√
√
5. Mengadakan umpan balik
√
Kegiatan akhir
√
a) Menyimpulkan
√
b) Mengadakan post test
Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan√guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas
√
III SDN Pipilogot. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati
tidak
satu pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 2 komponen dan
√
√
145
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
bernilai baik sebanyak 5 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Kategori Penilaian
No
Aspek Yang Diamati
1
2
3
4
1
Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu
√
2
Siswa dikelompokkan dengan teman
√
sebangkunya
3
√
Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai
jawaban tugas yang telah dikerjakan
4
√
Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk
berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas
dengan dipandu oleh guru
5
Siswa dinilai secara individu dan kelompok
√
6
Keaktifan
√
7
Ketepatan menyelesaikan tugas
8
Bertanya
9
Menjawab pertanyaan guru
10
Melakukan umpan balik pada guru
√
√
√
√
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek
yang berkategori sangat baik.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar
146
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut
Tabel 7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No.
Nilai
Keterangan
T
No.
Keterangan
Nilai
TT
T
1
70
√
12
90
√
2
80
√
13
80
√
3
80
√
14
80
√
4
90
√
15
80
√
5
90
√
16
80
√
6
70
√
17
60
7
80
√
18
80
√
8
70
√
19
70
√
9
60
20
70
√
10
80
√
21
80
√
11
90
√
22
80
√
Jumlah
860
10
Jumlah
850
10
√
1
TT
√
1
Jumlah Skor 1710
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 77,72%
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 20
Jumlah siswa yang belum tuntas
:2
Tuntas Klasikal
:90,90% Tuntas
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
77,72%
20
90,90%
147
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Dari tabel 7 dan tabel 8 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 77,72% dan ketuntasan belajar mencapai 90,90% atau ada 20 siswa
dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik
dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga
pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa
juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dalam
pembelajaran matematika.
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama
proses
belajar
mengajar
guru
telah
melaksanakan
semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Pada siklus II guru dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah
ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembahasan
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
matematika memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
148
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, yaitu
masing-masing siklus I 63,63% dan siklus II 90,90%. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak
positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang paling
dominan adalah memperhatikan penjelasan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langah-langkah pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan
kegiatan
LKS/menemukan
konsep,
menjelaskan/melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase
untuk aktivitas di atas cukup besar.
Jika kita cermati bersama, hasil di atas dapat pula di katakan sebagai
sebuah studi kasus, dimana dengan nyata memperlihatkan bahwa guru dalam
menggunakan model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam proses
pembelajaran yang dipadukan dengan keterampilan pembelajaran dapat
memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Penggunaan model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam
pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga
menurut peneliti hal itu dapat merangsang pikiran, perasaan. serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi, tidak terdapat
kekeliruan. tercipta interaksi dan komunikasi yang santai dan terarah. Hal-hal
yang demikianlah membuat siswa menjadi senang sehingga mengikuti penuh
proses pembelajaran.
149
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Setelah memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus II ini. tentunya
tidak lagi dapat di duga tetapi dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan
model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran khususnya
pada
mata
pelajaran
matematika
dapat
memberikan
manfaat
dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika khususnya
pokok
bahasan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan
bulat
melalui
pembelajaran dapat diambil kesimpulan penjumlahan dan pengurangan dalam
pembelajaran Matematika kelas III SDN Pipilogot meningkat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari siklus I hanya 14
siswa dari 22 siswa (63,63%) yang tuntas sedangkan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa ( 90,90% ) dari 22 jumlah siswa.
Saran
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peningkatan kualitas pembelajaran
mutlak
harus
diupayakan
semaksimal
mungkin
agar
tercipta
kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal, yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang di dalamnya merupakan
kondisi atau keadaan yang dialami siswa atau di sekitar siswa sehingga siswa
termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan bermakna serta mudah dan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Depdiknas.2001. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Wardani, (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
150
ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sdn Pipilogot Pada
Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS)
Ahas Weros Popatoon, Dasa Ismaimusa, dan I Nyoman Murdiana
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
siswa dalam materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas III SDN
Pipilogot disebabkan karena kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran
tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa kelas III pada materi penjumlahan dan pengurangan SDN Pipilogot
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa
kelas III Pipilogot dengan jumlah siswa 22 orang. Sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran pada siklus I. dilakukan pra tindakan yaitu memberikan tes awal
pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai dasar pembelajaran
selanjutnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada model/desain Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi dan (4) refleksi. Data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara
sedangkan data kuantitatif dikumpulkan dengan teknik tes. Analisis data kualitatif
menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman sedangkan data
kuantitatif menggunakan teknik persentase yaitu ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal. Hasil penelitian menunjukan peningkatan hasil belajar
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan. Hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Hasil pada siklus I 63,63%, siklus
II 90,90%.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Penjumlahan dan Pengurangan
I.
PENDAHULUAN
Penggunaan matematika (berhitung) dalam kehidupan manusia sehari-hari
telah menunjukkan hasil nyata seperti dasar bagi ilmu teknik, misalnya
perhitungan untuk antariksa, dan disamping dasar ilmu teknik metode matematis
memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi dan dapat
memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur, dan musik. Pengetahuan
136
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu
bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa matematika merupakan suatu
kekuatan utama membentuk konsepsi tentang suatu hakekat dan tujuan manusia
dalam hidupnya.
Anak SD (Sekolah Dasar) di Indonesia umumnya berusia 7 sampai 12
tahun, mereka berada pada tahap operasional kongkrit. Berkaitan dengan
pembelajaran
matematika
di
SD,
pada
tahap
ini
anak
sudah
dapat
mengelompokkan benda-benda kongkrit berdasarkan warna, bentuk dan
ukurannya. Karena itu untuk mempelajari matematika khususnya di SD
memerlukan media yang dapat meransang tumbuhnya motivasi anak untuk
menyukai pelajaran matematika dalam hal ini berhitung.
Anak usia SD adalah usia yang dipengaruhi oleh dunia bermain. Maka
untuk mengajarkan matematika di SD, apa salahnya dilibatkan dengan dunianya.
Media belajar matematika di SD bisa menggunakan kelereng, lidi atau batu
kerikil, yang berupa benda-benda kongkrit yang bisa digunakan anak dalam
bermain dan anak yang tidak merasa asing.
Fenomena yang terjadi di SDN Pipilogot khususnya kelas III, sebagian
siswa merasa kesulitan dalam pelajaran matematika khususnya penjumlahan dan
pengurangan bilangan. Pokok bahasan pengerjaan penjumlahan dan pengurangan
begitu banyak dan luas, sedangkan alokasi waktu yang disediakan sangat
terbatas.Untuk mengatasi masalah tersebut maka seorang pengajar harus mampu
memilih metode dan media pembelajaran yang tepat, menarik dan menyenangkan,
serta didukung oleh guru yang profesional, sarana pendidikan yang bermutu,
peran orang tua dan masyarakat.
Ada anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan
menakutkan baik itu di kelas rendah atau kelas tinggi. Pada hakekatnya suatu ilmu
atau pelajaran itu tidak menakutkan dan tidak sulit untuk dipelajari, tergantung
bagaimana cara anak tersebut menangkap dan mempelajarinya. Anak atau siswa
yang cenderung tidak menyukai salah satu pelajaran di sekolah, bahkan sampai
takut, akan mengalami gangguan dalam prestasi belajarnya. Pelajaran matematika
di sini sering menjadi momok yang ditakutkan. Kasus-kasus seperti ini banyak
137
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
dijumpai di sekolah. Faktor yang menyebabkan siswa di SDN Pipilogot kesulitan
menerima materi yang disampaikan gurunya, karena guru kurang dalam
menggunakan media dalam proses belajar mengajar.
Memang tugas utama guru adalah mendidik dan mengajar tetapi hasil dari
didikan ajaran itu jangan hanya dilihat dari nilai akhir tetapi juga proses yang
dilaksanakan dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sangat menentukan keberhasilan dan tujuan yang ingin dicapai.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar anak untuk meningkatkan
prestasi belajar, diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran yang
dianggap tepat dan mampu mendukung proses belajar mengajar.Penulis
cenderung memilih model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS).
Pembelajaran untuk pengerjaan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat dan sarana bermain dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share (TPS) diharapkan siswa dapat meningkatkan aktivitas yang memungkinkan
siswa saling berbagi dengan sesama teman tentang materi yang telah dipelajari
sehingga dapat meningkatkan prestasi dan pada akhirnya meningkatkan hasil
belajar.
Dilihat dalam latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan
penelitia dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN
Pipilogot Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan melalui model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas III pada materi penjumlahan dan
pengurangan SDN Pipilogot melalui model pembelajaran kooperatif tipe think
pair share (TPS).
II.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri
utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah
refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang direncanakan
2 siklus.
138
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara
bersiklus mengacu pada model/desain Penelitian Tindakan Kelas. Secara garis
besar dapat dilihat pada gambar yang mengacu pada model yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Tanggart (Wardhani, 2007:421).
Identifikasi Masalah
Refleksi
Observasi
Sklus I
Perencanaan 1
Pelaksanaan
Hasil Refleksi
Refleksi
Observasi
Sklus II
Perencanaan II
Pelaksanaan
dst
Gambar 1. Desain Penelitian (Wardhani, 2007:421)
Keterangan:
: Kegiatan
: Hasil Kegiatan
: kegiatan berlangsung secara bersamaan
: urutan pelaksanaan kegiatan
Setting dan Subyek Penelitian
Waktu Penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai
Nopember 2014. Penelitian dilaksanakan di SDN Pipilogot Kabupaten Banggai
Kepulauan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III di SDN Pipilogot
Tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah anak 22 orang siswa
Analisis Data
139
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 2002:34).
Analisis data kualitatif dilakukan selama dan sesudah penelitian dilakukan
di kelas dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data dan
penympulan atau verifikasi data. 1) Reduksi data: dalam tahap ini dilakukan
penyelidikan dengan memfokuskan dan menyederhanakan data mulai dari awal
penelitian sampai dengan penarikan kesimpulan. Hasil reduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan penglolahan
selanjutnya. 2) Paparan data: dalam tahap ini dilakukan penyusunan informasi
yang diperoleh dari data hasil reduksi sehingga memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan penggambaran tindakan. 3) pada kegiatan ini:
dilakukan pembuatan kesimpulan atau informasi singkat dan jelas yang
merupakan pengungkapan akhir dan hasil tindakan.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan, diadakan penelitian
tindakan yang berorientasi dalam pembelajaran. Indikator kuantitatif dalam
pembelajaran ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa kelas III SDN
Pipilogot dalam kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
mencapai daya serap individu lebih dari atau sama dengan 70%, dan ketuntasan
belajar klasikal mencapai lebih dari atau sama dengan 80%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pratindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan kelas, terlebih dahulu dilakukan pra
tindakan yang meliputi tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa tentang
materipenjumlahan dan pengurangan. Dari hasil analisis tes pra tindakan
diperoleh skor rata-rata 59,6 dengan presentase ketuntasan klasikal 37,50 % dan
daya serap kiasikal hanya mencapai 59,06 %. Dari 22 siswa yang mengikuti tes,
hanya 4 siswa yang tuntas belajar atau mencapai daya serap 70 %. Kesimpulan
bahwa hasil yang didapatkan dari pratindakan jauh dari ketuntasan klasikal.
140
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Hasil Pelaksanaan Siklus I
Setelah diketahui hasil observasi data awal di mana daya serap individu
masih berada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 4 orang atau
59,06 % sedangkan yang belum tuntas 7 orang atau 63,63%. Dari hasil
observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi pengajaran
yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I
terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam RPP pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
No
Aspek Yang Dinilai
Kategori Penilaian
1
1
2
2
3
4
Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam
√
b) Mengabsen
√
c) Apersepsi
Kegiaatan inti
a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus
√
√
√
dicapai oleh siswa
√
b) Guru menggali pengetahuan awal siswa
melalui kegiatan demonstrasi
c) Guru menjelaskan aturan main dan batasan
waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi √
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah
d) Memotivasi
siswa bertanya dan menjawab
e) Mengadakan umpan balik
√
√
141
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
3
Kegiatan akhir
a) Menyimpulkan
√
b) Mengadakan post test
√
a) Memberi tugas
Berdasarkan Tabel 1 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
√
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas
III SDN Pipilogot. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati 2
√
komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 4 dan bernilai
√
baik sebanyak 5 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam
melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Penilaian
No
Aspek Yang Diamati
1
2
3
1
Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu
√
2
Siswa dikelompokkan dengan teman
√
4
sebangkunya
3
√
Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai
jawaban tugas yang telah dikerjakan
4
√
Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk
berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas
dengan dipandu oleh guru
5
Siswa dinilai secara individu dan kelompok
√
6
Keaktifan
√
7
Ketepatan menyelesaikan tugas
√
8
Bertanya
√
9
Menjawab pertanyaan guru
√
10
Melakukan umpan balik pada guru
√
142
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang
sudah berkategori baik.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No.
Nilai
Keterangan
T
1
60%
2
70%
3
70%
4
60%
5
80%
6
No.
Nilai
TT
√
Keterangan
T
TT
√
12
60%
√
13
80%
√
√
14
70%
√
15
80%
√
√
16
70%
√
80%
√
17
90%
√
7
70%
√
18
60%
√
8
70%
√
19
60%
√
9
60%
20
70%
√
10
80%
21
70%
√
11
50%
√
22
60%
Jumlah
750
4
Jumlah
770
√
√
√
7
√
7
4
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 14
143
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Jumlah siswa yang belum tuntas : 8
Tuntas Klasikal
: 63,63%Belum tuntas
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
69,09%
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
14
63,63%
Dari tabel 3 dan tabel 4. di atas dapat dijelaskan bahwa dengan nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18%
atau ada 14 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar 63,63% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar
berlangsung
diperoleh
kekurangan-kekurangan
yang
harus
direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut:
a) Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b) Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.
c) Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.
d) Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih
kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa
keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Hasil Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakanlah
perbaikan-perbaikan motode kooperatif Think pair share (TPS). Meskipun hasil
yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih di
144
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
temukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu
pula dengan ketuntasan klasikal baru memperoleh 63,63%, seiring tindakan
penelitian pembelajaran dengan bimbingan belajar di lanjutkan pada siklus
yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II
terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam RPP pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
No
Aspek Yang Dinilai
Kategori Penilain
1
1
2
3
Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam
b) Mengabsen
√
c) Apersepsi
√
√
√
d) Memberi motivasi
2
4
1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa
2. Guru menggali pengetahuan awal siswa
√
kegiatan demonstrasi
3. melalui
Guru menjelaskan
aturan main dan batasan
√
√
√
waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
4. Memotivasi siswa bertanya dan menjawab
3
√
√
√
5. Mengadakan umpan balik
√
Kegiatan akhir
√
a) Menyimpulkan
√
b) Mengadakan post test
Berdasarkan Tabel 5 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan√guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas
√
III SDN Pipilogot. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati
tidak
satu pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 2 komponen dan
√
√
145
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
bernilai baik sebanyak 5 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Kategori Penilaian
No
Aspek Yang Diamati
1
2
3
4
1
Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu
√
2
Siswa dikelompokkan dengan teman
√
sebangkunya
3
√
Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai
jawaban tugas yang telah dikerjakan
4
√
Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk
berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas
dengan dipandu oleh guru
5
Siswa dinilai secara individu dan kelompok
√
6
Keaktifan
√
7
Ketepatan menyelesaikan tugas
8
Bertanya
9
Menjawab pertanyaan guru
10
Melakukan umpan balik pada guru
√
√
√
√
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek
yang berkategori sangat baik.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar
146
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut
Tabel 7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No.
Nilai
Keterangan
T
No.
Keterangan
Nilai
TT
T
1
70
√
12
90
√
2
80
√
13
80
√
3
80
√
14
80
√
4
90
√
15
80
√
5
90
√
16
80
√
6
70
√
17
60
7
80
√
18
80
√
8
70
√
19
70
√
9
60
20
70
√
10
80
√
21
80
√
11
90
√
22
80
√
Jumlah
860
10
Jumlah
850
10
√
1
TT
√
1
Jumlah Skor 1710
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 77,72%
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 20
Jumlah siswa yang belum tuntas
:2
Tuntas Klasikal
:90,90% Tuntas
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes formatif
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
77,72%
20
90,90%
147
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Dari tabel 7 dan tabel 8 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 77,72% dan ketuntasan belajar mencapai 90,90% atau ada 20 siswa
dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik
dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga
pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa
juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dalam
pembelajaran matematika.
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama
proses
belajar
mengajar
guru
telah
melaksanakan
semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
Pada siklus II guru dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah
ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pembahasan
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
matematika memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
148
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, yaitu
masing-masing siklus I 63,63% dan siklus II 90,90%. Pada siklus II ketuntasan
belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak
positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang paling
dominan adalah memperhatikan penjelasan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langah-langkah pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan
kegiatan
LKS/menemukan
konsep,
menjelaskan/melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase
untuk aktivitas di atas cukup besar.
Jika kita cermati bersama, hasil di atas dapat pula di katakan sebagai
sebuah studi kasus, dimana dengan nyata memperlihatkan bahwa guru dalam
menggunakan model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam proses
pembelajaran yang dipadukan dengan keterampilan pembelajaran dapat
memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Penggunaan model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam
pembelajaran, dapat menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga
menurut peneliti hal itu dapat merangsang pikiran, perasaan. serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi, tidak terdapat
kekeliruan. tercipta interaksi dan komunikasi yang santai dan terarah. Hal-hal
yang demikianlah membuat siswa menjadi senang sehingga mengikuti penuh
proses pembelajaran.
149
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Setelah memperhatikan hasil yang dicapai pada siklus II ini. tentunya
tidak lagi dapat di duga tetapi dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan
model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran khususnya
pada
mata
pelajaran
matematika
dapat
memberikan
manfaat
dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika khususnya
pokok
bahasan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan
bulat
melalui
pembelajaran dapat diambil kesimpulan penjumlahan dan pengurangan dalam
pembelajaran Matematika kelas III SDN Pipilogot meningkat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari siklus I hanya 14
siswa dari 22 siswa (63,63%) yang tuntas sedangkan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa ( 90,90% ) dari 22 jumlah siswa.
Saran
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peningkatan kualitas pembelajaran
mutlak
harus
diupayakan
semaksimal
mungkin
agar
tercipta
kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal, yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang di dalamnya merupakan
kondisi atau keadaan yang dialami siswa atau di sekitar siswa sehingga siswa
termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan bermakna serta mudah dan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Depdiknas.2001. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Wardani, (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
150