MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA KELAS VIII DALAM MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RESPONS PEMBACA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Semester II Tahun Ajaran 2015 2016) | Juriah |

MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA KELAS VIII DALAM MENULIS PUISI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RESPONS PEMBACA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka Semester II Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh:
JURIAH
Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi
Kabupaten Majalengka
ABSTRAK
Sebagian besar siswa mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan dan
kebingungan dalam pemilihan kata (diksi). Kesulitan yang dialami siswa juga pada umumnya berkaitan
dengan tema, cara penulisan, menentukan kata (diksi), menentukan amanat, rima yang terkandung
dalam puisi, penentuan imaji, majas dan kata konkret. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan Pendekatan Respons Pembaca. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran
dimulai dengan pemberian beberapa teks puisi atau buku kumpulan puisi kemudian siswa membacanya;
2) Setelah membaca, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya, menyatakan apa saja yang ada
dipikirannya. 3) Siswa menuangkan gagasan atau ide yang telah mereka dapat dari respons ke dalam
menulis puisi baru. Pemberian tindakan pada siklus I, dan II, pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan pendekatan respons pembaca terbukti mampu 80% meningkatkan kemampuan menulis

puisi siswa.
Kata Kunci: Puisi, Respons Pembaca

PENDAHULUAN
Pelajaran Bahasa Indonesia mulai
dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD.
Mereka memulai dari tidak mampu menjadi
mampu untuk mengembangkan kemampuannya
dalam hal apapun. Pada masa tersebut materi
pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup
membaca, menulis sambung serta membuat
karangan singkat, baik berupa karangan bebas
hingga mengarang dengan ilustrasi gambar.
Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya pola yang
digunakan juga praktis tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa
Indonesia yang monoton telah membuat para
siswa mulai merasakan gejala kejenuhan akan
belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut
diperparah dengan adanya buku paket yang

menjadi buku wajib. Sementara isi dari
materinya terlalu luas dan juga cenderung
bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang
kemudian akan memupuk sifat menganggap
mudah pelajaran Bahasa Indonesia karena materi
yang diajarkan hanya itu-itu saja.
Sejalan dengan hal tersebut, sebagian
besar siswa mengalami banyak kesulitan dalam
mengembangkan ide atau gagasan dan
kebingungan dalam pemilihan kata (diksi).

Kesulitan yang dialami siswa juga pada
umumnya berkaitan dengan tema, cara
penulisan, menentukan kata (diksi), menentukan
amanat, rima yang terkandung dalam puisi,
penentuan imaji, majas dan kata konkret.
Sejalan dengan perkembangan zaman,
saat
ini
banyak

bermunculan
model
pembelajaran yang efektif dengan strategi dan
media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
variatif,
sehingga
pembelajaran
dapat
berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan
berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu
diantaranya adalah pendekatan respons pembaca
yang menitikberatkan pada kemampuan siswa
untuk merespons sebuah karya sastra. Setelah
itu, mereka berlatih membuat karya yang serupa.
Salah satu faktor kesulitan tersebut adalah
siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran
menulis. Tidak adanya antusiasme yang tinggi,
telah membuat pelajaran ini menjadi pelajaran
yang kalah penting dibanding dengan pelajaran
lain. Minat siswa menyangkut menulis puisi

menurun. Padahal, bila kebiasan menulis sukses
diterapkan sejak kelas empat seharusnya saat
kelas enam siswa telah mampu mengungkapkan
gagasan dan perasaan mereka secara kreatif baik
dalam bentuk puisi terikat, atau puisi bebas yang

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Halaman 9

Jurnal Ilmiah EDUKASI
Volume. 5 Nomor 1, Januari 2017

diperlihatkan melalui pemuatan tulisan mereka
di surat kabar. Hasil tersebut sebagai motivasi
untuk menulis puisi lebih baik.
Dalam penelitian ini, Pendekatan Respons
Pembaca diterapkan dalam menulis puisi. Siswa
diminta untuk membaca puisi dari buku

kumpulan puisi, setelah membaca, siswa diminta
untuk bereaksi, menyatakan apa saja yang ada
dalam pikirannya selanjutnya siswa menyusun
puisi yang sesuai tema. Puisi sebagai salah satu
bentuk karya sastra tidak pernah lepas dari
pengajaran di sekolah. Tujuan pengajaran sastra
adalah untuk mengapresiasi nilai-nilai yang
terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan
pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra,
kegairahan pada puisi, serta kenikmatan yang
timbul akibat dari semua itu. Kosasih (2006:44)
mengungkapkan bahwa “Siswa hendaknya
diajak mengapresiasi, memberikan tanggapan
terhadap karya sastra.” Mengapresiasi dan
menanggapi karya sastra itu tidak datang dengan
sendirinya dan dengan serta merta berkembang.
Untuk itu, diperlukan bimbingan untuk
menemukan kesan utama atau kekhususan
sebuah karya sastra.
Target yang akan di capai dalam

penelitian ini, siswa yang dinyatakan lulus atau
mampu adalah siswa yang memperoleh nilai
minimal 4 dengan tingkat keberhasilan 80%.
Artinya 80% siswa dari jumlah siswa di kelas VI
SD Negeri Balagedog I itu memperoleh nilai 4
ke atas, sehingga sudah mampu menyusun puisi
dengan baik sesuai kaidah.

METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini peningkatan
kecakapan siswa dengan menggunakan
penerapan pendekatan respons pembaca.
Adapun pendekatan penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
2. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah
metode penelitian tindakan kelas atau PTK
(classroom action research).

3. Lokasi Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian ini di
Kelas VI SD Negeri Balagedog Kecamatan
Sindangwangi Kabupaten Majalengka Semester
II Tahun Ajaran 2016/2017.

10 Halaman

4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data penelitian,
penulis menggunakan tes, wawancara, studi
dokumentasi.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini
dengan menggunakan kriteria tertentu yang
berlaku. Misalnya untuk mengolah nilai hasil
belajar siswa penulis menggunakan kriteria
penilaian dengan skala penilaian 0-100 (skala
100). Untuk mengolah nilai proses mengacu
pada penilaian yang dikeluarkan depdiknas.

Sesudah data hasil dan proses belajar diolah,
kemudian di analisis dengan menggunakan
prosentasi hasil dan proses belajar.

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan
perbaikan pembelajaran, maka pembahasannya
sebagai berikut:
1. Hasil studi pendahuluan menunjukkan semua
siswa yang diteliti belum mampu menulis
puisi dengan sempurna. Ketidakmampuan
mereka pada umumnya masih belum mampu
menggunakan pemilihan kata (diksi) yang
tepat pada puisi mereka, penyusunan judul
dan tema kurang menarik, rima yang tidak
sesuai dengan isi puisi, amanat yang tidak
terlihat
dalam
pembuatan

puisinya,
pengimajiannya tidak digunakan dengan
tepat.
2. Menindaklanjuti
temuan
pada
studi
pendahuluan, peneliti menyusun rencana
pembelajaran siklus I. dari hasil analisis data
pada siklus I, diperoleh data bahwa dari 35
puisi siswa, 4 puisi siswa masuk kategori
sangat kurang karena siswa belum mampu
untuk mengapresiasikan hasil bacanya
terhadap puisi yang baru dan siswa masih
belum mampu menunjukkan unsur-unsur
yang terkandung dalam puisi, 27 puisi siswa
masuk dalam kategori kurang karena siswa
belum mampu untuk mengapresiasikan hasil
bacanya terhadap puisi yang baru, 3 puisi
siswa masuk kategori cukup karena siswa

telah mampu untuk mengapresiasikan hasil
bacanya terhadap puisi yang baru tapi masih
ada yang kurang dalam aspek unsur dan
sisanya 1 puisi siswa masuk dalam kategori
baik karena siswa telah mampu untuk
mengapresiasikan hasil bacanya terhadap
puisi yang baru dan mampu mengungkapkan

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Jurnal Ilmiah EDUKASI
Volume. 5 Nomor 1, Januari 2017

unsur-unsur yang terkandung dalam puisi
tersebut. Hasil menulis puisi siswa
menunjukan
beberapa
kelemahan,
diantaranya (1) masih ada siswa yang

menyusun judul dan tema menyimpang dari
isi puisi, (2) rima yang ada dalam puisi
banyak yang tidak tepat (3) amanat yang
terkandung dalam puisi tidak dapat terlihat
karena bersifat subjektif (4) pemilihan kata
yang
digunakan
siswa
terkadang
menyimpang dengan unsur keseluruhan (5)
pengimajian yang terkadung dalam puisi
siswa tidak fokus dan tidak sesuai dengan apa
yang imaji taktil, imaji visual dan imaji audio.
3. Hasil menulis siswa setelah diberikan
tindakan pembelajaran pada siklus II,
menunjukkan
adanya
peningkatan
kemampuan menulis puisi dari siklus I. hasil
menulis puisi pada siklus II sangat baik,
walaupun ada beberapa puisi siswa yang
berkategori cukup. Berdasarkan hasil analisis
hasil menulis puisi siswa pada siklus II, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan siswa
dalam menulis puisi mengalami kemajuan,
yaitu 28 (80%) puisi siswa berkategori baik,
dan sisanya 7 puisi siswa (20%) berkategori
cukup.
4. Pemberian tindakan pada siklus I, dan II,
pembelajaran
menulis
puisi
dengan
menggunakan pendekatan respons pembaca
terbukti mampu 80% meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa.
5. Lembar observasi aktivitas guru, baik
observer 1 dan 2 menilai penampilan guru
pada pembelajaran siklus pertama sampai
siklus kedua pada umumnya sudah sesuai
dengan skenario pembelajaran yang telah
disusun oleh peneliti. Beberapa hal yang
dikomentari oleh observer akan peneliti
pertimbangkan sebagai bahan perbaikan
siklus kedua. Berdasarkan komentar observer
tersebut, pada siklus berikutnya guru harus
memperbaikinya dengan cara berikut.
a. Memberikan kebebasan pada siswa untuk
mengembangkan materi disertai dengan
contoh-contoh yang mereka ketahui.
b. Mobilitas posisi guru harus lebih fleksibel
dan tidak terlalu kaku.
c. Lebih cermat lagi dalam memanfaatkan
alokasi waktu.
d. Memberikan langkah-langkah evaluasi
yang jelas.
e. Merefleksikan
kembali
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.

6. Berdasarkan lembar observasi aktivitas
siswa, observasi yang dilakukan peneliti
maupun para observer, pada umumnya siswa
mampu mengikuti alur pembelajaran dengan
cukup baik dan lancar. Hal tersebut terlihat
dari keseriusan dan keaktifan siswa selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Keseriusan siswa memang sangat serius dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran,
siswa mendengarkan penjelasan materi yang
guru sampaikan, seluruh siswa memahami
dengan baik instruksi kegiatan pembelajaran
tidak ada yang sibuk dengan kegiatan sendiri.
Apabila dilihat dari aspek keaktifan, pada
umumnya sebagian siswa tidak mengalami
masalah dalam mengungkapkan ide atau
gagasan mereka setiap pembelajaran yang
dilakukan. Mereka dapat mengungkapkan
hasil dan manfaat belajar yang telah
didapatkan. Sebagian besar siswa cukup
antusias tidak malu saat guru meminta
beberapa orang untuk membaca puisi yang
baik.
7. Berdasarkan catatan lapangan, penilaian
yang telah diberikan oleh observer, peneliti
menemukan beberapa kendala yang dihadapi
saat proses pembelajaran berlangsung.
Kendala yang paling utama adalah mengenai
kesesuaian pemanfaatan alokasi waktu yang
direncanakan dengan alokasi waktu pada saat
pelaksanaan. Mengingat bahwa setiap siswa
memerlukan waktu sekitar 15 sampai dengan
20 menit untuk membuat puisi, terkadang
waktu untuk mengevaluasi sangat terbatas,
sehingga terburu-buru dan seadanya. Selain
kendala di atas, peneliti menemukan kendala
lain, yaitu saat pemberian materi pengantar.
Guru masih terlalu terfokus pada contohcontoh materi dalam buku teks, sehingga
siswa belum diberikan kebebasan untuk
mengembangkan materi. Terkadang guru
terlalu cepat dalam menyampaikan materi.
Hal tersebut peneliti maklumi mengingat
bahwa alokasi waktu yang disediakan selama
2 x 40 menit masih kurang, sehingga guru
harus mampu memanfaatkan waktu dengan
sebaik mungkin.
8. Jurnal siswa bertujuan untuk melihat respons
siswa terhadap pembelajaran. Peneliti ingin
mengetahui apakah siswa paham dengan
materi yang disampaikan oleh guru mengenai
langkah-langkah menulis puisi dan struktur
fisik dan struktur batin puisi. Maka dari itu,
pertanyaan pertama berbunyi “Materi apakah
yang kamu dapatkan hari ini?” Berdasarkan

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Halaman 11

Jurnal Ilmiah EDUKASI
Volume. 5 Nomor 1, Januari 2017

jawaban siswa terhadap pertanyaan pertama
tersebut, pada umumnya siswa memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru.
Meskipun jawaban dari siswa hanya
memahami materi secara garis besar dengan
menjawab “materi menulis puisi” Pada
pertanyaan kedua, peneliti bermaksud ingin
mengetahui manfaat apa saja yang
didapatkan oleh siswa selama proses
pembelajaran, jawaban yang diungkapkan
oleh siswa cukup bervariasi. Ada yang
mengungkapkan dapat lebih mengetahui
bagaimana cara membuat puisi dan unsur
yang terdapat di dalamnya, bahkan ada yang
mengungkapkan dapat belajar jadi penyair.
Sedangkan pada pertanyaan ketiga, peneliti
menanyakan saran siswa untuk pembelajaran
pada
pertemuan
berkutnya.
Siswa
memberikan saran sebagai berikut.
a. Harus lebih baik dan menarik lagi!
b. Lebih baik kedepannya dan jangan pernah
bosan mengajar dikelas VIII E.
c. Diadakan sebuah permainan, dimana
dapat membuat siswa lebih berpikir,
semuanya mencoba.
d. Untuk pelajaran selanjutnya lebih enak
dan belajarnya santai tapi serius.
e. Puisi lagi eaa bu!
f. Menulis puisi pakai pendekatan respons
pembaca lebih menarik, tapi contoh
puisinya
kurang
membawa
saya
berimajinasi.
9. Refleksi secara keseluruhan, pembelajaran
menulis puisi dari siklus pertama sampai
kedua berjalan sesuai dengan rencana
penelitian. Beberapa kekurangan yang
ditemukan pada setiap siklus sudah dapat
teratasi dengan diadakan perbaikan pada
siklus selanjutnya. Perbaikan yang harus
dilakaukan setiap kekurangan adalah sebagai
berikut.
a. Perbaikan
yang
harus
dilakukan
berdasarkan lembar observasi aktivitas
guru, guru harus mampu memanfaatkan
waktu, kondisi siswa dan kelas, serta
penyampaian materi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai.
b. Perbaikan
yang
harus
dilakukan
berdasarkan lembar observasi aktivitas
siswa, guru harus mampu mengajak siswa
yang masih belum dapat membuat puisi
dan belum berani serta aktif dalam dalam
mengungkapkan ide atau gagasan.

12 Halaman

c. Perbaikan
yang
harus
dilakukan
berdasarkan catatan lapangan adalah guru
harus lebih memanfaatkan alokasi waktu
yang tersedia, serta lebih jelas
memberikan pemahaman tentang puisi.
d. Kekurangan berdasarkan hasil tes siswa
menulis puisi adalah masih ada sebagian
besar siswa yang belum mampu
memanfaatkan contoh teks puisi yang
diberikan sebelum diminta untuk
membuat puisi baru. Perbaikiannya
adalah dengan menerapkan sebuah teknik
pelatihan yang dapat meningkatkan
konsentrasi siswa dalam menulis puisi.
e. Perbaikan
yang
harus
dilakukan
berdasarkan jurnal siswa adalah guru
harus lebih dapat memanfaatkan waktu
dengan kegiatan pembelajaran yang lebih
kreatif.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
dilakukan, penulis dapat mengambil simpulan
bahwa Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
menggunakan pendekatan respons pembaca
dilakukan sebagai berikut: 1) Pembelajaran
dimulai dengan pemberian beberapa teks puisi
atau buku kumpulan puisi kemudian siswa
membacanya; 2) Setelah membaca, siswa
diminta untuk mengungkapkan pendapatnya,
menyatakan apa saja yang ada dipikirannya. 3)
Siswa menuangkan gagasan atau ide yang telah
mereka dapat dari respons ke dalam menulis
puisi baru. Pemberian tindakan pada siklus I, dan
II, pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan pendekatan respons pembaca
terbukti mampu 80% meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, Chaedar dan Senny, Suzanna. (2005).
Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku
Utama.
Aminudin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya
Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arikunto,
Suharsimi.
(1998).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Atzmaki. (1991). Analisis Sajak, Teori,
Metodelogi, dan Aplikasi. Bandung:
Angkasa.

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Jurnal Ilmiah EDUKASI
Volume. 5 Nomor 1, Januari 2017

Cahyaningsih, Yani. (2005). Penggunaan Alam
Sekitar sebagai Media Pembelajaran
Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas
terhadap Siswa Kelas V SDN Karang
Anyar III Leuwigoong, Garut). tidak
diterbitkan.
Goleman, Daniel. (1999). Respons and Analysis
(online).
Tersedia:
http://www.
fkipuninus. org/index. php/artikel-fkipuninus-bandung/artikel pendidikan/57model-pembelajaran-sastra-yangberorientasi-pada respons-pembaca. (11
Agustus 2009)
Herwono. (2004). Quantum Writing. Bandung:
MCL
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. (1980). Inquiry
Training
Model
(online).
Tersedia:http://www.
google.
co.
id/#q=RESPONS+PEMBACA&hl=id&s
tart=10&sa=N&fp=952627baff9e53e. (15
Juni 2010).
Kosasih, E. (2006). Kompetensi Ketatabahasaan
dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Lengkanawati, Nenden Sri. (2007). Apresiasi
Bahasa dan Seni. Bandung: Basen\ Press.
Luxemburg, Jan Van, dkk. (1989). Pengantar
Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
Marahimin, Ismail. (2004). Menulis Secara
Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Merita, Devi Safitri. (2007). Pembelajaran
Menulis
Cerita
Pendek
dengan
Menggunakan Pendekatan Respons
Pembaca (penelitian tindakan kelas di
kelas XI Bahasa SMA Negeri Lembang
Tahun
Ajaran
2006/2007).
tidak
diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. (1998). Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: BPFE. \
_____. (2001). Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Pradopo, Rachmat. D. (1995). Beberapa Teori
Sastra, Metode Kritik dan penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Probst, Robert E. (1988). Respons and Analysis
(online).
Tersedia:
http://www.
fkipuninus. org/index. php/artikel-fkipuninus-bandung/artikel pendidikan/57model-pembelajaran-sastra-yangberorientasi-pada respons-pembaca. (11
Agustus 2009)
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka

Rusyana, Yus. (1988). Metode Pengajaran
Sastra. Bandung: Gunung Larang
Situmorang, BP. (1983). Puisi dan Metodologi
Pengajarannya. Surabaya: Nusa Indah.
Sumardjo, Jakob dan K. M, Saini. (1991).
Apresiasi
Kesusastraan.
Jakarta:
Gramedia
Syamsudin dan Vismaia, Damaianti. (2007).
Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (1994). Menulis sebagai suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Waluyo, Herman J. (1995). Teori dan Apresiasi
Puisi. Jakarta: Gramedia.
Wardani, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas.
Pusat Penerbitan Terbuka
Wiati, Iis. (1997). Studi Deskriftif Keterampilan
Menulis Puisi melalui Reka Gambar di
Kelas II SLTP PGRI 2 Bandung Tahun
Pelajaran 1996-1997. tidak diterbitkan.

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Halaman 13

Jurnal Ilmiah EDUKASI
Volume. 5 Nomor 1, Januari 2017

14 Halaman

Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII
dalam Menulis Puisi Melalui Penerapan Pendekatan Respons Pembaca

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Discovery – Inquiry: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII 4 MTsS Sirnamiskin Tahun Ajaran 2014/2015.

1 3 62

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE SUGESTOPEDIA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Parongpong kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2015-2016.

7 36 53

PENERAPAN MODEL MEMIMAKO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Surawangi I Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka).

0 1 53

PENERAPAN MODEL MEMIMAKO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Surawangi I Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka).

0 2 53

RESPONS PEMBACA ANAK TERHADAP PUISI DALAM BUKU TEKS : Analisis Deskriptif Respons Siswa Kelas VI SDN Kamasan III terhadap Puisi dalam Buku Bahasa indonesia untuk Kelas VI.

0 1 32

PENERAPAN MODEL PISANG BESI MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Pasanggrahan II Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka).

1 2 65

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Roundtable untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pranan 01 Tahun Ajaran 2015/2016).

0 0 20

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KEMBARAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 20

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN MENULIS PENGUMUMAN SEDERHANA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI Semester II SD Negeri Buahkapas Tahun Ajaran 2015 2016) | suhaeti | Jurnal Edukasi (Ekonomi, Pendi

0 0 6

Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017) - UNS Institutional Repository

0 0 17