Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap | Tas | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3745 11814 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam
Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap
Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada
pelajaran IPS kelas IV khususnya pada materi Aktivitas ekonomi yang berkaitan
dengan sumber daya alam. Rendahnya prestasi belajar disebabkan kurangnya
perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung karena siswa yang bertanya
sangat kurang, demikian halnya bila guru yang bertanya kepada siswa, sehingga
umpan balik tidak terjadi sama sekali. Padahal umpan balik dalam pembelajaran
sangat diperlukan untuk menumbuhkan sifat keingin-tahuan siswa dalam
memotivasi siswa untuk lebih rajin menggali informasi melalui bacaan.
Kurangnya perhatian siswa dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar
siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru dalam melakukan pembelajaran
kurang menggunakan alat peraga sehingga siswa merasa jenuh dengan proses

pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
tindakan kelas yang rancangan penelitiannya mengacu pada model Kemmis dan
Mc. Taggart yang dilakukan dalam dua siklus. Informan penelitian sebanyak
empat orang dengan kualifikasi semua siswa yang berkemampuan rendah. Jenis
data yang diperoleh adalah aktivitas guru dan siswa di kelas dan hasil belajar
siswa. Data aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh
dengan lembar observasi dan data prestasi belajar diperoleh dengan tes individu.
Data-data tersebut dianalisis dengan teknik prosentase. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan
yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II dan untuk analisis tes akhir tindakan
dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan belajar klasikal sebesar 36% yaitu dari
64% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD
Inpres Mayayap Pada materi Aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber
daya alam.
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share
I.


PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang

cukup

memprihatinkan

diantaranya

menghasilkan lulusan yang berkualitas.

ketidakmampuan

proses

pendidikan

Berbagai usaha untuk meningkatkan
115


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
kualitas pendidikan telah dilakukan antara lain pengembangan dan perbaikan
kurikulum, pengembangan metode pembelajaran dan system penilaian, perbaikan
sarana pendidikan, penyediaan fasilitas belajar dan alat-alat laboratorium serta
pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik lainnya. Namun usaha itu belum
mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya daya
serap siswa terhadap mata pelajaran terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok
pada jenjang pendidikan dasar. Keberadaan siswa dengan status dan kondisi sosial
yang berbeda-beda tentunya akan menghadapi masalah yang berbeda pula dalam
perjalanan hidupannya. Oleh karena itu, pembelajaran IPS sangatlah penting
karena materi-materi yang didapatkan siswa di sekolah dapat dikembangkan dan
diintegrasikan menjadi sesuatu yang lebih bemakna ketika siswa berada di
lingkungan masyarakat, baik di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang.
Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga merupakan bidang ilmu yang terintegrasi
dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu
sosial lainnya Sapriya (dalam Hermet 2010: 7). Sedangkan Menurut Arnie Fajar
(dalam Yudianto, 2010 : 110) mengemukakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan mata pelajaran yang di dalamnya mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan
kewarganegaraan”. Lebih spesifik lagi dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi
dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan isu dan
masalah sosial lainnya. Setiap mata pelajaran pasti mempunyai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) begitu juga halnya dengan Pembelajaran ilmu
pegetahuan social (IPS) di SD inpres Mayayap kelas IV. Adapun KKM yang telah
ditetapkan di sekolah SD Inpres Mayayap untuk mata pelajaran IPS kelas IV
adalah 65% Artinya siswa dikatakan tutas belajar apabila memperoleh nilai 65
atau lebih.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru

kelas IV SD Inpres

Mayayap diperoleh informasi bahwa kurangnya perhatian siswa selama

116

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12

ISSN 2354-614X
pembelajaran berlangsung karena siswa yang bertanya sangat kurang, demikian
halnya bila guru yang bertanya kepada siswa, sehingga umpan balik tidak terjadi
sama sekali. Padahal umpan balik dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
menumbuhkan sifat keingin-tahuan siswa dalam memotivasi siswa untuk lebih
rajin menggali informasi melalui bacaan. Karena kurangnya perhatian serta
partisipasi siswa dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal
tersebut disebabkan karena guru dalam melakukan pembelajaran kurang
menggunakan alat peraga sehingga siswa merasa jenuh dengan proses
pembelajaran yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir kondisi tersebut, peneliti mencoba
menerapkan suatu pembelajaran yang sifatnya melibatkan kelompok kecil yang
saling bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Di mana dalam pembelajaran ini siswa lebih aktif belajar
bersama untuk saling membantu dalam memecahkan masalah dan mengeluarkan
pendapat terhadap teman sekelompoknya. Dalam hal ini pembelajaran dibuat
dalam setting kooperatif tipe Think Pair Share. Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share siswa diharapkan dapat saling
membantu dalam menyelesaikan masalah ataupan soal yang diberikan oleh guru.
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share karena model

tersebut memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa
waktu lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Pembelajarannya diawali dengan pengajuan suatu pertanyaan oleh guru,
selanjutnya siswa memikirkan jawabannya dalam beberapa saat, kemudian
mereka membagi jawabannya dengan pasangan atau dengan anggota tim lainnya
tetapi dalam bentuk dialog berpasangan (Jaeng, 2008:64).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dalam Pembelajaran IPS
di Kelas IV SD Inpres Mayayap”.

117

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
II. METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres
Mayayap (hanya 1 kelas) yang berjumlah 14 siswa, yang terdiri dari 5 siswa lakilaki dan 9 siswa perempuan. Sedangkan tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini hanya diambil 4 orang siswa dengan kualifikasi 1 orang
berkemampuan tinggi, 2 orang berkemampuan sedang, 1 orang berkemampuan

rendah ditinjau dari kemampuan akademiknya. Rancangan penelitian ini mengacu
pada model Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2007: 16) yang terdiri atas 4
komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi.
Pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan
tahap pelaksanaan tindakan.
a. Tahap Pra tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1) Melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal Aktivitas Ekonomi yang berkaitan dengan
sumber daya alam.
2) Menentukan subjek penelitian
3) Menyiapkan tes awal
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mengacu pada model penelitian yang
dikemukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2007: 16) yang terdiri
atas 4 komponen, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan (4) refleksi.
Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b) Menyiapkan tes akhir tindakan
c) Membuat lembar observasi
d) Menyiapkan LKS
2) Pelaksanaan Tindakan

118

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana pembelajaran
yang telah disusun, yakni dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share pada Aktivitas Ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam.
3) Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Proses
observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi
ini dijadikan sebagai alat alat evaluasi untuk menentukan tindakan pada siklus
berikutnya.
4) Refleksi
Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari tahap observasi dianalisis dan dibuat

kesimpulan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif pada siklus
berikutnya.
Siklus II
Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan tidak jauh berbeda
dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya saja ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki atau direvisi pada pelaksanaan tindakan sikius I yang dijadikan acuan
untuk membuat perencanaan tindakan siklus II dan disesuaikan dengan perubahan
yang ingin dicapai.
Langkah-langkah dalam rencana tindakan adalah: (a) penelitian ini diawali
dengan melakukan observasi kelas IV dalam proses belajar mengajar pada mata
pelajaran IPS dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari hasil observasi yang
dilakukan diketahui bahwa dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru,
sehingga kondisi sistem belajar masih belum produktif secara maksimal yang
akhirnya bermuara pada hasil belajar siswa yang rendah. (b) Peneliti bersama guru
kelas IV berdiskusi mengenai tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi siswa. Hasil dari diskusi antara peneliti bersama guru kelas
IV adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair Share
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair Share dipilih karena model pembelajaran
tersebut dipandang sangat cocok digunakan di sekolah dasar khususnya sekolah

yang berada di daerah pedalaman. Tindakan ini berlangsung selama dua siklus. (c)

119

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
Menyusun RPP. (d) Menyusun lembar observasi guru dan siswa. (e) Menyusun
tes hasil belajar, tes hasil belajar disusun dalam bentuk essay.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah: (a) Membagi siswa
dalam kelompok-kelompok belajar menjadi empat kelompok asal. (b) Meminta
siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih satu topik
yang telah disediakan dan disetujui oleh anggota kelompok. (c) Guru menyuruh
siswa membaca buku untuk memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi
tersebut untuk mendapatkan informasi. (d) Guru membuka diskusi kelompok ahli
dimana siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan
topik tersebut. (e) Selanjutnya guru membimbing siswa melakukan diskusi
kelompok dimana ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik
pada kelompoknya. (f) Setelah siswa selesai melakukan diskusi, guru memberikan
tugas mengerjakan tes yang telah disiapkan. (g) Pada akhir pembelajaran guru
memberikan penjelasan singkat terhadap materi yang belum dipahami oleh siswa

sekaligus memberi kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan.
Selama pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi terhadap guru dan
siswa yang dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Selanjutnya semua hasil
observasi dievaluasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan selama
pelaksanaan tindakan. Hasil observasi siklus pertama dievaluasi dan direfleksikan
yang kemudian digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus kedua. Dalam
penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan tes.
Teknik observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kelebihan dan
kekurangan

dari tindakan yang telah dilakukan. Teknik tes dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Data tentang hasil belajar siswa dianalisis dengan
menghitung daya serap individu, nilai rata-rata, daya serap klasikal, dan
persentase ketuntasan belajar, selanjutnya dikategorikan menggunakan kriteria
yang ditetapkan.
Adapun indikator keberhasilan kinerja yang digunakan pada penelitian ini
meliputi :

120

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
a. Data hasil aktivitas guru dengan siswa yang diperoleh melalui lembar observasi
dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus:
Persentase nilai rata-rata (NR) =

jumlah skor
x 100%
skor maksimum

Dengan Kriteria taraf keberhasilan :
NR ≥ 90%

sangat baik

80% ≤ NR < 90% baik
70% ≤ NR < 80% cukup
60% ≤ NR < 70% kurang
0% ≤ NR < 60% sangat kurang
Aktivitas guru dan siswa dianggap berhasil apabila setelah analisis
persentase nilai rata-rata (NR), minimal berada dalam predikat cukup atau
70% ≤ NR < 80%.
b. Prestasi Belajar peserta didik mengenai Materi Aktivitas Ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam di ukur dengan Tes akhir tindakan setelah
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan
dianalisis menggunakan ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan
belajar secara klasikal adalah sebagai berikut :
1) Ketuntasan Belajar secara Individu
Persentase KBI =

jumlah skor yang diperoleh siswa
x 100%
jumlah skor maksimal soal

2) Ketuntasan belajar secara klasikal
Persentase KBK =

banyaknya siswa yang tuntas belajar
x 100%
banyaknya siswa seluruhnya

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan untuk mata pelajaran
IPS di kelas IV SD Inpres Mayayap adalah 75. Sedangkan Ketuntasan individual
adalah 75. Artinya peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu apabila
memperoleh nilai 75%. dan Ketuntasan Klasikal adalah 85. Artinya peserta didik

121

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
dikatakan tuntas belajar secara klasikal apabila persentase ketuntasan klasikalnya
adalah 85%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres Mayayap
yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 14 orang.
Sebelum melakukan penelitian tindakan siklus I, peneliti terlebih dahulu
melakukan tes awal terhadap materi yang akan diajarkan. Tes awal dilakukan
untuk menganalisis kemampuan awal siswa terhadap materi IPS yang akan
diajarkan yakni aktivitas ekonomi. Dari tes awal tersebut diperoleh daya serap
klasikal 43%, ketuntasan belajar klasikal 42,8% atau 6 orang siswa yang tuntas,
dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 63,5, skor tertinggi yang diperoleh
siswa adalah 85 dan skor terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Berdasarkan
hasil pada tes awal, peneliti membentuk kelompok kooperatif yang heterogen.
Dalam pembentukan kelompok siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat
kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap selanjutnya peneliti
melakukan tindakan pembelajaran dengan skenario pembelajaran yang akan
diterapkan pada siswa kelas IV SD Inpres Mayayap dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think-Pair Share.
Hasil belajar pada siklus I daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 78%
dan ketuntasan belajar klasikal diperoleh 64%, serta nilai rata-rata perolehan
siswa yakni 67. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai 65 keatas atau yang
dinyatakan tuntas sebanyak 9 orang, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 75
ke bawah atau yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus II, daya serap klasikal adalah 85%,
ketuntasan belajar klasikal yakni 100% serta nilai rata-rata yang diperoleh yaitu
88. Jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I maka terjadi
peningkatan yang cukup.
Selain memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, peneliti juga
menyediakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam

122

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh observer atau teman sejawat. Adapun
aspek-aspek yang diamati oleh observer kegiatan guru yaitu (1) Pendahuluan yang
mencakup apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi
kepada siswa, (2) Kegiatan inti, yang mencakup pembagian kelompok dan
langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair Share. (3)
Kegiatan penutup yang mencakup pemberian tes dan penyimpulan materi yang
telah diajarkan. Dan (4) Suasana kelas dalam proses belajar mengajar. Pada
lembar observasi siswa observer mengamati aktifitas-aktifitas siswa pada saat
proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil observasi guru pada siklus I yang masuk kategori cukup. Pada siklus
II terjadi peningkatan, hasil observasi guru yang masuk kategori sangat baik .
Hasil observasi siswa pada siklus I atau masuk kategori cukup dan pada siklus II
mengalami berada dalam kategori sangat baik.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, diperoleh data
dari hasil analisis yaitu untuk tes awal diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 43%,
serta terdapat hanya 6 orang saja yang tuntas secara individu. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman Siswa tentang materi aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan Sumber daya alam masih rendah. Untuk tes akhir tindakan pada
siklus I diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 64%, serta terdapat hanya 9 orang
yang tuntas secara individu. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Siswa
tentang materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan Sumber daya alam masih
rendah. Data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan tindakan belum tercapai. Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan
siklus II dengan memperbaiki hal-hal yang masih kurang pada siklus I.
Dari analisis hasil tes akhir tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal
sebesar 100%, sehingga pelaksanaan tindakan siklus II dikatakan berhasil.
Dari hasil observasi yang dilakukan pengamat, diperoleh informasi bahwa
dalam pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share, pada
umumnya aktivitas Siswa maupun aktivitas guru menunjukkan peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas Siswa terutama pada kegiatan kerja

123

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
sama dan diskusi antar-Siswa, baik dalam satu kelompok maupun dengan
kelompok yang lain dan juga sebagian besar Siswa sudah mulai aktif bertanya
maupun dalam mengemukakan pendapatnya. Hal

ini membantu para Siswa

dalam memahami maksud dari soal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa penggunaan model Pembelajaran
Kooperatif tipe Think Pair Share sangat membantu Siswa dalam menyalurkan ide,
pendapat serta berkomunikasi baik dengan guru maupun antar sesama Siswa
sehingga dapat menyelesaikan tugas kelompok mereka dengan baik. Hal ini
menyebabkan Siswa bisa belajar dari anggota kelompok sehingga mereka dapat
lebih memahami maksud dan cara menyelesaikan soal tersebut. Untuk itu peneliti
memperoleh gambaran bahwa model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share yang telah diterapkan merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan
Prestasi belajar Siswa pada materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan
Sumber daya alam di kelas IV SD Inpres Mayayap.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share dapat meningkatkan aktivitas guru maupun Siswa hal ini dapat dilihat dari
kerja sama dan diskusi antar-Siswa, baik dalam satu kelompok maupun dengan
kelompok yang lain dan juga sebagian besar Siswa sudah mulai aktif bertanya
maupun dalam mengemukakan pendapatnya. Selain meningkatkan aktivitas guru
maupun Siswa Penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share
juga meningkatkan prestasi belajar Siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
analisis tes awal ke tes akhir tindakan siklus I mengalami peningkatan belajar
klasikal sebesar 21% yaitu dari 43% pada tes awal menjadi 64% pada tes akhir
tindakan siklus I, sedangkan dari tes akhir tindakan siklus I ke tes akhir tindakan
siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 36% yaitu dari 64% pada siklus I
menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat simpulkan
bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dapat

124

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12
ISSN 2354-614X
meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada materi aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan Sumber daya alam di kelas IV SD Inpres Mayayap.
Saran
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan pada penelitian ini adalah dalam
pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dibutuhkan
perencanaan dan persiapan yang matang agar pembelajaran lebih efektif.
Kemudian pada proses pembelajaran guru perlu mencari alternatif pembelajaran
yang dapat melibatkan Siswa dalam proses pembelajaran, sehingga Siswa bisa
lebih aktif dalam belajar. Selanjutnya bagi calon peneliti berikutnya, agar dapat
menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share pada materi
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Hermet. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta di Kelas III SDN Inpres 1 Tangeban. Skripsi tidak
diterbitkan. Luwuk : FKIP Universitas Tompotika.
Jaeng, M. (2008). Model Pembelajaran Matematika Sekolah. Palu: FKIP
Universitas Tadulako Palu : tidak diterbitkan
Yudianto. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di SDN inpres Poroan. Skripsi
tidak diterbitkan. Luwuk : FKIP Universitas Tompotika.

125

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu | Pantanemo | Jurnal Kreatif Tadulako Online 2834 8606 1 PB

0 0 10

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika | Fatma | Jurnal Kreatif Tadulako Online 6111 20260 1 PB

0 0 9

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair-Share Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Malangga Selatan Tolitoli | Handayani | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3712 11708 1 PB

0 0 10

Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres Mayayap Dalam Menulis Karangan Narasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif | Soni | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3759 11870 1 PB

0 0 9

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Sdn Pipilogot Pada Materi Penjumlahan Dan Pengurangan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) | Popatoon | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3963 12644 1 PB

0 0 15

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Inkuiri di Kelas IV SDN Inpres Luksagu | Bakri | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4049 12971 1 PB

0 0 20

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

0 0 71

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI SD NEGERI KALICUPAK LOR

0 0 15