TORITATEJOSHI ‘MO’ SEBAGAI PARTIKEL PENEGAS DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG | Novitasari | Ayumi : Jurnal Budaya, Bahasa, dan Sastra 386 1236 1 PB
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
TORITATEJOSHI ‘MO’ SEBAGAI
PARTIKEL PENEGAS DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG
Raden Novitasari
Universitas Widyatama
raden.novitasari@widyatama.ac.id
Abstrak
Partikel penegas (toritatejoshi) merupakan salah satu jenis partikel dalam bahasa
Jepang yang berfungsi memberikan makna tambahan atau untuk menegaskan makna
terhadap topik yang ditonjolkan oleh partikel tersebut. Mo termasuk salah satu partikel
penegas (toritatejoshi) yang memiliki makna penambahan dan berfungsi menegaskan
suatu unsur di dalam kalimat dan menambahkan unsur tersebut pada unsur-unsur lain
yang sejenis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kalimat tunggal dan
kalimat majemuk yang terdapat di dalam novel dan dianalisis berdasarkan teori struktur,
makna, dan lingkupan dengan teknik permutasi. Hasil yang diperoleh adalah struktur
kalimat yang menggunakan partikel penegas (toritatejoshi) mo dapat melekat pada kelas
kata nomina, partikel, verba, dan adjektiva. Makna kalimat yang menggunakan partikel
penegas (toritatejoshi) mo terdiri dari makna tersurat (shuchou) dan makna tersirat
(fukumi), sedangkan lingkupan partikel penegas (toritatejoshi) mo melingkupi unsur
yang tepat berada di depannya atau muncul di belakang unsur yang ada di depan
predikat dalam kalimat.
Kata kunci: lingkupan, makna, struktur, toritatejoshi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Partikel (joshi)
mempunyai arti, tetapi akan memiliki
arti yang jelas jika digabungkan dengan
mempunyai
jenis kata lain yang dapat berdiri sendiri
fungsi yang sangat penting dalam
(jiritsugo) serta menunjukkan hubungan
bahasa Jepang. Sebuah kalimat tidak
antara kata yang satu dengan kata yang
akan terbentuk jika tidak menggunakan
lainnya.
partikel. Penggunaan partikel yang tepat
Partikel penegas (toritatejoshi)
akan menghasilkan kalimat yang baik.
merupakan salah satu jenis partikel di
Iori (2001:60) mengemukakan bahwa
dalam bahasa Jepang yang berfungsi
partikel merupakan salah satu jenis kata.
memberikan makna tambahan terhadap
Dalam tata bahasa Jepang termasuk
topik yang ditegaskan oleh partikel
fuzokugo, saat berdiri sendiri tidak
tersebut. Partikel penegas (toritatejoshi)
15
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
merupakan unsur yang tidak selalu
terdiri dari makna tersurat dan makna
muncul dalam suatu kalimat, tetapi
tersirat. Makna tersurat (shuchou) yaitu
dengan menambahkan partikel penegas
makna yang diketahui oleh pembicara
(toritatejoshi), kalimat tersebut menjadi
dari suatu peristiwa dan makna tersirat
memiliki
ditegaskan
(fukumi) yaitu makna yang terkandung
sehingga mengandung makna tersirat
di dalam suatu kalimat atau makna yang
yang tidak diungkapkan. Bandingkanlah
terbayangkan. Kalimat (1) dan (2)
dua kalimat berikut ini:
memiliki makna tersurat, sedangkan
Contoh kalimat:
makna tersirat hanya dimiliki oleh
見舞い 来 く
(1) 中田
Nakata san wa mimai ni kite kureta.
‘Sdr.
Nakata
datang
untuk
menjenguk.’
kalimat (2). Makna tersurat (shuchou)
(2)
unsur
yang
dari kalimat (1) dan (2) adalah 中田
見舞い
来
san wa mimai ni kite kureta. ‘Sdr.
[中田
]
見舞い 来
く
[Nakata san] mo mimai ni kite
kureta.
‘[Sdr. Nakata] juga datang untuk
menjenguk.’
(Iori, 2001:180)
Nakata
datang
untuk
(1)
dengan
jelas
di
partikel
来
Nakata san igai mimai ni
datang untuk menjenguk selain Sdr.
Nakata’, karena merupakan bayangan
merupakan kalimat yang berterima,
dari unsur yang telah dijelaskan oleh
namun dengan ditambahkannya partikel
makna sebenarnya.
mo,
(toritatejoshi)
Menurut
bahwa pada kalimat
partikel
sehingga memiliki makna tersirat.
Numata
Kinsui
(2000:155)
yang didukung oleh Numata (2001:178)
tersebut terdapat unsur yang ditegaskan
Menurut
以外見舞い
kite kureta. ‘Adanya orang lain yang
penegas
(toritatejoshi) mo. Kalimat (1) dan (2)
menunjukkan
kalimat,
menggunakan
く
penegas
dalam
sedangkan makna tersirat dari kalimat
partikel wa , sedangkan kalimat (2)
menggunakan
menjenguk’,
karena fakta tersebut sudah diketahui
(2) adalah 中田
Kalimat
Nakata
く
penegas
(toritatejoshi)
mo
bersifat ‘bebas berdistribusi’ (bunpu no
(1995:19)
jiyuusei). Maksudnya adalah partikel
makna partikel penegas (toritatejoshi)
16
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
penegas (toritatejoshi) mo dapat muncul
pengaruh permutasi partikel penegas
di mana saja atau dapat berpindah-
(toritatejoshi) mo terhadap perubahan
pindah posisi.
struktur, makna, dan lingkupan.
Contoh kalimat (2) dapat diubah
menjadi kalimat berikut ini:
来
(3) 中田
[見舞い]
く
Nakata san wa [mimai ni] mo kite
kureta.
‘Sdr.
Nakata
datang
untuk
[menjenguk] juga.’
Pada
kalimat
(3)
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, masalah dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana struktur, makna dan
partikel
penegas (toritatejoshi) mo diletakkan
menjenguk’.
Karena
tempat,
tersirat
mengalami
pun
b.
mengalami
perpindahan
maka
kalimat
yang
menggunakan
partikel
penegas
(toritatejoshi) mo?
mimai ni ‘untuk
setelah 見 舞 い
lingkupan
Bagaimana
permutasi
partikel
penegas (toritatejoshi) mo dalam
makna
kalimat?
perubahan.
c.
Bagaimana
perubahan
struktur,
Makna tersurat (shuchou) dari kalimat
makna, dan lingkupan kalimat yang
(3) adalah 中田
menggunakan
く
見舞い
来
Nakata san wa mimai ni kite
partikel
penegas
(toritatejoshi) mo setelah permutasi?
kureta. ‘Sdr. Nakata datang untuk
menjenguk’, sedangkan makna tersirat
dari kalimat (3) adalah 中田
舞い
以外来
く
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
見
sebagai berikut:
Nakata san
a. Mendeskripsikan struktur, makna,
wa mimai no igai kite kureta. ‘Sdr.
Nakata datang dengan adanya tujuan
dan
lingkupan
kalimat
lain selain untuk menjenguk’, karena
menggunakan
merupakan bayangan dari unsur yang
(toritatejoshi) mo.
partikel
yang
penegas
telah dijelaskan oleh makna sebenarnya.
b. Mendeskripsikan permutasi partikel
Hal inilah yang akan penulis bahas
penegas (toritatejoshi) mo dalam
dalam penelitian ini, sejauh mana
kalimat.
17
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
c. Mendeskripsikan perubahan struktur,
B. Landasan Teori
1. Penelitian Terdahulu
makna, dan lingkupan kalimat yang
menggunakan
partikel
Sebatas penelusuran yang telah
penegas
dilakukan oleh penulis, penelitian yang
(toritatejoshi) mo setelah permutasi.
berhubungan dengan partikel penegas
Adapun manfaat yang dapat
(toritatejoshi) mo di dalam bahasa
diperoleh dari penelitian ini adalah
Jepang, yaitu:
sebagai berikut.
a. Penelitian Okano Hisano (2010)
a.
Secara
teoretis
bermanfaat
untuk
khazanah
b.
penelitian
Okano Hisano meneliti tentang
ini
partikel
menambah
penelitian
di
penegas
(toritatejoshi)
mo
dengan fokus penelitian tentang makna
bidang
linguistik terutama yang berkaitan
dan
dengan pemahaman partikel penegas
menggunakan
(toritatejoshi) mo. Dengan adanya
(toritatejoshi
pemahaman
unsur-unsur kalimat yang ada di depan
tersebut,
diharapkan
penggunaan
dapat menjelaskan dan menganalisis
atau
struktur,
(toritatejoshi
lingkupan,
dan
makna
kalimat
partikel
mo)
belakang
dengan
yang
penegas
melihat
partikel
penegas
mo)
tersebut
partikel penegas (toritatejoshi) mo
(shuuhentekiyouhou ).
dalam
penelitian ini dapat diketahui bahwa
kalimat
bahasa
Jepang,
hasil
sebelum permutasi maupun setelah
partikel
permutasi.
berhubungan
dengan
kalimat
sebelumnya.
Okano
Hisano
Secara
bermanfaat
praktis
untuk
penelitian
ini
penegas
Dari
(toritatejoshi)
memberikan contoh analisis
menambah
mo
kalimat
wawasan dan pengetahuan bagi para
yang menggunakan toritatejoshi mo,
pembelajar bahasa Jepang khususnya
yaitu:
dalam hal varian struktur dan makna
(4)
partikel penegas (toritatejoshi) mo
前 大 く
Omae mo ookikunatta na.
‘Kamu pun sudah menjadi besar ya.’
sehingga dapat mengaplikasikannya
(5) 君
い
Kimi mo shitsukoi na.
‘Kamu pun nekat ya.’
ke dalam kalimat bahasa Jepang baik
secara lisan maupun tulisan.
18
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Untuk
Okano
menganalisis
Hisano
2. Definisi dan Jenis Partikel Penegas
kalimat,
menggunakan
(Toritatejoshi)
teori
Teramura (1991) mengenai hubungan
Partikel penegas (toritatejoshi)
antara senkoubunmyaku ( 先 行 文 脈 )
adalah partikel yang berfungsi untuk
‘kalimat sebelumnya’ dengan kalimat
menegaskan unsur dari kalimat. Nitta
yang menggunakan partikel penegas
(2009:3) menyatakan bahwa toritate
(toritatejoshi mo). Untuk menguraikan
adalah menonjolkan suatu unsur yang
makna dan penggunaan kalimat-kalimat
terdapat di dalam kalimat dengan cara
tersebut,
menambahkan makna khusus ke dalam
digunakan
simbol-simbol
unsur kalimat tersebut yang dilatar
seperti berikut:
belakangi
1) H adalah predikat yang terdapat
dalam
kalimat
yang
menggunakan partikel penegas
(toritatejoshi mo),
2) k adalah unsur yang ditegaskan,
3) G adalah predikat yang terdapat
dalam kalimat sebelumnya
(senkoubunmyaku)
4) j adalah unsur lain yang sejenis.
hubungan
dengan
unsur
lainnya yang sejenis. Partikel yang
memiliki fungsi toritate disebut dengan
toritatejoshi.
Berdasarkan
(2009:5)
maknanya
mengelompokkan
Nitta
partikel
penegas (toritatejoshi) ke dalam 6
kelompok, yaitu:
Pada kalimat (4) ookikunatta
1.
dilambangkan dengan H. Predikat lain
加
表
取
立
助詞
dilambangkan
ruika o arawasu toritatejoshi
dengan G. Omae dilambangkan dengan
‘partikel penegas menunjukkan
k. Demikian halnya dengan kalimat (5)
makna penambahan.’ Partikel
selain
shitsukoi
Predikat
ookikunatta
dilambangkan
lain
dilambangkan
dilambangkan
dengan
selain
dengan
dengan
menunjukkan
makna
penonjolan suatu unsur di dalam
shitsukoi
G.
k.
yang
H.
kalimat
Kimi
dan
menambahkan
unsur tersebut pada unsur-unsur
Sehingga
uraian makna kalimat (4) dan (5)
lain yang sejenis.
menjadi: G (k), H (k).
Contoh: partikel penegas mo
19
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
2.
対比
表
取
立
taihi o arawasu toritatejoshi
ekstrem.’
‘partikel
yang
menunjukkan makna penonjolan
makna
suatu unsur di dalam kalimat
yang
dan menunjukkan bahwa unsur
menunjukkan perbedaan suatu
tersebut di antara unsur-unsur
unsur di dalam kalimat yang
yang sejenis merupakan contoh
ditonjolkan dengan unsur-unsur
yang ekstrem, juga unsur-unsur
sejenis lainnya.
yang lain pun tentu saja begitu
Contoh: partikel penegas wa dan
adanya.
nara
Contoh: partikel penegas sae,
penegas
menunjukkan
perbandingan.’
3.
yang menunjukkan makna batas
助詞
限定
表
Partikel
取
立
penegas
5.
pembatasan.’
menunjukkan
表
‘partikel
makna
Partikel
評価
取
立
助詞
hyouka o arawasu toritatejoshi
yang
menunjukkan
yang
made, mo, demo
助詞
gentei o arawasu toritatejoshi
‘partikel
Partikel
penegas
menunjukkan
yang
Partikel
makna
yang
penilaian.’
yang
menunjukkan
cara
suatu penilaian dari pembicara
menonjolkan suatu unsur di
terhadap suatu unsur di dalam
dalam kalimat dan menunjukkan
kalimat yang ditonjolkan.
bahwa unsur tersebut hanya ada
Contoh: partikel penegas nanka,
satu-satunya, sedangkan unsur-
nante, nado, gurai.
pembatasan
unsur
lain
dengan
yang
6. ぼ
sejenis
表
取
立
助詞
dihilangkan.
bokashi o arawasu toritatejoshi
Contoh: Partikel penegas dake,
‘partikel
shika, bakari, koso.
4. 極 限
表
kyokugen
toritatejoshi
取
立
penegas
yang
menunjukkan makna penghalus.’
Partikel
助詞
untuk
melembutkan
arawasu
keseluruhan kalimat dengan cara
‘partikel penegas
menonjolkan suatu unsur di
o
20
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
dalam kalimat, yang kemudian
Berikut ini akan dipaparkan ciri
secara samar ditunjukkan pula
khas struktur yang dapat melekat pada
bahwa selain unsur tersebut
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
masih ada unsur-unsur lain yang
Pemaparan struktur ini mengacu kepada
sejenis.
penggabungan dua buah teori yang
Contoh:
partikel
penegas mo, demo, nado.
saling melengkapi satu sama lainnya
Dengan melihat pengelompokan
yaitu
teori
dapat dipahami bahwa partikel penegas
mo
yaitu partikel penegas penunjuk makna
Contoh kalimat:
Adapun fokus penelitian ini adalah
(6)
struktur, makna, dan lingkupan ‘partikel
karena partikel jenis ini sering muncul
di dalam kalimat bahasa Jepang baik
tingkat dasar, menengah maupun mahir.
mo
dan teknik tertentu diharapkan akan
Partikel
(Toritatejoshi)
Mo
dapat
melekat
setelah
+ toritatejoshi mo
tentang
Contoh kalimat:
(7) 明日 会合
[部長 ]
参加
そう
Ashita no kaigou ni wa,
[buchou] mo sanka suru
sou da.
‘Pada rapat besok, katanya
[kepala bagian] pun ikut
Penegas
di
あ
nomina dengan struktur nomina
bagi
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
Struktur
[2階 ]
b. Partikel penegas (toritatejoshi)
Penelitian yang menggunakan metode
3.
イレ
Toire wa [ni-kai ni] mo
arimasu.
‘Toire [di tingkat dua] juga
ada.’
(Nitta, 2009:20)
penegas penunjuk makna penambahan’,
Jepang
setelah
toritatejoshi mo
penegas penunjuk makna penghalus.
bahasa
melekat
nomina + partikel kasus +
makna batas ekstrem, dan partikel
pembelajar
dapat
partikel kasus dengan struktur
penambahan, partikel penegas penunjuk
baru
oleh
a. Partikel penegas (toritatejoshi)
(toritatejoshi mo) memiliki tiga makna
wawasan
dipaparkan
Teramura (1991) dan Nitta (2009).
makna partikel penegas (toritatejoshi),
menambah
yang
dalam
Kalimat
21
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
serta.’
(Nitta, 2009:20)
c. Partikel penegas (toritatejoshi)
adjektiva I + ku + toritatejoshi
mo + aru
Contoh kalimat:
mo dapat melekat setelah frase
(10) 子供
[Kyouto ni iku yotei] mo
tateta.
‘Mengadakan [rencana pergi
ke Kyouto] juga.’
(Numata, 2001:179)
成長
親
う
い仮面
[ び く
あ ]
Kodomo no seichou wa oya
ni totte ureshii kamen,
[sabishiku mo aru].
‘Tumbuh kembang anak
bagi orang tua, ada sisi
yang menyenangkan dan
ada
juga
yang
[menyedihkan].’
(Nitta, 2009:24)
d. Partikel penegas (toritatejoshi)
f. Partikel penegas (toritatejoshi)
nomina dengan struktur frase
nomina + toritatejoshi mo
Contoh kalimat:
(8)
[京都
行く予定]
mo dapat melekat setelah gokan
mo
verba dengan struktur akar kata
adjektiva NA dengan struktur
predikat verba + toritatejoshi
adjektiva
mo + suru
toritatejoshi mo + aru
Contoh kalimat:
Contoh kalimat:
(9) チーム 仲間
い
[泣
]
[ 笑い
]
Chiimu no nakama to wa,
isshoni [naki mo shita ] shi,
[warai mo shita ].
‘Dengan teman satu tim
bersama-sama [menangis]
dan [tertawa] juga.’
(Nitta, 2009:24)
(11)
dapat
adjektiva I
melekat
melekat
NA
+
setelah
de
+
明 い人
[ 繊
案外
あ ]
Suzuki-san wa akarui hito
da ga, angai [sensai de mo
aru].
‘Suzuki orang yang ceria,
tetapi di luar dugaan
memiliki [perasaan yang
halus] juga.’
(Nitta, 2009:24)
e. Partikel penegas (toritatejoshi)
mo
dapat
setelah
dengan struktur
22
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
4.
Makna
Partikel
(Toritatejoshi)
Penegas
yang dikontrastifkan secara jelas.
dalam
Unsur yang ditegaskan (jisha ) dan
di
Mo
Kalimat
mo
unsur lain yang sejenis (tasha )
Partikel penegas (toritatejoshi)
merupakan
merupakan
mendasar
partikel
yang
konsep
yang
mengenai
paling
makna
menunjukkan makna penegasan suatu
toritatejoshi,
unsur
kesatuan yang berkumpul di dalam
di
dalam
menambahkan
unsur-unsur
unsur
lain
kalimat
dan
tersebut
pada
yang
sejenis.
Contoh kalimat:
(12) 日曜日
(toritatejoshi) mo tidak terlepas dari
spesifik
yang
lain yang ditambahkan terhadap topik
pembicaraan yang sedang ditegaskan
bayangan
(12) adalah 銀 行
dari
adalah 銀 行 以 外 ginkou igai ‘selain
dalam kalimat tersebut.
unsur
makna
Kinsui
bank’ yang tidak tahu apakah itu secara
(2000:158)
partikel
ginkou ‘bank’.
Sedangkan unsur lain yang sejenis
makna sesungguhnya yang terdapat
Menurut
休
Unsur yang ditegaskan pada kalimat
atau dengan kata lain memunculkan
makna
[ 銀行]
Nichiyoubi wa [ginkou] mo
yasumi desu.
‘Hari minggu [bank]
juga
libur.’
(Numata, 1995:19)
membuat
pendengar berasumsi bahwa adanya hal
keberadaan
satu
kalimat.
Pembahasan mengenai partikel penegas
makna
merupakan
konkret. Namun salah satunya dapat
penegas
disubtitusikan
(toritatejoshi) mo terdiri atas:
dengan
郵 便 局
yuubinkyoku ‘kantor pos’. Subtitusi
a. Unsur yang ditegaskan (jisha ) dan
antara unsur yang ditegaskan dengan
unsur lain yang sejenis (tasha )
unsur lain yang sejenis harus memiliki
Unsur yang ditegaskan (jisha ) adalah
hubungan
unsur dalam kalimat yang ditegaskan
paradigmatik adalah hubungan antara
oleh toritatejoshi, sedangkan unsur
unsur-unsur
lain yang sejenis (tasha ) adalah
tertentu dengan unsur-unsur lain di luar
unsur di luar unsur yang ditegaskan
tataran itu yang dapat dipertukarkan
23
paradigmatik.
bahasa
Hubungan
dalam
tataran
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(Kridalaksana, 2008:154). Pada contoh
Konsep di atas menjelaskan bahwa
kalimat (12) subtitusi antara unsur yang
struktur X mo P memiliki makna
ditegaskan ginkou ‘bank’ dan unsur lain
tersurat yaitu tentang X adalah P, dan
yang sejenis yuubinkyoku ‘kantor pos’,
bersamaan dengan itu memunculkan
dilihat berdasarkan kemiripan makna
makna tersirat yaitu ada sesuatu selain
dan juga fungsinya di dalam kalimat.
X yang dilambangkan dengan (-X).
‘Bank’ dan ‘kantor pos’ memiliki
Pada kalimat (13) X adalah
makna yang hampir sama yaitu ‘instansi
nihonjin wa mukashi ‘orang Jepang
yang tutup pada hari minggu.’
dahulu’,
b. Makna tersurat (shuchou) dan makna
tabete ita ‘mengukus nasi kemudian
P adalah kome o mushite
tersirat (fukumi)
makan’. Jadi, makna tersurat dari
Makna tersurat (shuchou) adalah
kalimat (13) adalah X ni tsuite P atau
makna jelas yang ditegaskan oleh
Nihonjin wa mukashi kome o mushite
toritatejoshi,
sedangkan
makna
tabete
ita.
‘Orang
mengukus
yang terkandung dalam suatu kalimat.
Bersamaan dengan hal itu muncul
Contoh kalimat:
makna lain secara tersirat yang tidak
米 蒸
(13) 日本人
[昔]
食べ い
Nihonjin wa [mukashi]
mo
kome o mushite tabete ita.
‘Orang Jepang [dahulu] pun
mengukus
nasi
kemudian
makan.’
(Teramura, 1998:45)
terdapat
di
kemudian
dahulu
tersirat (fukumi) adalah makna samar
Teramura
nasi
Jepang
dalam
makan.’
kalimat,
yaitu
Nihonjin wa ima mo mukashi to onaji
you ni
kome o mushite tabete ita.
‘Orang Jepang sama halnya dengan
dahulu, sekarang pun mengukus nasi
kemudian
makan’
dilambangkan
dengan (-X).
(1991:73)
memaparkan makna partikel penegas
5.
(toritatejoshi) moke dalam konsep dasar
(Toritatejoshi)
berikut:
X
P
Lingkupan
→ X
X
い
以外
P
Partikel
Mo
di
Penegas
dalam
Kalimat
あ
(-X)
Menurut
あ
Kridalaksana
(2001:128) lingkupan atau scope adalah
24
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
b. Lingkupan Bentuk II
jangkauan makna yang dicakup oleh
makna
suatu
unsur.
Pada lingkupan jenis ini partikel
Kemunculan
partikel penegas (toritatejoshi) mo di
penegas
dalam kalimat menunjukkan sejauh
muncul secara langsung, namun
mana jangkauan makna sebuah unsur
muncul di belakang unsur yang ada
yang menunjukkan pertambahan di
di depan predikat dalam kalimat.
dalam kalimat.
Lingkupan toritate bentuk ini tidak
Menurut
Numata
ada
(1992:66)
(toritatejoshi)
hubungannya
mo
dengan
tidak
posisi
penegas
partikel penegas (toritatejoshi) mo,
(toritatejoshi) mo terdiri dari dua bentuk
tetapi ditetapkan berdasarkan makna
yang diuraikan di bawah ini.
antara unsur yang ditegaskan dengan
a. Lingkupan bentuk 1
unsur lainnya yang sejenis.
lingkupan
partikel
Lingkupan
jenis
ini
Contoh kalimat:
merupakan
lingkupan yang paling sederhana
karena
partikel
(15) [頭 冷
]
く
い
救急車 呼
[Atama mo hiyashita ] ga yoku
naranai node kyuukyuusha o
yonda.
‘Karena
[kepala
sudah
dikompres] pun tidak membaik,
saya panggil ambulan.’
penegas
(toritatejoshi) mo langsung muncul
setelah lingkupan atau unsur yang
ditegaskan.
Contoh kalimat:
(14) [
Pada kalimat (15) ungkapan
海外
高く評価
車]
い
[Kono kuruma ] mo kaigai de
takaku hyouka sarete iru.
‘[Mobil ini] juga di luar negeri
sangat diapresiasi.’
atama mo hiyashita
sudah dikompres’ partikel penegas
(toritatejoshi)
untuk
selain kepala, tetapi menjelaskan ada
dengan cara melihat satuan lingual
langsung
tidak
tubuh lain yang sudah dikompres
kalimat (14) dapat diidentifikasi
melekat
mo,
menjelaskan bahwa ada anggota
Lingkupan yang ditegaskan pada
yang
kepala pun
perbuatan lain yang dilakukan selain
dengan
mengompres kepala. Pada intinya
partikel penegas (toritatejoshi) mo,
kalimat
yaitu kono kuruma ’mobil ini.’
25
(15)
partikel
penegas
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(toritatejoshi)
menjelaskan
mo
bukan
atama
untuk
dasar yaitu teknik sadap. Teknik
‘kepala’
sadap disebut sebagai teknik dasar
melainkan menjelaskan atama
o
dalam metode simak karena pada
kepala’,
hakikatnya penyimakan diwujudkan
menegaskan unsur yang lebih luas
dengan penyadapan. Menyadap tidak
yaitu menjelaskan unsur lain selain
hanya berkaitan dengan penggunaan
unsur di depan partikel penegas
bahasa secara lisan
(toritatejoshi) mo berupa klausa.
penggunaan bahasa secara tertulis.
hiyashita ‘
mengompres
dengan teknik lanjutan yang terdiri
Penelitian ini terdiri dari tiga
dari teknik simak libat cakap, simak
tahap penelitian yaitu tahap penyediaan
bebas libat cakap, catat, dan rekam
data, tahap analisis data, dan tahap
(Mahsun, 2012:93).
penyajian hasil analisis data. Berikut
metode
dan
teknik
b. Metode cakap adalah cara yang
yang
digunakan untuk memperoleh data
digunakan dalam masing-masing tahap.
dengan
Penulis menggunakan teori Sudaryanto
lisan. Metode ini memiliki teknik
dasar
1. Metode dan Teknik Penyediaan
atau
teknik
pancing,
stimulasi
dapat
berupa bentuk atau makna-makna
data
yang biasanya tersusun dalam bentuk
dikelompokkan menjadi tiga macam
daftar
yaitu metode simak, metode cakap, dan
pertanyaan.
Selanjutnya,
teknik pancing diikuti dengan teknik
metode introspeksi (Mahsun, 2012:92).
lanjutan yang terdiri dari teknik
a. Metode simak adalah cara yang
lanjutan cakap semuka dan teknik
digunakan untuk memperoleh data
menyimak
yaitu
Pancingan
Data
dengan
percakapan
melalui penggunaan bahasa secara
metode dan teknik penelitian.
penyediaan
melakukan
dengan informan. Data diperoleh
(2016) dan Mahsun (2012) untuk
Metode
juga
Selanjutnya, teknik sadap diikuti
C. Metode Penelitian
adalah
tetapi
lanjutan cakap tansemuka (Mahsun,
penggunaan
2012:96).
bahasa. Metode ini memiliki teknik
26
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Tottochan” diperoleh delapan (8) data
c. Metode introspeksi adalah metode
data
dengan
kalimat. Dari novel “Noruwei no Mori”
intuisi
kebahasaan
jilid 1 terdapat sembilan (9) data
peneliti yang meneliti bahasa yang
kalimat. Dari novel “Noruwei no Mori”
dikuasainya untuk menyediakan data
jilid 2 terdapat enam (6) data kalimat.
yang diperlukan bagi analisis sesuai
Selanjutnya,
dengan
terdapat dua (2) data kalimat dan dari
penyediaan
memanfaatkan
tujuan
penelitiannya
novel
“Botchan”
novel “Umibe no Kafka ” jilid 1
(Mahsun, 2012:96).
Pada
dari
penelitian
ini,
proses
dilakukan
dengan
Kedua, penulis melakukan tahap
menggunakan metode simak dengan
reduksi data karena terdapat kalimat
teknik sadap sebagai teknik dasarnya
yang
dan
teknik
(linguistic form) yang sama. Dari novel
lanjutannya. Pertama data diambil dari
“Madogiwa no Tottochan” kalimat
lima (5) novel dengan menggunakan
yang direduksi terdiri dari dua (2) data
metode simak. Penulis memperoleh data
kalimat sehingga diperoleh enam (6)
dengan cara menyimak bahasa yang
data kalimat. Kalimat yang direduksi
digunakan
pada novel “Noruwei no Mori” jilid 1
penyediaan
data
teknik
catat
dalam
sebagai
novel
itu
terdapat enam (6) data kalimat.
yang
memiliki
bentuk
kebahasaan
berhubungan dengan partikel penegas
sebanyak empat (4)
(toritatejoshi) mo. Setelah menyimak,
sehingga dari novel ini diperoleh lima
penulis
(5)
menandai
menggunakan
kalimat
partikel
(toritatejoshi
mo)
yang
penambahan.
Adapun
yang
kalimat.
Kalimat
yang
direduksi dari novel “Noruwei no Mori”
penegas
bermakna
teknik
data
data kalimat,
jilid 2 sebanyak tiga (3) data kalimat,
catat
sehingga diperoleh tiga (3) data kalimat.
dilakukan setelah menandai kalimat
Kalimat yang direduksi pada novel
dengan mencatat bentuk yang relevan
“Botchan” sebanyak dua (2) data
bagi penelitian yaitu kalimat yang
kalimat,
menggunakan
sehingga
dari
novel
ini
partikel
penegas
diperoleh satu (1) data kalimat. Kalimat
yang
bermakna
yang direduksi dari novel “Umibe no
penambahan. Dari novel “Madogiwa no
Kafka ” jilid 1 sebanyak satu (1) data
(toritatejoshi)
mo
27
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
kalimat, sehingga diperoleh lima (5)
bagian
data kalimat. Total data yang diperoleh
bersangkutan.
dari kelima novel tersebut sebanyak dua
dibedakan jenisnya berdasarkan alat
puluh (20) data kalimat.
penentu,
Ketiga, tahap klasifikasi data.
Penelitian
ini
bertujuan
dari
bahasa
Metode
yaitu
yang
ini
dapat
kenyataan
yang
ditunjuk atau diacu oleh bahasa
untuk
(referent bahasa), organ pembentuk
mengetahui struktur, lingkupan dan
bahasa atau organ wicara, bahasa
makna partikel penegas (toritatejoshi
lain, perekam dan pengawet bahasa
mo) sebagai partikel penegas dengan
(tulisan), serta orang yang menjadi
makna penambahan yang terdapat pada
mitra wicara. Metode ini memiliki
kalimat
tunggal
maupun
majemuk.
teknik dasar yaitu teknik pilah unsur
Kedua
yakni
untuk
mengetahui
penentu. Alatnya ialah daya pilah
permutasi yang dapat dilakukan dari
yang bersifat mental yang dimiliki
masing-masing data kalimat, sehingga
oleh penelitinya. Daya pilah tersebut
penulis
data
terdiri dari daya pilah referensial,
Partikel
daya pilah fonetis artikulatoris, daya
mengklasifikasikan
berdasarkan
jenis
kalimat.
penegas (toritatejoshi) mo yang terdapat
pilah
pada kalimat tunggal sembilan (9) data
ortografis, daya pilah pragmatis.
kalimat, sedangkan partikel penegas
Selanjutnya
(toritatejoshi) mo yang terdapat pada
tertentu
kalimat majemuk sebelas (11) data
lanjutan yang terdiri dari teknik
kalimat.
hubung
teknik
2. Metode dan Teknik Analisis Data
translasional,
teknik
diikuti
pilah
dengan
banding
pilah
unsur
teknik
menyamakan,
hubung
memperbedakan,
Metode yang dapat digunakan
daya
teknik
banding
hubung
banding menyamakan hal pokok
untuk menganalisis data terdiri dari dua
(Sudaryanto, 2016:32).
jenis, yaitu metode padan dan metode
b. Metode agih, alat penentunya adalah
agih (Sudaryanto, 2016:15).
bagian
a. Metode padan, alat penentunya di
bersangkutan. Metode ini memiliki
luar, terlepas, dan tidak menjadi
teknik dasar yaitu teknik bagi unsur
28
dari
bahasa
yang
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
langsung, yaitu membagi satuan
(2016:93), teknik balik dapat dibedakan
lingual datanya menjadi beberapa
menjadi empat jenis yaitu teknik balik
bagian atau unsur dan unsur-unsur
tunggal biasa, teknik balik tunggal
yang
dipandang
loncat, teknik balik ganda biasa, teknik
langsung
balik ganda loncat. Teknik ganti yang
bersangkutan
sebagai
bagian
membentuk
yang
satuan
lingual
yang
dilakukan pada penelitian ini adalah
dimaksud. Selanjutnya, teknik bagi
teknik balik tunggal biasa dan teknik
unsur langsung diikuti dengan teknik
balik tunggal loncat yaitu memindahkan
lanjutan yang terdiri dari teknik lesap
unsur partikel penegas (toritatejoshi)
(delesi), teknik ganti (substitusi),
mo di dalam kalimat untuk mengetahui
teknik perluas (ekspansi), teknik
bagaimana perubahan struktur, makna,
sisip
dan
(interupsi),
teknik
balik
lingkupan
setelah
permutasi.
(permutasi), teknik ubah ujud, dan
Adapun proses analisis data adalah
teknik ulang (repetisi) (Sudaryanto,
sebagai berikut.
2016:42).
1) Menentukan struktur, makna, dan
Metode yang digunakan untuk
lingkupan kalimat.
menganalisis data dalam penelitian ini
2)
adalah metode agih. Metode agih
Membagi
satuan
lingual
data
menjadi beberapa unsur.
menggunakan alat penentu bagian dari
3) Memindahkan unsur partikel penegas
bahasa yang bersangkutan yakni bahasa
(toritatejoshi) mo di dalam kalimat.
yang diteliti. Pada penelitian ini partikel
4) Menganalisis perubahan struktur,
penegas (toritatejoshi) mo adalah alat
makna,
penentu sebagai partikel penunjuk di
permutasi. Contoh proses analisis
dalam kalimat. Adapun teknik dasar
data akan dibahas pada bagian D.
yang digunakan adalah teknik bagi
Analisis Data.
dan
lingkupan
setelah
unsur langsung yaitu membagi satuan
lingual data menjadi beberapa unsur
sedangkan
teknik
lanjutan
yang
digunakan
adalah
teknik
balik
(permutasi).
Menurut
3. Metode dan Teknik Penyajian
Hasil Analisis Data
Menurut
Sudaryanto
Mahsun
(2012:123)
hasil analisis yang berupa kaidah-
29
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
kaidah dapat disajikan melalui dua cara
data dilakukan dengan menganalisis
yaitu metode penyajian formal dan
perubahan
metode penyajian informal. Metode
lingkupan setelah permutasi.
penyajian
formal
adalah
struktur,
makna,
dan
metode
penyajian data dengan menggunakan
1. Kalimat Tunggal
tanda-tanda
a. Identifikasi struktur, makna, dan
atau
lambang-lambang
untuk menyajikan hasil analisis data.
lingkupan
Lambang-lambang
Data Kalimat:
(16) [ぼく]
S/N
yang
digunakan
pada penelitian ini terdapat pada bagian
F (daftar singkatan dan lambang).
Selanjutnya, metode penyajian informal
ン
い
ジャム
Komp/FN
イッチ
yaitu metode penyajian data dengan
struktur,
makna,
[Boku] mo ichigo jamu no
sandoitchi wa kesshite suki janai.
‘[Aku] pun sama sekali tidak
menyukai sandwich selai stroberi.’
(Umibe no Kafka I, 2002:45)
lingkupan beserta perubahan setelah
permutasi.
Contoh
penyajian
好
い
Adj2/P
menggunakan kata-kata biasa untuk
mendeskripsikan
け
Adv
サ
hasil
analisis data akan dibahas pada bagian
D. Analisis Data.
Pada
kalimat
(16)
partikel
penegas (toritatejoshi) mo melekat pada
D. Analisis Data
Analisis
nomina yang berfungsi sebagai subjek.
diawali
dengan
Unsur yang ditegaskan dan lingkupan
mengidentifikasi struktur, makna, dan
adalah boku ‘aku’. Unsur lain yang
lingkupan kalimat yang menggunakan
sejenis adalah boku no hoka ‘selain aku’
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
(ada seseorang yang lain selain aku).
Kemudian membagi satuan lingual data
Makna tersurat adalah boku wa ichigo
menjadi beberapa unsur. Selanjutnya,
jamu no sandoitchi wa kesshite suki
proses analisis data dilakukan dengan
janai. ‘Aku sama sekali tidak menyukai
cara memindahkan partikel penegas
sandwich selai stroberi’. Sedangkan
(toritatejoshi) mo di dalam kalimat
makna tersirat adalah boku no hoka
(permutasi). Terakhir, penganalisisan
30
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
ichigo jamu no sandoitchi wa kesshite
lingkupan. Unsur yang ditegaskan dan
suki janai. ‘Ada orang lain selain aku
lingkupan pada kalimat (16’) adalah
yang sama sekali tidak menyukai
ichigojamu no sandoitchi ‘sandwich
sandwich selai stroberi.’
selai stroberi’. Unsur lain yang sejenis
adalah ichigojamu no sandoitchi no
hoka ‘selain sandwich selai stroberi’.
b. Permutasi
Makna tersurat dari kalimat
(16’) ぼく
[い
ジャム サン
S/N
Komp/FN
好
イッチ] け
Adv
Adj2/P
(16’) adalah boku wa ichigo jamu no
sandoitchi ga kesshite suki janai. ‘Aku
sama sekali tidak menyukai sandwich
い
Boku wa [ichigo jamu no
sandoitchi]
mo kesshite suki
janai.
‘Aku sama sekali tidak menyukai
[sandwich selai stroberi] juga.’
selai stroberi.’
tersirat adalah boku wa ichigo jamu no
sandoitchi no hoka (tatoeba painappuru
jamu) kesshite suki janai.
sandwich selai stroberi misalnya selai
seperti yang terdapat pada kalimat (16’)
nanas.’
yaitu partikel penegas (toritatejoshi) mo
Uraian
di
atas
dapat
digambarkan pada tabel berikut ini.
yang diletakkan setelah boku ‘aku’
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah ichigo jamu no
sandoitchi ‘sandwich selai stroberi’
(frase nomina yang berfungsi sebagai
Sebelum
Permutasi
Struktur:
Permutasi
S/N→
Setelah
permutasi
Struktur:
S/N + Tj mo
Komp F/N
Komp/FN+Tj
Lingkupan:
mo
S/N
Lingkupan:
Tj mo
komplemen).
Komp/FN
Makna
Analisis
‘Ada yang
sama sekali tidak aku sukai selain
Permutasi pada kalimat (16)
c.
Sedangkan makna
Perubahan
Struktur,
Tj
mo
tersurat/unsur
Makna, dan Lingkupan
Partikel penegas (toritatejoshi)
yang ditegaskan:
Makna
∞ S/N
tersurat/unsur
yang ditegaskan:
mo setelah dipermutasikan mengalami
perubahan
struktur,
makna,
Makna
dan
tersirat/unsur
31
∞ Komp/FN
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
lain
yang
kara hyakuen-dama o dashite, choukin-
Makna
sejenis:
tersirat/unsur
≈ S/N
lain
bako ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang
yang
100 yen dari saku dan memasukkan ke
sejenis:
dalam celengan’, sedangkan makna
≈ Komp/FN
tersirat adalah boku no hoka tatoeba
2. Kalimat Majemuk
Rin-san poketto kara hyakuen-dama o
a. Identifikasi struktur, makna, dan
dashite, choukin-bako ni ireta.
‘Ada
orang selain aku misalnya Sdr. Rin yang
lingkupan
mengeluarkan uang 100 yen dari saku
dan memasukkan ke dalam celengan.’
Data Kalimat:
(17) [ぼく]
ポケッ
S/N
Adv/N
百円玉
O/FN
b. Permutasi
Kalimat
Klausa koordinat
ini
dapat
dipermutasikan
menjadi tiga kalimat, yaitu sebagai
出
P/V
彫金箱 入
Adv/N P/V
klausa induk
[Boku ] mo poketto kara hyakuendama o dashite, choukin-bako ni
ireta.
‘[Aku] juga mengeluarkan uang
100 yen dari saku dan memasukkan
ke dalam celengan.’
(Noruwei no Mori I, 1991:200)
Pada
kalimat
(17)
berikut:
(17’) ぼく
S/N
[ポケッ
Adv/N
]
百円
O/FN
Klausa koordinat
玉
出
彫金箱
P/V
Adv/N
Klausa induk
入
P/V
Boku wa [poketto kara ] mo
hyakuen-dama o dashite, choukinbako ni ireta.
‘Aku mengeluarkan uang 100 yen
[dari saku] juga dan memasukkan
ke dalam celengan.’
partikel
penegas (toritatejoshi) mo melekat pada
nomina yang berfungsi sebagai subjek.
Unsur yang ditegaskan dan lingkupan
adalah boku ‘aku’. Unsur lain yang
sejenis adalah boku no hoka ‘selain saya’
Permutasi pada kalimat (17’)
(ada seseorang yang lain selain saya).
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
Makna tersurat adalah boku wa poketto
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
32
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
(17’’’) ぼく ポケッ
S/N
Adv/N
dipermutasikan setelah partikel kara
yang
melekat
pada
nomina
yang
Klausa koordinat
berfungsi sebagai adverbia dan berada
出
P/V
di dalam klausa koordinat.
(17’’) ぼく
S/N
ポケッ
Adv/N
百円玉
O/FN
[ 彫金箱]
入
Adv/N
P/V
Klausa induk
[百円玉]
O/FN
Boku wa poketto kara hyakuendama o dashite, [choukin-bako]
ni mo ireta.
‘Aku mengeluarkan uang 100
yen dari saku dan memasukkan
ke dalam [celengan] juga.’
Klausa koordinat
出
彫金箱 入
P/V
Adv/N
P/V
Klausa induk
Boku wa poketto kara [hyakuendama ] mo dashite, choukinbako ni ireta.
‘Aku mengeluarkan [uang 100
yen] juga dari saku dan
memasukkan ke dalam celengan.’
Permutasi pada kalimat (17’’’)
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah partikel ni yang
Permutasi pada kalimat (17’’)
melekat pada nomina yang berfungsi
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
sebagai adverbia dan berada di dalam
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
klausa induk.
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah hyakuen-dama
c.
Analisis
Perubahan
‘uang 100 yen’ (frase nomina yang
Makna, dan Lingkupan
Struktur,
Partikel penegas (toritatejoshi)
berfungsi sebagai objek) yang berada
mo setelah dipermutasikan mengalami
dalam klausa koordinat.
perubahan
struktur,
makna,
dan
lingkupan. Unsur yang ditegaskan dan
lingkupan pada kalimat (17’) adalah
poketto kara ‘dari saku’. Unsur lain
yang sejenis adalah poketto kara no
33
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
hoka tatoeba saifu kara ‘selain dari
saku,
saku misalnya dari dompet.’ Makna
celengan.’
dan
Unsur
tersurat dari kalimat (17’) adalah boku
memasukkan
yang
ke
dalam
ditegaskan
dan
o
lingkupan pada kalimat (17’’’) adalah
dashite, choukin-bako ni ireta. ‘Aku
choukin-bako ni ‘ke dalam celengan’.
mengeluarkan uang 100 yen dari saku
Unsur lain yang sejenis adalah choukin-
dan memasukkan ke dalam celengan.’
bako no hokani ‘selain ke dalam
Sedangkan makna tersirat adalah boku
celengan.’ Makna tersurat dari kalimat
wa poketto kara no hoka tatoeba saifu
(17’’’) adalah boku wa poketto kara
kara hyakuen-dama o dashite, choukin-
hyakuen-dama o dashite, choukin-bako
bako ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang
ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang 100
100 yen selain dari saku, misalnya
yen dari saku dan memasukkan ke
dompet dan memasukkan ke dalam
dalam celengan.’ Sedangkan makna
celengan.’
tersirat adalah boku wa poketto kara
wa
poketto
kara
Unsur
yang
hyakuen-dama
ditegaskan
dan
hyakuen-dama o dashite, choukin-bako
lingkupan pada kalimat (17’’) adalah
no hoka ni ireta. ‘Aku mengeluarkan
hyakuen-dama ‘uang 100 yen’. Unsur
uang
lain yang sejenis adalah hyakuen-dama
memasukkan ke dalam selain celengan.’
no hoka no okane ‘uang selain 100 yen.’
Uraian di atas dapat digambarkan pada
Makna tersurat dari kalimat (17’’)
tabel berikut ini.
100
yen
dari
saku,
dan
adalah boku wa poketto kara hyakuendama o dashite, choukin-bako ni ireta.
Sebelum
‘Aku mengeluarkan uang 100 yen dari
Permutasi
saku
dan
memasukkan
ke
dalam
Permutasi
Setelah
permutasi
Struktur:
S/N KK→
Struktur : Adv/N
celengan.’ Sedangkan makna tersirat
S/N+Tj mo
Pa KK
+ Pa + Tj mo
adalah boku wa poketto kara hyakuen-
Lingkupan :
Lingkupan :
dama no hoka no okane o dashite,
S/N KK
Adv/N + Pa
choukin-bako
ni
ireta.
mo
‘Aku
mengeluarkan uang selain 100 yen dari
34
Tj
mo
Tj
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Makna
Makna
yang
yang ditegaskan :
tersurat/unsur
tersurat/unsur
ditegaskan :
∞Adv/FN Pa KI
yang
yang ditegaskan :
∞ S/N KK
ditegaskan :
∞Adv/N Pa KK
Makna
Makna
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
∞ S/N KK
Makna
Makna
lain yang
yang sejenis :
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
sejenis :
lain yang
yang sejenis :
sejenis :
≈Adv/N Pa KK
≈ S/N KK
≈Adv/FN Pa KI
≈ S/N KK
Struktur : S/N
S/N
Struktur : O/FN +
E. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan
analisis
+ Tj mo
KK→O/
Tj mo
partikel
Lingkupan:
FN KK
Lingkupan :
S/N KK
Tj
O/FN KK
penegas
data
(toritatejoshi)
mo
dalam kalimat bahasa Jepang dapat
Tj mo
disimpulkan bahwa:
mo
a.
struktur
partikel
penegas
Makna
Makna
(toritatejoshi) mo dapat melekat pada
tersurat/unsur
tersurat/unsur
nomina, frase nomina, partikel, verba,
yang
yang ditegaskan :
adjektiva
ditegaskan :
∞O/FN KK
I, dan adjektiva NA.
Makna kalimat yang menggunakan
∞ S/N KK
partikel penegas (toritatejoshi) mo
Makna
Makna
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
memiliki unsur yang ditegaskan,
lain yang
yang sejenis :
unsur lain yang sejenis, makna
sejenis :
≈ O/FN KK
tersurat, dan makna tersirat. Adapun
≈ S/N KK
Struktur : S/N
S/N
Struktur : Adv/FN
+ Tj mo
KK→Pa
+ Pa + Tj mo
Lingkupan :
KI
Lingkupan :
lingkupan bentuk I, karena partikel
Adv/FN Pa KI Tj
penegas (toritatejoshi) mo langsung
mo
mo
muncul setelah lingkupan atau unsur
Makna
Makna
tersurat/unsur
tersurat/unsur
S/N KK
Tj
lingkupan
partikel
(toritatejoshi)
yang ditegaskan.
35
mo
penegas
menggunakan
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
b. Partikel penegas (toritatejoshi) mo
dapat
memiliki sifat bunpuu no jiyuusei
pada:
yaitu
penyebaran,
partikel, verba, dan adjektiva NA.
sehingga memiliki mobilitas yang
6) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
tinggi,
kebebasan
dalam
arti
dipermutasikan
melekat
nomina, frase nomina,
yang melekat pada adjektiva NA
dapat
dipermutasikan secara bebas. Berikut
dapat
dipermutasikan
melekat
permutasinya.
pada:
1) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
partikel, verba, dan adjektiva I.
nomina, frase nomina,
yang melekat pada nomina dapat
c. Partikel penegas (toritatejoshi) mo
dipermutasikan melekat pada:
yang melekat pada nomina setelah
frase nomina, partikel, verba,
dipermutasikan
adjektiva I, dan adjektiva NA.
perubahan struktur melekat pada:
2) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
frase
nomina,
mengalami
partikel,
verba,
yang melekat pada frase nomina
adjektiva
dapat
dipermutasikan melekat
Pertama,
pada:
nomina, partikel, verba,
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
adjektiva I, dan adjektiva NA.
I, dan adjektiva NA.
partikel
penegas
frase nomina setelah dipermutasikan
3) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
mengalami
perubahan
struktur
yang melekat pada partikel dapat
melekat pada:
dipermutasikan melekat pada:
verba, adjektiva I, dan adjektiva NA.
nomina, frase nomina, verba,
Kedua,
adjektiva I, dan adjektiva NA.
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
4) Partikel penegas (toritatejoshi)
nomina, partikel,
partikel
partikel
setelah
penegas
dipermutasikan
mo yang melekat pada verba
mengalami
dapat dipermutasikan melekat
melekat pada: nomina, frase nomina,
pada:
verba, adjektiva I, dan adjektiva NA.
partikel,
nomina, frase nomina,
adjektiva
I,
dan
Ketiga,
adjektiva NA.
perubahan
partikel
struktur
penegas
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
5) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
verba
yang melekat pada adjektiva I
setelah
mengalami
36
dipermutasikan
perubahan
struktur
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
melekat pada: nomina, frase nomina,
(toritatejoshi) mo juga memiliki makna
partikel, adjektiva I, dan adjektiva
‘di luar dugaan’ (igai no mo) dan dapat
NA.
juga berfungsi
Keempat,
partikel
penegas
sebagai penghalus
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
(yawarage).
adjektiva I setelah dipermutasikan,
(toritatejoshi) mo yang bermakna igai
mengalami
struktur
no mo dan yawarage diharapkan dapat
melekat pada: nomina, frase nomina,
menjadi penelitian lanjutan, sehingga
partikel, verba, dan adjektiva NA.
dapat melengkapi penelitian tentang
Kelima,
penegas
partikel
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
Jepang.
perubahan
partikel
Partikel
penegas
di
penegas
dalam bahasa
adjektiva NA setelah dipermutasikan
mengalami
perubahan
struktur
F. Daftar Singkatan dan Lambang
No
melekat pada: nomina, frase nomina,
partikel, verba, dan adjektiva I.
Adapun
unsur
yang
ditegaskan,
1
unsur lain yang sejenis, makna
2
tersurat, serta lingkupan mengalami
perubahan mengikuti posisi dari
3
partikel penegas (toritatejoshi) mo
4
itu sendiri, namun makna tersurat
tidak
walaupun
mengalami
partikel
5
perubahan
penegas
6
(toritatejoshi) mo sudah dipermutasi.
Singk Makn
atan/
a
Lam
bang
Adj 1 Adjekti
va 1
Adj 2 Adjekti
va 1
Adv
Adverb
ia
FN
Frase
Nomin
a
KK
Klausa
Koordi
nat
KI
Klausa
Induk
N Singk
o atan/
Lamb
ang
1 P
0
1 S
1
1 Tj mo
2
1 V
3
Komp Kompl
emen
N
Nomin
a
O
Objek
1 ∞
6
1 ≈
7
1
8
mo yang memiliki makna penambahan
8
pada penelitian ini. Selain bermakna
penambahan,
partikel
9
penegas
37
Subjek
Toritate
joshi mo
Verba
Partikel
1 [ ]
5
Unsur
yang
ditegask
an/
Lingkup
an
Makna
tersurat
Makna
tersirat
Menega
skan
Penulis membatasi pembahasan
7
Predikat
1 Pa
4
2. Saran
tentang partikel penegas (toritatejoshi)
Makna
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa
Indonesia . Jakarta: Rineka Cipta.
Nitta, Yoshio. 2009. Gendai Nihongo
Bunpou 5 Toritate. Japan:
Kuroshio Shuppan.
Iori, Isao. 2000. Nihongo Bunpou
Handobukku.
Japan:
3A
Corporation.
Numata,Yoshiko dan Hisashi Noda.
2001. Nihongo no Toritate.
Japan: Kuroshio Shuppan.
_______. 2001. Atarashii Nihongogaku
Nyuumon. 3A Corporation.
Sudaryanto. 2016. Metode dan Aneka
Teknik
Analisis
Bahasa.
Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Kinsui, Satoshiet al.2000. Toki. Hitei to
Toritate. Japan: Iwanami Shoten.
Teramura, Hideo. 1991. Nihongo no
Shintakusu to Imi III. Japan:
Kuroshio Shuppan.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
_______________.
2008. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tsukuba Gengobunka Fooramu. 1995.
Mo no Gengogaku. Japan:
Hitsuji.
Mahsun, M.S. 2012. Metode Penelitian
Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Murakami, Haruki. 1994. Noruwei no
Mori. Tokyo: Kodansha.
_______________. 2002. Umibe no
Kafka . Japan: Shinchosha.
Murakami, Haruki. 2005. Norwegian
Wood.
Terjemahan
Jonjon
Johana dari Noruwei no Mori
(1994). Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.
Murakami, Haruki. 2008. Kafka on The
Shore. Terjemahan Th. Dewi
Wulansari dari Umibe no Kafka
(2002). Jakarta: Pustaka Alvabet.
38
39
TORITATEJOSHI ‘MO’ SEBAGAI
PARTIKEL PENEGAS DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG
Raden Novitasari
Universitas Widyatama
raden.novitasari@widyatama.ac.id
Abstrak
Partikel penegas (toritatejoshi) merupakan salah satu jenis partikel dalam bahasa
Jepang yang berfungsi memberikan makna tambahan atau untuk menegaskan makna
terhadap topik yang ditonjolkan oleh partikel tersebut. Mo termasuk salah satu partikel
penegas (toritatejoshi) yang memiliki makna penambahan dan berfungsi menegaskan
suatu unsur di dalam kalimat dan menambahkan unsur tersebut pada unsur-unsur lain
yang sejenis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kalimat tunggal dan
kalimat majemuk yang terdapat di dalam novel dan dianalisis berdasarkan teori struktur,
makna, dan lingkupan dengan teknik permutasi. Hasil yang diperoleh adalah struktur
kalimat yang menggunakan partikel penegas (toritatejoshi) mo dapat melekat pada kelas
kata nomina, partikel, verba, dan adjektiva. Makna kalimat yang menggunakan partikel
penegas (toritatejoshi) mo terdiri dari makna tersurat (shuchou) dan makna tersirat
(fukumi), sedangkan lingkupan partikel penegas (toritatejoshi) mo melingkupi unsur
yang tepat berada di depannya atau muncul di belakang unsur yang ada di depan
predikat dalam kalimat.
Kata kunci: lingkupan, makna, struktur, toritatejoshi
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Partikel (joshi)
mempunyai arti, tetapi akan memiliki
arti yang jelas jika digabungkan dengan
mempunyai
jenis kata lain yang dapat berdiri sendiri
fungsi yang sangat penting dalam
(jiritsugo) serta menunjukkan hubungan
bahasa Jepang. Sebuah kalimat tidak
antara kata yang satu dengan kata yang
akan terbentuk jika tidak menggunakan
lainnya.
partikel. Penggunaan partikel yang tepat
Partikel penegas (toritatejoshi)
akan menghasilkan kalimat yang baik.
merupakan salah satu jenis partikel di
Iori (2001:60) mengemukakan bahwa
dalam bahasa Jepang yang berfungsi
partikel merupakan salah satu jenis kata.
memberikan makna tambahan terhadap
Dalam tata bahasa Jepang termasuk
topik yang ditegaskan oleh partikel
fuzokugo, saat berdiri sendiri tidak
tersebut. Partikel penegas (toritatejoshi)
15
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
merupakan unsur yang tidak selalu
terdiri dari makna tersurat dan makna
muncul dalam suatu kalimat, tetapi
tersirat. Makna tersurat (shuchou) yaitu
dengan menambahkan partikel penegas
makna yang diketahui oleh pembicara
(toritatejoshi), kalimat tersebut menjadi
dari suatu peristiwa dan makna tersirat
memiliki
ditegaskan
(fukumi) yaitu makna yang terkandung
sehingga mengandung makna tersirat
di dalam suatu kalimat atau makna yang
yang tidak diungkapkan. Bandingkanlah
terbayangkan. Kalimat (1) dan (2)
dua kalimat berikut ini:
memiliki makna tersurat, sedangkan
Contoh kalimat:
makna tersirat hanya dimiliki oleh
見舞い 来 く
(1) 中田
Nakata san wa mimai ni kite kureta.
‘Sdr.
Nakata
datang
untuk
menjenguk.’
kalimat (2). Makna tersurat (shuchou)
(2)
unsur
yang
dari kalimat (1) dan (2) adalah 中田
見舞い
来
san wa mimai ni kite kureta. ‘Sdr.
[中田
]
見舞い 来
く
[Nakata san] mo mimai ni kite
kureta.
‘[Sdr. Nakata] juga datang untuk
menjenguk.’
(Iori, 2001:180)
Nakata
datang
untuk
(1)
dengan
jelas
di
partikel
来
Nakata san igai mimai ni
datang untuk menjenguk selain Sdr.
Nakata’, karena merupakan bayangan
merupakan kalimat yang berterima,
dari unsur yang telah dijelaskan oleh
namun dengan ditambahkannya partikel
makna sebenarnya.
mo,
(toritatejoshi)
Menurut
bahwa pada kalimat
partikel
sehingga memiliki makna tersirat.
Numata
Kinsui
(2000:155)
yang didukung oleh Numata (2001:178)
tersebut terdapat unsur yang ditegaskan
Menurut
以外見舞い
kite kureta. ‘Adanya orang lain yang
penegas
(toritatejoshi) mo. Kalimat (1) dan (2)
menunjukkan
kalimat,
menggunakan
く
penegas
dalam
sedangkan makna tersirat dari kalimat
partikel wa , sedangkan kalimat (2)
menggunakan
menjenguk’,
karena fakta tersebut sudah diketahui
(2) adalah 中田
Kalimat
Nakata
く
penegas
(toritatejoshi)
mo
bersifat ‘bebas berdistribusi’ (bunpu no
(1995:19)
jiyuusei). Maksudnya adalah partikel
makna partikel penegas (toritatejoshi)
16
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
penegas (toritatejoshi) mo dapat muncul
pengaruh permutasi partikel penegas
di mana saja atau dapat berpindah-
(toritatejoshi) mo terhadap perubahan
pindah posisi.
struktur, makna, dan lingkupan.
Contoh kalimat (2) dapat diubah
menjadi kalimat berikut ini:
来
(3) 中田
[見舞い]
く
Nakata san wa [mimai ni] mo kite
kureta.
‘Sdr.
Nakata
datang
untuk
[menjenguk] juga.’
Pada
kalimat
(3)
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, masalah dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana struktur, makna dan
partikel
penegas (toritatejoshi) mo diletakkan
menjenguk’.
Karena
tempat,
tersirat
mengalami
pun
b.
mengalami
perpindahan
maka
kalimat
yang
menggunakan
partikel
penegas
(toritatejoshi) mo?
mimai ni ‘untuk
setelah 見 舞 い
lingkupan
Bagaimana
permutasi
partikel
penegas (toritatejoshi) mo dalam
makna
kalimat?
perubahan.
c.
Bagaimana
perubahan
struktur,
Makna tersurat (shuchou) dari kalimat
makna, dan lingkupan kalimat yang
(3) adalah 中田
menggunakan
く
見舞い
来
Nakata san wa mimai ni kite
partikel
penegas
(toritatejoshi) mo setelah permutasi?
kureta. ‘Sdr. Nakata datang untuk
menjenguk’, sedangkan makna tersirat
dari kalimat (3) adalah 中田
舞い
以外来
く
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
見
sebagai berikut:
Nakata san
a. Mendeskripsikan struktur, makna,
wa mimai no igai kite kureta. ‘Sdr.
Nakata datang dengan adanya tujuan
dan
lingkupan
kalimat
lain selain untuk menjenguk’, karena
menggunakan
merupakan bayangan dari unsur yang
(toritatejoshi) mo.
partikel
yang
penegas
telah dijelaskan oleh makna sebenarnya.
b. Mendeskripsikan permutasi partikel
Hal inilah yang akan penulis bahas
penegas (toritatejoshi) mo dalam
dalam penelitian ini, sejauh mana
kalimat.
17
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
c. Mendeskripsikan perubahan struktur,
B. Landasan Teori
1. Penelitian Terdahulu
makna, dan lingkupan kalimat yang
menggunakan
partikel
Sebatas penelusuran yang telah
penegas
dilakukan oleh penulis, penelitian yang
(toritatejoshi) mo setelah permutasi.
berhubungan dengan partikel penegas
Adapun manfaat yang dapat
(toritatejoshi) mo di dalam bahasa
diperoleh dari penelitian ini adalah
Jepang, yaitu:
sebagai berikut.
a. Penelitian Okano Hisano (2010)
a.
Secara
teoretis
bermanfaat
untuk
khazanah
b.
penelitian
Okano Hisano meneliti tentang
ini
partikel
menambah
penelitian
di
penegas
(toritatejoshi)
mo
dengan fokus penelitian tentang makna
bidang
linguistik terutama yang berkaitan
dan
dengan pemahaman partikel penegas
menggunakan
(toritatejoshi) mo. Dengan adanya
(toritatejoshi
pemahaman
unsur-unsur kalimat yang ada di depan
tersebut,
diharapkan
penggunaan
dapat menjelaskan dan menganalisis
atau
struktur,
(toritatejoshi
lingkupan,
dan
makna
kalimat
partikel
mo)
belakang
dengan
yang
penegas
melihat
partikel
penegas
mo)
tersebut
partikel penegas (toritatejoshi) mo
(shuuhentekiyouhou ).
dalam
penelitian ini dapat diketahui bahwa
kalimat
bahasa
Jepang,
hasil
sebelum permutasi maupun setelah
partikel
permutasi.
berhubungan
dengan
kalimat
sebelumnya.
Okano
Hisano
Secara
bermanfaat
praktis
untuk
penelitian
ini
penegas
Dari
(toritatejoshi)
memberikan contoh analisis
menambah
mo
kalimat
wawasan dan pengetahuan bagi para
yang menggunakan toritatejoshi mo,
pembelajar bahasa Jepang khususnya
yaitu:
dalam hal varian struktur dan makna
(4)
partikel penegas (toritatejoshi) mo
前 大 く
Omae mo ookikunatta na.
‘Kamu pun sudah menjadi besar ya.’
sehingga dapat mengaplikasikannya
(5) 君
い
Kimi mo shitsukoi na.
‘Kamu pun nekat ya.’
ke dalam kalimat bahasa Jepang baik
secara lisan maupun tulisan.
18
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Untuk
Okano
menganalisis
Hisano
2. Definisi dan Jenis Partikel Penegas
kalimat,
menggunakan
(Toritatejoshi)
teori
Teramura (1991) mengenai hubungan
Partikel penegas (toritatejoshi)
antara senkoubunmyaku ( 先 行 文 脈 )
adalah partikel yang berfungsi untuk
‘kalimat sebelumnya’ dengan kalimat
menegaskan unsur dari kalimat. Nitta
yang menggunakan partikel penegas
(2009:3) menyatakan bahwa toritate
(toritatejoshi mo). Untuk menguraikan
adalah menonjolkan suatu unsur yang
makna dan penggunaan kalimat-kalimat
terdapat di dalam kalimat dengan cara
tersebut,
menambahkan makna khusus ke dalam
digunakan
simbol-simbol
unsur kalimat tersebut yang dilatar
seperti berikut:
belakangi
1) H adalah predikat yang terdapat
dalam
kalimat
yang
menggunakan partikel penegas
(toritatejoshi mo),
2) k adalah unsur yang ditegaskan,
3) G adalah predikat yang terdapat
dalam kalimat sebelumnya
(senkoubunmyaku)
4) j adalah unsur lain yang sejenis.
hubungan
dengan
unsur
lainnya yang sejenis. Partikel yang
memiliki fungsi toritate disebut dengan
toritatejoshi.
Berdasarkan
(2009:5)
maknanya
mengelompokkan
Nitta
partikel
penegas (toritatejoshi) ke dalam 6
kelompok, yaitu:
Pada kalimat (4) ookikunatta
1.
dilambangkan dengan H. Predikat lain
加
表
取
立
助詞
dilambangkan
ruika o arawasu toritatejoshi
dengan G. Omae dilambangkan dengan
‘partikel penegas menunjukkan
k. Demikian halnya dengan kalimat (5)
makna penambahan.’ Partikel
selain
shitsukoi
Predikat
ookikunatta
dilambangkan
lain
dilambangkan
dilambangkan
dengan
selain
dengan
dengan
menunjukkan
makna
penonjolan suatu unsur di dalam
shitsukoi
G.
k.
yang
H.
kalimat
Kimi
dan
menambahkan
unsur tersebut pada unsur-unsur
Sehingga
uraian makna kalimat (4) dan (5)
lain yang sejenis.
menjadi: G (k), H (k).
Contoh: partikel penegas mo
19
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
2.
対比
表
取
立
taihi o arawasu toritatejoshi
ekstrem.’
‘partikel
yang
menunjukkan makna penonjolan
makna
suatu unsur di dalam kalimat
yang
dan menunjukkan bahwa unsur
menunjukkan perbedaan suatu
tersebut di antara unsur-unsur
unsur di dalam kalimat yang
yang sejenis merupakan contoh
ditonjolkan dengan unsur-unsur
yang ekstrem, juga unsur-unsur
sejenis lainnya.
yang lain pun tentu saja begitu
Contoh: partikel penegas wa dan
adanya.
nara
Contoh: partikel penegas sae,
penegas
menunjukkan
perbandingan.’
3.
yang menunjukkan makna batas
助詞
限定
表
Partikel
取
立
penegas
5.
pembatasan.’
menunjukkan
表
‘partikel
makna
Partikel
評価
取
立
助詞
hyouka o arawasu toritatejoshi
yang
menunjukkan
yang
made, mo, demo
助詞
gentei o arawasu toritatejoshi
‘partikel
Partikel
penegas
menunjukkan
yang
Partikel
makna
yang
penilaian.’
yang
menunjukkan
cara
suatu penilaian dari pembicara
menonjolkan suatu unsur di
terhadap suatu unsur di dalam
dalam kalimat dan menunjukkan
kalimat yang ditonjolkan.
bahwa unsur tersebut hanya ada
Contoh: partikel penegas nanka,
satu-satunya, sedangkan unsur-
nante, nado, gurai.
pembatasan
unsur
lain
dengan
yang
6. ぼ
sejenis
表
取
立
助詞
dihilangkan.
bokashi o arawasu toritatejoshi
Contoh: Partikel penegas dake,
‘partikel
shika, bakari, koso.
4. 極 限
表
kyokugen
toritatejoshi
取
立
penegas
yang
menunjukkan makna penghalus.’
Partikel
助詞
untuk
melembutkan
arawasu
keseluruhan kalimat dengan cara
‘partikel penegas
menonjolkan suatu unsur di
o
20
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
dalam kalimat, yang kemudian
Berikut ini akan dipaparkan ciri
secara samar ditunjukkan pula
khas struktur yang dapat melekat pada
bahwa selain unsur tersebut
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
masih ada unsur-unsur lain yang
Pemaparan struktur ini mengacu kepada
sejenis.
penggabungan dua buah teori yang
Contoh:
partikel
penegas mo, demo, nado.
saling melengkapi satu sama lainnya
Dengan melihat pengelompokan
yaitu
teori
dapat dipahami bahwa partikel penegas
mo
yaitu partikel penegas penunjuk makna
Contoh kalimat:
Adapun fokus penelitian ini adalah
(6)
struktur, makna, dan lingkupan ‘partikel
karena partikel jenis ini sering muncul
di dalam kalimat bahasa Jepang baik
tingkat dasar, menengah maupun mahir.
mo
dan teknik tertentu diharapkan akan
Partikel
(Toritatejoshi)
Mo
dapat
melekat
setelah
+ toritatejoshi mo
tentang
Contoh kalimat:
(7) 明日 会合
[部長 ]
参加
そう
Ashita no kaigou ni wa,
[buchou] mo sanka suru
sou da.
‘Pada rapat besok, katanya
[kepala bagian] pun ikut
Penegas
di
あ
nomina dengan struktur nomina
bagi
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
Struktur
[2階 ]
b. Partikel penegas (toritatejoshi)
Penelitian yang menggunakan metode
3.
イレ
Toire wa [ni-kai ni] mo
arimasu.
‘Toire [di tingkat dua] juga
ada.’
(Nitta, 2009:20)
penegas penunjuk makna penambahan’,
Jepang
setelah
toritatejoshi mo
penegas penunjuk makna penghalus.
bahasa
melekat
nomina + partikel kasus +
makna batas ekstrem, dan partikel
pembelajar
dapat
partikel kasus dengan struktur
penambahan, partikel penegas penunjuk
baru
oleh
a. Partikel penegas (toritatejoshi)
(toritatejoshi mo) memiliki tiga makna
wawasan
dipaparkan
Teramura (1991) dan Nitta (2009).
makna partikel penegas (toritatejoshi),
menambah
yang
dalam
Kalimat
21
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
serta.’
(Nitta, 2009:20)
c. Partikel penegas (toritatejoshi)
adjektiva I + ku + toritatejoshi
mo + aru
Contoh kalimat:
mo dapat melekat setelah frase
(10) 子供
[Kyouto ni iku yotei] mo
tateta.
‘Mengadakan [rencana pergi
ke Kyouto] juga.’
(Numata, 2001:179)
成長
親
う
い仮面
[ び く
あ ]
Kodomo no seichou wa oya
ni totte ureshii kamen,
[sabishiku mo aru].
‘Tumbuh kembang anak
bagi orang tua, ada sisi
yang menyenangkan dan
ada
juga
yang
[menyedihkan].’
(Nitta, 2009:24)
d. Partikel penegas (toritatejoshi)
f. Partikel penegas (toritatejoshi)
nomina dengan struktur frase
nomina + toritatejoshi mo
Contoh kalimat:
(8)
[京都
行く予定]
mo dapat melekat setelah gokan
mo
verba dengan struktur akar kata
adjektiva NA dengan struktur
predikat verba + toritatejoshi
adjektiva
mo + suru
toritatejoshi mo + aru
Contoh kalimat:
Contoh kalimat:
(9) チーム 仲間
い
[泣
]
[ 笑い
]
Chiimu no nakama to wa,
isshoni [naki mo shita ] shi,
[warai mo shita ].
‘Dengan teman satu tim
bersama-sama [menangis]
dan [tertawa] juga.’
(Nitta, 2009:24)
(11)
dapat
adjektiva I
melekat
melekat
NA
+
setelah
de
+
明 い人
[ 繊
案外
あ ]
Suzuki-san wa akarui hito
da ga, angai [sensai de mo
aru].
‘Suzuki orang yang ceria,
tetapi di luar dugaan
memiliki [perasaan yang
halus] juga.’
(Nitta, 2009:24)
e. Partikel penegas (toritatejoshi)
mo
dapat
setelah
dengan struktur
22
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
4.
Makna
Partikel
(Toritatejoshi)
Penegas
yang dikontrastifkan secara jelas.
dalam
Unsur yang ditegaskan (jisha ) dan
di
Mo
Kalimat
mo
unsur lain yang sejenis (tasha )
Partikel penegas (toritatejoshi)
merupakan
merupakan
mendasar
partikel
yang
konsep
yang
mengenai
paling
makna
menunjukkan makna penegasan suatu
toritatejoshi,
unsur
kesatuan yang berkumpul di dalam
di
dalam
menambahkan
unsur-unsur
unsur
lain
kalimat
dan
tersebut
pada
yang
sejenis.
Contoh kalimat:
(12) 日曜日
(toritatejoshi) mo tidak terlepas dari
spesifik
yang
lain yang ditambahkan terhadap topik
pembicaraan yang sedang ditegaskan
bayangan
(12) adalah 銀 行
dari
adalah 銀 行 以 外 ginkou igai ‘selain
dalam kalimat tersebut.
unsur
makna
Kinsui
bank’ yang tidak tahu apakah itu secara
(2000:158)
partikel
ginkou ‘bank’.
Sedangkan unsur lain yang sejenis
makna sesungguhnya yang terdapat
Menurut
休
Unsur yang ditegaskan pada kalimat
atau dengan kata lain memunculkan
makna
[ 銀行]
Nichiyoubi wa [ginkou] mo
yasumi desu.
‘Hari minggu [bank]
juga
libur.’
(Numata, 1995:19)
membuat
pendengar berasumsi bahwa adanya hal
keberadaan
satu
kalimat.
Pembahasan mengenai partikel penegas
makna
merupakan
konkret. Namun salah satunya dapat
penegas
disubtitusikan
(toritatejoshi) mo terdiri atas:
dengan
郵 便 局
yuubinkyoku ‘kantor pos’. Subtitusi
a. Unsur yang ditegaskan (jisha ) dan
antara unsur yang ditegaskan dengan
unsur lain yang sejenis (tasha )
unsur lain yang sejenis harus memiliki
Unsur yang ditegaskan (jisha ) adalah
hubungan
unsur dalam kalimat yang ditegaskan
paradigmatik adalah hubungan antara
oleh toritatejoshi, sedangkan unsur
unsur-unsur
lain yang sejenis (tasha ) adalah
tertentu dengan unsur-unsur lain di luar
unsur di luar unsur yang ditegaskan
tataran itu yang dapat dipertukarkan
23
paradigmatik.
bahasa
Hubungan
dalam
tataran
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(Kridalaksana, 2008:154). Pada contoh
Konsep di atas menjelaskan bahwa
kalimat (12) subtitusi antara unsur yang
struktur X mo P memiliki makna
ditegaskan ginkou ‘bank’ dan unsur lain
tersurat yaitu tentang X adalah P, dan
yang sejenis yuubinkyoku ‘kantor pos’,
bersamaan dengan itu memunculkan
dilihat berdasarkan kemiripan makna
makna tersirat yaitu ada sesuatu selain
dan juga fungsinya di dalam kalimat.
X yang dilambangkan dengan (-X).
‘Bank’ dan ‘kantor pos’ memiliki
Pada kalimat (13) X adalah
makna yang hampir sama yaitu ‘instansi
nihonjin wa mukashi ‘orang Jepang
yang tutup pada hari minggu.’
dahulu’,
b. Makna tersurat (shuchou) dan makna
tabete ita ‘mengukus nasi kemudian
P adalah kome o mushite
tersirat (fukumi)
makan’. Jadi, makna tersurat dari
Makna tersurat (shuchou) adalah
kalimat (13) adalah X ni tsuite P atau
makna jelas yang ditegaskan oleh
Nihonjin wa mukashi kome o mushite
toritatejoshi,
sedangkan
makna
tabete
ita.
‘Orang
mengukus
yang terkandung dalam suatu kalimat.
Bersamaan dengan hal itu muncul
Contoh kalimat:
makna lain secara tersirat yang tidak
米 蒸
(13) 日本人
[昔]
食べ い
Nihonjin wa [mukashi]
mo
kome o mushite tabete ita.
‘Orang Jepang [dahulu] pun
mengukus
nasi
kemudian
makan.’
(Teramura, 1998:45)
terdapat
di
kemudian
dahulu
tersirat (fukumi) adalah makna samar
Teramura
nasi
Jepang
dalam
makan.’
kalimat,
yaitu
Nihonjin wa ima mo mukashi to onaji
you ni
kome o mushite tabete ita.
‘Orang Jepang sama halnya dengan
dahulu, sekarang pun mengukus nasi
kemudian
makan’
dilambangkan
dengan (-X).
(1991:73)
memaparkan makna partikel penegas
5.
(toritatejoshi) moke dalam konsep dasar
(Toritatejoshi)
berikut:
X
P
Lingkupan
→ X
X
い
以外
P
Partikel
Mo
di
Penegas
dalam
Kalimat
あ
(-X)
Menurut
あ
Kridalaksana
(2001:128) lingkupan atau scope adalah
24
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
b. Lingkupan Bentuk II
jangkauan makna yang dicakup oleh
makna
suatu
unsur.
Pada lingkupan jenis ini partikel
Kemunculan
partikel penegas (toritatejoshi) mo di
penegas
dalam kalimat menunjukkan sejauh
muncul secara langsung, namun
mana jangkauan makna sebuah unsur
muncul di belakang unsur yang ada
yang menunjukkan pertambahan di
di depan predikat dalam kalimat.
dalam kalimat.
Lingkupan toritate bentuk ini tidak
Menurut
Numata
ada
(1992:66)
(toritatejoshi)
hubungannya
mo
dengan
tidak
posisi
penegas
partikel penegas (toritatejoshi) mo,
(toritatejoshi) mo terdiri dari dua bentuk
tetapi ditetapkan berdasarkan makna
yang diuraikan di bawah ini.
antara unsur yang ditegaskan dengan
a. Lingkupan bentuk 1
unsur lainnya yang sejenis.
lingkupan
partikel
Lingkupan
jenis
ini
Contoh kalimat:
merupakan
lingkupan yang paling sederhana
karena
partikel
(15) [頭 冷
]
く
い
救急車 呼
[Atama mo hiyashita ] ga yoku
naranai node kyuukyuusha o
yonda.
‘Karena
[kepala
sudah
dikompres] pun tidak membaik,
saya panggil ambulan.’
penegas
(toritatejoshi) mo langsung muncul
setelah lingkupan atau unsur yang
ditegaskan.
Contoh kalimat:
(14) [
Pada kalimat (15) ungkapan
海外
高く評価
車]
い
[Kono kuruma ] mo kaigai de
takaku hyouka sarete iru.
‘[Mobil ini] juga di luar negeri
sangat diapresiasi.’
atama mo hiyashita
sudah dikompres’ partikel penegas
(toritatejoshi)
untuk
selain kepala, tetapi menjelaskan ada
dengan cara melihat satuan lingual
langsung
tidak
tubuh lain yang sudah dikompres
kalimat (14) dapat diidentifikasi
melekat
mo,
menjelaskan bahwa ada anggota
Lingkupan yang ditegaskan pada
yang
kepala pun
perbuatan lain yang dilakukan selain
dengan
mengompres kepala. Pada intinya
partikel penegas (toritatejoshi) mo,
kalimat
yaitu kono kuruma ’mobil ini.’
25
(15)
partikel
penegas
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(toritatejoshi)
menjelaskan
mo
bukan
atama
untuk
dasar yaitu teknik sadap. Teknik
‘kepala’
sadap disebut sebagai teknik dasar
melainkan menjelaskan atama
o
dalam metode simak karena pada
kepala’,
hakikatnya penyimakan diwujudkan
menegaskan unsur yang lebih luas
dengan penyadapan. Menyadap tidak
yaitu menjelaskan unsur lain selain
hanya berkaitan dengan penggunaan
unsur di depan partikel penegas
bahasa secara lisan
(toritatejoshi) mo berupa klausa.
penggunaan bahasa secara tertulis.
hiyashita ‘
mengompres
dengan teknik lanjutan yang terdiri
Penelitian ini terdiri dari tiga
dari teknik simak libat cakap, simak
tahap penelitian yaitu tahap penyediaan
bebas libat cakap, catat, dan rekam
data, tahap analisis data, dan tahap
(Mahsun, 2012:93).
penyajian hasil analisis data. Berikut
metode
dan
teknik
b. Metode cakap adalah cara yang
yang
digunakan untuk memperoleh data
digunakan dalam masing-masing tahap.
dengan
Penulis menggunakan teori Sudaryanto
lisan. Metode ini memiliki teknik
dasar
1. Metode dan Teknik Penyediaan
atau
teknik
pancing,
stimulasi
dapat
berupa bentuk atau makna-makna
data
yang biasanya tersusun dalam bentuk
dikelompokkan menjadi tiga macam
daftar
yaitu metode simak, metode cakap, dan
pertanyaan.
Selanjutnya,
teknik pancing diikuti dengan teknik
metode introspeksi (Mahsun, 2012:92).
lanjutan yang terdiri dari teknik
a. Metode simak adalah cara yang
lanjutan cakap semuka dan teknik
digunakan untuk memperoleh data
menyimak
yaitu
Pancingan
Data
dengan
percakapan
melalui penggunaan bahasa secara
metode dan teknik penelitian.
penyediaan
melakukan
dengan informan. Data diperoleh
(2016) dan Mahsun (2012) untuk
Metode
juga
Selanjutnya, teknik sadap diikuti
C. Metode Penelitian
adalah
tetapi
lanjutan cakap tansemuka (Mahsun,
penggunaan
2012:96).
bahasa. Metode ini memiliki teknik
26
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Tottochan” diperoleh delapan (8) data
c. Metode introspeksi adalah metode
data
dengan
kalimat. Dari novel “Noruwei no Mori”
intuisi
kebahasaan
jilid 1 terdapat sembilan (9) data
peneliti yang meneliti bahasa yang
kalimat. Dari novel “Noruwei no Mori”
dikuasainya untuk menyediakan data
jilid 2 terdapat enam (6) data kalimat.
yang diperlukan bagi analisis sesuai
Selanjutnya,
dengan
terdapat dua (2) data kalimat dan dari
penyediaan
memanfaatkan
tujuan
penelitiannya
novel
“Botchan”
novel “Umibe no Kafka ” jilid 1
(Mahsun, 2012:96).
Pada
dari
penelitian
ini,
proses
dilakukan
dengan
Kedua, penulis melakukan tahap
menggunakan metode simak dengan
reduksi data karena terdapat kalimat
teknik sadap sebagai teknik dasarnya
yang
dan
teknik
(linguistic form) yang sama. Dari novel
lanjutannya. Pertama data diambil dari
“Madogiwa no Tottochan” kalimat
lima (5) novel dengan menggunakan
yang direduksi terdiri dari dua (2) data
metode simak. Penulis memperoleh data
kalimat sehingga diperoleh enam (6)
dengan cara menyimak bahasa yang
data kalimat. Kalimat yang direduksi
digunakan
pada novel “Noruwei no Mori” jilid 1
penyediaan
data
teknik
catat
dalam
sebagai
novel
itu
terdapat enam (6) data kalimat.
yang
memiliki
bentuk
kebahasaan
berhubungan dengan partikel penegas
sebanyak empat (4)
(toritatejoshi) mo. Setelah menyimak,
sehingga dari novel ini diperoleh lima
penulis
(5)
menandai
menggunakan
kalimat
partikel
(toritatejoshi
mo)
yang
penambahan.
Adapun
yang
kalimat.
Kalimat
yang
direduksi dari novel “Noruwei no Mori”
penegas
bermakna
teknik
data
data kalimat,
jilid 2 sebanyak tiga (3) data kalimat,
catat
sehingga diperoleh tiga (3) data kalimat.
dilakukan setelah menandai kalimat
Kalimat yang direduksi pada novel
dengan mencatat bentuk yang relevan
“Botchan” sebanyak dua (2) data
bagi penelitian yaitu kalimat yang
kalimat,
menggunakan
sehingga
dari
novel
ini
partikel
penegas
diperoleh satu (1) data kalimat. Kalimat
yang
bermakna
yang direduksi dari novel “Umibe no
penambahan. Dari novel “Madogiwa no
Kafka ” jilid 1 sebanyak satu (1) data
(toritatejoshi)
mo
27
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
kalimat, sehingga diperoleh lima (5)
bagian
data kalimat. Total data yang diperoleh
bersangkutan.
dari kelima novel tersebut sebanyak dua
dibedakan jenisnya berdasarkan alat
puluh (20) data kalimat.
penentu,
Ketiga, tahap klasifikasi data.
Penelitian
ini
bertujuan
dari
bahasa
Metode
yaitu
yang
ini
dapat
kenyataan
yang
ditunjuk atau diacu oleh bahasa
untuk
(referent bahasa), organ pembentuk
mengetahui struktur, lingkupan dan
bahasa atau organ wicara, bahasa
makna partikel penegas (toritatejoshi
lain, perekam dan pengawet bahasa
mo) sebagai partikel penegas dengan
(tulisan), serta orang yang menjadi
makna penambahan yang terdapat pada
mitra wicara. Metode ini memiliki
kalimat
tunggal
maupun
majemuk.
teknik dasar yaitu teknik pilah unsur
Kedua
yakni
untuk
mengetahui
penentu. Alatnya ialah daya pilah
permutasi yang dapat dilakukan dari
yang bersifat mental yang dimiliki
masing-masing data kalimat, sehingga
oleh penelitinya. Daya pilah tersebut
penulis
data
terdiri dari daya pilah referensial,
Partikel
daya pilah fonetis artikulatoris, daya
mengklasifikasikan
berdasarkan
jenis
kalimat.
penegas (toritatejoshi) mo yang terdapat
pilah
pada kalimat tunggal sembilan (9) data
ortografis, daya pilah pragmatis.
kalimat, sedangkan partikel penegas
Selanjutnya
(toritatejoshi) mo yang terdapat pada
tertentu
kalimat majemuk sebelas (11) data
lanjutan yang terdiri dari teknik
kalimat.
hubung
teknik
2. Metode dan Teknik Analisis Data
translasional,
teknik
diikuti
pilah
dengan
banding
pilah
unsur
teknik
menyamakan,
hubung
memperbedakan,
Metode yang dapat digunakan
daya
teknik
banding
hubung
banding menyamakan hal pokok
untuk menganalisis data terdiri dari dua
(Sudaryanto, 2016:32).
jenis, yaitu metode padan dan metode
b. Metode agih, alat penentunya adalah
agih (Sudaryanto, 2016:15).
bagian
a. Metode padan, alat penentunya di
bersangkutan. Metode ini memiliki
luar, terlepas, dan tidak menjadi
teknik dasar yaitu teknik bagi unsur
28
dari
bahasa
yang
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
langsung, yaitu membagi satuan
(2016:93), teknik balik dapat dibedakan
lingual datanya menjadi beberapa
menjadi empat jenis yaitu teknik balik
bagian atau unsur dan unsur-unsur
tunggal biasa, teknik balik tunggal
yang
dipandang
loncat, teknik balik ganda biasa, teknik
langsung
balik ganda loncat. Teknik ganti yang
bersangkutan
sebagai
bagian
membentuk
yang
satuan
lingual
yang
dilakukan pada penelitian ini adalah
dimaksud. Selanjutnya, teknik bagi
teknik balik tunggal biasa dan teknik
unsur langsung diikuti dengan teknik
balik tunggal loncat yaitu memindahkan
lanjutan yang terdiri dari teknik lesap
unsur partikel penegas (toritatejoshi)
(delesi), teknik ganti (substitusi),
mo di dalam kalimat untuk mengetahui
teknik perluas (ekspansi), teknik
bagaimana perubahan struktur, makna,
sisip
dan
(interupsi),
teknik
balik
lingkupan
setelah
permutasi.
(permutasi), teknik ubah ujud, dan
Adapun proses analisis data adalah
teknik ulang (repetisi) (Sudaryanto,
sebagai berikut.
2016:42).
1) Menentukan struktur, makna, dan
Metode yang digunakan untuk
lingkupan kalimat.
menganalisis data dalam penelitian ini
2)
adalah metode agih. Metode agih
Membagi
satuan
lingual
data
menjadi beberapa unsur.
menggunakan alat penentu bagian dari
3) Memindahkan unsur partikel penegas
bahasa yang bersangkutan yakni bahasa
(toritatejoshi) mo di dalam kalimat.
yang diteliti. Pada penelitian ini partikel
4) Menganalisis perubahan struktur,
penegas (toritatejoshi) mo adalah alat
makna,
penentu sebagai partikel penunjuk di
permutasi. Contoh proses analisis
dalam kalimat. Adapun teknik dasar
data akan dibahas pada bagian D.
yang digunakan adalah teknik bagi
Analisis Data.
dan
lingkupan
setelah
unsur langsung yaitu membagi satuan
lingual data menjadi beberapa unsur
sedangkan
teknik
lanjutan
yang
digunakan
adalah
teknik
balik
(permutasi).
Menurut
3. Metode dan Teknik Penyajian
Hasil Analisis Data
Menurut
Sudaryanto
Mahsun
(2012:123)
hasil analisis yang berupa kaidah-
29
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
kaidah dapat disajikan melalui dua cara
data dilakukan dengan menganalisis
yaitu metode penyajian formal dan
perubahan
metode penyajian informal. Metode
lingkupan setelah permutasi.
penyajian
formal
adalah
struktur,
makna,
dan
metode
penyajian data dengan menggunakan
1. Kalimat Tunggal
tanda-tanda
a. Identifikasi struktur, makna, dan
atau
lambang-lambang
untuk menyajikan hasil analisis data.
lingkupan
Lambang-lambang
Data Kalimat:
(16) [ぼく]
S/N
yang
digunakan
pada penelitian ini terdapat pada bagian
F (daftar singkatan dan lambang).
Selanjutnya, metode penyajian informal
ン
い
ジャム
Komp/FN
イッチ
yaitu metode penyajian data dengan
struktur,
makna,
[Boku] mo ichigo jamu no
sandoitchi wa kesshite suki janai.
‘[Aku] pun sama sekali tidak
menyukai sandwich selai stroberi.’
(Umibe no Kafka I, 2002:45)
lingkupan beserta perubahan setelah
permutasi.
Contoh
penyajian
好
い
Adj2/P
menggunakan kata-kata biasa untuk
mendeskripsikan
け
Adv
サ
hasil
analisis data akan dibahas pada bagian
D. Analisis Data.
Pada
kalimat
(16)
partikel
penegas (toritatejoshi) mo melekat pada
D. Analisis Data
Analisis
nomina yang berfungsi sebagai subjek.
diawali
dengan
Unsur yang ditegaskan dan lingkupan
mengidentifikasi struktur, makna, dan
adalah boku ‘aku’. Unsur lain yang
lingkupan kalimat yang menggunakan
sejenis adalah boku no hoka ‘selain aku’
partikel penegas (toritatejoshi) mo.
(ada seseorang yang lain selain aku).
Kemudian membagi satuan lingual data
Makna tersurat adalah boku wa ichigo
menjadi beberapa unsur. Selanjutnya,
jamu no sandoitchi wa kesshite suki
proses analisis data dilakukan dengan
janai. ‘Aku sama sekali tidak menyukai
cara memindahkan partikel penegas
sandwich selai stroberi’. Sedangkan
(toritatejoshi) mo di dalam kalimat
makna tersirat adalah boku no hoka
(permutasi). Terakhir, penganalisisan
30
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
ichigo jamu no sandoitchi wa kesshite
lingkupan. Unsur yang ditegaskan dan
suki janai. ‘Ada orang lain selain aku
lingkupan pada kalimat (16’) adalah
yang sama sekali tidak menyukai
ichigojamu no sandoitchi ‘sandwich
sandwich selai stroberi.’
selai stroberi’. Unsur lain yang sejenis
adalah ichigojamu no sandoitchi no
hoka ‘selain sandwich selai stroberi’.
b. Permutasi
Makna tersurat dari kalimat
(16’) ぼく
[い
ジャム サン
S/N
Komp/FN
好
イッチ] け
Adv
Adj2/P
(16’) adalah boku wa ichigo jamu no
sandoitchi ga kesshite suki janai. ‘Aku
sama sekali tidak menyukai sandwich
い
Boku wa [ichigo jamu no
sandoitchi]
mo kesshite suki
janai.
‘Aku sama sekali tidak menyukai
[sandwich selai stroberi] juga.’
selai stroberi.’
tersirat adalah boku wa ichigo jamu no
sandoitchi no hoka (tatoeba painappuru
jamu) kesshite suki janai.
sandwich selai stroberi misalnya selai
seperti yang terdapat pada kalimat (16’)
nanas.’
yaitu partikel penegas (toritatejoshi) mo
Uraian
di
atas
dapat
digambarkan pada tabel berikut ini.
yang diletakkan setelah boku ‘aku’
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah ichigo jamu no
sandoitchi ‘sandwich selai stroberi’
(frase nomina yang berfungsi sebagai
Sebelum
Permutasi
Struktur:
Permutasi
S/N→
Setelah
permutasi
Struktur:
S/N + Tj mo
Komp F/N
Komp/FN+Tj
Lingkupan:
mo
S/N
Lingkupan:
Tj mo
komplemen).
Komp/FN
Makna
Analisis
‘Ada yang
sama sekali tidak aku sukai selain
Permutasi pada kalimat (16)
c.
Sedangkan makna
Perubahan
Struktur,
Tj
mo
tersurat/unsur
Makna, dan Lingkupan
Partikel penegas (toritatejoshi)
yang ditegaskan:
Makna
∞ S/N
tersurat/unsur
yang ditegaskan:
mo setelah dipermutasikan mengalami
perubahan
struktur,
makna,
Makna
dan
tersirat/unsur
31
∞ Komp/FN
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
lain
yang
kara hyakuen-dama o dashite, choukin-
Makna
sejenis:
tersirat/unsur
≈ S/N
lain
bako ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang
yang
100 yen dari saku dan memasukkan ke
sejenis:
dalam celengan’, sedangkan makna
≈ Komp/FN
tersirat adalah boku no hoka tatoeba
2. Kalimat Majemuk
Rin-san poketto kara hyakuen-dama o
a. Identifikasi struktur, makna, dan
dashite, choukin-bako ni ireta.
‘Ada
orang selain aku misalnya Sdr. Rin yang
lingkupan
mengeluarkan uang 100 yen dari saku
dan memasukkan ke dalam celengan.’
Data Kalimat:
(17) [ぼく]
ポケッ
S/N
Adv/N
百円玉
O/FN
b. Permutasi
Kalimat
Klausa koordinat
ini
dapat
dipermutasikan
menjadi tiga kalimat, yaitu sebagai
出
P/V
彫金箱 入
Adv/N P/V
klausa induk
[Boku ] mo poketto kara hyakuendama o dashite, choukin-bako ni
ireta.
‘[Aku] juga mengeluarkan uang
100 yen dari saku dan memasukkan
ke dalam celengan.’
(Noruwei no Mori I, 1991:200)
Pada
kalimat
(17)
berikut:
(17’) ぼく
S/N
[ポケッ
Adv/N
]
百円
O/FN
Klausa koordinat
玉
出
彫金箱
P/V
Adv/N
Klausa induk
入
P/V
Boku wa [poketto kara ] mo
hyakuen-dama o dashite, choukinbako ni ireta.
‘Aku mengeluarkan uang 100 yen
[dari saku] juga dan memasukkan
ke dalam celengan.’
partikel
penegas (toritatejoshi) mo melekat pada
nomina yang berfungsi sebagai subjek.
Unsur yang ditegaskan dan lingkupan
adalah boku ‘aku’. Unsur lain yang
sejenis adalah boku no hoka ‘selain saya’
Permutasi pada kalimat (17’)
(ada seseorang yang lain selain saya).
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
Makna tersurat adalah boku wa poketto
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
32
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
(17’’’) ぼく ポケッ
S/N
Adv/N
dipermutasikan setelah partikel kara
yang
melekat
pada
nomina
yang
Klausa koordinat
berfungsi sebagai adverbia dan berada
出
P/V
di dalam klausa koordinat.
(17’’) ぼく
S/N
ポケッ
Adv/N
百円玉
O/FN
[ 彫金箱]
入
Adv/N
P/V
Klausa induk
[百円玉]
O/FN
Boku wa poketto kara hyakuendama o dashite, [choukin-bako]
ni mo ireta.
‘Aku mengeluarkan uang 100
yen dari saku dan memasukkan
ke dalam [celengan] juga.’
Klausa koordinat
出
彫金箱 入
P/V
Adv/N
P/V
Klausa induk
Boku wa poketto kara [hyakuendama ] mo dashite, choukinbako ni ireta.
‘Aku mengeluarkan [uang 100
yen] juga dari saku dan
memasukkan ke dalam celengan.’
Permutasi pada kalimat (17’’’)
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah partikel ni yang
Permutasi pada kalimat (17’’)
melekat pada nomina yang berfungsi
adalah partikel penegas (toritatejoshi)
sebagai adverbia dan berada di dalam
mo yang diletakkan setelah boku ‘aku’
klausa induk.
(nomina yang berfungsi sebagai subjek)
dipermutasikan setelah hyakuen-dama
c.
Analisis
Perubahan
‘uang 100 yen’ (frase nomina yang
Makna, dan Lingkupan
Struktur,
Partikel penegas (toritatejoshi)
berfungsi sebagai objek) yang berada
mo setelah dipermutasikan mengalami
dalam klausa koordinat.
perubahan
struktur,
makna,
dan
lingkupan. Unsur yang ditegaskan dan
lingkupan pada kalimat (17’) adalah
poketto kara ‘dari saku’. Unsur lain
yang sejenis adalah poketto kara no
33
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
hoka tatoeba saifu kara ‘selain dari
saku,
saku misalnya dari dompet.’ Makna
celengan.’
dan
Unsur
tersurat dari kalimat (17’) adalah boku
memasukkan
yang
ke
dalam
ditegaskan
dan
o
lingkupan pada kalimat (17’’’) adalah
dashite, choukin-bako ni ireta. ‘Aku
choukin-bako ni ‘ke dalam celengan’.
mengeluarkan uang 100 yen dari saku
Unsur lain yang sejenis adalah choukin-
dan memasukkan ke dalam celengan.’
bako no hokani ‘selain ke dalam
Sedangkan makna tersirat adalah boku
celengan.’ Makna tersurat dari kalimat
wa poketto kara no hoka tatoeba saifu
(17’’’) adalah boku wa poketto kara
kara hyakuen-dama o dashite, choukin-
hyakuen-dama o dashite, choukin-bako
bako ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang
ni ireta. ‘Aku mengeluarkan uang 100
100 yen selain dari saku, misalnya
yen dari saku dan memasukkan ke
dompet dan memasukkan ke dalam
dalam celengan.’ Sedangkan makna
celengan.’
tersirat adalah boku wa poketto kara
wa
poketto
kara
Unsur
yang
hyakuen-dama
ditegaskan
dan
hyakuen-dama o dashite, choukin-bako
lingkupan pada kalimat (17’’) adalah
no hoka ni ireta. ‘Aku mengeluarkan
hyakuen-dama ‘uang 100 yen’. Unsur
uang
lain yang sejenis adalah hyakuen-dama
memasukkan ke dalam selain celengan.’
no hoka no okane ‘uang selain 100 yen.’
Uraian di atas dapat digambarkan pada
Makna tersurat dari kalimat (17’’)
tabel berikut ini.
100
yen
dari
saku,
dan
adalah boku wa poketto kara hyakuendama o dashite, choukin-bako ni ireta.
Sebelum
‘Aku mengeluarkan uang 100 yen dari
Permutasi
saku
dan
memasukkan
ke
dalam
Permutasi
Setelah
permutasi
Struktur:
S/N KK→
Struktur : Adv/N
celengan.’ Sedangkan makna tersirat
S/N+Tj mo
Pa KK
+ Pa + Tj mo
adalah boku wa poketto kara hyakuen-
Lingkupan :
Lingkupan :
dama no hoka no okane o dashite,
S/N KK
Adv/N + Pa
choukin-bako
ni
ireta.
mo
‘Aku
mengeluarkan uang selain 100 yen dari
34
Tj
mo
Tj
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Makna
Makna
yang
yang ditegaskan :
tersurat/unsur
tersurat/unsur
ditegaskan :
∞Adv/FN Pa KI
yang
yang ditegaskan :
∞ S/N KK
ditegaskan :
∞Adv/N Pa KK
Makna
Makna
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
∞ S/N KK
Makna
Makna
lain yang
yang sejenis :
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
sejenis :
lain yang
yang sejenis :
sejenis :
≈Adv/N Pa KK
≈ S/N KK
≈Adv/FN Pa KI
≈ S/N KK
Struktur : S/N
S/N
Struktur : O/FN +
E. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Berdasarkan
analisis
+ Tj mo
KK→O/
Tj mo
partikel
Lingkupan:
FN KK
Lingkupan :
S/N KK
Tj
O/FN KK
penegas
data
(toritatejoshi)
mo
dalam kalimat bahasa Jepang dapat
Tj mo
disimpulkan bahwa:
mo
a.
struktur
partikel
penegas
Makna
Makna
(toritatejoshi) mo dapat melekat pada
tersurat/unsur
tersurat/unsur
nomina, frase nomina, partikel, verba,
yang
yang ditegaskan :
adjektiva
ditegaskan :
∞O/FN KK
I, dan adjektiva NA.
Makna kalimat yang menggunakan
∞ S/N KK
partikel penegas (toritatejoshi) mo
Makna
Makna
tersirat/unsur
tersirat/unsur lain
memiliki unsur yang ditegaskan,
lain yang
yang sejenis :
unsur lain yang sejenis, makna
sejenis :
≈ O/FN KK
tersurat, dan makna tersirat. Adapun
≈ S/N KK
Struktur : S/N
S/N
Struktur : Adv/FN
+ Tj mo
KK→Pa
+ Pa + Tj mo
Lingkupan :
KI
Lingkupan :
lingkupan bentuk I, karena partikel
Adv/FN Pa KI Tj
penegas (toritatejoshi) mo langsung
mo
mo
muncul setelah lingkupan atau unsur
Makna
Makna
tersurat/unsur
tersurat/unsur
S/N KK
Tj
lingkupan
partikel
(toritatejoshi)
yang ditegaskan.
35
mo
penegas
menggunakan
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
b. Partikel penegas (toritatejoshi) mo
dapat
memiliki sifat bunpuu no jiyuusei
pada:
yaitu
penyebaran,
partikel, verba, dan adjektiva NA.
sehingga memiliki mobilitas yang
6) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
tinggi,
kebebasan
dalam
arti
dipermutasikan
melekat
nomina, frase nomina,
yang melekat pada adjektiva NA
dapat
dipermutasikan secara bebas. Berikut
dapat
dipermutasikan
melekat
permutasinya.
pada:
1) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
partikel, verba, dan adjektiva I.
nomina, frase nomina,
yang melekat pada nomina dapat
c. Partikel penegas (toritatejoshi) mo
dipermutasikan melekat pada:
yang melekat pada nomina setelah
frase nomina, partikel, verba,
dipermutasikan
adjektiva I, dan adjektiva NA.
perubahan struktur melekat pada:
2) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
frase
nomina,
mengalami
partikel,
verba,
yang melekat pada frase nomina
adjektiva
dapat
dipermutasikan melekat
Pertama,
pada:
nomina, partikel, verba,
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
adjektiva I, dan adjektiva NA.
I, dan adjektiva NA.
partikel
penegas
frase nomina setelah dipermutasikan
3) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
mengalami
perubahan
struktur
yang melekat pada partikel dapat
melekat pada:
dipermutasikan melekat pada:
verba, adjektiva I, dan adjektiva NA.
nomina, frase nomina, verba,
Kedua,
adjektiva I, dan adjektiva NA.
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
4) Partikel penegas (toritatejoshi)
nomina, partikel,
partikel
partikel
setelah
penegas
dipermutasikan
mo yang melekat pada verba
mengalami
dapat dipermutasikan melekat
melekat pada: nomina, frase nomina,
pada:
verba, adjektiva I, dan adjektiva NA.
partikel,
nomina, frase nomina,
adjektiva
I,
dan
Ketiga,
adjektiva NA.
perubahan
partikel
struktur
penegas
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
5) Partikel penegas (toritatejoshi) mo
verba
yang melekat pada adjektiva I
setelah
mengalami
36
dipermutasikan
perubahan
struktur
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
melekat pada: nomina, frase nomina,
(toritatejoshi) mo juga memiliki makna
partikel, adjektiva I, dan adjektiva
‘di luar dugaan’ (igai no mo) dan dapat
NA.
juga berfungsi
Keempat,
partikel
penegas
sebagai penghalus
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
(yawarage).
adjektiva I setelah dipermutasikan,
(toritatejoshi) mo yang bermakna igai
mengalami
struktur
no mo dan yawarage diharapkan dapat
melekat pada: nomina, frase nomina,
menjadi penelitian lanjutan, sehingga
partikel, verba, dan adjektiva NA.
dapat melengkapi penelitian tentang
Kelima,
penegas
partikel
(toritatejoshi) mo yang melekat pada
Jepang.
perubahan
partikel
Partikel
penegas
di
penegas
dalam bahasa
adjektiva NA setelah dipermutasikan
mengalami
perubahan
struktur
F. Daftar Singkatan dan Lambang
No
melekat pada: nomina, frase nomina,
partikel, verba, dan adjektiva I.
Adapun
unsur
yang
ditegaskan,
1
unsur lain yang sejenis, makna
2
tersurat, serta lingkupan mengalami
perubahan mengikuti posisi dari
3
partikel penegas (toritatejoshi) mo
4
itu sendiri, namun makna tersurat
tidak
walaupun
mengalami
partikel
5
perubahan
penegas
6
(toritatejoshi) mo sudah dipermutasi.
Singk Makn
atan/
a
Lam
bang
Adj 1 Adjekti
va 1
Adj 2 Adjekti
va 1
Adv
Adverb
ia
FN
Frase
Nomin
a
KK
Klausa
Koordi
nat
KI
Klausa
Induk
N Singk
o atan/
Lamb
ang
1 P
0
1 S
1
1 Tj mo
2
1 V
3
Komp Kompl
emen
N
Nomin
a
O
Objek
1 ∞
6
1 ≈
7
1
8
mo yang memiliki makna penambahan
8
pada penelitian ini. Selain bermakna
penambahan,
partikel
9
penegas
37
Subjek
Toritate
joshi mo
Verba
Partikel
1 [ ]
5
Unsur
yang
ditegask
an/
Lingkup
an
Makna
tersurat
Makna
tersirat
Menega
skan
Penulis membatasi pembahasan
7
Predikat
1 Pa
4
2. Saran
tentang partikel penegas (toritatejoshi)
Makna
Jurnal Ayumi Vol. 5 No. 2 September 2017 (Hal. 15-38)
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa
Indonesia . Jakarta: Rineka Cipta.
Nitta, Yoshio. 2009. Gendai Nihongo
Bunpou 5 Toritate. Japan:
Kuroshio Shuppan.
Iori, Isao. 2000. Nihongo Bunpou
Handobukku.
Japan:
3A
Corporation.
Numata,Yoshiko dan Hisashi Noda.
2001. Nihongo no Toritate.
Japan: Kuroshio Shuppan.
_______. 2001. Atarashii Nihongogaku
Nyuumon. 3A Corporation.
Sudaryanto. 2016. Metode dan Aneka
Teknik
Analisis
Bahasa.
Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Kinsui, Satoshiet al.2000. Toki. Hitei to
Toritate. Japan: Iwanami Shoten.
Teramura, Hideo. 1991. Nihongo no
Shintakusu to Imi III. Japan:
Kuroshio Shuppan.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
_______________.
2008. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tsukuba Gengobunka Fooramu. 1995.
Mo no Gengogaku. Japan:
Hitsuji.
Mahsun, M.S. 2012. Metode Penelitian
Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Murakami, Haruki. 1994. Noruwei no
Mori. Tokyo: Kodansha.
_______________. 2002. Umibe no
Kafka . Japan: Shinchosha.
Murakami, Haruki. 2005. Norwegian
Wood.
Terjemahan
Jonjon
Johana dari Noruwei no Mori
(1994). Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.
Murakami, Haruki. 2008. Kafka on The
Shore. Terjemahan Th. Dewi
Wulansari dari Umibe no Kafka
(2002). Jakarta: Pustaka Alvabet.
38
39